You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN

NUTRISI
D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Nama : Muhammad Eko Raheza
Nim : 34400216101

Dosen Pengasuh : Ns. Rika Yusnaini,S.Kep,M.kes

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang asuhan keperawatan pneumonia pada anak.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Sigli,……April 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................ 2


A. Definis Pneumonia ............................................................... 2
B. Etilogi ................................................................................... 2
C. Manisfestasi Klinis ............................................................... 3
D. Patofisiologi ......................................................................... 4
E. Klasifikasi ............................................................................ 9
F. Komplikasi ........................................................................... 9
G. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................... 9
H. Penatalaksaan ....................................................................... 10

BAB III : PENUTUP.................................................................................. 19


A. Kesimpulan ........................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya
menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun sudah ada
kemajuan dalam bidang antibiotic, pneumonia tetap merupakan penyebab keatian
keenam di Amerika Serikat.Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5
tahun, pada usia dibawah 2 bulan pneumonia berat ditandai dengan frekuensi
pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada
sebelah bawah kedalam.Pada usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, frekuensi
pernafasan sebanyak 50 kali/menit dan pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun
frekuensi pernafasan sebanyak 40 kali/menit.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi pneumonia ?
2. Bagaimana cara menjelaskan penyebab dan proses terjadinya
pneumonia ?
3. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada anak yang terkena
penyakit pneumonia ?
C. Tujuan
1. Menegtahui tentang penyakit pneumonia.
2. Menjelaskan penyebab dan proses terjadinya pneumonia.
3. Mengetahui asuhan keperawatan pneumonia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri,
virus, bahan kimia, inhalasi asap, debu, allergen,dan aspirasi isi lambung ; jaringan
paru berkosolidasi karna alveoli terisi oleh eksudat.(Susan Martin Tucker :
2008).Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
berusia dibawah 5 tahun ( balita ). Peradangan akut parenkim paru yang biasanya
berasal dari suatu infeksi, disebut pneumonia ( Mardjanis Said : 2002 ).

Penumonia adalah inflamasi parenkim paru.sebagian besar disebabkan oleh


mikroorganisme ( virus/ bakteri ) dan sebagian nkecil di sebabkan oleh hal lain (
aspirasi, radiasi dll). Pada pneumonia yang disebabkan oleh kuman , menjadi
pertanyaan penting adalah penyebab dari pneumonia ( virus atau bakteri). (Mary
M.Canobbio : 2008 ).Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang
terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul
sebagai penyakit primer dan dapat juga akibat penyakit komplikasi.

B. Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:

 Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus


aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza,
eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah
system pertahanan
 menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri tersebut segera
memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
 Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang

2
saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu pneumonia,
terutama pada anak-anak.
 Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang
diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis usia.
 Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans

C. Manifestasi Klinis ( RESPIROLOGI ANAK : Bambang supriatno : 2002 ).


Beberapa factor yang mempengaruhi pneumonia pada anak adalah imaturitas
anatomi dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas , gejala klinis yang
kadang-kadang tidak khas terutama pada bayi.

Gambaran klinis pneumonia pada anak bergantung pada berat ringan nya
infeksi ,

 Gejala infeksi umum , yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise ,


penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual muntah
atau diare

 Gejala gangguan respiratori yaitu batuk, sesak nafas,retraksi dada,


takipnea, nafas cuping hidung air hunger , merintih , dan sianosis

Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan


nyeri perutdan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya
menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat pada malam hari. Pada orang
tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak khas. Bayi dengan pneumonia lebih
banyak gejala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya tidur atau kehilangan nafsu
makan.

3
D. Patofisiologi ( Darmawan Budi Setyanto : 2002)

Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh


mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari
seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit
dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus. Penyebab paling
sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan
infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.

1. Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya
virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan
alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung
mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.
Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi
kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi
sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.

Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli


mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai
tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan
kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat
membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia
karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan
oleh virus.

Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus


influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan
metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia
kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga
berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).

4
2. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada
di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran
darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas
seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju
alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan
diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini
memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari
pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh
organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan
cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.

Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada


pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan
dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi
oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah
menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok
dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti
otak,ginjal,dan jantung.

Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding
dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.
Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah
Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri
atipikal.Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk pada
warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang
dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri
atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan
pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari
bakteri yang lain.

5
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada
hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering
disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling umum dari
pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain
penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram
negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram
negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni
termasuk bkan demam, menggigil, dan mual umumnya pada pneumoni yang
disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil, bakteri, dan cairan dari sekeliling
pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen.
Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah
menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok
dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti
otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-
paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang
dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni yang
disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif
dan bakteri atipikal.

Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk pada


warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang
dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri
atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan
pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari
bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan
pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus
pneumoniae, sering disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling
umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif
penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus.

Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada


bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan

6
pneumoni termasuk Haemophilus influenzae,Klebsiella
pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella
catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin
memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang
menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma
pneumoniae,dan Legionella pneumophila.

3. Jamur

Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin


terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan
AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi
dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang
disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus
neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.

Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai


Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika
Serikat bagian barat daya.

4. Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit
ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah
memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui
darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi
seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi
oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat
terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan
pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari
pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat
menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis

7
dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan
Ascariasis.

https://html2-f.scribdassets.com/6ch8x4kclc4t1nk6/images/1-
8a314ec9fd.jpg

8
E. Klasifikasi (Darmawan Budi Setyanto : 2002 )
Secara Garis Besar Pneumonia Dapat Dibedakan Menjadi 3 Yaitu:

1. Aspirasi pneumonia
Terjadi apabila tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru- paru.pada
bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau asi.

2. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur


Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri
sepertistreptococcus pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala
akanmuncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari
demam,batuk lalu sesak nafas.

3. Pneumonia akibat faktor lingkungan


Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi.bila tidak
segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan
selanjutnya menjadi pneumonia.

F. Komplikasi (Darmawan Budi Setyanto : 2002 )


1. Gangguan pertukaran gas
2. Obstruksi jalan napas
3. Gagal pernapasan pleura effusion (bactery pneumonia)

G. Pemeriksaan Diagnostik (Darmawan Budi Setyanto : 2002 )


a. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,
bronchial); dapat juga menyatakan abses).
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.

9
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

H. Penatalaksanaan (Darmawan Budi Setyanto : 2002 )

Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi
perawatan terutama berdasarkan berat ringan penyakit, missal nya toksis, distress
pernafasan, tidak mau makan atau minum, atau ada penyakit dasar yang lain,
komplikasi , dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonates dan bayi kecil
dengan kemungkinan klinis pneumonia harus di rawat inap.

Identifikasi dini mikroorganisme penyebab tidak dapat dilakukan karna tidak


tersedia uji mikrobiologis cepat.oleh karna itu , antibiotic dipilih berdasarkan
pengalaman empiris.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

I. Pengkajian
Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dengan pneumonia untuk
meminta pertolongan kesehatan adalh sesak napas,batuk,dan peningkatan
suhu tubuh / demam.

1. Riwayat penyakit saat ini :


Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Lakukan
pertanyaan yang ringkas sehingga jawaban yang diberikan klien hanya “Ya”
atau “Tidak” , atau hanya dengan anggukan dan gelengan kepala. Apabila
keluhan utama adalah batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa
lama keluhan batuk muncul ( onset ). Pada klien dengan pneumonia ,keluhan
batuk biasanya timbul mendadak dan tidak berkurang setelah meminum obat
batuk yang biasa ada di perasaan.
2. Riwayat Keluarga, tannyakan:
 Apakah ada keluarga yang menderita batuk
 Apakah ada keluarga yang menderita alergi
 Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru
3. Riwayat Lingkungan
 Apakah rumah dekat dengan pabrik
 Apakah banyak asap atau debu
 Apakah ada keluarga yang merokok
4. Riwayat pekerjaan, tanyakan :
 Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap
 Apakah bekerja di pabrik
 Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.

11
5. Pengkajian Fisik
a. Ispeksi:
 Amati bentuk thorax
 Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
 Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,
penggunaan otot Bantu pernapasan
 Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
 Gerakan dada
 Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
 Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun
b. Palpasi
 Gerakan pernapasan
 Raba apakah dinding dada panas
 Kaji vocal premitus
 Penurunan ekspansi dada
c. Auskultasi
 Adakah terdenganr stridor
 Adakah terdengar wheezing
 Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
d. Perkusi
 Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal
 Hipersonor , adanya tahanan udara
 Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
 Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
 Tympani, terisi udara.

6. Faktor Psikososial/Perkembangan
a. Usia, tingkat perkembangan.
b. Toleransi/kemampuan memahami tindakan.
c. Koping
d. Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua.

12
e. Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
7. Pengetahuan Keluarga, Psikososial
a. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia.
b. Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan.
c. Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya.
d. Koping keluarga
e. Tingkat kecemasan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia

Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

b. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya

Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat

c. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi)

d. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)

e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgi
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)

13
f. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : sputum: merah muda, berkarat
 Perpusi : pekak datar area yang konsolidasi
 Premikus : taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
 Bunyi nafas menurun : Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
g. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar

h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kroni
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari

Rencana pemulangan : bantuan dengan perawatan diri, tugas


pemeliharaan rumah

II. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea
bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak keseimbangan perfusi
ventilasi

Dx 1 : Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea


bronchial, peningkatan produksi sputum, ditandai dengan:
 Bunyi nafas tak normal.
 Dispnea, sianosis
 Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.

14
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
 Batuk teratasi
 Nafas normal
 Bunyi nafas bersih
 Tidak terjadi Sianosis
Intervensi :
1. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
R : Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan
2. Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi
nafas.
R : Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan

3. Ajarkan teknik batuk efektif


R : Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk
mempertahankan jalan nafas paten.

Implementasi :
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
2. Mengauskultasikan area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara
dan bunyi nafas
3. Mengajarkan teknik batuk efektif

Dx 2 :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen ditandai dengan:
 Dispnea
 Takikardia
 Sianosis
Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi
Kriteria hasil :
 Nafas normal
 Sianosis tidak terjadi

15
 Irama jantung normal

Intervensi :
1. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi.
R : Menciptakan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi

2. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.


R : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.

3. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan


R : Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

Implementasi :
1. memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi.
2. membantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.
3. membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

Dx 3: Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap


ditandai dengan:
 Nyeri dada
 Sakit kepala
 Gelisah
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Nyeri dada teratasi

2) Sakit kepala terkontrol

3) Tampak tenang

16
Intervensi :

1. Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk


R : nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga
dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis
2. Pantau tanda vital
R : Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila
alas an lain tanda perubahan tanda vital telah terlihat.

3. Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik


tenang/berbincangan.
R : Tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.

Implementasi :

1. Menentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk


2. Memantau tanda vital
3. Memberikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik
tenang/berbincangan

Dx 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak keseimbangan


perfusi ventilasi , ditandai dengan :

 Sakit kepala
 Dispnea

Tujuan :
 Mendemontrasikan Batuk Efektif Dan Suara nafas yang bersih
Kiteria hasil :
 Memelihara kebersihan paru-paru dari tanda – distres pernafasan
 Tidak ada sianosis ( mampu mengeluarkan sputum , mampu bernafas dengan
mudah

17
Intervensi :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
2. Lakukan fisiologi dada jika perlu
3. Auskultasi suara nafas.

Implementasi :

1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.


2. Melakukan Fisiologi Dada Jika Perlu
3. Mengauskultasi Suara Nafas

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumonia merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan


dengan pengisian alveoli dengan cairan.

Penyebab pneumonia adalah:

o Bakteri:
o virus
o Jamur:
o Protozoa

Agen penyebab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi ataupun aliran


darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran pernafasan
bawah. Kemudian timbul reaksi peradangan pada dinding bronkhus. Sel menjadi
radang berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi tersebut berlangsung
lama sehingga dapat menyebabkan atelektasis.

B. Saran

Disarankan kepada penderita pneumonia untuk menghindari faktor pencetus


dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah. Penderita pneumonia
disarankan untuk menghindari merokok, tidak meminum minuman yang
mengandung alkohol, dan menerapkan pola hidup sehat

19
DAFTAR PUSTAKA

Supriyatno Bambang , Dkk. 2005 . Buku ajar Respirologi, Bandung , IDAI

M. Canobbio Mary, Dkk . 2002 , Standar Perawatn Pasiean , Jakarta. EGC.

Arif muttaqin, 2004.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Pernapasan.Jakarta.( Salamba Medika )

20

You might also like