Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Oleh :
KELOMPOK III
Ruang : R. Anggrek
No. MR/CM : 03 62 59
Tgl. PengMengkajian : 28 Febuari 2012
I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn.M
2. Usia : 50 tahun
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : PNS
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : S1
7. Suku : Jawa
8. Bahasa Yang Digunakan : Jawa dan Bahasa Indonesia
9. Alamat Rumah : Bandar Lampung
10. Sumber Biaya : Askes PNS
11. Tanggal Masuk RS : 28 Febuari 2012 pukul 21.00 wib
12. Diagnosa Medis Sementara :
13. Diagnosa Kedua : Katarak
2. Keluhan penyerta :
Klien mengatakan kepalanya pusing, batuk (-), sesak (-), klien mengatakan
cemas karena besok mau operasi, kilen tampak gelisah, klien tampak mondar-
mandir.
Keluarga mengatakan didalam garis keluarganya tidak ada yang pernah mengalami
katarak
Genogram :
Ny. A Tn. M
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
1. Support Sistem
Klien mengatakan keluarga selalu mendukung kesembuhan terhadap penyakitnya,
dan klien merasa senang karena perawat selalu memberikan perawatan yang terbaik
dan yang lebih penting klien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh.
2. Komunikasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan komunikasi dalam keluarga dan masyarakat baik
Saat Sakit :
Klien mengatakan walaupun klien dalam keadaan sedang sakit tetapi komunikasi
dengan keluarga klien masih tetap terjalin dengan baik.
3. Sistem Nilai Kepercayaan
Sebelum sakit :
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien selalu melaksanakan ibadah dan
klien adalah orang yang beriman dan rajin beribadah.
IV. LINGKUNGAN
A. Rumah
Keluarga klien mengatakan lingkungan rumah klien selalu bersih dan rapih, jauh
dari jalan raya dan tidak ada bahaya.
B. Pekerjaan
Bahaya terjadinya polusi udara dan resiko kecelakaan tidak ada, karena jauh dari
jalan raya.
b. Saat sakit
Klien mengatakan nafsu makan klien baik, klien makan 3X sehari. Klien
tidak mendapatkan cairan infus. jenis makanan, sayur-sayuran, buah-buahan
dan lain-lain.
2. Pola Cairan
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit minum air putih8gelas/ hari (1 gelas = 250
cc) 2000 cc/hari.
b. Saat sakit
Klien mengatakan klien banyak minum air putih9 gelas/hari (1 gelas = 250
cc)2250 ml/hari. Klien tidak mendapatkan cairan infus.
B. Pola Eliminasi ( sebelum dan saat sakit )
1. BAK
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan BAK 7-8 x/hari dengan jumlah urin ± 1.000 – 1.500
cc/hari. Warna urin kuning jernih dan bau khas (pesing). Klien mengatakan
tidak ada keluhan saat BAK
b. Saat sakit
Klien mengatakan BAK 5-6 x/ hari dengan jumlah urin 1200 cc ml/hari,
klien mengatakan BAK dikamar mandi secara mandiri, klien tidak
terpasang kateter dantidak ada keluhan saat BAK.
2. BAB
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 x/hari pada pagi hari, dengan
konsistensi padat, warna dan bau khas.Tidak ada keluhan saat BAB.Klien
tidak menggunakan obat pencahar/ laxatif.
b. Saat sakit
Klien mengatakan selama di RS BAB 1x/hari pada pagi hari,dengan
konsistensi padat, warna dan bau khas.Tidak ada keluhan saat BAB.Klien
tidak menggunakan obat pencahar/ laxatif.
IWL = 15 . kg/BB
= 15 . 60 kg/BB
= 1050 kg/BB
b. Saat Sakit
Klien mengatakan tidur 6-7 jam. Klien tidak mengalami gangguan pola
tidur.
G. PengMengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD : 150/ 90 mmHg
c. Nadi : 80x /menit
d. Pernafasan : 24x /menit
e. Suhu : 36,8 ° C
2. Pemeriksaan persistem
a. Sistem penglihatan
OD (Okulus Dekstra)
Fungsi penglihatan kabur, kornea tampak keruh sebagian, lapang
pandang sempit.
Setelah operasi, klien mengeluh nyeri disekitar mata. Dengan P = luka
post op katarak, Q = OD (Okulus Dekstra/ mata kanan) , R = seperti
ditusuk-tusuk , S= Skala 3 (nyeri sedang), T= nyeri hilang timbul
dengan intensitas 2 menit.
OS (Okulus Sinister)
Posisi mata simetris, pergerakan bola mata mengikuti perintah,
konjungtiva anemis, sklera an icterik, pupil isokor, reaksi terhadap
cahaya positif, lapang pandang normal, klien dapat melihat jari
pemeriksa dengan jarak 1 meter. kornea tampak jernih
b. Sistem Pendengaran
Telinga simetris kiri kanan, tidak ada serumen dalam telinga, klien
mengalami gangguan pendengaran pada telinga kiri. Telinga kanan dapat
mendengarkan detik jam dengan jarak 5 cm, tidak ada pemakaian alat bantu
pendengaran.
c. Sistem Wicara
Klien tidak ada gangguan dan kesulitan berbicara, klien dapat menyebutkan
nama benda yang ditunjukkan dengan benar (buku, pensil).
d. Sistem Pernapasan
Sesak (-), RR : 24 x/menit, jalan nafas tidak ada sekret, irama nafas teratur,
suara nafas vesikuler antara kiri dan kanan, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan, ronchi (-),
weezing (-)
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi 80 x/menit, irama teratur, denyut nadi teraba kuat, tidak terdapat
distensi vena jugularis, kulit tidak pucat, temperatur kulit teraba hangat
pengisian kapiler > 2 detik, CRT< 3 detik, tidak terdapat edema.
Sirkulasi jantung
Denyut nadi apikal 80 x/menit, irama teratur, mur-mur (-), berdebar-
debar (-), gemetar (-), kaki dan tangan teraba dingin (-), nyeri dada (-),
tidak ada nyeri dada, kardiomegali (-).
f. Sistem Neurologi
GCS : 15. E:4 M:5 V:6
Tidak ada tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial,tidak ada tanda –
tanda iritasi meningeal.
g. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut bersih, klien mengatakan tidak sakit pada menelan,
Mual (-), muntah (-), bising usus 16 x/menit, tidak ada massa pada
abdomen, asites (-), tidak ada luka post operasi.
h. Sistem Imunologi
Tidak ada pembesaran Kelenjar Getah Bening pada leher, ketiak dan lipat
paha
i. Sistem Endokrin
Nafas tidak berbau keton, tidak ada luka ganggren, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, Gula Darah Sewaktu : mg/dl.
j. Sistem Urogenital
Distensi kandung kemih (-), nyeri tekan (-), gangguan berkemih (-), tidak
ada penggunaan kateter, keadaan genital tidak dikaji.
k. Sistem Integumen
Keadaan rambut kusam, warna hitam, kekuatan baik, keadaan kulit bersih,
warna kulit tidak sianosis, luka (-), decubitus (-).
l. Sistem Muskuloskeletal
Klien tidak mengalami keterbatasan dalam pergerakan, tidak terdapat nyeri,
pada sendi, tidak terdapat fraktur, dan tidak terdapat kelainan bentuk sendi
dan tulang, tidak menggunakan alat bantu, kekuatan otot.
5555 5555
5555 5555
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Hematologi 27 februari2012
VI. Penatalaksanaan
1. Penatalaksaan Medis
Ceptriaxone 1 gr 2 x 1 vial
Asam mefenamat 500 mg 3x1/ hari
Antasid 200 mg 3x1/hari
Glaucon 250 mg (tablet)
Diazepam 5 mg
Catopril 2 x 25 mg
In matrol 5 ml,2 tetes (obat tetes)
Klien masuk Rumah Sakit Abdul Moeleok melalui UGD diantar oleh keluarganya
pada tanggal 28 februari 2012 pukul 19.00 wib dengan keluhan mata kabur sebelah
kanan, Saat dilakukan pengkajian tanggal 28 Febuari 2012 pukul 20.00 wib. klien
mengatakan pandangannya kabur jika melihat jarak jauh. Klien mengatakan matanya
mulai kabur sejak ± 2 tahun yang lalu, klien mengatakan pandangan matanya ada
benda hitam seperti benang, matanya berkunang-berkunang, batuk (-), sesak (-).
Klien mengatakan pandangannya kabur jika melihat jarak jauh, Lapang pandang
sempit, Penurunan ketajaman penglihatan, klien mengatakan cemas karena besok
mau operasi, kilen tampak gelisah, klien tampak mondar-mandir. Hasil pemeriksan
tanda-tanda vital, TD = 150/ 90 mmhg, N = 80 x/ menit, RR = 25 x/ menit, SH =
36,8 ºC, Kesadaran : Composmentis.
Penatalaksanaan medis yang klien dapatkan yaitu; Ceptriaxone 1 gr 2 x 1
vial, Asam mefenamat 500 mg 3x1/ hari, Antasid 200 mg 3x1/hari, Glaucon 250
mg (tablet), Diazepam 5 mg, Catopril 2 x 25 mg, In matrol 5 ml,2 tetes (obat
tetes).
Penatalaksanaan Keperawatan ( saat pengkajian ), yaitu; Immobilisasi, Bed rest ,
Pemantauan tanda-tanda vital, Mengatasi nyeri dengan metode distraksi dan
relaksasi, Memberikan posisi yang nyaman.
●Data Subjektif
– Klien mengatakan cemas karena besok akan di operasi
– Klien mengatakan hari ini sering bolak balik ke kamar mandi untuk BAK
– Klien mengatakan pandangannya kabur jika melihat jarak jauh
– Klien mengatakan penglihatan sebelah kanan tidak jelas/ mata sebelah
kanan sulit melihat apalagi pada malam hari
● Data Objektif
– Klien tampak cemas
– Klien tampak gelisah
– Klien sering mondar mandir
– Hasil Tanda-tanda vital: TD = 150/90 mmhg, N = 80 x/ menit, RR = 25
x/menit, SH = 36,8ºC.
– Lapang pandang sempit
– Penurunan ketajaman penglihatan
– Kornea tampak keruh
2. Post OP
● Data Subjektif
– klien mengatakan nyeri disekitar mata yang sudah dioperasi
– Klien menanyakan apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah operasi
● Data Objektif
– TTV: TD = 130/80 mmhg, N = 80 x/ menit, RR = 22 x/ menit, SH =
36,8ºC.
– Klien tampak meringis
– nyeri skala 4 (nyeri sedang)
– klien sering bertanya
DO:
– Lapang pandang sempit
– Penurunan ketajaman penglihatan
– Kornea tampak keruh
2 DS : Ansietas; cemas Prosedur
– Klien mengatakan cemas karena pembedahan pre
besok akan di operasi op
– Klien mengatakan hari ini sering
bolak balik ke kamar mandi
untuk Buang Air Kecil
DO :
– Klien tampak cemas
– Klien tampak gelisah
– Klien sering mondar mandir
– TTV: TD = 150/90 mmhg
N = 80 x/ menit
RR = 25 x/menit
SH = 36,8ºC.
3 Post Op
DS: Nyeri insisi pembedahan
– klien mengatakan nyeri disekitar jaringan
mata yang sudah dioperasi
DO:
– TTV: TD = 130/80 mmhg, N =
80 x/ menit, RR = 22 x/ menit,
SH = 36,8ºC.
– Klien tampak meringis
– nyeri skala 4 (nyeri sedang)
4 DS :
– Klien menanyakan apa saja yang Kurang Kurangnya
tidak boleh dilakukan setelah pengetahuan informasi
operasi mengenai
perawatan post Op
DO :
– klien sering bertanya
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Op
1. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan penurunan ketajaman
penglihatan
2. Ansietas berhubungan dengan Prosedur pembedahan pre op
Post Op
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan jaringan
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan
post op
XI. RENCANA PERAWATAN
Ruang : R. Anggrek
Dx. Medis : Katarak
Nama Klien : Tn. M
No.MR : 036259
Diagnosa Keperawatan
No Tgl Tujuan Rencana tindakan rasional
& Data Penunjang
1 28 Gangguan persepsi sensori visual Setelah dilakukan askep 3 x Mandiri
februari berhubungan dengan penurunan 24 jam gangguan visual 1.Tentukan ketajaman 1. Kebutuhan individu dan pilihan
2012 fungsi penglihatan. Ditandai teratasi dengan kriteria hasil penglihatan, catat apakah intervensi bervariasi sebab
dengan : : satu atau kedua mata terlibat kehilangan terjadi penglihatan
DS: o Mampu melihat lambat dan progresif. Bila
– Klien mengatakan lingkungan dengan bilateral, tiap mata dapat
pandangannya kabur jika maksimal berlanjut pada laju yang
melihat jarak jauh berbeda. Tetapi biasanya hanya
– Klien mengatakan satu mata diperbaiki
penglihatan sebelah kanan perprosedur
tidak jelas/ mata sebelah
kanan sulit melihat apalagi 2.Orientasi klien terhadap 2. Meninggalkan stimulus
pada malam hari lingkungan aktivitas Penglihatan
2. 28 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan askep 3 x Mandiri 1. Derajat kecemasan akan
februari proses pembedahan pre op 24 jam diharapkan masalah 1. kaji tingkat kecemasan dipengaruhi bagaimana
2012 Ditandai dengan: cemas klien teratasi dengan klien dan catat adanya informasi tersebut diterima
DS : criteria hasil : tanda verbal dan oleh individu.
– Klien mengatakan cemas o Klien dapat nonverbal
karena besok akan di operasi mengungkapkan dan
– Klien mengatakan hari ini mendiskusikan rasa 2. Beri kesempatan klien 2. Mengungkapkan rasa takut
sering bolak balik ke kamar cemas dan takutnya untuk mengungkapkan secara terbuka dari mata rasa
mandi untuk Buang Air o Klien tampak rileks dan isi pikiran dan takut dapat ditunjukkan.
Kecil tidak tegang perasaannya.
Kolaborasi
5. Berikan obat sesuai 5. Untuk menurunkan kecemasan
indikasi (jika tekanan klien sebelum operasi
darah meningkat)
Kolaborasi
4.Berikan obat analgesik 4. Untuk mengurangi/
sesuai anjuran dan indikasi mengontrol rasa nyeri yang
dirasakan
Mandiri
4 29 Kurang pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan askep 1. Kaji informasi tentang 1.Meningkatkan pemahaman dan
februari dengan kurangnya informasi 1x24 jam diharapkan kondisi individu, prognosis, meningkatkan kerja sma dengn
2012 tentang perawatan post op masalah kurang tipe prosedur/ lensa program pascaoperasi
pengetahuan klien dapat
DS : teratasi dengan keriteria 2.Tekankan pentingnya 2.Pengawasan periodik menurunkn
– Klien menanyakan apa saja hasil: evaluasi perawatan rutin. risiko komplikasi serius. Pada
yang tidak boleh dilakukan o Klien mengatakan Beri tahu untuk melaporkan beberap pasien kapsul posterior
setelah operasi sudah mengetahui apa penglihtan berawan dapt menebal atau menjadi
saja yang tidak boleh berkabut dalam 2 minggu smpai
DO : dilakukan setelah post beberpa tahun pascaoperasi
– klien sering bertanya op memerlukan terapi laser untuk
o Klien tampak mengerti memperbaiki defisit penglihatan
Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
No Hari/Tgl Keperawatan Paraf
(Respon Hasil) (SOAP)
& Data Penunjang
1 Rabu Gangguan persepsi 20.00 wib 1.Menentukan ketajaman penglihatan, catat S:
28 februari sensori visual apakah satu atau kedua mata terlibat – Klien mengatakan
2012 berhubungan dengan pandangannya kabur jika
penurunan fungsi melihat jarak jauh
penglihatan. – Klien mengatakan
Ditandai dengan : 20.10 wib 2.Membedakan kemampuan lapang pandang penglihatan sebelah kanan
DS: tidak jelas/ mata sebelah
– Klien kanan sulit melihat apalagi
mengatakan pada malam hari
pandangannya 20.15 wib 3.Memperhatikan adanya penglihatan kabur dan
kabur jika iritasi mata , dimana dapat terjadi bila O:
melihat jarak menggunakan tetes mata. – Lapang pandang sempit
jauh – Penurunan ketajaman
– Klien penglihatan
mengatakan – Kornea tampak keruh
penglihatan
sebelah kanan
tidak jelas/ mata A: masalah gangguan persepsi
sebelah kanan sensori visual belum teratasi
sulit melihat
apalagi pada P: intervensi dihentikan
malam hari - Persiapan pasien untuk Op
DO:
– Lapang
pandang sempit
– Penurunan
ketajaman
penglihatan
– Kornea tampak
keruh
2 Rabu Ansietas; cemas 20.20 wib 1.mengkaji tingkat kecemasan klien dan S : klien mengatakan masih
28-02- berhubungan dengan mencatat adanya tanda verbal dan non verbal merasa cemas
2012 tindakan invasif pre
op 20.23 wib 2.Memberi kesempatan klien untuk
Ditandai dengan: mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya O : - Klien tampak belum
DS : tenang
- Klien 20.30 wib 3.melakukan pengukuran tanda-tanda vital - Klien masih tampak
mengatakan gelisah
cemas karena 20.35 wib 4.memberikan support kepada klien - Tanda-tanda vital:
besok mau di TD = 140/80 mmhg
operasi 20.40 wib 5.kolaborsi dengan dokter dalam pemberian N = 80 x/ menit
- Klien obat anti hipertensi : Suhu = 36,2 ºC
mengatakan -Catopril 25 mg /12jam RR = 24 x/ menit
hari ini sering
bolak balik ke
kamar mandi A : Masalah cemas belum
untuk BAK teratasi ditandai TD = 140/80
- mmhg
DO :
- Klien tampak P : Lanjutkan intervensi
cemas - Berikan obat sesuai
- Klien tampak indikasi
gelisah
- Klien tampak
mondar mandir
- TTV : TD =
150/90 mmhg,
N = 80 x/
menit, RR = 25
x/menit, SH =
36,8ºC.
CATATANPERKEMBANGAN II
Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
No Hari/Tgl Keperawatan Paraf
(Respon Hasil) (SOAP)
& Data Penunjang
1 Kamis Pre Op 08.10 wib 1.mengkaji tingkat kecemasan klien dan S: klien mengatakan tidak cemas
29-02- mencatat adanya tanda verbal dan non verbal lagi
2012 Ansietas
berhubungan
dengan proses 2.melakukan pengukuran tanda-tanda vital O: - klien tidak tampak gelisah
pembedahan pre op 08.20 wib - klien tampak rileks
Ditandai dengan : 3.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian - TD = 120/80 mmhg, N = 80
obat : x/ menit, Suhu = 36,2 ºC,
DS : klien 08.30wib Memberikan obat diazepam 5 mg tab. RR = 24 x/ menit
mengatakan
masih merasa
cemas A: masalah ansietas teratasi
ditandai dengan Klien tampak
DO : rileks
- Klien tampak
belum tenang
- Klien masih P: intervensi dihentikan
tampak gelisah - klien persiapan untuk
- TTV: operasi
TD = 140/80
mmhg,
N = 80 x/ menit
Suhu = 36,2 ºC
RR = 24 x/ menit
2 Post Op 11.00 wib 1.Mengkaji skala nyeri, lokasi nyeri dan S :- klien mengatakan nyeri yang
Nyeri berhubungan karakteristik nyeri yang dirasakan klien dirasakan sudah berkurang
dengan insisi - klien mengatakan nyeri yang
pembedahan dirasakan hilang timbul
jaringan 11.05 wib 2.Menjelaskan pada klien bahwa nyeri dapat pada daerah mata yang
sampai beberapa jam setelah pembedahan. dioperasi.
DS:
- klien O :-Klien tampak melakukan
mengatakan 11.10.wib 3.Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas tehnik napas dalam dengan
nyeri disekitar dalam dengan cara menghirup udara melalui benar.
mata yang hidung dan mengeluarkannya melalui mulut - Skala nyeri 3 (nyeri
sudah seperti orang bersiul. ringan)
dioperasi
DO: 11.20 wib 4.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
- Klien tampak obat analgesik: A : Masalah nyeri teratasi
meringis - asam mefanamat, 500 mg 3x1/hari sebagian ditandai dengan skala
- nyeri skala 4 3 (nyeri sedang)
(nyeri
sedang)
- TTV: TD = P : Intervensi dilanjutkan
130/80 - Mengkaji skala nyeri,
mmhg, N = lokasi nyeri dan
80 x/ menit, karakteristik nyeri yang
RR = 22 x/ dirasakan klien
menit, SH = - Kolaborasi
36,8ºC. Memberikan obat
analgesik sesuai anjuran
dan indikasi dokter
- asam mefanamat, 500 mg
3x1/hari
-opthalgon 5 mg, 2 x 1
tts/hari
CATATAN PERKEMBANGAN III
1. Jumat Nyeri 09.00 wib 1.Mengkaji skala nyeri, lokasi nyeri dan S =- klien mengatakan nyeri
01-03- berhubungan karakteristik nyeri yang dirasakan klien hilang
2012 dengan interupsi
pembedahan 09.30 wib 2. Kolaborasi O= Skala nyeri 1
jaringan Memberikan obat analgesik sesuai anjuran dan
indikasi dokter A = masalah nyeri teratasi
DS : - asam mefanamat, 500 mg 3x1/hari ditandai dengan skala nyeri =
- klien 1
mengatakan
nyeri yang
dirasakan sudah P = intervensi dihentikan
berkurang
- klien
mengatakan
nyeri yang
dirasakan hilang
timbul pada
daerah mata
yang dioperasi.
O:
- Klien tampak
melakukan
tehnik napas
dalam dengan
benar.
- Skala nyeri 3
(nyeri ringan)
3 Jumat Kurang 09.40 wib 1. menjelaskan penting tehnik aseptik untuk S=
01-03- pengetahuan meneteskan tetes mata -Klien mengatakan jika ingin
2012 berhubungan -mencuci tangan membeli obat tetes mata klien
dengan -pegang alat menetes mata agak jauh dari mata langsung berkonsultasi dengan
kurangnya dokter mata agar tidk salah
informasi tentang 09.45 wib 2.menekankan pentingnya evaluasi perawatan memilih obat tetes mata.
perawatan post op rutin. Beri tahu klien untuk melaporkan
ditandai dengan: penglihatan berawan. - klien mengatakan akan
menghindari berkedip,
DS : 09.50 wib 3.menginformasikan klien untuk menghindari tetes membaca dan lainnya yang
– Klien mata yang dijual bebas sudajh dijelaskan oleh
menanyakan perawat.
apa saja 09.55 wib 4.menganjurkan pasien menghindari membaca,
yang tidak berkedip, mengengkat berat, mengejan saat O=
boleh defekas i pada saat perawatan mata katarak. -klien tampak mengerti apa
dilakukan yang sudah dijelaskan apa
setelah 10.00 wib 5.menganjurkan pasien tidur terlentang, mengatur saja perawatan selama 1 bulan
operasi intensitas lampu dan menggunakan kacamata gelap sesudah operasi katarak.
bila keluar/dalam ruangan terang, keramas dengan
DO : kepala kebelakang (bukan kedepan) A= masalah kurang
– klien sering pengetahuan teratasi
bertanya 10.30 wib 6.Memberikan pendidikan kesehatan Di tandai dengan klien tampak
sebelum klien pulang untuk bagaimana perawatan mengerti
mata sesudah operasi katarak Tentang perawatan setelah
-mata tidak boleh basah operasi katarak
-mandi hanya bagian leher ke bawah
-wudhu hanya dengan cara tayamum saja P = intervensi dihentikan
-mata tidk boleh terbentur dan diucek-ucek
-tidak boleh menunduk berlebihan
-posisi sembhayang duduk / tidur
-tidak boleh sujud dan rukuk
-tidak boleh miring ke arah mata yang sakit
-tidak boleh mengedan
-tidak boleh memangku/ mengangkat berat beban
> 5kg
-banyak makan buah dan sayur
-perban mata diganti tiap pagi dan sore
-tetes mata selama 3 hari setiap jam seterusnya
hari ke 4 s/d kontrol tetes tiap 3jam