You are on page 1of 31

Di susun oleh :

ENUS SODIKIN
(A0010014)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2011
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau
lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik.

B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

b. Gastritis kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

C. Patofisiologi

1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat- obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa
mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan
sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.

Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya


vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl
(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan
produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster
akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu
timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat
juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48
jam setelah perdarahan.

2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental
dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasi ulser.

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis
pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan
sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga
berkurang.

Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa
nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga
akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini
akan menimbulkan perdarahan.

D. Manifestasi klinik

 Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual,
muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia.

 Gastritis Kronik

Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

E. Proses Penyakit
1. Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
 Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat
sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan
terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

 Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan
terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh
darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa
lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan
terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan
sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasi ulser.

F. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau
prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu
dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G. Penatalaksaan Medik

Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton,
ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk
mengatur sekresi asam lambung.

Gastritis Kronik

Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton.

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis

A. Pengkajian
Faktor predisposisi dan presipitasi

Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti
inflamasi, cuka atau lada.

Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-
obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.

Test dignostik
Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.

Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis.

Pemeriksaan radiology.

Pemeriksaan laboratorium.

Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan
gastritis kronik.

Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah
merupakan anemia megalostatik.

Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.

Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)

mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anorexia.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.

4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. INTERVENSI

Diagnose keperawatan 1 :
Tujuan:

Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi


Kriteria hasil:

Membrane mukosa lembab, turgur kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler
berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.

Intervensi:

Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum
+- 1500-2500 ml, observasi kulit dan membrane mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam
memberikan cairan infuse.

Diagnose keperawatan 2:

Tujuan:

Gangguan nutrisi teratasi

Kriteria hasil:

Berat badan stabil, nilai laboratorium albumin normal, tidak mual dan muntah, BB dalam batas
normal, bising usus normal.

Intervensi:

Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan
klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus,
kaji makanan yang di sukai, awasi pemeriksaan laboratoeium misalnya: Hb, Ht, Albumin.

Diagnose keperawatan 3:

Tujuan:

Nyeri dapat berkurang/hilang

Kriteria hasil:

Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks, dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukan angka
0.
Intervensi:

Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman,
anjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi pemberian obat sesuai dengan
indikasi untuk mengurangi nyeri.

Diagnose keperawatan 4:

Tujuan:

Keterbatasan aktifitas teratasi,

Kriteria hasil:

K/U baik, klien tidak di bantu keluarga dalam beraktifitas.

Intervensi:

Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan tenang dan nyaman, batasi pengunjung,
dorong penggunaan teknik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan
indikasi.

Diagnose keperawatan 5:

Tujuan:

Kurang pengetahuan teratasi

Kriteria hasil:

Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan
pengobatan.

Intervensi:

Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri
kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat – obatan untuk
kesembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, arif, 1999, kapita selekta kedokteran,edisi 3, jilid I, keperawatam medical bedah, edisi
1, salembamedika,Jakarta. Soeparman 1999, ilmu penyakit dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.
Brunner dan suddart, 2000
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr I


DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
DI RUANG MELATI RS. BHAKTI ASIH

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 19 november 2011 ( jam 10.00)
Oleh : enus sodikin
B. Identitas pasien
Nama : Sdr I
Umur : 20 Th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : brebes
Pendidikan : mahasiswa
Pekerjaan : belum bekerja (mahasiswa)
Diagnose medis : gastritis
C. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn A
Umur : 29 Th
Alamat : brebes
Pekerjaan : guru
Hub dgn pasien : kakak

D. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kiri atas
Skala : 7
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan perutnya terasa sakit seperti di tusuk – tusuk pada malam hari. Kemudian
pada jam 08.00 tanggal 19 november 2011 pasien di bawa ke rumah sakit. Sebelum sakit pasien
mengatakan sering makan telat karena kesibukan kuliah dan pasien juga memiliki kebiasaan
makan makanan yang pedes.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah berobat ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Terakhir berobat
4 bulan yang lalu
4. Riwayat pengobatan dahulu
Setiap pasien merasa sakit, pasien langsung periksa ke dokter dan dokter pun menganjurkan
untuk di rujuk ke rumah sakit

E. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1. Pola persepsi kesehatan dan manajemen
Menurut pasien kesehatan adalah hal yang sangat penting, namun karena pengetahuan pasien
masih kurang tentang kesehatan, maka pasien masih kurang maksimal dalam memelihara
kesehatan, apalagi tentang kesehatan makanan.
2. Pola nutrisi
 Program diit : diit lunak
 Intake makanan
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa makan 3x sehari dengan nasi, sayur,suka makan pedas –
pedas dan sering telat makan
Selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu makan, biasanya makan hanya 3 sendok karena
perut merasa mual, kadang – kadang sampai muntah, biasanya muntah 1-2x sehari.
 Intake minuman
Sebelum sakit pasien hanya minum 6-8 gelas sehari
Selama sakit pasien hanya minum 3-4 gelas sehari

3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1-2x sehari. BAK 3-4x sehari dengan warna kuning
jernih.
Selama sakit pasien mengatakan kadang 2 hari sekali baru bisa BAB. BAK 1-2x sehari dengan
warna kuning jernih.
4. Pola aktifitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Keterangan
0 : mandiri 3 : di bantu orang lain dan alat
1 : dengan alat bantu 4 : tergantung total
2 : di bantu orang lain
5. Pola persepsi
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam berbicara, melihat, merasa dan mencium sebelum
dan selama sakit
6. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam di malam hari dan di siang hari 1-2 jam.
Pasien mengatakan selama sakit tidur hanya 4-5 jam sehari karena perutnya terasa sakit.
7. Pola konsep pribadi dan persepsi diri
Pasien tahu bahwa dirinya terkena penyakit gastritis, pasien merasa cemas dan khawatir terhadap
penyakitnya, pasien pun berharap bisa cepat sembuh.

8. Pola peran dan hubungan


Pasien mengatakan hubungannya dengan kaluarga, teman dan lingkungannya baik.
9. Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, belum nikah, menstruasi lancar tidak ada gangguan.
10. Pola manajemen koping stress
Pasien selalu berdoa agar bisa cepat sembuh dari penyakitnya.
11. Pola nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, pasien mengatakan ketika di rumah selalu menunaikan solat 5 waktu dan
dalam keadaan sakit pun pasien tetap menunaikan solat 5 waktu.

F. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran umum : compos mentis
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Nadi : 80x / menit
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Pernafasan : 22x / menit
d. Suhu :37
e. BB : sebelum sakit 50kg, dan selama sakit 48kg, turun 2kg dalam waktu
3 hari.
3. Kepala dan leher
: bentuk mesochepal, rambut bersih dan tidak ada luka
b. mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik.
c. hidung : bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri
d. mulut : bibir kering, lidah kotor, dan mulut bau
e. leher : tidak ada pembesaran tiroid

4. jantung
Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung, bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba
Perkusi : saat perkusi terdengar redup
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan pada jantung
Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi : vocal vremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : saat perkusi terdengar sonor
Auskultasi : tidak terdengar bunyi wheezing
5. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran dan tidak ada luka
Auskultasi : peristaltic 4x/ menit
Palpasi : ada nyeri tekan pada perut sebelah kiri, skala: 7
Perkusi : bunyi tympani
6. pemeriksaan ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, turgor kulit jelek
Bawah : tidak ada oedem, turgor kulit jelek, dan kuku kotor

G. TERAPI
Jam Jenis obat / cairan Aturan pemakaian
12.30 Vomtraz 3x 1mg

H. Hasil pemeriksaan penunjang

Tgl Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal


1. Laboratorium Tidak ada
a. Darah pemeriksaan
- Tidak ada
- ……… dst
b..
Urine
- Tidak ada
- ………dst

2 Radiologi Tidak ada


- Tidak ada pemeriksaan
- ……….
(pemeriksaan penunjang yang
lainnya misalnya USG, EKG
dLL) bila ada

Pengelompokan data
Jenis / rumpun data data subyektif Data obyektif
Keluhan utama - Pasien mengatakan - pasien terlihat meringis
perutnya terasa sakit menahan sakit
Skala : 7

Pola nutrisi - pasien mengatakan sering - pasien terlihat tidak


mual, muntah dan nafsu tertarik untuk makan
makan berkurang - porsi makan tidak habis
- BB turun 2kg selama 3
hari

Aktifitas dan latihan - pasien mengatakan kalau - pasien terlihat lemas,


dia di bantu keluarganya hanya bisa berbaring di
dalam melakukan aktifitas tempat tidur

Pola istirahat dan - pasien mengatakan sering - pasien terlihat lemas, lesu
tidur terbangun di malam hari dan pucat
karena perutnya terasa sakit
ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. Ds : Nyeri akut Inflamasi mukosa
Pasien mengatakan perutnya lambung
terasa sakit pada bagian kiri
atas terasa seperti di tusuk
Skala : 7
Do :
- nyeri tekan uluh hati
- pasien terlihat menyeringai
menahan sakit

2. Ds: Nutrisi kurang dari Mual, muntah


Pasien mengatakan mual, kebutuhan tubuh (anoreksia)
muntah dan nafsu makan
berkurang, biasanya muntah
1-2x / hari.
Do :
Pasien terlihat tidak tertarik
untuk makan
- porsi makan tidak habis
- BB turun 2kg dalam 3 hari
3. Ds : Gangguan pola tidur Ketidak nyamanan
Pasien mengatakan sering fisik
terbangun di malam hari
karena perutnya terasa sakit
Do :
Pasien terlihat, lesu, lemas
dan pucat.

4. Ds : Kurang perawatan Kelemahan fisik


Pasien mengatakan di bantu diri
dalam melakukan aktifitas
sehari – hari .
Do :
Pasien terlihat lemah, dan
hanya bisa berbaring di
tempat tidur

RENCANA KEPERAWATAN
Tangg No. diagnose Tujuan & kriteria Intervensi Rasionalisasi
al/ jam keperawatan hasil yang di
harapkan

19 n0v 1. nyeri akut Setelah di lakukan 1. kaji tingkat 1. membantu dalam membuat diagnose dan kebutuhan
2011 B.D inflamasi tindakan nyeri dan 2. utuk mengetahui keadaan pasien secara nonverbal
10.10 mukosa keperawatan skala dan
lambung selama 3x 24 jam lokasi nyeri 3. dapat membantu pasien untuk tidak fokus pada nyer
masalah nyeri 2. observasi 4. metode ini dapat meningkatkan efek terapeutik
dapat berkurang / reaksi 5. untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
hilang dengan KH nonverbal
: pasien
- keluhan nyeri
berkurang / hilang
3. ajarkan
- ekspresi wajah teknik 1. dengan memberikan makanan kesukaan pasien dapa
rileks distraksi meningkatkan selera makan

- tidak ada nyeri 2. untuk mencegah distensi lambung sehingga selera m


tekan uluh haati meningkat
4. ajarkan
Skala : 2 teknik
relaksasi 3. agar nafsu makan pasien bertambah
19 nov
2011 2. nutrisi kurang
Jam dari kebutuhan Setelah di lakukan 5. tingkatkan 4. agar pasien mengrti dampak negative dari makanan

11.30 tubuh B.D tindakan istirahat makan

mual, muntah keperawatan

(anoreksia) selama 3x 24 jam


5. pemberian obat dapat mengurangi mual
nutrisi dapat
adekuat dengan
KH :

- nafsu makan 1. kaji 1. untuk mengetahui faktor apa yang mengganggu pola
bertambah makanan pasien

- makan habis 1 kesukaan 2 untuk mengurangi nyeri pada pasien saat tidur
porsi pasien
3. dapat membantu meningkatkan relaksasi dan menyia
- mual, muntah tidur
berkurang / hilang 2. anjurkan
memakan
makanan

19 nov dalam jumlah

2011 kecil tapi


sering
3. gangguan 1. untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien
3. berikan
Jam pola tidur B.D Setelah di lakukan 2. membantu kenyamanan pada pasien saat beraktifitas
makan
12.40 ketidak tindakan makanan
nyamanan fisik keperawatan selagi hangat 3. membantu meningkatkan kepercayaan diri untuk ber
selama 3x 24 jam
4. ajarkan sendiri
masalah pola tidur
penkes
dapat teratasi
tentang
dengan KH :
makanan
- jumlah waktu yang dilarang
tidur terpenuhi untuk pasien
19 nov - dapat beristirahat 5. kolaborasi
2011 dengan baik tanpa dengan tim
Jam ada rasa nyeri medis untuk
15.30 4. kurang - badan tampak pemberian

perawatan diri segar obat pereda

B.D kelemahan Setelah di lakukan mual

fisik tindakan
keperawatan 1.kaji faktor
selama 3x 24 jam yang
masalah kurang menyebabka
perawatan diri n tidur
dapat teratasi
2. berikan
dengan KH :
posisi tidur
- pasien mampu yang nyaman
beraktifitas tanpa pada pasien
ada bantuan dari
orang lain 3. dorong
pasien untuk
melakukan
ritual
sebelum tidur
missal
dengan
membaca
buku dan
berdoa

1. kaji KU
pasien

2. bantu
pasien dalam
melakukan
aktifitas
seperi makan
dan beralan

3. dorong
pasien untuk
melakukan
aktifitas
sehari –
harinya
sesuai
dengan
tingkat
kemampuan

Hari ke-1 CATATAN KEPERAWATAN


No. Tanggal / Tindakan / Respon pasien Nama
diagnose jam implementasi dan ttd

1 19 nov 1. mengkaji skala nyeri Ds : pasien mengatakan Enus


2011 Skala: 7 sakit pada perut bagian

10.20 kiri atas

Do: wajah pasien meringis


2.mengobservasi
kesakitan
10.30 nonverbal pasien
Ds:
3. mengajarkan teknik
distraksi Do: pasien terlihat lebih
10.40
rileks

Ds:

Do: wajah pasien tampak


10.50 4. mengajarkan teknik
rileks dan tidak terlalu focus
relaksasi ( nafas
pada nyeri
dalam )
Ds: pasien mengatakan

11.10 lebih lega dan nyeri


5. menganjurkan pasien berkurang
untuk memperbanyak
Do: pasien mau mengikuti
istirahat
petunjuk perawat
2 Enus
Ds: pasien mengatakan mau
19 nov
mengikuti anjuran perawat
2011 1. mengkaji makanan Do: pasien terlihat sedang

11.40 kesukaan pasien beristirahat

11.50 2. mengajarkan penkes Ds: pasien mengatakan suka


tentang makanan yang makanan yang manis
dilarang untuk pasien Do: makan habis ½ porsi
3. memberikan Ds:
12.00 makanan dalam jumlah
Do: pasien terlihat
sedikit tapi sering
memperhatikan

Ds: pasien mengatakan


12.20 4. memberikan bubur masih terasa mual saat
dan sayur selagi hangat makan

Do: pasien mau makan


cemilan walaupun sedikit

12.30 5. memberikan obat Ds: pasien mengatakan


pereda mual nafsu makannya agak
3 Enus
Vometras 1mg (iv) bertambah saat makan
makanan yang hangat
19 nov
Do:
2011 1. mengkaji faktor yang
menyebabkan gangguan Ds: pasien mengatakan

tidur mual berkurang


12.50
Do: pasien meminum obat
dengan benar

13.10
2. menganjurkan pasien
untuk melakukan ritual Ds: pasien mengatakan

sebelum tidur seperti tidurnya tidak nyaman


membaca buku dan karena perutnya terasa sakit

13.30 berdoa Do: pasien tampak

4 memegang perutnya karena Enus


3. memberikan posisi merasa sakit

semi fowler ketika Ds: pasien mengatakan suka


pasien tidur membaca buku
15.40
Do: pasien mau mengikuti
saran perawat

1. mengkaji keluhan
utama pasien
16.00 Ds: pasien mengatakan
tidurnya lebih terasa
nyaman
2. membantu pasien
dalam melakukan Do: pasien tampak lebih

aktifitas seperti segar

membantunya untuk
16.20
mandi Ds: pasien mengatakan
tubuhnya masih terasa
lemas untuk beraktifitas

3. menganjurkan pasien Do: pasien terlihat hanya

untuk melakukan bisa berbaring di tempat

aktifitas sehari – tidur

harinya sesuai dengan Ds: pasien mengatakan


tingkat kemampuan lebih nyaman saat
seperti berjalan beraktifitas

Do:
Ds: pasien mengatakan
sudah dapat beraktifitas
sendiri walaupun belum
maksimal

Do: pasien terlihat mau


mengikuti anjuran
perwawat

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / No. Perkembangan Nama
jam diagnose dan ttd
kep

19 nov 1 S: pasien mengatakan masih merasa Enus


2011 sakit pada perutnya

17.00 Skala: 7

O: pasien masih terlihat meringis


menahan skit

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1samapai 5


2 Enus
17.20
S: pasien mengatakan mual, muntah
sudah berkurang

O: makan habis ½ porsi

A: masalah teratasi sebagian


3 Enus
17.40 P: lanjutkan intervensi 3,4 dan 5

S: pasien mengatakan belum bisa tidur


nyenyak

4 O: pasien terlihat pucat Enus

18.00 A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 2 dan 3

S: pasien mengatakan sudah dapat


beraktifitas sendiri

O: pasien terlihat sudah bisa makan dan


berjalan sendiri

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

Hari ke-2 CATATAN KEPERAWATAN


No. Tanggal / Tindakan / implementasi Respon pasien Nama
diagnose jam dan ttd

1 20 nov 1. mengkaji skala dan Ds: pasien Enus


2011 lokasi nyeri mengatakan sakit

19 nov pada bagian perut

2011 kiri atas

10.20 Do: wajah pasien


tampak lebih rileks
2. mengobservasi
10.30 nonverbal pasien Ds:

Do: wajah pasien


tampak lebih rileks

10.40 3. memgajarkan teknik Ds: pasien

distraksi mengatakan nyeri


tidak begitu terasa

Do: wajah pasien


tampak rileks dan
10.50 tidak terlalu focus
4. mengajarkan teknik pada nyeri
relaksasi ( Ds: pasien
nafas dalam ) mengatakan lebih
lega dan nyeri
11.10
berkurang

5. menganjurkan pasien Do : pasien mau

untuk memperbanyak mengikuti petunjuk

istirahat perawat

2 Ds : pasien Enus
mengatakan mau
20 nov
mengikuti anjuran
2011
perawat
12.00 3. memberikan makanan
O: pasien terlihat
dalam jumlah sedikit tapi
sedang beristirahat
sering

12.20
Ds: pasien
mengatakan sudah
4. mmberikan bubur dan tidak terasa mual
sayur selagi hangat saat makan
12.30 Do: pasien mau
makan cemilan
walaupun sedikit
5. memberikan obat
pereda mual Ds: pasien
3
mengatakan nafsu
Vometras 1mg (iv)
makannya
20 nov bertambah saat
2011 makan makanan Enus
13.10 yang hangat

2. menganjurkan pasien Do :

untuk melakukan ritual Ds: pasien


sebelum tidur seperti mengatakan mual
13.30
membaca buku dan berkurang / hilang
berdo’a Do: pasien meminum
obat dengan benar

3. memberikan posisi
semi fowler ketika pasien Ds: pasien
tidur mengatakan suka
membaca buku

Do: pasien mau


mengikuti saran
perawat

Ds: pasien
mengatakan tidurnya
terasa nyaman

Do: pasien tampak


lebih segar

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Tanggal / No. Perkembangan Nama
jam diagnosa dan ttd

20 nov 1 S: pasien mengatakan nyeri berkurang Enus


2011 Skala: 5
14.00 O: pasien tampak lebih rileks

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 1, 3 dan 4

2 S: pasien mengatakan mual, muntah Enus


14.20 berkurang / hilang

O: makan habis 1 porsi

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

3 Enus
14.40 S: pasien mengatakan tidurnya lebih
nyenyak

O: pasien terlihat lebih segar

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

Hari ke-3 CATATAN KEPERAWATAN


No. Tanggal / Tindakan / Respon pasien Nama
diagnosa jam implementasi dan ttd

1 21 nov 1. mengkaji skala Ds: pasien Enus


mengatakan
2011 dan lokasi nyeri perutnya tidak

14.00 Skala: 4 terasa sakit lagi

Do: wajah pasien


tampak rileks

14.20 3. mengajarkan
teknik distraksi Ds:

Do: wajah pasien


tampak rileks dan
tidak terlalu focus
14. 20 pada nyeri
4. mengajarkan
teknik relaksasi
Ds: pasien
( nafas dalam )
mengatakan nyeri
sudah tidak terasa
lagi

Do: pasien tampak


tenang

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / No. perkembangan Nama dan
jam diagnose ttd

21 nov 1 S: pasien mengatakan nyeri Enus


2011 berkurang / hilang skala: 2

15.00 O: pasien terlihat lebih rileks


A: masalah teratasi

P: hentikan intrvensi

You might also like