Professional Documents
Culture Documents
56
A. Pendahuluan
Pad bab terdahulu kita telah membahas tentang baja sebagai bahan
bangunan. Dimana bahwa baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan
ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi
bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat. Dan juga telah
menjelaskan bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk
elemen-elemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka
struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti
lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga.
Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang
berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan
seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan.
57
kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang profil bulat, juga
daftar paku keling, baut, dan las. Sedangkan daftar baja yang baru
profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, ½INP, ½ DIN, batang profil segi empat
sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak
ada, yang ada adalah : profil WF, Light Beam and Joists, H Bearing
Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku (sama kaki dan tidak
sama kaki), Daftar Faktor Tekuk, Light Lip Channels, Light Channel,
Hollow Structural Tubings (profil tabung segiempat ), Circular Hollow
Sections (profil tabung bulat), serta tabel-tabel pelengkap lainnya.
Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-
duanya karena saling melengkapi satu sama lain.
3) Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian
beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan /
lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter.
Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan
yang diprofilkan.
Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi dibanding beton, bila
diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas elastisitasnya, baja
akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-benar runtuh.
Pengertian elastisitas menjelaskan bahwa struktur baja, saat mengalami
stress yang hebat semisal gempa bumi tidak akan langsung rubuh. Biasanya
akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas
kritis, baru bangunan tersebut akan runtuh, hal ini memberi kesempatan bagi
penghuni gedung untuk menyelamatkan diri. Kondisi struktur seperti ini, beda
dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi batas
kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa keunggulan, antara lain yaitu:
1) Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih kecil (colume
kecil) dibanding beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur,
serta mengurangi beban sendiri, dan jauh lebih berat dibandingkan
beton.
2) Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya
merata.
58
3) Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja
agar terhindar dari korosi.
4) Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang
cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang
terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.
5) Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik
yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang
cukup besar sebelum runtuh.
6) Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa
dibentuk sesuai yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada
struktur baja juga mudah, hanya tinggal memasangkan baut atau bisa
menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek.
Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet.
Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman kayu
sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di seluruh
Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan kita
akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan.
59
B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan
Konstruksi baja pada bangunan banyak kita jumpai berbagai bangunan dan
jembatan yang menggunakan baja sebagai struktur utamanya, serti jembatan
kereta api dan jembatan jalan raya yang melintasi sungai yang cukup lebar.
Kemudian ada bangunan pabrik maupun gudang yang besar, desain
jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya,
renungkan dan jawab sembarang oleh mu!.
60
Ketentuan atau pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan
konstruksi baja, sebaiknya menggunakan panduan yang dapat dipakai atau
dipertimbangkan yaitu;
61
Pemberian notasi atau tanda gambar profil baja dimulai dengan kode profil
diikuti dengan ukuran pokoknya. Berikut ini contoh-contoh penulisan nama
baja profil menurut nomor profil;
1) Baja WF 250x125x6x9: Yaitu baja profil WF (Wide Flange = sayap
lebar) dengan ukuran tinggi profil 250 mm, lebar sayap 125 mm, tebal
badan 6 mm, dan tebal sayap 9 mm.
2) Baja KANAL 140x60x7x10: Yaitu baja profil kanal dengan ukuran
tinggi profil 140 mm, lebar sayap (flens) 60 mm, tebal badan 7 mm,
dan tebal sayap 10 mm. Kanal = Saluran = Parit.
3) Baja L 60.60.6: Yaitu baja profil siku sama kaki dengan ukuran lebar
kaki 60 mm dan tebal baja 6 mm.
4) Baja L 65.100.7: Yaitu baja profil siku tidak sama kaki dengan ukuran
lebar kaki 65 mm dan 100 mm, tebal baja 7 mm.
5) Baja LIP C 125x50x20x3,2: Yaitu baja profil Lip Channel dengan
ukuran tinggi profil 125 mm, lebar sayap 50 mm, panjang bengkokan
sayap 20 mm, tebal baja 3,2 mm.
6) Baja LIGHT C 100x50x50x3,2: Yaitu baja profil Lidht Channel dengan
tinggi profil 100 mm, lebar sayap 50 mm, tebal baja 3,2 mm. Baja ini
hampir sama dengan Lip Channel tetapi tanpan ada bengkokan sayap.
7) Baja Tabung Segi Empat 100x100x3,2: Yaitu baja profil tabung segi
empat dengan ukuran sisi luar 100 x 100 mm, tebal baja 3,2 mm.
8) Baja Tabung Bundar 114,3x4,5: Yaitu baja profil tabung bundar (
pipa) dengan ukuran diameter luar 114,3 mm dan tebal baja 4,5 mm.
Selanjutnya untuk lebih mengenal gambar dan notasi profil baja, berikut ini
penjelasan gambar sistem notasi dan simbol-simbol yang tertera adalah
sebagai berikut;
a) Garis sumbu X dan sumbu Y pada profil baja saling tegak lurus satu sama
lain.
b) Ukuran tinggi profil ( h ) dan lebar flens ( b ) dengan berpedoman daftar
baja
c) Ukuran tebal badan ( d ) dan tebal flens ( t ), tebal t diukur pada titik
tengah lebar flens ( pada jarak ½b ) kemudian lukis garis tebal flens miring
8% melalui titik ujung garis tebal t dan lukis garis ujung flens.
62
d) Garis lengkung pada pertemuan sudut garis badan dan garis flens bagian
dalam (r= 10 mm atau r1 20 mm), juga garis lengkung pada sudut flens
bagian dalam dengan r1 = 5 mm atau∅ 10 mm.
63
2. Sambungan Baja
Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu : Baut baja karbon
sedang, Baut baja karbon rendah, dan Baut baja tahan karat. Walaupun baut
ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih
banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
64
2.1 Tipe Sambungan Baja
65
Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil
66
Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)
67
Hubungan batang dengan penghubung dapat menggunakan baut, paku
keling, dan las. Batang tersusun sering digunakan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1) Kapasitas profil yang tersedia belum mencukupi
2) Diperlukan batang dengan kekakuan besar
3) Detail sambungan membutuhkan penampang tertentu
4) Faktor estetika
68
Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok)
69
menggunakan salah satu jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las.
70
Sambungan Pada Simpul, selalu dibarengi dengan adanya pelat simpul
(gusset plate) sebagai bagian dari alat sambung, untuk mempersatukan dan
menyambung batang-batang yang bertemu di titik simpul tersebut, pelat
simpul sebagai pelat penyambung, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Lebar, sehingga paku keling/baut dapat dipasang menurut peraturan
yang ditentukan.
Kuat menerima beban dari batang-batang yang diteruskan pelat
simpul, maka simpul perlu diperiksa kekuatannya, dengan cara
mengadakan beberapa potongan untuk diperiksa kekuatannya pada
potongan tersebut. Tetapi sebelum dilanjutkan mengenai pemeriksaan
pelat simpul, sekilas di ulang kembali dulu tentang perhitungan
banyaknya baut/paku keling yang diperlukan
Pelat buhul harus memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan dengan
profil tebal pelat pada profil baja, hal ini dikarenakan semua gaya yang bekerja
pada struktur rangka utama akan disalurkan ke pelat buhul tersebut
Takikan; Tidak terjadi takikan pada pelat buhul, pada posisi yang
menerima beban, yaitu pada bagia sudut dalam, karena dapat
mengakibatkan pelat simpul rawan sobek (perhatikan takikan pada
gambar di bawah ini).
71
2.2 Gambar Sambungan Baja Profil
Ketentuan dan notasi gambar penempatan baut atau paku keling pada baja
profil, perhatikan penampang profil gambar baja berikut ini.
72
73
Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)
Mengenai jarak baut atau paku pada suatu sambungan, tetap harus
berdasarkan ketentuan dan syarat yang ada pada PPBBI pasal 8:2, yaitu :
1) Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi
atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan
tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang
disambungkan).
Untuk pemasangan satu deret paku keeling yang menahan gaya normal
(tarik / tekan ) dimana deretan paku keeling berada pada garis gerja gaya,
ternyata untuk satu deret yang terdiri ≤ 5 buah paku keling masing-
masing paku menahan gaya relatif sama. Jadi gaya normal yang harus
ditahan dibagi sama rata oleh kelima paku keeling tersebut. Namun jika
banyaknya paku keling dalam satu deret lebih dari 5 buah maka masing-
masing paku keling menahan gaya yang besarnya mulai tidak sama rata.
Oleh karena itu jika dalam perhitungan paku keling / baut dalam konstruksi
ambungan ketemunya memerlukan lebih dari 5 buah paku/baut, maka
harus dipasang dalam susunan 2 deret atau lebih.
74
2) Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak
boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t. Jika sambungan terdiri dari lebih satu
baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan
jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak
boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
2,5 d < s < 7 d atau 14 t
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t
3) Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang
berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak antara satu
baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak boleh lebih besar
dari 7 buah.
d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u.
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
s2 > 7 d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u
75
Beberapa pedoman atau cara pemasangan Paku Keling, antara lain yaitu;
1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.
6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara,
hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang
akan dipasang.
76
2.2.1 Sambungan Las
Sambungan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat
dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam cara
pengelasan yang digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan
fluks, bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan ujung elektroda.
Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
mencair dan kemudian membeku bersama. Proses pemindahan busur
elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir
yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik
yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, sebaliknya
bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.
77
tetapi proses pengelasan dapat dilakukan pada ruang vakum atau dalam
inert gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi masa dengan
pengelasan kontinu. Range tebal material yang cocok untuk pengelasan
ini adalah 0,004 s/d 0,75 inchi.
3) Gas Welding : umumnya menggunakan pembakaran gas oxyacetylene
untuk memanaskan logam pengisi dan permukaan benda kerja yang
disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual sehingga lebih cocok
untuk pengelasan ringan dan perbaikan.
4) Laser beam welding : plasma arc welding, electron beam welding, dan
electroslag welding : adalah teknologi pengelasan modern yang juga
menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.
5) Solid state welding : proses penyambungan dengan mengkombinasikan
panas dan tekanan untuk menyambungkan benda kerja. Temperatur
logam saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.
Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi
dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah
sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut (corner), dan sisi
(edge), namun secara umum di dalam konstruksi baja bangunan, dikenal 2
macam yaitu; Las Tumpul dan Las Sudut, sebagai berikut :
a) Las Tumpul : adalah bentuk las sambungan memanjang atau melebar.
b) Las Sudut : adalah bentuk las sambungan menyudut.
78
Simbol las diberikan pada gambar teknik dan gambar kerja sehingga
komponen dapat difabrikasi secara akurat. Simbol las distandardkan oleh
AWS (American Welding Society). Komponen utama simbol las sesuai
dengan standard AWS adalah (1) Reference line, (2) tanda panah, (3) basic
weld symbols, (4) dimensi dan data tambahan lainnya, (5) supplementary
symbols, (6) finish symbols, (7) tail, dan (8) spesifikasi atau proses. Simbol las
selengkapnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini, aplikasi simbol las dan
ilustrasi hasil bentuk konfigurasi sambungan.
79
Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut
Las sudut 4 – 96 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang 96 mm. Las sudut
4 – ( 160 + 77 ) /40 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang dipecah, 2
bagian masing-masing 160 mm dan 77 mm berjarak 40 mm.
Sambungan saling tumpang (lap joint) merupakan jenis yang paling umum.
Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama, yaitu mudah disesuaikan
80
dan mudah disambung. Lap joint menggunakan las sudut sehingga sesuai
baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan
disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat
pemegang khusus. Keuntungan lain sambungan tumpang adalah mudah
digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan. Jenis
sambungan T dipakai untuk membuat penampang bentukan (builtup) seperti
profil T, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping
(bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Jenis sambungan ini
terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat
datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
81
Beberapa keunggulan dan kelemahan las baja profil, dimana bahwa secara
teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan
penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya
jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu
sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-lasnya memakai
butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di
tempat sambungan las tersebut dikerjakan. Beberapa kelebihan sambungan
las dibandingkan sambungan baut-mur atau sambungan keling (rivet) adalah
lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan
sambungan longgar, lebih tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih
baik.
Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja profil, dalam
perencanaan konstruksinya direncanakan dengan menggunakan pedoman
dan ketentuan, sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia (PPBBI), dan SK SNI untuk baja tahun 2002. Penggunaan baja
profil untuk konstruksi dengan bentang yang lebar, misalanya 15-20 meter,
pemilihan material baja sangatlah tepat karena sambungan untuk batang
tekan dan tariknya akan lebih kuat, kemudian dalam pekrjaan juga lebih
mudah dan cepat. Panjang baja profil yang umum di pasaran yaitu, 12 meter,
tentu untuk kebutuhan lebih panjang dibutuhkan sambungan baja, yang kita
kenal dengan tiga jenis sambungan yaitu sambungan baut, paku dan las.
82
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar A: Menunjukkan rencana bangunan
gudang dari baja, terlihat skesa tampak depan penutup atap model pelana,
terlihat sudut kemiringan atap dengan besar sudut α , kemudian gambar B:
adalah rencana kuda-kuda atap dari baja, yang memiliki sambungan
(hubungan ) pada titik buhul, yang seluruhnya persambungan tersebut harus
dihitung kekuatannya, dan dipahami teknik persambungannya.
Kemudian pada gambar c: adalah gambar denah atap, dari sini dapat
direncanakan rangka atap, seperti susunan dan dimensi gording, ini juga
tergantung dari jenis penutup atap yang digunakan. Pada perencanaan
bangunan gudang dari baja ini direncanakan penutup atap jenis seng atau
asbes, tentu hanya membutuhkan konstruksi penutup atap gording saja,
berbeda dengan jenis atap genteng. Untuk atap genteng, digunakan
pedoman, sbb:
Kemiringan atap : 30° ≤ α ≤ 60°
α ≥ 60° : dipakai genteng khusus, dipaku pada reng
α ≤ 30° : dipakai genteng dengan presisi tinggi, dan diberi lapisan
aluminium foil di bawah reng.
Usuk dan reng harus mampu memikul beban hidup merata q dan
terpusat p
Untuk penutup atap dari jenis; Seng Gelombang, Asbes Gelombang, dan
83
spandeks
semakin kecil α, overlap semakin besar
kemiringan atap lebih bebas ; 5° ≤ α ≤ 90°
semakin kecil α, overlap semakin besar overlap : Pada arah
mengalir air dan pada // arah mengalir air
84
Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja
85
3.1 Perencanaan Gording Baja
Beberapa baja profl yang sering digunakan sebagai gording, dapat dilihat
contoh nama, bentuk, jenis dan spesifikasi gambar di bawah ini.
86
Contoh Perhitungan Gording
Data - data yang digunakan dalam contoh ini adalah data sembarang, hanya
sebagai contoh untuk memahami filosopi bagaimana gording direncanakan
sehingga memenuhi ketentuan perhitubgan struktur.
1) Diketahui:
Bentang rangka atap = 30 m
87
Jarak kuda – kuda ( λ ) =3m
Berat atap genteng biasa = ±24 Kg/m
Jarak gording = 5,303 m
Beban angin ( W ) = 70 Kg/m2
Beban Berguna ( P ) = 70 Kg
88
Brancing 10 % . q1 = 10 % . 181,472
q2 = 18,147 Kg/m
q total = q1 + q2 = 181,472 + 18,147 = 199,619 Kg/m
b) Beban Berguna ( P ) = 70 Kg
c) Beban Angin:
Angin tekan: c = 0,02 α – 0,4 = 0,02. 45 – 0,4 = 0,5
Angin Isap = c‟ = - 0,4
Beban angin tekan W = c × w × a × 1 = 0,5 × 70 × 5,303 × 1 =
185,605 Kg/m
Beban angin isap W‟ = c „ × w × a × 1 = -0,4 × 70 × 5,303 × 1 = -
148,484 Kg/m
Rumus-rumus:
qy = q cos α qx = q sin α
Mqy = 1/8 . qy .λ2
Mqx = 1/8 . qx . λ2
Py = P cos α Px = P sin α
MPy = 14 . Py .λ
MPx = 14 . Px .λ
89
Py = P cos α = 70 cos 45° = 49,497 Kg
Px = P sin α = 70 sin 45° = 49,497 Kg
MPy = 14 . Py .λ = 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m
MPx = 14 . Px .λ= 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m
Angin tekan
Wy = W = 185,605 Kg/m Wx = 0 ,
MWy = 18 . wy . λ2 = 18 . 185,605 . 32 = 208,806 Kg/m MWx = 0
Angin isap
Wy‟ = W‟ = -148,484 Kg/m Wx‟ = 0
MWy‟ = 18 . wy‟ . λ2 = 18 .-148,484. 32 = - 167,045 Kg/m MWx‟ =
0
90
Wx = 653 cm3 Wy = 72,2 cm3
91
4. Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan
Bahan baja ringan sudah banyak dikenal saat ini untuk penggunaan
konstruksi kuda-kuda. Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat
ringan dan tipis, namun kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional.
Bahan baku rangka atap baja ringan adalah baja mutu tinggi seperti G550,
rangka atap baja ringan yang baik akan memberikan sertifikat benda uji untuk
membuktikan pemakaian bahan bajanya. Ada beberapa macam baja ringan
yang terbagi berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile strength).
Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasari pada fungsi akhir dari baja
ringan tersebut.
Penggunaan baja ringan juga efektif dan efisien dalam biaya. Salah satunya,
kemudahan dalam pengangkutan atau transportasi, karena produk ini
dikemas sedemikian rupa. Secara umum, sifat baja ringan adalah ringan, kuat
dalam sistem terintegrasi, memiliki struktur fleksibel dan mampu menghadapi
getaran, serta tidak menjalarkan api. Keuntungan-keuntungan ini sebenarnya
sudah cukup meyakinkan masyarakat untuk menggunakannya. Baja ringan
sebagai material pembuat rumah semakin popular, bahan yang terbukti lebih
tahan terhadap goncangan gempa tersebut juga kian luas digunakan, tidak
hanya untuk bangunan-bangunan darurat pasca bencana, namun juga untuk
rumah-rumah mewah di kota besar.
92
dari baja tersebut minimal 550 MPa. (”minimal” tidak sama dengan “rata-rata”
dengan kata lain sewaktu diuji tarik di laboratorium, tension strength-nya tidak
boleh kurang dari 550 MPa) Lapisan Anti Karat.
Lapisan anti karat yang umumnya dipakai adalah lapisan Z (Zinc) yang sering
disebut Galvanis atau lapisan AZ (Aluminum dan Zinc). Masing-masing
lapisan punya kelebihan maupun kekurangan sendiri. Banyak orang salah
mengerti bahwa bahan Aluminum Zinc lebih baik daripada Zinc (Galvanis),
padahal yang menentukan adalah ketebalan lapisan yang dipakai, bukan
jenisnya. Untuk mencapai taraf ketahanan yang relatif setara, ketebalan
lapisan Zinc yang dipakai harus lebih tebal daripada Aluminum Zinc. Standar
umum untuk bahan struktural (menanggung beban), ketebalan lapisan
Aluminum Zinc tidak boleh kurang dari 100 gram/m2 (AZ 100) sedangkan
untuk lapisan Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 200 gram/m2 (Z 200).
93
Bentuk profil baja ringan, mempunyai banyak bentuk, yang umum digunakan
adalah baja ringan berbentuk "Canal" atau "C", dan bentuk lain yang dikenal
dan diproduksi pabrik seperti bentuk omega. Bentuk profi baja ringaan ini
dapat dipergunakan sebagai penyusun konstruksi baja ringan dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penampang profil ini juga sudah
digunakan pada baja konvensional jauh sebelulm istilah baja ringan hadir
yang hingga saat ini masih dipakai. Pada profil C kelebihan utamanya adalah
pada saat digabungkan, dua profil C yang saling berhadapan disatukan
menjadi "box" atau "kotak".
94
bentang rangka yang berhubungan dengan beban/kekuatan yang
disokongnya.
Profil Omega
95
1) Biaya lebih murah; Karena bobot konstruksi atap baja ringan yang ringan
maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di
bawahnya lebih rendah.
2) Tahan Karat
3) Rangka atap Baja ringan bersifat tidak merembeskan api ( non-
combustible)
4) Konsumen tidak perlu kuatir Rangka atap baja ringan dimakan rayap.
5) Pemasangan Rangka atap baja ringan relatif sangat cepat apabila
dibandingkan rangka kayu.
6) Desain atap baja ringan fleksibel mengikuti desain atap yang ada
7) Rangka atap baja ringan bebas biaya pemeliharaan
8) Lebih presisi sebab standar bentuk sama sehingga atap baja ringan lebih
rata
9) Hasil terpasang atap baja ringan lebih rata atau flat jadi pemasangan
genteng lebih rapi dan lebih bagus
96
minimal berjumlah dua buah, dan dipilih dari panel point yang berada di
atas struktur penopang kuda-kuda (kolom atau ringbalk).
Pitch: Sudut kemiringan atap (dalam derajat).
Overhang: : Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi
tumpuan rangka atap.
Clear span: : Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda-
kuda
Apex: : Titik simpul yang berada di puncak kuda-kuda (truss).
Heel joint: : Titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang utama
atas dan bawah
Panel point Titik simpul yang merupakan pertemuan beberapa elemen
batang pada suatu struktur kuda-kuda.
Span: Jarak horisontal antara as/sumbu ke as/sumbu tumpuan kuda-kuda.
Top chords: : : Batang-batang utama yang terletak di bagian atas dari
kuda-kuda
Bottom chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari
kuda-kuda
Webb: Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda
.
97
Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan
98
8. Sebutkan macam-macam baja dalam teknik konstruksi
bangunan gedung ?
9. Baja L 60.60.6: Yaitu baja profil siku sama kaki, sebutkan
ukuran profilnya ?, lebar kaki ……….. dan tebal baja
………. 1
10. Di dalam struktur rangka sambungan pelat ataupun
sambungan profil, sebutkan alat penyambung yang lazim
digunakan untuk profil baja !!..
11. Apa saja tujuan dilakukan sambungan baja..?
12. Dalam sambungan baja dikenal beberapa tipe sambungan,
sebutkan tipe sambungan yang kamu ketahui !
13. Apa yang dimaksud dengan Sambungan Titik Buhul
(Simpul), pada konstruksi baja, jelaskan !
a) Pada konstruksi kuda-kuda, pada titik mana saja yang
kamu ketahui terdapat konstruksi sambungan titik
buhul ?
b) Apa cirri sambungan titik buhul pada konstruksi baja ?
14. Sebutkan Bentuk profil baja ringan, yang kamu kenal !
15. Bentuk profil baja ringan yang sering digunakan sebagai
konstruksi pendukung seperti reng digunakan profil …………..?
16. Sebutkan beberapa keuntungan menggunakan rangka atap baja
ringan, disbanding dengan bahan lain, seperti kayu.
99