You are on page 1of 19

LAPORAN KERJA PERAWAT

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen pengampu Sucu Noor Hayati, Ners.,M.Kep

Oleh :

Dianti Nirmala 117010

Heni Khoerunnisa 117014

Ilham Syukur P 117016

Tia Monica 117039

Ulvi Sukmawati 117040

Windi Agustini 117042

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ LAPORAN
KERJA PERAWAT”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima Kasih.

Bandung, 01 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan


kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan
rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik
dan perawatan merupakan sub sistem dan sistem pelayanan yang ada di rumah sakit.
Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih
bersifat individual (Depkes, 2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke
masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah
sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubunga, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi
dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu
yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut
untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena
alasan-alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional,
karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang
terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawatan pun terdiri
dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga seoranng pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih
rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan manajemen keperawatan hars
dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat
perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan
itu sendiri (Gillies, 2002).
1.2 Batasan Masalah

Mengingatkan banyaknya perkembangan tentang laporan kerja keperawatan, maka penulis


membatasi masalah sebagai berikut :

1. Membahas Konsep Manajemen Keperawatan

2. Fungsi Manajemen keperawatan

3. Standar Asuhan Keperawatan

4. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

5. Tujuan Dokumentasi Keperawatan

6. Makna Dokumentasi Keperawatan

7. Contoh Laporan Kerja

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah Konsep Manajemen Keperawatan ?

2. Apakah Fungsi Manajemen Keperawatan ?

3. Apakah Standar Asuhan Keperawatan ?

4. Bagaimana Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ?

5. Apakah Tujuan Dokumentasi Keperawatan ?

6. Apakah Makna Dokumentasi Keperawatan ?

7. Bagaimana Contoh Laporan Kerja ?

1.4 Tujuan

1. Menjelaskan Konsep Manajemen Keperawatan

2. Menjelaskan Fungsi Manajeman Keperawatan

3. Menjelaskan Standar Asuhan Keperawatan

4. Menjelaskan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

5. Menjelaskan Tujuan Dokumentasi Keperawatan

6. Menjelaskan Makna Dokumentasi Keperawatan


7. Mendeskripsiksn Contoh Laporan Kerja

1.5 Manfaat

1. Mengetahui Konsep Manajemen Keperawatan

2. Mengetahui Fungsi Standar Asuhan Keperawatan

3. Mengetahui Standar Asuhan Keperawatan

4. Mengetahui Pendokumentasaian Asuhan Keperawatan

5. Mengetahui Tujuan Dokumentasi Keperawatan

6. Mengetahui Makna Dokumentasi Keperawatan

7. Mengetahui Contoh Laporan Kerja

BAB 2

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Manajemen Keperawatan


Manajemen berasal dari kata manus yang artiya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai prosesmenyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain.
Manajemen mendefinisikan manjemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan
Keperawatan, pengobatan dan rasa ama kepada pasien, keluarga, kelompok, dan
masyarakat (Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manjemen
Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan
sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standar Asuhan Leperawatan (SAK) akan
digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapan yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber
daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam
satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan.
Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah
perawat yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2.2 Fungsi Manajemen


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
planning (perencanaan), organizing (perorganisasian), staffing (kepegawaian), directing
(pengarahan), controlling (pengendalian/evaluasi).

1. Planing (perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Menurut muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan
dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi
perencanaan tidak mungkkin fungsi manajemen lainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerja yang akan dilaksanakan, dan juga
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses
untuk menumbuhkan. Merumuskan masalah-masalah kesehatan di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paing pokok. Dan menyusun langkah-lagkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
 Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
 Membantu dalam koping dengan situasi kritis
 Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
 Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang
 Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
 Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan
 Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
 Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta
 Mengidentifikasikan masalah dan penetapan prioritas masalah
 Merumuskan tujuan program dn besarnya target
 Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala
 Menyusun rencana kerja operasional (RKO)
c. Jenis perencanaan
 Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan
pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan
yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan.
Mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melakanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya.
 Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur
yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untk setiap
aktivitas dan prosedur.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana
yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari
yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan
peraturan. Sedangkan rencana sekalli pakai terdiri dari program dan
proyek.

d. Manfaat perencanaan
 Membantu proses manajemen dalam perubahan lingkungan
 Memberikan cara pemberian perintah untuk pelaksanaan
 Memudahkan kordinasi
 Memungkinkan manajer memahami keseluruhan operasional
secara jelas
 Membantu tujuan lebih khusus
e. Keuntungan perencanaan
 Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif
 Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
 Memodifikasi gaya manajemen
 Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan perencanaan
 Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal informasi dan
fakta-fakta lainnya
 Perencanaan memerlukan biaya yang cukkup banyak
 Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
 Perencaaan menghambat timbulnya inisiatif
 Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil

2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk mendapatkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi juga dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun
suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segerap kegiatan usaha kerja.
a. Manfaat perorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
 Pembagian tugas perorangan atau kellompok
 Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam rganisasi
melalui kegiatan
 Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
b. Langkah-langkah pengorganisasian
 Tujuan prganisasi harus dipahami oleh stf
 Kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
 Kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis
 Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staff dan
menyediakan fasilitas

3. Staffing (kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Proses
pengaturan staff bersifat kompleks, komponen pengaturan staff adalah sistem
kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff,
rencana penadwalan, dan sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).
Meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan
kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan,
logistik dari pola program pengaturan staff dan kontrolnya, evaluasi kualitas
perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah
yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien
selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun.
Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien
yang sederhana.
Pengaturan staff juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mnegatur departemen
beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi, dan
objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi, dan tanggung jawab, kebijakan
dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi
periodik terencana.
Komponen yang termasuk fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk
pekerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai
untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai.

4. Directing (pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerja yang efektif.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Menurut stogdil dalam swanburg (2000), kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam
upaya menyusun dan mencapai tujuan.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam
gaya kepemimpinan yaitu :
 Autokratin
Pemimpin membuat keputusan sendiri.
 Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan
 Lalssez lalrre
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan
pantang memberikan bimbingan kepada staff.

5. Controlling (pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian merupakan fungsi yang terakhir
dari proses manajemen yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang
lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi
sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi dan prinsip-
prinsip yang telah ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan
dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi timbal baik, dan menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembngkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhtikan beberapa
prinsip berikut :
 Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya
mudah diukur
 Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan
 Standard kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staff
 Harus menunjukkan sifat dan aktivitas
 Harus melaporkan kesalahan dengan segera
 Memandang ke depan
 Menunjukkan penerimaan pad titik kritis
 Objektif
 Fleksibel
 Menunjukkan pola organisasi
 Ekonomis
 Mudah dimenegerti

2.3 Standard Asuhan Keperawatan

Standard merupakan suatu tingkat keunggulan yang ditentukan sebelumnya yang


bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standar memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan
sebelumnya, dibuat oleh para ahli dikomunikasikan dan diterima oleh orang orang yang
terpengaruh olehnya.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama
berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga keseahatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya.

Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,


nengurangi biaya asuhan keperawatan. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan
tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapetik

Perawat yang bekerja di rumah sakit harus melaksanakan standard asuhan keperawatan di
rumah sakit . standard asuhan keperawatan di rumah sakit yang meliputi :

 Standard 1 : Falsafah keperawatan


 Standard 2 : Tujuan asuhan keperawatan
 Standard 3 : Pengkajian keperawatan
 Standard 4 : Diagnosa keperawatan
 Standard 5 : Perencanaan keperawatan
 Standard 6 : Intervensi keperawatan
 Standard 7 : Evaluasi keperawatan
 Standard 8 : Catatan asuhan keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat dikembangkan
untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien .

1 Standard 1 : Pengkajian keperawatan

Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis menyeluruh , akurat,
singkat dan berkesinambungan data dapat di komunikasikan dan dicatat .
Kriteria pengkajian meliputi :

 Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta
dari pemeriksaan penunjang
 Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait ,tim kesehatan, rekam
medis dan catatan lain.
 Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
 Status kesehatan pasien masalalu
 Status kesehatan pasien saat ini
 Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
 Respon terhadap terapi
 Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2 Standard II : Diagnosa keperawatan

Adapun kriteria proses :

 Proses diagnose terdiri dari analis , interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan
diagnosa keperawatan
 Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejela (S), atau
terdiri dari masalah dan penyebab (P,E).
 Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan
 Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
3 Standard III : Perencaan keperawata

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan


meningkatkan kesehatan pasien.

Kriteria proses, meliputi :

 Perncanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah , tujuan dn rencana tindakan


keperawatan
 Bekerja sama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
 Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi kebutuhan dan kondisi pasien
 Mendokumentasikan rencana keperawatan.
4 Standard IV : Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses asuhan


keperawatan .

Kriteria proses meliputi :

 Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


 Kolaborasi tim kesehatan lain
 Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan yang
digunakan.
 Mengkaji ulang dan merevisi pelaksaan tindakan keperawatan berdasarkan respon
pasien
5 Standard V : Evaluasi keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam


pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan .
Kriteria prosesnya, meliputi :
 Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu
dan terus-menerus
 Menggunakan data dasar dan respon pasien mengukur kea rah pencapaian tujuan
 Memvalidasi dan menganalisa data barudengan teman sejawat
 Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan
keperawatan
 Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
 Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebutt, maka pelayanan keperawatan
diharapakan akan menjadi lebih terarah.
2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
 Dokumentasi merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas tertentu
secara sah/legal(carpenito,1198).dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data
lengkap , nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kekasakitan dari pasien
melainkan dengan tipe/jenis kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo,2009)
2.5.1 Tujuan dokumentasi keperawatan

Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter,1989 dalam Tyo,2009) :

 Alat komunikasi anggota tim


 Biling keuangan
 Bahan pendidikan
 Sumber data dalam menyusun NCP
 Audit keperawatan
 Dokumen yang legal
 Informasi statistic
 Bahan penelitian
2.6.2 Makna dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai
aspek yaitu :

 Hukum
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan
deimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa , maka
dokumentasi diperlukan sewaktu waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan
sebagai barang bukti di pengadilan(nursalam,,2001)
 Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan bago
perawat dalam membantu menyelasaikan masalah pasien(nursalam,2001)
 Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah yang
berkaitan dengan pasien.(nursalam,2001)
 Pendidikan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan semua tindakan keperawatan yang belum
,sedang dan telah di berikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan(nursalam,2001)
 Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan bukti(nursalam,2001)
2.7 Contoh Laporan Kerja
CONTOH LAPORAN KERJA KOMITE KEPERAWATAN
KOMITE KEPERAWATAN
Komite Keperawatan mulai aktif bulan juli 2014

Hasil yang telah dicapai :


Tugas Komite Keperawatan
Fungsi Komite Keperawatan
Program Kerja Tahun 2015
1. Menyusun Nursing Staff By Laws
2. Menyusun Standar Kompetensi Perawat
3. Menyusun Rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih
4. Melakukan Kredensial Perawat, Bidan dan Perawat Gigi
5. Menyusun Buku Pedoman Mutu Profesi
6. Menyusun Buku Pedoman Disiplin dan Etika Propesi

LAPORAN PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN TAHUN 2016-


2017
Tenaga keperawatan di RSAM berjumlah kurang lebih 60 orang, memiliki jam
kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang
paling deket dengan pasien melalui hubungan professional.
Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada
pasien dan keluarganya. Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga
keperawan dapat terjadi dan terus berkembang maka diperlukan suatu wadah
keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata nama profesi , mekanisme dan sistem
perorganisasian tersebut adalah komite keperawatan.

Komite keperawatan rumah sakit dibentuk beradasarkan peraturan menterin


kesehatan NO 49 Tahun 2013
1. Uji kompetensi 60 perawat dengan hasil sebagai berikut :
- Jauh diatas harapan : 14 Orang
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manjemen
Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan
sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standar Asuhan Leperawatan (SAK) akan
digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan.

3.2 Saran

Untuk tidak ceroboh dalam melakukan tidakan apapun kepada pasien harus teliti
dan menggerakan para karyawan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
aturan dari rs tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Sabil,Teuku Muhammad.Laporan Manajemen Keperawatan Kelompok II. Diakses


pada 29 November 2018.
http://www.academia.edu/19405310/LAPORAN_MANAJEMENT_KEP_KELO
MPOK_II

Sitanggang,loym.2014.Contoh laporan kerja komite keperawatan.Diakses pada 29


November 2018. https://www.scribd.com/document/360180576/157960469-
contoh-laporan-kerja-komite-keperawatan-pdf

You might also like