Professional Documents
Culture Documents
Nim : 1404107010047
bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Pada umumnya
geomorfologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentang alam. Proses-proses
yang terjadi pada geomorfologi terjadi secara kimiawi maupun fisik yang terjadi pada
permukaan bumi. Penyebab dari terjadinya proses tersebut diakibatkan oleh geomorphic
agent yang berupa air dan angin. Keduanya merupakan penyebab perubahan yang terjadi
pada permukaan bumi, selain itu gravitasi juga ikut serta dalam proses perubahan permukaan
bumi. Tenaga-tenaga yang menyebabkan perubahan muka permukaan bumi ini dapat
dikategorikan menjadi 2 yaitu tenaga endogen (dalam) dan tenaga eksogen (luar). Tenaga
endogen bersifat melakukan perubahan pada permukaan bumi, sedangkan tenaga eksogen
bersifat merusak perumukaan bumi. Kedua tenaga ini bekerja sama dalam proses perubahan
Kota Jantho merupakan suatu kecamatan yang berada di Aceh Besar, selain itu kota
Jantho merupakan Ibukota dan pusat pemerintahan dari Kabupaten Aceh Besar. Kota Jantho
terletak kurang lebih 50 km dari ibukota provinsi Aceh yaitu Banda Aceh. Kota ini memiliki
bentuk bentang alam yang pada umumnya berbukit-bukit. Bukit-bukit ini terbentuk akibat
adanya tumbukan lempeng Hindia-Australia yang berupa keras samudera dengan lempeng
Eurasian yang berupa kerak benua. Lempeng Hindia-Australia akan menunjam kebawah
lempeng Eurasian, hal ini disebabkan oleh perbedaan massa densitas antara kerak benua dan
kerak samudera. Akibat adanya gesekan antara kedua lempeng ini, batuan disekitarnya kan
mencair (peleburan parsial), akibat mencairnya batuan ini yang sekarang bisa kita sebut
sebagai magma, akan menerobos ke atas melalui celah-celah batuan. Hal ini sesuai dengan
teori arus konveksi yang menyatakan bahwa bagian yang yang memiliki sihu lebih tinggi
akan menerobos bagian yang lebih rendah suhunya. Akibat proses tersebut, terbentuklah
bukit barisan yang ada di kota Jantho.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 2. Proses Subduksi pada lempeng Eurasian dan Hindia-Australian.
Selain itu, proses geomorfologi yang terjadi pada daerah Jantho diperkirakan terjadi
akibat adanya tektonik subsidence. Hal ini dapat kita lihat pada perlapisan batuan yang ada
pada daerah tersebut, pada perlapisan yang ada di daerah Jantho ditemukan adanya embrikasi
yang menandakan bahwa mineral nya mengarah pada satu arah yang sama. Pada perlapisan
yang sama pula kita dapat menemukan adanya lapisan yang menandakan bahwa daerah
tersebut merupakan daratan, hal ini dibuktikan dengan reaksi hcl yang diberikan pada lapisan
tersebut yang menandakan bahwa batuan tersebut bersifat non-karbonat. Diperkirakan
merupakan suatu daerah yang terbentuk akibat adanya tektonik subsidence yaitu dengan
ditemukannya lapisan karbonat tepat diatas lapisan non-karbonat. Hal ini semakin
mendukung dugaan bahwa daerah tersebut merupakan daerah tektonik subsidence dengan
ditemukannya kerang yang sudah tersidementasi pada lapisan tersebut. Pada lokasi ini terjadi
fining dan coursening upward. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.
Batuan Penyusun
Karbonat-non karbonat
Didaerah ini juga ditemukan yang dinamakan lava tuff yang menandakan bahwa
daerah ini merupakan daerah vulkanik klastik. Batuan vulkanik klastik merupakan batuan
yang dihasilkan oleh letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda-beda, dimana
Hal ini diperkuat dengan ditemukannya aliran debris atau yang biasa kita sebut debris flow.
Debris flow merupakan aliran erosi sedimen luruh yang berupa batuan dan pasir dalam
jumlah yang besar, biasanya disebabkan oleh longsor. Pada daerah ini diperkirakan
merupakan daerah proximal, yang berarti lokasi ini lebih dekat dengan lokasi sumber letusan
yang kemudian menghasilkan geomorfologi pada daerah ini(Jantho). ntuk lebih jelas lihat
Tidak hanya itu, pada daerah sekitar Jantho terdapat area fluvial yang ditemukan di
daerah sungai. Sungai pada daerah ini berbentuk meandearing dimana berkelok-kelok, Sungai
ini diperkirakan pada awalnya hanyalah lurus kemudian dengan berjalannya waktu, sisi
sungai tergerus yang menyebabkan bentuk sungai ini menjadi berkelo-kelok. Sepanjang
aliran sungai ini terdapat point bar yang merupakan endapan dari sungai itu sendiri, channel
bar yang merupakan endapan ditengah sungai, serta terdapat flood plain atau daratan banjir
dimana daratan banjir ini dapat menggambarkan frekuensi dari banjir itu sendiri. Pada area
fluvial ini alirannya berbeda dengan yang ditemukan sebelumnya yang berupa debris flow,