You are on page 1of 2

PEMBAHASAN

Nur Annisa Wulandari


Pada percobaan kali dilakukan pemekatan padatan dalam air dengan menggunakan
Falling Film Evaporator (FFE). FFE adalah suatu alat untuk meningkatkan konsentrasi
dengan cara menguapkan pelarutnya. Falling film evaporator membuat larutan yang akan
dipekatkan membentuk lapisan tipis. Tujuan dari dibentuknya lapisan tipis pada umpan saat
dipanaskan adalah agar proses penguapan lebih efektif. Pada saat umpan dalam kondisi
lapisan tipis, tekanan parsial dari larutan akan meningkat sehingga penguapan akan terjadi
pada suhu yang lebih rendah. Hal ini juga akan membuat kalor yang dibutuhkan untuk proses
penguapan lebih sedikit, sehingga energy yang dibutuhkan oleh steam juga lebih kecil
(hemat).

Hal yang penting saat penggunaan alat adalah mengecek valve dan memastikan valve
yang dibuka dan ditutup benar serta mempelajari aliran dari setiap komponennya baik
umpan, steam, air pendingin, dan udara tekan. Hal ini sangat penting dikarenakan untuk
keselamatan kerja dan juga pemahaman dalam pengoperasian unit falling film evaporator itu
sendiri. Variabel pengukuran yang digunakan untuk pengamatan adalah suhu, tekanan, laju
alir, dan TDS.

Pada praktikum kali ini larutan yang akan dipekatkan adalah air kran. Kondisi operasi
praktikum ini dilakukan pada tekanan steam 2 bar. Pengontakkan cairan umpan dengan
steam dilakukan dengan tipe aliran co-current, hal ini disebabkan menara FFE yang
berbentuk vertical sehingga apabila digunakan jenis aliran counter current maka laju steam
pemanas akan terhambat oleh kondensat steam yang dihasilkan yang dapat mengakibatkan
proses evaporasi tidak akan optimal. Pada unit falling film evaporator, pelarut (air) akan
diuapkan dan menjadi effluent sebagai distilat dengan nilai TDS , berdasarkan pengamatan
pengaruh tekanan terhadap TDS adalah semakin besar tekanan maka TDS nya pun semakin
besar (air semakin pekat).

Overall fisiensi pada alat FFE ini tercapai bila jumlah nilai panas yang diserap oleh
umpan sama dengan atau mendekati jumlah nilai panas yang dilepas oleh steam yang
digunakan. Untuk mencapai kondisi tersebut maka laju alir yang digunakan harus benar-
benar tepat sebab bila laju alir yang digunakan terlalu besar maka umpan tidak akan
membentuk lapisan tipis sementara jika laju alir terlalu kecil maka lapisan tipis yang
dihasilkan juga tidak akan maksimal. Overall efisiensi pada praktikum ini sebesar 89,29%
Koefisien perpindahan panas (U) maksimum pada praktikum ini terjadi pada kondisi
operasi tekanan steam sebesar 2.0 bar dan laju alir umpan sebesar 60 kg/jam. Koefisien
perpindahan panas (U) yang diperoleh sebesar 81,84 W/m2K. Hal ini dapat menunjukan
bahwa besarnya panas yang digunakan untuk menguapkan pelarutnya. Selanjutnya dari
perhitungan diperoleh data konsentrasi umpan dan produk yakni sebesar 0.024 N dan 0.046
N

You might also like