Professional Documents
Culture Documents
1% tidak
membahayakan tubuh (Splittoesser, 1981). Tubuh manusia mampu melakukan proses detoksifikasi
terhadap asam benzoat. Melalui reaksi antara asam benzoat dengan asam amino glisin, maka akan
terbentuk asam hipurat. Asam hipurat akan dibuang oleh tubuh misalnya melalui urin (Winarno,
1997).
Na-benzoat efektif digunakan pada pH 2.5 sampai 4. Daya awetnya akan menurun dengan
meningkatnya pH, karena keefektifan dan mekanisme anti mikroba berada dalam bentuk molekul
Mekanisme kerja asam benzoat atau garamnya berdasarkan pada permeabilitas membran sel
mikroba terhadap molekul-molekul asam yang tidak terdisosiasi. Isi sel mikroba mempunyai pH yang
selalu netral. Bila pH sitoplasma mikroba menjadi asam atau basa, maka akan terjadi gangguan pada
organ-organ sel sehingga metabolisme terhambat dan akhirnya sel mati. Membran sel mikroba hanya
permeabel terhadap molekul asam yang tidak terdisosiasi, maka untuk mendapatkan efektivitas yang
tinggi sebaiknya asam-asam tersebut digunakan dalam lingkungan asam. Hal ini juga disebabkan pada
pH netral dan basa, asam-asam organik terurai menjadi ion-ionnya (Winarno dan Sri Laksmi, 1974).
Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk
negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas benzoat berkisar
Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan sodium
hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoate tahun 1997 yang diperkirakan sekitar 55000-
60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina.
Walaupun tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk antimikroba untuk tujuan
pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut
dibandingkan asam benzoat. Sekitar 0,1% umumnya cukup untuk pengawetan pada produk yang telah
dipersiapkan untuk diawetkan dan disesuaikan ke pH 4,5 atau dibawahnya. Pasar utama dari sodium
benzoat adalah dalam pengawetan soft drink, minuman sirup fruktosa jagung yang tinggi, sodium
benzoat jarang digunakan sebagai pengawet dalam acar, saus, dan jus buah. Sodium benzoat juga
digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan obat)
dan mengobati cara hidup dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea
dan substrat, karena pH substrat sangat menentukan jumlah asam yang terdisosiasi. Pada pH 2,19
asam yang tidak terdisosiasi adalah 99%, pada pH 4,2 asam yang tidak terdisosiasi adalah 50%.
sel. Asam benzoat mempunyai pH optimal untuk menghambat mikroorganisme yaitu pH 2,5-4,0. Asam
benzoat dan natrium benzoat digunakan untuk menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri tetapi