You are on page 1of 6

Nama Mata Kuliah : Material Teknik

Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar


Jumlah SKS : 2 SKS
Kelas/Semester : Kelas B/1
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1
Standar Kompetensi : Diagram Fasa Biner
Kompetensi Dasar : - Jenis-jenis diagram fasa
- Diagram fasa yang menunjukan adanya kelarutan
yang sempurna dalam keadaan cair dan padat.

Pokok Pembahasan : - Diagram Fasa


- Diagram fasa biner isomorphous.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan metode
Discovery, mahasiswa memiliki kompetensi dasar diagram fasa biner
isomorphous, dengan penerapan pada domain kognitif tingkat aplikasi, dengan
domain psikomotor tingkat kompleks, dan dengan domain afektif tingkat
mewatak.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Kognitif (Tingkat Aplikasi)

1. Pengertian diagram fasa dijelaskan.


2. Macam – macam diagram fasa disebutkan.
3. Pengertian diagram fasa biner isomorphous dijelaskan
4. Karakteristik diagram fasa biner ishomorphous dijelaskan.
5. Fungsi diagram fasa biner ishomorphous dijelaskan.
6. Macam - macam paduan yang termasuk diagram fasa biner
ishomorphous disebutkan.
7. Bagian – bagian diagram fasa biner isomorphous disebutkan.
8. Fungsi bagian – bagian diagram fasa biner isomorphous:
a) Fungsi sumbu x dijelaskan.
b) Fungsi sumbu y dijelaskan.
c) Fungsi daerah liquid dijelaskan.
d) Fungsi daerah ∝ dijelaskan.
e) Fungsi daerah L + ∝ dijelaskan.
f) Fungsi garis Liquidus dijelaskan.
g) Fungsi garis Solidus dijelaskan.
9. Cara membaca diagram fasa ishomorpous:
a) Cara menentukan temperatur paduan pada titik komposisi dengan
menggunakan garis horizontal harus dalam satuan °C atau °F
dijelaskan.
b) Cara menentukan komposisi paduan pada titik komposisi
dijelaskan.
10. Kegunaan hukum tuas (arm rule) pada menghitung diagram fasa biner
isomorphous dijelaskan.
11. Rumus menghitung jumlah persen diagram fasa biner isomorphous
dijelaskan.
12. Cara menghitung jumlah persen fasa yang terjadi pada titik komposisi
diagram fasa biner ishomorphous berdasarkan rumus jumlah persen
fasa:
a) Cara mencari komposisi C𝒐 berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan
b) Cara menentukan garis tie line berdasarkan garis horizontal pada
titik komposisi dijelaskan.
c) Cara mencari komposisi C∝ berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan.
d) Cara mencari komposisi CL berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan.
e) Cara menentukan notasi R berdasarkan tie line dijelaskan.
f) Cara menentukan notasi S berdasarkan tie line dijelaskan.
g) Cara menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi Liquid
berdasarkan hukum lengan (arm rule) dijelaskan.
h) Cara menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi ∝
berdasarkan hukum lengan (arm rule) dijelaskan.
13. Ketentuan membaca titik komposisi pada diagram fasa biner
isomorphous:
a) Ketentuan menentukan temperatur paduan pada titik komposisi
dengan menggunakan garis horizontal harus dalam satuan °C
atau °F dijelaskan.
b) Ketentuan menentukan komposisi paduan pada titik komposisi
dengan menggunakan garis vertikal dijelaskan.
14. Ketentuan menghitung jumlah persen fasa yang terjadi pada titik
komposisi diagram fasa biner ishomorphous berdasarkan rumus
jumlah persen fasa:
a) Ketentuan mencari komposisi C𝒐 berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan.
b) Ketentuan menentukan garis tie line berdasarkan garis horizontal
pada titik komposisi dijelaskan.
c) Ketentuan mencari komposisi C∝ berdasarkan tie line dijelaskan.
d) Ketentuan mencari komposisi CL berdasarkan tie line dijelaskan.
e) Ketentuan menentukan notasi R berdasarkan tie line dijelaskan.
f) Ketentuan menentukan notasi S berdasarkan tie line dijelaskan.
g) Ketentuan menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi
Liquid berdasarkan hukum lengan (arm rule) dijelaskan.
h) Ketentuan menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi ∝
berdasarkan hukum lengan (arm rule) dijelaskan.
15. Proses perubahan microstruktur paduan pada diagram fasa biner
isomorphous:
Proses perubahan microstructur pada saat pendinginan seimbang.
a) Proses perubahan microstruktur pada daerah Liquid dijelaskan.
b) Proses perubahan microstruktur pada garis Liquidus dijelaskan.
c) Proses perubahan microstruktur pada daerah L+∝ dijelaskan.
d) Proses perubahan microstruktur pada garis solidus dijelaskan.
e) Proses perubahan microstuktur pada daerah ∝ dijelaskan.

Tingkat Psikomotor (Tingkat Kompleks)


1. Proses dan Langkah Kerja

Menghitung jumlah persen fasa yang terjadi pada titik komposisi


diagram fasa ishomorphous.
a) Menentukan temperatur paduan pada titik komposisi dengan
menggunakan garis horizontal harus dalam satuan °C atau °F
dilakukan.
b) Menentukan komposisi paduan pada titik komposisi dilakukan.
c) Mencari komposisi C𝐨 berdasarkan berdasarkan tie line dilakukan.
d) Menentukan garis tie line berdasarkan garis horizontal pada titik
komposisi dilakukan.
e) Mencari komposisi C∝ berdasarkan berdasarkan tie line dilakukan.
f) Mencari komposisi CL berdasarkan berdasarkan tie line dilakukan.
g) Menentukan notasi R berdasarkan tie line dilakukan.
h) Menentukan notasi S berdasarkan tie line dilakukan.
i) Menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi Liquid
berdasarkan hukum lengan (arm rule) dilakukan.
j) Menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi ∝
berdasarkan hukum lengan (arm rule) dilakukan.
2. Hasil Kerja
a) Ketepatan menentukan temperatur paduan pada titik komposisi
dengan menggunakan garis horizontal harus dalam satuan °C
atau °F.
b) Ketepatan menentukan komposisi paduan pada titik komposisi.
c) Ketepatan mencari komposisi C𝐨 berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan
d) Ketepatan menentukan garis tie line berdasarkan garis horizontal
pada titik komposisi.
e) Ketepatan mencari komposisi C∝ berdasarkan berdasarkan tie
line.
f) Ketepatan mencari komposisi CL berdasarkan berdasarkan tie line.
g) Ketepatan menentukan notasi R berdasarkan tie line.
h) Ketepatan menentukan notasi S berdasarkan tie line.
i) Ketepatan menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi
Liquid berdasarkan hukum lengan (arm rule).
j) Ketepatan menghitung jumlah persen fasa pada titik komposisi ∝
berdasarkan hukum lengan (arm rule).
3. Waktu Kerja
Perhitungan penentuan temperatur, komposisi unsur, garis tie line,
notasi, jumlah persen pada titik komposisi dapat dilakukan dalam
waktu 60 menit.

Afektif (Tingkat Mewatak)


1. Ketentuan dalam menentukan temperatur paduan pada titik komposisi
berdasarkan garis horizontal harus dalam satuan °C atau °F ditaati.
2. Ketentuan dalam menentukan garis tie line berdasarkan garis
horizontal pada titik komposisi ditaati.
3. Cara mencari komposisi C𝐨 berdasarkan berdasarkan tie line
dijelaskan.
4. Ketentuan dalam menentukan komposisi berdasarkan garis vertical
pada titik komposisi ditaati.
5. Ketentuan dalam menentukan komposisi C∝ berdasarkan tie line pada
titik komposisi ditaati.
6. Ketentuan dalam menentukan komposisi CL berdasarkan tie line pada
titik komposisi ditaati.
7. Ketentuan dalam menentukan notasi bedasarkan tie line ditaati.
8. Ketentuan dalam menghitung jumlah persen komposisi menggunakan
arm rule ditaati.

You might also like