Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sistem dan kualitas semakin giat dilakukan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Terdapat pola kesinambungan antara murid dengan guru dalam suatu
menghasilkan pembelajaran yang baik maka proses interaksi yang terjadi antara
peserta didik dan pendidik harus berjalan kondusif. Menurut Sardiman (2005)
dengan adanya komunikasi yang baik maka akan terjaminlah kelanjutan hidup
masyarakat dan terjamin pula kehidupan manusia. Secara tidak langsung maka
penyampaian materi dari guru terhadap peserta didik berjalan multiarah dan sesuai
dengan usia penerima informasi agar mudah dipahami dan untuk kelancaran
pengalaman belajar cara berpikir dari struktur pengetahuan yang utuh. Ilmu
mencari penjelasan fenomena alam. Prinsip fenomena alam adalah mencari fakta-
fakta sehingga siswa dapat merespon informasi baru dan dapat melakukan
eksperimen dalam menguji suatu hipotesis. Prinsip iti memberikan kesempatan
sikap ilmiah.
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA). Mata
struktur materi, komposisi materi, perubahan materi serta energi yang menyertai
Belajar kimia adalah belajar tentang segala perubahan yang terjadi di alam yang
menbangun konsep, teori dan sikap ilmiah. Meskipun begitu, bagi sebagian siswa
kimia dipanang sebagai mata pelajaran yang sulit karena didalamnya terdapat
Untuk dapat mengkonstruk pengetahuan siswa dengan baik, maka tugas seorang
guru bukan hanya menyampaikan materi dikelas saja, akan tetapi seorang guru
ceramah saja (teacher centered), maka menyebabkan siswa kurang aktif dalam
dihadapkan pada suatu masalah, siswa tidk dapa menyelesaikan masalah tersebut
dengan baik. Keadaan tersebut harus segera diantisipasi dengan tidak lagi
pemelajaran berpusat pada guru namun harus berpusat pada siswa (student
masalah salah satunya adalah model problem based learning (PBL) PBI
yang menarik yang berperan untuk transfer pengetahuan, karena dalam PBI siswa
kehidupan sehari-hari.
siswa lebih tertarik sehingg dapat merangsang siswa lebih aktif. Karena dalam
diatas dalam penelitin ini mengangkat judul Efektivitas Model Problem Based
Leasning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA N 2 Kaledupa pada
siswa.
(PBL).
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada praktikum ini adalah
penerapan Problem Based Learning (PBL) memberikan hasil belajar yang lebih
muda memahami materi pelajaran serta terciptanya proses belajar yang efektif
dan berakna
Model mengajar atau model pembelajaran adalah suatu cara atau prosedur
hasil belajar yang lebih efektif (Sugandi, 2005). Jadi dapat dikatakan, bahwa
dalam hal ini adalah dapat memperoleh hasil belajar yang efektif.
2.1 Model Pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk membimbing tingkah laku
peserta didik ke arah yang lebih baik (Hamdani, 2010). Kegiatan pembelajaran ini
dilakukan atas dasar kesadaran setiap individu dari tidak tahu menjadi tahu
merupakan bagian proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup (life long
education). Hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia
itu lahir sampai tutup usia, sepanjang manusia itu mampu menerima pengaruh dan
perubahan dan atau pergeseran mind set, peserta didik diharapkan dapat secara
know, to do, to be and to live together sebagai modal intelektual (Saptorini, 2011).
2.3 Model Problem Based Learning (PBL)
praktis dalam kehidupan nyata (Rubi & Zamtimah, 2010). Model pembelajaran
PBL ini melatih peserta didik untuk dapat memberi solusi dari permasalahan yang
muncul dengan mencari informasi data yang dapat mereka peroleh dari berbagai
sumber. PBL ini dikembangkan berdasarkan teori psikologi kognitif modern yang
menyatakan bahwa belajar suatu proses dalam mana pembelajar secara aktif
dikembangkan ini mengandung dua prinsip penting yaitu (1) belajar adalah suatu
dipengaruhi oleh faktor interaksi social dan sifat kontektual dari pelajaran
(Gisjelairs, 1996).
yang lainnya yaitu (1) pembelajaran bersifat student centered, (2) pembelajaran
terjadi pada kelompok-kelompok kecil, (3) dosen atau guru berperan sebagai
fasilitator dan moderator, (4) masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk
sebagai contoh; (4) permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
sehari- hari, maupun dalam industri. Beberapa contohnya yaitu perkaratan logam,
reaksi pembakaran, reaksi respirasi, dan proses pengolahan logam dari bijihnya.
penerimaan/pengikatan oksigen disebut reaksi oksidasi. Ini berarti bahwa zat yang
mengalami oksidasi adalah Mg. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
Bilangan oksidasi adalah besarnya muatan yang diemban oleh sutu atom
dalam suatu senyawa, jika semua electron ikatan didistribusikan kepada unsur
bilangan oksidasi.
Contoh :
merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan
Contoh :
adalah reaksi konproporsionasi, yaitu reaksi redoks yang mana hasil reduksi dan
oksidasinya sama.
Contoh :
Pada rekasi ini, H2S berfungsi sebagai reduktor, sedangkan SO2 sebagai
oksidator. Sedangkan untuk unsur S merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi.
(Purba, 2007)
Reaksi redoks ini diterapkan pada proses setelah dipisahkan dari batu reja
(karang) baik secara kimia maupun fisika yang kemudian dipekatkan menjadi
bijih pekat. Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
Contoh :
Pada saat aki digunakan terjadi reaksi redoks, di mana Pb mengalami reaksi
sekat dan ruangan yang di dalamnya dilakukan beberapa proses, termasuk proses
kimia untuk mengurangi kotoran dan zat racun. Pada umumnya, proses
pengolahan air limbah terdiri dari tiga fase pengolahan utama, yaitu primer,
didik dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh model yang diterapkan oleh
guru. Model pembelajaran yang tepat akan menarik minat peserta didik untuk
berperan aktif dan membuat pembelajaran menjadi berfokus pada peserta didik
atau students centered. Hal inilah yang menjadi indikator penting dalam
Pengembangan cara berpikir peserta didik ini perlu dilatih dalam suatu
akan melakukan proses dinamika untuk memberikan respon terhadap masalah dan
memecahkan masalah tersebut (Ulfah, 2014).
penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris
yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
yang empirik dengan data. Hipotesis yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yaitu Terdapat pengaruh hasil belajar kimia menggunakan PBL pada
Sulawesi Tenggara.
3.2.1 Populasi
diartikan sebagai kumpulan menyeluruh dari objek yang diteliti. Populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 kaledupa, sedangkan
3.2.2 Sampel
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan dengan cara purposive sampling.
Adapun yang menjadi sampel adalah kelas X-A sebagai kelas eksperimen yang
dalam pembelajarannya diterapkan model PBL, dan kelas X-B sebagai kelas
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independen)
dan variabel terikat ( dependen) variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari pretest dan posttes pada kelas
ini adalah tes. Tes tersebut berbentuk pilihan ganda dan esay.
yang digunakan dapat di ukur apa yang seharusnya di ukur. Validasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validasi isi (content validity) yag berarti tes
bahan pembelajaran yang seharusnya diteskan. Untuk itu instrumen tes diujikan
untuk mendapatkan validasi butir soal atau validasi item, untuk mengetahui
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
Keterangan:
: Koefisien reliabilitas tes
: Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 : Bilangan konstan
3.3.6 Analisis Tingkat Kesukaran
soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu
dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan peserta didik
dan
Keterangan:
D = daya pembeda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Daya beda yang baik adalah D>0,3
Untuk uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda tersebut ditentukan
dengan menggunakan perhitungan komputer yang tersedia dalam software ANATES V4
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
dianalisis. Rumus yang digunakan untuk menguju kenormalan data ini adalah
dengan Chi-Kuadrat.
Keterangan:
χ2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
Kriteria : Tolak Ho jika χ2 data ≥ χ2 (0,95)(k-3) atau χ2 dengan taraf konfidensi 0,95
derajat kebebasan k-3. Ho diterima artinya data yang diuji berdistribusi normal
(Sudjana, 2005).
3.4.2 U ji homogenitas
Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu pihak kanan
dengan rumus uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
sebagai berikut:
Keterangan :
x1= rata-rata post test kelas eksperimen
populasi dengan variens yang sama besar dinamakan populasi dengan varians
1) Tentukan hipotesis:
H0 data memiliki varians homogen
Ha data tidak memiliki varians homogen
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Tentukan simpangan baku dari masing masing kelompok
4) Tentukan F hitung dengan rumus:
TUGAS PROPOAL
OLEH
KELAS : B (GENAP)
KENDARI
2018