Professional Documents
Culture Documents
Mahayana Suttram
Yang Suci Sutra Bunga Teratai Putih Dari Pintu Gerbang Dharma Mahayana
tentang pembabaran dua belas nidana dari hukum kesunyataan mulia
1
Pada saat itu, Sang Bodhisattva Akshayamati bangkit dari tempat duduk-Nya
dan dengan menutup bahu kanan-Nya serta merangkapkan Tangan-Nya ke arah
Sang Buddha, Ia berkata:"Yang Maha Agung! Karena alasan apakah maka Sang
Bodhisattva Avalokitesvara di sebut Sang Avalokitesvara?"
Jika terdapat orang yang memelihara Nama dari Sang Bodhisattva Avalokitesvara
ini, maka meskipun mereka terjatuh ke dalam api yang besar, api itu tidak akan
mampu membakarnya karena daya kekuatan ghaib dari Keagungan Bodhisattva itu.
Jika terdapat orang yang hanyut terbawa banjir dan mereka menyebut Nama-Nya,
maka mereka akan segera mencapai tempat yang dangkal. Jika terdapat ratusan ribu
koti mahluk yang bertolak ke samudra untuk mencari emas, perak, lapis lazuli, batu-
batu bulan, batu mulia, coral, amber, mutiara dan harta kekayaan yang lain dan
seandainya ada badai hitam yang meniup perahu mereka sehingga terdampar di
negeri para rakshasa dan jika salah satu dari mereka itu menyebut Nama dari Sang
Bodhisattva Avalokitesvara, maka semua orang-orang itu akan selamat dari aniaya
sang rakshasa itu. Karena sebab inilah Ia disebut Sang Avalokitevara.
2
Lagi, seandainya ada seorang yang sedang berada di ambang maut yang menyebut
Nama dari Sang Bodhisattva Avalokitesvara ini, maka pedang dari si penyerang itu
akan berderak hancur dan ia pun akan selamat. Bahkan seandainya jutaan dunia
terpenuhi oleh para yaksha dan rakshasa yang berkeliaran untuk menggoda manusia
maka mahluk jahat ini ketika mendengar para manusia itu menyebut Nama dari Sang
Bodhisattva Avalokitesvara tidak akan berani melihat mereka dengan matanya yang
kejam bahwa betapa akan sia-sia untuk menggoda mereka.
Lebih-lebih lagi jika terdapat seseorang yang bersalah maupun yang tidak bersalah,
yang dibebani dengan belenggu, ikatan, balok atau rantai, menyebut Nama dari Sang
Bodhisattva Avalokitesvara maka segala beban itu akan berderak dan patah dan ia
pun akan selamat.
Seandainya saja jutaan dunia penuh dengan musuh serta penyamun dan disitu
terdapat seorang ketua pedagang yang memimpin banyak saudagar-saudagar yang
sedang membawa permata-permata berharga melewati sebuah jalanan yang
berbahaya, kemudian seseorang diantara mereka berkata:"Putera-putera yang baik!
Janganlah takut. Dengan sepenuh hati serukanlah gelar Sang Bodhisattva
Avalokitesvara, karena Bodhisattva ini mampu memberi keberanian (Daya
Abhayanda) pada semua umat. Jika kalian menyerukan Nama-Nya maka kalian akan
selamat dari musuh dan penyamun-penyamun ini.
Ketika mendengar hal ini dan jika seluruh pedagang-pedagang itu secara serempak
berteriak:"Namo Avalokitesvara Bodhisattvaya Mahasattvaya !" kemudian dengan
menyeru-nyerukan Nama-Nya, maka mereka akan selamat. Wahai Akshayamati!
3
Sedemikianlah daya ghaib yang membangkitkan rasa hormat dari Sang Bodhisattva
Avalokitesvara ini.
Jika para umat yang memanjakan nafsu birahinya memelihara didalam hatinya serta
memuliakan Sang Bodhisattva Avalokitesvara, maka mereka akan terbebaskan dari
belenggu kenafsuannya. Jika ada orang memanjakan rasa kebencian, memelihara
didalam hatinya dan memuliakan Sang Bodhisattva Avalokitesvara, maka mereka
akan terbebaskan dari belenggu kebenciannya. Jika ada orang yang diliputi oleh
kebodohan batin, memelihara di dalam hatinya serta memuliakan Sang Bodhisattva
Avalokitesvara, maka mereka akan terbebaskan dari kebodohan batin. Wahai
Akshayamati! Sedemikianlah yang dianugerahkan oleh Sang Bodhisattva
Avalokitesvara, Pemilik Vikurvanabala yang sedemikian besar manfaat-Nya. Oleh
karenanya, biarlah semua umat selalu memelihara-Nya didalam hati.
Jika terdapat seorang wanita yang menginginkan seorang putera, memuliakan Sang
Bodhisattva Avalokitesvara ini, maka ia akan melahirkan seorang putera yang
bahagia, luhur dan bijak. Jika ia menginginkan seorang puteri, maka ia akan
melahirkan seorang puteri yang berkelakuan baik dan berwajah cantik yang pada
masa lampau telah menanam akar-akar kebajikan, dicintai dan dihormati oleh semua
orang. Wahai Akshayamati! Sedemikianlah kekuatan ghaib dari Sang Bodhisattva
Avalokitesvara. Jika ada orang yang memuliakan dan menghormati Sang
Bodhisattva Avalokitesvara ini, maka ia akan mendapat berkah.
"Oleh karenanya biarlah semua umat memelihara gelar dari Sang Bodhisattva
Avalokitesvara. Wahai Akshayamati! Bayangkanlah seandainya ada seseorang yang
memelihara Nama dari Para Bodhisattva yang banyak-Nya seperti pasir-pasir Sungai
4
Gangga, yang selama hidupnya membuat persembahan-persembahan makanan,
minuman, pakaian-pakaian, perabot-perabot tidur dan obat-obatan, maka
bagaimanakah pendapat-Mu? Apakah jasa dari putera maupun puteri yang baik itu
sangat banyak?" Sang Akshayamati menjawab-Nya:"Sangat banyak sekali !" Sang
Buddha, Yang Maha Agung melanjutkan lagi:"Tetapi jika seseorang selalu
memelihara Gelar dari Sang Bodhisattva Avalokitesvara ataupun memuja dan
memuliakan-Nya meskipun hanya sekejap, maka pahala dari kedua orang ini akan
benar-benar sama tanpa perbedaan sedikitpun jua dan tidak dapat habis selama
ratusan ribu koti kalpa. Wahai Akshayamati ! Sedemikianlah tingkat karunia yang
tak terhingga dan tak terbatas itu, yang akan didapatkan oleh dia yang senantiasa
memelihara Nama dari Sang Bodhisattva Avalokitesvara."
Sang Bodhisattva Akshayamati berkata lagi pada Sang Buddha:"Yang Maha Agung!
Bagaimana dapat Sang Bodhisattva Avalokitesvara ini berkelana di dalam alam
semesta? Bagaimana Ia mengkhotbahkan Hukum Kebenaran kepada para umat?
Bagaimanakah sifat dari kebijaksanaan-Nya?
5
Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Brahma, maka Ia muncul sebagai
Brahma dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka
yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Sakra, maka Ia muncul
sebagai seorang Sakra dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka.
Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Isvara, maka
Ia muncul sebagai Isvara dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka.
Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Mahesvara,
maka Ia muncul sebagai Mahesvara dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
kepada mereka. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh
Seorang Jenderal Besar Yang Agung (Senapati), maka Ia muncul sebagai seorang
Senapati dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada
mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Vaisravana, maka Ia
muncul sebagai Vaisravana dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada
mereka. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk tubuh Seorang Raja
Kecil (Culla Cakravarti), maka Ia muncul sebagai Culla Cakravarti dan
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus
Ia selamatkan dalam wujud seorang kaya (Sresthi), maka Ia muncul sebagai seorang
Sresthi dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka
yang harus Ia selamatkan dalam wujud seorang Petua (Ghra Pati), maka Ia muncul
sebagai seorang Ghra Pati dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada
mereka. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam wujud seorang menteri
agama (Naigama), maka Ia muncul sebagai seorang Naigama dan mengkhotbahkan
Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan
dalam wujud seorang Brahmana, maka Ia muncul sebagai seorang Brahmana dan
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus
Ia selamatkan dalam wujud seorang Bhiksu-Bhiksuni, upasaka, upasika, maka Ia
muncul sebagai seorang Bhiksu, Bhiksuni, upasaka maupun upasika dan
6
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus
Ia selamatkan dalam wujud seorang istri dari Ghra Pati, Kula Pati (Penduduk),
Naigama atau Brahmana, maka Ia muncul sebagai seorang wanita dan
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus
Ia selamatkan dalam wujud seorang perjaka (kumara) ataupun seorang perawan
(kumari), maka Ia muncul sebagai seorang kumara atau seorang kumari dan
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus
Ia selamatkan dalam wujud seorang dewa, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda,
kinnara, mahoraga, manusia ataupun mahluk bukan manusia, maka Ia muncul dalam
wujud dan seorang dewa, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda, kinnara,
mahoraga, manusia ataupun mahluk bukan manusia dan mengkhotbahkan Hukum
Kesunyataan kepada mereka. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam wujud
seorang dewa pemegang permata (Vajra Pani), maka Ia muncul sebagai seorang
Dewa Vajra Pani dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan kepada mereka.
Wahai Akshayamati! Sedemikianlah karunia yang telah diperoleh Sang Bodhisattva
Avalokitesvara ini dan dengan berbagai wujud Ia mengembara di banyak negeri
untuk menyelamatkan para umat.
8
Sang Buddha dengan seluruh tanda-tanda ghaib-Nya menjawab Sang Akshayamati
dalam syair:
9
Dilemparkan kebawah dari Gunung Permata,
Ia berpikir tentang daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Tidak seujung rambutpun akan terluka.
Atau terkepung musuh,
Masing-masing dengan pedang terhunus menyerangnya,
Ia berpikir tentang daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Hati mereka semua akan berubah menjadi lemah lembut.
Ataupun menderita karena perintah raja,
Hidupnya harus berakhir didalam hukuman mati,
Ia berpikir tentang daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Pedang Sang Algojo akan hancur berantakan.
Ataupun dipenjara, dibelenggu dan dirantai,
Tangan dan kaki dalam belenggu dan pancangan,
Ia berpikir tentang daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Dengan bebas ia akan dilepaskan dan selamat.
Atau jika dengan guna-guna dan ramuan racun,
Seseorang berniat menyakiti tubuhnya,
Dan ia berpikir tentang daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Semuanya akan membalik pada yang berbuat.
Ataupun bertemu dengan rakshasa jahat,
Naga berbisa dan mahluk jahat,
Dia ingat daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Seketika itu tiada seorang pun yang berani menyakitinya.
Jika dikepung oleh binatang-binatang buas,
Taring-taring tajam dan cakar-cakar yang menakutkan,
Dia ingat akan daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Mereka akan lari cerai-berai.
10
Atau jika bertemu ular boa, ular berbisa dan kalajengking
Nafas berbisa seperti nyala api yang membakar hangus,
Dan dia ingat akan daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Mendengar suaranya mereka akan mundur seketika.
Awan mengguntur dan kilat bersambaran,
Hujan es turun dan hujan mengalir deras,
Ia ingat akan daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Dan semuanya cerai-berai seketika.
Para mahluk berjejal-jejalan dan berhimpit-himpitan,
Tertekan oleh penderitaan yang tiada tara,
Sang Avalokitesvara dengan Kebijaksanaan-Nya Yang Ghaib
Dapat menyelamatkan dunia yang penuh derita itu.
Sempurna dalam Vikurvanabala-Nya,
Secara luas melaksanakan Kebijaksanaan dan Kebajikan,
Didalam negeri dari 10 penjuru alam semesta ini tidak ada satu tempatpun
Dimana Ia tidak menampakkan Diri-Nya.
Segala keadaan jahat dari seluruh perwujudan,
Neraka, Hantu kelaparan dan binatang,
Duka akan kelahiran, usia tua, penyakit, kematian,
Setingkat demi setingkat diakhiri oleh-Nya,
Rasa yang benar, rasa yang sempurna,
Rasa Kebijaksanaan yang luas,
Rasa kasihan, rasa welas asih,
Selalu dirindukan, senantiasa dicari!
Kegemerlapan yang suci dan sempurna,
Kebijaksanaan Sang matahari menyirnakan kegelapan,
Pemusnah penderitaan dari bencana badai dan api,
11
Yang menerangi seluruh dunia!
Hukum kasih sayang yang mencegah guntur bergelagar,
Kasih sayang yang menakjubkan seperti gumpalan awan besar,
Mencurahkan hujan Dharma seperti makanan Para Dewa,
Memadamkan api kesengsaraan!
Didalam perdebatan dimuka seorang hakim,
Atau ketakutan di dalam kesatuan tempur,
Jika ingat akan daya ghaib Sang Avalokitesvara,
Seluruh musuh-musuh-Nya akan mundur kacau balau.
Suara-Nya adalah Suara yang mengagumkan, Suara pengaruh dunia,
Suara Brahma, Suara deburan pasang,
Suara yang melampaui segala suara alam semesta,
Oleh karenanya harus senantiasa disimpan dalam hati
Dengan hati yang tiada pernah ragu.
Sang Avalokitesvara, suci dan sempurna,
Didalam penderitaan, kesengsaraan, kematian, bencana,
Mampu bertahan dengan baik,
Sempurna segala jasa-Nya,
Dengan mata yang penuh welas asih memandang semuanya,
Samudra karunia yang tak terbatas!
Marilah Kita bersujud memuliakan-Nya."
12
Avalokitesvara, maka ternyatalah bahwa jasa orang ini tidaklah sedikit.
Pada saat Sang Buddha mengkhotbahkan bab dari Yang Maha Sempurna ini, 84 ribu
mahluk hidup didalam persidangan itu semuanya berketetapan untuk mencapai
Penerangan Agung yang dengan mana tiada sesuatupun lagi yang mampu
menandingi.
13