You are on page 1of 83

SOP IGD

KEBUTUHAN ALAT DI INSTALASI IGD DAN PELAYANAN UMUM


NO ALAT ALAT UKURAN JUMLAH SATUAN
A PEMERIKSAAN
UMUM
1 Meja instrumen 2 rak 1 buah
2 Bak instrument tertutup kecil 1 buah
3 Bak instrument tertutup medium 1 buah
4 Bak instrument besar ( obsgin) 1 buah
5 Tromol kasar Diameter 2 buah
sekitar 27
cm
6 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran 23 2 buah
cm
7 Nierbekken/ Kidney disk Ukuran 30 2 buah
cm
8 Timbangan injak dewasa Sekitar 430 1 buah
x320 x 70
mm
9 Standard infus Ketinggian 1 buah
dapat diatur
sekitar 105-
185 cm
10 Lampu periksa halogen 1 Unit
11 Tensimeter/spyhgnomanometer Manset 1 buah
dewasa dewasa
12 Stetoskop dupleks dewasa 1 buah
13 Thermometer klinik ( alektrik) 1 buah
14 Tabung oksigen + regulator 1 m3 1 Unit
15 Masker oksigen+kanula nasal dewasa 2 Unit
16 Tempat tidur periksa 2 Unit
( examination bad)
17 Rak alat serbaguna 1 buah
18 Penutup baki rak alat serbaguna 2 buah
B PENANGANAN
EMERGENSI
DEWASA
1 Kit resusitasi dewasa 1 Unit
2 Endhotracheal tube dewasa 2,5 1 buah
3 Endhotracheal tube dewasa 3 1 buah
4 Endhotrachal tube dewasa 4 1 buah
5 Stilet untuk pemasangan ETT No 1 2 buah
6 Nasogastric tube dewasa 5 1 buah
Nasogastric tube dewasa 8 1 buah
C BAHAN HABIS
PAKAI
1 Benang chromic (jarum tapper 0) 2/0 1 kotak
2 Benang chromic (jarum tapper 0) 3/0 1 kotak
3 Spuit disposable (steril) 1 100 Buah
4 Spuit disposable (steril) 3 200 Buah
5 Spuit disposable (steril) 5 200 Buah
6 Spuit disposable (steril) 10 50 Buah
7 Spuit disposable(steril) 20 50 Buah
8 There-way stopcock (steril) 1 Buah
9 Infuse set dewasa 50 Buah
10 Kateter intravena 16G 50 Buah
11 Kateter intravena 18G 50 Buah
12 Kateter intravena 20 G 50 Buah
13 Kateter penghisap lender dewasa 8 1 Buah
14 Kateter penghisap lender dewasa 10 1 Buah
15 Sarung tangan steril 7 50 Pasang
16 Sarung tangan steril 7,5 50 Pasang
17 Sarung tangan steril 8 50 Pasang
18 Sarung tangan panjang (manual 7,5 5 Pasang
pasenta)
19 Sarung tangan panjang (manual 8 5 Pasang
plasenta)
20 Sarung tangan rumah tangga 2 Pasang
serbaguna
21 Sabun cair untuk cuci tangan 1 buah
22 Plester non woven 5 x 5 cm 1 buah
D INSERSI
DANEKSTRAKSI
1 Mangkok iodine 10 cm 1 Buah
2 Tanakulum Schroeder 1 Buah
3 Klem kasa lurus (sponge foster 1 Buah
straihgt)
4 Gunting mayo CVD 1 Buah
5 Alogator ekstrakto AKRD 1 Buah
6 Sonde uterus sims 1 Buah

Status
Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

INSTITUSI SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UGD
PROTAP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD

Pengertian Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD
Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru
Kebijakan Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini
Prosedur

Terima
pasien
INSTANSI SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UGD
Prosedur 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas lengkapa
dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa)
3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR, S) dan
pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera tapi
tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera dan
tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi simptomatis
(berdasar gejala) dan disarankan jika sakit berlanjut bisa berobat lagi
besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan kondisi
terakhir pasien dan boleh melakukan tindakan awal pertolongan
pertama/ baik live support (BLS) meliputi :
a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu
7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna pemeriksaan
dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi
9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan
lengkap pada status pasien
Unit terkait Rawat Inap
Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTITUSI OBSERVASI PASIEN GAWAT

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya
Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.

Prosedur Persiapan alat :

1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter

Penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.


2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas
(diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa
pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.
Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap /
rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTITUSI MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI UGD
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun non
bedah.

Tujuan Mencegah terjadinya syok


Kebijakan
Prosedur A. Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk kasus
bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly

B. Pelaksanaan tindakan
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan kulit
dengan menggunakan jari tangan.
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
c) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian tekan
dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband atau kayu
balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik amputasi
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain kasa
steril
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah
dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya tidak
berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan tanda-tanda vitalEkspresi
wajahPerkembangan pasien
Unit terkait Unit Gawat Darurat

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI OBSERVASI PASIEN GAWAT RSGMP UNSOED

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memantau keadaan pasien gawat


Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya
Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.
Prosedur Persiapan alat :

1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter

Penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.


2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas
(diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa
pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.
Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap /
rujuk.

Unit terkait Rawat Inap

Status Induk Salinan No.Distribusi


Dokumen

SOP / PROTAP
INSTANSI PENATALAKSANAAN HEACTING
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka


Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan unutk
menghindari infeksi lanjutanan
Kebijakan 1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting
2. Semua pasien dengan vulknus laceratum dan luka kurang dari 6 jam
Prosedur PERSIAPAN PERALATAN :
1. Hanscoen 11. Bak instrumen steril berisi :
2. Duk bolong steril Ø Pinset chirugis
3. Kasa steril Ø Pinset anatomi
4. Lidokain steril Ø Mosquito (klem arteri kecil)
5. Supratul Ø Naldvoulder
6. Spuit 3 cc Ø Jarum kulit
7. Betadine solution Ø Gunting
8. Alcohol 70 % 12.Cairan Na Cl
9. Benang silk untuk kulit
10. Benang catgut untuk pembuluh darah 13. Cairan H2O2 hodrogen peroksida
PENATALAKSANAAN :
1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau keluarga pasien
(informed concern)
2. Perawat memakaia handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl. Apabila kotor
siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi ± 2 cc disekitar pingiran luka
tunggu ± 5 menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang terpotong
diklem diikiat dengan benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil dengan pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka dengan rapi, setelah
luka ditutup olesi dengan betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa steril
dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10. duk bolong dibuka
11. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)
Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi


SOP / PROTAP
INSTANSI PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KLL

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada
luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
2. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
2. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah

Penatalaksaan Luka Kll.


1. Informed Concern Dan Penjelasan
2. Pemeriksaan Ttv
3. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2) Pembersihan Dengan Ns
3) Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4) Bersihkan Peralatan
5) Observasi
6) Konseling

B. Penatalaksaan Perawatan Luka Robek


1) Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2) Semua Alat Disiapkan
3) Suntikan Dengan Lidokain Merata
4) Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5) Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6) Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7) Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8) Ditutup Dengan Kasa Steril
9) Diplester / Hipafix
10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11) Bereskan Peralatan
12) Observasi
Konseling

Unit terkait IGD dan Rawat inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.03

SOP ELIMINASI
Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI PEMASANGAN KATETER URINE

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung
kemih pada wanita
Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

Kebijakan
Prosedur Persiapan alat :
1. Bak instrument steril berisis ( Pinset anatomis, Kassa)
2. Kateter sesuai ukuran
3. Urine bag
4. Sarung tangan steril
5. Desinfektan ( alcohol/ betadine)
6. Spuit 10 cc
7. Jelly
8. Plaster dan gunting
9. Perlak, pengalas dan Selimut.
10. Bengkok

Penatalaksanaan :

1. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan melepaskan


pakaian bawah
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Memakai sarung tangan
Pada Laki-Laki
4. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
5. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak + 600.
6. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar.
Pada Wanita
7. Jari tangan kiri dengan kasa membuka labia.
8. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar.
9. Bila urine telah keluar , menyambungkan pangkal kateter dengan urine bag
10. Mengunci kateter dengan larutan aquadest sesuai ukuran.
11. Memfiksasi kateter kearah paha
12. Menggantungkan urine bag disisi tempat tidur

Unit terkait Rawat Inap

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
INSTANSI PERAWATAN LUKA KOLOSTOMY

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1
SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Colostomy adalah suatu tindakan pembedahan membuka dinding abdomen yang
bertujuan untuk mengeluarkan feses.

Tujuan 1. Mengevaluasi kondisi stoma.


2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon.
3. Menjaga kebersihan stoma.
4. Mengganti balutan luka dan colostomy bag

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :.
1. Kantong colostomy dan penjepitnya
2. Kapas basah (NaCl 0,9% atau air hangat)
3. Tissue
4. Handscoen bersih dan steril
5. Nierbeken / bengkok
6. Kantong tempat balutan kotor
7. Pot
8. Gunting
9. Handuk dan perlak/pengalas
10. Betadine (kalau perlu untuk lecet dikulit)
11. Set ganti balut

Pelaksanaan
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya.
2. Memberikan privacy untuk klien.
3. Mengatur posisi tidur klien (semifowler kalau perlu).
4. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
5. Mengkaji kondisi kantong colostomy.
6. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan/nyeri disekitar stoma.
7. Mengkaji post operasi
8. Mengkaji peristaltik usus.
9. Meletakkan handuk disisi klien.
10. Mendekatkan neirbeken/bengkok.
11. Melepaskan colostomy bag yang sudah kotor dan meletakkannya di piala ginjal.
12. Mengganti handscoen dengan yang bersih / steril.
13. Membersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan kapas basah/NaCl.
14. Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan.
15. Mengeringkan kulit disekitar stoma.
16. Memasang kantong colostomy yang baru.
17. Merapikan klien dan alat-alat

Unit terkait Rawat Inap dan UGD


Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
PENGAMBILAN DAN PENYEDIAAN SPESIMEN UNTUK DIKIRIM KE
LABORATORIUM BAGI PASIEN UGD

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Pengambilan dan pendistribusian spesimen dalam keadaan fresh dan aman sebagai
bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim ke
laboratorium bagi pasien rawat inap.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium pada jam
kerja laboratorium
2. Menyediakan spesimen (Urine, feses, sputum dan sampel darah)

Prosedur Persipan Peralatan :


1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Torniquet
4. Botol darah
5. Botol urin
6. Pot / Tabung Feses
7. Pot sputum
8. Perlak dan pengalas

Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam
3. Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan dan masing-masing tempat
diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
a. Nama pasien
b. Umur
c. Tanggal pengambilan
d. Jenis pemeriksaan (UL, FL, sputum, dll)
e. Ruang rawat
4. Keluarga pasien yang mengantar spesimen ke laborat kecuali tidak ada keluarganya
diantar oleh petugas bila di lakukan dilaborat Rumah Sakit.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja pengambilan
bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan laboratorium dan
biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas)
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.06

SOP BATUK EFEKTIF

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA
INSTANSI BATUK EFEKTIF
No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran


nafas dengan cara dibatukkan
Tujuan 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
Kebijakan 1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium
Prosedur 1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan(lewat mulut, bibir
seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dankontraksi dari otot
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi,
tahan nafas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lender dalam sputum pot
12. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Unit terkait UGD dan Rawat Inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.08


SOP NAFAS DALAM

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

NAMA SOP / PROTAP


INSTITUSI LATIHAN NAFAS DALAM

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Melatih pasien melakukan nafas dalam


Tujuan 1. Meningkatkan kapasitas paru
2. Mencegah atelektasis
Kebijakan Pasien dengan gangguan paru obstruktif & restriktif
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
9. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Unit terkait Rawat Jalan, UGD

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN


LATIHAN NAFAS DALAM
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1 Cek Program terapi 1
2 Cuci tangan 1
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 2
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 1
C Tahap kerja
1 Menjaga privacy pasien 1
2 Mempersiapkan pasien 3
3 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
4
abdomen
4 Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui 6
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5 Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
5
pada punggung)
6 Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 6
7 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,
6
bibir seperti meniup)
8 Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
5
otot
9 Menjelaskan pada pasien untuk melakukan latihan inin bila mengalami
3
sesak nafas
10 Merapikan pasien
1
E Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 2
2 Berpamitan dengan klien 1
3 Mencuci tangan 1
4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Diposkan oleh Warsono Archink di 06.09

SOP NEBULIZER
Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA INSTITUSI
NEBULAIZER

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan
jalan nafas
Tujuan 1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan penyakit, seperti :
bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak nafas.

Kebijakan 1. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


2. Peralatan nebulizer standar
Prosedur Persiapan Alat :
1. Tabung O 2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
3. Masker oksigen
4. Nebulizer 1 set.
5. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.
6. Stetoskop.
7. Tissue.
8. Nierbeken/bengkok.
9. Suction (kalau perlu).

Persiapan Pasien :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
Membawa alat-alat ke dekat pasien.
Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
Menghubungkan nebulizer dengan listrik
Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow apakah timbul uap atau
embun.
Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut (posisi) yang tepat.
Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.
Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan melakukan auskultasi paru
secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai jatuh).
Unit terkait Rawat inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.12

SOP PEMBERIAN OKSIGEN


Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA PEMBERIAN OKSIGEN
INSTITUSI No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memberikan oksigen pada pasien


Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alcohol
B. Pelaksanaan :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan dengan oksigen
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan
kapas alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai perintah dokter

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat
angka pada manometer.
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila
ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki.
Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila
tabung oksigen / air steril habis
Unit terkait Rawat Inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.13

SOP PENGAMBILAN SPUTUM


Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA SOP MENGAMBIL SAMPEL SPUTUM
INSTITUSI

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan untuk mengambil sampel sputum untuk pemeriksaan diagnostik,
meliputi :
1. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam).
2. Pemeriksaan Sitologi.
3. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
4. Pemeriksaan Gram Stain : Bakteri gram negatif atau positif.

Tujuan 1. BTA : Mengidentifikasi basil tahan asampada klien yang diduga menderita
TBC, pemeriksaan ini dilakukan 3 hari secara berturut-turut.
2. Sitologi : Mengidentifikasi adanya sel-sel ganas pada klien yang dicuroigai
kanker paru.
3. Kultur dan sensitivitas : Untuk menegakkan diagnosis, menentukan jenis
mikroorganisme, dan menentukan sensitifitas klien terhadap terapi antibiotik.
4. Gram Stain : Untuk mengidentifikasi gram negatif atau gram positif.

Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Prosedur Persiapan Alat :


1. Nierbeken/bengkok.
2. Kantong plastik atau kotak untuk membawa spesimen kelaboratorium (sesuai
kebijakan RS).
3. Handscoen bersih.
4. Sikat gigi, tissue, mangkuk/kom muntah, dan masker (kalau perlu).
5. Formulir pemeriksaan laboratorium.
6. Bokal/pot sputum yang sudah diberi label

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur yanga akan dilakukan sehari sebelum
pemeriksaan, meliputi :
Sputum diambil pagi hari sebelum makan dan minum.
b. Posisi klien fowler klien fowler atau semi fowlwer.
Mengajarkan klien nafas dalam dan batuk efektif melakukan fisioterapi dada
dan postural drainage (kalau perlu).
d. Menganjurkan klien untuk banyak minum pada malam sebelum tidur (bila tidak
ada kontaindikasi).
Khusus untuk pemeriksaan sputum BTA dilakukan 3 kali/hari berturut-turut.
2. Mencuci tangan, memakai handscoen bersih.
3. Membentangkan handuk didada klien.
4. Memberi kesempatan kepada klien utnuk berkumur.
5. Memberikan bokal/pot sputum steril dan mamberitahukan agar klien tidak
menyentuh bagian dalam bokal/pot sputum.
6. Menganjurkan klien untuk melakukan batuk efektif dengan cara menarik nafas
dalam beberapa kali, lalu membatukkan sputum (bukan air ludah) langsung
dimasukkan kedalam bokal/pot sputum.
7. Mengulangi, sampai sputum terkumpul ± 5 ml.
8. Menganjurkan klien untuk berkumur dan berikan tissue.
9. Melepaskan handscoen dan buang ketempat yang sudah ditentukan.
10. Merapikan klien dan membereskan alat-alat.
11. Mencuci tangan.
12. Mengirimkan bahan pemeriksaan sputum bersama formulir pemeriksaan
kelaboratorium dengan segera.

Unit terkait Rawat Inap

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.15

SOP / PROTAP BRONCHIAL WASHING

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA BRONCHIAL WASHING
INSTITUSI No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Teknik pengeluaran secret/lender yang lengket dari trachea atau bronchus
dengan menggunakan kateter yang dimasukan melalui jalan nafas buatan.
Tujuan 1. Mengeluarkan/menghiangkan penuympuikan sekresi pulmoner pada jalan
nafas.
2. Mengambil specimen untuk analisis lab.
3. Merangsang reflex batuk pada pasien yang tersedasi atau persyarafan
terganggu, untuk memobilisasi secret kejalan nafas yang lebih besar.
Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan indikasai tertentu.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Mesin suction yang portable.
2. Kateter atraumatik steril dengna ukuran tidak lebih dari ½ diemeter lumen.
3. Sarung tangan steril dan non steril
4. Pinset steril
5. Kom bersisli larutan salin steril.
6. Spuit 5 cc
7. Stetoskop
8. Handuk dan tissue
9. Masker
10. Bengklok
11. Larutan salin.

B. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3) Posoisikan pasien semifowler kecuali ada kontraindikasi
4) Hiperoksigenasi pasien dengan oksigen 100% selama minimal 30 detik
5) Cek kelngkpan, seting suction antara 80-100 mmHg.
6) Pakai masker.
7) Gunakan handscon steril
8) Sambungkan suction dengan conectorpisahkan konektor ventilator dari ET/TT.
9) Segera masukan 1 cc larutan salin kedalam ET/TT
10) Hubungkan kembali dengan konektor ventilator dengan ET/TT, biarkan selama
3-6 kali pernafasan
11) Lepaskan konektor ,segera masukan katyeter steril kedalam ET/TT Tube sejauh
mungkin sampai terasa ada tahanan . tarik 1-2 cm.
12) Tarik kateter pelan-pelan smbil diputar lakukan hisapan secara intermiten
.aspirasi tidak bboleh lebih dari 8-10 detik
13) Segera hubungkan kembali konektor ventilator mekanik dengsn ET/T untuk
hiproksigenasiminimal 30 detik
14) Lakukan pembilasan kateter denagn larutan salin steril
15) Hiperoksigenasi pasien minimal 30 detik.
16) Cuci tangan
17) Observasi pasien.
Unit terkait Rawat Jalan, UGD

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.16

SOP FISIOTERAPI DADA

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP / PROTAP
NAMA FISIOTERAPI DADA
INSTITUSI No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu mengencerkan dan mengeluarkan
sekret.
Tujuan 1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk mengeluarkannya.
2. Memperbaiki satus respirasi klien.
3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu lama.

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :
1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
2. Bantal.
3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.
4. Tempat tidur yang dapat diatur ketinggian dan posisinya (kalau perlu).
5. Tissue.
6. Peralatan oral hygiene.
7. Nierbeken / bengkok.
8. Masker dan handscoen bersih (kalau perlu).
9. Oksigen dan suction (kalau perlu).

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya fisioterapi dada.
2. Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.
3. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri, atau sesak
nafas.
4. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi atau sputum
(jika ada).
5. Mengenakan masker, gaun dan handscoen (jika ada indikasi).
6. Melakukan fisioterapi dada :

a. Postural Drainage (Clapping) :


1) Membantu klien untuk posisi duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan.
2) Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.
3) Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien secara
bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.
4) Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot sputum.
b. Vibrasi Dada :
1) Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
2) Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi.
3) Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas getarkan
telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.
4) Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan membuangnya pada
pot sputum.
7. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru.
8. Dengan perlahan mengembalikan posisi klien apda posisi semula.
9. Melakukan oral hygiene.
10. Merapihkan klien dan peralatan.
11. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat Inap dan UGD

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.17

SOP / PROTAP Pemberian Oksigen Melalui Sungkup Muka Non


Breathing

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan Oleh :


Nama Direktur Utama

Jabatan Kepala Bidang Keperawatan Direktur Pelayanan

Tanda
Tangan
Tanggal Terbit : Unit Kerja :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pengertian :
Memasukan zat asam atau oksigen melalui mulut dan hidung dengan menggunakan Sungkup muka non breathing

Tujuan :
Memasok kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati pasien pada keadaan :
1. Hipoksemia.
2. Hipoksia.
3. Anoksia.
Kebijakan :
1. Maintenance kadar normal oksigen dalam darah.
2. Oksigenasi tidak adekuat dengan kebutuhan oksigenasi hampir 100%
Prosedur :
1. Persiapan Alat
a. Tabung Oksigen
b. Flow Meter
c. Regulator
d. Tabung Humidifier
e. Aquades Steril
f. Selang sungkup muka non breathing
2. Persiapan Pasien
a. Beri infoermasi pada pasien
b. Atur posisi pasien
3. Prosedur
a. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
b. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter
c. Pasang Regulator
d. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai tanda batas
e. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier
f. Stel oksigenasi pada tabung humidifier
g. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup
h. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman
i. Sesuaikan aliran oksigen,
j. Anjurkan pasien untuk istirahat
k. Alat-alat dirapihkan
l. Cuci Tangan
m. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen

Unit Terkait :
1. Ruang Rawat Inap
2. IGD
3. Ruang Rawat Jalan
Diposkan oleh Warsono Archink di 06.22

SOP / PROTAP PENGATURAN POSISI SIMS PADA PASIEN

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

NAMA INSTANSI SOP / PROTAP


Pemberian Posisi Sims

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

(NAMA ………
RUANGAN)

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien sims


Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus,
kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik
bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang
lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis
posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama
daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur
(buat jadwal posisi)

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Bantal seperlunya
b. Handuk atau bantal pasir
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi
perawat)
d. Pindahkan pasien ke posisi tempat tidur dengan arah berlawanan dengan posisi yang
diinginkan
e. Rapatkan kedua kaki pasien dan tekuk lututnya
f. Miringkan pasien sampai posisi agak tengkurap
g. Letakkan bantal kecil di bawah kepala
h. Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
Atur bahu atas sedikit abduksi atau siku fleksi
Letakkan bantal diruang antara dada, abdomen serta lengan atas kasur
k. Letakkan bantal di ruang antara abdomen, pelvis, paha atas dan tempat tidur
Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama
m. Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di bawah telapak kaki
n. Mencuci tangan
o. Evaluasi respon pasien
p. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit terkait a) Ruang Rawat Inap


b) Ruang Rawat Intensif

SOP / PROTAP PENGATURAN POSISI FOWLER

Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi


NAMA INSTANSI SOP / PROTAP
Pemberian Posisi Fowler

No Dokumen No Revisi Halaman

........ …. 1/1

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

(NAMA ………
RUANGAN)

Pengertian Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien fowler (duduk).
Tujuan a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi seperti ulkus decubitus,
kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur

Kebijakan a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik
bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang
lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis
posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama
daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur
(buat jadwal posisi)

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Bantal seperlunya
b. Hand roll
c. 1-2 trochanter roll
d. Papan kaki
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan
tinggi perawat)
d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat. Bila perlu carilah bantuan atau
gunakan alat bantu pengangkat
e. Naikkan posisi kepala 45-600 (bagi pasien hemiplegia, atur pasien setegak
mungkin). Instruksikan pasien untuk menekuk lutut sebelum menaikkan
bagian kepala tempat tidur. Yakinkan bahwa bokong pasien berada tepat
pada satu lekukan tempat tidur.
f. Letakkan bantal di bawah kepala, leher dan bahu (bagi klien hemiplegi, atur
dagu agak keatas)
g. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lekukan pinggang jika
terdapat celah kecil di daerah tersebut
h. Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika pasien tidak dapat
menggerakkan lengan, seperti paralisis atau tidak sadar pada ekstremitas
atas
i. Berikan hand roll jika pasien mempunyai kecenderungan deformitas pada
jari dan telapak tangan
j. Letakkan trochanter roll di sisi luar paha
k. Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari bawah lutut sampai ke tumit
l. Letakkan papan kaki pada telapak kaki pasien
m. Mencuci tangan
n. Evaluasi respon pasien
o. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit terkait a) Ruang Rawat Inap


b) Ruang Rawat Intensif

SOP / PROTAP / PPK PEMBERIAN POSISI LATERAL

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Lateral


Nomor Dokumen: No.Revisi: Halaman:

No. Dokumen Unit:

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:


Nama Direktur Utama

Jabatan Kepala Bidang Keperawatan Direktur Pelayanan Medik dan


Keperawatan
Tanda Tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit : Unit Kerja :

Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien lateral


Tujuan :
a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah
dan kontraktur
Kebijakan:
a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko
terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)
Prosedur:
1. Persiapan alat
a. Bantal 3-4
b. Gulungan handuk (handuk kecil) atau underpad (alas)
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)
d. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat.bila perlu carilah bantuan atau gunakan alat bantu pengangkat
e. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan lain yang digunakan pada
posisi sebelumnya. Beri bantal pada tempat tidur pasien bagian atas. Pindahkan pasien pada bagian atas tempat tidur. Ajak
pasien kerja sama
tekuk lutut pasien dan anjurkan untuk meletakkan tangan diatas dadanya.
Letakkan satu tangan anda dibawah bahu dan tangan yang lain dibawah paha pasien
Angkat dan tarik pasien, sesuai yang diinginkan, perintahkan pasien untuk mendorong kakinya.
f. Bantu pasien miring. Tempatkan diri anda dan pasien secara tepat sebelum bergerak
Pindahkan pasien ke posisi berlawanan
Letakkan tanagn pasien yang jauh dengan perawat ke dada dan ke tangan yang dekat dari perawat sedikit ke depan badan
pasien
Letakkan kaki pasien yang terjauh dengan perawat, menyilangkan di atas kaki yang terdekat
Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu pasien
Tarik pasien sehingga menjadi posisi miring
g. Letakkan gulungan handuk atau underpad di bawah kepala dan leher
h. Atur posisi bahu sedikit fleksi dan agak condong ke depan
Letakkan bantal di bawah tangan
letakkan bantal keras pada punggung pasien untuk menstabilkan posisi
k. letakkan 2 atau lebih bantal di antara kaki pasien dengan posisi kaki sebelah semi fleksi
Mencuci tangan
m. Evaluasi respon pasien
n. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi

Diposkan oleh Warsono Archink di 06.27

SOP / PROTAP / PPK PENGATURAN POSISI PRONASI

NAMA INSTANSI Pemberian Posisi Prone


Nomor Dokumen: No.Revisi: Halaman:

No. Dokumen Unit:

Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh:


Nama Direktur Utama

Jabatan Kepala Bidang Keperawatan Direktur Pelayanan Medik dan


Keperawatan
Tanda Tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit : Unit Kerja :

Pengertian : Cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien prone (telungkup)
Tujuan :
a. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
b. Mempertahankan tonus otot
c. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah
dan kontraktur
Kebijakan:
a. Pertahankan agar kasur yang digunakan dapat memberikan suport yang baik bagi tubuh
b. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko
terjadinya ulkus dekubitus
c. Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
d. Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama daerah tonjolan tulang
e. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur (buat jadwal posisi)
Prosedur:
1. Persiapan alat
a. Bantal kecil 2
b. Bantal besar 1
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja ( sesuai dengan tinggi perawat)
d. Atur tinggi tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan lain yang digunakan pada
posisi sebelumnya.
e. Bantu pasien dalam posisi telungkup
f. Hadapkan kepala klien di satu sisi, letakkan bantal kecil di bawah kepala tetapi tidak sampai bahu
g. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari diafragma sampai krista iliaka
h. Letakkan bantal di bawah kaki mulai dari lutut hingga tumit
Mencuci tangan
Evaluasi respon pasien
k. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi
Diposkan oleh Warsono Archink di 06.28

SOP/IK ORIENTASI PERAWAT BARU RUMAH SAKIT


Pengertian Tatacara mempersiapkan perawat baru yang berhubungan
dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi
organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab
dan wewenang bagi pegawai baru.
Tujuan 1. Mendapatkan informasi dan pandangan mengenai visi, misi,
tujuan organisasi dan tatalaksana dari organisasi di Rumah
Sakit
2. Memahami jenis-jenis pelayanan yang ada dan unit-unit dalam
organisasi Rumah Sakit
3. Mengetahui lingkungan rumah sakit untuk memudahkan adaptasi
sebelum memulai pekerjaan dalam waktu yang singkat.
4. Memahami pentingnya menjalin hubungan professional antara
perawat dengan tim kesehatan lainnya serta bidang lainnya
dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
5. Meningkatkan kemampuan kinerja klinis perawat dalam
memberikan asuhan/pelayanan prima

Sebelum bertugas di Rumah Sakit, perawat baru perlu menjalani


Kebijakan orientasi selama 6 minggu sebagai persiapan melaksanakan
tugas.
1. Sebelum melaksanakan tugas di Rumah Sakit, perawat baru
Prosedur : melaksanakan orientasi /pengenalan terhadap seluruh bagian
Rumah Sakit.
2. Masa orientasi / pengenalan selama 6 minggu
3. Selama orientasi perawat beru menggunakan seragam kemeja
lengan panjang putih dan celana panjang hitam untuk minggu
pertama. Minggu ke-2 sampai minggu ke-6 menggunakan sergam
perawat putih-putih.
4. Jadwal orientasi petugas baru :
Minggu ke I : Pembekalan olen bagian Diklat dan SDM Rumah
Sakit.
Minggu ke 2-6 : Orientasi perawat baru ke ruang perawatan
(setiap ruang perawatan 1 minggu).
5. Setelah menjalani orientasi selama 6 minggu, perawat baru
melaksanakan wawancara untuk penempatan ruang tugas.
6. Pada minggu ke - 7 petugas baru melaksanakan tugas sesuai
dengan tugas yang diberikan.

SOP/SPO PERAWATAN TRAKHEOSTOMI


Pengertian : Tindakan merawat lubang stoma pada trakheostomi dan area sekitar

Tujuan 1.
: Menjaga keutuhan jalan nafas.
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakheostomi
Kebijakan : Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Prosedur :
1. PERSIAPAN ALAT
1. Tali pengikat trakheostomi.
2. Kom/mangkuk steril, cairan NaCl, hydrogen peroksida (H2O2), spuit 10 cc.
3. Stetoskop.
4. Suction set.
5. Set ganti balut steril.
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril.
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%.
8. Nierbeken / bengkok, plester, dan gunting.
9. Sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/skort (kalau perlu).

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya serta partisipasi klien yang dibutuhkan.
2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman bagi klien dan perawat (supine atau
semifowler).
3. Membentangkan handuk didada klien.
4. Menjaga kebutuhan privacy klien.
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau.
6. Menutup sampiran (kalau perlu).
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk pembersihan
trakheostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah dan atur peralatan suction.
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat tetapi diluar lalu lintas mangkuk pertama, jangan
menyentuh bagian dalam mangkuk.
c. Menuangkan sekitar 50 ml hidrogen peroksida.
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen peroksida.
e. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama, dan normal
saline pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga tetap dibiarkan kering.
f. Membuka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada satu paket swab, dan
normal saline apda paket swab lainnya.
g. Jika trakheostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai(disposible). Buka bungkusnya,
sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahan sterilitas kanule dalam.
h. Menentukan panjang tali pengikat trakheostomi yang diperlukan dengan menggandakan
lingkar leher dam menambah 5 cm dan gunting tali pada panjang tersebut.
9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah menggunakan skort, kaca mata
pelindung, dan handscoen steril.
10. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen steril yang baru.
Pertahankan agar tangan dominan tetap steril sepanjang prosedur dilakukan.
11. Membersihkan kanule dalam.
12. Mengganti kanule dalam sekali pakai (disposible inner-canula) :
a. Membuka dan dengan hati-hati lepaskan kanule dalam dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan.
b. Melakukan penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan).
c. Mengeluarkan kanule dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan sejumlah normal
saline steril pada kanule baru tersebut. Biar4kan normal saline menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kanule dalam dengan hati-hati dan cermatm dan kunci kembali agar tetap pada
tempatnya.
e. Menghubungan kembali klien dengan sumber oksigen.
13. Membersihakn kanule dalam tak disposible :
a. Melepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan, dan masukkan kanule
tersebut kedalam mangkuk berisi hidrogen peroksida.
b. Membersihkan kanule dalam dengan sikat (tangan dominan memegang sikat dan tangan
yang tidak dominan memegang kanule.
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan normal
saline pada kanule sampai semua bagian kanule terbilas dengan baik. Biarkan normal saline
menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci.
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen.
14. Membersihkan bagian luar/sekitar kanule dan kulit sekitarnya dengan menggunakan
hidrogen peroksida, lalu bilas dengan NaCl dan keringkan dengan kasa.
15. Mengganti tali pengikat trakheostomi :
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara memasang tali yang baru.
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate. Melingkarkan kedua ujung
bebasnya mengelilingi bagian belakang leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan
kuat tetapi idak ketat. Gunting tali trakheostomi yang lama.
16. Memasang kasa pada mengelilingi kanule luar dibawah tali pengikat danfaceplate. Periksa
kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat tetapi pipa trakheostomi
tertahan dengan aman pada tempatnya.
17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakheostomi :
a. Memakai handscoen steril
b. Jika terdapat klem pada pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan dengan spuit.
c. Meminta klien menghirup nafas dalam bersamaan dengan secara perlahan mengaspirasi
udara pada cuff (biasanya 5 cc). Mengamati adanya kesulitan bernafas.
18. Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur, dan atur kembali
ketinggian tempat tidur.
19. Merapihkan peralatan.
20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.

Unit terkait : Ruang Rawat inap


Ruang kamar ICU

Dokumen : - Form lembar catatan perkembangan terintegrasi


Form observasi tanda-tanda vital

SOP/PPK CARA MERAWAT MATA


Pengertian : Tindakan mengkaji, membersihkan dan atau mengairi mata
Tujuan :
1. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
2. Mencegah infeksi mata
3. Mencegah atau merawat luka pada mata
4. Mendeteksi penyakit mata secara dini
5. Mencegah kerusakan kornea pada pasien dibius atau tidak sadar
Kebijakan:
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Observasi tanda – tanda vital
Prosedur:
1. Lihat kondisi pasien
2. Persiapan alat
a. Baskom kecil
b. Air atau cairan normal salin
c. Kain lap atau bola kapas
d. Sarung tangan bersih
3. Persiapan pasien
a. Tentukan kebutuhan perawatan mata dan instruksi dokter.
b. Jelaskan kebutuhan dan prosedur perawatan mata pada pasien. Diskusikan bagaimana pasien dapat membantu
perawat
c. Sediakan peralatan yang dibutuhkan
d. Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Pelaksanaan
a. Gunakan air atau cairan normal salin sesuai suhu ruangan
b. Dengan menggunakan kain lap atau bola kapas yang telah dibasahi oleh air atau cairan normal salin, dengan
lembut bersihkan setiap mata dari dalam ke luar sudut mata (canthus). Gunakan bola kapas yang lain atau ujung
kain lap untuk setiap mata.
c. Jika permukaan kulit mata mengeras, tempatkan secara lembut kompres hangat,atau basah diatas mata sampai
permukaan kulit mata yang keras menghilang.
d. Bereskan peralatan yang telah digunakan
e. Lepas sarung tangan
f. Cuci tangan

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi

SOP/PPK PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT (NASOGASTRIK TUBE)


Pengertian Pemberian makanan pada klien yang menggunakan selang melalui hidung menuju ke
lambung.

Tujuan Untuk mempertahankan status nutrisi dan pemberian obat.

Kebijakan
Prosedur Persiapan Alat :
1. Sejumlah makanan cair yang akan diberikan, yang sudah dihangatkan. Jumlah makanan
dan air putih berkisar 300 – 500 cc. Makanan buatan rumah sakit atau buatan pabrik.
2. Corong / spuit berukuran besar (50 cc).
3. Stetoskop.
4. Alat makan, serbet maskan / tissue.
5. Obat sesuai instruksi.
6. Tiang infus.
7. Handscoen bersih (kalau perlu)
8. Mencuci tangan.
9. Memakai handscoen bersih (kalau perlu).
10. Mengatur posisi klien (semi fowler, fowler atau high fowler).
11. Mengauskultasi peristaltik usus dan mengkaji adanya ketidaknyamanan pada abdomen
(distensi abdomen).
12. Meletakkan alas dibawah NGT.
13. Mengkaji kepatenan letak NGT :
a. Masukkan 5 – 15 cc udara kedalam NGT dan auskultasi suara diregio epigastrik.
b. Aspirasi isi residu lambung, bila lebih dari 100 cc, tunda pemberian makanan ½ - 1 jam.
Mengkaji juga warna, konsistensi, dan bau dari cairan lambung.
14. Masukkan kembali isi residu lambung.
15. Membilas NGT dengan air putih.
16. Memberikan cairan nutrisi

Secara Intermitten :

1) Memasang corong dan jaga agar udara tidak masuk kedalam selang dengan menjepit
selang NGT.
2) Memasukkan sejumlah susu/makanan cair/air buah yang telah disediakan.
3) Mengatur ketinggian corong (30 cm diatas lambung). Pemberian tidak boleh terlalu
cepat (20 menit), maupun terlalu lambat dan sesuaikan dengan karakteristik makanan /
cairan.
4) Pemberian makanan tidak boleh dipaksa dengan dorongan.

Secara Continous :
1) Menggantungkan makanan yang hendak diberikan pada tiang infus.
2) Mengeluarkan udara yang ada didalam selang.
3) Menyambungkan selang makanan dengan NGT dan mengatur tetsan sesuai waktu yang
telah ditentukan.
4) Mengunci pengatur tetesan bila semua makanan sudah masuk kedalam lambung.
Hindari masuknya udara kedalam lambung.
5) Membilas dengan air putih, memasukkan obat bila bila ada, lalu bilas kembali dengan
air putih.
17. Melepaskan corong/kantung/formula makanan dan tutup selang NGT.
18. Mempertahankan klien tetap posisi semi fowler selama 30 menit.
19. Merapihkan klien dan peralatan.
20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
21. Mencuci tangan.

Unit terkait Rawat inap dan UGD


SOP/PPK PERAWATAN MATA RUTIN
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Unit Kerja :
OPERASIONAL
Pengertian : Tindakan mengkaji, membersihkan dan atau mengairi mata
Tujuan :
1. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
2. Mencegah infeksi mata
3. Mencegah atau merawat luka pada mata
4. Mendeteksi penyakit mata secara dini
5. Mencegah kerusakan kornea pada pasien dibius atau tidak sadar
Kebijakan:
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Observasi tanda – tanda vital
Prosedur:
1. Lihat kondisi pasien
2. Persiapan alat
a. Baskom kecil
b. Air atau cairan normal salin
c. Kain lap atau bola kapas
d. Sarung tangan bersih
3. Persiapan pasien
a. Tentukan kebutuhan perawatan mata dan instruksi dokter.
b. Jelaskan kebutuhan dan prosedur perawatan mata pada pasien. Diskusikan bagaimana pasien dapat membantu
perawat
c. Sediakan peralatan yang dibutuhkan
d. Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Pelaksanaan
a. Gunakan air atau cairan normal salin sesuai suhu ruangan
b. Dengan menggunakan kain lap atau bola kapas yang telah dibasahi oleh air atau cairan normal salin, dengan
lembut bersihkan setiap mata dari dalam ke luar sudut mata (canthus). Gunakan bola kapas yang lain atau ujung
kain lap untuk setiap mata.
c. Jika permukaan kulit mata mengeras, tempatkan secara lembut kompres hangat,atau basah diatas mata sampai
permukaan kulit mata yang keras menghilang.
d. Bereskan peralatan yang telah digunakan
e. Lepas sarung tangan
f. Cuci tangan

Unit Terkait:
a) Ruang Rawat Inap
b) Ruang Rawat Intensif
Dokumen: Form Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi

KUMPULAN SOP: PERAWATAN KOLOSTOMI


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit : Unit Kerja :
Pengertian : Suatu tindakan merawat lubang stoma pada dinding abdomen
Tujuan 1.
: Mengevaluasi kondisi stoma.
2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon.
3. Menjaga kebersihan stoma.
4. Mengganti balutan luka dan colostomy bag

Kebijakan :

Prosedur : Persiapan Alat :.


1. Kantong colostomy dan penjepitnya
2. Kapas basah (NaCl 0,9% atau air hangat)
3. Tissue
4. Handscoen bersih dan steril
5. Nierbeken / bengkok
6. Kantong tempat balutan kotor
7. Pot
8. Gunting
9. Handuk dan perlak/pengalas
10. Betadine (kalau perlu untuk lecet dikulit)
11. Set ganti balut

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya.
2. Memberikan privacy untuk klien.
3. Mengatur posisi tidur klien (semifowler kalau perlu).
4. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
5. Mengkaji kondisi kantong colostomy.
6. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan/nyeri disekitar stoma.
7. Mengkaji post operasi
8. Mengkaji peristaltik usus.
9. Meletakkan handuk disisi klien.
10. Mendekatkan neirbeken/bengkok.
11. Melepaskan colostomy bag yang sudah kotor dan meletakkannya di piala ginjal.
12. Mengganti handscoen dengan yang bersih / steril.
13. Membersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan kapas basah/NaCl.
14. Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan.
15. Mengeringkan kulit disekitar stoma.
16. Memasang kantong colostomy yang baru.
17. Merapikan klien dan alat-alat
Unit terkait : Ruang Rawat inap
Ruang kamar ICU

Dokumen : - Form lembar catatan perkembangan terintegrasi


Form observasi tanda-tanda vital

KUMPULAN SOP: CARA MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT


TIDUR KE KURSI RODA
Tanggal Terbit :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Unit Kerja :

Pengertian :
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari
tempat yang satu ke tempat yang lain.
Tujuan :
1. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan

Kebijakan :
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

Prosedur A.
: PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
- Kursi roda
- Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
2. Persiapan Pasien :
- Pasien berada di tempat tidur
- Jelaskan prosedur pada pasien
- Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien
bisa menyentuh lantai.
- Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci
semua roda kursi
A. PELAKSANAAN
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
2. Kaji postural hipotensi
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang
lemah berada di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu
perawat
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul,
lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang
lainnya di belakang
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk
melakukan gerakan
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju
korsi roda
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi
roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu
perawat
12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang
paling aman
13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
Buka kunci roda pada kursi

Diposkan oleh slamet fadli di 22.33

KUMPULAN SOP: CARA MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKARD KE


TEMPAT TIDUR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit :
Unit Kerja :

Pengertian :
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak
boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari brankard ke tempat tidur yang
dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
Tujuan :
Memindahkan pasien dari brankard ke tempat tidur dengan tujuan untuk
perawatan atau tindakan medis lainnya.
Kebijakan -: Pertahankan agar kasur yang digunakan memberikan suport yanng baik bagi
tubuh.
- Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas tidur yang
lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko terjadinya ulkus dekubitus.
- Letakkan alat bantu ditempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
- Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama
daerah tonjolan tulang.
Prosedur A.
: PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
· Tempat tidur pasien dan brankar
· Sarung tangan jika perlu
2. Persiapan Pasien :
· Pasien berada di brankar
· Jelaskan prosedur pada pasien
A. PELAKSANAAN
1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur
2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke brankar/pasien
3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke tempat
tidur pasien.
7. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan yang anatomis, tidak
membungkuk secara berlebihan
8. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
9. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
Cuci tangan
Diposkan oleh slamet fadli di 23.18

SOP/IK RESUSITASI JATUNG PARU (RJP)


SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung.

Tujuan Mencegah berhentinya respirasi dan sirkulasi


b) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung / henti nafas melalui resusitasi jantung paru.

Kebijakan
Prosedur A. Anamnesa
Tanda-tanda kegawatdaruratan :
a) Adanya sumbatan jalan nafas
b) Adanya henti nafas
c) Adanya henti jantung
d) Adanya perdarahan
B. Langkah – langkah pertolongan
Sebelum memulai resusitasi, tindakan pertama adalah menentukan ketidak
sadaran pasien, dengan menilai respon pasien secara cepat dengan metode
AVPU.
A – alert ( sadar penuh )
V – menjawab rangsang verbal ( bicara )
P – bereaksi atas rangsang nyeri ( pain )
U – tidak memberi reaksi ( unresponsive )
PRIMARY SURVEY
Ø Segera lakukan primary survey yaitu deteksi cepat dan koreksi segera terhadap
kondisi yang mengancam jiwa.
Cara pelaksanaan adalah dengan memeriksa :
a. ( Airway ) / JALAN NAFAS
1. Lihat, Dengar, Raba ( Look, Listen, Feel )
b. ( Breathing ) / PERNAFASAN
c. ( Circulation ) / SIRKULASI

C. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik secara lebih lengkap kita lakukan pada saat Secondary
Survey. Bila pada saat melakukan secondary survey tiba – tiba keadaan pasien
memburuk maka harus kembali melakukan primary survey.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan lebih lanjut sesuai dengan diagnosa yang ditemukan pada
saat pemeriksaan fisik.
E. Penyuluhan

Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.

SOP IGD: CARA MENJAHIT LUKA


SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena
trauma.
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
Kebijakan Dilakukan oleh perawat yang terampil.
Prosedur Persiapan alat : .
a. Alkes yang tidak steril b. Alkes yang steril
1. Brancart ( Heacting set )
2. Cauter a. gunting lurus
3. Tempat sampah tertutup medis b. gunting benkok lancip
4. Sterilisator c. klem : kean,kocker
5. Tensimeter d. pinset anatomi
6. Stetoskop e. pinset chirrurghie
7. Bengkok f. nalid voeder
8. Gunting ferband g. jarum hecting bulat
9. Ferban Gulung h. jarum heacting segitiga
10. Baskom steril / cucing i. handscoen steril
11. Masker j. benang jahuit catgut,zeide
12. Ferband k. Duk lubang steril
13. Plester : l. Kasa 1 tromol ukuran sedang
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur

Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka cukup
dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut
dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b. Jika luka robek dan kotor, maka :
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan dibersihkan dan akan
dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak,
prinsip penangananya adalah dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi ,
mengurangi rasa sakit.
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a. Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta pencahayaan yang terang.
b. Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c. Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
a. Mencuci tangan sesuai SOP.
b. Memakai handschoen steril sesuai SOP.
4. Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
a. Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk membuang kotoran di permukaan,
kemudian luka dicuci pakai H2O2 terus dibilas NaCL dengan cara menyemprotkan
cairan NaCl kedalam luka, jika luka tak berongga semprotkan cairan irigasi dan
pertahankan ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas luka, melakukan irigasi beberapa kali
sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara menggunting jaringan
yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana terjadinya cedera, umur luka dan
adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan
hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan tangan kanan
yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh darah yang
terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu memegangi, kemudian
mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan menggunakan kedua tangan
dan mengikat dengan memakai benang serap (catgut). Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan simpul bedah (surgeon’s knot).
e. Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu penutupan lukayang dilakukan
oleh pendamping).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara mengusap
dari sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih masuk ke dalam
luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka
sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
g. Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas luka
dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah
sekeliling luka sekitar 1 cm.
h. melakukan tes sensitisasi terhadap lidocain dengan cara :
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain pada
sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa : dengan
epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB maksimum
300 mg) dipinggir luka diarahkan ke samping kanan dan kiri luka sampai merata.
j. Menunggu kurang lebih 5 menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh bagian yang dianestesi
kemudian menanyakan kepada pasien apakah masih merasakan sakit atau tidak, tebal
atau tidak.
l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama cedera berlangsung, derajat
kontaminasi dan vaskularisasi.: luka lebih dari 8 jam masuk kontaminasi maka jarak
jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5 cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit. Memotong benang disesuaikan
dengan banyaknya jahitan yang akan dilakukan (satu jahitan = 5 cm benang).
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan
menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat SOP
HECTING dilembar lampiran.
3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP HEACTING.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan tepi kulit
diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan
optimal. Lihat SOP HEACTING.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu membasahinya
dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan
plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian diletakan di atas luka sampai
menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
m. Mengangkat duk, mengambil bengkok kemudian membuang sampah medis ketempat
sampah.
n. Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen).
o. Mencatat hasil kegiatan pada status pasien.
p. Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan status imunisasi
pasien dengan cara :
1). Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat terapi ATS.
2). Mencuci tangan sesuai SOP.
3). Memakai handscoen sesuai SOP.
4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas bagian
dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu
siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol mengambil
kapas dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam keluar.
8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan.
9). Lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke atas dengan sudut 15 - 20 derajat
terhadap permukaan kulit disuntikkan subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi gelembung
denganmenekan pangkal spuit pelan-pelan.
11). Tarik spuit dengan pelan-pelan.
12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm ambil
spidol untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
13). Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak.
Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas,
keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada posisi semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis dan mengambili barang-
barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan ketempat sampah medis.
17). Melepas handscoen (sesuai SOP).
18). Mencuci tangan (sesuai SOP).
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua kegiatan yang
telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien.

Unit terkait UGD


Diposkan oleh slamet fadli di 05.37

SOP / PPK PERAWATAN LUKA BAKAR


Pengertian Membersihkan pasien luka bakar dengan menggunakan cairan fisiologis dan cairan
desinfektan.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mengangkat jaringan nekrotik
Kebijakan
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Set ganti balutan steril
3. Sepuit 10 cc
4. Kasa steril
5. Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
6. Bengkok
7. Obat-obatan sesuai program
8. NaCl 0,9 % / aquadest
B. Pelaksanaan :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).
3. Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya luka dapat terlihat jelas dan mudah
dilakukan perawatan luka
4. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya luka
terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl
0,9%.
5. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara mengaliri bagian
luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan bengkok di bawah luka terlebih
dahulu..
6. Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong bagian
nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset chirurgis
dan digunting dengan gunting chirurgis mulai dari bagian yang tipis menuju ke bagian
tebal.
7. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar
dengan permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit
bula dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset anatomis lalu
kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-benar dalam kondisi kering.
9. Memberikan obat topical (silver sulfadiazin) sesuai luas luka dengan menggunakan dua
jari yang telah diolesi obat tersebut.
10. Menutup luka dengan kasa steril.
11. Memasang plester dengan digunting sesuai ukuran dan ditempelkan di atas kasa steril.
12. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
13. Membersihkan alat medis ( lihat SOP Sterilisasi).
14. Membersihkan sampah medis (lihat SOP Membuang Sampah Medis).
15. Mengobservasi keadaan umum pasien :
a. Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
b. Posisi jarum infus, kelancaran tetesan infus.
c. Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.
Diposkan oleh slamet fadli di 03.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

SOP PENGGUNAAN DC SHOK (KARDIOVERSI)


SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada
dengan menggunakan defibrillator
Tujuan Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan
organic jantung lainnya

Kebijakan Digunakan pada pasien yang mengalami gangguan kelistrikan pada jantung
Prosedur A. Alat
1. Alat Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

B. Penatalaksanaan
1. Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
4. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah
kekeliruan
6. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule
untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
7. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan
paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
8. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada
yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
9. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock
dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
10. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt
second yang lebih tinggi
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.

SOP / CARA PENANGANAN LUKA PADA PASIEN


SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

UGD ………

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada
luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
2. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
2. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah

Penatalaksaan Luka Kll.


1. Informed Concern Dan Penjelasan
2. Pemeriksaan Ttv
3. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2) Pembersihan Dengan Ns
3) Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4) Bersihkan Peralatan
5) Observasi
6) Konseling

B. Penatalaksaan Perawatan Luka Robek


1) Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2) Semua Alat Disiapkan
3) Suntikan Dengan Lidokain Merata
4) Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5) Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6) Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7) Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8) Ditutup Dengan Kasa Steril
9) Diplester / Hipafix
10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11) Bereskan Peralatan
12) Observasi
Konseling

Unit terkait IGD dan Rawat inap

SOP MERUJUK PASIEN DENGAN AMBULANCE


Pengertian 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan
membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan
dengan cepat dan aman

Kebijakan 1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam perjalanan.
2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan digantikan oleh
sopir yang sudah ditunjuk ).
3. Ambulan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan memberikan pelayanan 24 jam.
Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang sudah
diberikan terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar
biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien danPetugas
UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas
UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulan.
Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas UGD /
Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD / Rawat Inap
Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan
Diposkan oleh slamet fadli di 05.49

SOP / CARA RUJUKAN PASIEN


Pengertian 1. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan
dengan cepat dan aman

Kebijakan
Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang sudah
diberikab terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar
biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien danPetugas
UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas
UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas UGD /
Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD / Rawat Inap
Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan
Diposkan oleh slamet fadli di 05.53
SOP/CARA MENCUCI TANGAN BERSIH
Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku
dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Tujuan a) Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi
b) Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya
organisme patogen.
c) Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi
d) Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
Kebijakan Sebagai perlindungan terahdap tenaga medis maupun pasien dari infeksi
Prosedur A. Peralatan
a) Wastafel/air mengalir
b) Sabun biasa/antiseptic
c) Watafel/airmengalir
B. Prosedur kerja
1) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan (air yang mengalir). Air mengalir
membantu menyingkirkan mikroorganisme
2) Singsingkan lengan baju seragam yang panjang diatas pergelangan tangan
Anda. Memberikan akses ke jari-jari, tangan dan lengan
3) Lepaskan perhiasan dan jam tangan. Menggunakan cincin dapat meningkatkan
mikroorganisme pada tangan (Meeker, Rothrock, 1995)
4) Periksa adanya luka atau abrasi pada lengan dan jari. Area inflamasi atau luka
pada kulit dapat menjadi tempat mikroorganisme
5) Basahi kedua tangan sampai ke siku dengan air yang mengalir. Jaga tangan dan
lengan bawah berada lebih rendah dari siku selama prosedur dilakukan. Tangan
menjadi bagian yang paling bersih dari ekstremitas atas
6) Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptik pada tangan dan
gosok sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok
sampai berbusa. Jumlah bakteri berkurang secara signifikan pada tangan jika
digunakan 3-5 sabun antimikrobial (Larsen, 1987)
7) Bersihkan kedua tangan dan jari selama 10-15 detik. Gesekan dan gosokkan
mekanik mengangkat kotoran dan bakteri. Sabun antimikribial harus kontak
dengan kulit selama sedikitnya 10 detik (Garner, 1985)
8) Bersihkan punggung tangan kanan dan kiri dengan gerakan memutar secara
bergantian
9) Bersihkan sela jari kanan dan kiri dengan menyilangkan jari-jari kedua tangan
secara bergantian. Menjalin jari-jari dan ibu jari memastikan bahwa semua
permukaan dibersihkan
10) Bersihkan punggung jari kanan dan kiri secara bergantian
11) Bersihkan ibu jari kanan dan kiri secara bergantia
12) Bersihkan ujung jari kanan dan kiri pada telapak tangan secara bergantian
13) Jika area di bawah jari-jari kotor tambahkan sabun atau disikat dengan sikat
kuku. Penyikatan kotoran di bawah kuku dapat mengurangi mikroorganisme
pada tangan
14) Bilas kedua tangan secara menyeluruh, jaga tangan diatas dan siku tetap
dibawah. Pembilasan secara mekanik dapat membersihkan kotoran dan
mikroorganisme. Mengeringkan tangan mencegah kulit pecah-pecah da kasar
15) Gunakan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tangan, gerakan dari
jari ke siku. Keringkan dengan gerakan melingkar
16) Tutup kran dengan menggunakan handuk atau tissu. Mencegah kontaminasi
tangan
Diposkan oleh slamet fadli di 21.02

SOP / CARA MENCUCI TANGAN STERIL


Pengertian Mencuci tangan secara steril (suci hama) khususnya bila akan melakukan
tindakan steril
Tujuan a) Mencegah infeksi silang
b) Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan

Kebijakan Sebagai perlindungan terahdap tenaga medis maupun pasien dari infeksi
Prosedur Peralatan
a) Wastafel/air mengalir
b) Sabun biasa/antiseptik
c) Sikat lembut DTT
d) Spon
e) Handuk steril/lab bersih dan kering
f) Watafel/air mengalir

Prosedur kerja
a) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b) Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
c) Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir sampai siku, gunakan
sabun kearah lengan bawah, lakukan hal yang sama pada sebelah tangan.
d) Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atau sikat lembut kearah luar,
kemudian bersihkan jari hingga siku dengan gerakan sirkular dengan
spon. Mengulangi hal yang sama pada lengan yang lain. Lakukan selama
minimal 2 menit.
e) Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air mengalir, setelah bersih
tahan kedua tangan mengarah ketas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan
mengalir ke area bersih.
Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan bawah
dengan antiseptik minimal selama 2 menit.
g) Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air mengalir, setelah
bersih tangan diarahkan keatas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir
ke area tangan.
h) Menegakkan kedua tangan kearah atas dan jauhkan dari badan, jangan sentuh
permukaan atau benda apapun.
Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-anginkan.
Keringkan tangan mulai dari ujung jari sampai dengan siku. Untuk tangan yang
berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.

Unit terkait Rawat Jalan, UGD


Diposkan oleh slamet fadli di 02.30
KUMPULAN PROTAP KEPERAWATAN: CARA PEMASANGAN
KATETER URINE
Pengertian Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung
kemih pada wanita
Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

Kebijakan
Prosedur Persiapan alat :
1. Bak instrument steril berisis ( Pinset anatomis, Kassa)
2. Kateter sesuai ukuran
3. Urine bag
4. Sarung tangan steril
5. Desinfektan ( alcohol/ betadine)
6. Spuit 10 cc
7. Jelly
8. Plaster dan gunting
9. Perlak, pengalas dan Selimut.
10. Bengkok

Penatalaksanaan :

1. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan melepaskan


pakaian bawah
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Memakai sarung tangan
Pada Laki-Laki
4. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
5. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak + 600.
6. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar.
Pada Wanita
7. Jari tangan kiri dengan kasa membuka labia.
8. Tangan kanan memasukan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar.
9. Bila urine telah keluar , menyambungkan pangkal kateter dengan urine bag
10. Mengunci kateter dengan larutan aquadest sesuai ukuran.
11. Memfiksasi kateter kearah paha
12. Menggantungkan urine bag disisi tempat tidur

Unit terkait Rawat Inap


Diposkan oleh slamet fadli di 21.53

SOP/CARA MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun
Tujuan 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman
Kebijakan Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur
Prosedur Peralatan
1. Pakaian bersih 1 stel
2. Baskom mandi 2 buah
3. Air panas dan dingin
4. Waslap 2 buah
5. Perlak dan handuk kecil 1 buah
6. Handuk besar 2 buah
7. Selimut mandi/kain penutup
8. Celemek plastic
9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor
10. Sabun mandi
11. Bedak
12. Sarung tangan bersih
13. Pispot/urinal dan pengalas
14. Botol cebok

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4. Melepas pakaian atas klien

MEMBASUH MUKA
5. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala
6. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
7. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan
8. Menggulung perlak dan handuk

MEMBASUH LENGAN
9. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
10. Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua tangan klien
diletakkan diatas handuk
11. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian dibilas dengan
air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien)

MEMBASUH DADA DAN PERUT


12. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut bagian bawah,
kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala, membentangkan handuk pada sisi klien
13. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun, kemudian dibilas
dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup dengan handuk.

MEMBASUH PUNGGUNG
14. Memiringkan pasien kearah perawat
15. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
16. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun, kemudian dibilas
dengan air hangat dan dikeringkan
17. Memberi bedak pada punggung
18. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien mengenakan pakaian

MEMBASUH KAKI
19. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
20. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
21. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun, dibilas dengan
air bersih, kemudian dikeringkan
22. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain

MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL


23. Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi bagian bawah
dibuka
24. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas, kemudian
dikeringkan
25. Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien
26. Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Unit terkait UGD dan Rawat Inap
Diposkan oleh slamet fadli di 00.40

SOP/PROTOKOL PENANGANAN KETOASIDOSIS (KAD)


Ketoasidosis adalah keadaan dimana pasien mempunyai hasil lab dengan nilai keton > 1 mmol. Keadaan ini
didapat biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Pada pasien seperti ini diikuti dengan hasil
laboratorium AGD dengan PH < 7.35 (asidosis).
Beberapa komponen yang perlu diperhatikan dan perlu diobservasi ketat adalah:
- Urine
- Gula Darah Sewaktu (GDS)
- Keton
- Natrium dan Kalium
- Ureum dan Kreatitin

Protokol Penanganan KAD (Ketoasidosis)


- 1 jam pertama guyur dengan NaCl 0,9% 1000cc
- 1 jam kedua guyur dengan NaCl 0,9% 500cc
- 1 jam ketiga guyur dengan Nacl 0,9% 250cc
- 1 jam keempat guyur dengan Nacl 0,9% 250cc
- Selanjutnya dengan cairan Nacl 0,9% 500cc/6 jam
- Cek GDS tiap jam sampai stabil, target GDS 150-200 mg/dl
GDS 200-300 : Insulin drip 2,5 unit / jam
GDS 300-400 : Insulin drip 3 unit / jam
GDS 400-500 : Insulin drip 5 unit / jam
GDS <150 : Insulin drip stop
- Cek elektrolit dan AGD / 6 jam
- Koreksi Kalium:
Jika Kalium < 3 : KCL 50 meq / 12 jam
Jika Kalium 3-4,5 : KCL 25 meq / 12 jam
Jika Kalium 4,5-6 : KCL 25 meq / 24 jam
- Observasi produksi urine tiap jam. target diuresis urine 1-2 cc/kgbb/jam. Jika target tidak tercapai start
lasix drip 5 mg /jam

SOP/PROSEDURE INJEKSI OBAT INTRAMUSKULER (IM)


Pengertian :

Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot.


A. Persiapan alat :
1. Spuit
2. Kapas alkohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Bengkok
6. Obat yang dibutuhkan
7. Bak Instrumen.

B. Pelaksanaan :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat dimasukan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan pemijatan pada tempat yang di injeksi.
12. Merapikan pasien dan alat
13. Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperlukan :


Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.

SOP/PROSEDURE INJEKSI SUBCUTAN

Pengertian injeksi subcutan

Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik


Mendapatkan reaksi setempat
Memberikan kekebalan, misalnya. Imunisasi BCG

Persiapan alat :
1. Spuit steril 1 cc
2. Obat suntikan
3. Kapas desinfektan
4. Bengkok
5. Alat tulis

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Mengatur posisi pasien
5. Menentukan lokasi suntikan.
6. Membersihkan daerah suntikan dengan disinfektan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
. Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperlukan :


1. Daerah suntikan jangan dimasage
2. Obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan

CARA/PROSEDURE PEMBERIAN OBAT INTRAVENA

Pengertian Pemberian obat intravena:

Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah vena.

Tujuan:

Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat yang cara pemberiannya melalui intra
vena.

A. Persiapan Peralatan
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan (zalf atau cair)
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi
10. Bengkok 1
11. Gergaji ampul (kalau perlu)
12. Plester luka (contoh: “Hansaplast” atau kasa dan plester
13. Buku injeksi/daftar obat
B. Pelaksanaan
a) Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b) Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c) Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
5. Memakai hand schoon
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
9. Menusuk vena dengan kemiringan 300, dan lubang jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Membuka tourniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan “plester luka”
15. Membuang spuit ke dalam bengkok
d) Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SOP PENGAMBILAN DARAH VENA


Pengertian
Proses pengambilan darah yang dilakukan melalui intravena atau perifer.

Tujuan
Untuk mendapatkan sample darah guna pemeriksaan laboratorium.

Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja
1. Pegang bagian yang ditusuk supaya tidak bergerak
2. Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol, tunggu sampai kering
3. Pegangan agak dikencangkan untuk mengurangi rasa sakit
4. Tusuk agak dalam dengan lanset darah/jarum khusus
5. Darah yang baru keluar dihapus dengan kapas kering
6. Tetesan darah berikutnya diambil untuk pemeriksaan
7. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol ditutup dengan plester

Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil tindakan
3. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dibersihkan
4. Mencuci tangan

Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

SOP / CARA MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL


KANUL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
( SOP )
MEMBERIKAN OKSIGEN DENGAN KANUL BINASAL
Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigen.

A. Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsiel pada inspirasi yang dapat
dilakukan dengan menggunakan kanul binasal

B. Tujuan
1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia

C. Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier yang
berisi aquades sampai batas pengisiang
2. Kanulbinasal
3. Cotte budd atau tisue
4. Bengkok
5. Tanda peringatan jangan merokok
6. Plerter

D. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu mengenai tujuan dan perosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman

E. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas cuping hidung, penggunaan
otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan sianosia )
2. Perawat mencuci tangan

F. Persiapan lingkungan
1. Mennutup pintu
2. Jendela
3. Sampiran
4. Pencahayaan
G. Prosedur kerja
1. Siapkan kanul binasal 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan kanul binasal dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen dinding
3. Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotten budd atau tisue
4. Cek fungsi slowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan mengamati adanya
gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui kanul binasal kepunggung tangan
perawat
6. Pasang kanul binasal kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Atur pengikat kanul binasal dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur
8. Pastikkan kanul binasal terpasang dengan aman
9. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
10. Alat-alat dikembalikan di tempat yang sesuaitempatnya semula
11. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
12. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
13. Kontrak waktu selanjutnya

H. Evaluasi
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan

I. Dokumentasi
1. Tindakan semua di dokumentasikan
2. Wakt
3. Evaluasi
4. Respon pasien
5. Paraf
6. Nama perawat jaga

SOP / CARA MENGUKUR CVP YANG AKURAT


Mengukur CVP adalah sebuah tindakan keperawatan untuk mengetahui tekanan cairan pada vena central.

Persiapan alat:
1. CVC dengan double lumen atau triple lumen
2. Medifix line
3. Medifix Scale
4. Waterpas
5. Buku dan alat tulis

Prosedure tindakan:
1. Salam dan perkenalkan diri
2. Jelaskan prosedure dan tujuan
3. Privasi
4. Persetujuan tindakan
5. Posisikan pasien terlentang dan lurus
6. Isikan cairan pada ujung selang / line medifix yang diilitkan pada medifix scale. line medifik yanglain
dihubungkan ke pasien, yang lain lagi ke cairan infus.
7. Tentukan zero point sejajar pada pasien dengan cara, cari sela iga ke 4 mid axila
8. Setelah salah satu ujung line yang menempel pada medifix scale diisi cairan infus maka bukalah line
yang menuju ke pasien dan tutuplah line dari cairan infus
9. Tunggu lah sampai pada hasil yang sesuai dengan kondisi pasien pada saat itu
10. Pada titik terendah undulasi pada line medifix maka itulah hasil atau nilai CVP yang kita ukur
11. Catat pada buku catatan yang disediakan
12 Nilai normal CVP adalah rentang 10 - 14 CmH2O
13. Rapikan pasien dan alat-alat
14. Cuci tangan

SOP / CARA PENANGANAN LIMBAH / SAMPAH MEDIS DAN


NONMEDIS
Pengertian Secara umum term “waste” ( bahan buangan ) menunjukkan
sesuatu yang tidak berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau
barang-barang yang dibuang dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan
lain-lain bahan yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik
dan infuse, lancet, dak glas, objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa
basah), handscoen
B. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung
rokok,sampah kantor dll.
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
o Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya
dan masyarakat.
o Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang
tidak sengaja.
Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan o Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi penerapan SAK
di RS. Depkes RI Dirjen Yanmed Direktorat, RSU dan Pendidikan Th.
2005.
Prosedur A. Sampah Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dariruangan ke dalam
kantong plastik (sampah kering kecuali botol bekas obat dan infuse
set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik
terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan
memilah sampah tersebut dlaam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan memisahkan
infuse set tersendiri terpisah dari sampah kering yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan
mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.
6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set di
Incenerator.
7. Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas kebersihan

Khusus untuk botol bekas obat:


1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut dalam
wadah khusus
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat ced
‫ي‬an darah untuk pengiriman pasien ke laboratorium
B. Sampah Non Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam
kantong plastik.
2. petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila
kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan memilah
sampah kering dan basah
4. Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung pada
tempat sudah disediakan
Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA ( tempat
pembuangan akhir)

Unit terkait Bagian kebersihan/incenerator

SOP / CARA IMUNISASI ATAU PEMBERIAN VAKSIN


Pengertian
Pemberian suntukan pada bayiatau anak berupa vaksin atau kuman yang telah dilemahkan.
Tujuan
Meningkatkan kekebalan tubuh

Tahap Preinteraksi
1.Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat :
a. Alat-alat steril
- 1 buah sterilisator uap
- 2 buah spuit 5 cc
- 2 buah spuit 2 cc
- 12 buah spuit 0,1 ml dan 12 jarum BCG
- 30 jarum 1,0 dan 30 jarum DPT
- Aquades
- Pincet
- Kapas dalam tempatnya (kapas air hangat)
b. Alat-alat non-steril
- 1 buah plastic container
- 1 buah timer clock
- 1 buah timba besar berisi air
- 1 buah ampul
c. Vaksin
- BCG
- Polio
- TT
- Hepatitis B
- DPT
- Campak
- DT
3. Cuci tangan

Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan penyuluhan tentang :
- Efek obat dan cara mengatasinya
- 1-2 jam setelah diberikan vaksin polio tidak boleh diberikan ASI
- Bekas suntikan tidak boleh digosok dan jadwal imunisasi ulang harus diingat

Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Menentukan lokasi penyuntikan
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah yang akan diimmunisasi
4. Memasukkan obat sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan
5. Mengobservasi pasien
6. Mencatat tindakan pada kartu KMS
- Tanggal
- Jam
- Jenis vaksin yang diberikan
- Petugas
Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan setempat semula

Dokumentasi
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

SOP MEMBANTU PASIEN KE KAMAR MANDI


Pengertian : Memberikan pertolongan pada pasien yang hendak BAK / BAB di kamar mandi
dengan menggunakan kursi commod
Tujuan 1.: Membantu memenuhi eliminasi BAK/BAB di kamar mandi
2. Mengurangi pergerakan pasien
3. Menolong pasien yang tidak mampu ke kamar mandi secara mandiri

Kebijakan :

Prosedur 1.: Persiapan alat


a. Commod dengan roda pengunci
b. Bel untuk memanggil perawat
c. Sendal
d. Selimut mandi
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan dengan posisi diatur
sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan
a. Letakkan commod pada samping tempat tidur, pastikan roda commod terkunci.
b. Pasang sandal pasien.
c. Instruksikan pasien untuk menggenggam bahu perawat.
d. Letakkan tangan mengelilingi atau memeluk pasien. Rasional : agar tetep stabil
ketika memindahkan pasien.
e. Putar klien ke depan commod.
f. Dudukkan pasien di depan commod, gunakan posisi tubuh yang benar, pastikan
pasien dalam posisi yang aman.
g. Tutupi pasien dengan selimut mandi untuk kehangatan dan kesopanan.
h. Tempatkan bel pada area yang mudah dijangkau oleh pasien.
i. Jaga privasi dengan menutup pintu dan jendela.

Unit terkait : Ruang Rawat inap


Ruang kamar ICU

Dokumen : - Form lembar catatan perkembangan terintegrasi


Form observasi tanda-tanda vital
Diposkan oleh slamet fadli di 00.27

SOP / CARA SUCTION YANG BENAR


PENGERTIAN

Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari jalan nafas. Penghisapan ini biasanya
dilakukan melalui mulut, nasofaring, atau trakea.

TUJUAN

1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.


2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah

Persiapan Alat :
1. Alat Nonsteril.

a. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan, misal: Lysol 2%.

b. Pinset.

c. Sarung tangan/ handscoen.


d. 2 kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9% dan 1 kom kecil tertutup berisi
larutan desinfektan (savlon 1:100)

e. Tongue spatel bila perlu.

f. Kertas tissue.

g. Kantong balutan kotor.

h. Plester dan gunting.

i. 1 botol NaCl 0,9%.

j. Nierbeken / bengkok.

k. Oksigen.

2. Alat Steril.

a. Kateter penghisap (suction) steril.

Persiapan Klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya penghisapan lendir.
Prosedure :
1. Menutup sampiran (kalau perlu).
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi klien.
4. Meletakkan nierbeken didekat klien.
5. Memakai handscoen bersih.
6. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquades / NaCl 0,9%
8. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut / hidung sampai kerongkongan
9. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan memasukkan kateter dengan perlahan-
lahan dengan arah diputar.
Lama penghisapan ± 10 – 15 detik dalam 3 menit untuk mencegah hypoxia.
10. Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
11. Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
12. Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
13. Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
14. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
15. Mencuci Tangan
16. Mendokumentasikan tindakan

STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) SERAH TERIMA PASIEN


DI RUANG OPERASI

Pengertian :
Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf
kamar operasi.

Tujuan :
– Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan kamar
operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan
pasien.
– Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan :
Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon
operasi ini.

Prosedur :
1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi
2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku.
3. Petugas ruangan mengisi berita acara.
4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuksurat izin
operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.
5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi: nama, umur, no. RM, alamat,
dokter operator, diagnosis, rencana jenis operasi pasien pada pergelangan tangan kanan
pasien atau bila tidak memungkinkan pada pergelangan tangan kiri, kemudian pergelangan
kaki kanan, kemudian kiri, kemudian leher.
6. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya : persediaan obat-
obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa
bersama pasien ke kamar operasi.
7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas kamar operasi,
pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.
8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani
oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar
operasi.
10. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas, catatan
medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya
seperti obat-obatan dan persediaan darah.
11. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam berita acara oleh
asisten operasi / omloop.
12. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.
13. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.
14. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi menyerahkan pasien beserta
semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima
pasien pasca operasi.

EVALUASI
Catat dan dokumentasikan dengan rapi.

SOP TRANSPORT PASIEN ANTAR RUANGAN DENGAN KAMAR


BEDAH
Pengertian :
Tata cara transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh perawat ruangan/ bangsal dan
staf kamar operasi.

Tujuan :
– Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan kamar
operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan
pasien.
– Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan :
Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon
operasi ini.

Prosedur:
1. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh paramedik ruangan rawat inap Tergantung
kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan membawa bed atau dengan kursi roda
2. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara paramedik ruangan dengan
petugas OK, beserta status pasien dan obat-obatan yang diperlukan
3. Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan identitas pasien
4. Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport pasien untuk kemudian
dipindahkan ke brankar OK
5. Lakukan pemindahan senyaman mungkin
6. Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed pasien dikeluarkan.
7. Pasien dibawa ke koridor ruang recovery
8. Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan, beri penutup kepala,
lakukan senyaman mungkin sesuai tata krama. Tenangkan pasien.
9. Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan pasien ke meja operasi
senyaman mungkin.
10. Posisikan senyaman mungkin.
11. Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter, O2, Pasang manset
Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan pulse oksimeter/ECG Monitor sesuai
kebutuhan masing-masing pasien.

EVALUASI
Catat dan dokumentasikan hasil operan pasien.

SOP / PROSEDURE TINDAKAN OPERASI / ASISTENSI OPERASI


Pengertian :
Tata cara pelaksanaan operasi pasien oleh staf kamar operasi.

Tujuan :
– Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh dan kamar operasi agar
pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien.
– Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan :
Petugas kamar operasi bertanggung jawab atas pelaksanaan pasien calon operasi ini.

Prosedur:
1. Petugas operasi mempersiapkan peralatan, bahan, dan obat-obatan yang diperlukan untuk
operasi sesuai SOP terkait.
2. Petugas anastesi mempersiapkan peralatan dan obat-obatan anastesi serta melakukan
tindakan anstesi yang diperlukan sesuai SOP terkait.
3. Perawat sirkulasi menerima rekam medis dan data administrasi lisan dan tulisan dari petugas
pengantar pasien OK dan memasang foto rontgen pada lampu baca di masing-masing ruang
operasi.
4. Petugas kamar operasi melakukan tindakan hand scrubbing, gowning, danhandgloving sesuai
SOP yang terkait.
5. Petugas operasi melakukan chrosscheck dengan petugas OK yang bertugas mengantar pasien
ke dalam ruang operasi dan dokter operator mengenai identitas pasien, bagian yang akan
dioperasi, dan jenis operasi sebelum melakukan tidakan antisepsis dan mempersempit medan
operasi dengan doek steril.
6. Dokter operator dan petugas operasi melakukan tindakan operasi sesuai indikasi dan SOP
terkait.
7. Bila diambil jaringan atau cairan tubuh pasien untuk pemeriksaan laboratorium/ PA, wadah
diberi identitas pasien meliputi nama, umur, no. RM, tanggal pengambilan dan disertai berita
acara serah terima spesimen.
8. Setelah operasi selesai petugas operasi membuat laporan operasi, petugas anastesi membuat
laporan anastesi, dan perawat sirkulasi mendata alkes dan obat-obatan habis pakai serta
mengumpulkan ketiga dokumen tersebut dalam rekam medis pasien.
9. Pasien dipersiapkan untuk menjalani observasi dan perawatan di ruang pemulihan.
10. Setelah kondisi pasien dinyatakan oleh dokter operator dan dokter anastesi memungkinkan
untuk dipindahkan ke bangsal, petugas pengantar pasien OK menghubungi bangsal terkait
untuk menjemput pasien.
11. Dilakukan serah terima pasien dari petugas OK ke petugas ruang atau bangsal sesuai SOP di
atas.

EVALUASI
Dokumentasikan dan catat proses dan hasil selama tindakan berlangsung.

KUMPULAN SOP: CARA MEMPERSIAPKAN PASIEN OPERASI /


PEMBEDAHAN
Pengertian Suatu tindakan atau kegiatan untuk mempersiapkan pasien yang akan
menjalani tindakan operasi baik kesiapan jasmani maupun rohani serta
peralatan yang akan dipergunakan selama tindakan pembedahan
Tujuan 1. Menyiapkan pasien agar kooperatif
2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Membantu kelancaran pembedahan
4. Mengurangi resiko cedera atau terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan
Kebijakan Semua pasien dengan kasus gawat darurat dan pasien rawat inap yang
membutuhkan tindakan pembedahan.

Prosedur A. Persiapan Alat :


1. Alat pencukur rambut dan gunting rambut
2. Bengkok
3. Sabun
4. Waslap
5. Handuk
6. Alat kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter dan jenis
tindakan pembedahan
7. Baju khusus
8. Formulir Izin operasi dan Pemeriksaan penunjang
9. Stok darah
B. Penatalaksanaan :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu pasien untuk puasakan
3. Mencukur daerah yang akan diopaerasi
4. Memasang NGT, kateter sesuai program
5. Pasien/keluarga menyetujui dan menandatangani surat izin operasi
6. Mengecek kelengkapan dokumen medis/perawatan, hasil pemeriksaan
penunjang, surat izin operasi
7. Mengganti baju pasien dan memasang mitella / tutup kepala
8. Mengukur : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan, Tingkat kesadaran, Cairan
yang masuk/keluar.
9. Mengecek kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan serta darah
yang diperlukan untuk tindakan pembedahan
10. Mengantar pasien ke kamar bedah bila perlengkapan, petugas dan
kamar bedah siap.
11. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Selama menunggu tindakan pembedahan, lakukan observasi dan catat
hasilnya : Tanda-tanda vital, Tingkat kesadaran, Jumlah cairan yang
masuk dan keluar, Perkembangan pasien.
2. Segera lapor ke dokter bila timbul kelainan
3. Hindari pasien jatuh

Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.


Unit Rawat Inap
Instalasi Bedah Central
SOP IGD: CARA MEMASANG NECT COLLAR
Pengertian memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan
tulang servikal)

Tujuan 1. Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah


2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal cord
3. Mengurangi rasa sakit

Kebijakan Pemasangan nect colar dikhususkan untuk pasien dengan curiga trauma
servical.

Prosedur Persiapan alat :


1. Neck collar sesuai ukuran
2. Handscoen
3. Petugas
Penatalaksanaan :
1. Informed consent
2. Berikan penjelasan tentagn tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien terlentang dengan posisi leher segaris / anatomi
4. Petugas menggunakan masker, handscoen
5. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala
mulai dari mandibula ke arah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri
dengan tangan yang lain dan cara yang sama
6. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke bagian
belakang leher dengan sedikit melewati leher
7. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
8. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien
2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.

Diposkan oleh slamet fadli di 10.30

SOP PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
Pengertian Pengambilan dan pendistribusian spesimen darah dalam keadaan fresh dan
aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen darah untuk
dikirim ke laboratorium bagi pasien rawat inap.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium
2. Menyediakan spesimen (Urine, feses, sputum dan sampel darah)

Prosedur Persipan Peralatan :


1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Torniquet
4. Botol darah
5. Perlak dan pengalas

Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan
laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam
3. Menyediakan tempat penampungan (tabung edta) sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan dan masing-masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis
meliputi :
a. Nama pasien
b. Umur
c. Tanggal pengambilan
d. Tanggal lahir pasien
4. Perawat atau asisten perawat mengantar spesimen darah ke laboratorium.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan laboratorium
dan biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas)
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
8. Petugas laboratorium juga mencatat hasil pemeriksaannya di komputer.
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

SOP/PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN LCS/CSS


Pengertian Pengambilan dan pendistribusian specimen LCS dalam keadaan steril dan
aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnose dan pengobatan yang tepat bagi
pasien.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium.
2. Adanya indikasi pasien untuk pemeriksaan lumbal pungsi.

Prosedur Persipan Peralatan :


1. Water for injeksi
2. Needle lumbal pungsi
3. Sarung tangan steril
4. kassa steril
5. Betadine
6. lidocain
7. Spuit
Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan
laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam(dilakukan oleh
perawat ruangan atau dokter).
3. Petugas laboratorium Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan
dan masing-masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Tanggal pengambilan
d. Ruang rawat
4. Perawat atau asisten perawat mengantar spesimen ke laborat.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan
laboratorium.
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

SOP/PROSEDURE PENGAMBILAN SPESIMEN DAHAK/SPUTUM


KULTUR & BTA

Pengertian Pengambilan dan pendistribusian specimen dahak / sputum dalam keadaan


steril dan aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnose dan pengobatan yang tepat bagi
pasien.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium.
2. Menyediakan spesimen dahak untuk pemeriksaan kultur dahak atau cek BTA.

Prosedur Persipan Peralatan :


1. Water for injeksi
2. Suction
3. Sarung tangan steril
4. Botol mucus ekstraktor
5. Sarung tangan bersih

Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan
laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam(dilakukan oleh
perawat ruangan atau dokter).
3. Petugas laboratorium Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan
dan masing-masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Tanggal pengambilan
d. Ruang rawat
4. Perawat atau asisten perawat mengantar spesimen ke laborat.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan
laboratorium.
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

Diposkan oleh slamet fadli di 22.30

SOP/PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN URINE

Pengertian Pengambilan dan pendistribusian specimen urine dalam keadaan steril dan
aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium

Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnose dan pengobatan yang tepat bagi
pasien.

Kebijakan 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium.
2. Menyediakan spesimen dahak untuk pemeriksaan kultur dahak atau cek BTA.
3. Adanya indikasi pasien untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur urine
atau elektrolit urine.

Prosedur Persipan Peralatan :


1. Water for injeksi
2. Folley kateter
3. Sarung tangan steril
4. Botol specimen urine
5. Sarung tangan bersih
6. Urine bag
7. Spuit
8. Arteri klem

Penatalaksanaan :
1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku pemeriksaan
laboratorium
2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam(dilakukan oleh
perawat ruangan atau dokter).
3. Petugas laboratorium Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan
dan masing-masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi :
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Tanggal pengambilan
d. Ruang rawat
4. Perawat atau asisten perawat mengantar spesimen ke laborat.
5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja
pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar
6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan
laboratorium.
7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien
Unit terkait Laboratorium, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

Diposkan oleh slamet fadli di 02.49

SOP/CARA VISUM ET REPERTUM HIDUP & JENAZAH


Pengerti Suatu prosedure untuk melayani perrnintaan
an pembuatan visum et repertum.
Tujuan Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan
pemeriksaan pasien atau jenazah.

Sebagai bahan pedoman keluarga dan polisi dalam


menyeleseikan masalah hukum.

Sebagai penguat bukti penyebab kematian.


Kebijaka Visum adalah sebagai bahan bukti pengganti bila
n diperlukan dipengadilan.
Pelayanan visum disini adalah visum hidup dan
jenazah

Visum dilakukan oleh dokter puskesmas dan rumah


sakit yang sudah bersertifikat keahlian

Visum dilakukan dengan tekhnik steril


Prosedur 1. Rumah sakit melayani Visum hidup maupun
jenazah
2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan
tertulis oleh Kepolisian kepada Puskesmas.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD
dalam waktu 2 x 24 jam sejak kejadian oleh petugas
kepolisian
4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum,
setelah meneliti kebenaran surat, petugas menulis
tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan
maka surat permintaan Visum ada di UGD '
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita
pada saat permintaan Visum Et repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka
petugas UGD memriksa kondisi secara umum.
8. penderita yang sudah meninggal juga dapat
dilakukan di Rumah sakit yang Khusus.
9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh
Dokter yang memeriksa / menangani penderita pada
saat visum diterima.
10. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam
waktu 2 X 24 jam (hidup) 7 X 24 jam (jenazah)
11. petugas menandatangani penerimaan laporan
visum
12. dokumentasikan hasil visum (menggunakan
kamera khusus visum kemudian disimpan
dikomputer UGD)

Unit IGD, Kamar jenazah, Ambulance, Kepolisian


terkait
Diposkan oleh slamet fadli di 20.24

SOP / CARA PENANGANAN SYOK HAEMORAGIK


Pengertian Suatu tindakan yang urgent dan butuh penanganan cepat dan khusus untuk
menangani gangguan syok haemoragik (syok karena kekurangan cairan) keadaan
dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan karena adanya perdarahan.

Tujuan 1. Memulihkan perfusi pada jaringan


2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Mencegah kematian

Kebijakan Dilakukan dengan penggantian cairan secara cepat


Dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2. Neck collar
3. Balut cepat
4. Infus set
5. Plester
6. Ringer lactat
7. Monitor EKG
8. Pulse oksimeter
9. Oksigen set
10. Kateter
11. Urin bag

B. Pelaksanaan
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan)
3. Mengatur posisi pasien terlentang di tempat datar.
4. Mengecek kesadaran dengan menilai GCS pasien
5. Melakukan pengkajian ABC, jika pasien tidak sadar/tidak ada respon
6. Melakukan pemasangan infuse
7. Memasang monitor EKG
8. Memasang gastric tube
9. Memasang kateter dan nilai produksi urin
10. Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang
lebih lengkap.

Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD.

Diposkan oleh slamet fadli di 06.05

You might also like