You are on page 1of 55

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016

APFIMAGZ
Mengukur
Paradigma
Pengakuan
Lahirnya Asosiasi
Profesi Fotografi
Indonesia

APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 1


Daftar Isi 53 GENGGAM 101 Galeri: Redaksi
IDEALIS SI ROY MENGAYA VISUAL
Gelisah pemotret lawas yang
SANG MARTA Ta’ kenal maka tidak
4 Essay Foto:
masih aktif hingga kini. Bagaimana sayang, begitulah ungkapan
ia bersikap di dunia komersial? Fotografi perjalanan yang
umum untuk menjelaskan
BAYANG SOLO
membawa kebeberapa tempat.
Oleh Wahyu Dian Foto : Arya Marta
Kerajaan Jawa yang terbelah perhatian. Bagi warga
dua akibat perjanjian Giyanti.
Bagaimana ia berhadapan dengan 61 MENGUKUR Pimpinan Redaksi Deni Sugandi,
fotografi Indonesia, asosiasi
profesi ini berumur jagung,
globalisasi; antara tradisi dan PARADIGMA Anggota Dewan Redaksi Wahyu
belumlah matang dipetik.
Dhian, Sjuaibun Iljas, Harry
PENGAKUAN
kekininan.
Oleh Deni Sugandi Reinaldi, Ivan Arsiandi, Imam Namun berupaya untuk
Bagaimana pemain lama
menyikapi uji kompetensi? Hartoyo. Kontributor Julius mendewasakan diri, melalui
15 MENUJU ukuran apa yang digunakan? Tomasowa, Ray Bachtiar D. tantangan.
SERTIFIKASI
Oleh Hardiono Kertadjaja
Alamat Redaksi: Jl. Pacuan Kuda 145
APFIMAGS ini akhirnya lahir
FOTOGAFI 75 MENGAWET DI
Arcamanik Bandung 40293.
dari waktu tidur panjang,
Menata ulang standarisasi +62 81322393930
kompetensi melalui SKKNI. LIAT PA TEWET karena keinginan majalah
Oleh Hary Reinaldi Peradaban 10.000 tyl menyimpan Redaksi menerima artikel diketik elektronik ini memetakan
pesan di batu cadas. dengan spasi rangkap, maksimal
5.000 karakter dan karya foto. potensi para pelaku fotografi
25 MAKNA
Oleh Deni Sugandi Dikirim ke sekre.apfi@gmail.com di Indonesia.
dewan redaksi berhak menyunting
IDENTITAS 84 MENUJU kembali
GENDER SELFIE ASOSIASI
Perdana ini mengetengahkan
Budaya swafoto dari perspektif tulisan seputar sertifikasi dan
Lahirnya APFI dan Leskofi.
gender. Oleh Ali Meca
Oleh Riadi Rahardja uji kompensi. Semoga media
ini menjadi sarana silaturahmi
44 SERTIFIKASI 93 SECANGKIR bagi pelaku di dunia fotografi
BUKAN SELEMBAR KOPI ALA LESKOFI
Indonesia.
KERTAS Amanat undang-undang yang
Bersertifikat atau tidak, apakah memayungi lembaga sertfifikasi
bedanya? Oleh Deni Sugandi bidang fotografi. Benteng Keraton Surakarta jelang pagi. Deni Sugandi
Oleh Ivan Arsiandi Foto: Deni Sugandi

2 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 3


bayang
solo
Perkampungan di tepi
Bengawan Solo ini ditulis Desa
Sala oleh Bujangga Manik,
dalam catatan perjalanan
pertamanya abad ke-15. Sala
adalah kerajaan Jawa warisan
Mataram yang terbelah dua
karena perseteruan.

Teks & Foto: Deni Sugandi

4 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 5


(halaman 4) Keraton Sura- kerajaan Mataram
karta menjelang pagi hari, dalam
bayang-bayang sinar matahari. berpusat di Surakarta,
sebagai ibukota
pemerintahan. 1746
Pangeran Mangkubumi
adik Pakubuwana II
berhadapan denan
Perlahan merayap turun
kemudian menyoroti
pemberontakan
pintu gerbang yang dibuka besar, karena ia
setiap pagi. Kayuh sepedah menggabungkan diri
membelah angin pagi, dengan Raden Mas Said.
menembus jalan sisi utara
benteng. Beberapa siswa Roda pemerintahan kemudian
sekolah dasar menjejakan diserahkan kepada VOC
bayangannya, berjalan menuju yang diwakili oleh Baron
ujung pintu lor, perbatasan Von Hodendorff. Inilah pintu
antara Keraton Surakarta masuk perusahaan dagang
Hadiningrat dan Pasar Kliwon pecah menjadi dua, Kasunan Kebo Bule yang dikeramatkan di
swasta ini mengendalikan Keraton Surakarta.
meuju sekolah dasar negeri, Surakarta Hadiningrat yang
raja-raja keturunan
menandakan tidak lagi ada berkedudukan di Surakarta, (halaman 8) Gerbang Keraton
Mataram. Hingga 1755 VOC Surakarta Hadiningrat.
sekat antara keturunan ningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta
mengalami kebangkrutan
Hadiningrat di Yogyakarta.
dan jelata. usaha dan mengajak
Pangeran Mangkubumi
berdama bersatu melawan
Dari balik benteng, pemberontakan Raden mas Penulis adalah fotografer
sejarah mengatakan Said. Melalui perjanjian Giyanti kebumian, editor foto di majalah
geologi populer Geomagz, Badan
jelang awal abad ke-19, akhirnya kerjaan tersebut Geologi KESDM

6 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 7


8 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 9
(kiri) Kereta api bersejarah yang
digunakan untuk mengiri jenasah
Pakubuwono X.

(bawah) Penjual angkringan yang


melayani sarapan pagi di benteng
utara keraton.

(halaman 12) Benteng


Keraton Utara Jalan Sasono
Mulyo, digunakan jalan lingkar
menuju alun-alun utara.

10 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 11


12 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 13
Menuju
Sertifikasi
Fotografi
Berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku di negara Indonesia
kita ini, (UU 20/2003; UU 14/2005;
UU 12/2012; Perpres 8/2012; UU
3/2014; dan peraturan Negara lainnya)
pengakuan kompetensi seseorang
dilakukan melalui uji kompetensi atau
sertifikasi.

Oleh Harry Reinaldi

14 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 15


(halaman 14) Seorang penumpang secara keseluruhan telah satu misinya, APFI telah LESKOFI bisa menjadi contoh
di gladak kapal penyebrangan bertatap muka dengan rekan membentuk tim pendirian untuk bidang profesi lain
Sabang ke Banca Aceh, NAD.
Foto: Deni Sugandi pelaku fotografi dari 24 Lembaga Sertifikasi yang akan merintis asosiasi
Provinsi, termasuk dari Papua, Kompetensi Fotografi dan lembaga sertifikasi,
dan si bungsu Kalimantan Indonesia (LESKOFI). serta upaya melakukan
Utara. Hingga hari ini, APFI peningkatan kualitas SDM di
telah memiliki 16 Pengda, Beberapa dokumen bidang masing-masing. Melalui
yaitu: 1. Jawa Barat, 2. Jambi, Perpres nomor 8 tahun 2012,
3. Riau, 4. NTB, 5. Lampung,
pun telah diserahkan telah ditetapkan Kerangka
Lembaga yang 6. Sumsel, 7. Papua, 8. Sulsel, kepada Kementerian Kualifikasi Nasional Indonesia
bertanggungjawab dan
berwenang melaksanakan
9. Kalsel, 10. Jabodetabek, terkait untuk dibuatkan (KKNI), yang terdiri dari 9
11. Banten, 12. Sumbar, SK-nya. APFI dan level. Level kompetensi ini
ujian tersebut adalah Lembaga 13.Sulteng, 14. Kaltara, 15. bertujuan untuk membuat
Sertifikasi, yang didirikan oleh Kepri, dan 16. Babel). Info LESKOFI telah kesetaraan di berbagai bidang
Organisasi/Asosiasi Profesi terbaru dari Jawa Tengah, melakukan beberapa profesi (yang tercantum
yang telah memenuhi aspek
hukum negara ini.
Jawa Timur, Papua Barat, pertemuan dengan dalam buku Kualifikasi Baku
dan Kalimantan Tengah, telah Lapangan Usaha/KBLU) di
lembaga negara, salah
dibentuk tim inisiasi untuk Indonesia.
Alhamdulillah bidang pembentukan Pengda APFI satunya Badan Ekonomi
fotografi Indonesia telah di sana. Informasi ini adalah Kreatif (BEKRAF), Apapun jalur pendidikannya,
memiliki Asosiasi Profesi sebuah kehormatan bagi nonformal (kursus dan
Fotografi Indonesia (APFI). untuk bersilaturahim
APFI, bahkan menjadi prestasi pelatihan) dan informal
Dideklarasikan di Batam, 25 tersendiri bagi Direktorat
dan menyosialisasikan (otodidak), maupun
Juni 2014, APFI telah memiliki Pembinaan Kursus dan APFI dan LESKOFI. pendidikan formal, semua
Pengurus, Dewan Pembina, Pelatihan, Dirjen Pauddikams, harus disetarakan melalui
Dewan Pengawas, Anggota, Kemdikbud RI, yang Pihak BEKRAF siap KKNI. Hal ini dimungkinkan
AD ART, Akta Notaris, NPWP, memfasilitasi terbentuknya membantu, mengarahkan, karena di dalam KKNI
hingga Lembar Pengakuan APFI. dan mendukung kemajuan menganut Rekognisi
dari Kemenkumham RI. Dari APFI dan LESKOFI. BEKRAF Pembelajaran Lampau (RPL,
beberapa kegiatan, APFI Untuk mewujudkan salah juga berharap APFI dan atau Recognition of Prior

16 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 17


Learning) dari jalur pendidikan kerja yang berbeda. Dalam sungguh-sungguh KKNI, agar di Ungaran, Kab.Semarang,
manapun. Memang ada waktu dekat ini akan terjadi bisa meminimalisir standar dan pertengahan Mei di
beberapa bidang usaha/profesi pertemuan antara beberapa ganda untuk kompetensi Bandung. Saat ini draft MUK
yang telah memiliki lebih dari Kementerian terkait profesi di berbagai bidang tersebut telah digunakan
1 lembaga sertifikasi. (Kemnaker, Kemdikbud, kerja di Indonesia. Sesuai LESKOFI dalam pelaksaan Uji
dll) dengan beberapa badan harapan pemerintah, nantinya Kompetensi.
Situasi ini semata-mata sertifikasi/standarisasi diharapkan akan ada minimal
dikarenakan sebelum tahun nasional di Indonesia (Badan 1 Tempat Uji Kompetensi Informasi lain yang tidak
2012, Indonesia belum Nasional Sertifikasi Profesi/ (TUK) di setiap kota. kalah menarik, di Indonesia
meniliki Kerangka Kualifikasi BNSP, Badan Standarisasi ada 7 kampus pendidikan
Nasional. Oleh sebab itu Nasional Pendidikan/BSNP, Dari deskripsi 9 level yang tinggi formal yang memiliki
ada beberapa bidang yang dan badan lainnya), Tujuannya ada di dalam KKNI, APFI Program Studi Fotografi (6
membuat standar kompetensi untuk menerapkan dengan telah menyusun 2 SKKNI S1, 1 D3). Perwakilan dari
(Standar Kompetensi Kerja ketujuh kampus tersebut
Suasana uji kompetensi di Jambi. Foto: Dok. Pengda Jambi Nasional Indonesia), sesuai telah dilibatkan dalam
Permenakertrans No.355 perumusan SKKNI bidang
Tahun 2014, yaitu untuk fotografi sejak April tahun
Level 3, yang disetarakan 2014. Beberapa pertemuan
dengan Diploma 1, dan dalam kegiatan perumusan
Level 5, yang disetarakan SKKNI tersebut dimanfaatkan
dengan Diploma 3 (http:// untuk membentuk Asosiasi
indonesiaskills.org/index.php/ Prodi Fotografi Indonesia.
skkni?page=5). Dari SKKNI, Pada Januari 2015, akhirnya
diadaptasi menjadi Materi Uji dideklarasikan pendiriannya
Kompetensi (MUK). Draft- dengan nama SOFIA. Tugas
nya adalah yang digunakan pertama SOFIA adalah
pada kegiatan Pembekalan mengadaptasi SKKNI
dan Ujian untuk Calon dan KKNI ke dalam draft
Penguji Lembaga Sertifikasi, Kurikulum Nasional Prodi
akhir April 2015 yang lalu Fotografi Indonesia. Tahun ini,

18 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 19


hampir semua anggota SOFIA (kanan) Salah satu uji praktek uji
akan dan harus melakukan kompetensi di Jambi
Foto: Dok. Pengda Jambi
pemutakhiran kurikulum agar
sesuai dengan deskripsi KKNI
level 5 (setara D3) dan level 6
(setara D4/S1).

Sedangkan untuk Level 7


dan seterusnya, APFI &
LESKOFI akan menggandeng
para pelaku atau organisasi
di bidang fotografi spesialis,
contohnya jurnalistik,
periklanan, dokumenter,
seni-budaya, dan fotografi
spesialisasi lainnya.
Semoga keharmonisan ini
janganlah cepat berakhir.
Demi fotografi Indonesia di
tanah air, dan Asia Tenggara,
hingga dunia.

Penulis adalah Ketua Program


Studi Fotografi+film, di Fakultas
Ilmu Seni dan Sastra, Universitas
Pasundan, Bandung; Ketua
Tim Perumus RSKKNI Bidang
Fotografi; dan Ketua Harian APFI
Nasional 2014-2017

20 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 21


Jembatan Balerang Kepri. Foto: Julian Sitompul

22 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 23


makna
identitas
gender
selfie
Memperbincangkan masalah
seksualitas dan gender secara
kritis akan sama halnya dengan
merujuk pada sebuah usaha
untuk merumuskan ulang nilai-nilai
mapan yang telah diyakini secara
kolektif.

Oleh Ali Mecca

24 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 25


(halaman 24) Pengunjung seksualitas dan gender. Hal ini kehidupan masyarakat. menyusunnya kembali menjadi
berswafoto di Pasir Pawon, berarti juga bahwa hampir setiap Dengan latar belakang pemikiran bangunan pemahaman baru
Padalarang, KBB. ranah kehidupan yang telah, seperti itu, maka melalui yang lebih logis dan dapat
Foto: Deni Sugandi
sedang, atau akan kita jalankan tulisan ini saya akan berusaha dipertanggungjawabkan.
sesungguhnya berada di dalam menjawab pertanyaan tersebut Seksualitas dan Gender
struktur seksualitas dan gender. dengan menjelaskan terlebih Seks secara sederhana dapat
Lihat saja bagaimana cara kita dahulu beberapa konsep dasar dipahami sebagai pembedaan
berjalan, cara berpakaian, cara tentang seksualitas dan gender. antara laki-laki dan perempuan
berbicara, cara berinteraksi Untuk kemudian menunjukkan berdasarkan jenis kelaminnya.
sosial, gerak-gerik, kebiasaan- bagaimana wacana-wacana Penis untuk laki-laki dan vagina
Disadari ataupun tidak, pelbagai
kebiasaan, model rambut, jenis yang mengikutinya seperti untuk perempuan. Pembedaan
aturan, norma, dan cara
sepatu, jenis kendaraan, genre femininitas, maskulinitas, dan ini bersifat permanen dan tidak
pandang yang tumbuh dalam
musik, minat, keterampilan, heteronormativas terefleksikan dapat dipertukarkan satu sama
banyak kehidupan sosial budaya
pilihan lapangan pekerjaan, dalam representasi fotografi, lain, karena diandaikan telah
masyarakat pada dasarnya
pilihan bidang pendidikan, cita- yang selanjutnya akan lebih ‘terberi’ dan telah dibawa sejak
memiliki keterkaitan yang sangat
cita hidup, semuanya tampak dikerucutkan lagi pada kajian foto dari lahir. Di seberang pengertian
erat dengan persoalan seksualitas
berkelamin dan semuanya telah selfie di media sosial facebook. tentang seks, ada pengertian
dan gender.
tergenderkan. Langkah ini diupayakan untuk tentang seksualitas yang tidak
melihat persoalan seksualitas hanya dapat dilihat dari sudut
Memperbincangkan masalah
Jika persoalannya seperti itu, dan gender secara lebih jernih, pandang biologis saja, melainkan
seksualitas dan gender secara
bahwa seksualitas dan gender dengan terlebih dahulu keluar memiliki dimensi yang lebih luas
kritis akan sama halnya dengan
merupakan aspek mendasar dari struktur-struktur dan lagi meliputi dimensi politik,
merujuk pada sebuah usaha
yang mengkonstruksi banyak konvensi-konvensi sosial yang ekonomi, sosial, dan kultural.
untuk merumuskan ulang
kehidupan sosial budaya selama ini dipahami secara apa Pada tahap inilah persoalan
nilai-nilai mapan yang telah
masyarakat, maka pertanyaan adanya (taken for granted/ seksualitas menjadi demikian
diyakini secara kolektif. Karena
yang kemudian muncul adalah, kodrat). Artinya, tulisan ini kompleks, karena ia tidak
baik disadari ataupun tidak,
bagaimana struktur seksualitas akan mecoba mengkritisi, akan lagi hanya membicarakan
pelbagai aturan, norma, dan cara
dan gender ini kemudian dapat mempertanyakan, mencairkan, tentang organ reproduksi,
pandang yang tumbuh dalam
terlihat dalam konteks budaya sekaligus mematahkan dan hormon, anatomi tubuh, alat
banyak kehidupan sosial budaya
visual, terutama dalam praktik meruntuhkan pengetahuan kelamin, kesehatan fungsi organ
masyarakat pada dasarnya
representasi fotografi? mengingat tentang seksualitas dan gender reproduksi, atau dorongan
memiliki keterkaitan yang
visualitas fotografi saat ini begitu yang selama ini kita yakini seksual semata. Akan tetapi, lebih
sangat erat dengan persoalan
populer membanjiri setiap lini secara taken for granted, lalu kepada bagaimana seksualitas

26 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 27


kata bernada seks dikemukakan ranah sosial budaya, karena telah
tanpa keraguan, dan berbagai menjadi campur tangan berbagai
hal yang menyangkut seks tidak elemen seperti masyarakat dan
ditutup-tutupi. Akan tetapi, agama, meskipun secara biologis
kondisi tersebut berubah sejak seks sejajar dengan kebutuhan
abad ke-19, lebih tepatnya sejak lainnya seperti makan, minum,
era yang kita sebut sebagai era dan buang air (Olong, 2007:
Victoria (1891-1901). Mulai saat 7-17). Pada titik inilah seksualitas
itu, Ratu Victoria I dari Britania menjadi situs persitegangan
Raya melambangkan seksualitas ideologi yang mencerminkan
sebagai hal yang berciri munafik, struktur, sublimasi, dan
diam, dan menahan diri. represifitas kehidupan sosial
Sehingga, seksualitas kemudian budaya masyarakat.
dirumahtanggakan, ditabukan,
direpresi, dan dibungkam atas Sebagai konstruksi sosial dan
nama kesantunan. Kebijakan budaya, seksualitas melahirkan
ini pada gilirannya merubah sebuah pemahaman mengenai
paradigma masyarakat dalam gender. Gender merupakan
memandang seksualitas (mungkin perbedaan fungsi serta peran
hingga sekarang). sosial yang di konstruksi oleh
Swafoto di Pasir Pawon, Padalarang. Foto: Deni Sugandi masyarakat berdasarkan pada
ini muncul dalam hubungan Kuasa Dalam Kelamin”, pada Dalam konteks ini, seksualitas jenis kelamin. Jika anatomi tubuh
antar manusia, lalu bagaimana beberapa nenek moyang dipandang sebagai sesuatu yang kita adalah laki-laki, maka harus
pengaruhnya terhadap cara manusia, seks merupakan memiliki daya tarik, rasa ingin tumbuh menjadi seorang yang
pandang masyarakat, sehingga semacam bagian dari kepedulian tahu, sesuatu yang indah, dan maskulin, sedangkan jika anatomi
pada akhirnya membentuk (bahkan pemanjaan) genital, menyenangkan. Sementara tubuh kita perempuan maka
pengetahuan, kekuasaan, bukan dianggap sebagai sesuatu disisi lain, seksualitas dipandang harus tumbuh menjadi seorang
perilaku-perilaku sosial, yang cabul meskipun nyaris dengan penuh rasa kecurigaan, yang feminin. Laki-laki dalam
kebiasaan-kebiasaan, norma- tak tertutupi oleh pakaian atau menjijikan, aib, hingga pantas hal ini seringkali dikonstruksi
norma, nilai-nilai, dan praktik- pelindung layaknya kita sekarang dijauhi. Dualisme pandangan sebagai makhluk yang kuat,
praktik budaya. (Olong, 2007: 7). Begitu juga ini menurut Olong (2007), keras, rasional, dan pantang
Menurut Olong (2007) dalam pada awal abad ke-17, kegiatan kemudian membuat keberadaan menangis, sementara perempuan
bukunya yang berjudul “Tangan seksual sangat terbuka, kata- seksualitas masuk ke dalam dimaknai sebagai makhluk yang

28 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 29


lemah, lembut, irasional, dan performatively constituted by diskursif. Artinya seks dan gender berbagai wacana turunan
gampang menangis.Begitulah the very “expressions” that merupakan sebuah konstruksi yang mengikutinnya, yakni
identitas gender dibangun supaya are said to be results” (Butler, sosio-kultural, ia bukanlah maskulinitas, feminitas,
selaras dengan identitas seksnya. 1990: 25). Dengan kata lain, sesuatu yang alami, kodrati, atau dan kemudian terus
Sehingga seorang anak laki- identitas gender tidak hanya natural, akan tetapi merupakan berkembang memunculkan
laki tentu saja akan dibesarkan ditunjukan oleh ekspresi gender hasil dari proses imitasi, heteronormativitas. Wacana-
dengan aturan, norma, dan nilai semata, tetapi harus ditunjukan pengulangan-pengulangan, dan wacana inilah yang kemudian
hidup yang berbeda dengan dan ditampilkan sesuai dengan performativitas.Performativitas juga seringkali dipahami oleh
seorang anak perempuan. norma-norma yang berlaku gender atau doing gender masyarakat sebagai takdir atau
Sebagai contoh, di Indonesia dalam masyarakat. Jika misalnya ini adalah berbagai hal yang kodrat. Padahal wacana-wacana
sendiri, gender dipandang sebagai saya adalah seorang laki-laki dilakukan berdasarkan pada tersebut sebetulnya merupakan
ekspresi kultural dan sosiologis. bernama Bambang, maka saya pembedaan jenis kelamin. bentukan dari konstruksi sosial
Hal ini dibuktikan dengan harus bertindak sesuai dengan Ketika seorang bayi lahir dan budaya dalam suatu masyarakat,
pemahaman bahwa laki-laki norma laki-laki yang berlaku diidentifikasi sebagai seorang sehingga keberadaannya pun
harus bersifat maskulin, mencari di masyarakat saya, seperti laki-laki, maka kemudian sering tidak ajeg dan cenderung
pekerjaan diluar, dan bertanggung memelihara kumis, bekerja keluarga dan lingkungannya berubah-rubah. Kondisi ini
jawab penuh atas keluarganya, di sektor publik, dan tidak akan memperlakukan bayi bisa dilihat praktiknya pada
sedangkan perempuan harus mengenakan pakaian berwarna tersebut sesuai dengan norma kelompok etnis Dayak Segandhu
bersifat feminin, menjaga anak, pink. Jika pada suatu hari saya laki-laki, hingga kemudian bayi di Indramayu yang memiliki
dan memasak, yang semuanya tiba-tiba mecukur kumis, ini merasa terbiasa berperan struktur gender berkebalikan
berhubungan dengan sektor memutuskan untuk bekerja di sebagai genderna sampai ia dengan masyarakat kebanyakan.
domestik. rumah, dan memakai baju pink, dewasa. Begitu juga sebaliknya, Dalam struktur kelompok etnis
maka identitas ‘kelaki-lakian’ saya apabila bayi tersebut diidentifikasi masyarakat Dayak Segandhu,
Berbeda dengan seks dan kemudian akan dipertanyakan sebagai seorang perempuan, yang bertindak sebagai kepala
seksualitas yang umumnya dan diragukan, meskipun saya maka kemudian keluarganya akan keluarga adalah perempuan.
berlaku sama di setiap tempat masih tetap menggunakan nama memperlakukan bayi tersebut Perempuan memiliki tugas
atau daerah, identitas gender Bambang sebagai bentuk dari sesuai dengan norma-norma penting dalam mencari nafkah
bisa berbeda dan juga dapat ekspresi gender. perempuan. keluarga dan menghadiri
berubah dari waktu ke waktu. pertemuan-pertemuan antar
Menurut Judith Butler (1990) Namun bagi Butler sendiri, Sederet aturan dan norma- warga. Termasuk dalam hal
“there is no gender identity baik seks maupun gender tidak norma yang ditempelkan pada kartu keluarga, perempuanlah
behind the expressions ada yang bersifat pradiskursif, laki-laki maupun perempuan yang tercantum sebagai kepala
of gender; that identity is semuanya ada di wilayah ini pada akhirnya melahirkan keluarganya. Sehingga dalam

30 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 31


kehidupan sehari-harinya dipandang sebagai makhluk menempatkan perempuan Untuk mengatasi ketimpangan
pun demikian, segala aktivitas yang rasional, pemimpin, sebagai subordinat dari laki- sosial semacam ini, Antea Taylor
domestik yang biasanya dan memikul tanggung jawab laki. Struktur biner semacam kemudian mengenalkan sebuah
dikerjakan perempuan, besar. Sementara nilai-nilai ini kemudian lebih sering konsep tentang femininitas
seluruhnya dikerjakan oleh femininitas yang ditempelkan menimbulkan ketimpangan baru. Menurutnya, perempuan
laki-laki. Mulai dari memasak, pada tubuh perempuan sama sosial berbasis pada identitas tidak harus menjadi maskulin
mencuci, memandikan anak, sekali berkebalikan dengan gender. Laki-laki sebagai subjek, untuk melawan dominasi laki-
dan membersihkan rumah. apa yang ditempelkan pada sementara perempuan sebagai laki. Taylor (2003) menyatakan
Selepas membereskan pekerjaan tubuh laki-laki. Sandra Bartky objek (‘the other’ bagi laki-laki) bahwa perempuan harus
domestiknya, kaum laki-laki ini (1997) mengatakan bahwa . Laki-laki inferior, sementara merepresentasikan dirinya
biasanya bekerja juga di luar femininitas adalah praktik- perempuan inferior. Laki-laki berdasarkan keinginannya
rumah, akan tetapi dengan lokasi praktik yang menghasilkan tubuh sebagai pemimpin, sementara sendiri. Perempuan yang tampil
yang tidak jauh dari tempat perempuan berada dalam sikap perempuan dipimpin, begitulah sebagai feminin bukanlah berarti
tinggalnya. Karena kaum laki- dan perilaku yang dianggap seterusnya. Struktur biner inilah sekedar ingin mendapatkan
laki pada kelompok etnis ini feminin (Bartky, 1997). Lebih yang kemudian membangun pengakuan sebagai perempuan
memiliki tanggung jawab untuk lanjut Bartky menunjukkan sebuah tatanan budaya yang yang ideal, melainkan bentuk
menyiapkan makanan bagi tiga praktik femininitas yang patriarkal. Berikut saya sertakan ekspresi dari diri mereka sendiri
keluarganya, sehingga mereka kemudian akan menentukan tabel perbandingnya: yang ingin ditampilkan di ranah
harus sudah kembali ke rumah terbentuknya identitas gender Tabel struktur oposisi biner identitas gender.
sebelum istrinya tiba. pada perempuan, diantaranya
Maskulinitas, Femininitas, dan adalah:
Heteronormativitas dalam • Tubuh ideal berdasaran kurun
Representasi Foto Selfie waktu tertentu
Mosse (1996) dalam The • Sikap atau tingkah laku, gestur
Image of Man menggambarkan tubuh, dan gerakan-gerakan
maskulinitas laki-laki sebagai yang dihasilkannya di dalam
sosok yang kuat dan tidak keseharian.
boleh menangis. Laki-laki harus • Perempuan harus selalu
berjalan dan berdiri dengan berpenampilan cantik, baik itu
sikap yang baik (gagah), kokoh/ menggunakan make up atapun
tegap tetapi juga meneduhkan melakukan made up. Di dalam
seperti pohon oak (Mosse, struktur masyarakat kita, oposisi
1966). Laki-laki dalam hal ini biner yang terbangun seringkali

32 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 33


publik (Taylor, 2003). Artinya, membuat perempuan untuk menyingkapkan identitas melakukan hal serupa.
perempuan harus menyadari seseorang yang berada di balik Bagi kaum perempuan, selfie
betul nilai-nilai femininitas yang saling berelasi secara representasi citra foto tersebut. berfungsi sebagai kegiatan leisure
ditempelkan pada tubuhnya. setara dengan laki-laki Dengan pemahaman seperti ini, time yang seringkali dilakukan
Berbagai nilai dan aturan-aturan maka kemudian citra foto selfie di ruang-ruang privat seperti
yang melekat pada perempuan
melalui keragaman dapat dibaca lebih jauh lagi dalam kamar, kamar mandi, ruang tamu,
dan tubuhnya itu bukan lagi identitas gendernya kaitannya dengan representasi dan mobil. Meskipun juga dalam
harus dianggap sebagai bentuk masing-masing. identitas gender. beberapa kesempatan dapat
penyiksaan, melainkan hal dilakukan di kantor, kampus,
tersebut diharapkan menjadi Di dalam bagian pembahasan Berdasarkan pengamatan taman, mall, rumah makan,
sebuah kenikmatan perempuan ini, saya akan membuktikan sederhana yang saya lakukan dan tempat-tempat publik
untuk mengeksplorasi pernyataan Taylor tersebut setiap hari selama kurang lainnya. Jika dihubungkan dengan
ketubuhannya. dengan menelaah praktiknya lebih dua minggu, saya melihat pernyataan Taylor mengenai
pada fenomena foto selfie. bahwa kegiatan foto selfie feminitas baru, saya melihat
Dengan begitu, Menurut Oxford English ini lebih merujuk kepada dalam foto selfie kecenderungan
Dictionary, foto selfie di ekspresi identitas feminin kaum ke arah sana sudah mulai
perempuan bukan lagi definisikan sebagai “a photograph perempuan. Dari hasil telaah nampak. Perempuan dalam hal
berperan sebagai objek, that one has taken of oneself, selama dua minggu di halaman ini menjadi lebih sadar akan
typically one taken with a news feed facebook pribadi saya, nilai-nilai femininitas yang telah
tetapi sebagai subjek didapatkan satu kecenderungan melekat pada tubuhnya. Melalui
smartphone or webcam and
yang memiliki kehendak shared via social media ”. bahwa kaum perempuan lebih foto selfie, perempuan dapat
penuh atas dirinya Dalam pengertian ini, foto selfie sering melakukan foto selfie mengeksplorasi berbagai bentuk
diidentifikasi sebagai sebuah ketimbang kaum laki-laki. Dalam kecantikan yang dimiliki oleh
sendiri. Pandangan pendekatan teknis fotografi satu hari, sekitar enam sampai tubuhnya dengan melakukan
semacam ini diandaikan yang dapat dilakukan secara delapan orang perempuan di pose-pose seperti duck face,
mandiri dan memiliki relasi friendlist facebook saya dapat senyum manis yang menunjukkan
dapat menghancurkan mengunggah foto selfie ke keramahan, memperlihatkan
yang sangat erat dengan praktik
struktur biner yang pencitraan identitas diri di dalam halaman facebook pribadinya wajah hasil make up: before
selama ini merugikan media sosial. Pada wilayah yang untuk mengganti profile picture make up dan after make up,
berhubungan dengan presentasi ataupun sekedar menambah serta berbagai eksplorasi dalam
perempuan, untuk diri di ruang publik (media sosial), koleksi album fotonya, sedangkan aspek sudut pengambilan gambar.
kemudian dapat teknologi fotografi ini digunakan pada kaum laki-laki hanya satu Selain itu, kemudahan dan
sebagai medium pencitraan sampai tiga orang saja yang kecanggihan teknologi fotografi

34 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 35


hari ini juga dapat memudahkan Selain itu, timbul pula persoalan background dimana ia inilah yang dalam pandangan
perempuan untuk melakukan produksi yang menempatkan saya kemudian menyebabkan
make up ataupun made up atas femininitas perempuan sebagai melakukan foto selfie laki-laki lebih nyaman bertindak
setiap unsur ketubuhannya. objek komodifikasi yang menjadi tersebut. sebagai objek yang dipotret
Hal ini sekaligus juga dapat sasaran pasar dari produsen ketimbang subjek yang memotret
meruntuhkan pendapat Laura tongkat narsis (tongsis), smart Dengan kata lain, ia sedang sekaligus dipotret. Foto selfie
Mulvey terkait gagasannya phone, atau produsen software menempatkan dirinya dalam konteks ini dianggap tidak
tentang kamera yang berkelamin, olah foto digital. sebagai subjek, sementara mampu mengakomodir hasrat
“male gaze”, atau kamera yang lingkungan atau background laki-laki untuk menangkap citra
selalu mengobjektifikasi kaum Sementara itu, adalah objeknya. Hal ini keseluruhan lingkungan dimana
perempuan. Dengan adanya foto dapat diidentifikasi dari ia berada, sebab foto selfie
selfie, kaum perempuan bukan pada kaum laki- kecenderungan foto selfie laki- memiliki keterbatasan dalam
lagi berperan sebagai objek dari laki kecenderungan laki yang lebih sering dilakukan hal pegambilan gambar medium
fotografer (yang diasumsikan di tempat-tempat publik dan shot dan atau long shot. Maka,
sebagai laki-laki), tetapi lebih melakukan foto selfie outdoor seperti di gunung, dibutuhkanlah seorang subjek
berperan sebagai subjek yang memang berbeda bukit, hutan, pesawat, atau lain untuk membantunya dalam
memotret sekaligus subjek yang dengan apa yang lingkungan-lingkungan lain yang proses pengambilan citra atau
dipotret. Dan dengan demikian, membutuhkan sebuah proses gambar tersebut. Dengan adanya
dalam konteks foto selfie dilakukan oleh kaum sulit untuk ‘menaklukannya’. bantuan dari subjek lain yang
oposisi biner antara subjek dan perempuan. Jika Meskipun di luar itu ada juga memotret, laki-laki sebetulnya
objek otomatis sudah tidak lagi beberapa foto selfie laki-laki telah membiarkan tubuhnya
berlaku. Pendapat ini sebetulnya dalam citra foto selfie yang menampilkan wajah diobjektifikasi oleh subjek yang
memang terkesan ambvivalen, perempuan lebih atau tubuhnya sebagai fokus memotret itu, tetapi dengan satu
karena ketika citra-citra foto menonjolkan proporsi utama sebuah foto (walaupun tujuan akhir bahwa objektifikasi
selfie tersebut di sebarkan tidak sebanyak yang dilakukan atas tubuhnya tersebut menjadi
melalui media sosial, dan dapat yang besar terhadap perempuan), akan tetapi sebuah jalan untuk kemudian
dilihat oleh siapa saja, pada eksplorasi wajah atau tentu saja masih tetap dengan tubuhnya melakukan objektifikasi
akhirnya akan menjadi objek menampilkan identitas maskulin ulang terhadap lingkungannya.
tontonan juga bagi siapapun yang tubuhnya, maka pada mereka melalui pose tertentu Sehingga alih-alih menjadi objek,
melihatnya. Terutama dalam hal kaum laki-laki yang seperti menatap tajam ke arah tubuh laki-laki tetap diandaikan
ini cara pandang kaum laki-laki lebih ditonjolkan kamera sambil mengernyitkan alis sebagai subjek yang melakukan
yang seringkali mengobjektifikasi dan atau pose yang menunjukkan objektifikasi atas hal lain, yakni
perempuan di dalam citra foto. adalah lingkungan atau otot-otot pada tubuhnya. Hal terhadap lingkungan atau

36 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 37


background fotonya. dengan sebuah tesis baru yang
Dari pemaparan diatas, dapat lebih feminin yaitu: “Selfito Ergo
diambil sebuah pemaknaan Sum”.
bahwa identitas gender yang
direpresentasikan dalam foto Wacana turunan lain yang
selfie, sedikit banyak telah lahir dari persoalan seksualitas
menunjukkan konstruksi gender dan gender adalah wacana
yang tumbuh dalam realitas tentang heteronormativitas.
masyarakat kita. Di mana, kaum Menurut Demartoto (2010)
laki-laki secara ideologis sangat heteronormativitas merupakan
terbiasa untuk melakukan sebuah ideologi yang menyatakan
objektifikasi terhadap hal apapun bahwa heteroseksualitas adalah
(dan tentu saja termasuk pada bentuk hubungan yang sah dan
perempuan). Sehingga, meskipun sama sekali tidak dipertanyakan
kaum perempuan telah mampu (Dermatoto, 2010). Sedangkan
menjadi subjek atas dirinya heteroseksual sendiri menurut
sendiri, pada gilirannya pasti akan Richard Dyer (1997) dipahami
dihadapkan juga dengan struktur sebagai tindakan seksual antara
sosio kultural masyarakat yang perempuan dan laki-laki yang
patriarkis. Akan tetapi, terlepas dimengerti sebagai sarana
dari itu semua, saya kira gagasan untuk reproduksi manusia, yang Ilustrasi swafoto. Sumber: bigstock.com
femininitas dalam foto selfie ini berkaitan dengan eksistensi dan dan kemudian menjadi ideologi cepat menikah akan semakin
masih tetap sangat relevan dalam keberlangsungan spesies manusia masyarakat, maka kemudian tinggi, terutama tuntutan
hal memperluas wacana feminis itu sendiri(Dyer, 1997:266). Dari akan melahirkan sebuah paham yang berasal dari lingkungan
baru yang sedang melakukan kedua pengertian tersebut, dapat tentang heternormativitas. keluarganya. Ketika misalnya
ikhtiar untuk meleburkan batas dipahami bahwa heteroseksual Kondisi semacam ini bisa kita perempuan tersebut telah
oposisi biner antara subjek dan merupakan satu-satunya lihat praktiknya dalam kehidupan menikah pun, tuntutan sosialnya
objek menjadi subjek dan subjek. hubungan seksual yang berterima sehari-hari di perkotaan, ketika akan tetap ada dan malah akan
Bahkan, tesis Descartes melalui untuk kepentingan prokreasi. seorang perempuan sudah semakin tinggi lagi, yaitu tuntutan
“Cogito Ergo Sum”-nya yang Ketika heteroseksualitas memasuki usia sekitar 22-23 untuk cepat memiliki keturunan.
dipandang memiliki muatan tersebut dilegitimasi melalui tahun atau selepas masa studinya Bahkan tidak berhenti sampai
phalogosentrisme itu, kini dapat aturan undang-undang, di- di universitas. Maka tuntutan disitu saja, ketika telah memiliki
dihadapkan secara langsung norma-kan oleh aturan sosial, sosial agar perempuan tersebut keturunan pun, kemudian akan

38 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 39


dituntut lagi untuk menghasilkan keserasian pasangan tersebut kata lain, kebahagiaan itu akan secara luas, karena masih
keturunan-keturunan yang dalam menjalin suatu hubungan terwujud jika kita memiliki berupa prototipe dan saat
lain. Inilah yang kemudian heteroseksual, tetapi sekaligus pasangan hidup. Padahal mungkin ini ketersediaannya terbatas
menimbulkan stereotip juga menunjukkan konstruksi saja ada orang yang lebih hanya 10 buah. Akan tetapi,
buruk terhadap orang-orang gender yang dalam hal ini bahagia dalam kesendiriannya komodifikasi terhadap wacana
yang belum menikah/belum menempatkan laki-laki lebih atau hubungan-hubungan yang heteronormativitas sudah dapat
mempunyai pasangan, atau orang dominan dari perempuan (wajah berada diluar heteroseksualitas terlihat, bahwa alat ini ingin
yang telah menikah tapi belum ‘dingin’ menandakan maskulinitas, dan heteronormativitas pun mencoba memberikan solusi
mempunyai keturunan, atau tersenyum menandakan dapat sama membahagiakannya untuk mengatasi tekanan sosial
orang yang memang sengaja tidak femininitas). Selanjutnya, ideologi atau bahkan jauh lebih orang-orang yang tidak memiliki
ingin menikah, atau juga orang- heteronormativitas ini dapat membahagiakan lagi. pasangan agar terlihat seakan-
orang yang punya kecenderungan diidentifikasi juga dari foto akan memiliki pasangan apabila
homoseksual. selfie sebuah keluarga yang Kondisi inilah yang kemudian melakukan foto selfie dengan
menampilkan ayah, ibu, dan anak dimanfaatkan oleh dua orang menggunakan tongkat Selfie Arm
Mereka akan ditempatkan diluar tengah menatap kamera dengan desainer prodak bernama tersebut, dan tentunya dengan
struktur heteronormativitas dan pose tersenyum. Pencitraan ini Justin Crowe dan Aric Snee motif ekonomi tertentu juga
seringkali dilabeli dengan cap-cap tentu saja dimaksudkan untuk yang tertarik dengan proyek dibaliknya.
negatif seperti misalnya ‘perawan menampilkan kebahagiaan, eksperimentasi tentang hubungan
tua’, ‘pasangan mandul’, ‘tidak keharomonisan, dan keuutuhan manusia dengan teknologi. Penutup
normal’, ‘homo’, ‘melawan sebuah keluarga. Kedua desainer ini menciptakan Terkait dengan persoalan
kodrat’, ‘melanggar hukum’, dan sebuah tongkat selfie (tongsis) identitas gender, pada akhir
sebagainya, dan sebagainya. Di Bagaimana seluruh anggota bernama Selfie Arm. Tongkat tulisan ini saya akan mengajukan
dalam representasi foto selfie, keluarga tersebut saling berelasi ini dibuat dari bahan fiberglass beberapa pertanyaan reflektif
ideologi heteronormativitas dalam foto untuk kemudian yang sangat ringan dan dapat untuk kemudian sambil berusaha
ini dapat dilihat dari citra disuguhkan ke hadapan dibawa kemanapun juga. menemukan jawabannya sendiri.
foto sepasang laki-laki dan publik. Sederet kesan yang Desainnya berbentuk tangan Apa sebetulnya yang dimaksud
perempuan yang memakai baju ditunjukkan oleh foto-foto manusia, sehingga jika tongkat dengan identitas gender itu?
serupa atau senada kemudian selfie ini turut mengkonstruksi ini digunakan untuk selfie, Apakah cukup sahih jika identitas
bergaya di depan kamera makna bahwa hubungan yang maka pada hasil akhir foto nanti gender yang ditampilkan
dengan posenya masing-masing berbasis pada heterogenitas akan terlihat seperti sedang dalam representasi foto selfie
(perempuan tersenyum, laki-laki seksual seolah-olah merupakan berpegangan tangan dengan dikatakan sebagai identitas ‘yang
memasang wajah ‘dingin’). Hal ini hubungan yang normal dan seseorang. Meskipun prodak sebenarnya’? lalu apa pula yang
menandakan kekompakan dan paling membahagiakan. Dengan ini belum diperjualbelikan dimaksud dengan identitas ‘yang

40 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 41


sebenarnya’ itu? Tetapi juga, bukan lantas
Dalam konteks culture studies, kemudian kita bisa dengan
seksualitas dan gender memang mudah membuang identitas
dilihat sebagai konstruksi sosio- gender kita dan menggantinya
kultural yang secara intrinsik dengan identitas gender yang
terimplikasi dalam persoalan lain, karena meskipun gender
representasi. Artinya persoalan adalah konstruksi sosial, ia
seks dan gender lebih merupakan merupakan konstruksi yang
persoalan kultural ketimbang mengkonstitusi kita melalui
persoalan alamiah. tekanan-tekanan kekuasaan dan
identifikasi-identifikasi dalam
Dan dengan begitu, persoalan psikis kita.
identitas pun akan menjadi
demikian kompleks, karena Sehingga konstruksi sosial
identitas setiap subjek sebetulnya menjadi sesuatu yang diregulasi
terbangun dari relasi-relasi subjek dan memiliki konsekuensi
bersama dengan lingkungan apabila tidak dipenuhi. Untuk
sosio-kulturalnya. Sehingga, tidak itulah politik identitas menjadi
ada lagi yang dinamakan dengan sangat penting dalam hal ini,
identitas inti yang substansial, karena identitas membutuhkan
melainkan semuanya bergantung objektifikasi untuk mendapat
pada bagaimana subjek itu pengakuan. Tetapi dengan tetap
dibentuk dan bagaimana ruang memiliki kesadaran penuh atas
publik menuntut identitas kedirian kita sebagai subjek,
subjek tersebut menyingkapkan agar tidak terjebak pada nilai-
kesiapaannya. Jadi, jangankan nilai universalitas dan idealisasi-
identitas di dalam representasi idealisasi akan identitas gender
fotografi, identitas di dalam tersebut.
realitas yang ‘asli’ pun masih
belum sahih untuk dikatakan
sebagai identitasa yang Penulis adalah dosen fotografi
di Prodi FGF Fiss Unpas dan
‘sebenarnya’. mahasiswa S2 Kajian Budaya FIB
Ilustrasi swafoto. Sumber: internet.
Unpad

42 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 43


sertifikasi
bukan
sekedar
kertas
Isu sertifikasi menggemparkan dunia
maya, beberapa situs membahas
penting tidaknya fotografer
bersertifikat. Ada yang setuju dan
tidak, kemudian apa perlunya di uji?

Oleh Deni Sugandi

44 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 45


(halaman 44) Pertemuan APFI, formal, kaitannya dengan Pembinaan Kursus dan dan Subdirektorat
Leskofi, Bekraf dan Kemendikbud era Masyarakat Ekonomi Pelatihan mempunyai tugas
yang diselenggarakan oleh MFI Kelembagaan dan
(5/2, 2016) di GFJA Jakarta. Asean (MEA). Negara melaksanakan penyiapan
Foto: Deni Sugandi ASEAN termasuk Indonesia perumusan dan pelaksanaan Kemitraan (http://www.
melalui Undang-Undang kebijakan di bidang pendidikan infokursus.net/).
Sistem Pendidikan Nasional kursus dan pelatihan.
(Sisdiknas), menekankan Kini di Indonesia terdapat 73
pentingnya sertifikasi melaui Hal tersebut sesuai jenis kursus, diantaranya LKP
Lembaga Kursus dan Pelatihan Fotografi. Hingga tahun 2009
Dalam kesempatan (LKP).
dengan Peraturan telah terbentuk 33 Lembaga
pertemuan dan diskusi Menteri Pendidikan dan Sertifikasi Kompetensi (LSK)
menyoal sertifikasi di
Galeri Fotografi Jurnalistik
Beliau mengakui, meskipun Kebudayaan Nomor diantaranya fotografi. Sesuai
undang-undang tersebut 11 Tahun 2015 tentang amanat Undang-Undang
Antara di Jakarta (5/2, telah diamanatkan sejak Tentang Sistem Pendidikan
2016), yang diselenggarakan 2003, namun bisa terlaksana Organisasi dan Tata Nasional Nomor 20 Tahun
oleh Masyarakat Fotografi 2009. Hingga sekarang Kerja Kementerian 2003 Tentang Pendidikan
Indonesia (MFI) wadah
komunikasi yang awal mulanya
Kemendikbud melalui Pendidikan dan Nasional (Sisdiknas)
Direktorat Pembinaan Direktorat Pembinaan Kursus
digagas oleh Ray Bachtiar Kebudayaan. Direktorat
Kursus dan Pelatihan, Ditjen dan Pelatihan diamanatkan
Dradjat, karena keprihatinan Pendidikan Anak Usia Dini Pembinaan Kursus mengawal terbentuknya
masalah di pelaku fotografi dan Pendidikan Masyarakat, dan Pelatihan terdiri Lembaga Sertifikasi
di tanah air. Hadir Dr. telah memfasilitasi Kompetensi (LSK), dengan
Yusuf Muhyiddin sebagai atas Subdirektorat
pengembangan uji kompetensi mengeluarkan surat lulus
Direktur Pembinaan Kursus di berbagai macam kursus dan
Program dan Evaluasi, uji berupa Sertifikasi untuk
dan Pelatihan, Kementrian keterampilan di Indonesia, Subdirektorat jalur kursus dan pelatihan
Pendidikan dan Kebudayaan
menyampaikan ceramah
khususnya uji kompetensi Pembelajaran dan atau disebut jalun non-
bagi mereka yang mengikuti Peserta Didik, formal, dan Ijazah untuk jalur
yang berisi peran pemerintah LKP. Berikut tautan Sisdiknas: formal. Sertifikasi tersebut
dalam penyetaraan jalur http://www.inherent-dikti.net/ Subdirektorat Sarana dikeluarkan oleh lembaga yang
pendidikan formal dan non- files/sisdiknas.pdf Direktorat dan Prasarana terakreditasi yaitu Lembaga

46 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 47


APFI tidak saja mengurusi ukur dan bukti kompetensi
sertifikasi, tetapi lebih luas. dengan tingkat tertentu.
Sertifikasi dibutuhkan Walaupun kini para maestro
sebagai bukti kemampuan atau ahli fotografi diakui
kerja secara administratif. masyarakat berdasarkan
Apalagi bagi yang hendak karya, tetapi sertifikat
bekerja untuk negara atau diperlukan sebagai parameter
perusahaan milik pemerintah dan bukti administratif.
(BUMN), akan mewajibkan Menurut Yusuf dikembalikan
fotografer yang bersertifikat. kepada para pelaku, apakah
Namun kenyataaanya hingga membutuhkannya atau tidak.
kini pemerintah pun harus Ungkapan demikian mungkin
mendorong antar lembaganya, menjadi anggapan umum
untuk segera memberlakukan saat ini, tetapi bila sertifikasi
sertifikasi sebagai standar ukur sebagai kewajiban bukti
pekerjaan. Dalam praktek di profesionalitas, maka menjadi
lapangan, sekretaris Leskofi penting.
Ivan Arsiandi pernah diminta
Leskofi dan APFI menyampaikan presentasi di GFJA. Foto: Deni Sugandi menunjukan sertifikasi bidang Melalui amanat Peraturan
Sertifikasi Kompetensi APFI selaku dokter anak, fotografi, ketika mengajukan Presiden Nomor 8 Tahun
Fotografi Indonesia untuk mengurus tumbuh dan syarat pekerjaan di Dinas 2012 (tautan: http://sipuu.
(Leskofi) yang dibentuk lebih sehat, dalam bentuk Pariwisata dan Kebudayaan setkab.go.id/PUUdoc/17403/
oleh organisasi profesi yang program pengayaan wawasan, Provinsi Jawa Barat tahun Perpres0082012.pdf)
diakui pemerintah, yaitu keterampilan teknis, Hak lalu (November, 2015). mengenai Kerangka Kualifikasi
Asosiasi Profesi Fotografi Kekayaan Intelektual bekerja Dari sinipun pihak pengguna Nasional Indonesia (KKNI)
Indonesia (APFI). Ibarat bayi, sama dengan Asosiasi Advokat jasa yaitu pemerintah, telah berdasarkan tingkat keahlian
Leskofi adalah ahli ginekolog Indonesia, dan program memberlakukan sistem ini. yang disebut Level di LKP.
yang mengawal kelahiran lainya yang diselenggarakan Dalam kenyataanya sertifikat Level 1 setara dengan
sertifikasi, kemudian setelah untuk menunjang kompetensi bidang fotogafi bukan sebagai SMP, dan berikutnya setara
bayi lahir diserahkan kepada profesi fotografi. Jadi jaminan bekerja, tetapi alat dengan SMA. Untuk D1

48 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 49


masuk di Level 3 atau tingkat materi lebih diberikan spesifik, investor asing bergerak di dilapangan. Standar-stadar
operator, yang kini telah dan terarah, berbedan Indonesia, baik itu di bidang kompetensi ini kemudian
diselenggarakan LSK Leskofi, dengan jalur formal, yang industri fotografi, membawa diterjemahkan dalam
dan menghasilkan 80 peserta mengikut sertakan materi teknologi dan manajemen, jenjang level, dan diujikan
lulus uji kompetensi seluruh kuliah umum seperti agama mereka membutuhkan tenaga oleh Lembaga Sertifikasi
Indonesia. Kini melaui LSK ini atau kewiraan. Dengan kerja lokal yang terukur, Kompetensi Fotografi atau
sedang dirumuskan standar demikian jalur pelatihan dan dengan dibuktikan melalui Leskofi.
level 5 atau setara dengan kursus lebih siap pakai. Dalam sertifikat level tertentu.
D3. Berikutnya Level 6 setara jenjang level 1 hingga 3 adalah Ada istilah jangan
dengan D4 atau setingkat S1 operator, Level 4 hingga 6 Untuk menyetarakan dengan
di jalur formal, sedangkan disebut analisis, dan Level 7 jalur formal, bagi kursus dan
menjadi penonton di
Level 7 adalah setara dengan hingga 9 adalah ahli. Bagi yang pelatihan disetarakan melalui rumah sendiri, yang
profesi di formal. Level ini menempuh jalur pendidikan ujian nasional. Sertifikasinya sebenarnya telah
merujuk kepada tingkat formal, bisa mengambil uji dalam bentuk ijazah yang terjadi.
maestro atau ahli fotografi kompetensi, dengan tujuan diamanatkan oleh undang-
di jalur ahli atau non formal, mengukur kompetensi hingga undang sistem pendidikan Seperti di restauran milik
sedangkan di jalur formal level tertentu. Termasuk nasional 2003, baru dimulai warga Malaysia di Medan,
setara dengan pendidikan melengkapi syarat administrasi 2009. Tantangan terberat mempekerjakan ahli dari
lanjutan setelah mencapai dan nilai tambah untuk siap kini adalah bagaimana upaya negar jiran yang telah
gelar Sarjana Ekonomi (SE) bekerja di sektor industri. Di dan peran profesi fotografer bersertifikat, menandakan
yang harus mengikuti jenjang era pasar bebas Masyarakat di seluruh Indonesia duduk di Indonesia belum siap
pendidikan berikutnya Ekonomi Asean atau MEA, bersama, menentukan menyediakan pekerja yang
menjadi Ahli Akutansi. Atau membuka secara luas arus standarnya sendiri, karena bersertifikat. Kasus demikian
gelar Sarjana Kedokteran yang barang, arus jasa, modal dan pemerintah tidak memiliki telah mendudukan warga
harus mengikuti praktek dan tenaga manusia bebas keluar keahlian. Kebebasan Indonesia menjadi penonton.
uji sertifikasi (Coassisten) masuk. Secara otomatis menentukan inilah sebenarnya Bagaimana dengan warga
untuk mendapatkan gelar menghapuskan tarif-tarif keuntungan bagi pelaku profesi fotografi di Indonesia?
dokter. tertentu sebagai proteksi profesi fotografi, karena
dalam negeri. Di era pasar bisa menentukan standar Penulis adalah sekretaris APFI
Dijalur pelatihan dan kursus, bebas ini memungkinan berdasarkan apa yang terjadi Pusat.

50 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 51


genggam
idealis
si roy
Fotografer angkatan 80-an ini
masih aktif memotret hingga
kini di dunia komersial. Dalam
perjalanan kariernya idealis
menjadi penting, sebagai
bentuk integritas. Bagaimana
pemegang sertifikat level 3
kompetensi fotografi ini tetap
eksis?

Oleh Wahyu Dian

52 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 53


(halaman 52) Portrait Roy Geng- sembarangan fotografer generasi, dari sedikit memberikan kenyaman
gam. Foto: Dok. RGA yang bisa berkecimpung fotografer dari generasinya
dan menekan ego kita
dan mengerjakan untuk yang masih bertahan dan
pemotretatan komersial. masih aktif memotret untuk sebagai fotografer
Melihat sosok Roy Genggam kebutuhan fotografi komersial. dihadapan klien” ujar
sekarang, banyak proses dan Sudah lebih dari 20 tahun Roy Genggam. Selain
tahapan yang harus dilaluinya. ia berkiprah dalam dunia
Butuh dedikasi dan konsitensi fotografi komersial. Banyak
hal tersebut seorang
dengan jangka waktu yang yang bisa kita jadikan sebagai fotografer juga harus
Memulai karir di dunia
fotografafi pada dekade 90an,
lama untuk bisa dalam pelajaran bagaimana seorang terus mengikuti dan
posisi saat ini, yang justru fotografer bisa bertahan lama beradaptasi terhadap
Roy Genggam termasuk mulai memudar dikalangan dan secara konsisten bertahan
generasi muda yang berkiprah angkatan muda. “Proses” yang dijalurnya. Tidak hanya perkembangan
dalam kancah fotografi panjang untuk bisa dikatakan tentang skill memotret saja, fotografi, serta bisa
komersial. Meskipun pada
saat itu, dunia fotografi
sebagai seorang “fotografer” tetapi bagaimana pentingnyya beradaptasi dan terus
dipangkas sesingkat mungkin menjaga etika dan perilaku
komersial Indonesia dalam belajar.
untuk bisa disebut sebagai menjadi profesional, serta
masa keemasan,dikarenakan fotografer dan terjun dalam menjalin hubungan baik
jumlah fotografer komersial Ketika berbicara tentang
fotografi komersial. Roy dengan konsumen dan sesama
tidak banyak dan industri di Idealisme dalam fotografi
Genggam sangat prihatin profesi.
Indonesia lagi bergeliat serta komersial. Idealisme seorang
dengan perilaku fotografer
ditunjang dengan bermunculan fotografer professional
kini, yang tidak dibangun “Menjaga hubungan
berbagai media cetak. harus dikesampingkan ketika
dengan kematangan teknis,
dan dilakukan dengan cara
baik dengan klien tidak mengerjakan pemotretan
Sedikitnya jumlah fotografer hanya semata-mata untuk keperluan komersial.
cepat tanpa melalui proses
yang berkecimpung di Sisi idealis fotografer harus
fotografi komersial disebabkan
yang benar. kasih hasil pemotretan dimunculkan justru ketika
dibutuhkan pengetahuan yang memuaskan, tetapi bagaimana membuat sebuah
Dari angkatannya, ia adalah
dan keterampilan fotografi fotografer komersial yang bagaimana kita bisa foto komersial yang sesuai
yang baik. Sehingga tidak dengan keinginan klien. Dalam
mampu bertahan lintas menjaga sikap, etika,
54 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 55
fotografi komersial foto dan minuman keras, tidak dari dua dekade, akhirnya merupakan balas dendam
dianggap gagal ketika gaya menyurutkan roda ekonomi buku karyanya terbit. dan nazar saya, bagaimana
motret atau karakter seorang usahanya. “Memotret Pemotret” adalah dahulunya sangat susah belajar
fotografer terlihat dalam foto. garapan idealisnya tentang fotografi pada senior, makanya
Ketika bisa memotret Untuk mengesplorasi para maestro fotografi di ketika sudah berada diposisi
berbagai produk dengan ideliasmenya, Roy Genggam Indonesia. Tokoh fotografi seperti ini akan saya bagi ilmu
sentuhan berbeda dan menyalurkanya dengan yang dihadirkan merupakan saya kepada siapun biar tidak
menghilangkan karakter melakukan kegiatan garapan pelaku fotografi awal film, mengalami kesulitan belajar
Roy itu salah satu faktor fotografi pribadi. Pada hingga dianggap masih aktif fotografi seperti saya dahulu”
yang membuat ia dipercaya awalnya banyak mengesplorasi dan telah memberikan ujarnya.
klien memotret hingga pemotretan still life tentang pengetahuan dan waktunya,
saat ini ujarnya. Idealisme gajah yang pernah dipamerkan untuk perkembangan fotografi Pengalaman Roy Genggam
dipegang teguh pada saat di Galeri Fotografi Jusnalistik Indonesia. Harapan Roy dalam mengola organisasi
ia memutuskan untuk tidak Antara (GFJA). Garapan terhadap bukunya adalah profesi fotografi yaitu APPI
lagi memotret produk rokok personal lainyanya adalah menggugah angkatan muda, (Assosiation Professional
dan minuman keras. Padahal memotret portrait ratusan agar mampu seperti mereka, Photographer Indonesia)
pada saat itu kedua produk selebriti Indonesia dengan memberikan teladan dan dahulu di tularkan ketika ada
itu bisa menghasilkan nilai latar kursi dan reptil. Garapan berdedikasi dalam konsistensi kesadaran dari berbagai pihak
ekonomi yang sangat besar diluar kegiatan fotografi di fotografi. tentang pentingnya untuk
bagi studionya. Ketika ditanya komersialnya, menuntun ia membentuk organisasi profesi
alasanya, Roy mengatakan tetap menjaga kreasi seni, rasa Satu lagi yang patut diapresiasi fotografi sebagai organisasi
bahwa saya tidak mau lagi dan karsa. Ia mengakui bahwa dari sosok Roy Genggam yang mengakomodasi
foto-foto saya yang dipakai menjadi profesional fotografer adalah semangat untuk kepentingan dan proteksi
sebagai iklan yang terpajang itu penuh dengan tekanan, berbagi ilmu fotografi dalam terhadap profesi ini. Maka
di bilboard dan media lainya idealisme yang dikungkung, berbagai acara baik yang ketika APFI (Asosiasi Profesi
ikut mempengaruhi orang serta menampilkan karya formal maupun informal Fotografi Indonesia) lahir,
untuk mengkosumsi kedua bukan dirinya. Menurutnya dan merupakan fotografer Roy merupakan salah satu
produk tersebut. Meskipun garapan seperti ini menjadi yang sangat terbuka bagi tokoh fotografi di Indonesia
tidak menerima pekerjaan semacam terapi rasa baginya. siapapun yang berkeinginan yang sangat membantu
memotret produk rokok Setelah berkiprah lebih untuk belajar fotografi. “Ini dan menfasilitasi kegiatan

56 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 57


asosiasi ini, bahkan ikut memiliki sertifikat setara
membina kepengurusan dengan Diploma I. Sikap Roy
APFI Pengda Jabodetabek. menunjukan keberpihakannya
Selain itu, juga menjadi kepada sistem sertifikasi
penguji dalam sertifikasi bidang fotografi di Indonesia,
fotografi yang diselenggarakan menandakan bahwa sertifikasi
oleh LESKOFI (Lembaga menjadi penting, sebagai alat
Sertifikasi Kopetensi Fotografi ukur kompetensi. Sertifikasi
Indonesia). diperlukan bila berhadapan
dengan pemberi kerja dari
Menanggapi polemik pemerintah, BUMN hingga
tentang sertifikasi yang perusahaan-perusahaan yang
berkembang dikalangan mempekerjakan fotografer
pelaku fotografi Indonesia. yang telah tersertifikasi.
Roy Genggam menyatakan
bahwa sesuatu hal yang positif Baginya uji kompetensi ini
dan berdampak baik bagi tidak merendahkan keahlian
perkembangan fotografi di dan pengalamannya sebagai
Indonesia harus didukung. profesional fotografer, namun
Kalau ada kekurangan disana menjadi ukuran bagi mereka
sini itu wajar. yang telah menyatakan
dirinya siap hidup dari
Bilamana sistem kurang fotografi. Idealis inilah menjadi
berjalan baik, seharusnya genggaman seorang Roy
menjadi tanggung jawab seterusnya.
bersama, bukan hanya saling
mencurigai siapa dan apa Penulis adalah Ketua Bidang
Penelitian dan Pengembangan
sertifikasi fotografi. APFI Pusat, peneliti sejarah
Roy kini telah mengikuti fotografi Indonesia, film maker dan
pengusaha kaos fotografi.
uji kompetensi level tiga,

58 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 59


mengukur
paradigma
pengakuan
Bagaimana pelaku fotografi
generasi lama menyikapi standarisasi,
sedangkan pengalamannya melebihi
parameter uji kompetensi?

Oleh Hardiono Kertadjaja

60 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 61


(halaman 60) Atoy Toyib, ber- untuk “membandingkan”, kemampuan tertentu. untuk menjadi anggota PAF
profesi fotografer, menawarkan “bersebelahan” (para) dan Maka seperti judul artikel (Perhimpunan Amatir Foto,
jasa langsung jadi di Alun-alun
Bandung, sejak awal tahun 70-an. memperlihatkan (deik). ini, masing-masing fotografer Bandung). Maka seperti
Foto: Deni Sugandi Paradigma dalam bidang akan diukur paradigmanya dan layaknya ikan masuk dalam
fotografi yang kemajuannya diakui kemampunya sesuai kolam ikan, kita berenang
begitu pesat, adalah cara dengan tugas pekerjaan yang bersama dengan teman
pandang seseorang terhadap diberikan dan dibutuhkan oleh pehobi fotografi yang sudah
kemampuan dirinya sendiri pemberi kerja. lebih ahli. Kita mengamati
yang juga akan berpengaruh karya foto orang lain yang
Paradigma adalah suatu pola dalam berpikir, bersikap, dan Zaman Dahulu menang lomba foto bulanan,
berpikir, cara bernalar dan bertingkah laku di kancah Tahun 1958, saat pertama lalu kita tanya dan diskusi
metoda penerapan secara lingkungan fotografi. Manusia kali ayah memberikan dengan fotografernya.
ilmiah dari seperangkat asumsi dalam kedudukannya sebagai kamera box bentuk kotak, Bagaimana mengambil
dasar untuk membuktikan makhluk sosial, senantiasa saya tidak berani mengutak- foto itu, posisi sudut ambil,
kebenaran di suatu disiplin akan berinteraksi dengan utik, sebelum membaca komposisi, kecepatan rana
ilmu pengetahuan. Paradigma manusia lain dalam upaya buku manual. Akan tetapi dan diafragma. Dan bagaimana
juga dapat berarti konsep, mewujudkan kebutuhan karena panduanya dalam pula mencetak foto tersebut
nilai dan praktek pada hidupnya. Kebutuhan hidup bahasa Inggris, maka terpaksa di kamar gelap dengan cara
saat menghadapi suatu manusia tidak cukup yang kita hanya menjabarkan “membakar” agar bagian
realitas didalam komunitas, bersifat dasar, seperti makan, cara kerja kamera itu dari tertentu lebih gelap atau
unsur kemajuan zaman, minum, biologis, pakaian gambar-gambar didalam “ditutup” dengan “bulu ayam”
penemuan baru dan dan kebutuhan-kebutuhan manual tersebut, dan untuk yang di-goyang-goyang untuk
perubahan, seperti dalam dasar lainnya. Kita juga prakteknya mau tidak mau, membuat sebagian bidang
semua disiplin intelektual, mempunyai kebutuhan harus menanyakan kepada foto lainnya lebih terang.
termasuk fotografi. Kata pengakuan eksistensi diri kepada teman-teman yang Apalagi model, pasti ingin agar
paradigma sendiri berasal (self) dan penghargaan dari sudah punya kamera lebih wajahnya tampak lebih cerah
dari bahasa Latin, yang orang lain dalam bentuk dahulu. dan latar belakangnya buram
berarti suatu model atau pola pujian, pemberian upah “bokeh”.
(bahasa Yunani paradeigma kerja, kedudukan dan status Tahun 1960, ayahnya pak Selain belajar dari para senior
(para+deiknunai) yang berarti anggota masyarakat, dengan Goenadi mengajak saya di PAF, saya juga membeli

62 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 63


majalah foto dan buku foto. UNPAS (1996), ISI (1994),
Kita belajar secara “trial and ITB, TRISAKTI dan IKJ. Pada
error” ber-experimentasi tahun 1997 mulai diproduksi
membuat karya seni-foto PonSel dengan Kamera dan
yang bisa ikut dilombakan pada tahun 2003 penjualan
dan bangga bila bisa menang. PonSel ber-Kamera sudah
Inilah yang kiranya disebut lebih banyak dari jumlah
“otodidak”. Karena saat itu semua jenis Kamera digital.
memang tidak ada kursus Maka fotografi-pun menjadi
fotografi di Indonesia. Dan aktivitas keseharian, sekitar
bila kita baca bagian iklan di 300 ribu foto di-unggah setiap
majalah foto tahun 1960- menit dan diperkirakan sekitar
han, maka kursus yang ada 1 triliun foto dibuat oleh para
di luar negeri saat itu adalah pemotret maupun orang
seperti New York Institute awam dalam tahun 2015.
of Photography (1914); Apabila tahun 2015 ini, sudah
sekarang hanya online lebih dari 50% foto dibuat
education, London School melalui Ponsel Pinter dan
of Photography dan banyak diproyeksikan pada tahun Survey aktifitas memotret. Sumber: Internet
lainnya. 2017 akan mencapai 80%.
kecepatan rana, dan fotografi? Kemudian, jika Anda
telah membuat cukup banyak
Zaman Sekarang Maka munculah sebagainya.
foto untuk suatu selang
Era tahun 1990-han, adalah
era dengan banyaknya
pertanyaan: apakah Pertanyaan berikutnya:
waktu, pertanyaan ini pasti
akan muncul dalam pikiran
Klub Foto dan juga dengan kita masih perlu belajar bagaimana untuk para
Anda di beberapa perlintasan
banyaknya kursus fotografi motret? Pengguna pemotret (20%) yang
waktu:
diberbagai kota diseluruh menggunakan Kamera Digital.
Ponsel Pinter tidak Apakah belajar sendiri dari
“Apakah aku seorang
Indonesia dan juga perguruan fotografer profesional atau
tinggi yang mempunyai perlu tahu apa itu teman-teman di klub foto atau
amatir?”
jurusan fotografi, seperti di diafragma, apa itu ambil kursus / masuk sekolah
Pada kenyataannya,

64 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 65


pengertian dan pemisahan amatir tidak ahli dalam Tergantung dimana Anda mengatakan bahwa jika Anda
antara status amatir dan pekerjaannya? melakukan pemotretan, mengumpulkan pendapatan
professional, memicu banyak Dengan menggunakan definisi tentu ada aturan-aturan untuk pekerjaan fotografi,
perdebatan. Ada beberapa kamus, kita dibiarkan dengan dan peraturan yang Anda maka Anda dianggap
pandangan dan pendapat anggapan bahwa jika Anda perlu tahu untuk dipatuhi profesional, dan dengan
untuk menjawab pertanyaan tidak mengejar fotografi untuk oleh seorang fotografer predikat tersebut, muncul
tersebut. nafkah, maka Anda dianggap profesional. Misalnya, tanggung jawab jawab.
amatir, dan sebaliknya berlaku ketentuan bahwa seorang Sebagai seorang profesional,
Apa kata Kamus untuk profesional yaitu fotografer harus mempunyai pikirkan diri sendiri sebagai
Yang paling mudah adalah mencari nafkah. Akan tetapi, kemampuan tertentu dengan pe-Bisnis.
mencari dalam kamus. apakah benar seorang amatir peralatan tertentu untuk
Menurut definisi, seorang tidak ahli dalam pekerjaannya dapat mengerjakan tugasnya. Terlepas dari definisi kamus
amatir adalah “orang yang seperti layaknya seorang Juga aturan untuk membayar dan tanggapan pemerintah,
terlibat dan mengerjakan profesional? pajak pendapatan. Bahkan cara lain untuk membedakan
suatu kegiatan untuk ada kemungkinan Anda perlu diri sendiri sebagai seorang
kesenangan dan bukan untuk Apa pandangan menarik pajak penjualan dari profesional adalah penampilan
penghasilan finansial”. Di sisi klien Anda. Ada juga tempat percaya diri sebagai pe-bisnis,
lain, Kamus mendefinisikan
Pemerintah yang perlu izin tertentu, bukan hanya sebagai orang
profesional antara lain sebagai: Terlepas dari bagaimana tergantung pada jenis fotografi yang bisa motret. Kendalikan
“Seseorang yang memperoleh Anda secara pribadi yang dilakukan. agar setiap bisnis walaupun
penghasilan finansial untuk mengklasifikasikan diri kecil, tetap harus tampil
pekerjaan mereka,” dan Namun, satu sisi positive dan dapat dihargai oleh
dijelaskan lebih lanjut sebagai fotografer, menjadi seorang fotografer pelanggan sebagai entitas
“Sesorang yang ahli dalam yang lebih penting profesional dari segi komersial terhormat. Semua
melakukan pekerjaanya.” adalah memahami perpajakan adalah dapat elemen mulai dari sikap kerja
Pengertian berikut ini yang men-depresiasi peralatan (attitude), layanan pelanggan
apakah pemerintah
kemudian menjadi bahan fotografi tertentu untuk serta servis purna jual dan
perdebatan mengenai melihat Anda sebagai menurunkan kewajiban pajak cara melakukan pekerjaan
predikat professional. Apakah profesional atau amatir. Anda secara keseluruhan. adalah rangkaian penting
dengan demikian, seorang Pada intinya: pemerintah yang harus menjadi bagian

66 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 67


dari bisnis fotografi Anda dapat membuat foto lebih amatir dan fotografer seni- di bidang fotografi, kamera
sendiri. Salah satu aspek baik. Akan tetapi menjadi foto yang mendedikasikan dan segala perlengkapannya
yang sangat penting untuk kecewa, karena foto yang waktu untuk belajar secara dapat dibeli, demikian pula
memisahkan diri Anda sebagai dihasilkan masih tetap kurang otodidak, memacu kemajuan perangkat lunak (software)
seorang fotografer profesional bagus, hanya sebatas karya dan kemampuannya melalui siapa pun dapat belajar dan
adalah cara Anda menangani dokumentasi atau foto wisata lomba foto di jalur Salon Foto menggunakan untuk mengedit
pertanyaan klien baru. dengan keluarga. sampai di level International. foto.
Harus tersedia proses yang Tantangannya adalah kurang Terlepas dari jenis alat dan
komprehensif, seperti bentuk Bukan investasi konsisten menghasilkan perangkat lunak, bila hanya
lembar kerja (worksheet), kualitas karya yang sama melihat kualitas hasil karya
yang membantu klien Anda
peralatan fotografi yang ketika dipaksa dalam situasi setelah selesai dikerjakan
secara sistematis dan efisien telah mencapai Rp dimana mereka tidak dapat termasuk manipulasi digital,
menterjemahkan lingkup 500 juta, tetapi yang menguasai medan atau berada maka kita akan menghadapi
pekerjaan yang ada dalam penting adalah 5.000 di luar zona kenyamanan. kesulitan untuk membedakan
pikiran klien. Juga tersedianya Hal inilah yang membedakan mana hasil karya seorang
buku profile dan referensi jam terbang dalam mengapa beberapa profesional dan yang mana
pekerjaan dan Sertifikat mengembangkan indera amatir agak enggan untuk hasil karya seorang amatir.
tingkat kemampuan Anda mata dan memahami menawarkan diri sebagai
sendiri. fotografer yang berbayar, 3 Faktor Utama.
teknik pencahayaan,
walaupun hasil karya seni-foto Jadi, ada 3 faktor yang perlu
Para fotografer Amatir. daerah fokus, mereka indah. kita fahami untuk menentukan
Masih tetap ada yang komposisi dan sudut apakah seorang fotografer itu
bertanya apa perbedaan pengambilan, disertai Seperti seorang pelukis - kita profesional:
antara fotografer amatir dan semua mulai dengan kanvas
fotografer profesional? Kita
dengan antisipasi yang sama untuk menampilkan Konsistensi.
melihat beberapa amatir momentum yang tepat. dunia sekitar kita yang sama. Seorang profesional harus bisa
yang memiliki peralatan yang Semua memiliki kwas dan mencapai hasil spektakular -
lebih mahal dan canggih Tetapi sebaliknya, kita juga palet warna yang sama. Tapi setiap waktu, dalam kondisi
daripada profesional karena melihat banyak hasil karya hasil karya pelukis ternama apapun. Dan menunjukkan
mereka pikir kamera-lah yang yang menakjubkan dari pehobi akan berlainan. Demikian pula bahwa dia tetap bisa bekerja

68 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 69


baik, berupaya maksimum Artist unik. dihasilkan bisa menjadi suatu penting terjadi, Anda hanya
dan tahu bagaimana untuk Seorang profesional memiliki kenangan abadi seperti punya satu kesempatan satu
menghasilkan kualitas keterampilan untuk membuat pernikahan atau ulang tahun tembakan foto. Dan tidak ada
foto yang baik dalam suatu foto yang unik, karya atau hal-hal lain dengan suatu pengganti untuk pengalaman.
situasi yang sulit sekalipun. disesuaikan dengan apa yang cerita yang dapat dikenang
Kemampuannya teruji dibutuhkan, bukan sekedar dari waktu ke waktu dan “Dari sudut pandang
seperti yang dia tunjukkan cut & paste dari beberapa sampai beberapa generasi.
dalam buku koleksi foto-nya gambar. Mereka mengikuti Memang betul juga, bahwa
saya pribadi, adalah
(Portfolio Album), bukan suatu pola dengan visi artistik setiap orang yang berada sama seperti ketika
hanya satu-dua snapshot yang dan berisi cerita dimana di lingkungan yang sama saya akan memotong
kebetulan bagus. pemotret ingin menyampaikan dapat juga mengambil foto rambut saya. Saya akan
Keterampilan teknis. sesuatu sebagai suatu karya yang sama. Perbedaanya
Seorang profesional lebih yang khas “trademark adalah moment dan sudut mencari seseorang
dari pengambil gambar. pemotret”. pengambilan yang tepat yang telah sekolah
Mereka ber-talenta seni, dimana hanya ada satu atau kecantikan dan
mengatur pencahayaan, tahu Profesionalisme. dua moment kesempatan
memiliki lisensi yang
cara mengatur obyek atau Ketika seseorang menyewa agar foto itu dapat menjadi
pose, faham fashion dan jasa seorang Profesional, memori yang sempurna bagi membuktikan bahwa
kombinasi warna, bahkan ia tahu bahwa ia akan pelanggan. dia adalah seorang
mengerti desain arsitektur mendapatkan seseorang yang pemangkas rambut
dan interior. Mereka harus bersedia untuk bekerja penuh Inilah yang kiranya dapat
mampu menggabungkan dedikasi untuk menghasilkan membedakan dan menjadi ciri
kawakan. Hal ini
elemen-elemen tersebut foto yang terbaik. Para seorang fotografer profesional sama juga pada saat
untuk membuat foto yang profesional adalah pemilik yang berpengalaman dan kita mencari seorang
sesuai dengan selera pemesan bisnis yang terus berkembang teruji dengan mengantongi fotografer yang
tapi tetap dengan gaya karya- dengan tujuan menghasilkan suatu sertifikat spesialisasi.
seni-nya sendiri yang dapat produk dan memberikan MENGAPA Memberi tugas mempunyai lisensi dan
dihargai oleh segala generasi kepuasan kepada pelanggan kepada seorang Fotografer juga berpengalaman”
masyarakat saat itu. melebihi apa yang pelanggan yang mempunyai Sertifikat? - Tracy McGee, CPP
harapkan. Foto-foto yang Karena ketika saat-saat

70 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 71


Hari-hari ini, fotografi seorang yang profesional
dipraktekkan oleh siapa dengan pengetahuan memadai Don Hasman, pionir fotografi alam
saja dengan menggunakan dan berpengalaman, selain terbuka dan budaya di Indonesia.
Foto: Deni Sugandi
smartphone, tapi yang benar- juga mencirikan bahwa ia
benar menguasai fotografi adalah seorang fotografer
sebagai “karya” – hanya dengan suatu standar
beberapa. Ketika tiba pada pencapaian tertentu sesuai
suatu moment penting hanya klasifikasi atau spesialisasinya.
satu kali dalam seumur hidup
- saat-saat seorang fotografer “Education is not a product:
hanya punya satu kesempatan mark, diploma, job, money –
untuk mengambil foto yang in that order;
bagus – pastikanlah bahwa it is a process, a never-ending
orang yang berada di belakang one.”
kamera “seorang pro”. - Bel Kaufman
Di Amerika, Eropa dan “Formal education will make
beberapa Negara Asia, tidak you a living; self-education will
ada bukti yang lebih kuat make you a fortune.”
selain huruf “CPP” dibelakang - Jim Rohn
nama seorang fotografer. “Education is what remains
Mereka adalah Certified after one has forgotten
Professional Photographer, everything he learned in
seseorang yang memang school,”
mendedikasikan dirinya - Albert Einstein
bekerja khusus dalam bidang
fotografi.

Hal ini adalah semacam Penulis adalah pemerhati fotografi,


penulis aktif fotografi dan tinggal
jaminan bagi para pelanggan, di Batam
bahwa fotografer ini adalah

72 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 73


mengawet
di liang
pa tewet
Sebaran manusi purba
menjelajahi Paparan Sunda di
kala glasial akhir. Para leluhur
tersebut kemudian menyebar
dan tiba pada dinding tegak
kawasan perbukitan kars di
Sangkurilang Kalimantan Timur.

Foto & Teks: Deni Sugandi

74 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 75


(halaman 74) Sungai Jelei dengan gambar cadas Pindi
dibatasi dinding tegak Gunung
Gergaji yang disusun batugamp- Setiawan, lukisan gua
ing, Terletak di kawasan kars
Sangkurilang-Mangkalihat, Kaltim.
tersebut diciptakan
(kanan) Kerucut Gunung Gergaji.
sebagai sarana meditasi,
inisiasi sekaligus sebagai
bentuk komunikasi
visual. Para ahli
Liang Tewet atau disebut juga
Gua Tewet, yang terletak
arkeologi percaya bawa
di dinding tegak lurus gambar cadas tersebut
batugamping, di atas 90 meter adalah konstruksi nilai-
dari paras sungai Jelei, Tepian nilai tradisi masyarakat
Langsat, Kecamatan Bengalon,
Kalimantan Timur. Didalam
pendukungnnya
gua ini ditemui beberapa (Clootes, 2000; Flood,
gambar cadas berupa lukisan 1997; Morwood,
tangan dan beberapa binatang, 2002).
yang biasa hidup pada masa
itu. Jadi baik tema, imaji yang
digambar , maupun gaya
Diperkirakan umur penggambaran adalah refleksi
lukisan tersebut kurang sepenuhnya dari kejadian-
kejadian pada masyarakat
lebih 10 .000 tahun
pendukungnnya. Liang Tewet
lalu, oleh manusia merupakan bagian dari pusat
purba pada masa glasial konsentreasi manusia pra-
akhir. Menurut peneliti sejarah Kutai yang menempati
Gunung Gergaji dan Gunung

76 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 77


Kulat. Mereka menggunakan
hampir seluruh tingkat pada
kedua gunung tersebut,
khususnya Gunung Gergaji
yang terlihat dari sebaran
situs; tingkat pertama situs
dekat sungai, tingkat kedua
situs di tengah tebing atau
di danau-danau kars di
puncak gunung, serta tingkat
ketiga situs di atas puncak
punggungan gunung batu.
Gambar cadas ini diduga
dibuat kaum Austro-Asiatik
yang bermata pencaharian
berburu dan meramu tingkat
lanjut. Mereka datang kuran
glebih 12.000 hingga 9.000
tahun lalu. Secara teoritis,
mereka berjalan kaki dari
Vietnam menuju Sarawak,
Sabah, kemudian akhirnya tiba
di daerah Sangkurilang.

Penulis adalah fotografer


kebumian, redaktur foto majalah
geologi popular Geomagz, Badan
Geologi KESDM.

78 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 79


Dr. Pindi Setiawan menjelaskan
proses dan perkiraan cara melukis
di dinding cadas batugamping,

(kanan) Lukisan tangan di atap


dinding Liang Tewet, Gunung
Gergaji, Kaltim.

(halaman 78) Seorang pemandu


melihat lukisan mamalia besar di
Liang Karim.

(halaman 82) Interior Liang Tewet


dan sebaran lukisan tangan.

80 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 81


82 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 83
menuju
asosiasi
Ihwal lahirnya Uji
Kompetensi Fotografi,
melalui Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia menjadi Standar
Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia.

Oleh Riadi Rahardja

84 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 85


Usulan penamaan organisasi awal dengan Dikti (Pendidikan Indonesia (KKNI) atau yang paling komprehensif
di pertemuan di Hotel Harris, tinggi) dan DikDasMen Indonesia Qualification dan menjadi rujukan banyak
Batam, 24 Juni 2014.
Foto: Julian Sitompul (Pendidikan Dasar dan Framework (IQF), serta Vice negara lainnya. Tim Perumus
Menengah). DinBinSusLat Chair ASEAN Qualification di kesempatan lain juga
terus mengawal (fasilitator) Framework. Ibu Megawati mendapat pengarahan dari
hingga terbentuk SKKNI dan sangat fasih bicara dengan tim BSNP (Badan Standarisasi
lahirnya APFI, sebagai salah berbagai disiplin ilmu Nasional Pendidikan) untuk
satu syarat wadah profesi dalam membimbing para memantapkan proses
pelaku fotografi. Pertemuan penyusun RSKKNI dalam penggarapan RSKKNI ini.
Menjelang akhir 2013 pertama pada perumusan kesesuaiannya dengan KKNI. Dalam perkembangannya
Nandang Rukanda, pemilik RSKKNI, awalnya terdiri Dalam pengarahan yang dibutuhkan beberapa kali
lembaga kursus / LKP SAE dari Nandang Rukanda, diberikan oleh Pak Muslich pertemuan hingga RSKKNI
dan Riadi Rahardja, Juga Riadi Rahardja dan Syuaibun sebagai direktur Ditbinsuslat ini menjadi SKKNI. Setelah
pemilik lembaga kursus di Ilyas yang tercatat sebagai dan Ibu Megawati sebagai pertemuan pembahasan
Bandung. Wacana penyusunan dosen fotografi di Unpad pendamping, kami sedikit pertama, mulailah bergabung
RSKKNI (Rancangan Standar dan Uninus, dua anggota demi sedikit mengerti Sdr. Harsos yang berlatar
Kompetensi Kerja Nasional tim perumus bidang peran SKKNI ini dalam belakang akademik dan
Indonesia). LKP Sae adalah fotografi lainnya tidak hadir. percaturan sumber daya menjabat sebagai Kepala
Lembaga Kursus yang Pada pertemuan awal ini manusia kompeten di era Program Studi Fotografi dan
terdaftar di Dinas Pendidikan berkumpul juga tim perumus perdagangan bebas di regional Film di Universitas Pasundan
kota Bandung. RSKKNI dari bidang tata boga ASEAN maupun dunia. (UNPAS) serta Asep Deni,
dan pekarya kesehatan. Bagaimana banyak negara M.Sn. seorang dosen senirupa
Maret 2014 lain telah memiliki Kerangka alumni FGF Fiss UNPAS,
Undangan dari Direktorat Sejak awal proses RSKKNI Kualifikasinya sendiri dan yang saat ini adalah kandidat
Pembinaan Kursus dan ini, tim perumus mendapat dimana posisi Indonesia. KKNI Doktor dengan penelitiannya
Pelatihan (DitBinSusLat) pengarahan dari Ibu Megawati milik Indonesia termasuk yang tentang bahasa rupa.
dibawah Direktorat Jenderal Santoso, Ph.D, seorang pakar paling “bungsu” dibandingkan
Pendidikan Anak Usia Dini teknologi kimia yang menjadi dengan negara lain. Tetapi Pra-Konvensi Nasional
Nonformal dan Informal team leader pada penyusunan KKNI adalah salah satu (Bandung)
(PAUDNI) dirjen setingkat Kerangka Kualifikasi Nasional Qualification Framework Puncak pertama yang harus

86 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 87


bekerja dari nol lagi apabila teman yang terundang di
dianggap tidak layak oleh pra konvensi dibicarakan
teman-teman yang terundang. kembali dengan jumlah orang
Untunglah kekuatiran itu tidak yang lebih banyak. Sekali lagi
terjadi, dengan pembahasan beberapa nama kelas nasional
hingga istilah dan kata per yang diundang tidak semuanya
kata akhirnya RSKKNI ini dapat hadir, beberapa
boleh masuk ke level yang mewakilkan pada orang
lebih tinggi. Nilai lain dari lain atas nama lembaganya.
pra konvensi ini adalah Uniknya, kali ini hadir juga Ibu
mulai dirasakan perlunya DR. Anne Nurfarina seorang
membentuk asosiasi yang pakar berlatarbelakang Desain
memungkinkan RSKKNI ini Komunikasi Visual. Setelah
(nantinya menjadi SKKNI) pertemuan ini Ibu Anne
dapat diimplementasikan. terinspirasi hingga kemudian
Pembahasan pertama menjadi pelopor terbentuknya
mengenai asosiasi ini dilakukan Asosiasi Desain Komunikasi
di UnPas Bandung setelah pra Visual AIDIA, saat ini AIDIA
Utussan Daerah di Konvensi Batam. Foto: Dok. Julian Sitompul konvensi RSKKNI usai. sedang mempersiapkan
dilewati oleh proses SKKNI nonformal, wartawan dan diri untuk pelaksanaan
ini adalah Pra Konvensi pelaku industri. Sayang 24 Juni Konvensi RSKKNI uji kompetensi profesi di
Nasional, saat itu diundang sekali beberapa nama kelas di Batam bidangnya. Diskusi seru,
30 orang dari berbagai nasional yang diundang tidak Konvensi Nasional RSKKNI perdebatan dan perbincangan
kalangan untuk menggodok dapat menghadiri pertemuan berlangsung di hotel Harris panas yang menyoal hingga
kembali RSKKNI yang telah penting ini. Pertemuan pra Batam, kala itu hadir para kata per kata dari RSKKNI
disusun oleh tim perumus. 30 konvensi memungkinkan pemangku kepentingan mewarnai pertemuan
orang dengan latar belakang untuk membongkar habis sebanyak 60 orang yang konvensi nasional. Di sisi
fotografi yang beragam, RSKKNI yang telah disusun berasal dari Aceh hingga lain sesungguhnya terjadi
akademik, komunitas, tim perumus. Bila ini terjadi Papua. Apa yang telah diolah pertemuan sebelum konvensi
pelaku pendidikan fotografi maka tim perumus harus lalu dikoreksi oleh teman- ini, di hotel yang berbeda.

88 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 89


Pertemuan inilah yang naskah RSKKNI dari Direktur di 11 propinsi untuk dapat merupakan salah satu dari
kemudian menjadi tonggak DitBinSusLat (Muchlish, SH.) disebut sebagai organisasi puluhan Lembaga Sertifikasi
lahirnya Asosiasi Profesi kepada wakil dari kementrian nasional. Di waktu yang Kompetensi dari berbagai
Fotografi Indonesia. Tenaga Kerja dan Transmigrasi. bersamaan pengururs APFI bidang yang menerima
RSKKNI kemudian melewati Pusat harus mengusahakan mandat dari Kemendikbud
Dalam pertemuan proses koreksi redaksional sebuah Lembaga Sertifikasi via DitBinSusLat. Lembaga
pembentukan APFI ini, dan validisasi dari Kementrans Kompetensi bidang Fotografi. Sertifikasi ini dibentuk dengan
teman-teman yang berasal untuk selanjutnya menjadi Berdasarkan aturan Sistem misi yang sama yaitu untuk
dari 18 propinsi sepakat untuk Keputusan Menteri. Pendidikan Nasional, Lembaga melaksanakan uji kompetensi
membentuk pengurus pusat SKKNI Bidang Fotografi Sertifikasi ini memang harus sesuai bidangnya. LESKOFI
APFI dan memilih siapa saja tercantum dalam Keputusan berada di bawah naungan berkoordinasi dengan LSK
yang menjadi pengurusnya. Menakertrans No. 355 Tahun asosiasi profesi. Kini lembaga bidang profesi lain di bawah
Pada kesempatan itu saya 2014. itu sudah berdiri dengan nama Kemendikbud dalam forum
terpilih menjadi ketua LESKOFI. Pada prakteknya yang dikenal dengan Forum
umum, sedangkan Harry Pembentukan Pengurus LESKOFI sebagai satu- LSK. Pada forum ini semua
Reinaldi menjadi ketua Pusat APFI dan satunya Lembaga Sertifikasi masalah dalam proses uji
harian. Mengapa saya? pada Penyusunan Draft AD/ART Kompetensi bidang fotografi kompetensi di Indonesia
awalnya saya menolak karena Sejak 5 Agustus 2014, dalam yang menerima mandat dibahas dan dicari solusinya.
merasa bukan kompetensi langkahnya kemudian, dari Kemendikbud harus
saya, tapi dalam suasana pengurus APFI Pusat terus bekerja bersama dengan Hingga awal 2016 ini APFI
yang demokratis, teman- berkomunikasi dengan para Tempat Uji Kompetensi telah memiliki 11 pengurus
teman memilih saya secara Inisiator daerah (sebutan yang dibentuk di seluruh daerah, telah membentuk
aklamasi karena saya adalah untuk pengurus yang merintis Indonesia. Walaupun berada LESKOFI dan sudah
pelaku pendidikan nonformal terbentuknya Pengurus di bawah APFI, LESKOFI melaksanakan beberapa kali
yang mengikuti proses ini Daerah) yang semula adalah adalah lembaga yang memiliki uji kompetensi di beberapa
sejak awal, saya dianggap peserta konvensi nasional otoritasnya sendiri sebagai TUK tersebar di beberapa
mengetahui sejarah dan agar dapat dibentuk APFI pelaksana uji kompetensi propinsi.
selukbeluk implementasi di tingkat Pengurus Daerah dengan segala aspeknya
Penulis adalah anggota tim
SKKNI yang menjadi tugas dulu. Targetnya adalah harus termasuk pendirian TUK dan perumus SKKNI bidang fotografi
awal dari APFI ini. Penyerahan dibentuk Pengurus daerah penjaminan mutu. LESKOFI dan ketua umum APFI Pusat.

90 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 91


secangkir
kopi ala
leskofi
Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Fotografi Indonesia disingkat Leskofi,
lahir karena adanya kesepakatan untuk
membentuk Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) sejak 20 November 2007, yang
akan di “gong” kan 2015.

Oleh Ivan Arsiandi

92 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 93


(halaman 92) Presentasi Bekraf di Akta Tanah (PPAT), dengan Nonformal atau Warga Kerja Nasional.
pertemuan 1001 tentang sertifikasi SK Menteri Hukum dan Masyarakat yang Belajar
fotografi, diinisiasi MFI,di GFJA
Jakarta. HAM RI Nomor: AHU-407. Mandiri. Isi dari undang-undang ini
Foto: Deni Sugandi AH.02.01 TH 2009 Tanggal 3 diantaranya menetapkan
Desember 2009. Menyatakan Pemerintah Indonesia pun SKKNI, adalah rumusan
pendirian Lembaga Sertifikasi segera mempersiakan kemampuan kerja
Kompetensi Fotografi Kerangka Kualifikasi Nasional yang mencakup aspek
Indonesia (Leskofi) tertanggal Indonesia (KKNI), yang pengetahuan, keterampilan
14 September 2015. diputuskan melalui Peraturan dan/atau keahlian serta sikap
Dibentuk oleh Presiden Nomor 8 Tahun kerja yang relevan dengan
Asosiasi Profesi Kemudian disahkan oleh 2012. pelaksanaan tugas dan syarat
Fotografi Indonesia Keputusan Direktur Jenderal jabatan yang ditetapkan sesuai
Pendidikan Anak Usia Dini Boleh dikatakan bahwa dengan ketentuan perundang-
(APFI) melalui Surat dan Pendidikan Masyarakat.
pemerintah telah undangan.
Keputusan Nomor 07/ Nomor Keputusan 75/C/
APFI/00000/SK/IV/2015 KK/2015 tentang Pengakuan mencanangkan strategi Dalam undang-undang ini
tertanggal 24 April Terhadap Lembaga Sertifikasi kompetensi nasional disinggung pula Regional
Kompetensi Fotografi sejak lama, namun Model Competency
2015 dan dikukuhkan Indonesia (Leskofi), melalui Standard (RMCS), model
oleh pemerintah Direktur Jenderal Pendidikan bisa terlaksana awal
standar komptensi yang
melalui Direktorat Anak Usia Dini dan Pendidikan tahun 2014. Kemudian pengembangannya
Pembinaan Kursus dan Masyarakat, Kementrian melalui Peraturan menggunakan pendekatan
Pendidikan dan Kebudayaan. fungsi dari proses kerja untuk
Pelatihan Direktorat Menteri Tenaga Kerja
Lembaga ini menjadi kuat menghasilkan barang dan/atau
Jenderal Pauddikmas. pendiriannya, berdasarkan dan Transmigrasi jasa. Kemudian pelatiahn dan
Permendiknas Nomor 70 (Permenkertrans) produktivitas dilaksanakan
Leskofi di daftarkan di Tahun 2008, mengenai Uji Nomor 8 Tahun 2012 oleh Direktur Jenderal
depan Notaris Tatan Sutanto Kompetensi bagi Peserta Kementrian Tenaga Kerja dan
Hermawanto, S.H., M.Kn. Didik Kursus dan Pelatihan
tentang Tata Cara
Transmigrasi.
selaku Notaris dan Pejabat dari Satuan Pendidikan Penetapan Kompetensi

94 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 95


Pendirian Leskofi lembaga sertifikasi.
diamanatkan oleh
Selain diamanatkan oleh
Undang-undang Sisdiknas, diperkuat oleh
Nomor 20 Tahun payung hukum Peraturan
2003, tentang Sistem Pemerintah Nomor 19
Pendidikan Nasional Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan.
(Sisdiknas), yang tertera Tersurat dalam ayat 1:
di Pasal 61, Ayat 3 yang Pencapaian kompetensi akhir
berbunyi: Sertifikasi peserta didik dinyatakan
dalam dokumen ijazah dan/
Kompetensi diberikan
atau sertifikat kompetensi.
oleh penyelenggara Kemudian ditemukan di Ayat
pendidikan dan lembaga 5 : Sertifikat Kompetensi
pelatihan kepada sebagaimana dimaksud pada
Ayat 1 diterbitkan oleh satuan
peserta didik dan warga pendidikan yang terakreditasi
masyarakat sebagai atau oleh lembaga sertifikasi Uji kompetensi level 3 di Bandung. Foto: Ivan Arsiandi

pengakuan terhadap mandiri yang dibentuk oleh Sekretaris Ivan Arsiandi, Bidang Hubungan Antar
kompetensi untuk organisasi profesi yang diakui
oleh Pemerintah sebagai tanda dan Bendahara Inna Lembaga dan Bidang
melakukan pekerjaan bahwa peserta didik yang Dewiyana, kemudian Publikasi.
tertentu setelah lulus bersangkutan telah lulus uji turun ke beberapa
uji kompetensi yang kompetensi. Dalam perjalanannya, di
bidang, diantaranya Indonesia tercatat hingga
diselenggarakan oleh Bidang penguji dan kini ada dua Master Penguji
satuan pendidikan Struktur organisasi
Sertifikasi, Bidang Bidang Fotografi yang
yang terakreditasi atau lembaga ini diketuai tercantum di Penyelenggara
Penjaminan Mutu,
Nandang Rukanda, Uji Kompetensi Direktorat

96 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 97


Pembinaan Kursus dan Pendidikan Profesi kursus dan satuna
Pelatihan, Ditjen Pendidikan Pertelevisian (P3TV) kota
pendidikan non formal
Anak Usia Dini, Nonformal Makasar.
dan Informal, Kemendikbud, lainya, serta bagi warga
yaitu Harry Reinaldi, S.Sn., Setelah melalui serangkaian masyarakat yang belajar
M.Pd. dengan Nipuk Master Uji Komptensi, peserta lulus mandiri.
Penguji 02201.12.0071.51 dan akan diberikan tanda berupa
Sjuaibun Iljas. S.Sos. Nipuk Sertifikat Kompetensi yang
02201.12.0070.51 (masik diterbitkan oleh Kemendiknas. Penulis adalah sekretaris Leskofi
aktif). Untuk penguji telah Lembaga ini menjadi penting, dan penguji kompetensi level 3

terdaftar 24 orang, bisa dilihat sebagai perpanjangan tangan


di tautan: pemerintah melalui Ditjen
Pembina dan pengurus Leskofi. Foto: Ivan Arsiandi
Pauddikmas, kemudian
http://www.infokursus.net/ diserahkan kepada pelaku
nipuk/searchpenguji.php?idpe profesi fotografi untuk
nguji=13&kodewil=all&idnis menetapkan standar
=51&x=20&y=9 kompetensi.

Untuk Tempat Uji Kompetensi Maka Leskofi


(TUK), telah terdaftar sesuai
ketentuan, diantaranya LKP
didudukan sebagai
SAE Photograpjy di Kab. mitra dengan
Bandung Barat, Fresco pemerintah dan
Photo Learn di Jambi, Simon dikelola secara mandiri
Class of Photography di
kota Bandar Lampung, untuk melaksanakan
Lembaga Pendidikan dan uji komptensi dan
Pengembangan Profesi pemberian sertifikasi
Indonesia (LP3I) di kota
bagi para peserta didik
Banjarmasin dan Program

98 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 99


mengaya
visual
marta
Perjalanan mata Arya
Marta, dibalik bingkai
kamera sebagai saksi
pengarungan di beberapa
belahan dunia.

Foto: Arya Marta

100 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 101
Arya Marta, Hon.PAF, Amatir Foto atau PAF, sejak (halaman 100) Pendeta di Ganden
Februari 1998. Selain tercatat Monastery, disebut juga Gandain
A.FPSI, PAF* lahir dan atau Ganden Namgyeling, di
sebagai pengurus APFI Pusat, Lhasa, dataran tinggi Tibet.
besar di Bandung tahun ia beberapa kali menjadi juri
1977. Ia berkenalan nasional. Pengalamannya (bawah) Mekkah jelang senja.

dengan kamera mematangkannya di


organisasi fotografi sebagai
pinjaman sejak duduk di pengurus APFI Pusat, serta
SMA di Bandung. diantaranya pernah menjadi
Ketua Umum Salon Foto
Kekagumana proses rekam Indonesia 2013, Ketua PAF
film negatif, menjuruskannya 2014-2015, Dewan Pembina
menekuni fotografi sebagai Gelar PAF 2016-2021 dan
pilihan utama. Aktif sebagai terakhir sebagai President
pemotret komersial sejak Bandung International Salon
1998, dan beberapa kali of Photography 2015. Kini
mengadakan pameran bekerja sebagai konsultan
bersama, diantaranya Bandung media dan membuka usaha
in Motion, Self Expression, fotografi komersial.
West Java Inside dan
berpameran tunggal Hajj Spirit Kecintaanya mengarungi
the Pilgrim. Sebagian karya- dunia dan lingkungan baru ia
karyanya menlanglang ke curahkan melalui beberapa
Belgia, Jepang, Korea, Taiwan perjalan bersama, diantaranya
hingga Hongkong. sebagain di Indonesia, hingga
Bergabung dengan klub Asia tengah diantaranya
fotografi yang dahulu dataran tinggi Tibet.
dilahirkan oleh para arsitektur
Belanda di andung, kemudian Arya bisa ditemui di
kini menjadi Perhimpunan aryamarta1977@yahoo.com

102 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 103
Tradisi Pasola di pulau Sumba.

(kanan) Portrait Mama Yale di


Papua.

(halaman 106) Perbukitan kars


Raja Ampat di kepulauan Wayag,
Papua Barat.

104 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 105
106 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 107
(kanan) Air terjun di Nuorilang, di
lembah Jiuzhai, Cina.

(bawah Danau di Jiuzhaigou,


provinsi Sichuan, Cina.

108 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 APFIMAGZ V1N1 Juni 2016 109

You might also like