Professional Documents
Culture Documents
Mahayana Suttram
Yang Suci Sutra Bunga Teratai Putih Dari Pintu Gerbang Dharma Mahayana
tentang pembabaran dua belas nidana dari hukum kesunyataan mulia
1
Pada saat itu Sang Buddha menyapa Persidangan Agung : "Konon, didalam
suatu masa lampau yang terdahulu pada sekian asamkhyeya kalpa yang tak
terbatas, tak terhitung dan tak dapat dibayangkan yang telah lalu, adalah Seorang
Buddha yang bernama Jaladharagarjitaghosasusvaranaksatrarajasamkusumit
abhijna (Raja Kumpulan Suara Awan dan Petir Bunga Kebijaksanaan), Yang Telah
Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah
Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan Perbuatan, Yang
Terbahagia, Maha Tahu Dunia, Pemimpin Tiada Tandingan, Guru Dewa dan
Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia, Yang Kalpa-Nya disebut
Priyadarsana dan Kawasan-Nya disebut Vairocanarasmipratimandita. Di bawah
Ajaran KeAgamaan dari Buddha itu, terdapatlah Seorang Raja yang bernama
Vimaladatta yang berPutra dua orang, yang satu bernama Vimalagarbha dan yang
satu lagi bernama Vimalanetra. Kedua Putera itu memiliki Daya Ghaib Yang
Agung, memiliki Karunia dan Kebijaksanaan dan telah sekian lama mencurahkan
Diri pada Jalan dimana Para Bodhisattva bertindak, yaitu Dana Paramita, Sila
Paramita, Ksanti Paramita, Virya Paramita, Dhyana Paramita, Prajna Paramita,
Keluhuran Budi, Ramah Tamah, Welas Asih, Gembira, Tiada membeda-bedakan
dan ke 37 Jenis Pertolongan Pada Jalan Agung. Semuanya ini Mereka benar-benar
paham. Mereka juga telah mencapai Perenungan Bodhisattva, yaitu Vimala
Samadhi, Naksatrarajaditya Samadhi, Vimalanirbhasa Samadhi, Vimalabhasa
Samadhi, Alamkarasubha Samadhi, Mahatejogarbha Samadhi. Mereka benar-benar
telah sempurna dalam Perenungan-Perenungan ini.
"Kemudian Buddha itu yang ingin membimbing Raja Subhavyuha dan ingin
2
mengasihi semua umat, Beliau mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari
Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini. Pada saat itu, kedua
Putera yaitu Vimalagarbha dan Vimalanetra, pergi menghadap Ibu-Nya dan dengan
mengatupkan kesepuluh Jari-Nya, Mereka berkata kepada-Nya:
"Ibu, Kami mohon kepada-Mu agar pergi dan mengunjungi Sang Buddha
Jaladharagarjitaghosasusvaranaksatrarajasamkusumit abhijna. Kami juga suka
melayani-Nya, mendekati, memuja dan memuliakan-Nya. Karena Buddha itu
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum
Yang Menakjubkan di tengah-tengah kelompok para dewa dan manusia, dan Kami
harus mendengar-Nya." Sang Ibu menjawab Putera-Putera-Nya : "Ayah Kalian
percaya pada hukum-hukum kolot dan sangat terpancang pada hukum Brahman.
Kalian pergilah dan bicaralah pada Ayah Kalian agar suka pergi bersama Kita."
Sang Vimalagarbha dan Sang Vimalanetra bersama-sama mengatupkan sepuluh
Jari-Nya serta berkata pada Sang Ibu : "Kami adalah Putera-Putera Sang Raja
Hukum meskipun dilahirkan didalam rumah yang berpandangan kolot ini."
"Karena demi Sang Ayah, Kedua Putera ini meloncat keatas langit setinggi tujuh
pohon tala serta mempertunjukkan aneka ragam perbuatan-perbuatan ghaib dengan
berjalan, berdiri, duduk atau berbaring di langit itu. Tubuh-Nya bagian atas
memancarkan air dan yang bawah memancarkan api, atau bagian bawah
memancarkan air dan yang atas memancarkan api. Ataupun membesarkan Diri-
Nya sampai memenuhi langit dan kembali mengecil, atau mengecil kemudian
membesar lagi. Kemudian Mereka menghilang dari langit itu dan dengan tiba-tiba
muncul diatas Bumi atau memasuki Bumi seperti menyelam kedalam air, atau
berjalan diatas air seperti diatas Bumi. Dengan mempertunjukkan berbagai
3
Perbuatan-Perbuatan Ghaib itu, Mereka membimbing Sang Ayah untuk
mensucikan Hati-Nya agar percaya dan meyakini.
"Ketika Sang Ayah melihat Kedua Putera-Nya memiliki Kekuatan Ghaib seperti
itu, Ia sangat gembira karena hal-hal yang belum pernah Ia ketahui dan dengan
mengatupkan Tangan-Nya Ia menghormat Kedua Putera-Nya seraya berkata :
Kemudian Sang Ayah berkata kepada Putera-Nya :"Aku sekarang juga suka sekali
menjumpai Guru-Mu dan marilah Kita pergi bersama."
"Karenanya, Kedua Putera itu turun dari langit dan menghadap Sang Ibu, serta
dengan tangan terkatup berkata kepada-Nya :"Ayah Kita, Sang Raja, sekarang telah
percaya dan sadar hati serta telah mampu berketetapan untuk mencapai Penerangan
Agung. Kami telah melaksanakan Perbuatan Buddha kepada Ayah Kami. Ibu,
berkenanlah Engkau mengizinkan Kami meninggalkan rumah dan menjalankan
Jalan Agung dibawah Sang Buddha itu."
4
"Kemudian Kedua Putera itu yang ingin memaklumkan kembali keinginan-Nya
berkata kepada Sang Ibu dalam Syair:
"Kemudian Sang Ibu berkata :"Aku izinkan Kalian meninggalkan rumah karena
sesungguhnyalah Seorang Buddha sulit ditemui."
"Karena hal ini, kemudian Kedua Putera itu berkata kepada Ibu-Bapa-Nya :"Bagus,
Ayah dan Ibu ! Kami mohon agar Ayah dan Ibu sekarang ini pergi pada Sang
Buddha Jaladharagarjitaghosasusvaranaksatrarajasamkusumit abhijna untuk
mendekati dan memuliakan-Nya. Karena Seorang Buddha sangat sulit sekali
dijumpai seperti Bunga Udumbara, ataupun seperti seekor kura-kura bermata satu
menjumpai lubang pada sebuah balok yang terapung. Tetapi Kita yang memiliki
banyak sekali berkah selama Kehidupan yang terdahulu, telah menjumpai Seorang
Buddha didalam Hidup ini. Oleh karena-Nya, duhai Ayah dan Ibu, dengarkanlah
Kami dan marilah Kita berangkat. Karena Para Buddha sulit sekali dijumpai dan
kesempatan-Nya pun sulit pula ditemui."
5
"Pada saat itu 84 Ribu Prameswari-Prameswari Istana dan Sang Raja Subhavyuha
semua-Nya mendapatkan Kemampuan untuk menerima dan memelihara Hukum
Kesunyataan Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Yang Menakjubkan ini.
Sang Bodhisattva Vimalanetra telah sekian lama menguasai Perenungan Bunga
Hukum Kesunyataan (Dharmaparyaya). Sang Bodhisattva Vimalagarbha selama
ratusan ribu koti kalpa yang tanpa batasan, telah sempurna didalam Perenungan
Sarvasattvapapajahana, yang berguna untuk membimbing Umat menjauhi segala
Perwujudan yang buruk. Ratu dari Raja itu telah mencapai Perenungan Kumpulan
Para Buddha dan dapat mengetahui sumber-sumber rahasia dari Para Buddha.
Demikianlah dengan cara yang Bijaksana, Kedua Putera itu mentakbiskan Ayah-
Nya serta membuat Hati-Nya percaya, yakin dan senang didalam Hukum
Kesunyataan Buddha.
"Kemudian Sang Raja Subhavyuha dengan ditemani oleh menteri dan rombongan-
Nya, dan Sang Ratu Vimaladatta dengan ditemani oleh para puteri-puteri istana-
Nya yang cantik-cantik bersama rombongan-Nya, serta Kedua Putera Raja dengan
ditemani oleh 42 Ribu Orang, Semua-Nya dengan segera berangkat bersama untuk
mengunjungi Sang Buddha itu. Setelah tiba disana, Mereka bersujud pada Kaki-
Nya dan membuat pawai mengelilingi Buddha itu sebanyak tiga kali, dan
sesudahnya Mereka menarik Diri kesatu sisi.
6
Mereka dan melemparkannya keatas Buddha itu, yang diangkasa berubah menjadi
sebuah Menara Permata Berpilar Empat dan di Menara itu terdapat sebuah Depan
Permata Yang Besar, yang diselimuti dengan ratusan ribu selimut-selimut kasurgan
dimana Sang Buddha itu Duduk Bersila memancarkan Cahaya Yang
Bergemerlapan.
Kemudian Sang Raja Subhavyuha berpikir :"Aneh, Agung dan Luar Biasa Tubuh
Buddha ini, Sempurna KeAgungan-Nya dan Berwarna Bagus sekali !
8
Dia telah menerima dan memelihara Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum
Kesunyataan Yang Menakjubkan. Dia mengasihi semua umat yang berpandangan
palsu dan menyadarkan mereka kedalam Pandangan Yang Benar."
"Kemudian Sang Raja Subhavyuha turun dari atas langit dan berkata kepada Sang
Buddha itu: "Yang Maha Agung ! Aneh benar Pandangan dari Sang Tathagata,
dengan Jasa dan Kebijaksanaan-Nya, Tonjolan pada Kepala-Nya bersinar
cemerlang, Mata-Nya terbuka lebar dan berwarna biru tua, Rambut diantara kedua
Alis Mata-Nya Putih seperti Bulan Purnama, Gigi-Nya putih, rata, rapat dan selalu
bersinar, Bibir-Nya merah dan indah seperti Buah Bimba." Setelah Raja
Subhavyuha memuji Jasa-Jasa yang beratus ribu koti jumlah-Nya dari Sang
Buddha itu, kemudian dengan sepenuh Hati-Nya Ia mengatupkan Tangan-Nya di
hadapan Sang Tathagata dan kembali Ia menyapa Sang Buddha seraya
berkata :"Yang Maha Agung sangat begitu Sempurna. Ajaran Sang Tathagata
sangat Paripurna didalam Berkah-Nya yang mengagumkan dan tak dapat
dibayangkan. Ajaran Moral yang Ia ajarkan sangat menggembirakan dan
menggairahkan. Mulai hari ini, Aku tidak akan mengikuti jalan pikiran-Ku Sendiri,
ataupun menaruh pikiran yang palsu, atau menaruh kesombongan, kemarahan
ataupun jiwa yang penuh dosa lainnya." Setelah mengucapkan Kata-Kata ini,
kemudian Ia menghormat Buddha itu dan berjalan ke muka."
9
Sang Ratu Vimaladatta ini apakah Orang lain adanya ?
Kedua Putera ini ialah Sang Bhaisajyaraja Bodhisattva Mahasattva dan Sang
Bhaisajyasamundata Bodhisattva Mahasattva. Sang Bhaisajyaraja Bodhisattva
Mahasattva dan Sang Bhaisajyasamundata Bodhisattva Mahasattva ini yang
setelah menyempurnakan Jasa yang sedemikian besar itu dibawah Naungan
Ratusan Ribu Koti Buddha, telah menanam Akar-Akar Keluhuran dan dengan
sempurna telah mencapai Kebajikan Yang Tak Dapat Dibayangkan lagi. Jika
terdapat seseorang yang mengenal Nama dari Kedua Bodhisattva Mahasattva ini,
maka para dewa dan manusia di seluruh dunia akan memuliakan-Nya."
Pada saat Sang Buddha mengkhotbahkan Bab ini yaitu tentang "KISAH SANG
RAJA SUBHAVYUHA", 84 Ribu Orang lepas dari ketidak sucian Mereka dan
memisahkan Diri dari hal-hal yang kotor, dan memperoleh mata hati yang suci
yang berkenaan dengan hal-hal kebatinan.
10