You are on page 1of 16

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG

PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN


DI WILAYAH KERJA POSYANDU KELURAHAN SUKAMAJU
KECAMATAN SAIL KOTA PEKANBARU

Rina Ovie Denada


Elda Nazriati
Fifia Chandra
rina.ovie@yahoo.com

ABSTRACT

One of the important aspects in development of children in toddler age is


toilet training. The right knowledge and attitude of mother’s are really needed in
toilet training. The purposes of this study were to describe mother’s knowledge
and attitude about implementation of toilet training in children aged 1-3 years.
This study was conducted at Posyandu (Integrated Health Service Center)
Working Area, Sukamaju Village, Sail District, Pekanbaru City. This study was
done by using descriptive method and cross sectional approach. The sample
consisted of 56 mothers of toddlers. This data was collected by doing an interview
which using a questionnaire. The result of this research showed that majority of
mothers have adequate knowledge (73,2%), neutral attitude (67,9%) and already
implemented toilet training (67,9%). Most children (44,7%) in this study were
toilet trained before the age of 18 months and the most characteristic of mothers
who implemented toilet training were mothers age 20-35 years (64,3%), senior
high school (39,3%), housewife (57,1%) and having ≤2 child (62,5%). This study
has been shown that boys (39,3%) were toilet trained have higher frequency than
girls. Most mothers who implemented toilet training have adequate knowledge
(48,2%) and neutral attitude (46,4%).

Keywords : Knowledge, attitude, implementation, toilet training, toddler

PENDAHULUAN
Toilet training merupakan salah satu aspek penting dalam
latihan menggunakan toilet untuk perkembangan anak usia toddler.2
pemenuhan kebutuhan buang air Usia toddler adalah salah satu
kecil (BAK) dan buang air besar periode usia perkembangan yang
(BAB) secara mandiri.1 Ini adalah terjadi pada masa kanak-kanak awal,

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


yaitu saat anak berada dalam rentang saluran kemih berulang dan
umur 1-3 tahun.3 konstipasi pada anak. 5

Pada saat usia 1-3 tahun, Ibu merupakan tokoh sentral


kemampuan sfingter uretra dan yang akan berperan sebagai pendidik
sfingter ani untuk mengontrol rasa pertama dan utama dalam keluarga
ingin berkemih dan defekasi mulai sehingga ibu harus menyadari untuk
berkembang.2 Menurut Sigmund mengasuh anak secara baik dan
Freud, perkembangan psikoseksual sesuai dengan tahapan
pada tahap anal saat anak berusia perkembangan anak.6 Dalam
1-3 tahun terjadi ketertarikan yang melakukan toilet training,
berpusat pada bagian anal dengan pengetahuan ibu sangat diperlukan.7
terjadinya perkembangan dari otot- Pengetahuan yang kurang
otot sfingter, yaitu anak mampu menyebabkan orang tua memiliki
menahan atau mengeluarkan feses sikap negatif dalam melatih toilet
sesuai keinginannya sehingga pada training seperti sering memarahi dan
saat ini toilet training memiliki menyalahkan anak saat BAK atau
peranan penting yang akan BAB di celana, bahkan ada orang tua
menimbulkan efek seumur hidup yang tidak pernah memberikan toilet
terhadap kepribadian anak.3 training pada anaknya.8
Toilet training dilakukan Penelitian Kartini M. di Desa
pada usia yang bervariasi, 31% orang Miruk Kabupaten Aceh Besar tahun
tua memulai toilet training ketika 2013 menyatakan bahwa semakin
anak mereka berusia 18-22 bulan, tinggi tingkat pengetahuan seorang
27% dimulai saat usia 23-27 bulan ibu, maka akan semakin tinggi pula
dan 16% dimulai saat usia 28-32 kesiapannya mengaplikasikan toilet
bulan serta 22% saat usia 32 bulan ke training.7 Jika orang tua melakukan
atas.4 Toilet training sebaiknya toilet training pada waktu yang tidak
dilakukan saat anak telah berusia 18- tepat akan menyebabkan timbulnya
24 bulan, pada saat kontrol volunter rasa ketakutan dan kemunduran
sfingter anal dan uretra tercapai dalam proses tersebut serta
dengan memerhatikan faktor menimbulkan masalah jangka
psikofisiologis anak.3 Toilet training panjang seperti mengompol
8
yang terlalu dini (diajarkan pada usia (enuresis). Dari penelitian Umboh
<18 bulan) atau terlalu lambat A. dkk di Manado didapatkan bahwa
(diajarkan pada usia >36 bulan) 51% anak yang diajarkan toilet
dapat memberikan efek negatif training pada umur 3-4 tahun
terhadap seorang anak. Bukti klinis mengalami enuresis.9
melaporkan perkembangan anak Penelitian Swathi P. dkk di
dalam mengontrol BAK dan BAB Tirupati tahun 2013 didapatkan
adalah sebuah proses pematangan bahwa 50% responden pada wilayah
yang tidak dapat dipercepat, tetapi perkotaan dan 86% responden pada
ditunggu sampai anak menunjukan wilayah pedesaan memiliki
minatnya untuk dilatih. Pengajaran pengetahuan yang tidak cukup
toilet yang tidak benar diprediksi tentang toilet training.10 Tidak
dapat menimbulkan gangguan pada berbeda dengan hasil penelitian
sistem urinaria yang persisten seperti Varghese PM. di Bangalore tahun
inkontinensia urin, enuresis, infeksi 2012 yang didapatkan bahwa 68,33%

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


responden memiliki pengetahuan Berdasarkan latar belakang di
yang tidak cukup tentang toilet atas dan belum adanya penelitian
training.11 Penelitian Armawati NM. mengenai pengetahuan dan sikap ibu
di Tegalboto Kecamatan Sumbersari yang memiliki anak usia 1-3 tahun
Jember tahun 2011 didapatkan tentang toilet training di Wilayah
sebagian besar ibu (54%) memiliki Kerja Posyandu Kelurahan
sikap negatif terhadap toilet Sukamaju, maka peneliti tertarik
8
training. Penelitian Marlina M. dkk melakukan penelitian untuk
di Desa Keji Kecamatan Ungaran mengetahui gambaran pengetahuan
Barat tahun 2013 didapatkan bahwa dan sikap ibu tentang pelaksanaan
sebagian besar ibu memiliki toilet training pada anak usia 1-3
pengetahuan kurang (45,5%) dan tahun di Wilayah Kerja Posyandu
memiliki sikap negatif terhadap toilet Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sail
training (57,6%).12 Kota Pekanbaru.
Peneliti telah melakukan
wawancara dan memberikan METODE PENELITIAN
pertanyaan mengenai pengetahuan Jenis penelitian yang
dan sikap ibu tentang toilet training digunakan adalah penelitian
kepada 10 ibu yang memiliki anak deskriptif dengan pendekatan cross
usia toddler di Kelurahan Sukamaju. sectional, untuk mengukur tingkat
Dari hasil wawancara tersebut pengetahuan dan sikap ibu tentang
didapatkan banyak ibu yang hanya pelaksanaan toilet training pada anak
dapat menjawab beberapa pertanyaan usia 1-3 tahun.
dengan benar, bahkan ada 2 ibu yang
tidak dapat menjawab satu pun Tempat dan waktu penelitian
pertanyaan dengan benar. Selain itu, Penelitian ini dilakukan pada
dari hasil wawancara tersebut bulan April 2014-Mei 2015 di
terdapat 3 anak sudah dapat Wilayah Kerja Posyandu Kelurahan
mengontrol BAK dan BAB, 4 anak Sukamaju Kecamatan Sail Kota
memakai popok jika malam hari, 2 Pekanbaru.
anak memakai popok jika sedang
berpergian, 1 anak belum dilatih Populasi dan sampel penelitian
toilet training dan masih sering Populasi dari penelitian ini
mengompol serta tidak memberi tahu adalah semua ibu yang memiliki
ibunya jika ingin buang air. Dilihat anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja
dari cara mengajarkan toilet training, Posyandu Kelurahan Sukamaju yang
4 ibu merasa tidak perlu membuat berjumlah 101 ibu. Besar sampel
jadwal kebiasaan untuk latihan BAK minimal dihitung berdasarkan rumus
dan BAB sedangkan ibu lainnya Slovin:
mengajarkan anaknya dengan
membiasakan anak untuk buang air n = 50,2
pada jam tertentu. Dari wawancara d

tersebut juga didapatkan hanya ada 3


ibu yang memulai toilet training Keterangan :
pada usia yang menunjukan anak n = jumlah sampel
telah memiliki kesiapan fisik untuk N = jumlah populasi
dilatih BAK dan BAB di toilet, yaitu d = tingkat kepercayaan yang
pada usia 18-24 bulan. diinginkan

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


Jumlah sampel minimal yang Keterangan:
dibutuhkan dalam penelitian ini n1 = jumlah sampel menurut stratum
adalah 56 responden. Besar sampel n = jumlah sampel seluruhnya
pada tiap posyandu dihitung secara N1 = jumlah populasi menurut
proportional sampling memakai stratum
rumusan alokasi proportional N = jumlah populasi seluruhnya
sebagai berikut:
Jumlah populasi dan sampel
minimal setiap strata (posyandu)
dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah populasi dan sampel minimal pada 9 posyandu di Kelurahan
Sukamaju
Posyandu I II III IV V VI VII VIII IX
Jumlah populasi 12 13 8 10 16 15 6 14 7
Jumlah sampel 7 7 4 6 9 8 3 8 4

Pengambilan sampel dalam atas karakteristik ibu, karakteristik


penelitian ini dilakukan dengan anak dan kuesioner mengenai
teknik consecutive sampling. Sampel pengetahuan dan sikap ibu tentang
pada penelitian ini adalah semua pelaksanaan toilet training.
populasi yang memenuhi kriteria
inklusi, yaitu ibu yang memiliki anak Pengolahan dan analisis data
usia 1-3 tahun yang bersedia Peneliti memeriksa kembali
mengikuti proses wawancara dan data yang telah diperoleh (editing),
mengisi kuesioner serta tidak data diberikan kode tertentu untuk
termasuk dalam kriteria ekslusi, yaitu memudahkan pembacaan data
ibu yang anaknya diasuh juga oleh (coding) dan dimasukkan ke dalam
pengasuh lain (baby sitter) dan tabel frekuensi sesuai dengan
anggota keluarga lain selain keluarga kategori masing-masing (tabulasi).
inti. Selanjutnya, dilakukan analisis
univariat untuk mendeskripsikan
Instrumen penelitian karakteristik ibu, karakteristik anak,
Instrumen yang digunakan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
pada penelitian ini adalah kuesioner. tentang pelaksanaan toilet training
Kuesioner yang digunakan pada dan variabel yang diteliti disajikan
penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk tabel distribusi
tertutup yang sudah terdapat frekuensi dan diagram lingkaran.
jawabannya, sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang Etika penelitian
tersedia dalam kuesioner. Kuesioner Penelitian ini telah lolos kaji etik
yang digunakan telah dilakukan uji oleh Unit Etika Penelitian
validitas dan reliabilitas. Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Riau dengan
Pengumpulan data nomor 33/UN19.1.28/UEPKK/2015.
Data yang digunakan berasal
dari data primer. Data tersebut terdiri

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


HASIL PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan Distribusi karakteristik ibu
pada ibu yang memiliki anak usia 1- berdasarkan usia, pendidikan,
3 tahun di Wilayah Kerja Posyandu pekerjaan dan jumlah anak
Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sail Karakteristik ibu berdasarkan
Kota Pekanbaru pada bulan Maret usia, pendidikan, pekerjaan dan
2015. Responden pada penelitian ini jumlah anak dapat dilihat pada tabel
sebanyak 56 ibu. 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik ibu berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan


dan jumlah anak
Karateristik ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
<20 tahun 0 0
20-35 tahun 49 87,5
>35 tahun 7 12,5
Rata-rata (±SD) 29,21±4,66 tahun
Pendidikan
Tidak sekolah 0 0
SD 4 7,1
SMP 10 17,9
SMA 32 57,1
Perguruan tinggi 10 17,9
Pekerjaan
Tidak bekerja 47 83,9
Bekerja 9 16,1
Jumlah anak
Kecil (≤2 anak) 51 91,1
Besar (>2 anak) 5 8,9

Tabel 4.1 diatas menunjukan sejumlah 47 ibu (83,9%) dan


bahwa kelompok usia terbanyak sebagian besar (91,1%) ibu memiliki
adalah ibu dengan usia 20-35 tahun jumlah anak kecil (≤2 anak)
sebanyak 49 ibu (87,5%) dengan sebanyak 51 ibu.
rentang rata-rata usia ibu berkisar
antara 24,55-33,87 tahun. Tingkat Distribusi karakteristik anak
pendidikan SMA adalah tingkat berdasarkan jenis kelamin
pendidikan ibu terbanyak dengan Karakteristik anak
jumlah 32 ibu (57,1%). Tidak berdasarkan jenis kelamin dapat
bekerja merupakan kelompok jenis dilihat pada tabel 4.2.
pekerjaan yang paling banyak

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin


Karakteristik anak N %
Jenis kelamin
Laki-laki 26 46,4
Perempuan 30 53,6
Total 56 100

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Berdasarkan tabel 4.2 dapat Distribusi gambaran pengetahuan
dilihat bahwa jenis kelamin dan sikap ibu tentang pelaksanaan
perempuan adalah jenis kelamin toilet training
anak yang paling banyak ditemukan Gambaran pengetahuan dan
sejumlah 30 anak (53,6%). sikap ibu tentang pelaksanaan toilet
training dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang pelaksanaan
toilet training
Variabel n %
Pengetahuan
Baik 6 10,7
Cukup 41 73,2
Kurang 9 16,1
Sikap
Positif 8 14,3
Netral 38 67,9
Negatif 10 17,8

Dari tabel 4.4 dapat dilihat Distribusi pelaksanaan toilet


bahwa tingkat pengetahuan cukup training pada anak usia 1-3 tahun
merupakan tingkat pengetahuan Pelaksanaan toilet training
responden yang terbanyak dengan pada anak usia 1-3 tahun dapat
jumlah 41 ibu (73,2%) dan sebagian dilihat pada gambar 4.1.
besar (67,9%) ibu memiliki sikap
netral sebanyak 38 ibu.

32%

Belum melaksanakan
68%
Sudah melaksanakan

Gambar 4.1 Distribusi pelaksanaan toilet training pada anak usia 1-3 tahun

Gambar 4.1 diatas Distribusi usia anak pada saat


menunjukkan bahwa sebagian besar dilaksanakannya toilet training
(67,9%) ibu sudah melaksanakan Usia anak pada saat
toilet training sebanyak 38 ibu. dilaksanakannya toilet training dapat
dilihat pada tabel 4.4.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


Tabel 4.4 Distribusi usia anak pada saat dilaksanakannya toilet training
Usia anak pada saat
n %
dilaksanakan toilet training
<18 bulan 17 44,7
18-24 bulan 16 42,1
>24 bulan 5 13,2
Total 38 100

Pada tabel 4.4 dapat dilihat ibu (usia, pendidikan, pekerjaan


bahwa usia <18 bulan adalah usia dan jumlah anak) dan
anak yang paling banyak pada saat karakteristik anak (jenis kelamin)
dilaksanakannya toilet training Pelaksanaan toilet training
sebanyak 17 anak (44,7%). berdasarkan karakteristik ibu (usia,
pendidikan, pekerjaan dan jumlah
Distribusi pelaksanaan toilet anak) dan karakteristik anak (jenis
training berdasarkan karakteristik kelamin) dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi pelaksanaan toilet training berdasarkan karakteristik ibu


(usia, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak) dan karakteristik anak
(jenis kelamin)
Pelaksanaan toilet training
Variabel Belum melaksanakan Sudah melaksanakan
n % n %
Usia
20-35 tahun 13 23,2 36 64,3
>35 tahun 5 8,9 2 3,6
Pendidikan
SD 0 0 4 7,1
SMP 2 3,6 8 14,3
SMA 10 17,9 22 39,3
Perguruan tinggi 6 10,7 4 7,1
Pekerjaan
Tidak bekerja 15 26,8 32 57,1
Bekerja 3 5,4 6 10,7
Jumlah anak
Kecil (≤2 anak) 16 28,6 35 62,5
Besar (>2 anak) 2 3,6 3 5,3
Jenis kelamin anak
Laki-laki 4 7,1 22 39,3
Perempuan 14 25 16 28,6

Hasil penelitian tabel 4.5 (39,3%), tidak bekerja sebanyak 32


memperlihatkan bahwa pelaksanaan ibu (57,1%) dan memiliki jumlah
toilet training paling banyak anak kecil (≤2 anak) sebanyak 35 ibu
dilakukan oleh ibu yang berusia 20- (62,5%). Anak dengan jenis kelamin
35 tahun sebanyak 36 ibu (64,3%), laki-laki sebanyak 22 anak (39,3%)
berpendidikan SMA sebanyak 22 ibu lebih banyak mendapatkan toilet

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


training dibandingkan anak dengan dan sikap ibu tentang pelaksanaan
jenis kelamin perempuan sebanyak toilet training
16 anak (28,6%). Pelaksanaan toilet training
berdasarkan pengetahuan dan sikap
Distribusi pelaksanaan toilet ibu dapat dilihat pada tabel 4.6.
training berdasarkan pengetahuan

Tabel 4.6 Distribusi pelaksanaan toilet training berdasarkan pengetahuan dan


sikap ibu tentang pelaksanaan toilet training
Pelaksanaan toilet training
Variabel Belum melaksanakan Sudah melaksanakan
n % n %
Pengetahuan
Baik 2 3,6 4 7,1
Cukup 14 25 27 48,2
Kurang 2 3,6 7 12,5
Sikap
Positif 3 5,4 5 8,9
Netral 12 21,4 26 46,4
Negatif 3 5,4 7 12,5

Berdasarkan tabel 4.6 dapat Sesuai dengan hasil penelitian


dilihat bahwa ibu yang memiliki Marlina M yang mendapatkan hasil
pengetahuan cukup sejumlah 27 ibu bahwa sebagian besar (90,9%) ibu
(48,2%) lebih banyak melaksanakan berada pada kelompok usia 20-35
toilet training dibandingkan dengan tahun. Usia akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang lain dan daya tangkap dan pola pikir
sebagian besar (46,4%) ibu yang seseorang.20 Taraf berpikir seseorang
sudah melaksanakan toilet training akan semakin matang sejak berumur
memiliki sikap netral dengan jumlah 20 tahun.25 Ibu yang berada pada
26 ibu. usia matang akan lebih siap dalam
mengurus rumah tangga termasuk
PEMBAHASAN untuk merawat dan mengassuh
Penelitian telah dilakukan anaknya dengan baik.6
pada 56 ibu yang memiliki anak usia Data mengenai pendidikan
1-3 tahun yang memenuhi kriteria terakhir ibu menunjukan bahwa
inklusi dan tidak termasuk dalam tingkat pendidikan ibu yang paling
kriteria ekslusi di Wilayah Kerja banyak adalah pendidikan SMA
Posyandu Kelurahan Sukamaju (57,1%). Hasil penelitian ini tidak
Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. berbeda dengan hasil penelitian
Faidah EN yang mendapatkan hasil
Karakteristik ibu berdasarkan bahwa mayoritas ibu yang memiliki
usia, pendidikan, pekerjaan dan anak usia 1-3 tahun, 44% dengan
jumlah anak tingkat pendidikan SMA.26
Berdasarkan data yang Pendidikan merupakan salah satu hal
diperoleh dari penelitian ini penting yang diperlukan agar ibu
didapatkan bahwa sebagian besar dapat lebih tanggap dalam
(87,5%) ibu berusia 20-35 tahun. perkembangan anaknya dan turut

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


menentukan mudah tidaknya untuk kesiapan dilatih toilet training
seseorang menyerap dan memahami pada usia yang bersamaan. Tapi,
informasi yang mereka peroleh.7 anak perempuan dapat memulai dan
Tidak bekerja merupakan juga menyelesaikan toilet training
kelompok jenis pekerjaan yang lebih awal daripada anak laki-laki.19
terbanyak dalam penelitian ini, yaitu Anak perempuan biasanya akan lebih
sebesar 83,9%. Sesuai dengan hasil duluan matang secara fisik dan
penelitian yang dilakukan oleh keterampilan berbahasa. Hal tersebut
Musfioh M yang mendapatkan hasil merupakan hal-hal yang perlu
bahwa sebagian besar (62,5%) ibu dibutuhkan dalam memulai toilet
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga training.5,19
(IRT).25 Ibu yang tidak bekerja akan
lebih memiliki banyak waktu, Gambaran pengetahuan dan sikap
sehingga ibu dapat memperhatikan ibu tentang pelaksanaan toilet
perkembangan dari anaknya.23 training
Musfiroh M dalam penelitiannya Pada penelitian ini
menjelaskan bahwa status pekerjaan didapatkan sebagian besar (73,2%)
ibu dapat berpengaruh terhadap ibu memiliki pengetahuan yang
kesempatan dan waktu yang ibu cukup tentang pelaksanaan toilet
gunakan untuk memperoleh training, diikuti 16,1% ibu
informasi kesehatan.25 berpengetahuan kurang dan hanya
Hasil penelitian menunjukan 10,7% ibu berpengetahuan baik.
bahwa sebagian besar (91,1%) ibu Menurut teori Soekanto, faktor
memiliki anak dalam jumlah yang pendidikan ibu berperan penting
kecil (≤2 anak). Tidak jauh berbeda dalam mempengaruhi tingkat
dengan hasil studi perbandingan pengetahuan ibu. Umumnya
yang dilakukan oleh Swathi P dkk seseorang yang berpendidikan tinggi
tahun 2013 yang mendapatkan hasil akan memiliki pengetahuan lebih
bahwa sebagian besar (42%) ibu luas dibandingkan seseorang dengan
memiliki satu orang anak.10 Jumlah tingkat pendidikan yang rendah.
anak yang dimiliki oleh ibu akan Semakin tinggi pendidikan seseorang
mempengaruhi pengalaman ibunya maka akan semakin mudah
dan juga akan mempengaruhi seseorang tersebut dalam menerima
intensitas perhatian ibu kepada hal-hal baru. Kartini M dalam
anaknya.25 penelitiannya berasumsi bahwa
tingkat pendidikan ibu turut
Karakteristik anak berdasarkan menentukan mudah tidaknya
jenis kelamin seseorang menyerap dan memahami
Jenis kelamin terbanyak yang pengetahuan yang mereka peroleh.7
didapatkan pada penelitian ini adalah Ibu juga merupakan pendidik
perempuan, yaitu sebesar 53,6%. pertama dan utama dalam keluarga
Sesuai dengan hasil penelitian yang sehingga seorang ibu harus
dilakukan oleh Varghese PM yang menyadari untuk mengasuh seorang
mendapatkan hasil bahwa sebagian anak secara baik dan sesuai dengan
besar (53,3%) anak dalam tahap perkembangan anak.6 Hasil
penelitiannya juga berjenis kelamin penelitian yang dilakukan Pusparini
perempuan.11 Anak perempuan dan W pada tahun 2009 menunjukan
laki-laki menunjukan tanda-tanda bahwa sebagian besar (79%)

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


responden memiliki pengetahuan dilakukan oleh Marlina M
yang baik tentang toilet training. menunjukan bahwa sebagian besar
Pada penelitian yang dilakukan oleh (57,6%) ibu memiliki sikap negatif
Pusparini W tersebut sebagian besar terhadap toilet training.12 Perbedaan
ibu juga memiliki tingkat pendidikan hasil penelitian ini dapat disebabkan
SMA.23 Berbeda dengan hasil oleh perbedaan karakteristik dari
penelitian yang dilakukan oleh sampel penelitian. Dari hasil
Swathi P pada tahun 2013, yaitu penelitian Marlina M tersebut
sebagian besar (86%) responden di banyak ditemukan responden yang
wilayah pedesaan memiliki tidak sekolah dan tidak tamat SD,
pengetahuan yang tidak cukup sementara pada penelitian Faidah EN
tentang toilet training.10 Perbedaan sebagian besar ibu memiliki tingkat
hasil penelitian ini mungkin dapat pendidikan SMA yang tidak berbeda
terjadi karena pada penelitian yang dengan tingkat pendidikan sebagian
dilakukan oleh Swathi P dkk tersebut besar responden pada penelitian ini.
masih banyak ditemukan ibu yang
tidak bisa membaca sehingga Distribusi pelaksanaan toilet
pengetahuan yang dimiliki ibu training pada anak usia 1-3 tahun
tersebut juga tidak cukup. Pada penelitian ini, sebagian
Ibu yang paling banyak besar (67,9%) ibu sudah
ditemukan pada penelitian ini adalah melaksanakan toilet training pada
ibu yang memiliki sikap netral anaknya. Penelitian ini sesuai dengan
tentang pelaksanaan toilet training penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 67,9%, diikuti 17,8% Varghese PM pada tahun 2012 yang
memiliki sikap negatif dan hanya mendapatkan hasil bahwa sebagian
14,3% memiliki sikap positif. besar (91,67%) anak usia toddler
Menurut Hurlock, sikap dapat sudah mulai diajarkan toilet training
diekspresikan dalam bentuk kata- oleh ibunya.11 Menurut Sigmund
kata atau tindakan sebagai respon Freud, toilet training sebaiknya
atau reaksi dari sikap terhadap suatu sudah diajarkan kepada anak saat
objek.27 Manifestasi sikap tidak anak berada dalam usia toddler,
dapat langsung dilihat, tapi hanya karena pada saat anak berada dalam
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari rentang usia ini terjadi
perilaku yang tertutup.28 Dengan perkembangan dari otot-otot
pendidikan terjadi perubahan sikap sfingter.3,14 Jika ibu melaksanakan
dan tingkah laku.20 Faidah EN dalam toilet training secara tidak tepat
penelitiannya mendapatkan hasil maka akan menimbulkan berbagai
bahwa secara statistik ada hubungan masalah. Masalah yang dapat terjadi
yang signifikan antara tingkat salah satunya adalah gangguan pada
pendidikan terhadap sikap ibu sistem urinaria yang persisten.5
tentang toilet training pada anak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Distribusi usia anak pada saat
oleh Faidah EN didapatkan bahwa dilaksanakannya toilet training
sebagian besar (57,1%) ibu memiliki Pada penelitian ini
sikap yang baik tentang toilet didapatkan paling banyak ditemukan
training dan 42,9% responden ibu mulai melaksanakan toilet
memiliki sikap yang kurang.26 training pada anaknya saat anak
Sedangkan hasil penelitian yang berusia <18 bulan sebesar 44,7%.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10


Sesuai dengan hasil penelitian yang konstipasi serta penolakan anak
dilakukan oleh Christie A yang untuk menggunakan toilet.5
mendapatkan hasil bahwa sebagian
besar (38%) responden yang Distribusi pelaksanaan toilet
memiliki tingkat pendidikan SMA training berdasarkan karakteristik
mulai melaksanakan toilet training ibu (usia, pendidikan, pekerjaan
sebelum anak berusia 18 bulan.29 dan jumlah anak) dan
Hasil pada penelitian ini tidak sesuai karakteristik anak (jenis kelamin)
dengan teori yang ada. Toilet Berdasarkan karakteristik ibu
training sebaiknya dilakukan pada didapatkan ibu yang paling banyak
saat anak berada dalam rentang usia yang sudah melaksanakan toilet
18-24 bulan.3 Tapi saat anak berusia training berada pada kelompok usia
1-2 tahun perkembangan yang terjadi 20-35 tahun sebesar 64,3%.
pada kantung kemih anak adalah Penelitian yang dilakukan oleh
anak secara sadar akan merasa Armawati NM mengenai perubahan
bahwa kantung kemihnya penuh dan sikap ibu tentang toilet training pada
mulai mengkomunikasikannya anak usia 1-3 tahun setelah
melalui tingkah laku dan bahasa mendapatkan penyuluhan di
verbalnya.18 Tegalboto mendapatkan hasil bahwa
Pada penelitian ini banyak sebagian besar (42%) ibu yang
ditemukan ibu yang mulai memiliki anak usia 1-3 tahun berada
mengajarkan anaknya untuk BAK pada rentang usia 26-30 tahun.8 Pada
dan BAB di toilet disaat anak sudah saat usia madya, seseorang akan
mulai bisa berjalan. Umumnya anak lebih banyak menghabiskan
mampu berjalan tanpa bantuan pada waktunya untuk membaca dan lebih
usia 13 bulan.3 Wong berperan aktif dalam masyarakat
mengemukakan sejalan dengan anak serta kehidupan sosial.20 Semakin
mampu berjalan, maka kedua bertambahnya usia maka tingkat
sfingter akan semakin mampu kemampuan dan kematangan dalam
mengontrol rasa ingin berkemih dan berpikir dan menerima informasi
defekasi.2 Tetapi toilet training menjadi lebih baik sehingga akan
sebenarnya dianggap terlalu cepat semakin baik pula pengetahuan
jika diajarkan saat anak belum seseorang.25
memiliki keterampilan yang Dilihat dari tingkat
dibutuhkan untuk dilatih, yaitu pendidikan ibu yang sudah
sekitar usia 18 bulan. Toilet training melaksanakan toilet training
yang dilakukan terlalu cepat dapat didapatkan sebagian besar (39,3%)
memberikan efek negatif terhadap ibu memiliki tingkat pendidikan
seorang anak yang akan SMA. Hasil penelitian yang
mempengaruhi kemampuan anak dilakukan oleh Pusparini W juga
tersebut dalam mengontrol fungsi didapatkan bahwa sebagian besar ibu
usus dan kantung kemihnya. berpendidikan SMA. Pendidikan ibu
Sementara pelaksanaan toilet akan mempengaruhi kemampuan
training yang terlambat dapat responden untuk memahami tentang
menyebabkan peningkatan resiko pemberian toilet training pada
terkena infeksi seperti diare dan anaknya menjadi baik.23 Semakin
gejala disfungsi dalam berkemih, tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka akan semakin mudah pula

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11


dalam menerima informasi sehingga Menurut Notoatmodjo
akan semakin baik pula pengetahuan (2007), faktor-faktor yang
seseorang tersebut.25 mempengaruhi pengetahuan
Hasil penelitian seseorang antara lain adalah usia,
memperlihatkan paling banyak pendidikan, pekerjaan dan
didapatkan ibu yang tidak bekerja pengalaman. Usia, pendidikan,
sudah melaksanakan toilet training pekerjaan dan pengalaman ibu pada
sebesar 57,1%. Dari penelitian yang penelitian ini tidak secara langsung
dilakukan oleh Musfiroh M mempengaruhi pelaksanaan toilet
mengenai toilet training pada anak training ibu kepada anaknya. Tetapi
usia toddler juga didapatkan karakteristik tersebut akan
sebagian besar (62,4%) ibunya mempengaruhi tingkat pengetahuan
adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).25 ibu tentang toilet training, sedangkan
Dengan kondisi ibu yang tidak sikap akan didukung oleh
bekerja ini, ibu akan memiliki waktu pengetahuan yang dimiliki oleh
yang cukup untuk berinteraksi dan seorang ibu.30 Pengetahuan dan sikap
memberi perhatian kepada anaknya. ibu tersebut yang nantinya akan
Waktu yang dimiliki oleh ibu dapat mempengaruhi ibu dalam
membantu ibu memperhatikan pelaksanaan toilet training pada
perkembangan perilaku anaknya anaknya.12
khususnya mengenai toilet Berdasarkan tabel 4.7 dapat
23
training. dilihat bahwa jenis kelamin anak
Ibu yang sudah melaksanakan terbanyak yang sudah melaksanakan
toilet training paling banyak adalah toilet training ditemukan pada anak
ibu yang memiliki anak dalam dengan jenis kelamin laki-laki
jumlah kecil ≤ anak sebesar (39,3%). Hasil penelitian yang
62,5%. Jumlah anak yang banyak didapatkan oleh peneliti tidak sesuai
akan menyebabkan perthatian kepada dengan teori yang ada. Anak
anak-anak menjadi berkurang dan perempuan biasanya dapat memulai
jumlah anak yang sedikit akan dan menyelesaikan toilet training
menyebabkan perhatian orang tua lebih awal,19 75% orang tua merasa
kepada anaknya menjadi optimal anak perempuan lebih mudah diajari
tetapi juga akan mempengaruhi toilet training dan 25% orang tua
pengalaman ibunya.25 Pengalaman merasa anak laki-laki lebih mudah
merupakan salah satu faktor yang untuk diajari.4 Menurut penelitian
akan mempengaruhi pengetahuan Schum et al pada 267 anak
seorang ibu dalam melaksanakan didapatkan bahwa anak perempuan
toilet training pada anaknya.20 Hasil menyelesaikan toilet training lebih
penelitian yang dilakukan oleh dulu daripada laki-laki.19
Varghese PM di Bangalore pada ibu Pada penelitian ini
yang memiliki anak usia 12-36 didapatkan lebih banyak anak laki-
bulan mengenai toilet training, laki yang telah diajarkan toilet
didapatkan bahwa sebagian besar training oleh ibunya. Hal ini
(58,33%) ibu memiliki 2 orang anak. mungkin disebabkan oleh jumlah
Seorang ibu yang minimal memiliki sampel penelitian yang sedikit,
2 anak akan lebih siap dalam jumlah sampel penelitian ibu yang
memahami toilet training pada memiliki anak laki-laki dan
anaknya.11 perempuan tidak sebanding serta

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 12


lebih banyaknya ibu yang memiliki mengenai toilet training maka ibu
anak perempuan berusia <18 bulan. tersebut akan mempersiapkan diri
Secara fisik anak belum siap untuk dengan lebih baik dan tepat bagi
dilatih toilet training sampai berusia anaknya.7 Pengetahuan ibu juga akan
18 bulan.3 berhubungan dengan praktik toilet
training yang akan dilakukan oleh
Distribusi pelaksanaan toilet ibu.12
training berdasarkan pengetahuan Sikap ibu yang terbanyak
dan sikap ibu tentang pelaksanaan yang sudah melaksanakan toilet
toilet training training pada anaknya adalah
Pada penelitian ini bersikap netral sebesar 46,4%.
didapatkan bahwa tingkat Penelitian yang dilakukan oleh
pengetahuan ibu terbanyak yang Afifah EN pada tahun 2012
sudah melaksanakan toilet training didapatkan bahwa sebagian besar ibu
berada dalam kategori cukup sebesar (57,1%) memiliki sikap yang baik
48,2%. Pengetahuan yang dimiliki tentang toilet training dan sebesar
oleh ibu akan mempengaruhi 66,7% praktik ibu tentang toilet
pelaksanaan toilet training terhadap training berada pada kategori baik.
anaknya.31 Pengetahuan yang benar Dari hasil penelitiannya didapatkan
dan tepat tentang toilet training harus kesimpulan bahwa terdapat
dimiliki oleh seorang ibu agar ibu hubungan yang signifikan antara
dapat menyiapkan dan memberikan sikap ibu dengan praktik ibu tentang
toilet training pada anak dengan toilet training.22
baik.25 Dari hasil penelitian yang Pengetahuan dan sikap akan
dilakukan oleh Erviana E tentang mempengaruhi seorang ibu dalam
toilet training pada ibu yang melakukan toilet training. Ibu yang
memiliki anak usia toddler tahun memiliki pengetahuan dan sikap
2014 didapatkan kesimpulan bahwa yang baik tentang toilet training
tingkat pengetahuan ibu tentang maka akan melaksanakan toilet
toilet training akan mempengaruhi training pada anaknya dengan baik
pelaksanaan ibu dalam melatih toilet pula. Marlina M dalam penelitiannya
training pada anaknya. Hasil mendapatkan hasil bahwa ada
penelitian Erviana E tersebut hubungan yang signifikan antara
menunjukan bahwa sebagian besar pengetahuan dan sikap ibu tentang
(64,9%) responden memiliki tingkat toilet training dengan praktik toilet
pengetahuan yang kurang baik dan training. Dari hasil penelitian
sebagian besar (59,6%) pelaksanaan tersebut, Marlina M menyimpulkan
toilet training yang dilakukan oleh bahwa semakin baik pengetahuan
responden berada dalam kategori responden maka akan semakin baik
kurang baik.31 Pengetahuan ibu praktik toilet training pada anaknya
sangat dibutuhkan dalam dan semakin positif sikap responden
pelaksanaan toilet training. Semakin maka akan semakin baik pula praktik
baik pengetahuan seorang ibu toilet training pada anaknya.12

SIMPULAN DAN SARAN a. Karakteristik ibu yang terbanyak,


Berdasarkan hasil penelitian ditemukan pada kelompok usia
maka dapat diambil simpulan 20-35 tahun (87,5%), pendidikan
sebagai berikut: SMA (57,1%), tidak bekerja

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 13


(83,9%) dan memiliki jumlah b. Posyandu di Kelurahan
anak kecil, yaitu ≤2 anak (91,1%). Sukamaju Kecamatan Sail Kota
b. Karakteristik anak paling banyak Pekanbaru
ditemukan pada jenis kelamin Para kader posyandu dapat
perempuan (53,6%). membantu memberikan informasi
c. Tingkat pengetahuan ibu dengan yang lebih luas tentang pelaksanaan
kategori cukup (73,2%) paling toilet training dan hal-hal yang perlu
banyak ditemukan, sementara diperhatikan dalam pelaksanaannya.
sikap berada pada kategori netral c. Puskesmas Sail
(67,9%). Puskesmas dapat membantu
d. Sebagian besar (67,9%) ibu sudah mengadakan penyuluhan tentang
melaksanakan toilet training pada toilet training agar lebih
anaknya. memperbanyak informasi ibu-ibu
e. Usia <18 bulan adalah usia anak yang memiliki anak usia 1-3 tahun di
terbanyak saat dilaksanakannya Wilayah Kerja Posyandu Kelurahan
toilet training (44,7%). Sukamaju tentang pentingnya
f. Pelaksanaan toilet training paling pelaksanaan toilet training.
banyak dilakukan oleh ibu yang d. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
berusia 20-35 tahun (64,3%), Berdasarkan hasil penelitian,
berpendidikan SMA (39,3%), maka Dinas Kesehatan dapat
tidak bekerja (57,1%) dan membantu mengadakan program
memiliki jumlah anak kecil, yaitu edukasi tentang toilet training untuk
≤2 anak (62,5%). Jenis kelamin meningkat pengetahuan dan sikap
laki-laki adalah jenis kelamin ibu, karena pengetahuan dan sikap
paling banyak yang sudah masih dalam kategori cukup dan
melaksanakan toilet training netral.
(39,3%) e. Peneliti lain
g. Pengetahuan dan sikap ibu Peneliti selanjutnya
terbanyak yang sudah diharapkan dapat meneliti variabel-
melaksanakan toilet training variabel lain yang berhubungan
adalah berpengetahuan cukup dengan toilet training dan melakukan
(48,2%) dan bersikap netral penelitian yang bersifat analitik agar
(46,4%). didapatkan hasil yang lebih
bermakna untuk dijadikan acuan
Berdasarkan penelitian yang dalam peningkatan pengetahuan dan
telah dilakukan maka peneliti sikap ibu dalam toilet training.
menyarankan:
a. Ibu yang memiliki anak usia 1-3 UCAPAN TERIMA KASIH
tahun Penulis mengucapkan
Bagi ibu yang belum terimakasih yang sebesar-besarnya
melaksanakan toilet training kepada pihak Fakultas Kedokteran
disarankan untuk lebih Universitas Riau, Ibu Elda Nazriati,
memperbanyak lagi informasi S.Ked., dr., M.Bmd., Dr.Ked. dan
mengenai toilet training agar dapat Ibu Fifia Chandra, S.K.M., M.K.M.
melaksanakan toilet training kepada selaku dosen pembimbing. Ibu Eka
anaknya secara benar. Bebasari, S.Ked., dr., M.Sc. dan Ibu
Tuti Restuatuti, S.K.G., drg., M.Kes.
selaku dosen penguji. Bapak Donel

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 14


Suhaimi, S.Ked., dr., Sp.OG(K)., 7. Kartini M. Faktor-faktor yang
Dr.Ked. selaku supervisi yang telah mempengaruhi ibu dalam
memberikan waktu, bimbingan, mengaplikasikan kesiapan toilet
ilmu, nasehat dan motivasi selama training pada anak usia 2-4 tahun
penyusunan skripsi sehingga skripsi di Desa Miruk Kecamatan
ini dapat diselesaikan. Krueng Barona Jaya Kabupaten
Aceh Besar. STIKes U’Budiyah
DAFTAR PUSTAKA Banda Aceh; 2013.
1. Yuniarini. Anak lepas dari diaper 8. Armawati NM. Perubahan sikap
melalui toilet training. Badan ibu tentang toilet training anak
Kependudukan dan Keluarga usia 1-3 tahun setelah
Berencana Nasional; 2012 mendapatkan penyuluhan di
[dikutip tanggal 13 April 2014]. Tegalboto. Jurnal Penelitian
Diakses pada: Kesehatan Suara Forikes.
http://nad.bkkbn.go.id/Lists?artik 2011:2:60-7.
el?AllItems.aspx 9. Umboh A, Malonda AA,
2. Supartini Y. Buku ajar konsep Sudjono TA. Enuresis profile in
dasar keperawatan anak. Jakarta: 6-7 year old children at five
EGC; 2004. h.161-2. elementary school in Sario
3. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, district, Manado. Paediatr
Winkelstein ML, Schwartz P. Indones. 2007;47(6):261-4.
Buku ajar keperawatan pediatrik. 10. Swathi P, Devika K, Rathiga C,
Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC; Sujatha V, Vennila K and Shalini
2009. h.117, 471-5. R. A comparative study to assess
4. Warner P, Kelly P. Mengajari the knowledge and practices on
anak pergi ke toilet. Jakarta: toilet training among mothers of
Arcan; 2007. h.9, 20. under five children between
5. Mota DM, Barros AJ. Toilet urban and rural areas, Tirupati.
training: methods, parental Int J of Ad Biomed & Pharm
expectations and associated Res. 2013;2(1):20-3.
dysfunctions. Jornal de Pediatria. 11. Varghese PM. A study to assess
2008;84(1):9-17. the toilet training practices and
6. Werdiningsih AT, Astarani K. effectiveness of a pamphlet on
Peran ibu dalam pemenuhan knowledge of mothers on toilet
kebutuhan dasar anak terhadap training of children in a selected
perkembangan anak usia tertiary care hospital, Bangalore.
prasekolah. Jurnal STIKES. Rajiv Gandhi University of
2012:5(1):82-98. Health Sciences; 2013.
12. Marlina M, Setyowati H, 13. Cahyaningsih DS. Pertumbuhan
Mardiyaningsih E. Hubungan perkembangan anak dan remaja.
antara pengetahuan dan sikap ibu Jakarta: TIM; 2011. h.47.
tentang toilet training dengan 14. Maryunani A. Asuhan neonatus,
praktik toilet training pada anak bayi, balita dan anak prasekolah.
usia 18-36 bulan di Desa Keji IN MEDIA; 2014. h.93-4.
Kecamatan Ungaran Barat. 15. Hidayat AA. Pengantar ilmu
Akademi Kebidanan Ngudi keperawatan anak 1. Jakarta:
Waluyo; 2013. Salemba Medika; 2009.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 15


16. Meggit C. Memahami Muhammadiyah Semarang; 2012
perkembangan anak. Jakarta: [dikutip tanggal 08 November
Indeks; 2013. h.115-6. 2014]. Diakses pada:
17. Zolten K, Long N. Toilet http://digilib.unimus.ac.id/downl
training. Department of oad.php?id=10238
Pediatrics. University of 23. Pusparini W, Arifah S.
Arkansas; 2006: 1-12. Hubungan pengetahuan ibu
18. Paediatric toilet training care tentang toilet training dengan
pathway. Swindon Primary Care perilaku ibu dalam melatih toilet
Trust; 2012: 18-9. training pada anak usia toddler di
19. Klassen TP, Kiddo D, Lang ME, Desa Kadokan Sukoharjo.
Friesen C, Russell K, Spooner C, Universitas Muhammadiyah
et.al. The effectiveness of Surakarta; 2010.
different methods of toilet 24. Hidayat IH. Gambaran
training for bowel and bladder pengetahuan ibu tentang toilet
control. University of Alberta. training pada anak usia
2006; (147): 9-16. prasekolah/TK di TK Al-Azhar
20. Budiman, Riyanto A. Kapita Medan [Skripsi]. Universitas
selekta kuesioner pengetahuan Sumatera Utara; 2010 [dikutip
dan sikap dalam penelitian tanggal 08 Desember 2014].
kesehatan. Jakarta: Salemba Diakses pada:
Medika; 2013. h.3-16. http://repository.usu.ac.id/handle/
21. Toilet training pada anak. 123456789/23318
Universitas Guna Dharma. Warta 25. Musfiroh M, Wisudaningtiyas
Warga; 2007 [dikutip tanggal 6 BL. Penyuluhan terhadap sikap
Mei 2014]. Diakses pada: ibu dalam memberikan toilet
http://wartawarga.gunadarma.ac.i training pada anak. Jurnal
d/2009/12/toilet-training-pada- Kesehatan Masyarakat.
anak Universitas Negeri Semarang;
22. Afifah EN. Hubungan 2014.
pengetahuan, sikap dengan 26. Hurlock EB. Psikologi
praktik ibu dalam toilet training perkembangan. Jakarta:
pada balita di Perumahan Kini Erlangga; 2008.
Jaya Kelurahan Kedungmundu 27. Wawan. Pengetahuan, sikap dan
Kecamatan Tembalang Semarang perilaku manusia. Yogyakarta:
[Skripsi]. Universitas Nuha Medika; 2011.
28. Faidah EN, Supratman. 30. Notoatmodjo S. Promosi
Hubungan antara persepsi dan kesehatan dan ilmu perilaku.
tingkat pendidikan terhadap sikap Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
ibu tentang toilet training pada 31. Erviana E. Hubungan
anak usia 1-3 tahun di Wilayah pengetahuan ibu dengan
Kelurahan Kampung Sewu pelaksanaan toilet training pada
Jebres Surakarta. Universitas anak usia toddler (1-3 tahun) di
Muhammadiyah Surakarta; 2009. Desa Totokarto Kecamatan
29. Christie A. Toilet training of Adiluwih Kabupaten Pringsewu
infants and children in Australia. tahun 2014. STIKes Aisyah
The Restraint Project UNSW; Pringsewu Lampung; 2014.
2010: 12-5.

Jom FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 16

You might also like