Professional Documents
Culture Documents
Menyetujui,
Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pofesi Ners
Ketua
I. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. S
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 75 Tahun
4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan :-
6. Alamat : Puruk Cahu
7. Status Perkawinan : Menikah
8. Agama : Islam
9. Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
10. Tgl Masuk RS : 3 Juli 2018
11. Diagnosa Medis : CKB (Cidera Kepala Berat)
12. No. Rekam Medik : 20 – xx – xx
13. Tanggal Pengkajian : 3 Juli 2018
2. Breathing
Pergerakan dinding dada simetris, terdapat otot bantu nafas, tampak jejas
dipunggung sebelah kanan, pasien terpasang NRM 12 liter dengan SPO2
95% RR 28x/m dan suara nafas crackles.
3. Circulation
Tampak raccoon eyes dimata sebelah kanan, akral teraba hangat, terdapat
sianosis di bibir, tidak terdapat edema diekstrimitas, CRT <2 detik, TD: 80/50
mmHg, N: 125x/m, S: 36,6 oC, SPO2: 95%.
4. Disability
Kesadaran : Semi komo, GCS:4 (E1 V1 M2), pupil anisokor di sebelah kanan,
refleks cahaya (+) dimata sebelah kiri, konjungtiva tampak anemis, refleks
babinski tidak ada, tonus otot tidak mampu melawan gravitasi
1111 1111
111 1111
2. A (allergies)
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap
obat maupun makanan.
3. M (Medication)
-
4. P (Past Ilness)
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit yaitu
hipertensi.
5. L (Last Meal)
Keluarga pasien mengatakan pasien kira-kira makan terakhir pukul 19.00
WIB dirumah.
6. E (Event)
Saat pasien keluar rumah tiba-tiba beberapa saat kemudian keluarga
mendapat kabar bahwa Ny. S mengalami kecelakaan dengan kronologis
yang tidak diketahui dengan jelas.
V. Data Fokus
1. Inspeksi
Keadaan umum pasien lemah dan terlihat pucat, pasien mengalami
penurunan kesadaran dengan GCS : 4 (E1 V1 M2), pupil anisikor sebelah
kanan, konjungtiva tampak anemis, terdapat sianosis di bibir, tampak luka
jahitan + 5 cm di kepala sebelah kanan, mulut pasien tampak kotor dengan
darah beku, SPO2 95%, pasien terpasang oksigen NRM 12 liter, tampak
sumbatan jalan nafas, pasien terpasang OPA, tampak jejas di punggung
sebelah kanan + 6 cm, tampak adanya otot bantu nafas, pasien terpasang
infus diekstrimitas atas sebelah kiri dengan RL 40 TPM, pasien terpasang
kateter dengan urin output + 1000 cc.
2. Palpasi
Akral teraba hangat, nadi 125x/menit, TD 80/50 mmHg, nyeri tekan tidak
diketahui karena pasien mengalami penurunan kesadaran.
3. Perkusi
Terdengar hipersonor dikedua lapang paru, saat diperkusi terdengar bunyi
pekak di jantung, terdengar bunyi timpani saat diperkusi dibagian abdomen
4. Auskultasi
Bunyi crackls, ronkhi dikedua lapang paru dan bising usus 8x/menit
ABSTRAK
Cedera kepala adalah cedera mekanik baik secara langsung atau tidak
langsung yang mengenai kepala mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur
tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak, serta
gangguan neurologis.Metode dasar dalam melakukan proteksi otak pada
pasien cedera kepala adalah dengan membebaskan jalan nafas dan
oksigenasi yang adekuat.Pemberian oksigen melalui masker sederhana
dan posisi kepala 30° merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi
cedera kepala sedang untuk melancarkan perfusi oksigen ke serebral
sehingga membantu peningkatan status kesadaran. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui GCS sebelum dan sesudah pemberian oksigen melalui
masker sederhana dan posisi kepala 30° serta menganalisis pengaruh
pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30°
terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Experimental dengan 30
responden. Uji yang digunakan adalah Wilcoxon Test. Hasil penelitian
menunjukan ada pengaruh pemberian oksigen masker sederhana dan
posisi kepala 30° terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien
cedera kepala sedang. GCS nilai rata-rata sebelum adalah 17,92 dan GCS
nilai rata-rata sesudah 14,09 dengan nilai p 0,009. Penelitian ini bersifat
aplikatif sehingga perlu direflikasi dan dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan gawat darurat dan monitoring.
ANALISIS PICO
P (Problem)
Pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30º
terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang dengan
sample pasien cedera kepala sedang yang dirawat di RSUD ULIN Banjarmasin
sebanyak 30 responden.
I (Intervention)
Peneltian ini menggunakan Quasi Experimental dengan jenis penilitian pretest dan
postest pada 30 responden dengan cidera kepala sedang. Intervensi dilakukan
sekali pertama dengan mengukur GCS terlebih dahulu lalu diberikan oksigen
dengan simple mask dan head elevasi 30º, kemudian GCS diukur kembali selama
24 jam.
C (Comperation)
Hasil penelitian yang dilakukan Noor khalilati (2014) bahwa pemberian oksigen
yang tepat pada pasien cedera kepala adalah dengan menggunakan masker
biasa, karena lebih efektif meningkatkan saturasi oksigen dibandingkan dengan
nasal kanul. menurut Summers,dkk (2009) untuk memaksimalkan oksigenasi perlu
pengaturan elevasi kepala lebih tinggi karena dapat memfasilitasi peningkatan
aliran darah keserebral, dimana pada posisi kepala 30º terjadi peningkatan aliran
darah ke otak (cerebral blood flow, CBF). Sedangkan dari penelitian ini
menggabungkan 2 intervensi dengan pemberian oksigen dengan masker
sederhana yang dilakukan oleh Noor khalilati (2014) dan pengaturan elevasi
kepala 300 yangdilakukan oleh Summers,dkk (2009).
O (Outcome)
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian oksigen masker sederhana
dan posisi kepala 30° terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera
kepala sedang. GCS nilai rata-rata sebelum adalah 10 dan GCS nilai rata-rata
sesudah 11 dengan nilai p value 0,009. Fokus utama pelaksanaan pasien yang
mengalami cidera kepala adalah pencegahan terjadinya cidera otak sekunder.
Pemberian oksigen dan memelihara tekanan darah yang baik dan adekuat untuk
mencukupi perfusi otak adalah hal yang paling utama untuk mencegah dan
membatasi terjadinya cidera otal sekunder. Oksigenisasi merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling mendasar, komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel dalam tubuh. Sedangkan, elevasi kepala untuk meningkatkan aliran darah ke
otak dan mencegah peningkatan TIK. Melakukan head elevasi tidak boleh lebih
dari 30º dengan rasional mencegah peningkatan resiko penurunan tekanan perfusi
serebral dan selanjutnya dapat memperburuk iskemia jika terdapat vasopasme.
Penelitian ini didukung oleh penelitian tentang “Pengaruh Terapi Oksigen
Menggunakan Non-Reabreating Mask Terhadap Tekanan Parsial CO2 Darah
pada Pasien Cedera Kepala Sedang dimana pada hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perlakuan terhadap 16 sampel pasien cks dari bulan Desember 2012
sampai Januari 2013 yang masuk IGD RS. DR. M Djamin Padang didapatkan nilai
rata-rata pCO2 sebelum dan sesudah terapi oksigen menggunakan NRM masing-
masing 32,06 ± 6,35 dan 39,00 ± 3,74. Nilai pH darah setelah pemberian terapi
ini 75% berada pada nilai normal , penelitian ini sesua dengan teori tekanan gas
campuran menurut Jhon Dalton bahwa tingginya fraksi inspirasi O2 akan
meningkatkan tekanan parsial gas tersebut yang dapat menurunkan tekanan
parsial CO2 dalam NRM, dan pada penelitian “Pengaruh terapi oksigenasi nasal
prong terhadap perubahan saturasi oksigen pasien cedera kepala di IGD RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO” Menyebutkan bahwa sebagian besar
responden datang ke RS dengan keadaan hipoksia ringan –sedang dengan SaO2
90%-<95%. Setelah pemberian oksigenasi nasal prong selama 30menit berada
dalam SPO2 95%-100%.