You are on page 1of 26

MANAJEMEN PENGELOLAAN PASIEN PADA NY.

F
DENGAN CHF

DISUSUN OLEH
SITTI HARDIANTI HAMIDU
G3A017214

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2018/2019
MANAJEMEN PENGELOLAAN PASIEN PADA NY. F DENGAN CHF DI
RUANG ISMAIL 2 R.S. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : Sabtu, 08 Desember 2018 (08.30 WIB)
Tanggal pengkajian : Sabtu, 08 Desember 2018 (21:59 WIB)
1. Identitas Klien
Nama : Ny F
Usia : 22 tahun
No. RM : 529838
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kalialang lama, kec.sukorejo
Diagnosa Medis : CHF
Kelas Ruangan : II
DPJP : dr. M.Sugianto
Jaminan : BPJS
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Kalialang lama, kec.sukorejo
Hubungan dengan Klien : Suami

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Riwayat penyakit sekarang
Ny. F mengeluh sesak nafas(+), batuk(+) dan jantung terasa berdebar
2. Data fokus
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS: Disfusi miocard Penurunan
- Klien mengeluh sesak curah jantung
nafas(+), batuk(+) dan jantung Kontraktilitas
terasa
DO: Gagal Pompa
- KU : klien tampak lemas ventrikel
- Klien tampak sesak
- Terpasang O2 Curah Jantung
- Kesadaran : CM (COP)
- TTV:
 TD : 111/83 mmHg
 N : 104 x/menit
 RR : 25 x/menit
 S :36,9 0C

2 DS: Suplai darah Intoleransi


- Pasien mengatakan sesak kejaringan Aktifitas
- Pasien mengatakan saat miring
kiri dada terasa sesak dan Nutrisi dan O2
penuh sel
- Pasien mengatakan saat
melakukan aktifitas sehari-hari Metabolisme Sel
bertambah sesak.
Lemah dan letih
DO:
- KU : pasien tampak lemah
- TTV:
 TD : 111/83 mmHg
 N : 104 x/menit
 RR : 25 x/menit
 S :36,9 0C
- Klien pernah riwayat
bronchitis
3. Intervensi
No Dx NOC NIC
Tujuan dan Kritreria Intervensi
Hasil
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Mandiri
jantung berhubungan tindakan keperawatan· - Kaji fungsi jantung
dengan perubahan selama …x24 jam tentang: bunyi, frekuensi,
kontraktilitas diharapkan curah jantung dan irama jantung
miocard kembali adekuat dengan· - Observasi sirkulasi nadi
kriteria hasil : perifer
· TTV dalam batas normal · - Pantau tekanan darah
· Ortopnea tidak ada pasien
· Nyeri dada tidak ada · - Kaji adanya sianosis dan
· Terjadi penurunan perubahan kulit yang pucat
episode dyspnea · - Kaji perubahan sensori:
· Ikut serta dalam aktivitas letargi (penurunan
yang mengurangi beban kesadaran, cemas, dan
kerja jantung. depresi)
·- Beri lingkungan yang
tenang dan tirah baring.
· - Kolaborasi pemberian obat
anti aritmia jika diperlukan
· - Berikan oksigen tambahan
dengan kanula nasal/masker
sesuai indikasi

2 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan · 1. Pantau tanda-tanda vital


sebelum selama dan setelah
Berhubungan tindakan keperawatan
aktivitas.
Dengan Kelemahan selama 3 x 24 jam dengan 2. hentikan aktivitas jika
tanda-tanda vital tidak
Tubuh kriteria hasil :
dalam rentang normal.
- Dapat memenuhi 3. Bantu pasien untuk
kebutuhan perawatan mengubah posisi secara
berkala, bersandar,
sendiri.
duduk, dan berdiri.
- Menurunnya kelemahan 4. Hindari menjadwalkan
pelaksanaan aktivitas
dan kelelahan
selama periode istirahat.
Tanda vital dalam 5. Penggunaan teknik
relaksasi (mis:
rentang normal.
mengalihkan perhatian
pasien dari hal-hal lain,
posisi pasien yang tepat,
pikiran beristirahat dan
lingkungan tenang)
selama aktifitas.

6. Manajemen energi :
7. Ajarkan rentang
pengaturan aktivitas dan
anjurkan kepada klien
untuk menghindari
stress, jaga berat badan,
tidur teratur, makan
sesuai diet yang di
anjurkan untuk
mencegah kelelahan.
8. Pantau respon oksigen
pasien terhadap aktifitas
perawatan diri
9. Pantau penyebab
keletihan.
10. Evaluasi peningkatan
intoleransi aktivitas.

4. Implementasi
No Dx Tindakan Respon pasien
1. Memberi posisi pasien setengah DS: pasien mengatakan lebih
Senin,
duduk nyaman
10/12/20
18 DO: pasien posisi setengah
duduk
1.
TTV:- TD : 111/83 mmHg
- N : 104 x/menit
- RR : 25 x/menit
- S :36,9 0C

2. Kolaborasi pemberian 02 nasal DS: pasien mengatakan lega,


tapi masih sesek.
DO: 02 lancar 4 lpm

3. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR S:-


O : TD = 106/86 mmHg
HR = 114 x/menit
RR = 23 x/menit
S = 36,1 0C
4. Kolaborasikan untuk pemberian S:-
obat O : Furosemid IV 1amp/12
jm
Heparin IV 60 unit/kg BB

2. 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR S:-


O : TD = 109/76 mmHg
HR = 100 x/menit
RR = 23 x/menit
S = 36,1 0C
2. Catat adanya tanda dan gejala S:-
O : klien tampak sesak dan
penurunan cardiac output
batuk
3. Memantau dan menghitung S : klien mengatakan minum
tidak terlalu sering hanya 1 gelas
keseimbangan pemasukan dan
O : - Balance cairan
pengeluaran Pemasukan : air minum 200 cc
Pengeluaran : 450 cc
Mengkaji penyebab kelemahan Klien sudah tidak terlalu sesak
No Dx Tindakan Respon pasien
1 1. Memberi posisi pasien S: pasien mengatakan lebih nyaman
12/nov/
senyaman mungkin O: pasien posisi setengah duduk
2018
TTV:- TD : 111/83 mmHg
- N : 104 x/menit
- RR : 25 x/menit
- S :36,9 0C

2. Mengobservasi keadaan S: Klien mengatakan sesak (-) hanya


umum pasien batuk sama tenggorokan terasa gatal
O: klien tampak baik, GCS E=4 V=5
M=6
Klien masi terpasang sirimpamp,infus RL
20 tpm

3. Mmberikan informasi S:-


O : pasien tampak mengikuti anjuran
mengenai keadaan dan
perawat
ketidaknyamanan, sesuai
kebutuhan pasien
4. Kolaborasikan untuk S:-
pemberian obat O : Furosemid IV 1amp/12 jm
Heparin IV 60 unit/kg BB
- Pironolakton 100 mg/ 24
jm P.O
- Kalk 1 tab/ 8 jam
- Allopurinol 300 mg/24 jm
2 1. Monitor TD, nadi, suhu, S:-
O : TD = 109/890 mmHg
dan RR
HR = 100 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36,8 derajat celcius
S:-
O : pasien tampak sesak dan pusing
C. PENGELOLAAN PASIEN BARU
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 08 Desember 2018
pukul 09.29 WIB melalui UGD untuk menjalani perawatan. Setelah
menandatangani formulir persetujuan rawat inap dan terpasang gelang
identitas, klien dan keluarga lalu diantar oleh petugas kurir ke ruang
Ismail 2 pukul 10.40 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab.
Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien tampak lemah dengan kesadaran
composmentis dengan skor GCS (E4V5M6).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas UGD kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang, dimana dalam formulir tersebut terdapar poin- poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari UGD, ruang rawat
tujuan yaitu ruang Ismail 2 kelas II
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S : Ny. F mengeluh sesak nafas(+), batuk(+) dan jantung terasa
berdebar klien terpasang infus RL 20 tpm TD : 111/83 mmHg N :
104 x/menit, RR : 25 x/menit, S :36,9 0C
B : nama Ny. F , umur 22 tahun. DPJP yaitu Dr. M. Sugianto
diagnose medis CHF, masuk pada tanggal 08 Desember 2018 jam
09.29 WIB. Kondisi klien mengeluh sesak nafas(+), batuk(+) dan
jantung terasa berdebar
A : diagnosa medis CHF
Diagnosa keperawatan penurunan curah jantung dan intoleransi
aktivitas.
R : - Monitor tanda-tanda vital
- Pantau keadaan umum klien
- Posisikan semi fowler
- Batasi aktivitas
- kolaborasi pemberian analgetik
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. F dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Ismail 2. Perawat menunjukan pada keluarga
tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan,pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib R.S ROEMANI MUHAMMADIYAH, cara cuci
tangan yang benar dengan menggunakan handwash dan handscrub
kemudian di jelaskan tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Hari Hari Keterangan
1 2 3 4
2 0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 2 2
Minum 2 : Mandiri

1 0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 1 1 1 : Mandiri
Perawatan 1 0 : Tergantung orang lain
0 1 1
diri 1 : Mandiri
2 0 : Tidak mampu
Berpakaian 1 2 2
1 : Dibantu
2 : Mandiri
2 0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAB 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (1 x
seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
2 0 : Inkontinensia (pakai
kateter/terkontrol)
BAK 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks
1x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
3 0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Transfer 2 2 3
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
3 0 : Imobilisasi
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 3 3 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
2 0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 2 2
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
1 0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total skor 12 19 20 20 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny.F dari hari
pertama sampai keempat didapatkan skor 9, 11, 12 yang termasuk dalam
kategori ketergantungan sedang. Untuk pasien rawat inap, menurut
Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan
kebutuhan perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per
shift-nya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1
= = 0,14 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan.
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas UGD.
Ny. F telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, Tanggal lahir dan No.
Rekam Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan
seperti pemberian obat (oral/ IV), perawat selalu mengidentifikasi
identitas pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no.
Rekam medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S : Ny. F mengeluh sesak nafas(+), batuk(+) dan jantung terasa
berdebar klien terpasang infus RL 20 tpm TD : 111/83 mmHg N :
104 x/menit, RR : 25 x/menit, S :36,9 0C

B : nama Ny. F , umur 22 tahun. DPJP yaitu Dr. M. Sugianto


diagnose medis CHF, masuk pada tanggal 08 Desember 2018 jam
09.29 WIB. Kondisi klien mengeluh sesak nafas(+), batuk(+) dan
jantung terasa berdebar
A : diagnosa medis CHF
Diagnosa keperawatan penurunan curah jantung dan intoleransi
aktivitas.
R : - Monitor tanda-tanda vital
- Pantau keadaan umum klien
- Posisikan semi fowler
- Batasi aktivitas
- kolaborasi pemberian analgetik.
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
F mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah infus RL 20
tpm, terpasang sirimpamp, inj. Furosemid 1 amp/12 jm, Heparin 60
unit/ Kg BB, dan dapat obat P.O
- Pironolacton 100 mg/24 jm
- Kalk 1 tab/8 jm
- Allopurinol 300 mg/24 jm
- Drgoxin 0,25 mg/24 jm
- Safety surgery
d. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
e. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. L:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

NO PENGKAJIAN SKALA SKOR HARI HARI HARI HARI


1 2 3 4
1 Riwayat jatuh: Jatuh satu 0 0 0 0
Tidak termasuk kali atau
kecelakaan kerja lebih dalam
25
atau kurun
rekreasional waktu 6
bulan
2 Status mental Agitasi/ 15 0 0 0 0
konvulsi
Demensia 15 0 0 0 0
3 Gaya berjalan Terganggu 20 0 0 0 0
Lemah 10 10 10 0 0
Normal 0 0 0 0 0
4 Alat bantu jalan Benda 30 0 0 0 0
sekitar,
kursi,
dinding dll
Kruk, 15 0 0 0 0
tongkat,
tripot dll
5 Kondisi medis Diagnosa 15 0 0 0 0
sekunder
Pasien 20 20 20 20 20
terpasang
infus
SKOR TOTAL 30 30 20 20

Keterangan :
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan
jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. F didapatkan
hasil skor 30 (resiko sedang) hari ketiga dan keempat 20 (tidak
beresiko), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko
jatuh pada Ny. F yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman
sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu
pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang
resiko jatuh pada pasien.
-
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Tindakan Jenis tindakan keperawatan
Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
jaga
Orientasi pasien baru 5 menit
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
6 langkah dan 5
10
moment cuci tangan
Desember
Melakukan
2018 5 menit
pemeriksaan TTV
management nyeri 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Mendorong masukan
5 menit
oral
Edukasi terapi obat
5 menit
rawat inap
Melakukan
5 menit
12 pemeriksaan TTV
Desember Kolaborasi
2018 pemberian cairan IV
dan melakukan 5 menit
tehnik relaksasi dan
distraksi
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
10 menit
13 jaga
Desember Menanyakan
2018 keluhan dan 5 menit
melakukan tehnik
relksasi dan distraksi
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Kolaborasi cairan iv 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan 5 menit
Total 40 menit
Melakukan operan
5 menit
jaga
14 Melakukan
5 menit
Desember pemeriksaan TTV
2018 Menanyakan
5 menit
keluhan
Persiapan pulang 30 menit
Total 45 menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :


Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Pagi 50 menit
2 Pagi 50 menit
3 Pagi 40 menit
4 Malam 45 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 4 hari perawatan klien


yaitu shift pagi 3 kali dan shift malam 1 kali masing-masing memiliki
waktu rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
Sore Sore Pagi
1 0,14 0,16 0,25

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.
7. Kebutuhan Logistik pada Pasien
Jumlah pembiayaan:
Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan
1. Laboratorium Natrium 1 56.000 56.000
Calium 1 52.000 52.000
Kalium 1 56.000 56.000
SGPT 1 33.000 33.000
Ureum 1 38.000 38.000
Dispo 5 cc 2 6.800 6.800
Darah Rutin 1 90.000 90.000
Gula Darah 1 22.000 22.000
Creatinin 1 40.000 40.000
Uric Acid 1 40.000 40.000
SGOT 1 33.000 33.000
Albumin 1 40.000 40.000
Urine rutin 1 35.000 35.000
PT,APTT 6 540.000 540.000
Dispo 3 cc 2 5.800 5.800
Inr 1 60.000 60.000
Jumlah 1.147,600

2. Visit dokter Dr. M. 1 67.000 67.000


Sugianto
3. Biaya tindakan Perawatan 1 30.000 30.000
infus dewasa
Rekam EKG 1 50.000 50.000
Asuhan 7 70.000 70.000
keperawatan/h
ari
Injeksi per hari 7 70.000 70.000

Lepas Infus 1 10.000 10.000


Jumlah 297.000

4. Obat- obatan RL 500 ml 14 11,213 156.982

Rantidin inj 2 1668 3336


Furosemide inj 12 6.056 72.672
Handscon 4 3.638 14.552
sensi
Ceftriaxone 4 12.602 1260,24
1000 mg
Masker Hijab 2 909 2.446
Alkohol swab 11 562 6.182
onemed
Dispo 3 cc one 12 1.735 20.82
med
02 18 27.000 49.100
Spronolacton 15 1.638 24.570
100 mg tab
Calcumlactate 15 330 4.955
100 mg
Digozin 0,25 5 439 2.195
mg tab
Inviclot Inj 2 93.805 187.610
Simarc 2 tab 10 2.129 21.290
Discofix 3 1 57.673 57.673
way+ Tubing
Perfusor Tub 1 67.325 67.325
white 150
Allopurinol 6 528 3.168
300 mg tab
Dispo 20 cc 1 2863 2.863
5. Pelayanan gizi Konsultasi ahli 1 7500 7500
gizi (rawat
inap)
6. Biaya kamar Kelas 1 4 25000 1000.000

7. Biaya 1 15500 15500


administrasi

6. Materai 1 6000 6000

Total 3.221400
Tanggal review Tarif RS (Rp)

UGD/Poliklinik 540.351,05

08/Desember 865.708,70

09/Desember 1.368.388,60

10/Desember 1.584.213,97

total pembiayaan klien selama 1 Minggu di rawat di ruang Ismail 2


adalah Rp 6,004195

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. F dan keluarga
mengenai penyakit yang diderita oleh Ny. F yaitu CHF termasuk
pencegahan, penanganan serta tanda dan gejalanya. Dan untuk
pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6 langkah
menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di dekat
washtafel, mengedukasi cara mengatasi demam dengan cara
mengkompresi air hangat ke pembuluh darah vena yang besar ketika
demam timbul.
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Ismail 2 ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :

1) Data Kesehatan
Diagnosa klien Chf, klien pertama pengkajian nyeri dada,
sesak,muntah dan pusing, akral dingin. Masalah keperawatan
yang muncul adalah penurunan curah jantung dan intoleransi
aktivitas
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah penurunan curah jantung dan toleransi
aktivitas
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Ny. F yaitu:
1. Furosemide IV 1amp/12 jam
2. Heparin IV 60 unit/Kg BB
3. Pironolacton 100 mg/24 jam
4. Kalk 1 tab/ 8 jam
5. Allopurinol 300 mg/24 jam
6. Digoxin 0,25 tab/24 jam
7. Simarc 2 tab
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
rumah sakit untuk diperiksa dan ditangani.
2) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah pulang
nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung jawab
klien saat dirumah sakit.
3) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan
distraksi pendengraran ketika nyeri muncul.
4) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
5) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien ada pantangan makanan yang harus di hindari.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Ismail 2 dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Arimbi. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan kuesioner
tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Puas Tidak


puas
A. Dokter
1. Kesopanan dan keramahan √
2. Kecepatan menangani pasien √
3. Kejelasan informasi oleh dokter √
4. Kepastian jadwal √
B. Perawat
5. Kesopanan dan keramahan √
6. Kemampuan dan kecepatan dalam melayani √
7. Keadilan dalam memberikan pelayanan √
8. Kejelasan informasi yang akan dilakukan √
C Makanan (gizi)
9. Kesopanan dan keramahan petugas √
10. Tampilan menu yang dihidangkan √
11. Ketetapan waktu penyajian √
12. Penjelasan tentang diet pasien √
D. Farmasi dan Penunjang medis
13. Kesopanan dan keramahan petugas √
14. Ketersediaan obat √
15. Kejelasan informasi obat √
16. Kelengkapan peralatan medis √
E. Administrasi
17. Kesopanan dan keramahan petugas √
18. Kepastian dan kewajaran biaya √
19. Kemudahan administrasi √
F. Lingkungan
20. Kenyamanan (bersih,indah,rapi) √
21. Keamanan √

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan


selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Ismail 2.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Ny. F dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
Semua tindakan dilakukan sudah sesuai dengan SOP.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Tidak ada hambatan
b. Pendukung
Pasien dan keluarga sangat kooperatif
Keluarga bisa diajak kerjasama
c. Solusi
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit CHF dan
melibatkan keluarga dalam mensuport pasien agar sembuh.
LAMPIRAN
1. Hak klien
Hak-hak klien selama perawatan di RS Roemani Muhammadiyah adalah
sebagai berikut.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban anak.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga anak terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter atau
Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu anak lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di duga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, anak memiliki kewajiban antara
lain:
a. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
c. Menghormatihak-hak anak lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan dan
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh anak yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB

Berikut tata tertib anak, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Klien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari klien
b. Jam berkunjung anak :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. klien yang ditunggu hanya klien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada klien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu klien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Klien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa klien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur klien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan klien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan klien.
n. Klien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

You might also like