Professional Documents
Culture Documents
ENUS SODIKIN
(A0010014)
A. Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau
lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
C. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat- obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa
mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan
sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental
dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasi ulser.
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis
pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan
sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga
berkurang.
Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa
nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga
akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini
akan menimbulkan perdarahan.
D. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual,
muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia.
Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
E. Proses Penyakit
1. Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat
sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan
terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan
terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh
darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
Gastritis kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa
lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan
terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan
sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasi ulser.
F. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau
prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu
dan penyempitan daerah antrum pylorus.
G. Penatalaksaan Medik
Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton,
ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk
mengatur sekresi asam lambung.
Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton.
A. Pengkajian
Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti
inflamasi, cuka atau lada.
Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-
obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.
Test dignostik
Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis.
Pemeriksaan radiology.
Pemeriksaan laboratorium.
Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan
gastritis kronik.
Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah
merupakan anemia megalostatik.
Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anorexia.
C. INTERVENSI
Diagnose keperawatan 1 :
Tujuan:
Membrane mukosa lembab, turgur kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler
berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.
Intervensi:
Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum
+- 1500-2500 ml, observasi kulit dan membrane mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam
memberikan cairan infuse.
Diagnose keperawatan 2:
Tujuan:
Kriteria hasil:
Berat badan stabil, nilai laboratorium albumin normal, tidak mual dan muntah, BB dalam batas
normal, bising usus normal.
Intervensi:
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan
klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus,
kaji makanan yang di sukai, awasi pemeriksaan laboratoeium misalnya: Hb, Ht, Albumin.
Diagnose keperawatan 3:
Tujuan:
Kriteria hasil:
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks, dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukan angka
0.
Intervensi:
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman,
anjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi pemberian obat sesuai dengan
indikasi untuk mengurangi nyeri.
Diagnose keperawatan 4:
Tujuan:
Kriteria hasil:
Intervensi:
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan tenang dan nyaman, batasi pengunjung,
dorong penggunaan teknik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan
indikasi.
Diagnose keperawatan 5:
Tujuan:
Kriteria hasil:
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan
pengobatan.
Intervensi:
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri
kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat – obatan untuk
kesembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, arif, 1999, kapita selekta kedokteran,edisi 3, jilid I, keperawatam medical bedah, edisi
1, salembamedika,Jakarta. Soeparman 1999, ilmu penyakit dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.
Brunner dan suddart, 2000
BAB II
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 19 november 2011 ( jam 10.00)
Oleh : enus sodikin
B. Identitas pasien
Nama : Sdr I
Umur : 20 Th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : brebes
Pendidikan : mahasiswa
Pekerjaan : belum bekerja (mahasiswa)
Diagnose medis : gastritis
C. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn A
Umur : 29 Th
Alamat : brebes
Pekerjaan : guru
Hub dgn pasien : kakak
D. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kiri atas
Skala : 7
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan perutnya terasa sakit seperti di tusuk – tusuk pada malam hari. Kemudian
pada jam 08.00 tanggal 19 november 2011 pasien di bawa ke rumah sakit. Sebelum sakit pasien
mengatakan sering makan telat karena kesibukan kuliah dan pasien juga memiliki kebiasaan
makan makanan yang pedes.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah berobat ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Terakhir berobat
4 bulan yang lalu
4. Riwayat pengobatan dahulu
Setiap pasien merasa sakit, pasien langsung periksa ke dokter dan dokter pun menganjurkan
untuk di rujuk ke rumah sakit
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1-2x sehari. BAK 3-4x sehari dengan warna kuning
jernih.
Selama sakit pasien mengatakan kadang 2 hari sekali baru bisa BAB. BAK 1-2x sehari dengan
warna kuning jernih.
4. Pola aktifitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
Keterangan
0 : mandiri 3 : di bantu orang lain dan alat
1 : dengan alat bantu 4 : tergantung total
2 : di bantu orang lain
5. Pola persepsi
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam berbicara, melihat, merasa dan mencium sebelum
dan selama sakit
6. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam di malam hari dan di siang hari 1-2 jam.
Pasien mengatakan selama sakit tidur hanya 4-5 jam sehari karena perutnya terasa sakit.
7. Pola konsep pribadi dan persepsi diri
Pasien tahu bahwa dirinya terkena penyakit gastritis, pasien merasa cemas dan khawatir terhadap
penyakitnya, pasien pun berharap bisa cepat sembuh.
F. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran umum : compos mentis
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Nadi : 80x / menit
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Pernafasan : 22x / menit
d. Suhu :37
e. BB : sebelum sakit 50kg, dan selama sakit 48kg, turun 2kg dalam waktu
3 hari.
3. Kepala dan leher
: bentuk mesochepal, rambut bersih dan tidak ada luka
b. mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik.
c. hidung : bentuk simetris, tidak ada polip dan nyeri
d. mulut : bibir kering, lidah kotor, dan mulut bau
e. leher : tidak ada pembesaran tiroid
4. jantung
Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung, bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba
Perkusi : saat perkusi terdengar redup
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan pada jantung
Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi : vocal vremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : saat perkusi terdengar sonor
Auskultasi : tidak terdengar bunyi wheezing
5. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran dan tidak ada luka
Auskultasi : peristaltic 4x/ menit
Palpasi : ada nyeri tekan pada perut sebelah kiri, skala: 7
Perkusi : bunyi tympani
6. pemeriksaan ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, turgor kulit jelek
Bawah : tidak ada oedem, turgor kulit jelek, dan kuku kotor
G. TERAPI
Jam Jenis obat / cairan Aturan pemakaian
12.30 Vomtraz 3x 1mg
Pengelompokan data
Jenis / rumpun data data subyektif Data obyektif
Keluhan utama - Pasien mengatakan - pasien terlihat meringis
perutnya terasa sakit menahan sakit
Skala : 7
Pola istirahat dan - pasien mengatakan sering - pasien terlihat lemas, lesu
tidur terbangun di malam hari dan pucat
karena perutnya terasa sakit
ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. Ds : Nyeri akut Inflamasi mukosa
Pasien mengatakan perutnya lambung
terasa sakit pada bagian kiri
atas terasa seperti di tusuk
Skala : 7
Do :
- nyeri tekan uluh hati
- pasien terlihat menyeringai
menahan sakit
RENCANA KEPERAWATAN
Tangg No. diagnose Tujuan & kriteria Intervensi Rasionalisasi
al/ jam keperawatan hasil yang di
harapkan
19 n0v 1. nyeri akut Setelah di lakukan 1. kaji tingkat 1. membantu dalam membuat diagnose dan kebutuhan
2011 B.D inflamasi tindakan nyeri dan 2. utuk mengetahui keadaan pasien secara nonverbal
10.10 mukosa keperawatan skala dan
lambung selama 3x 24 jam lokasi nyeri 3. dapat membantu pasien untuk tidak fokus pada nyer
masalah nyeri 2. observasi 4. metode ini dapat meningkatkan efek terapeutik
dapat berkurang / reaksi 5. untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
hilang dengan KH nonverbal
: pasien
- keluhan nyeri
berkurang / hilang
3. ajarkan
- ekspresi wajah teknik 1. dengan memberikan makanan kesukaan pasien dapa
rileks distraksi meningkatkan selera makan
- nafsu makan 1. kaji 1. untuk mengetahui faktor apa yang mengganggu pola
bertambah makanan pasien
- makan habis 1 kesukaan 2 untuk mengurangi nyeri pada pasien saat tidur
porsi pasien
3. dapat membantu meningkatkan relaksasi dan menyia
- mual, muntah tidur
berkurang / hilang 2. anjurkan
memakan
makanan
fisik tindakan
keperawatan 1.kaji faktor
selama 3x 24 jam yang
masalah kurang menyebabka
perawatan diri n tidur
dapat teratasi
2. berikan
dengan KH :
posisi tidur
- pasien mampu yang nyaman
beraktifitas tanpa pada pasien
ada bantuan dari
orang lain 3. dorong
pasien untuk
melakukan
ritual
sebelum tidur
missal
dengan
membaca
buku dan
berdoa
1. kaji KU
pasien
2. bantu
pasien dalam
melakukan
aktifitas
seperi makan
dan beralan
3. dorong
pasien untuk
melakukan
aktifitas
sehari –
harinya
sesuai
dengan
tingkat
kemampuan
Ds:
13.10
2. menganjurkan pasien
untuk melakukan ritual Ds: pasien mengatakan
1. mengkaji keluhan
utama pasien
16.00 Ds: pasien mengatakan
tidurnya lebih terasa
nyaman
2. membantu pasien
dalam melakukan Do: pasien tampak lebih
membantunya untuk
16.20
mandi Ds: pasien mengatakan
tubuhnya masih terasa
lemas untuk beraktifitas
Do:
Ds: pasien mengatakan
sudah dapat beraktifitas
sendiri walaupun belum
maksimal
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / No. Perkembangan Nama
jam diagnose dan ttd
kep
17.00 Skala: 7
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
istirahat perawat
2 Ds : pasien Enus
mengatakan mau
20 nov
mengikuti anjuran
2011
perawat
12.00 3. memberikan makanan
O: pasien terlihat
dalam jumlah sedikit tapi
sedang beristirahat
sering
12.20
Ds: pasien
mengatakan sudah
4. mmberikan bubur dan tidak terasa mual
sayur selagi hangat saat makan
12.30 Do: pasien mau
makan cemilan
walaupun sedikit
5. memberikan obat
pereda mual Ds: pasien
3
mengatakan nafsu
Vometras 1mg (iv)
makannya
20 nov bertambah saat
2011 makan makanan Enus
13.10 yang hangat
2. menganjurkan pasien Do :
3. memberikan posisi
semi fowler ketika pasien Ds: pasien
tidur mengatakan suka
membaca buku
Ds: pasien
mengatakan tidurnya
terasa nyaman
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
3 Enus
14.40 S: pasien mengatakan tidurnya lebih
nyenyak
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
14.20 3. mengajarkan
teknik distraksi Ds:
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / No. perkembangan Nama dan
jam diagnose ttd
P: hentikan intrvensi