You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET DAN KOMPLIKASI PADA DIABETES MELLTIUS


DI KELUARGA NY “N” RT 05 RW 03 KEL. PANDANWANGI

OLEH :
NURIS AFITRIANI
201720461011083

POGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIET DAN KOMPLIKASI PADA DIABETES MELLITUS
DI KELUARGA NY “N” RT 05 RW 03 KEL. PANDANWANGI

Pokok bahasan : Diet pada Diabetes Mellitus


Sasaran : Keluarga RT 05, RW 03 Kelurahan Pandanwangi
Hari/ Tanggal : Jumat, 19 Oktober 2018
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah keluarga RT 05 RW 03
Pukul pelaksanaan :16.00 WIB s.d selesai
Pemateri : Nuris Afitriani

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi
karena berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah
melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan
kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005).
Diabetes Melitus biasanya disebut dengan the silence killer karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan
penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual,
luka sulit sembuh dan membusuk atau gangrene, infeksi paru-paru, gangguan
pembuluh darah, struk dan sebagainya. Tidak jarang penderita DM yang sudah
parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan (Depkes,
2005).
Gejala khas diabetes mellitus berupa pliuria, polidipsia, lemas, dan berat
badan turun (meskipun nafsu makan meningkat), hiperglekimia, dan
glukosuria. Gejala lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah kesemutan,
gatal, mata kabur, dan impoten pada pasien pria serta pruritus vulvae pada
pasien wanita, biasanya diabetes muncul pada usia diatas 40 tahun dan anak-
anak yang masing-masing berlainan sifatnya.
Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, dalam jangka panjang diabetes
dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Jika tidak waspada, DM bisa
mengakibatkan gangguan pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata
(gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), pembuuh darah kaki (luka yang sukar
sembuh/gangren).
Pengobatan DM secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau
langerhans di pankreas belum ada langkah utama pengobatan dapat dilakukan
dengan cara melakukan diet, yakni mengurangi kalori dan meningkatkan
konsumsi vitamin, melakukan olah raga secara teratur, mengonsumsi obat-
obatan hipoglekimia oral, melakukan terapi insulin.

Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita


diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan
(Sulistyowati, Lilis, 2011).
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur
konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme
pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak
boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula darah namun perlu
diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.

B. Sub Pokok Bahasan


1. Diet pada diabetes mellitus.
2. Syarat diet pada diabetes mellitus.
3. Tujuan diet pada diabetes mellitus.
4. Perawatan pada diabetes mellitus
5. Komplikasi pada diabetes mellitus.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah setelah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang diet pada diabetes mellitus, keluarga mampu memahami
diet yang tepat, tujuan diet, syarat diet, dan komplikasi pada klien dengan
diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diet diharapkan :
1) Menjelaskan diet pada diabetes mellitus.
2) Menjelaskan syarat diet pada diabetes mellitus.
3) Menjelaskan tujuan diet pada diabetes mellitus.
4) Perawtan pada diabetes mellitus.
5) Komplikasi pada diabetes mellitus.
D. Strategi
Media ( Alat bantu )
1. Leaflet dari puskesmas
Metode
1. Presentasi / ceramah
2. Tanya jawab

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan


KEGIATAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
Pembukaan: 1. Menjawab Salam
1. Membuka kegiatan dengan dan Mendengarkan
mengucapkan salam dan 2. Memperhatikan
Memperkenalkan Dari 3. Memperhatikan
1. 2 Menit
2. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
3. Menyebut materi yang akan
disampaikan
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan diet pada diabetes 1. Memperhatikan
mellitus. dan mendengarkan
2. Menjelaskan syarat diet pada 2. Memperhatikan
dan mendengarkan
2. 10 Menit diabetes mellitus.
3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan diet pada dan mendegarkan
diabetes mellitus.
4. Komplikasi pada diabetes
mellitus.
Penutup:
1. Tanya jawab 1. Bertanya
2. Mereview kembali materi yang 2. Menjawab/
3. 5 Menit telah diberikan menjelaskan
3. Mengucapkan terimakasih atas 3. Menjawab salam
peran peserta
4. Mengucapkan salam penutup

F. Seting Tempat
Keterangan:

: Pemateri

: dokumentasi

: pasien

: peserta atau tetangganya


Keterangan:
1. Penyaji : Nuris Afitriani
Tugas : Membuka acara, menyampaikan materi
2. Fasilitator : Nuris Afitriani
Tugas : Memfasilitasi jalannya acara penyuluhan
3. Observer :
Tugas :Mengobservasi jalannya penyuluhan untuk dievaluasi setelah acara
selesai bersama kelompok, guna perbaikan acara.
4. Dokomentasi : Amalia Dayani
Tugas :Mendokomentasikan kegiatan dari awal samapai akhir
kegiatan
5. Notulen : Nuris Afitriani
Tugas : Mencatat hasil kegiatan

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan SAP 4 hari sebelum dilakukan penyuluhan
b. Pada tanggal 10 Oktober 2018 mahasiswa melakukan kontrak waktu
dengan keluarga untuk melakukan penyuluhan pada tanggal 19 Oktober
2018.
c. Kesiapan keluaga Ny.N untuk mengikuti penyuluhan.
d. Kesiapan tempat yang akan digunakan untuk penyuluhan, tempat yang
digunakan untuk penyuluhan yaitu rumah keluarga Ny.N sendiri.
e. Kesiapan media yang akan digunakan untuk penyuluhan yaitu
menggunakan leaflet.
2. Evaluasi proses
a. Tanggal dan waktu sesuai dengan yang direncakan dengan keluaga
Ny.N, penyuluhan dimulai pada pukul 16.20 s.d selesai.
b. Sebelum melakukan penyuluhan, penyaji perkenalan diri kepada
keluarga Ny.N serta menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan.
c. Pemateri memulai penyampaiaan materi pada pukul 16.20 dengan topik
bahasan tentang Diet dan komplikasi DM.
d. Ketiga anggota keluarga mengikuti penyuluhan yang dilakukan.
e. Saat penyuluhan berlangsung, pasien terlihat antusias mendengarkan
penjelasan yang disampaikan oleh pemateri dan peserta aktif dalam
bertanya sekaligus melakukan diskusi tentang topik pembahasan.
3. Evaluasi Hasil
a. Anggota keluarga tidak ikut serta dalam penyuluhan hanya Ny N dan
tetangganya
b. Peserta terlihat antusias dalam bertanya dan melakukan diskusi.
c. Peserta memahami apa yang disampaikan penyaji.
d. Peserta mampu menjawab pertanyaan terkait topik bahasan penyuluhan
yang diberikan oleh pemateri.

MATERI PENYULUHAN
DIET PADA DIABETES MELLITUS

1. Diet
a. Trilogi 3 J
- J1 : Jumlah kalori harus sesuai
- J2 : Jadwal harus ditentukan sesuai jam
- J3 : Jenis makanan harus diperhatikan
b. Rumus Diet dan Kebutuhan Kalorinya
RBW = BB x 100%
TB-106

RBW Kebutuhan Kalori


Kurus < 90 % BB x 40 - 60kal/hari
Normal 90 - 100% BB x 30 kal/hari
Gemuk > 110 % BB x 20 kal/hari
Obesitas 110 – 130 % BB x 10 - 15kal/hari

c. Faktor yang menentukan kebutuhan kalori:


- Jenis kelamin (wanita 25 kal/kg BB dan laki-laki 30 kal/kg BB)
- Umur 40-59 tahun kebutuhan kalori dikurangi 10%, 60 sampai lebih
dari 70 tahun dikurangi 20%
- Aktivitas fisik atau pekerjaan, dimana dalam keadaan istirahat
ditambah 10% dari kebutuhan basal, aktivitas ringan 20%, aktivitas
sedang 30%, dan aktivitas berat 50%\
- Berat badan gemuk dikurangi 20-30% dan kurus ditambah 20-30%

2. Tujuan
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk
membantu pasien memperbaiki keiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dan mampu memahami
tentang komplikasi yang bisa terjadi pada pasien DM.
Tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:
a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen)
atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun
oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan
komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik,
hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
3. Syarat Diet
Diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis
kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan
metabolik.
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi
tinggi (nilai cernanya tinggi).
d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi.
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

4. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita


Diabetes Mellitus adalah :
a. Sumber Karbohidrat kompleks
Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue,
makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit.
b. Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal
2x/minggu.
c. Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna
hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll.
d. Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah
yang sudah ditentukan.

5. Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh


penderita Diabetes Mellitus adalah :
a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula
pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart,
jelly, dll.
b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung
lemak jenuh).
c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah
kalengan, dll.

6. Cara perawatan diabetes mellitus


a. Jaga berat badan yang ideal
b. Rutin olahraga 30 menit per hari
c. Banyak konsumsi sayuran dan buah, batasi asupan glukosa yang berlebih
d. Hindari konsumsi tembakau dan alcohol
e. Rutin cek kesehatan
f. Minum obat secara teratur
7. Komplikasi pada diabetes mellitus
a. Stroke dan sakit jantung
Stroke dan sakit jantung mencakup 70 persen dari kasus komplikasi
diabetes di Indonesia. Seorang penyandang diabetes melitus bahkan
diperkirakan memiliki risiko terkena serangan jantung dan stroke yang dua
kali lipat dari orang normal. Sebab, kadar gula tinggi mengubah pola
lemak kolesterol LDL menjadi lebih mudah menumpuk, menghambat
produksi kolesterol HDL, dan menganggu elastisitas pembuluh darah.
Akibatnya, pembuluh darah menjadi lebih mudah cedera dan mengalami
penyumbatan. Padahal, pembuluh darah koroner berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Jika pembuluh ini mengalami
sumbatan atau atherosklerosis, aliran darah yang membawa oksigen ke
jantung akan terhambat dan jantung mengalami kerusakan. Akibatnya,
jantung gagal memompa darah ke seluruh tuhuh dan kematian mendadak
dapat terjadi.
b. Mata
Komplikasi diabetes terhadap mata dapat dibagi menjadi dua, yakni
stadium awal (retinopati non-plofiteratif) dan stadium lanjut (retinopati
proliferatif). Pada stadium awal, pembuluh darah mata menjadi
berlubang-lubang karena kadar gula dalam darah yang tinggi. Jika isinya
merembes ke dalam retina, pengelihatan bisa menjadi kabur. Sementara
itu, pada stadium lanjut, terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru di
dalam mata. Pembuluh ini sangat rapuh dan rentan mengalami kebocoran.
Jika sudah bocor, Wismandari berkata bahwa pengobatannya hanya laser;
dan bila tidak langsung ditangani, kerak darah bisa menutup lensa mata
dan menyebabkan kebutaan

c. Ginjal
Setelah stroke dan jantung, ginjal adalah salah satu komplikasi yang paling
sering dialami oleh penyandang diabetes melitus. Prevalensi kejadiannya
bahkan mencapai 30 persen dan diabetes disebut sebagai penyebab cuci
darah kedua tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi. Wismandari
mengatakan, meski tidak menyebabkan kematian, komplikasi ginjal pada
penyandang diabetes melitus menyebabkan kecacatan. Sebab, ginjal
berfungsi sebagai penyaring dalam tubuh, dan kadar gula yang tinggi
secara menahun akan menganggu fungsi ginjal. Lama-kelamaan, ginjal
akan perlu terapi pengganti dengan cuci darah yang harus dilakukan tiga
kali seminggu atau transplantasi ginjal.
d. Saraf
Komplikasi saraf dialami oleh 60 persen penderita diabetes melitus. Kadar
gula tinggi yang terjadi saraf kronik akan merusak tubuh, terutama saraf
tepi. Akibatnya, penderita akan merasa kesemutan, baal, atau nyeri. Dalam
beberapa kasus, Wismandari menemukan bahwa pasiennya merasa tidak
menapak tanah atau memegang sesuatu. Walaupun tidak menyebab
kematian, komplikasi saraf bisa sangat mengganggu. Bila pasien tidak
dapat merasakan tubuhnya, ada kemungkinan dia tidak menyadari telah
terluka. Selain itu, komplikasi saraf juga dapat menyebabkan tekanan
darah rendah (hipotensi), disfungsi ereksi, gangguan pencernaan, dan
inkontinensia atau ketidakmampuan mengontrol buang air kecil dan besar.
e. Kaki diabetes
Masih terhubung dengan komplikasi sebelumnya, kaki diabetes
disebabkan oleh gangguan di saraf dan pembuluh darah pada tungkai.
Ketika pasien tidak bisa merasakan tubuhnya, luka menjadi lehih mudah
infeksi dan gangren. Kondisi ini merupakan penyebab tertinggi amputasi.
Menurut Wismandari, seorang pasien diabetes bahkan memiliki risiko
amputasi 25 kali lebih besar dari orang normal.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, A. 2011. Panduan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 Trekini. FK UNPAD,


Bandung.

Dewi, RP. 2013. Faktor risiko perilaku yang berhubungan dengan kadar gula
darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di rsud kabupaten
karanganyar. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Undip 2(1): 1-11.

Bunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan medical bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Corwin, 2009. Komplikasi dan Perawatan Diabetes Mellitus. Jakarta. EGC

You might also like