Professional Documents
Culture Documents
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah
21
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak
kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta
Umumnya jumlah Lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran Lochea sekitar 240 hingga
270 ml.
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomi dengan indikasi tertentu.
22
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa
nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
23
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan,
denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang
melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan
post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal
tersebut sangat jarang terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan
pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu
nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
24
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut
selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa persalinan. Pada persalinan
vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC,
pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hmt
(Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative
akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan
menimbulkan decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini
dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi
sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5
hari post partum.
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-
faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen
dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa
post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga
30.000 tanpa adanya kondisi patogis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah
yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita
tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen
atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah
kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan
kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan
normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama
masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-
800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
25
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam
3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada
hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya
kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi
kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. (Saleha:2009 53-61)
26
C. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi Area Pemijatan
a. Abdominal massage
Jika menjalani operasi Sectio Caesar, sebaiknya Ibu menunggu 2 minggu, atau
setelah luka operasi sembuh, karena pijat dapat menyebabkan rasa nyeri. Walau
pijat dapat membuat santai, namun sebaiknya dihindari untuk memijat daerah
perut dan bekas jahitan operasi.
2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan
Pemijatan pada ibu post natal tidak dapat dilakukan bila:
a. Demam
b. Mual
c. Diare
d. Tekanan darah tinggi
e. Perdarahan
f. Inflamasi vaskular akut seperti phlebitis
g. Penyakit infeksi
h. Diabetes dengan komplikasi seperti gangguan pada ginjal
i. Pneumonia akut
j. Kanker
k. Untuk ibu dengan normal partus pemijatan daerah perut dilakukan setelah 2 hari
setelah partus
l. Untuk ibu dengan Sectio Caesar, sebaiknya pemijatan pada bagian perut
dilakukan setelah luka jahitan sudah kering, atau sekitar 2 minggu post partus
2. Pronasi (terlungkup)
27
E. Teknik Dasar Post Natal Massage
1. Pemijatan Daerah Kaki
1. Persiapan lingkungan
a) Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman
b) Tanyakan kenyamanan posisi
klien
c) Pertimbangkan suhu ruangan
2. Persiapan pasien
a) Buka selimut pada daerah kaki
hingga ke paha kemudian
balurkan minyak di daerah kaki
hingga ke paha
3. Fase Kerja
1) Ankle Circular Motion
a) Lakukan gerakan memutar pada
pergelangan kaki
2) Efflourage
a) Lakukan gerakan Efflourage dari
betis sampai paha
28
3) Calf Muscles
a) Urut daerah kedua sisi betis dari
bawah keatas dengan kedua
tangan.
29
5) Stroking
a) Akhiri dengan membelai seluruh
kaki
30
4) Hand after hand
a) Gerakkan tangan seperti sedang
menyetrika dengan tekanan
lembut
b) Ini bisa melepaskan ketegangan
5) Triangle Massage
a) Akhiri gerakan dengan
mengusap dari bawah
punggung, pinggang gerakkan
keatas membentuk segitiga
b) Lakukan dengan hati-hati dan
lembut terutama dengan
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan
1) Eflurage
a. Tuangankan minyak dan
lakukan gerakan eflurage
b. Usapkan dengan gerakan lembut
dari tangan ke lengan
31
2) Lift the arm
Angkat lengan dengan lembut dan
pegang pada pergelangan tangan
3) Shake gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Ini menghilangkan ketegangan
32
1) Eflurage
Tuangkan minyak dan usap secara
lembut dari dada menuju bahu
kemudian ke leher sampai ke
belakang leher
33
5. Pemijatan Daerah Kaki dan Betis
34
3. Lift a leg
Angkat kaki dan tahan diatas meja
4. Shake it gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Tempatkan kaki dibahu anda
5. Calf muscle
Pijat otot betis dengan kedua tangan
menuju ke pergelangan kaki
35
6. Stretching the hamstring
Tempatkan kaki ke meja sambil
merentangkan urat lutut dengan
sedikit penekanan
2. Circular motions
a. Lakukan gerakan melingkar
lakukan pada punggung
bagian bawah
b. Gerakan usap ke samping
dengan tangan secara
bergantian akhiri dengan
36
eflurage
37
IV. PEMASANGAN BENGKUNG SELF BELLY BINDING
A. Pengetahuan Tentang Pemasangan Bengkung Self Belly Binding
Konsep mengikat perut pada masa postpartum bukanlah hal yang baru dikenal.
Konsep ini sudah dikenal selama berabad-abad di seluruh dunia begitu juga di
Indonesia. Selama kehamilan tubuh ibu menahan air, lemak dan udara yang
menyebabkan tubuh ibu membengkak dan berkembang termasuk organ di daerah
rahim seperti serviks dan vagina. Ketika seorang bayi lahir, kelebihan air dan lemak
serta perut kembung tidak lagi dibutuhkan dan sel akan secara alami melepaskan dan
mengecil kembali ke ukuran perut ibu pra – hamil.
Pemasangan bengkung Self Belly Binding adalah seni untuk membungkus
perut ibu post partum untuk mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
Teknik pengikat perut ini menggunakan strip kain yang panjang untuk membungkus
perut sekitar pinggul sampai ke daerah tulang rusuk. Pada masa tradisional wanita
yang baru selesai melahirkan perutnya akan langsung dibungkus pada hari kelima dan
kemudian dipakai selama 40 hari atau lebih sesuai kebutuhan.
Gaya mengikat yang paling banyak diajarkan saat ini di kalangan Barat adalah
Bengkung Belly Binding Malaysia. Pemasangan Bengkung Belly Binding dilakukan
dengan potongan bahan yang panjang, baik muslin, batik, atau bentuk lain dari katun
ringan. Simpul atau tikungan garis tengah membantu mengamankan perut sehingga
memberikan struktur dan kekompakan dalam proses pengikatan.
B. Manfaat Pemasangan Bengkung Belly Binding
38
1. Memberikan dukungan postural untuk tubuh dan organ tubuh saat mereka kembali
ke posisi sebelum hamil.
2. Mendukung dan membantu penyembuhan dinding perut dan pemulihan rectum
diastasis.
3. Mendukung penataan kembali tubuh alami dan postur tubuh pasca melahirkan.
4. Tekanan konstan pada batang tubuh dan perut mempercepat penyembuhan dengan
mengurangi air, lemak, dan udara di jaringan sel.
5. Menstabilkan ligament longgar.
6. Membantu mencegah dan mengurangi nyeri punggung bawah dan ketegangan.
39