Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
YOGYAKARTA
Disusun Oleh
2520142598
i
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “R” DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun Oleh
Pembimbing
Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo
Yogyakarta
“Jangan pernah takut untuk mencoba. Kegagalan tak datang karena kamu jatuh,
namun kegagalan datang karena kamu tak berdiri setelah jatuh.”
(@pepatah)
“Perjuangan yang kamu alami hari ini menumbuhkan kekuatan yang kamu
butuhkan untuk esok hari”
“Lakukan sesuatu yang baik untuk dirimu sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitarmu.”
(Mas Tito)
“Sukses tidak diukur dari posisi yang kita capai, tapi dari kesulitan-kesulitan yang
berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses.”
(Indra Sajfri)
“Jangan pernah jadi orang yang sok tau dan ngerendahin atau ngejudge orang lain,
karena apa yang kita bilang dan kita pikirkan, belum tentu benar. Jangan jadikan
omonganmu itu dosamu.”
(Arbani Yasiz)
(Alm.Babe Wahyu)
iv
KATA PENGANTAR
melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta memberi kemudahan dalam segala hal
“Asuhan Keperawatan pada Klien Nyonya “R” dengan Stroke Non Hemoragik di
waktu yang telah ditetapkan. Shalawat serta salam selalu penulis haturkan kepada
ini berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
v
3. Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing
uji praktik.
4. Rudi Haryono, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen penguji yang telah
kasus ini.
5. Sumirat Titis S.Kep., Ns. selaku penguji lahan yang telah memberikan
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dan
vi
10. Teman-temanku semua angkatan 25 terutama Kelas 3D yang telah
psikologi.
dengan baik.
12. Teman-teman LCS 1976, Southside 1976, Kostrat 1976, Militia 1976,
Atlascito 1976, adek Latifa Kurnia Sari, Asti, Estu, Karisma Ika, Indah,
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu secara keseluruhan.
penulis dalam laporan kasus ini, semoga dapat bermanfaat bagi para
Yogyakarta, 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
MOTTO................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
viii
5. Pemeriksaan Penunjang ................................................ 26
6. Terapi .......................................................................... 28
B. Pengelompokan Data
1. Pengelompokan Data ........................................................ 33
2. Analisa Data ..................................................................... 34
C. Diagnosa Keperawatan ......................................................... 37
D. Rencana Tindakan Keperawatan, Implementasi, Evaluasi ...... 41
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 123
B. Saran .......................................................................................... 129
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel. 2.14 : Catatan perkembangan hari ke 3 diagnosa 3......................... 68
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
A. Pengertian
neurologis serebral fokal atau global yang berkembang secara cepat dan
pada otak (stroke perdarahan) maupun suplai darah yang inadekuat pada
bagian otak (stroke iskemik) sebagai akibat aliran darah yang rendah,
1
2
cukup oksigen.
Faktor Predisposisi
darah sering diderita oleh orang yang usianya di atas 40 tahun oleh
ke otak.
adanya obesitas dengan cara mencari body mass index (BMI) yaitu
4) Hiperkolesterol
4,7%, HDL yang rendah 53,5%, dan LDL yang tinggi 69,8%.
Faktor Presipitasi
antara lain:
sampai enam kali ini sering di sebut the silent killer dan
darah otak.
C. Patofisiologi
Setelah terjadinya infark dan edema maka secara otomatis akan terjadi
D. Manifestasi Klinik
atau serangan awal stroke biasanya diawali dengan daya ingat menurun
dalam waktu 24 jam selain itu tanda dan gejala stroke dapat diamati
akibat hipoksia.
area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri dan
gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini terjadi
kranial IX. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis
E. Klasifikasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
9
a. CT Scan kepala
c. Angiografi
d. EEG (Electroencholograph)
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Fungsi Lumbal
sendiri.
G. Komplikasi
1. Fase akut
b. Oedema Cerebri
d. Aspirasi
atau menelan.
bowel.
listrik otak.
kepala cluster
H. Penatalaksanaan Medis
berikut:
membantu pernafasan.
mungkin klien harus diubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-
I. Diagnosa Keperawatan
kerusakan serebrovaskuler
neurovaskular.
sirkulasi serebral.
J. Intervensi Keperawatan
kerusakan serebrovaskuler.
14
Kriteria Hasil:
a. Nyeri kepala
b. Muntah proyektil
c. Hipertensi
d. Papil edema
neurovaskular.
Kriteria Hasil:
Pergerakan
sirkulasi serebral.
verbal
Kriteria Hasil:
keluarga
kebutuhan
Kriteria Hasil:
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA DASAR
a. Identitas Pasien
Umur : 66 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
18
19
b. Penanggung Jawab
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
c. Riwayat Kesehatan
1) Faktor Presipitasi
riwayat hipertensi.
2) Faktor Predisposisi
2. DATA FOKUS
sejak Kamis 15 Juni 2017, saat bangun tidur tiba-tiba terjatuh dari
tempat tidur, pada saat terjatuh dari tempat tidur posisi pasien sadar
b. Keluhan Utama
tidur.
badan terasa lemas, pusing gliyer. Pada tanggal 15 Juni 2017 pasien
perawatan.
21
Genogram :
X X X X
66 th
Keterangan :
: Perempuan : Menikah
penyakit Hipertensi.
22
f. Pemeriksaan Fisik
Keterangan :
Skor 12 – 13 : Apatis
Skor 11 – 12 : Somnolent
b) Nadi : 82 x / menit
c) Respirasi : 24 x / menit
d) Suhu : 36° C
3) Status Gizi
a) Berat Badan : 40 kg
IMT = BB ( kg ) / TB ( m )2
= 40 / (1,50)2
= 40 / 2,25
Keterangan :
IMT 20 – 25 = Normal
a) Kepala
(1) Rambut
(2) Wajah
(3) Mata
(4) Hidung
(5) Mulut
(6) Leher
kelenjar tiroid.
detik.
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
Keterangan :
songkongan
kontraksi.
Tabel.2.1.
Aktivitas dan Bantuan
Kemampuan
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas fisik di
√
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
26
Keterangan :
0 : Mandiri
4 : Tergantung total
g. Pengkajian Nutrisi
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Tabel.2.2.
Pemeriksaan Laboratorium
Analisa :
Tabel.2.3.
Pemeriksaan Laboratorium
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1. Hemoglobin 10.8 12.0-16.0 g/dl
2. Lekosit 5.56 4.00-11.00 10^3/uL
3. Eritrosit 4.47 4.00-5.00 10^6/uL
4. Trombosit 183 150-450 10^3/uL
5. Hematokrit 29.8 36.0-46.0 Vol%
6. Eosinofil 0 2-4 %
7. Basofil 0 0-1 %
8. Batang 1 2-5 %
9. Segmen 80 51-67 %
10. Limfosit 16 20-35 %
11. Monosit 2 4-8 %
Hemoglobin dan Hematokrit rendah mengindikasikan anemia.
2) Rontgen Thoraks
Hasil:
Bronchitis
Cardiomegali
dextra.
Kesan :
i. Terapi
Tabel.2.4.
Terapi Obat
No Nama obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek
samping
1. Acetylcystei 200 Acetylcysteine Jangan Mual dan
ne mg/8 digunakan untuk menggunakan obat muntah,
jam mengobati ini untuk pasien kulit
penyakit-penyakit yang memiliki kemerahan
30
PENGELOMPOKAN DATA
1. Pengelompokan Data
Tabel.2.5.
Pengelompokan Data
DEWASA
Pemeriksaan: CT SCAN
KEPALA TANPA KONTRAS
Hasil:
Bronchitis
Cardiomegali
17. Pada tanggal 15 Juni 2017
dilakukan pemeriksaan Head
MSCT, dengan kesan hasil:
a. Akut infark cerebri di
periventrikel lateralis dextra
b. Cronic infark cerebri di
paraventrikel lateralis dextra
c. Soft tissue swelling extra
cranial regio frontal.
18. Rambut pasien tampak kotor.
19. Kemampuan perawatan diri:
Makan / minum : 0
Toileting : 3
Berpakaian : 2
Mobilitas fisik di tempat tidur :
2
Berpindah : 2
2. Analisa Data
Tabel.2.6.
Analisa Data
Hasil:
Bronchitis
Cardiomegali
2. Data Subyektif: Kerusakan Penurunan
1. Pasien mengeluh serebrovaskuler kapasitas adatif
kepalanya terasa sakit, intrakranial
pusing gliyer.
2. Pasien mengatakan saat
akan berdiri badan terasa
berat.
Data Obyektif:
1. Tanda – tanda vital:
Tekanan Darah :
130 / 80 mmHg
Nadi: 80 x / menit
2. Pada tanggal 15 Juni 2017
dilakukan pemeriksaan
Head MSCT, dengan kesan
hasil:
a. Akut infark cerebri di
periventrikel lateralis
dextra
b. Cronic infark cerebri di
paraventrikel lateralis
dextra
3. Soft tissue swelling
extra cranial regio
frontal.
Data Obyektif:
1. Rambut pasien tampak
kotor.
2. Semua aktifitas pasien
dibantu oleh keluarga
3. Pasien terlihat lemah
4. Kemampuan perawatan
diri:
Makan / minum : 0
Toileting : 2
Berpakaian : 2
Mobilitas fisik di tempat
tidur : 2
Berpindah : 2
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Subyektif:
dan berdahak.
Data Obyektif:
b. Respirasi : 24x/menit
Hasil:
Bronchitis
Cardiomegali
Data Subyektif:
Data Obyektif:
Nadi : 80 x / menit
dengan kesan:
dengan :
Data Subyektif:
Data Obyektif:
dengan :
Data Subyektif:
oleh keluarga
39
Data Obyektif:
Kemampuan
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas fisik di
√
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Data Subyektif:
Data Obyektif :
Tabel.2.7.
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Diagnosa 1
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC: Manajemen Senin, 19 Juni 2017 Senin, 19 Juni 2017
bersihan jalan nafas tindakan Jalan Napas Jam 09.50 WIB Jam 10.00 WIB
berhubungan dengan keperawatan 1. Memonitor status 1. S : -
mukus berlebih, selama 3 x 24 jam, 1. Ajarkan 1. Untuk pernapasan O:
ditandai dengan : diharapkan keluarga dan mengeluarkan 1. Pasien tampak
NOC: Status pasien tentang dahak berat saat
Data Subyektif: Pernapasan: buang sekret bernapas
Keluarga pasien Kepatenan Jalan dengan Kiki 2. Respirasi
mengatakan batuk Napas teratasi, memotivasi 24x/menit
selama 2 minggu grok- dengan kriteria pasien untuk
grok dan berdahak hasil : melakukan
1. Pasien mampu batuk efektif. Kiki
Data Obyektif: mengeluarkan
1. Pasien tampak sekret. Jam 10.10 WIB Jam 10.20 WIB
tidak dapat 2. Respirasi 2. Monitor status 2. Untuk 2. Menemani pasien 2. S :-
mengeluarkan Rate: 16-20 pernapasan memonitor dan menanyakan O:
dahak. x/menit keadekuatan keadaannya. Pasien tampak berat
2. Respirasi: pernapasan saat bernapas
24x/menit
3. Pada tanggal 3. Kelola 3. Nebulizer dapat
Tanggal : 15 Juni nebulizer jika mengencerkan
Kiki Kiki
41
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2017 dilakukan perlu dahak sehingga Jam : 13.00 WIB Jam 13.30 WIB
Pemeriksaan: CR dahak mudah 3. Memberikan obat 3. S: -
Thorax PA dikeluarkan Acetylcysteine O:
DEWASA 4. Kolaborasi 4. Memudahkan 200 mg, serta Tidak ada reaksi obat
Pemeriksaan: CT pemberian pengenceran menganjurkan Acetylcysteine 200
SCAN KEPALA obat dan pasien untuk posisi mg masuk melalui
TANPA ekspektoran pembuangan semi fowler. oral, pasien tampak
KONTRAS sekret duduk semifowler
Hasil: 5. Posisikan 5. Memungkinkan
Bronchitis pasien upaya nafas
Cardiomegali semifowler lebih dalam dan Kiki
Kiki
lebih kuat serta
menurunkan Jam 17.15 WIB
ketidaknyamana S: -
n dada
O:
1. Pasien tampak berat
saat bernapas
2. Dahak belum keluar
3. Respirasi 20x/menit
A:
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan
dengan mukus berlebih
belum teratasi, dengan
kriteria :
42
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih masih
batuk berdahak
P:
Lanjutkan Intervensi :
1. Monitor status
pernapasan.
2. Beri posisi yang
nyaman pada tempat
tidur.
3. Buang sekret dengan
memotivasi pasien
untuk melakukan
batuk efektif
4. Kelola pemberian
obat:
a. Acetylcysteine
200 mg/ 8 jam
(per oral)
b. Ventolin 2,5 mg/
12 jam (jika
perlu)
Kiki
43
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.8.
Catatan Perkembangan Diagnosa 1
O: Kiki
1. Tanda-tanda vital: Kiki
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit Jam : 07.35 WIB Jam : 07.45 WIB
Respirasi : 22 x/menit 2. Memonitor status pernapasan pasien. 2. S:-
O:
Nadi : 80 x/menit
A: Respirasi : 22x/menit
Kiki
Masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan
mukus berlebih belum teratasi, dengan kriteria
Kiki
:
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih masih batuk berdahak
2. Respirasi : 22 x/menit
3. Pasien tampak berat ketika bernapas.
44
SOAP Implementasi Evaluasi
P: Jam : 13.00 WIB
Lanjutkan Intervensi : 3. Memberikan obat Acetylcysteine 200 mg Jam : 13.30 WIB
1. Monitor status pernapasan. (per oral) 3. S: Keluarga dan pasien mengatakan masih
2. Beri posisi yang nyaman pada tempat susah mengeluarkan dahak
tidur. O:
3. Buang sekret dengan memotivasi pasien 1. Obat Acetylcysteine 200 mg masuk
untuk melakukan batuk efektif Kiki melalui oral
4. Kelola pemberian obat: 2. Pasien tampak batuk berdahak
c. Acetylcysteine 200 mg/ 8 jam (per
oral)
d. Ventolin 2,5 mg/ 12 jam (jika perlu)
Kiki
Jam : 16.00 WIB
S: -
O:
Kiki 1. Nadi : 78 x/menit
2. Respirasi : 21 x/menit
3. Pasien tampak lebih rileks dalam bernapas
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan
jalan napas berhubungan dengan mukus berlebih
belum teratasi,dengan kriteria :
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih batuk berdahak dan dahak belum
dapat keluar
2. Nadi : 78 x/menit
3. Respirasi : 21 x/menit
45
SOAP Implementasi Evaluasi
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor status pernapasan.
2. Ajarkan batuk efektif
3. Beri posisi yang nyaman pada tempat tidur.
4. Kelola pemberian obat:
a. Obat Acetylcysteine 200 mg / 8 jam (per
oral)
b. Ventolin 2,5 mg/ 12 jam (jika perlu)
Kiki
46
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.9.
Catatan Perkembangan Diagnosa 1
47
tidur. batuk efektif tentang apa yang telah disampaikan
3. Buang sekret dengan memotivasi pasien O:
untuk melakukan batuk efektif Keluarga dan pasien mampu mengulang
4. Kelola pemberian obat: dan memperagakan apa yang telah
a. Acetylcysteine 200 mg/ 8 jam (per Kiki disampaikan perawat
oral)
Kiki
O:
1. Pasien mampu memaparkan kembali poin-
poin penyuluhan dan mempraktikkan
cara batuk efektif
2. Pasien mampu mengeluarkan dahak
3. Respirasi 20x/menit
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan
mukus berlebih teratasi, dengan kriteria :
1. Pasien mampu mengeluarkan dahak
2. Respirasi 20x/menit
48
P:
Lanjutkan intervensi:
Kelola pemberian obat:
1. Monitor status pernapasan
2. Acetylcysteine 200 mg/ 8 jam (per oral)
Kiki
49
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Tabel.2.10.
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Diagnosa 2
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Penurunan kapasitas Setelah dilakukan NIC: Monitor Senin, 19 Juni 2017 Senin, 19 Juni 2017
adaptif intrakranial tindakan tanda-tanda vital Jam: 08.00 WIB Jam: 08.05 WIB
berhubungan dengan keperawatan 1. Memonitor 1. S:
kerusakan selama 3 x 24 jam 1. Monitor tanda- 1. Tanda-tanda Tekanan darah, Pasien mengeluh
serebrovaskuler, diharapkan NOC: tanda vital vital dapat nadi, dan respirasi. badannya terasa
ditandai dengan : Perfusi Jaringan memberikan lemas.
Serebral menurun, gambaran O:
Data Subyektif: dengan kriteria keadaan umum Tekanan darah:
3. Pasien mengeluh hasil: NIC: Pemberian pasien Kiki 130/80 mmHg
kepalanya terasa 1. Sakit kepala Obat Nadi: 88 x/menit
sakit dengan skala berkurang Respirasi: 24 x/ menit
nyeri 3, pusing dengan skala 2. Kelola pemberian 2. Mengevaluasi
gliyer. nyeri 2 obat sesuai memberikan
4. Pasien 2. Tanda vital perintah dan perencanaan Kiki
mengatakan saat dalam batas prosedur maupun Jam : 09.00 WIB Jam : 09.10 WIB
akan berdiri badan normal penanganan 2. Mengelola 2. S: -
terasa berat. a. Tekanan untukterapi pemberian citicolin O:
Data Obyektif: darah NIC: Monitor 500 mg per i.v Tidak ada reaksi alergi
4. Tanda – tanda normal tekanan obat citicolin 500 mg
vital: 120/80 – intrakranial masuk melalui i.v
Tekanan Darah: 140/90
130 / 80 mmHg mmHg 3. Ajarkan pasien 3. Mengurangi Kiki
Kiki
50
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nadi: 80 x / menit b. Nadi : 80- dan keluarga tekanan arteri Jam : 09.25 WIB Jam : 09.39 WIB
5. Pada tanggal 15 100 x/menit tentang dengan 3. Mengatur posisi 3. S: -
Juni 2017 c. Tidak ada memposisikan meningkatkan pasien (15-300) O:
dilakukan tanda kepala saat tidur drainage vena Posisi pasien 300
pemeriksaan Head kenaikan (15-350) dan kadang duduk tegak
MSCT, dengan TIK , antara memperbaiki
kesan hasil: lain: sirkulasi Kiki
d. Akut infark 1) Nyeri NIC: Peningkatan serebral
cerebri di kepala perfusi serebral Kiki
periventrikel 2) Muntah
lateralis dextra proyekt 4. Monitor tanda 4. Untuk Jam :11.00 WIB Jam : 11.15 WIB
e. Cronic infark il kenaikan TIK mengetahui 4. Menanyakan 4. S:
cerebri di 3) Papil pasien potensial bagaimana keadaan Pasien mengatakan
paraventrikel edema peningkatan pasien. masih merasa lemas
lateralis dextra 4) Hiperte TIK. dan pusing
f. Soft tissue nsi O:
swelling extra Posisi pasien duduk
cranial regio Kiki tegak.
frontal.
Kiki
51
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
8 mg per oral, O:
citicolin 500 mg Tidak ada reaksi alergi
per i.v dan pada terapi vertikaf 8
mecobalamin 500 mg masuk melalui
mg per oral oral
candesartan 8 mg
masuk melalui oral,
citicolin 500 mg
Kiki masuk melalui i.v,
mecobalamin 500 mg
masuk melalui oral
Kiki
O:
1. Tekanan darah 130/90
mmHg
2. Respirasi Rate: 24
x/menit
3. Nadi: 80x/menit
52
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Posisi pasien duduk
dengan posisi 300
A:
Penurunan kapasitas
adaptif intrakranial
berhubungan dengan
kerusakan
serebrovaskulerbelum
teratasi, dengan kriteria :
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih lemas
dan merasa pusing
2. Tekanan darah
130/90 mmHg
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda
vital
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
penurunan tanda
kenaikan TIK
Kiki
53
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.11.
Catatan Perkembangan Diagnosa 2
54
SOAP Implementasi Evaluasi
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan Jam: 07.00 WIB Kiki
penurunan tanda kenaikan TIK 3. Memonitor tanda kenaikan tekanan Jam 07.20 WIB
intrakranial pasien 3. S:
Pasien mengatakan pusing cekot-cekot, tetapi
tidak merasa mual dan muntah
Kiki O:
Kiki a. Tekanan darah 140/90 mmHg
b. Tidak muntah proyektil
Kiki
Kiki
55
SOAP Implementasi Evaluasi
Jam 17.00 WIB
5. Mengelola pemberian vertikaf 8 mg per oral, Jam: 17.40 WIB
candesartan 8 mg per oral, citicolin 500 mg S: -
per i.v dan mecobalamin 500 mg per oral O:
Tidak ada reaksi alergi pada terapi vertikaf 8 mg
msuk melalui oral
candesartan 8 mg masuk melalui oral, citicolin
Kiki 500 mg masuk melalui i.v, mecobalamin 500
mg masuk melalui oral
Kiki
Jam 18.00 WIB
S:
Pasien mengatakan kepala masih terasa pusing
O:
1. Tekanan darah: 130/80 mmHg
2. Nadi: 80x/menit
A:
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
berhubungan dengan kerusakan serebrovaskuler
teratasi sebagian, dengan kriteria :
1. Yang sudah teratasi:
a. Tekanan darah: 130/80 mmHg
b. Nadi: 80x/menit
2. Yang belum teratasi:
Skala nyeri dikepala pada skala nyeri 2
56
SOAP Implementasi Evaluasi
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kelola pemberian obat:
a. vertikaf 8 mg per oral
b. candesartan 8 mg per oral
c. citicolin 500 mg per i.v dan mecobalamin
500 mg per oral
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan tanda kenaikan TIK
Kiki
57
SOAP Implementasi Evaluasi
P:
Kiki
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kelola pemberian obat:
a. vertikaf 8 mg per oral
b. candesartan 8 mg per oral
c. citicolin 500 mg per i.v dan
mecobalamin 500 mg per oral
58
SOAP Implementasi Evaluasi
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan Jam 09.00 WIB Jam : 09.10 WIB
penurunan tanda kenaikan TIK 3. Mengelola pemberian methylprednisolone 3. S: -
31,25 mg (0,5 cc) per i.v O:
Tidak ada reaksi alergi pada terapi Mengelola
pemberian methylprednisolone 31,25 mg (0,5
Kiki cc) per i.v
Kiki
Kiki
Jam : 09.20 WIB Jam 09.35 WIB
4. Menanyakan bagaimana keadaan pasien 4. S:
Pasien mengatakan pusing cekot-cekot dan
badan merasa berat ketika akan berdiri
O:
Kiki 1. Pasien tampak lemas
2. Tidak muntah proyektil
Kiki
O:
1. Pasien tidak mengalami hipertensi (tekanan
darah: 130/80 mmHg)
2. Nadi: 80x/menit
59
SOAP Implementasi Evaluasi
3. Pasien tidak mengalami muntah proyektil
A:
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
berhubungan dengan kerusakan serebrovaskuler
teratasi sebagian, dengan kriteria :
Kriteria yang teratasi:
1. Yang sudah teratasi:
a. Tekanan darah: 130/80 mmHg
b. Nadi: 80x/menit
c. Pasien masih merasakan pusing, sakit
kepala dengan skala nyeri 2
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kelola pemberian obat:
a. vertikaf 8 mg per oral
b. candesartan 8 mg per oral
c. citicolin 500 mg per i.v dan mecobalamin
500 mg per oral
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan tanda kenaikan TIK
Kiki
60
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Tabel.2.12.
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Diagnosa 3
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Keletihan Setelah dilakukan NIC: Manajemen Senin, 19 Juni 2017 Senin, 19 Juni 2017
berhubungan dengan tindakan energi Jam: 09.30 WIB Jam: 009.30 WIB
Kelesuhan fisiologis keperawatan 1. Monitor asupan 1. Dengan nutrisi 1. Memonitor 1. S:
(anemia), ditandai selama 3 x 24 jam nutrisi untuk yang adekuat, Hemoglobin (Hb) Pasien mengatakan
dengan: diharapkan NOC: mengetahui pasien akan lemas
Tingkat Kelelahan sumber energi mendapat O:
Data Subyektif: dapat teratasi yang adekuat energi yang 1. Wajah pasien
3. Keluarga pasien dengan: cukup untuk Kiki pucat
mengatakan Kriteria Hasil: melakukan 2. Angka
pasientidak mau 1. Pasien tidak aktivitas. Hemoglobin pada
makan sayuran kehilangan tanggal 18 Juni
yang disediakan selera makan 2. Motivasi pasien 2. Mempertahanka 2017 7.7 g/dl
Rumah Sakit (mau makan untuk makan n status nutisi
karena merasa bau sayuran) sedikit tapi pada klien agar
amis. sering dapat
4. Pasien 2. Kelesuhan meningkat atau Kiki
mengatakan badan pasien stabil.
terasa lemas berkurang
Data Obyektif: (pasien mampu 3. Monitor waktu 3. Mengetahui
4. Angka duduk dan dan lama tidur sejauh mana
Hemoglobin pada makan dengan pasien tingkat Jam 12.00 WIB Jam : 12.15 WIB
tanggal 18 Juni mandiri) ketidaknyamana 2. Memonitor intake 2. S:
2017 7.7 g/dl n atau asupan nutrisi Pasien mengatakan
5. Angka
61
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Hemoglobin pada NIC: Manajemen untuk mengetahui makan siang tidak
tanggal 20 Juni NOC: Tidur obat 1. Pemberian sumber energi yang habis, sayuran berbau
2017 10.8 g/dl Dengan kriteria 1. Kelola vitamin adekuat amis
6. Konjungtiva hasil: pemberian penambah darah
pasien tampak 1. Jam tidur dan vitamin untuk O:
pucat kualitas tidur penambah darah pembentukan Pasien makan 5 suap
pasien zat besi, Kiki
meningkat (7-8 sehingga
jam per hari) meningkatkan
2. Hemoglobin ≥ pembentukan Kiki
10 g/dl sel darah merah
Jam 12.20 WIB Jam :12.40 WIB
2. Monitor Hb 2. Mengetahui 3. Memotivasi 3. S: -
(Hemoglobin) nilai pasien untuk O:
Hemoglobin makan sedikit Pasien tidak mau
agar dalam tetapi sering makan dan selalu
batas normal menolak untuk
12.0-16.0 g/dl makan sayur dari
rumah sakit
3. Kelola 3. Untuk
pemberian meningkatkan Kiki
transfusi darah Hemoglobin
menurut resep dan Hematokrit
Kiki
dokter pasien
Jam 21.00 WIB Jam 21.30 WIB
4. Mengelola 4. S: -
pemberian obat O:
sulfas ferosus 300 Tidak ada reaksi alergi
62
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
mg per 8 jam (per pada terapi sulfas
oral) ferosus 300 mg
masuk melalui oral
Kiki Kiki
O:
1. Pasien tampak lemas
2. Angka Hemoglobin
pada tanggal 18 Juni
2017 7.7 g/dl
3. Pasien hanya makan
5-6 suap
A:
Masalah keletihan
berhubungan dengan
kelesuan fisiologis
63
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
(anemia) belum teratasi,
dengan kriteria:
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih merasa
lemas
2. Pasien hanya makan
5-6 suapan
P:
Lanjutkan Intervensi :
1. Monitor waktu dan
lama tidur pasien.
2. Kelola pemberian
transfusi darah
menurut resep dokter
3. Monitor intake
nutrisi
4. Motivasi untuk
makan sedikit tetapi
sering
5. Kelola pemberian
obat sulfas ferosus
300 mg per 8 jam (per
oral)
Kiki
64
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.13.
Catatan Perkembangan Diagnosa 3
65
SOAP Implementasi Evaluasi
P: 8 jam (per oral) O:
Lanjutkan Intervensi: Tidak ada reaksi alergi pada terapi sulfas
1. Monitor waktu dan lama tidur pasien. ferosus 300 mg masuk melalui oral
2. Kelola pemberian transfusi darah menurut
resep dokter Kiki
3. Monitor intakenutrisi Kiki
4. Motivasi untuk makan sedikit tetapi Jam : 14.00 WIB Jam : 14.10 WIB
sering 4. Memberi motivasi kepada pasien untuk 4. S:
5. Kelola pemberian obat sulfas ferosus 300 makan sedikit tetapi sering Keluarga pasien mengatakan pasien sudah dapat
mg per 8 jam (per oral) menghabiskan ½ porsi tetapi belum mau makan
sayur dari rumah sakit karena merasa bau amis
Kiki O:
Makanan sisa ½ porsi
Kiki
Kiki
O:
1. Pasien menghabiskan ½ porsi diit dari rumah
sakit
2. Wajah pasien tampak pucat
A:
Masalah keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia) belum teratasi, dengan kriteria:
66
SOAP Implementasi Evaluasi
Yang belum teratasi:
1. Pasien masih merasa lemas
2. Wajah pasien tampak pucat
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor waktu dan lama tidur pasien.
2. Kelola pemberian transfusi darah menurut resep
dokter
3. Monitor intake nutrisi
4. Motivasi untuk makan sedikit tetapi sering
5. Kelola pemberian obat sulfas ferosus 300 mg
per 8 jam (per oral)
Kiki
67
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.14.
Catatan Perkembangan Diagnosa 3
O: Kiki
1. Pasien tampak lemas
2. Wajah pasien tampak pucat Jam 07.00 WIB
3. Angka Hemoglobin pada tanggal 20 Juni 2. Memonitor intake atau asupan nutrisi untuk Jam : 07.10 WIB
2017 10.8 g/dl mengetahui sumber energi yang adekuat 2. S: -
O:
A: Diit dari rumah sakit habis
Masalah keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisiologis (anemia) belum teratasi,
Kiki
dengan kriteria:
Yang belum teratasi:
Kiki
1. Wajah pasien tampak pucat
P:
Jam : 13.00 WIB Jam : 13.35 WIB
Lanjutkan Intervensi:
3. Memberikan obat sulfas ferosus 300 mg per 3. S: -
1. Monitor waktu dan lama tidur pasien.
68
SOAP Implementasi Evaluasi
2. Kelola pemberian transfusi darah menurut 8 jam (per oral) O:
resep dokter Tidak ada reaksi alergi pada terapi sulfas
3. Monitor intakenutrisi ferosus 300 mg masuk melalui oral
4. Motivasi untuk makan sedikit tetapi Kiki
sering
5. Kelola pemberian obat sulfas ferosus 300 Kiki
mg per 8 jam (per oral) Jam : 14.00 WIB
S: -
O:
Kiki 1. Diit dari rumah sakit habis
2. Wajah pasien tampak pucat
3. Angka Hemoglobin tanggal 20 Juni 2017 10.8
g/dl
A:
Masalah keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia) teratasi, dengan kriteria:
Yang teratasi sebagian:
1. Nafsu makan pasien meningkat (mau makan
sayur)
2. Pasien mampu duduk dan makan dengan
mandiri
3. Jam tidur pasien meningkat 7-8 jam per hari
4. Wajah pasien tampak pucat
5. Angka Hemoglobin tanggal 20 Juni 2017 10.8
g/dl
69
SOAP Implementasi Evaluasi
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Monitor waktu dan lama tidur pasien.
2. Kelola pemberian transfusi darah menurut resep
dokter
3. Monitor intake nutrisi
4. Motivasi untuk makan sedikit tetapi sering
5. Kelola pemberian obat sulfas ferosus 300 mg
per 8 jam (per oral)
Kiki
70
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Tabel.2.15.
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Diagnosa 4
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Defisit perawatan diri: Setelah dilakukan NIC: Senin, 19 Juni 2017 Senin, 30 Juni 2014
mandi berhubungan tindakan Memandikan Jam: 09.00 WIB Jam : 09.10 WIB
dengan kelemahan, keperawatan 1. Memandikan 1. Membantu 1. Menanyakan dan 1. S:
ditandai dengan: tidakan pasien kebutuhan melihat keadaan Keluarga pasien
Data Subyektif: keperawatan ADLs pasien pasien. mengatakan semua
2. Pasien setelah 3 x 24 NIC: Bantu aktivitas masih
mengatakan untuk jamNOC: Derfisit perawatan diri dibantu
aktivitas perawatan diri: 2. Ajarkan 2. Agar pasien O:
perawatan diri Mandi dapat keluarga untuk mampu Kiki 1. Terlihat semua
sehari-hari di terpenuhi, dengan mendukung melakukan pasien aktivitas
bantu oleh Kriteria hasil: kemandirian secara mandiri dibantu
keluarga. 1. Pasien terbebas dengan 2. Kondisi pasien
dari bau badan membantu tampak kotor dan
Data Obyektif: ketika pasien bau
5. Rambut pasien 2. Pasien terlihat tidak mampu
tampak kotor. segar dan bersih melakukan
6. Semua aktifitas
pasien dibantu 3. Kuku bersih NIC: Bantu Kiki
oleh keluarga perawatan diri:
7. Pasien terlihat mandi/kemandiria Jam : 14.05 WIB
lemah n S:
3. Menjaga
8. Kemampuan 3. Monitor Keluarga pasien
perawatan diri: kebersihan kuku kebersihan kuku
dan mencegah mengatakan semua
Makan / minum : sesuai dengan
71
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
0 kemampuan timbulnya luka aktivitas masih dibantu
Toileting : 3 merawat diri atau infeksi
Berpakaian : 2 akibat kuku O:
Mobilitas fisik di panjang 1. Terlihat aktivitas
tempat tidur : 2 semua dibantu
Berpindah : 2 2. Kondisi pasien
tampak kotor dan
kurang rapi
A:
Defisit perawatan diri:
mandi berhubungan
dengan kelemahan, belum
teratasi dengan kriteria:
Yang belum teratasi:
1. Kondisi pasien
tampak kotor dan
kurang rapi
2. Aktivitas pasien
dibantu keluarga
semua
P:
Lanjutkan Intervensi :
1. Kaji kemampuan
pasien untuk
perawatan diri secara
mandiri
72
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Mandikan pasien dan
libatkan keluarga
untuk mendorong
kemandirian
semaksimal mungkin
3. Bantu keluarga
pasien sampai
mampu melakukan
perawatan diri
dengan benar
Kiki
73
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.16.
Catatan Perkembangan Diagnosa 4
A:
Kiki
Masalah keperawatan Defisit perawatan diri:
Kiki
mandi berhubungan dengan kelemahan, belum
teratasi dengan kriteria:
Yang belum teratasi:
74
SOAP Implementasi Evaluasi
P: Jam : 14.00 WIB
Lanjutkan Intervensi: S: -
1. Kaji kemampuan pasien untuk
perawatan diri secara mandiri O:
2. Mandikan pasien dan libatkan keluarga 1. Tempat tidur pasien terlihat rapi
untuk mendorong kemandirian 2. Badan pasien terlihat lebih segar dan
semaksimal mungkin bersih
3. Bantu keluarga pasien sampai mampu 3. Penampilan pasien terlihat rapi
melakukan perawatan diri dengan benar 4. Rambut pasien terlihat rapi
A:
Masalah keperawatan defisit perawatan diri:
Kiki mandi berhubungan dengan kelemahan
teratasi sebagian. Kriteria yang sudah
teratasi :
1. Pasien terlihat segar
2. Pasien terbebas dari bau badan
P:
1. Kaji kemampuan pasien untuk
perawatan diri secara mandiri
2. Mengevaluasi kemampuan keluarga
dalam memandikan pasien
Kiki
75
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.17.
Catatan Perkembangan Diagnosa 4
O: Kiki
1. Semua aktifitas pasien dibantu oleh Kiki
keluarga
2. Kemampuan perawatan diri: Jam : 06.27 WIB Jam : 06. 35 WIB
ADL 0 1 2 3 4 2. Membantu pasien dalam memotong kuku 2. S: -
Makan/Minum √ O:
Toileting √ Kuku jari pasien tampak bersih dan pendek
Berpakaian √
Aktivitas √
Kiki
Mobilitas √
Kiki
fisik
Jam: 14.00 WIB
S:-
A:
O:
Masalah keperawatan defisit perawatan diri:
1. Tempat tidur pasien terlihat rapi
mandi berhubungan dengan kelemahan 2. Badan pasien terlihat lebih segar dan
teratasi sebagian, Kriteria yang sudah bersih
teratasi : 3. Penampilan pasien terlihat rapi
1. Pasien terlihat segar 4. Rambut pasien terlihat rapi
76
SOAP Implementasi Evaluasi
2. Pasien terbebas dari bau badan 5. Kuku pasien tampak bersih dan pendek
P: A:
Lanjutkan Intervensi : Masalah keperawatan defisit perawatan diri
1. Kaji kemampuan pasien untuk mandi berhubungan dengan kelemahan teratasi,
perawatan diri secaramandiri Kriteria yang sudah teratasi :
2. Mengevaluasi kemampuan 1. Pasien terlihat segar
keluarga dalam memandikan pasien 2. Kuku pasien tampak bersih dan pendek
3. Membantu memotong kuku 3. Pasien terbebas dari bau badan
pasien
4. Memotivasi keluarga untuk P:
memandikan pasien Hentikan intervensi
Kiki
Kiki
77
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Tabel.2.18.
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi Diagnosa 5
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
5. Risiko infeksi dengan Setelah dilakukan NIC: Kontrol Senin, 19 Juni 2017 Senin, 19 Juni 2014
faktor resiko prosedur tindakan infeksi Jam : 08.15 WIB Jam : 08.25 WIB
invasif (pemasangan keperawatan 1. Melihat ada 1. S:-
infuse dan dower selama 3x24 jam 1. Observasi 1. Mengetahui tidaknya tanda O:
cateter), ditandai diharapkan NOC: adanya tanda lebih dini bila dan gejala Tangan pasien tidak
dengan : Keparahan infeksi gejala infeksi terjadi tanda- infeksi mengalami bengkak
Data Subyektif: dapat terhindari, tanda infeksi pada area tusukan
- dengan: infus.
Data Obyektif: Kriteria Hasil: 2. Ganti IV 2. Untuk
9. Terpasang Infus perifer dan mencegah Kiki
NaCl 0,9 % di 1. Pasien tempat saluran terjadinya Kiki
ekstremiras atas terhindar dari penghubung infeksi
sinistra 16 Tetes tanda dan serta Jam : 10.00 WIB Jam : 10.20 WIB
Per Menit tanggal gejala infeksi balutannya 2. Mengobservasi 2. S: -
19 Juni 2017 (kalor, dolor, adanya tanda dan O:
10. Terpasang dower rubor, tumor) 3. Dressing 3. Untuk gejala pada dower 1. Terlihat dower
cateter sejak 15 2. Leukosit dalam dower cateter meminimalkan cateter cateter bersih
Juni 2017 batasnormal terjadinya 2. Tidak ada tanda
11. Suhu tubuh 36,50 (4.00-11.00 resiko infeksi dan gejala infeksi
C sel/mm3 )
12. Angka Leukosit 3. Tanda-tanda 4. Ajarkan pasien 4. Meningkatk
pada tanggal 18 vital dalam dan keluarga Kiki
an
Juni 2017 5.48 batasnormal mengenai tanda pengetahuan
Kiki
sel/mm3 (suhu : 36,5 – dan gejala pasien dan
78
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
13. Angka Segmen 37,5° C) infeksi keluarga Jam : 13.00 WIB Jam : 13.35 WIB
pada tanggal 18 tentang 1. Memeriksa semua 1. S:-
Juni 2017 88% infeksi obat yang O:
14. Angka Segmen diresepkan: PCT Tidak ada reaksi alergi
pada tanggal 20 (Paracetamol) dan obat PCT
Juni 2017 80% memberikan obat (Paracetamol) 500 mg
15. Angka PCT (Paracetamol) masuk melalui oral
5. Mengetahui
Hemoglobin pada 5. Ajarkan cara 500 mg per oral
adanya
tanggal 18 Juni cuci tangan
peningkatan
2017 7.7 g/dl yang tepat
atau
16. Angka Kiki
penurunan
Hemoglobin pada Kiki
angka
tanggal 20 Juni
leukosit
2017 10.8 g/dl
Jam 13.40 WIB Jam 13.55 WIB
2. Mengganti linen 2. S: -
pasien O:
Tempat tidur pasien
tampak terpasang
linen baru tampak
Kiki bersih serta rapi
NIC: Peresepan
obat
79
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dan sesuai Jam : 14.00 WIB
dengan S: -
keperluan dan
tujuan O:
penggunaan 1.Terlihat tusukan pada
area infus dan dower
cateter bersih
2. Ganti sprei dan 2. Untuk 2.Tidak ada tanda dan
linen mencegah gejala infeksi
terjadinya 3.Tidak reaksi alergi
infeksi karena pada Paracetamol 500
bakteri yang mg
menempel pada
sprei A:
Masalah keperawatan
Risiko infeksi dengan
faktor risiko prosedur
invasif (pemasangan
infuse dan dower cateter)
teratasi
sebagian.Kriteria yang
sudah tercapai:
1. Tanda –tanda vital
dalam batas normal
(suhu : 36,5 –37,5
°C)
80
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji tanda gejala
infeksi
3. Kelola pemberian
Paracetamol 500
mg/8jam/oral
Kiki
81
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.19.
Catatan Perkembangan Diagnosa 5
82
SOAP Implementasi Evaluasi
P: Jam : 10.15 WIB Jam : 10.25 WIB
Lanjutkan Intervensi: 3. Melakukan vulva hygiene dan melakukan 3. S:-
1. Kaji tanda-tandavital aff dower cateter O:
2. Kaji tanda gejala infeksi 1. Area kewanitaan tampak bersih.
3. Kelola pemberian Paracetamol 500 2. Tidak ada kemerahan (rubor)
mg/8jam/oral Kiki 3. Tidak merasa panas kalor)
4. Tidak merasa nyeri (dolor) dan
5. Tidak bengkak (tumor)
Kiki
Kiki
Kiki
Kiki
83
SOAP Implementasi Evaluasi
Jam 16.40 WIB
S:-
O:
1. Suhu: 36,6°C
2. Tusukan pada area infus tampak bersih
3. Plester infus tampak bersih
4. Pasien sudah tidak terpasang dower cateter
5. Tidak ada tanda dan gejala infeksi
A:
Masalah keperawatan Risiko infeksi dengan faktor
risiko prosedur invasif (pemasangan infuse dan
dower cateter) teratasi sebagian. Kriteria yang
sudah tercapai:
1. Pasien terhindar dari tanda dan gejala infeksi
(kalor, dolor, tumor, rubor)
2. Tanda –tanda vital dalam batas normal (suhu
: 36,5 –37,5 °C)
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Kaji tanda-tandavital
2. Kaji tanda gejala infeksi
3. Kelola pemberian Paracetamol 500
mg/8jam/oral
Kiki
84
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel.2.20.
Catatan Perkembangan Diagnosa 5
85
SOAP Implementasi Evaluasi
P: Jam : 11.16 WIB Jam : 13.35 WIB
Lanjutkan Intervensi: 3. Memonitor suhu tubuh pasien 3. S: -
1. Kaji tanda-tanda vital O:
2. Monitor suhu tubuh pasien Suhu tubuh 36,20 C
3. Kaji tanda gejala infeksi Kiki
Kiki
O:
1. Tidak terlihat kemerahan pada area tusukan
infus
2. Dower cateter sudah di lepas tanggal 20 Juni
2017
A:
Masalah keperawatan Risiko infeksi dengan faktor
risiko prosedur invasif (pemasangan infuse dan
dower cateter) dapat diminimalkan. Kriteria yang
sudah tercapai:
1. Pasien terhindar dari tanda dan gejala infeksi
(kalor, dolor, tumor, rubor)
2. Tanda –tanda vital dalam batas normal (suhu:
36,5 – 37,5 °C)
86
SOAP Implementasi Evaluasi
P:
Lanjutkan Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Monitor suhu tubuh pasien
3. Kaji tanda gejala infeksi
Kiki
87
BAB III
BAB III
PEMBAHASAN
keperawatan selama tiga hari, mulai tanggal 19 Juni sampai 21 Juni 2017
teori yang ada dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien Ny. “R” dengan
Pembahasan ini bertujuan untuk membandingkan dan membahas antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada pasien berdasarkan alasan ilmiah. Pembahasan untuk
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
88
89
pasien Ny. “R” dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Cempaka RSUD
1) Nyeri kepala
pusing dan nyeri, dengan skala nyeri 3 dari skala 1-10 terasa
cekot-cekot.
90
b. Data yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
makan dan minum serta tidak ada gangguan pada nervus IX.
2) Vertigo
Data ini tidak ada pada kasus karena pasien tidak ada
merasa pusing.
91
Data ini tidak ada pada kasus karena pasien masih dapat
Data ini tidak ada pada kasus karena pasien masih dapat
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
5) Penurunan kesadaran
waktu.
tidak sadar dalam arti tidak terjaga atau tidak terbangun secara
Data ini tidak ada pada kasus karena pada saat dilakukan
92
c. Data yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori
1) Terpasang infus
injeksi intravena.
2. Diagnosa Keperawatan
(mengancam kesehatan).
berlebih
kerusakan serebrovaskuler
kerusakan serebrovaskuler.
International, 2011)
(NIC,2016)
kasus
neurovaskular
(Potter, 2006).
sirkulasi serebral.
c. Diagnosa keperawatan yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada
teori
berlebih
(NANDA,2010)
2017 7.7 g/dl dan pada tanggal 20 Juni 2017 angka Hemoglobin
10.8 g/dl
99
a) Terpasang infus
injeksi”.
kemih”.
100
3. Perencanaan Keperawatan
ini disesuaikan dengan teori serta kondisi pasien. Tujuan dan kriteria
evaluasi mengacu pada rumus SMART yaitu Spesifik (fokus pada pasien,
Reasonable (ditentukan oleh perawat dan pasien), dan Time Limited (ada
konkret, hasilnya harus dapat dilihat, didengar dan di ukur oleh rang lain.
101
ada tetapi tidak semua rencana pada teori yang ditulis. Hal ini disebabkan
berlebih
napas yang ada pada teori dan tidak ada dalam kasus
adalah:
jalan napas yang ada pada teori dan tidak ada pada kasus.
batuk efektif
sekret.
pasien
dada.
kerusakan serebrovaskuler.
dengan:
(3) Hipertensi
(d) Hipertensi
adalah:
serebral.
105
adalah:
masuk ke pasien.
perdarahan ulang.
Tidak ada
(anemia) ini mulai tampak sejak pasien masuk rumah sakit sampai
dengan mandiri)
Tidak ada kriteria hasil diagnosa keletihan yang ada dalam teori
yang adekuat
nutrisi
ketidaknyamanan
darah merah
Hemoglobin pasien.
Hematokrit pasien.
c) Kuku bersih
Tidak ada
108
mandiri
pasien.
tidak terjadi.
Tidak ada
(kalor,dolor,rubor,tumor)
(1) Monitor tanda dan gejala infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor)
ditempat tidur.
4. Pelaksanaan
dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru (Rohmah,
2010).
a. Independent
oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dokter atau tenaga kesehatan
lainnya.
b. Interdependent
kesehatan lainnya.
c. Dependent
yang baik antara penulis, perawat ruangan, pasien dan keluarga pasien,
dengan kondisi pasien agar masalah pasien dapat teratasi sesuai dengan
112
tujuan yang telah ditentukan, namun ada perencanaan yang telah disusun
berlebih
dangkal.
kiri), waktu kembali < 3 detik dan wajah pasien tampak pucat.
6) Memberikan obat:
kerusakan serebrovaskuler.
2.
4) Memberikan obat:
Hal ini dibuktikan dengan pasien mengatakan diit dari rumah sakit
2) Memonitor Hemoglobin.
Juni 2017 7.7 g/dl dan pada tanggal 20 Juni 2017 menjadi 10.8
g/dl.
Hal ini dibuktikan dengan obat masuk sesuai dosis, rute, dan
Hal ini dibuktikan dengan transfusi masuk melalui rute dan waktu
yang tepat.
nyenyak.
dan wangi.
infeksius.
5. Evaluasi
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan dalam
hasil.
sebagai berikut:
mukus berlebih
118
c) Jam tidur dan kualitas tidur meningkat (7-8 jam per hari)
d) Hemoglobin ≥ 10 g/dl
medis.
37,5°C )
pendukung yaitu :
B. Dokumentasi
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang
a) Pengkajian
b) Diagnosa Keperawatan
(symptom).
c) Perencanaan Keperawatan
d) Pelaksanaan
semua tindakan yang di lakukan pada pasien kelolaan dalam buku status
pasien dan dalam asuhan keperawatan yang disusun oleh penulis hal yang
penulis.
e) Evaluasi
tindakan keperawatan yang di lakukan, paraf dan nama terang pada buku
status pasien dan dalam asuhan keperawatan yang di susun oleh penulis.
BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar
dimulai tanggal 19 Juni 2017 sampai 21 Juni 2017 pada Ny. “R”
menerus.
123
124
1. Pengkajian
Oleh karena itu, perawat mampu menggali banyak informasi baik dari
masalah pasien.
non hemoragik.
2. Diagnosa keperawatan
berlebih
kerusakan serebrovaskuler
3. Rencana keperawatan
yakni :
O : Observation (Mengobservasi)
4. Pelaksanaan/implementasi
yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah sesuai teori yaitu
klien serta keluarga klien, hal ini dilakukan agar klien dan keluarga klien
juga melibatkan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang maksimal.
5. Evaluasi
klien.
Senopati Bantul, pada tanggal 19 Juni 2017 sampai 21 Juni 2017 penulis
6. Pendokumentasian
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
paraf.
terus menerus.
B. Saran
Antara lain :
mudah dipahami.
pasien di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses
dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
xiii
LAMPIRAN
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA DASAR
a. Identitas Pasien
Umur : 66 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
c. Riwayat Kesehatan
3) Faktor Presipitasi
riwayat hipertensi.
4) Faktor Predisposisi
2. DATA FOKUS
sejak Kamis 15 Juni 2017, saat bangun tidur tiba-tiba terjatuh dari
tempat tidur, pada saat terjatuh dari tempat tidur posisi pasien sadar
b. Keluhan Utama
tidur.
badan terasa lemas, pusing gliyer. Pada tanggal 15 Juni 2017 pasien
perawatan.
Genogram :
X X X X
66 th
Keterangan :
: Perempuan : Menikah
penyakit Hipertensi.
3. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Makan: pasien makan 6-7 sendok dari menu yang disediakan Rumah
c. Pola eliminasi
1) Buang air besar: Pasien mengatakan buang air besar 1 hari sekali
oleh keluarga.
Tabel.
Aktivitas dan Bantuan
Kemampuan
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas fisik di
√
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan :
5 : Mandiri
9 : Tergantung total
Pasien mengatakan biasanya pada malam hari tidur mulai pukul 22.00
WIB dan bangun pukul 03.00 WIB. Pasien mengatakan tidak ada jam
khusus untuk tidur siang namun apabila pasien sudah merasa ngantuk
pasien tidur.
f. Pola perceptual
g. Persepsi diri
Pasien mempunyai 1 orang anak tetapi sudah meninggal, serta tidak ada
Hubungan pasien dengan keluarga dan orang lain baik. Hal ini dibuktikan
apapun
Pasien beragama islam, keluarga dan pasien terlihat sering berdoa untuk
kesembuhan pasien.
4. PEMERIKSAAN FISIK
Keterangan :
Skor 12 – 13 : Apatis
Skor 11 – 12 : Somnolent
Skor 8 – 10 : Sopor / Semi Coma
b) Nadi : 82 x / menit
c) Respirasi : 24 x / menit
d) Suhu : 36° C
3) Status Gizi
a) Berat Badan : 40 kg
IMT = BB ( kg ) / TB ( m )2
= 40 / (1,50)2
= 40 / 2,25
Keterangan :
IMT 20 – 25 = Normal
(a) Kepala
(1) Rambut
(2) Wajah
(3) Mata
(4) Hidung
(5) Mulut
(6) Leher
kelenjar tiroid.
(7) Dada
Perkusi:
(8) Abdomen
Perkusi: timpani
detik.
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
songkongan
kontraksi.
Disusun oleh:
2520142598
YOGYAKARTA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BATUK EFEKTIF
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami dan memperagakan batuk efektif.
B. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
1. Menjelaskan pengertian batuk efektif
2. Menjelaskan tujuan batuk efektif
3. Menjelaskan manfaat batuk efektif
4. Menjelaskan indikasi batuk efektif
5. Menjelaskan cara batuk efektif
6. Memperagakan cara batuk efektif
C. Sasaran
Pasien dan keluarga
D. Materi
Terlampir
E. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Kegiatan Materi Waktu Media Penyuluh
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Demonstrasi
G. MEDIA
1. Flipchart
2. Leafleat
H. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Lingkungan tenang
b. Pasien mengikuti penyuluhan dengan baik
2. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu :
a. Memahami pengertian batuk efektif
b. Mengerti tujuan dari batuk efektif
c. Mengerti manfaat dari batuk efektif
d. Mengerti indikasi dari batuk efektif
e. Mampu melakukan contoh cara batuk efektif
MATERI CARA BATUK EFEKTIF
A. Pengertian
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien
dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak
secara maksimal. Batuk merupakan gerakan yang dilakukan tubuh sebagai
mekanisme alamiah terutama untuk melindungi paru paru. Gerakan ini
pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk
menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat
sejumlah penyakit. Itulah yang dimaksud pengertian batuk efektif. Batuk
efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau dilatihkan terlebih
dahulu.
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana
dapat energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal (Smeltzer, 2001).