PENERAPAN ASURANSI USAHATANI PADI DI INDONESIA: ALTERNATIF SKENARIO
MELINDUNGI PETANI DAN USAHATANI
A. Latar Belakang
1
Pemerintah menghadapi permasalahan dalam keberlanjutan program peningkatan
produksi pertanian, khususnya terkait dengan perubahan iklim global dan fluktuasi
perdagangan internasional. Ketahanan pangan nasional telah lama dipandang sebagai
salah satu tujuan utama pembangunan, sekalipun dihadapkan pada masalah-masalah
yang multidimensional. Upaya meningkatkan produksi juga terus dilakukan/diperkuat
melalui inovasi teknologi dan penerapan program perbaikan manajemen usahatani,
Kegiatan usaha di sektor pertanian akan selalu dihadapkan pada risiko ketidakpastian
yang cukup tinggi, Risiko ketidakpastian tersebut meliputi tingkat kerusakan usahatani
tingkat kegagalan panen yang disebabkan berbagai bencana alam, seperti banjir,
kekeringan, serta serangan hama dan penyakit karena perubahan iklim global,
disamping risiko ketidakpastian harga pasar. Ketidakpastian dan tingginya risiko ini
sangat memungkinkan petani beralih mengusahakan komoditas lain yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Jika hal ini dibiarkan lebih berlanjut, dikhawatirkan akan
berdampak terhadap stabilitas ketahanan pangan nasional, khususnya produksi dan
ketersediaan bahan pangan pokok beras bagi mayoritas penduduk Indonesia,
Asuransi pertanian ditawarkan sebagai salah satu alternatif skema pendanaan yang
berkaitan dengan pembagian risiko dalam kegiatan usahatani, Asuransi pertanian
sudah digunakan di banyak negara sebagai instrumen untuk meningkatkan produksi
pertanian dan melindungi petani. Dengan asuransi pertanian, proses produksi dapat
dijaga karena mengikuti rekomendasi berusahatani yang baik. Pengalaman penerapan
skema asuransi dari negara-negara maju sangat bermanfaat apabila diterapkan di
Indonesia, meskipun masih diperlukan beberapa penyesuaian serta uji coba.
Bagi Indonesia, asuransi pertanian sangat penting untuk membantu petani dari risiko
kerugian besar dan memastikan bahwa mereka akan memiliki modal kerja yang cukup
yang diperoleh karena mengasuransikan usahataninya untuk membiayai usaha
pertanian pada musim berikutnya,
Asuransi usahatani padi dapat menjadi program menarik dalam hubungannya dengan
mitigasi dampak perubahan iklim global. Asuransi ini bukan hanya mencakup
perlindungan terhadap fluktuasi harga, tetapi juga mencakup pembagian risiko karena
kekeringan, banjir dan serangan organisme pengganggu tanaman serta faktor
eksternal lainnya, seperti bencana longsor, gempa bumi, masalah politik dan lainnya,
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian mengawali penelitan tentang asuransi
pertanian bekerjasama dengan FAO (2008). Selanjutnya, dengan pembiayaan yang
berasal dari APBN, penelitian lanjutan dilaksanakan secara intensif tahun 2009 dan
2010. Selain laporan teknis, hasil-hasil penelitian ini juga telah disebarluaskan dalam
berbagai media, termasuk sebagai input dalam kebijakan pembangunan pertanian.
Hasil-hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap penyusunan pedoman
pelaksanaan program asuransi pertanian (deskripsi dan justifikasi sebagai kebijakan
dasar, pedoman umum dan petunjuk teknis pelaksanaan asuransi usahatani padi),7. Model asuransi usahatani padi yang baru pertama kali diintroduksikan di Indonesia ini
didasarkan atas biaya usahatani padi untuk melindungi petani dari kerugian kerusakan
usahatani dan atau kegagalan panen akibat banjir, kekeringan, dan serangan
organisme pengganggu tumbuhan. Skema asuransi ini diharapkan dapat memberikan
masukan untuk pengambilan Keputusan kebijakan pembangunan pertanian,
Khususnya dalam upaya melindungi petani dan budidaya padi secara nasional
Tujuan Skema Asuransi
8. Tujuan program asuransi pertanian dapat dibagi dalam beberapa kelompok sasaran,
sebagai berikut:
Untuk kelompok sasaran petani adalah:
a, Menyadarkan petani terhadap risiko gagal panen atau gagal usaha peternakan,
b. Mendorong petani meningkatkan ketrampilan dan memperbaiki manajemen usaha
pertanian.
c. Mengurangi ketergantungan petani permodalan yang berasal dari pihak lain dan
membantu petani menyediakan biaya produksi atau modal usaha peternakan.
4. Meningkatkan pendapatan petani dari keberhasilan usaha pertanian/peternakan
secara berkesinambungan.
Untuk kelompok sasaran pemerintah daerah adalah untuk:
a. Meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab aparat pemerintahan di daerah
tentang pentingnya antisipasi risiko usaha pertanian di daerahnya.
b. Membantu menyediakan sarana dan akses permodalan bagi petani jika mengalami
risiko usaha pertanian atau terjadi gagal panen/kegagalan usaha peternakan.
c. Membantu pembangunan ekonomi regional melalui cabang usaha bisnis asuransi.
d. Meningkatkan keberhasilan usaha pertanian/peternakan, serta ketahanan dan
keamanan pangan secara regional.
e, Membuka peluang penyerapan tenaga kerja baru.
Untuk kelompok sasaran perusahaan asuransi untuk:
a, Membuka peluang cabang usaha baru dalam bentuk perlindungan risiko usaha
pertanian dengan petani/peternak sebagai nasabah.
b. Meningkatkan kemampuan karyawan perusahaan asuransi dalam manajemen
pertanggungan risiko pada sektor pertanian.
Memperbaiki iklim usaha perasuransian secara regional.
d. Mendorong peningkatan kegiatan usaha asuransi dengan basis pertanian yang
mampu membuka lapangan kerja baru.
. Komoditas Pertanian yang Dapat Diasuransikan
9. Seperti kebanyakan aset dan produksi, tanaman dapat diasuransikan terhadap bahaya
apa saja, tetapi semua ada harganya, Dalam situasi dimana keuntungan usaha berbagal
2komoditas pertanian sangat marjinal, keadaan menjadi berbalik. Keuntungan marjinal
mendorong kebutuhan akan manajemen risiko termasuk asuransi, tetapi juga
‘mengurangi kemampuan membeli perlindungan yang diperlukannya,
10. Asuransi usaha tanaman pangan bersifat musiman, kerusakan atau kerugian
berhubungan dengan satu musim tanam untuk menyederhanakan penilaian kerugian,
Secara umum, semakin tinggi nilai Komoditas tanaman, semakin tinggi pula
permintaan asuransi. Komoditas bernilai ekonomi tinggi biasanya dibiayai dengan
fasilitas perbankan yang mengharuskannya untuk diasuransikan. Sub sektor tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan layak diasuransikan.
D. Jenis Risiko Usaha Pertanian Utama yang Dapat Diasuransikan
11. Kekeringan (Drought) Kekeringan merupakan peristiwa cuaca yang kerap terjadi di
negara tropis seperti Indonesia. Waktu kejadian (time of impact) dan wilayah yang
terkena dampak (geographical area) memerlukan batasan yang jelas, Kekeringan dapat
terjadi dalam waktu yang lama dan dampaknya bahkan dialami hingga musim tanam
berikutnya. Kekeringan dapat diperparah oleh penyebab lain seperti penyakit tanaman
yang menyerang tanaman yang stress akibat kekurangan air. Kerusakan karena
kekeringan adalah risiko usahatani dan dapat diasuransikan,
12. Banjir (Flood) Kerusakan akibat banjir dapat disebabkan Karena curah hujan yang
berlebihan, tetapi bisa juga disebabkan oleh kelebihan air di daerah lain dalam bentuk
luapan air sungat atau danau yang mengalir ke lahan pertanian, Risiko banjir pada
dasarnya dapat diasuransikan, dengan pengecualian lahan pertanian yang tidak cukup
didukung drainase atau saluran pembuangan air tidak terawat, ata lahan pertanian
berada pada kontur dataran yang rendah sehingga rawan tergenang banjir.
13. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang mencakup hama tumbuhan dan
penyakit tumbuhan. Risiko serangan OPT sangat bervariasi menurut jenis hama dan
atau penyakit serta menurut wilayah dan intensitas serangan. Risiko yang ditanggung
dalam program asuransi pertanian harus dicantumkan dalam surat perjanjian
kerjasama antara pihak-pihak yang bekerjasama untuk dipatuhi bersama.
14. Kematian ternak (sapi, ayam, dll) adalah risiko yang dapat timbul sebagai akibat
serangan penyakit yang menyerang hewan peliharaan. Jika terjadi endemik di suatu
wilayah, ada kemungkinan risiko kematian ternak massal. Asuransi menjadi alat
perlindungan terhadap serangan penyakit yang mengakibatkan kematian ternak.
15. Kehilangan ternak Kesulitan ekonomi sering dijadikan alasan untuk suatu tindakan
pencurian atau pemindahan penguasaan suatu aset tertentu. Kehilangan ternak
karena pencurian sering terjadi dan menjadi salah satu risiko yang mengakibatkan
kerugian besar. Asuransi dapat menanggung risiko kehilangan ini dan memulihkan
kerugian yang dialami peternak.
E, Strategi dan Langkah-langkah Operasional
a, Kelompok Kerja Pelaksana
16. Strategi pelaksanaan skema asuransi pertanian diawali dengan perhatian terhadap
perlindungan sektor pertanian, Pemerintah pusat memprakarsai perlunya asuransi