Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Biografi
a. Nama : Tn. R
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Golongan darah :-
d. Tempat & tanggal lahir : Kediri, 29 September 1950
e. Pendidikan terakhir : SD
f. Agama : Islam
g. Status perkawinan : Duda
h. Alamat : Desa Wedi, RT I, RW 01, Wedi, Kec.
Gedangan, Sidoarjo
2. Penanggung jawab
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan sulit tidur.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dikaji klien tidak merasakan adanya suatu penyakit. Tetapi setelah
diamati, tangan kanan klien sering bergerak tanpa kontrol (khorea). Setiap
menceritakan masa lalunya lansia selalu menangis tersedu – sedu. Klien selalu
mengungkapkan alasan klise bahwa hidup sudah digarisakan Tuhan, sambil
menangis.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah di rawat di RS Dr. Soetomo Kediri karena
hipertensi dan stroke pada tahun 1998 dan klien terdeteksi depresi lima tahun yang
lalu saat memeriksakan diri ke puskesmas. Klien merasa dirinya sudah tidak ada
lagi yang memperhatikannya dalam keluarga klien.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga klien ada yang memilki riwayat
hipertensi yaitu ibu.
5. Riwayat Merokok
Klien mengatakan bahwa klien merokok. Klien menghabiskan 12 batang
perharinya.
C. Riwayat Keluarga
1. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Lansia yang dirawat
D. Riwayat Pekerjaan
F. Riwayat Rekreasi
1. Hobbi/minat : Main sepak bola dan bulu tangkis serta menari
2. Keanggotaan dalam organisasi :-
3. Liburan/perjalanan : Keliling Jawa dan Sumatra sambil mencari
barang dagangan.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Respirasi : 18 x/menit
4. Ukuran TB/BB
TB : 153 cm
BB : 48 kg
5. Keluhan Fisik : Klien mengungkapkan sering pusing dan mudah lelah
6. Kepala : Rambut uban semua, benjolan tidak ada, kulit kepala tampak
kotor
7. Mata : Katarak (-), klien mengalami kesulitan jika menutup mata
kanan, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
8. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret
9. Telinga : Pendengaran baik, tidak ada serumen
10. Leher : Tidak ditemukan benjolan ataupun bendungan vena jugularis.
11. Penampilan : Tidak rapi dan ceria dengan ciri tubuh tinggi sedang kulit
agak gelap, rambut putih
12. Dada dan Paru-Paru :
I : Bentuk normal, simetris, gerakan simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor
A : Vesikuler.
13. Jantung :
I : Bentuk normal, simetris
P : Ictus Cordis pada IC 4-5 kiri
P : Pekak
A : S1 S2 normal
14. Abdomen
I : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
A : Bising usus 10 kali/menit
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
15. Persarafan : Adanya kelemahan pada nervus kranialis IV, VI, dan VII
16. Genetalia : Bersih dan normal, klien merasa masih mampu melakukan
aktivitas seksual.
17. Ektremitas atas dan bawah : Kelemahan pada ektremitas kanan (tangan
kanan khorea) kaki kanan kemampuan kontraksinya menurun. Otot quadrisep
femuralis mengecil. Ektremitas kiri dalam keadaan normal.
H. Pengkajian fungsional
1. Indeks Katz :
A : klien mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
2. Pola nutrisi dan metabolic
Klien minum utama air putih 5 gelas/hari ditambah teh. Klien tidak minum
kopi. Klien saat ini mengikuti puasa penuh. Makan 2 kali sehari dengan lauk
sesuai yang disediakan Panti. Semua makanan yang disediakan bisa dihabiskan.
Nafsu makan baik. Sebelum puasa lansia biasa makan 3x sehari.
3. Pola Eliminasi
BAB 1 kali sehari pagi, jumlah dan konsistensi normal. BAK 4-6 kali sehari
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Klien aktif beraktivitas seperti mengikuti kegiatan sosialisasi, ibadah dan
kegiatan lain yang dilaksanakan oleh panti. Klien merasa agak susah jika berjalan
karena kaki kanannya lemah dan keseimbangan tubuhnya kurang baik.
5. Pola Istirahat dan tidur
Klien tidak pernah tidur siang, malam klien biasa tidur pukul 01.00 malam dan
bangun pukul 3.00 pagi. Klien tidur 3-4 jam sehari. Klien sangat susah
memejamkan mata. Klien sering terbayang-bayang kesuksesan masa lalu dan rasa
bersalah akibat tidak bisa bertanggungjawab terhadap keluarga.
6. Personal hygiene
Kepala tampak kotor, hidung, telinga dan mulut bersih. Klien mandi 2 hari
sekali, klien menggosok giginya jarang-jarang Kuku kaki klien tampak kotor,
hitam dan panjang, dan kulit tampak bersisik, kulit klien tampak bersisik.
7. Pola Reproduksi
Klien mengatakan masih mempunyai keinginan sex terhadap lawan jenis.
Lansia masih bisa terangsang dan ereksi bila melihat tubuh wanita yang seksi.
Tetapi klien menyadari sekarang klien sudah ada di panti dan harus mengikuti
aturan yang ada.
8. Psikologis
a. Persepsi klien : Klien mengatakan bahwa dia memilih tinggal di Panti karena
merasa tidak perhatikan lagi di rumah, klien tidak mampu bekerja lagi dan
tidak memiliki dana yang cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga.
Klien mengatakan telah gagal dalam hidupnya. Tetapi klien menyadari bahwa
semua ini merupakan nasib dan garis hidup yang harus dijalani (diucapkan
sambil menangis). Saat pertama kali ditemukan klien berlari masuk ke dalam
kamar, saat diajak bicara tatapan mata klien sering beralih, Klien lebih sering
menunduk dan memegang tangan, tatapan mata klien terlihat kosong suara
klien pelan dan halus
b. Konsep diri klien : Klien merasa telah gagal mengahapi hidup.
c. Emosi : Klien menangis setiap menceritakan keadaan dirinya
dan riwayat kehidupannya. Klien suka bercanda dan tertawa.
d. Adaptasi : Klien cepat akrab dengan petugas. Lansia mengatakan
betah tinggal di Panti.
e. Mekanisme pertahanan diri : Rasionalisasi
9. Pola Keyakinan dan Nilai
Klien beragama islam sebelum sakit agak jarang sholat. Jarang ikut puasa
penuh. Sekarang lansia ikut puasa penuh dan sholat 5 waktu.
I. Terapi Obat
1. Heximer 2mg/8 jam
2. Risperidone 2mg/8 jam
3. Alprazolam 1mg/8 jam
4. B1 1/24jam
5. Paracetamol 1/24jam
K. ANALISA DATA
DO :
1. Pertama kali ditemui klien
berlari masuk ke dalam kamar.
2. Saat diajak bicara tatapan mata
klien sering beralih
3. Klien lebih sering menunduk
dan memegang tangan
4. Tatapan mata klien terlihat
kosong
5. Suara klien saat mengungkapan
terlihat pelan dan halus
DS :
2 klien mengatakan tidak bisa tidur. Dan Halangan Gangguan
hanya tidur 3-4 jam/hari. lingkungan pola tidur
DO :
berdasarkan penilaian skala geriatric
yesavage 12 (depresi), klien tampak
murung, melamun
DS : -
3 DO : Gangguan Defisit
1. Komunikasi kurang. fungsi kognitif perawatan
2. Perasaan bersalah yang diri
berkepanjangan.
3. Kepala tampak kotor, hidung,
telinga dan mulut bersih.
4. Klien mandi 2 hari sekali, klien
menggosok giginya jarang-
jarang
5. Kuku kaki klien tampak kotor,
hitam dan panjang, dan kulit
tampak bersisik, kulit klien
tampak bersisik.
L. Diagnose Keperawatan
1. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan pola kegagalan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
3. Defisit perawatan diri beehubungan dengan gangguan fungsi kognitif
M. INTERVENSI
No Tanggal Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Setelah dilakukan 1. Tetapkan 1. klien akan mau
tindakan hubungan saling mengungkapkan
keperawatan selama percaya perawat perasaan yang
3x24 jam klien terpendam yang
diharapkan terjadi 2. Tingkatkan beresiko
peningkatan harga interaksi sosial menimbulkan
diri dengan kriteria 3. Beri dorongan stress sehingga
hasil : terhadap dengan proses
1. Klien dapat aktivitas posistif katarsis beban
aktif dan kontak hidup klien akan
beraktivitas dengan teman berkurang
2. Klien dapat yang telah sehingga harga
berkomunikasi dilakukan diri klien akan
secara terbuka 4. Libatkan dalam menjadi semakin
dengan sesama aktivitas sosial, baik.
lansia ketrampilan dan 2. Meningkatkan
kejujuran serta intensitas
berikan hubungan
bimbingan sehingga
prilaku sesuai semakin banyak
norma. proses katarsis
yang dapat
dilakukan
dengan klien
3. mempertinggi
rasa percaya diri
klien sehingga
mampu
meningkatkan
harga diri klien
menciptakan
situasi hubungan
yang saling
membantu
4. Agar aktivitas
klien lebih
terarah dan
secara langsung
dapat
mengurangi
kesempatan klien
menyendiri yang
dapat
memunculkan
timbulnya stress
2 Setelah dilakukan 1. Monitor tidur 1. Mampu
tindakan pasien dan mengontrol tidur
keperawatan selama jumlah jam dengan benar
3x24 jam gangguan tidur 2. Mengetahui
pola tidur dapat 2. Jelaskan manfaat tidur
teratasi dengan pentingnya tidur yang adekuat
kriteria hasil : yang adekuat 3. Membantu klien
1. Jumlah jam 3. Sediakan agar mudah
tidur dalam fasilitas yang telelap
batas normal (6- mempertahanka 4. Klien dapat
8 jam/hari) n aktivtas rileks dan mudah
2. Pola tidur dan sebelum tidur ubtuk beristirahat
kualitas dalam 4. Ciptakan
batas normal lingkungan
3. Perasaan segar yang nyaman
sesusah tidur
3 Setelah dilakukan 1. Latih klien cara- 1. Mampu merawat
tindakan cara perawatan diri dapat
keperawatan selama kebersihan diri meningkatkan
3X24 jam klien 2. Jelaskan kebersihan diri
dapat mandiri dalam pentingnya klien
perawatan diri menjaga 2. Tergindar dari
dengan kriteria kebersihan diri bakteri
hasil: 3. Jelaskan alat- 3. Meningkatkan
1. Klien mampu alat untuk kebersihan diri
melakukan menjaga 4. Dapat merawat
kebersihan diri kebersihan diri diri dengan
secara mandiri 4. Latih pasien mandiri
2. Klien dapat mempraktekkan 5. Meningkatkan
berpenampilan cara menjaga kebersihan
rapi dan bersih kebersihan diri mandiri
N. IMPLEMENTASI
Tanggal 19 Juli 2018
NO Tanggal Implementasi Respon
1 19 Juli 1. Menetapkan hubungan DS : klien bersedia untuk melakukan
2018 saling percaya dengan interaksi dengan perawat
perawat DO : -
2. Meningkatkan DS : -
interaksi social DO : klien awalnya malu saat diajak
kenalan namun setelah bercakap-
cakap klien cepat akrab dengan
petugas
3. Memberi dorongan DS : klien mengatakan masih malu
terhadap aktivitas berinteraksi dengan lansia di panti
posistif dan kontak yang lain
dengan teman yang DO : saat diajak untuk berinteraksi
telah dilakukan dengan lansia lain , klien malah lari
ke kamar
4. Melibatkan dalam DS : klien mengatakan merasa
aktivitas sosial, sedikit senang dan mau untuk
ketrampilan dan diajarkan keterampilan
kejujuran serta berikan DO : klien terlihat malu saat terlibat
bimbingan prilaku dalam terapi aktivitas sosial
sesuai norma.
2. 19 Juli 1. Memonitor tidur DS : klien mengatakan bahwa tidak
2018 pasien dan jumlah tidur siang dan hanya tidur 3.5 jam
jam tidur di malam hari (24.30-04.00)
DO : -
2. Menjelaskan DS : -
pentingnya tidur DO : klien terlihat kurang fokus dan
yang adekuat tidak begitu memperhatikan
3. Menyediakan DS : -
fasilitas yang DO : klien tampak mulai nyaman
mempertahankan tidur
aktivitas sebelum
tidur
4. Menciptakan DS : klien berkata untuk mencoba
lingkungan yang tidak mengingat kenangan masa
nyaman lalunya saat masa sukses dan saat
tidak bertanggung jawab kepada
keluarganya.
DO : klien merapikan tempat tidur
3. 19 Juli 1. Melatih klien cara- DS : klien mengatakn mengerti cara
2018 cara perawatan perawatan diri yang diajarkan
kebersihan diri petugas seperti mandi 2x sehari,
sikat gigi minimal 3x sehari,
menjaga kebersihan tubuh seperti
ganti baju 2x sehari
DO : klien terlihat antusias saat
dijelaskan saat diajarkan bab
kebersihan diri
2. Menjelaskan DS : klien mengatakan mengerti
pentingnya menjaga pentingnya menjaga kebersihan
kebersihan diri DO : klien terlihat mengerti dan
paham
3. Menjelaskan alat- DS : klien menyebutkan alat-alat
alat untuk menjaga yang digunakan untuk menjaga
kebersihan diri kebersihat diri yaitu sabun, sampo,
sikat gigi, dan pasta gigi.
DO : klien menyebutkan alat untuk
menjaga kebersihan dengan bantuan
petugas
4. Melatih pasien DS: -
mempraktekkan DO : klien dapat mempraktekan cara
cara menjaga mandi, menyampo , dan menyikat
kebersihan diri gigi walaupun belum baik dan masih
dibantu petugas
O. EVALUASI
Tanggal 19 Juli 2018
No Dx Catatan Perkembangan (SOAP)
1. Harga diri S : klien bersedia untuk melakukan interaksi dengan perawat,
rendah mengatakan masih malu berinteraksi dengan lansia di panti yang
situasional lain. Dan mengatakan merasa sedikit senang dan mau untuk
diajarkan keterampilan.
O : klien awalnya malu saat diajak kenalan namun setelah
bercakap-cakap klien cepat akrab dengan petugas, saat diajak untuk
berinteraksi dengan lansia lain , klien malah lari ke kamar, klien
terlihat malu saat terlibat dalam terapi aktivitas sosial
2. Gangguan S : klien mengatakan bahwa tidak tidur siang dan hanya tidur 3.5
pola tidur jam di malam hari (24.30-04.00) dan untuk mencoba tidak
mengingat kenangan masa lalunya saat masa sukses dan saat tidak
bertanggung jawab kepada keluarganya
O : klien terlihat kurang fokus dan tidak begitu memperhatikan
penjelasan pentinganya tidur cukup, klien dapat merapikan tempat
tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tidur pasien dan jumlah jam tidur
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3. Sediakan fasilitas yang mempertahankan aktivtas sebelum
tidur
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Azis H. (1994). Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas. AKPER Dr. Otten.
Bandung. (Makalah)
Bouchard C, (1990). The Field of The Phisical Activity Science. Human Konetics Books.
Champaign.
Departemen Kesehatan R.I, (1995), Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta
Djojosugito. A.H.M (2000). Wujud Nyata Pelayanan Individu dari Profesi Perawat.
Bandung. (Makalah disampaikan dalam Munas PPNI VI).
Shadikin. dr. (1999). Modulasi Imunologi Pada Pemberian Aktivitas Dengan Metode DLF.
UNAIR. Surabaya.
Stevens P.J.M, F. Bordui, Van Der Weyde (1999), Perawatan Lanjut Usia, EGC, Jakarta