You are on page 1of 19

III.

POST NATAL MASSAGE


A. Perubahan Fisiologis Post Natal
Nifas/ post natal adalah masa pulihnya kembali alat kandungan setelah partus/ persalinan
selesai yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Pada masa post natal akan terdapat berbagai macam perubahan fisiologi pada ibu
diantaranya:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
 Involusi
Proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir ke keadaan
pre natal setelah bayi dilahirkan. Proses involusi dapat terjadi karena:
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang
tumbuh karena adanya hiperplasi. Penghancuran jaringan tersebut
akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang
menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot
setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah
yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Proses ini
mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan
atropi pada jaringan otot uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
1) Uterus
2) Tempat plasenta
3) Perubahan pembuluh darah rahim
b. Lochea
Lochea yaitu peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge
vagina dalam jumlah bervariasi pada awal masa nifas. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran Lochea dapat dibagi menjadi
Lochea rubra, sanguilenta, serosa dan alba yaitu sebagai berikut:

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir

21
merah

Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak
kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir


serviks dan serabut jaringan yang
mati.

Umumnya jumlah Lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran Lochea sekitar 240 hingga
270 ml.
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomi dengan indikasi tertentu.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


a. Nafsu Makan
Asupan makanan ibu post partum biasanya akan mengalami penurunan selama
satu atau 2 hari, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kadar progesteron
setelah melahirkan. Diperlukan waktu pemulihan 3-4 hari agar faal usus kembali
normal.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot
usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,

22
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa
nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.

3. Perubahan Sistem Musculoskeletal


a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan strie.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali
seperti sediakala.
e. Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan
penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan
signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur atau
saat berjalan.
4. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak akan
melebihi 8 derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhu
badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celcius, mungkin
terjadi infeksi pada klien.
b. Nadi

23
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan,
denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang
melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan
post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal
tersebut sangat jarang terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan
pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu
nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran


darah yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uteri.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan dieresis yang terjadi secara cepat sehingga
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4
jam pertama setelah kelahiran bayi. Selam masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali
jumlah urine. Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi cairan yang

24
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut
selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa persalinan. Pada persalinan
vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC,
pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hmt
(Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative
akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan
menimbulkan decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini
dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi
sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5
hari post partum.

6. Perubahan Sistem Hematologi

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-
faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen
dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa
post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga
30.000 tanpa adanya kondisi patogis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah
yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita
tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen
atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah
kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan
kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan
normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama
masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-
800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.

25
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam
3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada
hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya
kadar estrogen dan progesteron.

d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi
kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. (Saleha:2009 53-61)

B. Manfaat Post Natal Massage


1. Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut, punggung,
dan panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa titik nyeri dan
melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke
dalam otot dan dapat meredakan nyeri atau pegal-pegal pada tubuh.
2. Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu pengencangan
bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
3. Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda nyeri alami.
4. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI dan
memudahkan proses menyusui. Pijatan pada payudara akan membantu membuka
saluran kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko radang kelenjar
pada payudara (mastitis).
5. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan sirkulasi dan
merangsang proses penyembuhan organ dalam.
6. Bila pijat menggunakan minyak berbahan dasar almond dapat membantu
menyamarkan stretch marks.
7. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe
8. Mengurangi kram otot.
9. Membantu mengatasi stres setelah melahirkan.

26
C. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi Area Pemijatan
a. Abdominal massage
Jika menjalani operasi Sectio Caesar, sebaiknya Ibu menunggu 2 minggu, atau
setelah luka operasi sembuh, karena pijat dapat menyebabkan rasa nyeri. Walau
pijat dapat membuat santai, namun sebaiknya dihindari untuk memijat daerah
perut dan bekas jahitan operasi.
2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan
Pemijatan pada ibu post natal tidak dapat dilakukan bila:
a. Demam
b. Mual
c. Diare
d. Tekanan darah tinggi
e. Perdarahan
f. Inflamasi vaskular akut seperti phlebitis
g. Penyakit infeksi
h. Diabetes dengan komplikasi seperti gangguan pada ginjal
i. Pneumonia akut
j. Kanker
k. Untuk ibu dengan normal partus pemijatan daerah perut dilakukan setelah 2 hari
setelah partus
l. Untuk ibu dengan Sectio Caesar, sebaiknya pemijatan pada bagian perut
dilakukan setelah luka jahitan sudah kering, atau sekitar 2 minggu post partus

D. Posisi Post Natal Massage


1. Supinasi (terlentang)

2. Pronasi (terlungkup)

27
E. Teknik Dasar Post Natal Massage
1. Pemijatan Daerah Kaki

1. Persiapan lingkungan
a) Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman
b) Tanyakan kenyamanan posisi
klien
c) Pertimbangkan suhu ruangan

2. Persiapan pasien
a) Buka selimut pada daerah kaki
hingga ke paha kemudian
balurkan minyak di daerah kaki
hingga ke paha
3. Fase Kerja
1) Ankle Circular Motion
a) Lakukan gerakan memutar pada
pergelangan kaki

2) Efflourage
a) Lakukan gerakan Efflourage dari
betis sampai paha

28
3) Calf Muscles
a) Urut daerah kedua sisi betis dari
bawah keatas dengan kedua
tangan.

4) Graps Leg and Hold


a) Raih kaki dan tahan seperti
menggendong bayi

5) Rotate the legs


a) Putar kaki dengan gerakan
melingkar

b) Lakukan dengan hati-hati dan


lembut terutama dengan
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan

c) Turunkan betis ke bawah


(menggelantung)
6) Efflourage
a) Lakukan gerakan Efflourage dari
lutut sampai paha
b) Naikkan betis kembali

29
5) Stroking
a) Akhiri dengan membelai seluruh
kaki

2. Pemijatan Daerah Perut dan Dada

1) Tuangkan minyak ke perut


2) Clockwise
a) Usapkan minyak searah jarum
jam

3) Under the back and on the belly


a) Letakkan satu tangan dan tangan
dibawah punggung dan yang
lainnya di perut
b) Ini akan memberikan
keseimbangan

30
4) Hand after hand
a) Gerakkan tangan seperti sedang
menyetrika dengan tekanan
lembut
b) Ini bisa melepaskan ketegangan

5) Triangle Massage
a) Akhiri gerakan dengan
mengusap dari bawah
punggung, pinggang gerakkan
keatas membentuk segitiga
b) Lakukan dengan hati-hati dan
lembut terutama dengan
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan

3. Pemijatan Daerah Lengan

1) Eflurage
a. Tuangankan minyak dan
lakukan gerakan eflurage
b. Usapkan dengan gerakan lembut
dari tangan ke lengan

31
2) Lift the arm
Angkat lengan dengan lembut dan
pegang pada pergelangan tangan

3) Shake gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Ini menghilangkan ketegangan

4) Circular upper arms


a. Pijat lengan atas dengan gerakan
melingkar dengan sedikit tekanan
lalu menuju tangan bawah
dengan gerakan perahan swedia
b. Akhiri dengan lembut sentuhan
pada pergelangan tangan sampai
ke jari dan telapak tangan

4. Pemijatan Daerah Kepala Leher dan Wajah

32
1) Eflurage
Tuangkan minyak dan usap secara
lembut dari dada menuju bahu
kemudian ke leher sampai ke
belakang leher

2) Rotate the Head


a. Putar kepala perlahan
Hal ini bisa mengurangi stress

b. Selanjutnya adalah pijat bahu


dengan gerakan eflurage

c. Tutupi mata dengan tangan untuk


relaksasi

33
5. Pemijatan Daerah Kaki dan Betis

1. Baluri kaki dengan minyak sampai


punggung kaki
2. Thumb after thumb

a. Lakukan gerakan eflurage pada


kaki kemudian lakukan perahan
swedia dari betis sampai ke ujung
jari kaki
b. Lakukan dengan lembut terutama
dengan ketidakstabilan pelvic
karena masa pemulihan

34
3. Lift a leg
Angkat kaki dan tahan diatas meja

4. Shake it gently
a. Goyangkan dengan lembut
b. Tempatkan kaki dibahu anda

5. Calf muscle
Pijat otot betis dengan kedua tangan
menuju ke pergelangan kaki

35
6. Stretching the hamstring
Tempatkan kaki ke meja sambil
merentangkan urat lutut dengan
sedikit penekanan

6. Pemijatan Daerah Pantat dan Punggung

1. From lower back to the


fingertips
a. Tuangkan minyak ditangan ke
belakang dengan gerakan
eflurage
b. Usap dari punggung bawah
hingga ujung jari

2. Circular motions
a. Lakukan gerakan melingkar
lakukan pada punggung
bagian bawah
b. Gerakan usap ke samping
dengan tangan secara
bergantian akhiri dengan

36
eflurage

7. Pemijatan Daerah Lengan dan Tangan

a. Tuangkan minyak tangan


digosokkan pada lengan
dengan gerakan eflurage

b. Biarkan tangan menggantung


dan pijat pergantian secara
lembut dengan perahan
swedia

c. Akhiri dengan pemijatan


pada telapak tangan.
Gerakan ini bisa melemaskan
seluruh tubuh.

37
IV. PEMASANGAN BENGKUNG SELF BELLY BINDING
A. Pengetahuan Tentang Pemasangan Bengkung Self Belly Binding
Konsep mengikat perut pada masa postpartum bukanlah hal yang baru dikenal.
Konsep ini sudah dikenal selama berabad-abad di seluruh dunia begitu juga di
Indonesia. Selama kehamilan tubuh ibu menahan air, lemak dan udara yang
menyebabkan tubuh ibu membengkak dan berkembang termasuk organ di daerah
rahim seperti serviks dan vagina. Ketika seorang bayi lahir, kelebihan air dan lemak
serta perut kembung tidak lagi dibutuhkan dan sel akan secara alami melepaskan dan
mengecil kembali ke ukuran perut ibu pra – hamil.
Pemasangan bengkung Self Belly Binding adalah seni untuk membungkus
perut ibu post partum untuk mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
Teknik pengikat perut ini menggunakan strip kain yang panjang untuk membungkus
perut sekitar pinggul sampai ke daerah tulang rusuk. Pada masa tradisional wanita
yang baru selesai melahirkan perutnya akan langsung dibungkus pada hari kelima dan
kemudian dipakai selama 40 hari atau lebih sesuai kebutuhan.
Gaya mengikat yang paling banyak diajarkan saat ini di kalangan Barat adalah
Bengkung Belly Binding Malaysia. Pemasangan Bengkung Belly Binding dilakukan
dengan potongan bahan yang panjang, baik muslin, batik, atau bentuk lain dari katun
ringan. Simpul atau tikungan garis tengah membantu mengamankan perut sehingga
memberikan struktur dan kekompakan dalam proses pengikatan.
B. Manfaat Pemasangan Bengkung Belly Binding
38
1. Memberikan dukungan postural untuk tubuh dan organ tubuh saat mereka kembali
ke posisi sebelum hamil.
2. Mendukung dan membantu penyembuhan dinding perut dan pemulihan rectum
diastasis.
3. Mendukung penataan kembali tubuh alami dan postur tubuh pasca melahirkan.
4. Tekanan konstan pada batang tubuh dan perut mempercepat penyembuhan dengan
mengurangi air, lemak, dan udara di jaringan sel.
5. Menstabilkan ligament longgar.
6. Membantu mencegah dan mengurangi nyeri punggung bawah dan ketegangan.

C. Pemasangan Bengkung Belly Binding untuk Hasil Terbaik


Wanita setelah melahirkan harus dilakukan pemasangan bengkung idealnya
pada hari kelima pasca persalinan. Ikatan perut harus dipakai setiap hari selama 10 –
12 jam sehari paling sedikit 40 hari atau lebih. Biasanya para ibu yang menggunakan
belly bind setelah melahirkan perutnya akan kembali ke ukuran pre-pregnancy mereka
sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu. Sementara untuk ibu yang melahirkan dengan
operasi SC harus menunggu setidaknya 2 minggu sampai luka bekas operasi sebagian
besar sembuh baru boleh dilakukan pemasangan bengkung.

39

You might also like