You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS
serta apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an”.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini. Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di
mata manusia lain ataupun di mata Allah SWT, penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajiannya mengingat akan keterbatasan
kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pontianak, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Interelasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEK ........................................ 3
B. Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperawatan ........ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan dan berangsur-angsur
antara tahun 610 dan 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa
itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah dan Madinah masih dalam
kegelapan dan buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya melalui
konsistensinya dan kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni (IPTEKS) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah
kematian Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai
kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an dan As
sunnah sangat ideal dan agung.
Anugerah terbesar yang sangat berharga bagi umat Islam adalah Al-
Qur’an. Keluar biasaan Al-Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya
antara lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang
tiada terbatas, dan multi fungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang
dapat kita ambil dari Al-Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi
kabar gembira kepada kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan
Mekkah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kpd Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu
pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dgn
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa
takut. Maka Allah mengetahui apa yg tiada kamu ketahui dan Dia
memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat (Al Qur’an Q.S. 48: 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan
lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana
dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan
bentang Khaibar, yang berada di bawah kekuasaan Yahudi dan kemudian

1
2

memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa


yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian banyak
hikmah yang terkandung dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an mempunyai peran
yang sangat penting dalam kehidpan umat Islam di dunia, baik pada
peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah semakin
berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu
mengembangkan IPTEK dalam kehidupan yang semakin modern.
Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
saran modern industri, komuikasi dan transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, disisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki pada
Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit yang memanfatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya
(cyber crime), pornografi, kekerasan dan perjudian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS serta apa bukti-bukti
ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS.
2. Mendeskripsikan bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang
Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Interelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Iptek


Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah bentuk
terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau berhubungan. Jadi
interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah yang saling terikat.
Dalam pembahasan ini berkenaan dengan hubungan kebenaran Al-Qur’an
dan ipteks.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari
mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Qur’an:
Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara
yang hak dan batil. (QS 2:185).
1. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
Penghormatan Yang tidak ditemukan bandingannya dalam Kitab-kitab
Suci yang lain sebagai bukti, Al-Qur’an menyifati masa Arab pra-Islam
dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Qur’an terdapat beratus-ratus
ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Didalam sebagian
besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman: "Allah mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak mereka ketahui." (QS 96:5). "Allah meninggikan beberapa
derajat orang-orang yang beriman dan mempunyai ilmu." (QS 58:11).
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak
mengetahui?" (QS 39:9).
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting
dan kemuliaannya. Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia

3
4

tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan


kehidupan di dunia.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-
Qur'an pun tidak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti,
"Apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti, "Sebagai tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-
10 Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu
pengetahuan yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar,
melihat, memperhatikan, merenungkan dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan Ilmu. Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang
5

bapak kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib


(yang diterjemahkan ke Eropa menjadi CANON), menjadi rujukan utama
dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
dan lain-lain.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat adakah Al-Qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negatif) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah,
6

kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan


kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada
akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri. Next ..
Dalam Al-Qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknya yang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula
ayat-ayat Al-Qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran,
penalaran dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang
menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
a. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ;
7:79); (b) taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS
33:67 ; 2:170).
b. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).
c. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca
antara lain QS 21:37).
d. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).
Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain :
a. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS
17:36), dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah
mengetahui dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau
menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
b. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan. Ayat- ayat semacam
inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah
melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam
berbagai disiplin ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab
akidah (agama) menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk
berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi
umatnya untuk menggunakan akalnya atau membatasinya menambah
pengetahuan selama dan dimana saja ia kehendaki dan inilah korelasi
7

pertama dan utama antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.


Sedangkan Korelasi kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat
ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al-Qur’an yang
berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut
sebagian nya telah diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun
apa yang mereka ketahui itu masih sangat terbatas dalam
perinciannya.
B. Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperwatan
1. Keperawatan dalam Islam
a. Pertama, penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip
etik dalam teori keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan
seorang manusia hendaklah memperbanyak orang yang memberikan
pertolongan bukan orang yang mengharap pertolongan sesuai dengan
sabda Rasul yadu al ‘ulya khairun min yadu al sufla, artinya tangan di
atas yaitu yang memberikan pertolongan lebih baik dari tangan yang
di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam
seseorang sebaiknya menjadi pribadi yang mandiri yaitu yang dapat
menolong orang lain karena perbuatan itu pada hakikatnya adalah
menolong dirinya sendiri.
b. Kedua, tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori
keperawatan sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu
semata-mata Allah SWT. Seluruh perangkat tenaga medis hanya
berfungsi sebagai sebab yang mengantarkan kesembuhan atau
sebaliknya terhadap klien.
c. Ketiga, seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki
komitmen keislaman yang kuat adalah selalu mempertimbangkan
manfaat dari perbuatannya karena Rasul bersabda yang artinya
sebagian dari tanda keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan
perbuatan yang tidak berguna kepadanya (min husni islam al mar-I
tarku ma la ya’nihi).
8

d. Keempat, seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang


mampu berlaku adil baik kepada pasien maupun kepada dirinya
sendiri sehingga juga memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya.
2. Bukti-Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS
a. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah
sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang
mampu menandingi kualitas ASI.
Al-Qur’an surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk
berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua
tahun. Surah ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk
memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena
memberikan banyak manfaat.“Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
b. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap
Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia
diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan. Dia menciptakan
kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu
dapat dipalingkan?”.
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap
petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati
9

tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’


karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di
dalam rahim yang gelap.
Tahap-tahap itu pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh
membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk
membentuk tiga lapisan. Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung
lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ
dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga tahap fetus yang
dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi
telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
c. Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis
kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air
mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan
kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur
wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat
kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang
membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Al-Qur’an telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm
ayat 45-46, “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan
wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.” Sebelum penemuan itu
diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin
berasal dari wanita.
d. Obat dalam Al Qur’an dan Al hadist
1) Kurma dan Anggur
“Rasulullah SAW berbuka puasa dengan beberapa biji buah kurma
sebelum salat. Sekiranya tidak terdapat kurma, maka Rasulullah
saw akan berbuka dengan beberapa anggur. Sekiranya tiada
10

anggur, maka Baginda meminum beberapa teguk air.” (H.R


Ahmad).
2) Habbatus saudah
Rasulullah SAW bersabda, ”hendaklah kamu menggunakan
habbatussaudah karena sesungguhnya padanya terdapat
penyembuhan bagi segala penyakit kecuali mati.” (H.R Salamah
dari Abu Hurairah).
3) Madu
Allah berfirman, “dari perut lebah ini keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benr terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berfikir.” (QS. An-Nahl: 69).
4) Zaitun
Allah berfirman, “dari perut lebah ini keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benr terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berfikir.” (QS. An-Nahl: 69).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah
bentuk terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau
berhubungan. Jadi interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah yang
saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan hubungan kebenaran
Al-Qur’an dan ipteks. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang
kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan
penegasan Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk
serta pemisah antara yang hak dan batil.
B. Saran
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas
makalah “Intererrelasi dan Bukti Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks”.
Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil
manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
yang saya tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah
dan dosa, dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi
untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. B. 1997. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta : PT.
Dana Bakhti Prima Yasa.
Al-Qur’anul Karim.
Arifin. M.H. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Deedat. A. 2003. Al Qur’an Mu’jizat yang tak Tertandingi. Jakarta : Pustaka.
Depag. 2000. Sains Menurut Perespektif Al-qur’an. Jakarta : PT. Dwi Rama.
Sarwar H.G. 1994. Filsafat Al-Qur’an. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

iii

You might also like