You are on page 1of 149

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak
secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan
mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin
meningkat, baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus terjamin, tidak beresiko, dan dapat memberi
kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus
memenuhi standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan klien beserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil
professional saat memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin
kerjasama dengan berbagai fihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan
secara komprehensif agar dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan
bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang
diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
globalisasi sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun
2009. Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui pendidikan, registrasi, seritifikasi, akreditasi dan pelatihan
berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum Sarjana Keperawatan
dan kurikulum profesi disusun setelah mempertimbangkan bahwa Kurikulum
inti Program Pendidikan Ners (Sarjana Keperawatan dan Ners) yang disahkan
pada tahun 1998 dan diberlakukan pada tahun 1999 sudah tidak sesuai dengan
perkembangan global. Dampak globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi berfikir,
dan budaya kompetisi/persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi dunia

Page 1 of 149
pendidikan. Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan
keperawatan. Saat ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin
meningkat, masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin canggih, dan selain itu
persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang kompeten,
sehingga dunia pendidikan keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan
yang kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun global.
Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan
perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi didalam
penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk
kepada misi Diknas untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif, mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan
(stakeholder), dan tuntutan dari organisasi profesi. Kurikulum yang disusun
lebih menitik beratkan kepada proses pembelajaran yang berorientasi kepada
mahasiswa (student center learning) dan berorientasi kepada kompetensi yang
harus dipunyai oleh lulusan, sehingga kurikulum yang disusun adalah
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang berstandar nasional maupun
internasional.
Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturan-
peraturan terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan dari organisasi profesi yang
mengharapkan lulusan berstandar internasional. Secara nasional, aturan-aturan
yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar SK
Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi
dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi; PP RI No
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 85 (3) bahwa
Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program diploma pada pendidikan
vokasi, sarjana, magister dan doktor pada pendidikan akademik dan spesialis
dan atau profesi pada pendidikan profesi. Semua peraturan diatas menjadi

Page 2 of 149
pedoman umum penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan materi
berdasarkan hasil analisis dan studi banding keberbagai institusi penyelenggara
pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama dengan organisasi profesi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tuntutan dari stakeholder: masyarakat,
rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/ institusi
pelayanan kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat profesional, digunakan
oleh penyusun kurikulum sebagai landasan pengembangan profil Ners di
masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan
kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003
dengan hasil tersusunnya standar kompetensi perawat profesional (ners).
Selanjutnya kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003,
menghasilkan draft tentang penyelenggaraan pendidikan ners yang berkualitas
menghasilkan ners yang kompeten. Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11
- 13 Maret menghasilkan kompetensi lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada
tanggal 23 - 24 April 2004 di Jakarta membahas Sisdiknas dan implikasinya
terhadap pendidikan tinggi keperawatan. Pada tanggal 23 - 25 Agustus 2004 di
Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas pendidikan Ners. Di Bandung pada
tanggal 20 - 23 November 2005 membahas kesiapan institusi pendidikan ners
untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global. Sebagai
puncak kegiatan, pada tanggal 4 - 6 Mei 2006 dilaksanakan lokakarya Nasional
AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan kurikulum pendidikan Ners.
Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan Tim KBK DIKTI Depdiknas
telah dilaksanakan pada 20 - 23 Pebruari 2007 di Jakarta, selanjutnya
dilaksanakan kegiatan serupa dan pelatihan-pelatihan lainnya agar tersusun
standar pendidikan utama dengan kemampuan minimal yang harus dicapai, baik
hard skills maupun soft skills oleh Ners di Indonesia.
Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills
dan soft skills. Kompetensi hard skill terkait penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan tehnis yang berhubungan dengan bidang ilmu
keperawatan, sedangkan kompetensi soft skills yang harus dimiliki oleh seorang

Page 3 of 149
Ners adalah: tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir kritis,
disiplin, leadership (kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif, komunikatif,
dapat bekerja dalam tim, antusias, bersikap asertif, dapat mengambil keputusan
dalam asuhan keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti, percaya diri, berprilaku etis,
mampu memecahkan permasalahan keperawatan, mempunyai jiwa
entrepreneurship, menghargai hasil karya orang lain, altruistik, lifelong
learning, conscience, dan mampu mengambil resiko (risk taking), dibawah
bimbingan preseptor/mentor.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan yang telah
dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi
tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di
berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan
tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga
mampu berkompetisi secara global.

B. Tujuan

Kurikulum ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dalam


penyelenggaraan program pendidikan ners dengan pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi. Tujuan lain adalah untuk mengarahkan upaya para
penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
benar untuk dapat menghasilkan ners yang cerdas, kompetitif dan
komprehensif.

Page 4 of 149
BAB II
KERANGKA KONSEP
PROGRAM PENDIDIKAN NERS

Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses


pembelajaran menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa
untuk menjadi seorang akademisi dan profesional. Landasan tumbuh kembang
kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah
keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan profesional
akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam proses
pembelajaran

1. Falsafah Keperawatan
Bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari pandangan ini
keperawatan meyakini paradigma dengan empat konsep dasar yaitu
manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
a. Manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara
seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan
memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya
dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai
tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan

Page 5 of 149
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan
memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat
secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan
keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap
lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.

b. Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksud lingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang
berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir.
Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk
saling membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan
secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan
yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.

Page 6 of 149
c. Sehat.
Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat
diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui
upaya-upaya promotif, preventif dan kuratif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.

d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi
kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang sakit dan yang
mengalami ketidak mampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut
dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi
pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi
didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.

2. Keperawatan Sebagai Profesi.

Page 7 of 149
Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya
profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan:” keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/ asuhan yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan
keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional
sebagai berikut. ”The unique function of the nurse is to assist the individual,
sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its
recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art,
it is also a science”
Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ;
“Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for
maintaining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating
the sick and disable. Nursing is a learn profession that both a science and art “
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: ”Nursing is primarily
assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peacefull death that he would
perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise

Page 8 of 149
the unique contribution of nursing to help the individual to be independent of
such assistance as soon as possible”
International Council of Nurses (2007) mendefinisikan; “Nursing
encompasses autonomous and collaborative care of indivuals of all ages,
families, groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing
includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing roles “
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin
antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan
pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup
pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan
keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter
institusi pelayanan kesehatan. Berbagai sifat pelayanan/asuhan keperawatan
baik yang bersifat saling bergantung antara pelayanan/asuhan profesional
(interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri (independen)
dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.

3. Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional


Sifat dan hakikat pelayanan/asuhan keperawatan bertujuan untuk
tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
optimal. Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh
tatanan pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di komunitas.
Sebagai pelayanan profesional, keperawatan mempunyai karakteristik
sebagai berikut (Schein E H 1972) :
a. Para profesional terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan
penghasilan sumber utama.

Page 9 of 149
b. Mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang
mantap terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta
ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang
lama.
d. Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan
klien.
e. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif
klien.
f. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri,
mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.
g. Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam
profesi dan batasan kewenangan profesi.
h. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
i. Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi
atau mencari klien.

4. Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi kurikulum


Program pendidikan ners dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan
proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan ners yang
memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional, berlandaskan pada
aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta akuntabel. Konsep yang
menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi dari kurikulum adalah:

a. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai konsep
yang mendasari keperawatan.

Page 10 of 149
b. Etika Keperawatan
Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan
antara yang benar dari yang salah, antara yang baik dari yang buruk. Budaya,
teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk
penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan
meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan
reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban seorang ners terhadap klien.

c. Keberagaman Budaya
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners haruslah
memperhatikan aspek keberagaman budaya. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care diversity
mengacu pada keberagaman dan/atau perbedaan dalam gaya hidup,
kepercayaan yang dianut, serta simbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang
berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien antara
ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.

d. Hubungan Ners - Klien


Hubungan ners-klien adalah suatu hubungan interpersonal yang profesional dan
terapeutik dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien. Hubungan profesional
ners dan klien didasarkan pada pemahaman bahwa klien adalah orang yang
paling tepat untuk membuat keputusan. Peran utama tim kesehatan adalah
memfasilitasi dan memberdayakan potensi internal klien. Dengan demikian,
hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak memiliki efek
yang negatif bagi klien.

e. Caring (Pengasuhan)
Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk yang
berhubungan dengan orang lain dalam memfasilitasi perkembangan seseorang.
Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman peserta didik
selama proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang mengalami
satu atau beberapa masalah kesehatan. Sudut pandang peserta didik dilatih dan

Page 11 of 149
ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien bukan hanya
sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi individualitas
secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritualitas dan keyakinan terhadap
aspek yang lebih tinggi dan yang diyakini telah menghidupinya. Diharapkan,
melalui proses pembelajaran menghadapi klien dengan sikap dan perilaku
caring, maka lulusan nantinya dapat memberikan pelayanan yang lebih
manusiawi dengan selalu memperhitungkan harga diri dan martabat klien.

5. Pendekatan Utama dalam Proses Pembelajaran


Untuk mencapai tujuan kurikuler, diperlukan beberapa pendekatan utama
dalam proses pembelajaran yaitu : (a) Menyelesaikan masalah secara ilmiah (b)
Pembelajaran berfokus pada peserta didik (c) Berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, dan (d) Berorientasi ke masa depan.

a. Menyelesaikan Masalah secara Ilmiah


Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem solving)
pada peserta didik ditumbuhkan dan dibina sejak dini melalui rangkaian
berbagai bentuk pengalaman pembelajaran secara terintegrasi. Hal ini
merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan
memahami dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan metode
utama yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan salah satu metode pendekatan dalam penyelesaian
masalah secara ilmiah, yang mulai dari pengkajian, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan, sampai dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut. Secara
terintegrasi ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, penalaran ilmiah,
berpikir alternatif dan kemampuan pengambilan keputusan secara benar.

b. Belajar Aktif dan Mandiri


Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan mandiri dibina sejak dini pada awal
pendidikan guna meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan belajar
sendiri, dan ditingkatkan secara bertahap sampai akhir pendidikan. Berbagai

Page 12 of 149
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus
menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan.
Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang
optimal senantiasa harus di fasilitasi dan ditingkatkan.

c. Pengalaman Belajar di Masyarakat


Pengalaman belajar di masyarakat merupakan masa adaptasi profesional.
Melalui pengalaman belajar di tatanan klinik dan pengalaman belajar lapangan
di komunitas, peserta didik mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di
masyarakat, melakukan sosialisasi professional, mengambil keputusan klinik,
lebih peka dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapi di masyarakat. Disamping itu ia terlatih dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang dihadapi klien, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai sumber dan
kemampuan yang ada di masyarakat. Sikap dan kemauan professional seorang
ners dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, ditumbuhkan dan
dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman
belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di masyarakat.

d. Berorientasi ke Masa Depan


Program pendidikan ners selalu mengorientasikan peserta didik pada
perkembangan ke masa depan dengan mengikuti perkembangan profesi,
perkembangan IPTEK, trends dan isu kesehatan, dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan global.

Page 13 of 149
BAB III
KURIKULUM INTI
PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI INDONESIA

Kurikulum inti program pendidikan ners terdiri dari kurikulum Sarjana


Keperawatan dan kurikulum profesi yang dikembangkan berdasarkan profil
lulusan yang diharapkan, kompetensi yang harus dimiliki dan dilengkapi
dengan bahan kajian yang terkandung dalam mencapai kompetensi tersebut.

A. PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN NERS


Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah
kurikulum berbasis kompetensi. Profil lulusan pendidikan ners telah dibuat
berdasarkan hasil lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah
sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan
kesehatan lainnya, termasuk organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) terhadap tampilan ners profesional yang diharapkan di
masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan
dalam penyusunan profil.

Profil lulusan Sarjana Keperawatan/Ners :


a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan) *)
b. Community Leader (Pemimpin di komunitas)
c. Educator (Pendidik)
d. Manager (Pengelola)
e. Researcher (Peneliti Pemula)

Keterangan *: Sarjana Keperawatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan


asuhan keperawatan.

B. Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Ners


Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum
inti pendidikan tinggi, sehingga kurikulum pendidikan sarjana keperawatan dan
program profesi disusun dengan elemen kompetensi sebagai berikut:

Page 14 of 149
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat

Page 15 of 149
BAB IV
KURIKULUM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN

Pengembangan kurikulum Sarjana keperawatan terdiri dari kurikulum inti dan


kurikulum institusi yang memuat kompetensi utama, pendukung dan lainnya
yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang
menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Keperawatan pada tabel 1

Tabel 1
Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan Sarjana
Keperawatan
KURIKULUM KURIKULUM
ELEMEN INTI INSTITUSIONAL
KOMPETENSI Kompetensi Utama Kompetensi Kompetensi
Pendukung Lainnya
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan 40% - 80%
Keterampilan ditetapkan oleh
3. Kemampuan Berkarya kalangan perguruan
4. Sikap dan Perilaku tinggi, dengan
Dalam Berkarya memperhatikan 20% - 40% 0% - 30%
5. Pemahaman Kaidah masukan
Berkehidupan masyarakat profesi
Bermasyarakat dan pengguna
lulusan.

Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi


penyelenggara program studi.

Page 16 of 149
A. Rumusan Kelompok Kompetensi
1. Kompetensi Utama
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang
memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama
pendidikan Sarjana Keperawatan di implementasikan dalam komposisi pengembangan
kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) yaitu 60%
disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS), sehingga seluruh institusi pendidikan
keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama.
2. Kompetensi Pendukung
Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan
ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (+ 20%).
3. Kompetensi lainnya
Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup,
dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (+
20%, sesuai issu global).

B. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan


Untuk mencapai profil lulusan Sarjana Keperawatan, perlu ditentukan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Keperawatan. Dibawah
ini terlihat kaitan profil dengan kompetensi lulusan.
Tabel 2.
Kaitan profil dengan kompetensi lulusan
Kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh lulusan
Profil Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Utama Pendukung Lainnya
1. Professional Care a. a. a.
Provider (Pemberi
pelayanan b. b.
keperawatan
c.

2. Community Leader a. a. a.
(Pemimpin di
komunitas) b. b.

c.

Page 17 of 149
a. a. a.
3. Educator (Pendidik)
b. b.
a. a. a.
4. Manager
(Pengelola) b. b.

5. Researcher (Peneliti a. a. a.
Pemula)
b. b.

C. Kompetensi Utama Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan


Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan
patokan dalam penentuan kompetensi utama yang harus dikuasai oleh sarjana
keperawatan di berbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia.
Kompetensi utama ini dijabarkan kedalam unit kompetensi.

1. Kompetensi utama Sarjana keperawatan:


a. Melakukan komunikasi secara efektif
b. Melaksanakan pendidikan kesehatan
c. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan*)
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik dan
komunitas*)
e. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan*)
f. Mampu menjalin hubungan interpersonal
g. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula
h. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
2. Unit Kompetensi Sarjana Keperawatan
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
c. Mampu membuat keputusan etik

Page 18 of 149
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik *)
e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
h. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya
pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
i. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat
j. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil
keputusan untuk dirinya *)
k. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
l. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif*)
m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
n. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
o. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
p. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan *)
q. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan *)
r. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
s. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)

Page 19 of 149
t. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
u. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. *)
v. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan.
w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan.
x. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
y. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Ket *) : belum memiliki kewenangan untuk melakukan.

D. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian


Kompetensi yang akan dicapai memerlukan bahan kajian yang membahas
pengetahuan dan keterampilan terkait yang sesuai. Dibawah ini digambarkan
bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari
kompetensi utama sarjana keperawatan .

BAHAN KAJIAN SETIAP UNIT KOMPETENSI

UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN


1.Mampu melakukan 1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam
komunikasi yang efektif Komunikasi Terapeutik
dalam memberikan asuhan 2. Konsep Komunikasi Terapeutik
3. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
4. Teknik Komunikasi Terapeutik
5. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada
berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi
6. Komunikasi dan kaitannya dengan Pelayanan
Kesehatan
7. Komunikasi dalam Konteks Sosial dan
Keaneka ragaman Budaya serta Keyakinan
8. Komunikasi Profesional dan Kaitannya
dengan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
9. Trend dan Issue Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan / Keperawatan

Page 20 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
2. Mampu menerapkan 1. Hukum dan Perundang-undangan Kesehatan
pengetahuan, kerangka etik 2. Sistem Kesehatan Nasional
dan legal dalam sistem 3. Etika dan Hukum Keperawatan
kesehatan yang berhubungan 4. Kode Etik Keperawatan
dengan keperawatan 5. Profesionalisme keperawatan
6. Kebijakan Pelayanan Kesehatan
3.Mampu membuat keputusan 7. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
etik 8. Otonomi, beneficience, non-maleficience,
justice, moral right, nilai dan norma
masyarakat
9. Ethical issue dalam praktik keperawatan :
10. Euthanasia, transplantasi organ, supporting
devices, aborsi, dll
11. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan :
12. Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri & limpahan), pertanggungjawaban,
dll
13. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
14. Pengambilan keputusan legal etis
15. Nursing advocacy
16. Telaah etis dalam keputusan manajemen

4. Mampu memberikan asuhan 1. Sistem Kesehatan Tradisional dan Modern


peka budaya dengan 2. Perilaku Kesehatan
menghargai etnik, agama atau 3. Metoda Pengumpulan Data Antropologi dan
faktor lain dari setiap pasien Sosiologi
yang unik *) 4. Pendekatan holistic care pada klien:
5. Pendekatan transcultural nursing
6. Pendekatan agama, kepercayaan,dan spiritual
dalam praktik keperawatan
7. Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas
perkembangan

5. Mampu menjamin kualitas 1. Metoda Keperawatan


asuhan holistik secara 2. Konsep Caring, Holisme dan Humanisme
kontinyu dan konsisten *) 3. Ilmu Keperawatan Dasar
4. Keperawatan Lintas Budaya
5. Spiritualitas/Religiusitas
6. Ilmu-ilmu Keperawatan Klinik & Komunitas
7. Teknologi Informasi dalam keperawatan
8. Manajemen Mutu
9. Anatomi,Biokimia,Biologi,Fisiologi,
10. Patofisiologi,Fisika,Kimia,Mikrobiologi,
11. Parasitologi,Patologi,Farmakologi,Gizi
12. Metodologi Pendidikan

Page 21 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
13. Hak dan Kewajiban Pasien
14. Prosedur Keperawatan
15. Komunikasi Terapeutik
16. Patient Safety
17. Infection Control
18. Psikologi Perkembangan
19. Konsep Perubahan
20. Konsep Kehilangan

6. Mampu menggunakan 1. Information Communication Technology in


teknologi dan informasi nursing :
kesehatan secara efektif - Menggunakan perangkat komputer dan
jaringan dalam mengakses teknologi
terkini dalam keperawatan dan kesehatan

- Klasifikasi intervensi dan outcome


keperawatan (NIC NOC)
7.Mampu menggunakan proses 1. Perspektif Keperawatan Maternitas dalam
keperawatan dalam Konteks Keluarga
menyelesaikan masalah klien 2. Peran Perawat Maternitas di Masyarakat
*) 3. Faktor resiko yang Mempengaruhi Kesehatan
Maternal
4. Lingkup Keperawatan Orang Dewasa
5. Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan
terhadap Praktek Keperawatan Orang Dewasa
6. Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga
7. Bermain pada anak
8. Pencegahan kecelakaan pada Anak
9. Bimbingan dan Penyuluhan pada Orang tua
10. Konsep Sakit dan Hospitalisasi pada Anak
11. Identifikasi Multiple Intelegence
12. Batasan dan Teori Penuaan
13. Issue dan kecenderungan Masalah Kesehatan
kelompok Lansia
14. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Lansia
15. Upaya Preventif dan Promotif untuk
Pemenuhan Kebutuhan dasar Fisik dan
Psikososial Lansia
16. Sumber dan Pendekatan Pendidikan
Kesehatan pada Lansia
17. Pengelolaan Kesejahteraan Lansia di Institusi
dan Masyarakat
18. Perspektif Keperawatan Kritis dan Gawat
Darurat
19. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem

Page 22 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
Kardiovaskuler
20. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock
dan Trauma Multisistem
21. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
22. Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan
Jiwa
23. Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam
Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa
24. Konsep Dasar Keluarga
25. Konsep keluarga, Trend dan Issue Kesehatan
keluarga
26. Teori Model Keperawatan di keluarga
27. Managemen Sumber daya Keluarga
28. Konsep Home Health of Nursing (Home
Care)
29. Proses Asuhan Keperawatan pada Keluarga
30. Jenis-jenis Tindakan Keperawatan pada
Berbagai Kasus Resiko Tinggi di Keluarga
31. Konsep Keperawatan Komunitas
32. Masalah Kesehatan di Indonesia
33. Aspek Keterkinian dalam Praktek
Keperawatan Komunitas
34. Puskesmas
35. Konsep PHBS
36. Konsep MTBS
37. Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan
Komunitas
38. Proses Keperawatan Komunitas
39. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesja, UKS)
40. Transisi pola penyakit
41. Epidemiologi dan Kependudukan
42. Manajemen mutu dan manajemen resiko
dalam asuhan keperawatan klien
43. Aplikasi Teori Model dalam Berbagai Situasi
Pelayanan
44. Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer
45. Manajemen asuhan : Pendekatan holistik,
preventif, promotif, karatif, restoratif,
rehabilitatif, consolation of the dying

8. Mampu memberikan 1. Konsep belajar sepanjang hayat


pendidikan kesehatan kepada 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
klien sebagai upaya 3. Teori pendekatan sosial dalam kesehatan
pencegahan primer, 4. Konsep dasar kesehatan

Page 23 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
sekunder dan tertier. 5. Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan
ekologi
6. Rancangan penyuluhan kesehatan
7. Metode evaluasi
9. Mampu berkontribusi untuk 1. Metoda pembelajaran
meningkatkan kemampuan 2. Teori berubah
sejawat 3. Team Building
4. Supervisi
5. Metoda Evaluasi
10. Mampu menjalankan fungsi 1. Pendekatan moral right dalam pengambilan
advokasi untuk keputusan
mempertahankan hak klien 2. Pendekatan etik dalam pengambilan keputusan
agar dapat mengambil 3. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
keputusan untuk dirinya *) kesehatan
11. Mampu menggunakan Self management of learning
prinsip-prinsip peningkatan 1. Proud to be nurse : confident, committed to,
kualitas berkesinambungan doing the best to keep nursing respected
dalam praktik 2. Domain profesi
3. Kompetensi
4. Otonomi dan kontrol profesi
5. Etika profesi
6. Standar profesi
7. Kesiapan perawat dan tatanan pelayanan
12. Mampu mendemonstrasikan 1. Fisika Keperawatan
keterampilan teknis 2. Anatromi dan fisiologi Keperawatan
keperawatan sesuai standar 3. Keterampilan-keterampilan teknis keperawatan
yang berlaku atau secara (keterampilan dasar dan keterampilan khusus
kreatif dan inovatif sehingga sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan
pelayanan yang diberikan pelayanan kesehatan.
efisien dan efektif*)
13.Mampu mengkolaborasikan 1. Konsep Collaborative
berbagai aspek dalam 2. Team work building
pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
14.Mampu melaksanakan terapi Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
modalitas sesuai dengan kondisi termasuk terapi komplementer
kebutuhan *)

15.Mampu mewujudkan 1. Kajian situasi pelayanan keperawatan :


lingkungan yang aman manajemen asuhan
secara konsisten melalui 2. Alur penanganan pasien
penggunaan strategi 3. Pengorganisasian pelayanan
menjamin kualitas dan 4. Mengelola pelayanan untuk pemenuhan
manajemen resiko kebutuhan dasar
5. Manajemen kasus ( termasuk coordinating and
colaborating care)
6. Kontrol kualitas asuhan keperawatan
7. Dinamika kelompok dan team building

Page 24 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN

16.Mampu melaksanakan 1. Pengertian dan luang lingkup K3


pelayanan kesehatan sesuai 2. Undang-undang K3 di Indonesia
dengan kebijakan yang 3. Bahaya lingkungan kerja dan evaluasinya
berlaku dalam bidang 4. Bahaya kimia di lingkungan kerja dan
kesehatan *) dampaknya terhadap kesehatan
5. Bahaya fisik di lingkungan kerja dan
dampaknya terhadap kesehatan
6. Ergonomi dan faal kerja
7. Biomonitoring
8. Konsep dasar kesehatan lingkungan
9. Penyediaan air bersih
10. Air buangan dan kesehatan
11. Pengelolaan limbah domestik dan medis
12. Manajemen pengendalian vektor
13. Sanitasi makanan
14. Toksikologi lingkungan
15. Perumahan dan pemukiman sehat
16. Intervensi Gizi Masyarakat
17. Keterlibatan dan Peran Tenaga Keperawatan
dalam Kebijakan Pemerintah di Bidang Gizi
Masyarakat

17.Mampu mengkolaborasikan 1. Penggolongan obat-obatan


pelayanan keperawatan *) 2. Farmakodinamika dan farmakokinetik
3. Indikasi dan kontra indikasi obat
4. Efek / efek samping obat
5. Interaksi Obat
6. Cara pemberian dan perhitungan dosis
7. Obat-obatan tradisional
8. Toxicologi obat
9. Zat gizi makro dan mikro
10. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
11. Kebutuhan Gizi Individu
12. Penilaian status gizi individu
13. Dasar-dasar Dietetika Klinik
14. Nutrisi pada Ibu Hamil
15. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
16. Konsep Dasar Ilmu gizi Masyarakat
17. Gizi dan Pangan Menurut Pendekatan
Kesehatan Masyarakat

18. Mampu memberikan 1. Dinamika kelompok (team building)


dukungan kepada tim asuhan 2. Directing
dengan mempertahankan 3. Kepemimpinan
akontabilitas asuhan 4. Motivasi
keperawatan yang diberikan 5. Komunikasi organisasional

Page 25 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
*) 6. Asertifitas
7. Pengelolaan konflik
8. Konsep dan proses berubah
9. Manajemen keperawatan sebagai sistem dan
proses
10. Konsep dasar kajian situasi
11. Kajian situasi dalam proses manajemen
12. Perencanaan: konsep perencanaan strategis
dan operasional
13. Perencanaan ketenagaan dan finansial
14. Pengelolaan waktu
15. Proses pengambilan keputusan
16. Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur
organisasi keperawatan serta model
pengorganisasian, pelayanan keperawatan dan
model penugasan)
17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan
penapakan karier)

19 .Mampu menggunakan 1. Ilmu Komunikasi


keterampilan interpersonal 2. Pengembangan Kepribadian
yang efektif dalam kerja tim 3. Kepuasan Pelanggan
dan pemberian asuhan 4. Pemasaran Keperawatan
keperawatan dengan 5. Psikologi Konsumen
mempertahankan hubungan 6. Konsep Kolaborasi, Kemitraan dan kerja Tim
kolaboratif *)

20.Mampu merancang, 1. Berpikir sistematis


melaksanakan proses 2. Identifikasi dan merumuskan masalah
penelitian sederhana penelitian
3. Literature dan Critical Review
4. Rancangan penelitian
21. Mampu memanfaatkan hasil 5. Pengembangan instrumen penelitian
penelitian dalam upaya 6. Pengumpulan data
peningkatan kualitas asuhan 7. Analisa data
keperawatan. 8. Interpretasi data
9. Desiminasi dan publikasi
10. Keperawatan sebagai ilmu dan seni
11. Trend and issues in nursing
12. Konsep Dasar Penelitian
13. Rancangan Penelitian
14. Penelitian Bidang Perawatan
15. Pengumpulan Data dan Analisa Data
16. Penulisan Karya Ilmiah
17. Proses berubah

22.Mampu mengembangkan 1. Berpikir kritis

Page 26 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
pola pikir kritis, logis dan 2. Open minded
etis dalam mengembang kan 3. Maturity
asuhan keperawatan

23.Mampu mengikuti 1. Information Communication Technology in


perkembangan ilmu dan nursing :
teknologi terkini di bidang - Menggunakan perangkat komputer dan
keperawatan dan kesehatan. jaringan dalam mengakses teknologi
terkini di bidang keperawatan dan
kesehatan
- Klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC)

24.Mampu mengembangkan 1. Konsep belajar sepanjang hayat


potensi diri untuk 2. Konsep berubah
meningkatkan kemampuan 3. Enterpreneurship dan pengembangan praktik
professional professional
4. Marketing keperawatan (internal dan
eksternal)
5. Issue terkini dalam pelayanan keperawatan

25. Mampu berkontribusi dalam 1. Standar profesi


mengembangkan profesi 2. Perlindungan profesi (manajemen risiko dan
keperawatan asuransi profesi)

E. Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan


Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Keperawatan ditetapkan dengan mengacu
kepada 60% kurikulum inti, yaitu 87 SKS ( dari 144 SKS ) terdiri dari 70 %
pengetahuan teori dan 30 % penerapan praktik (laboratorium, tatanan klinik dan
komunitas ), dengan masa studi 4 tahun ( 8 semester ).
Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi yang
mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20 % isu-isu global (
Misal: Perawatan HIV/AIDS, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT,
Entrepreuner , Bahasa Asing ) dan muatan lokal 20 % sesuai dengan keunggulan
institusi.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan pola
struktur terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk

Page 27 of 149
menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah
kesehatan yang dihadapi.
Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar
mandiri. Dalam kurikulum terintergrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi
satuan mata kuliah untuk mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit
kompetensi mempunyai bobot satu (1) satuan kredit semester (SKS).
Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan
berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar
manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara seri ,
paralel atau kombinasi.

Berikut ini dipaparkan contoh pengembangan kurikulum terintegrasi

Page 28 of 149
IKD 1 (3SKS)

IKD II (3SKS)

(2SKS)

(2 SKS)
Semester I

B. Indonesia
Agama (2 SKS)
IDK I (4SKS)

Kewarganegaraan
sampai dengan lansia

IDK II (4SKS)

IKD III (3SKS)

Inggris
Bahasa

(2 SKS)
Semester 2

ISD ( 2SKS)
Sist. Kardiovaskular (4SKS)

Sist. Respirasi (4SKS)

Sist. Imun Hematologi(3 SKS)

Inggris
Bahasa

(2 SKS)
Semester 3

Sist. Neuro behav. (4SKS)

Sist. Sensori Persepsi (2SKS)

Sist. Endokrin (3SKS)

Sist. Pencernaan(3SKS)
Semester 4

Kep. Komunitas I(2SKS)

Sist. Muskulo skleletal(2 SKS)

Sist. Integumen (2SKS)


Semester 5

Kep. Komunitas II (3 SKS)


DENGAN PENDEKATAN SISTEM

Sist. Perkemihan (2 SKS)

Sist. Reproduksi (4SKS)

Kep. Komunitas III (3 SKS)


Semester 6

Manajemen (2SKS)
7

Kegawat daruratan sistem I (3 SKS)


MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA

(2SKS)
(4SKS)

B. Inggris
Riset Kep
Semester
8

Kegawat daruratan sistem II (2SKS)


Skripsi
(4 SKS)
Semester
1. Pendekatan berdasarkan sistem tubuh pembahasan terintegrasi berdasarkan siklus kehidupan sejak pembentukan

Page 29 of 149
CONTOH PENDEKATAN BERDASARKAN SISTEM
SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 3 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 3 2 1 -
6. Ilmu Dasar Keperawatan I 4 3 1
Jumlah jam/mg = 13 + 6 = 19 jam 16 13 3

SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Ilmu Sosial Dasar 2 2 - -
2 B. Inggris 2 1 1 -
3 Ilmu Dasar Keperawatan II 4 3 1 -
4 Ilmu Keperawatan Dasar III 3 2 1 -
5 Sistem Kardiovaskuler 4 3 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 11 + 7 + 2= 20 jam 15 11 3.5 0.5

SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Respirasi 4 3 0.5 0.5
2 Sistem Imun dan Hematologi 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Neurobehaviour 4 3 0.5 0.5
4 Bahasa Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 9+5+6 = 20 jam 13 9 2.5 1.5

Page 30 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Sensori Persepsi 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Endokrin 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Pencernaan 3 2 0.5 0.5
4 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 7 + 3 +6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5

SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Muskuloskeletal 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Integumen 2 1 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 1 -
Jumlah jam/mg =4+4+4= 12 jam 7 4 2 1

SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Perkemihan 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Reproduksi 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 1 -
4 Manajemen Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 7+ 6+4= 17 jam 11 7 3 1

SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kegawatdaruratan system I 3 2 0.5 0.5
2 Riset Keperawatan 4 3 1 -
3 B. Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 6 + 5+2 = 13 jam 9 6 2.5 0.5

Page 31 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Kegawatdaruratan system II 2 1 0.5 0.5
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 + 1+18= 20 jam 6 1 0.5 4.5

Page 32 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester I

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical
issue) ; Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam
pembelajaran keperawatan

Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan

No Kompetensi blok 1 Bahan kajian Metoda


1 Menerapkan konsep Konsep berpikir kritis dalam Discovery learning
berpikir kritis dalam keperawatan (DL), Project Based
keperawatan learning (PjBL)
2 Menganalisis Sejarah keperawatan nasional dan Discovery learning
perkembangan sejarah internasional (DL), Project Based
keperawatan learning (PjBL)
3 Menganalisis prinsip- 1. Teori sistem Mini lecture, Case
prinsip pendekatan secara 2. Konsep berubah study, Small Group
holistik dalam konteks 3. Konsep holistic care : caring, Discussion (SGD)
keperawatan holisme, humanisme
4. Transcultural nursing/
(Keperawatan lintas budaya)
4 Menerapkan prinsip- 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Mini lecture, Case
prinsip legal etis pada : otonomi, beneficience, justice, study, Small Group
pengambilan keputusan non maleficience, moral right, Discussion (SGD)
dalam konsteks nilai dan norma masyarakat Discovery Learning
keperawatan 2. Isue etik dalam praktik (DL)

Page 33 of 149
keperawatan : Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
4. devices
5. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan : Malpraktik,
neglected,
6. pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban,
dll
7. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
8. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan legal etis
5 Memanfaatkan teknologi Aplikasi komputer (membuat blog, Demontrasi, PjBL
informasi dalam mengirim tugas melalui email,
pembelajaran keperawatan mencari bahan untuk tugas
pembelajaran melalui internet )

Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.

Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu :
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang

No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda


1 Menerapkan model konseptual Model konseptual keperawatan Mini Lecture,
keperawatan dalam berbagai (Virginia Henderson, Orem, Roy , Case studi, SGD
situasi Betty Newman, dll)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait Konsep, tahap, karakteristik, dan Discovery learning
dengan pertumbuhan dan tugas perkembangan (DL), Project Based
perkembangan manusia learning (PjBL)

Page 34 of 149
No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda
3 Menerapkan prinsip komunikasi 1. Teori Komunikasi Mini lecture, Case
sesuai dengan konsep tumbuh 2. Komunikasi Terapeutik study, Small Group
kembang 3. Penggunaan Komunikasi Discussion (SGD)
4. Terapeutik pada berbagai Discovery Learning
tingkat usia dengan berbagai (DL)
kondisi
5. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan
6. Trend dan Issue komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan /
Keperawatan
7. Komunikasi dalam konteks
sosial dan keanekaragaman
budaya serta keyakinan
4 Menerapkan prinsip pendidikan 1. Konsep belajar sepanjang Mini lecture, Case
dalam keperawatan sesuai hayat study, Small Group
dengan tumbuh kembang 2. Antropologi dan sosiologi Discussion (SGD)
kesehatan Discovery Learning
3. Teori pendekatan sosial (DL)
dalam kesehatan
PjBL
4. Konsep dasar kesehatan
5. Aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
6. Rancangan penyuluhan
Kesehatan
7. Metode evaluasi

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan I


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme didalam tubuh manusia mulai
dari tingkat sel sampai dengan tingkat organisme untuk mempertahankan kehidupannya
yang mencakup berbagai konsep dan prinsip biologi, anatomi, fisiologi, biokimia dan
fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai tumbuh kembang .

Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2. Mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator pemenuhan
kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang
Page 35 of 149
3. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit didalam sel dan
indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi didalam sel dan indicator
pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta
indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
1 Mengidentifikasi kehidupan 1. Introduksi sel Mini Lecture,Case studi,
sel sebagai unit fungsional 2. Ultra struktur sel SGD, Project Based
terkecil dari organisme 3. Jenis-jenis sel learning (PjBL)
4. Fungsi spesifik sel
5. Transport trans membrane
6. Reproduksi sel
7. Genetika
8. Homeostasis
2. Mampu mengenali proses 1. Proses oksigenasi Mini Lecture,Case studi,
pemenuhan oksigenasi 2. Anatomi sistem SGD, Project Based
didalam sel dan indikator kardiovaskuler learning (PjBL)
pemenuhan kebutuhan 3. Fisiologi sistem
oksigenasi sesuai tumbuh kardiovaskuler
kembang 4. Anatomi sistem pernafasan
5. Fisiologi sistem pernafasan
6. Listrik dan magnet dalam
sistem tubuh
7. Benda cair, cairan dan gas
dalam tubuh manusia
8. Tanda dan gejala kecukupan
oksigen
3 Mampu mengenali proses 1. Benda cair, cairan dan gas Mini Lecture,Case studi,
pemenuhan kebutuhan dalam tubuh manusia SGD, Project Based
cairan dan elektrolit 2. Keseimbangan cairan dan learning (PjBL),
didalam sel dan indikator elektrolit laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 3. Hormon-hormon terkait
cairan dan elektrolit sesuai dengan keseimbangan cairan
tumbuh kembang dan elektrolit
4. Keseimbangan asam basa
5. Tanda dan gejala kecukupan
cairan dan elektrolit
4 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem pencernaan Mini Lecture, Case
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistempencernaan study, SGD, Project
nutrisi didalam sel dan 3. Proses pemenuhan Based learning (PjBL),
indikator pemenuhan 4. Kebutuhan nutrisi sel laboratorium activities
kebutuhan nutrisi sesuai 5. Hormon-hormon terkait
tumbuh kembang dengan kebutuhan nutrisi
makro dan mikro nutrien
6. Metabolisme karbo hidrat,
lemak dan protein
7. Metabolisme purin,
pirimidin,porfirin
8. Pembentukan urea

Page 36 of 149
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
9. Keadaan kenyang dan puasa
10. Tanda dan gejala kecukupan
Nutrisi
5 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem urinari Mini Lecture,Case
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi ginjal study, SGD, Project
eliminasi tingkat sel dan 3. Anatomi sistem Based learning (PjBL),
organ serta indikator kardiovaskuler laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 4. Fisiologi sistem
eliminasi sesuai tumbuh kardiovaskuler
kembang 5. Anatomi sistem pernafasan
6. Fisiologi sistem pernafasan
7. Anatomi fisiologi kulit
8. Proses eliminasi sisa
metabolisme
9. Proses eliminasi sisa
pencernaan
10. Hormon-hormon terkait
dengan eliminasi
11. Tanda dan gejala masalah
eliminasi sisa metabolisme
dan sisa pencernaan

Mata Kuliah : Agama


Beban Studi : 2 SKS ( 2 Teori)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan kenyakinan yang melandasi manusia
untuk bersikap dan bertindak toleran dalam kehidupan sosial khususnya kerjasama antar
umat beragama dimasyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-konsep agama dan
kehidupan beragama di Indonesia. Penekanannya pada nilai kehidupan beragama yang
diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pemenuhan
kebutuhan spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan nilai/keyakinan
klien, dan peran sebagai pendidik untuk memberikan pendidikan spiritualitas klien dalam
melakukan pengelolaan kebutuhan spiritualitas klien baik diklinik maupun dimasyarakat.

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami konsep agama dan
prinsip kehidupan beragama sebagai landasan dalam melaksanakan praktik profesi.

Page 37 of 149
Bahan Kajian :
1. Konsep agama dan kehidupan beragama
2. Nilai dan keyakinan beragama
3. Dimensi beragama
4. Dimensi sosial keagamaan
5. Spiritual Care

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus dari mata kuliah ini adalah pemahaman tentang kehidupan berdemokrasi,
kebijakan publik, hubungan antar manusia, hubungan antar warganegara, wawasan
nusantara yang relevan dengan praktik keperawatan professional sebagai dasar perawat
dalam menjalankan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan profesional,
mengidentifikasi permasalahan terkait dengan hak azasi manusia dan kebijakan publik.

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami prinsip pendidikan
kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan praktik profesi.

Bahan Kajian :
1. Demokrasi
2. Kebijakan publik
3. Otonomi daerah
4. Hubungan antar manusia
5. Wawasan nusantara
6. Identitas nasional
7. Good governance
8. Geostrategi
9. Politik strategi nasional
10. Negara dan konstitusi

Page 38 of 149
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini memperalajari bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan dengan
menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa.

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :
1. Menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Membuat tulisan dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Membuat resume dalam bahasa Indonesia dari satu topik bahasan

Bahan Kajian :
1. Tata bahasa Indonesia
2. Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia
3. Cara membuat resume berbahasa Indonesia

Deskripsi Mata kuliah semester II

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah menggambarkan sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup
dan status kesehatan. Mata kuliah ini membahas tentang disiplin sosial budaya,
politik ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan
kemajuan IPTEK di bidang kesehatan yang sesuai dengan berbagai sosial budaya
untuk mempromosikan kesehatan yang akan digunakan dalam pengelolaan
keperawatan.

Page 39 of 149
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu :
1. Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi,
antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2. Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3. Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain

Bahan Kajian :
1. Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2. Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3. Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa.
4. Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5. Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6. Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan II


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme di dalam tubuh manusia
dalam mempertahankan fungsi-fungsi kehidupannya. Didalamnya mencakup
berbagai konsep biologi, anatomi, fisiologi, biokimia, dan fisika yang terjadi
dalam tubuh manusia sesuai dengan tumbuh kembang.

Kompetensi blok 4
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai
dengan tumbuh kembang
2. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai
dengan tumbuh kembang
3. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai
dengan tumbuh kembang

Page 40 of 149
4. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan
tumbuh kembang

No Kompetensi blok 4 Bahan kajian Metoda


1 Mengidentifikasi proses 1. Anatomi sistem muskuloskletal Mini Lecture,
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistem muskuloskletal Case study,
aktivitas dan latihan sesuai 3. Anatomi sistem saraf SGD, Project
dengan tumbuh kembang 4. Fisiologi sistem saraf Based learning
5. Jenis-jenis latihan (PjBL), Lab
6. Pengukuran ROM activities
7. Transport pasien
8. Body aligment
9. Mekanika gerak dan gaya

2 Mengidentifikasi proses 1. Sistem kekebalan tubuh Mini Lecture,


pemenuhan kebutuhan 2. Anatomi dan fisiologi sistem Case study,
aman dan nyaman sensorik SGD, Project
sesuai dengan tumbuh 3. Patient safety Based learning
kembang (Universal/isolated Precaution (PjBL), Lab
: sterilisasi, self protection) activities
4. Nosokomial infection
5. Transport pasien
6. Body aligment
7. Anatomi sistem saraf
8. Fisiologi sistem saraf
9. Mekanisme nyeri
10. Mekanisme perubahan suhu
tubuh
11. Panas
12. Bunyi dan cahaya

3 Mengidentifikasi proses 1. Anatomi sistem saraf Mini Lecture,


pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistem saraf Case study,
istirahat dan tidur sesuai 3. Siklus tidur SGD, Project
dengan tumbuh kembang 4. Irama sirkardian Based learning
(PjBL), Lab
activities

4 Mengidentifikasi proses 1. Anatomi sistem reproduksi Mini Lecture,


pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistem reproduksi Case study,
seksual sesuai dengan 3. Hormon-hormon terkait sistem SGD, Project
tumbuh kembang reproduksi Based learning
4. Pemenuhan kebutuhan seksual (PjBL)
5. Penyimpangan-penyimpangan
seksual

Page 41 of 149
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi : 3 Sks (2-1)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan :
maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.

Kompetensi blok 5 (Ilmu Keperawatan Dasar III)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa,
jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan

No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda


1 Merancang asuhan Kasus dengan keluhan klien Mini Lecture, Case
keperawatan pada kasus Konsep proses keperawatan: studi, SGD, Project
sederhana dengan 1. Pengkajian Based learning
pendekatan proses 2. Diagnose keperawatan (PjBL), Lab skills
keperawatan 3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
6. Pendokumentasian
2 Menjelaskan tentang 1. Perspektif dan falsafah Mini Lecture,Case
ruang lingkup keperawatan study, SGD,
keperawatan 2. Ruang lingkup keperawatan Project Based
maternitas, anak, orang 3. Tren dan Isu keperawatan learning (PjBL),
dewasa, jiwa dan 4. Konsep bermain pada anak, Lab skil
komunitas dalam reaksi hospitalisasi, dll
sistem pelayanan
kesehatan.
3 Mengaplikasikan 1. Konsep belajar sepanjang hayat Case studi, SGD,
prinsip pendidikan 2. Antropologi dan sosiologi Project Based
dalam keperawatan kesehatan learning (PjBL),
sesuai dengan tumbuh 3. Teori pendekatan sosial dalam Demonstrasi
kembang manusia kesehatan
dalam sistem pelayanan 4. Konsep dasar kesehatan

Page 42 of 149
No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda
kesehatan aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan
kesehatan
6. Metode evaluasi

Mata Kuliah : Sistem Kardiovaskuler


Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai tingkat usia manusia
mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan siklus jantung dan sirkulasi dalam sel sampai organ.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem kardiovaskuler dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah melalui beberapa
model belajar yang relevan dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar
mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 6 (Sistem kardiovaskuler)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem kardiovaskuler) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan memperhatikan aspek legal dan etis
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia.
3. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi masalah legal dan etis serta membuat keputusan etik pada pasien
dengan masalah pada sistem kardiovaskuler.

Page 43 of 149
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi 1. Patofisiologi pada sistem Mini Lecture, Case
asuhan keperawatan kardiovaskuler (kasus-kasus study, SGD, Project
dengan kasus gangguan kardiovaskuler yang sering Based learning
sistem kardiovaskuler terjadi pada berbagai tingkat (PjBL), Lab skills,
pada berbagai tingkat usia di daerah, nasional, mapping based
usia dengan regional dan internasional) learning
memperhatikan aspek 2. Pengkajian sistem
legal dan etis. kardiovaskuler
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem kardiovaskuler
4. Perencanaan/implementasi/eval
uasi keperawatan pada
gangguan sistem kardiovaskuler
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder , tetsier Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan pada masalah sistem kardiovaskuler study, SGD, Project
dengan kasus gangguan Based learning
sistem kardiovaskuler (PjBL), Lab skills
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
3 Menggunakan hasil- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal, Case
hasil penelitian dalam kardiovaskuler study, SGD
mengatasi masalah
kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
masalah legal dan etis otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
serta membuat maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
keputusan etik pada norma masyarakat
pasien dengan masalah 2. Isue etik dalam praktik
keperawatan : Euthanasia, aborsi
pada sistem 3. transplantasi organ, supporting
kardiovaskuler. devices

Page 44 of 149
4. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll
5. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus Otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
sistem kardiovaskuler norma masyarakat
pada berbagai tingkat 2. Nursing advocacy
usia
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada system
pada kasus dengan kardiovaskuler
gangguan sistem 2. Pemasangan infus
kardiovaskuler pada 3. EKG
berbagai tingkat usia 4. Terapi melalui intra vena
sesuai dengan standar 5. Punksi vena
yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan
pelayanan yang efisien
dan efektif

Deskripsi Mata kuliah semester III

Mata Kuliah : Sistem Respirasi


Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem respirasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan
dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel. Kegiatan
belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan pendekatan
asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan

Page 45 of 149
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.

Kompetensi blok 7 (Sistem Respirasi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem respirasi) mahasiswa
mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah respirasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi pada
berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

No Kompetensi blok 7 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, Mini Lecture,
keperawatan dengan kasus fisika dan biokimia system Case study, SGD,
gangguan sistem respirasi respirasi Project Based
pada berbagai tingkat usia 2. Patofisiologi pada sistem learning (PjBL),
dengan memperhatikan respirasi (kasus-kasus Lab skills ,
aspek legal dan etis. respirasi yang sering terjadi mapping based
pada berbagai tingkat usia di learning
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem respirasi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
5. Perencanaan/implementasi/
6. evaluasi keperawatan pada
gangguan sistem respirasi
7. Dokumentasi asuhan

Page 46 of 149
keperawatan
8. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem respirasi
(rujukan, PMO, Gakin,
Jamkesmas)

2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture,


pendidikan kesehatan tertier pada masalah sistem Case study, SGD,
dengan kasus gangguan respirasi Project Based
sistem respirasi pada learning (PjBL),
berbagai tingkat usia Lab skills
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal,
masalah penelitian yang sistem respirasi Discovery
berhubungan dengan Learning, Case
sistem respirasi dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah respirasi
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan respirasi (klasifikasi kasus sistem
keperawatan pada respirasi dan prioritas masalah
sekelompok klien dengan sistem respirasi)
gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika Case study, SGD,
advokasi pada kasus keperawatan : Otonomi, Problem Based
dengan gangguan sistem beneficience, justice, non learning (PBL)
respirasi pada berbagai maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
tingkat usia
2. Nursing advocacy

6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills


intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada sistem
pada kasus dengan pernafasan
gangguan sistem respirasi 2. Fisioterapi dada/ postural
pada berbagai tingkat usia drainage
sesuai dengan standar yang 3. Terapi O 2
4. Suctioning
berlaku, dengan berfikir 5. Perawatan WSD
kreatif dan inovatif 6. Nebulisasi
sehingga menghasilkan 7. Trakheostomi
pelayanan yang efisien dan
efektif

Page 47 of 149
Mata Kuliah : Sistem Imun dan hematologi
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi yaitu mekanisme pertahanan
tubuh; sel-sel darah dan mekanisme pembekuan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi
pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan
keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.

Kompetensi blok 8 (Sistem imun dan hematologi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 8 (sistem imun dan hematologi)
mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah imun dan hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku

Page 48 of 149
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 8 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, Mini Lecture, Case
keperawatan dengan kasus fisika dan biokimia sistem study, SGD, Project
gangguan sistem imun dan imun dan hematologi. Based learning
hematologi pada berbagai 2. Patofisiologi pada sistem imun (PjBL), Mapping
tingkat usia dengan dan hematologi (kasus-kasus based learning, Lab
memperhatikan aspek legal imun dan hematologi yang skills
dan etis. sering terjadi pada berbagai
tingkat usia di daerah,
nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian sistem imun dan
hematologi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem imun dan
hematologi
5. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan sistem imun dan
hematologi
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem imun dan hematologi
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan tertier pada masalah sistem imun study, SGD, Project
dengan kasus gangguan dan hematologi Based learning
sistem imun dan hematologi (PjBL), Lab skills
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal,
masalah penelitian yang sistem imun dan hematologi Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
imun dan hematologi dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah sistem imun dan
hematologi
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan imun dan hematologi (klasifikasi
keperawatan pada kasus dan prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan imun dan hematologi)

Page 49 of 149
gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus dengan otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
gangguan sistem imun dan maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
hematologi pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg masalah
kasus dengan gangguan sistem imun dan hematologi
sistem imun dan hematologi 2. AGD/Analisa Gas Darah
pada berbagai tingkat usia 3. Tourniket test
sesuai dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif

Mata Kuliah : Sistem Neurobehaviour


Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis tentang
sistem neurobehaviour sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam
kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan gangguan umum neurologi, serebrovaskular, neurovaskuler dan neuropsikologi.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis
dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem neurobehaviour dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah dengan memperhatikan
aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan
pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 9 (Sistem Neurobehaviour)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 9 ( Sistem Neurobehaviour )
mahasiswa mampu :

Page 50 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
neurobehaviour dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
neurobehaviour
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 9 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika Mini Lecture,
keperawatan dengan dan biokimia system Case study,
gangguan sistem neurobehaviour SGD, Project
neurobehaviour pada 2. Patofisiologi pada sistem Based learning
berbagai tingkat usia neurobehaviour (kasus-kasus (PjBL),
dengan memperhatikan neurobehaviour yang sering Mapping based
aspek legal dan etik terjadi pada berbagai tingkat usia learning, Lab
di daerah, nasional, regional dan skills
internasional)
3. Pengkajian sistem neurobehaviour
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem neurobehaviour
5. Perencanaan/implementasi/evalua
si keperawatan pada gangguan
sistem neurobehaviour
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
neurobehaviour (rujukan, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture,

Page 51 of 149
pendidikan kesehatan tertier pada masalah sistem Case study,
dengan kasus gangguan neurobehaviour SGD, Project
sistem neurobehaviour Based learning
pada berbagai tingkat usia (PjBL), Lab
dengan memperhatikan skills
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang neurobehaviour Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
imun dan hematologi dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah sistem
neurobehaviour
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study,
pengelolaan asuhan neurobehaviour (klasifikasi kasus dan SGD
keperawatan pada prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan neurobehaviour)
gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non SGD, Problem
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan Based learning
neurobehaviour pada norma masyarakat (PBL)
berbagai tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pemeriksaan fisik sistem neurologi
pada kasus dengan saraf kranial.
gangguan sistem 2. Pemeriksaan tingkat kesadaran.
neurobehaviour pada 3. Pemeriksaan status mental.
4. Pemeriksaan fisik khusus untuk
berbagai tingkat usia sesuai
dementia alzeimer, epilepsi.
dengan standar yang 5. Pemeriksaan EEG
berlaku, dengan berfikir 6. Persiapan pemeriksaan lumbal
kreatif dan inovatif punksi
sehingga menghasilkan 7. Persiapan pemeriksaan CT Scan,
pelayanan yang efisien dan kepala dan MRI
efektif 8. Persiapan pemeriksaan laboratorium
khusus kasus neurobehaviour.
9. Persiapan pemeriksaan ECT
10. Persiapan pemeriksaan Brain
mapping
11. Pengukuran tekanan intrakranial
(TIC)
12. Penangan kejang pada anak dan
dewasa.
13. Manajemen amuk / perilaku
kekerasan.
14. Managemen halusinasi/waham

Page 52 of 149
15. Manajemen krisis
16. Penatalaksanaan Terapi perilaku
17. Penatalaksanaan Terapi kognitif
18. Penatalaksanaan Terapi aktifitas
kelompok.
19. Penatalaksanaan pemberian
psikofarmaka
20. Penatalaksanaan Terapi bermain

Deskripsi Mata kuliah semester IV

Mata Kuliah : Sistem Persepsi Sensori


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem persepsi sensori sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi
berbagai aspek yang terkait dengan fungsi persepsi sensori yaitu penglihatan dan
pendengaran. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem
persepsi sensori dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian
masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa
dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 10 (Sistem persepsi sensori)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 10 (sistem Persepsi Sensori )
mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem persepsi
sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem persepsi
sensori pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

Page 53 of 149
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
persepsi sensori
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 10 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika Mini Lecture, Case
keperawatan dengan kasus dan biokimia system respirasi study, SGD,
gangguan sistem sistem 2. Patofisiologi pada sistem Project Based
persepsi sensori pada persepsi sensori (kasus-kasus learning (PjBL),
berbagai tingkat usia dengan sistem persepsi sensori yang Mapping based
memperhatikan aspek legal sering terjadi pada berbagai learning, Lab skills
dan etis. tingkat usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
3. Pengkajian sistem sistem
persepsi sensori
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem sistem persepsi
sensori
5. Perencanaan/implementasi/eval
uasi keperawatan pada
gangguan sistem persepsi
sensori
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
persepsi sensori (rujukan,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan tertier pada masalah sistem persepsi study, SGD,
dengan kasus gangguan sensori Project Based
sistem sistem persepsi learning (PjBL),
sensori pada berbagai Lab skills
tingkat usia dengan

Page 54 of 149
memperhatikan aspek legal
dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang persepsi sensori Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
sistem persepsi sensori dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah persepsi sensori
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan persepsi sensori (klasifikasi kasus
keperawatan pada dan prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan persepsi sensori )
gangguan sistem sistem
persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
persepsi sensori pada norma masyarakat
berbagai tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem persepsi sensori
sistem persepsi sensori 2. Irigasi mata
pada berbagai tingkat usia 3. Tetes mata
sesuai dengan standar yang 4. Irigasi telinga
berlaku, dengan berfikir 5. Tetes telinga
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif

Mata Kuliah : Sistem Endokrin (blok 11)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi
baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara

Page 55 of 149
mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui
proses belajar dan pencapaian kompetensi.

Kompetensi blok 11 (Sistem Endokrin )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (sistem endokrin ) mahasiswa
akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
endokrin
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem endokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endokrin pada
berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

No Kompetensi blok 11 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, Mini Lecture,
keperawatan dengan kasus fisika dan biokimia sistem Case study,
gangguan sistem endokrin endokrin SGD, Project
pada berbagai tingkat usia 2. Patofisiologi pada sistem Based learning
dengan memperhatikan aspek endokrin (kasus-kasus (PjBL), Lab
legal dan etis. endokrin yang sering terjadi skills, mapping
pada berbagai tingkat usia di based learning
daerah, nasional, regional dan

Page 56 of 149
internasional)
3. Pengkajian sistem endokrin
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
5. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem endokrin
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan dengan tertier pada masalah sistem Case study,
kasus gangguan sistem endokrin SGD, Project
endokrin pada berbagai Based learning
tingkat usia dengan (PjBL), Lab
memperhatikan aspek legal skills, mapping
dan etis. based learning
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang endokrin Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
endokrin dan menggunakan study, SGD
hasil-hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
pencernaan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study,
pengelolaan asuhan endokrin (klasifikasi dan prioritas SGD
keperawatan pada masalah kasus sistem endokrin)
sekelompok klien dengan
gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Case study,
advokasi pada kasus dengan : otonomi, beneficience, justice, SGD, Problem
gangguan sistem endokrin non maleficience, moral right, Based learning
pada berbagai tingkat usia nilai dan norma masyarakat (PBL)
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem endokrin
sistem endokrin pada 2. KH
berbagai tingkat usia sesuai 3. GDS
dengan standar yang berlaku, 4. Injeksi sub kutan
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif

Page 57 of 149
Mata Kuliah : Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakankan nutrien bagi kehidupan
melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga melibatkan kerja dari sistem
saraf, sistem endokrin dan sistem kardiovaskuler. Penggunaan nutrien didalam sel
dipengaruhi oleh keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung sistem
pencernaan juga mempunyai peranan penting didalam pemanfaatan nutrien.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 12 (Sistem Pencernaan )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 12 (system pencernaan) mahasiswa
akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
pencernaan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia

Page 58 of 149
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

No Kompetensi blok 12 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada sistem Mini Lecture, Case
keperawatan dengan kasus pencernaan (kasus-kasus study, SGD, Project
gangguan sistem pencernaan pencernaan yang sering Based learning
pada berbagai tingkat usia terjadi pada berbagai tingkat (PjBL), Lab skills,
dengan memperhatikan aspek usia di daerah, nasional, mapping based
legal dan etis. regional dan internasional) learning
2. Pengkajian sistem
pencernaan
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem pencernaan
4. Perencanaan/implementasi/ev
aluasi keperawatan pada
gangguan sistem pencernaan
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem pencernaan
(rujukan, Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan dengan tersier pada masalah sistem study, SGD, Project
kasus gangguan sistem pencernaan Based learning
pencernaan pada berbagai (PjBL), Lab skills,
tingkat usia dengan mapping based
memperhatikan aspek legal learning
dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal, Case
masalah penelitian yang sistem pencernaan study, SGD
berhubungan dengan sistem
pencernaan dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah pencernaan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan pencernaan (klasifikasi kasus
keperawatan pada sistem pencernaan dan prioritas
sekelompok klien dengan masalah sistem pencernaan)
gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis

Page 59 of 149
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Case study, SGD,
advokasi pada kasus dengan : otonomi, beneficience, justice, Problem Based
gangguan sistem pencernaan non maleficience, moral right, learning (PBL)
pada berbagai tingkat usia nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem pencernaan
sistem pencernaan pada 2. Pemasangan Nasogastric Tube
berbagai tingkat usia sesuai (NGT)
dengan standar yang berlaku, 3. Bilas lambung (gastric
dengan berfikir kreatif dan Lavage)
inovatif sehingga 4. Menentukan jenis dan jumlah
menghasilkan pelayanan yang kalori dalam diet
efisien dan efektif 5. Wash-out / Enema
6. Colostomy care

Mata Kuliah : Komunitas I


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep
keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan keluarga
pada tiap tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang baru
menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita, keluarga dengan
anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa dan masalah-masalah
keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan
belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Kompetensi blok 13 (Komunitas I)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa akan
mampu:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada asuhan
keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga yang
sesuai.

Page 60 of 149
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk merumuskan
masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan keluarga.
No Kompetensi blok 13 Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan konsep 1. Konsep keluarga Mini Lecture,Case
tersebut penerapannya pada 2. Konsep keluarga sejahtera studi, SGD, Project
asuhan keperawatan 3. Konsep keperawatan keluarga Based learning
keluarga 4. Ruang lingkup keperawatan (PjBL), Lab skills
keluarga
5. Trend dan isu keperawatan
keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga
sesuai kebutuhan tumbuh
kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga
dengan masalah kesehatan yang
lazim di Indonesia
2 Apabila diberi data kasus 1. Konsep asuhan keperawatan Mini Lecture,Case
keluarga, mahasiswa mampu keluarga study, SGD,
melakukan asuhan 2. Pengkajian keluarga Project Based
keperawatan keluarga 3. Perumusan masalah learning (PjBL),
keperawatan keluarga Lab skills
4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan
keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga
3
4
5
6
7
8
9

Page 61 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester V

Mata Kuliah : Sistem Muskuloskeletal (blok 14)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem muskuloskeletal sesuai tingkat usia manusia mulai dari
mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek
yang terkait dengan fungsi sistem muskuloskeletal dalam melindungi organ vital (otak,
jantung, paru), penyokong tubuh, memproduksi panas tubuh, reservoir sel-sel darah
merah matur, reservoir mineral penting, dan melakukan fungsi pergerakan tubuh.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 14 (Sistem Muskuloskeletal )


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (sistem muskuloskeletal)
mahasiswa akan mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
muskuloskeletal dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia
Page 62 of 149
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 14 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi 1. Patofisiologi pada sistem Mini Lecture, Case
asuhan keperawatan muskuloskeletal (kasus-kasus study, SGD,
dengan kasus gangguan musculoskeletal yang sering Project Based
sistem muskuloskeletal terjadi pada berbagai tingkat usia learning (PjBL),
pada berbagai tingkat di daerah, nasional, regional dan Lab skills
usia dengan internasional)
memperhatikan aspek 2. Pengkajian sistem
legal dan etis. muskuloskeletal
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem muskuloskeletal
4. Perencanaan/implementasi/evalua
si keperawatan pada gangguan
sistem muskuloskeletal
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan tersier pada masalah sistem study, SGD,
dengan kasus gangguan muskuloskeletal Project Based
sistem muskuloskeletal learning (PjBL),
pada berbagai tingkat Lab skills
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
3 Mengidentifikasi 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case
masalah-masalah 2. Hasil-hasil penelitian terkait study, SGD
penelitian yang sistem muskuloskeletal
berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal
dan menggunakan hasil-
hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
muskuloskeletal
4 Melakukan simulasi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan: Case study, SGD
pengelolaan asuhan Otonomi, beneficience, justice, non
keperawatan pada maleficience, moral right, nilai dan
sekelompok klien norma masyarakat
dengan gangguan sistem 2. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : Malpraktik, neglected,
muskuloskeletal pada 3. pertanggunggugatan (mandiri dan

Page 63 of 149
berbagai tingkat usia limpahan), pertanggungjawaban, dll
dengan memperhatikan 4. Pelindungan hukum dalam praktik
aspek legal dan etis 5. Keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis

5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,


advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
muskuloskeletal pada norma masyarakat
2. Nursing advocacy
berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada sistem
pada kasus dengan muskuloskeletal
gangguan sistem 2. Body movement / body mechanic
muskuloskeletal pada 3. Pain management
4. Ambulasi dini
berbagai tingkat usia
5. Fiksasi dan imobilisasi
sesuai dengan standar 6. Wound care
yang berlaku, dengan 7. ROM exercise
berfikir kreatif dan 8. Pijat bayi
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif

Mata Kuliah : Komunitas II


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas II adalah membahas konsep dasar
keperawatan gerontik, teori-teori biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual pada
proses penuaan dan standar keperawatan gerontik. Penerapannya pada asuhan
keperawatan gerontik pada lansia dengan masalah kesehatan fisik, psikososial, kultural
dan spiritual yang lazim; asuhan keperawatan gerontik pada lanjut usia menjelang ajal;
strategi promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia; dan dukungan terhadap orang
yang terlibat dalam perawatan lansia.

Kompetensi blok 16 (Komunitas II)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 16 Komunitas II mahasiswa akan
mampu :

Page 64 of 149
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
2. Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
3. Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4. Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia
di institusi

No Kompetensi blok 16 Bahan kajian Metoda


1 Bila diberi data kasus lansia 1. Konsep dasar keperawatan Mini Lecture,Case
di keluarga, peserta didik gerontik studi, SGD,
mampu menyusun rencana 2. Teori-teori penuaan Project Based
asuhan keperawatan lansia 3. Perubahan bio-psiko-sosial- learning (PjBL),
dengan menggunakan spiritual-cultural yang lazim Lab skills
konsep-konsep dasar terjadi pada proses menua
keperawatan gerontik dan 4. Komunikasi terapeutik pada
sesuai dengan langkah- sasaran lansia
langkah proses keperawatan 5. Asuhan keperawatan lansia
dengan gangguan biologis
6. Asuhan keperawatan lansia
dengan masalah psikososial
7. Asuhan keperawatan lansia
dengan masalah social
cultural
8. Asuhan keperawatan kritikal
pada lansia
9. Asuhan keperawatan lansia
menjelang ajal
10. Program nasional kesehatan
lansia
11. Terapi medik yang lazim
digunakan pada lansia
khususnya terkait masalah
hipertensi, gangguan
pernafasan (COPD/asma),
gangguan berkemih,
osteoporosis/osteoarthritis,
rasa sakit/nyeri, terapi cairan
serta hal-hal yang perlu

Page 65 of 149
diperhatikan untuk atau
selama lansia menggunakan
12. Program nasional kesehatan
lansia
13. Isu-isu, strategi dan kegiatan
untuk promosi kesehatan dan
kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang
yang terlibat merawat lansia
2 Bila diberi data kasus lansia 1. Konsep asuhan keperawatan Mini Lecture,Case
di kelompok, peserta didik kelompok study, SGD,
mampu menyusun rencana 2. Pengkajian kelompok Project Based
asuhan keperawatan lansia 3. Perumusan masalah learning (PjBL),
dengan menggunakan keperawatan kelompok Lab skills
konsep-konsep dasar 4. Diagnosis keperawatan kelg
keperawatan gerontik dan 5. Prioritas diagnosis
sesuai dengan langkah- keperawatan kelompok
langkah proses keperawatan 6. Perencanaan kep. Kelompok
7. Evaluasi kep. kelompok

Deskripsi Mata kuliah semester VI

Mata Kuliah : Sistem Perkemihan (blok 17)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Perkemihan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi Sistem Perkemihan . Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan
konsep Sistem Perkemihan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 17 (Sistem Perkemihan)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (Sistem Perkemihan ) mahasiswa
akan mampu :

Page 66 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 17 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi 1. Patofisiologi pada Sistem Mini Lecture, Case
asuhan keperawatan Perkemihan (kasus-kasus study, SGD, Project
dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan yang Based learning
Sistem Perkemihan pada sering terjadi pada berbagai (PjBL), Lab skills
berbagai tingkat usia tingkat usia di daerah,
dengan memperhatikan nasional, regional dan
aspek legal dan etis. internasional)
2. Pengkajian Sistem Perkemihan
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
4. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem perkemihan (rujukan,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer,sekunder, dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan tersier pada masalah Sistem study, SGD, Project
dengan kasus gangguan Perkemihan Based learning
Sistem Perkemihan pada (PjBL), Lab skills

Page 67 of 149
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case
masalah penelitian yang 2. Hasil-hasil penelitian terkait study, SGD
berhubungan dengan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan Perkemihan (klasifikasi kasus
keperawatan pada Sistem Perkemihan dan prioritas
sekelompok klien dengan masalah Sistem Perkemihan )
gangguan Sistem
perkemihan pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
perkemihan pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada sistem
pada kasus dengan perkemihan
gangguan sistem 2. Kateterisasi urin
perkemihan pada berbagai 3. Peritonial dialisa
tingkat usia sesuai dengan 4. Irigassi blas
standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif

Mata Kuliah : Sistem Reproduksi (blok 18)


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Reproduksi sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai bayi
baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait

Page 68 of 149
dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan reproduksi,
anatomi fisiologi sistem reproduksi, perkembangan seksualitas dan reproduksi, respon
seksualitas dan reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem
Reproduksi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 18 (Sistem Reproduksi)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 18 (Sistem Reproduksi ) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Reproduksi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

No Kompetensi blok 18 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi 1. Patofisiologi pada Sistem Mini Lecture,
asuhan keperawatan Reproduksi (kasus-kasus Sistem Case study, SGD,
dengan kasus gangguan Reproduksi yang sering terjadi Project Based
Sistem Reproduksi pada pada berbagai tingkat usia di learning (PjBL),
berbagai tingkat usia daerah, nasional, regional dan Lab skills
dengan memperhatikan internasional)
aspek legal dan etis. 2. Pengkajian Sistem Reproduksi
3. Diagnosa keperawatan pada

Page 69 of 149
gangguan Sistem Reproduksi
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
Reproduksi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan tersier pada masalah Sistem Case study, SGD,
dengan kasus gangguan Reproduksi Project Based
Sistem Reproduksi pada learning (PjBL),
berbagai tingkat usia Lab skills
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal,
masalah penelitian yang 2. Hasil-hasil penelitian terkait Case study, SGD
berhubungan dengan Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan Reproduksi (klasifikasi kasus Sistem
keperawatan pada Reproduksi dan prioritas masalah
sekelompok klien dengan Sistem Reproduksi )
gangguan Sistem
Reproduksi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
reproduksi n pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pemeriksaan ibu hamil
pada kasus dengan 2. PP test
gangguan sistem 3. Prosedur menolong persalinan
reproduksi pada berbagai 4. Resusitasi bayi baru lahir
tingkat usia sesuai dengan 5. Pemeriksaan fisik pasca prersalinan :
lochea, mamae, fundus uteri
standar yang berlaku, 6. Senam hamil
dengan berfikir kreatif dan 7. Senam psot partum
inovatif sehingga 8. Senam Kegel Exercise
menghasilkan pelayanan 9. Pemeriksaan payu dara (Sadari)
yang efisien dan efektif

Page 70 of 149
Mata Kuliah : Komunitas III
Beban Studi :
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan
komunitas, program-program kesehatan/kebijakan pemerintah dalam menanggulangi
masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam
konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan
komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja,
keperawatan di rumah (“homecare”), keperawatan jiwa masyarakat, jaminan mutu
layanan keperawatan komunitas dan isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas,
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Mata ajar ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam
keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di
Indonesia, dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
isu/kecenderungan yang terjadi; dan atau prasyarat untuk mengikuti mata ajar
keperawatan komunitas III. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, pembahasan
kasus dan praktikum.

Kompetensi Blok 19 (Komunitas III)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 19 Komunitas III mahasiswa akan
mampu :
1. Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan
komunitas dalam rentang sehat-sakit.
2. Apabila dihadapkan pada situasi area khusus praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan
kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah proses keperawatan
komunitas.

Page 71 of 149
No Kompetensi blok 19 Bahan kajian Metoda
1 Pada akhir pembelajaran, A. Pengantar kesehatan Mini Lecture, Case
mahasiswa mampu komunitas dan konsep dasar study, SGD,
merencanakan asuhan keperawatan komunitas Project Based
keperawatan komunitas 1. Pengertian kesehatan, Learning (PjBL),
dalam rentang sehat-sakit. indicator sehat, Lab skills
karakteristik dan perilaku
sehat
2. Kesehatan komunitas
3. Konsep dasar
keperawatan komunitas
B. Asuhan keperawatan
komunitas
1. Peran dan fungsi
keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan
komunitas
3. Program evaluasi :
definisi, tujuan, manfaat,
tahapan, metode/alat
4. Proses belajar mengajar di
komunitas
C. Program-program
kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah
kesehatan utama di Indonesia
1. Pemberantasan penyakit
menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman
2. Program pembinaan
kesehatan komunitas

2 Apabila dihadapkan pada 1. Konsep promosi kesehatan Mini Lecture, Case


situasi area khusus 2. Program promosi kesehatan Study, SGD,
praktek keperawatan 3. Konsep perawatan di rumah Project Based
komunitas, mahasiswa 4. Program perawatan di rumah learning (PjBL),
mampu menyusun 5. Konsep keperawatan Lab skills
rencana asuhan kesehatan sekolah
keperawatan komunitas 6. Asuhan keperawatan
fokus pada peningkatan kesehatan sekolah
kesehatan dan pencegahan 7. Program Usaha Kesehatan
penyakit minimal pada Sekolah
area sekolah dan 8. Konsep keperawatan
kesehatan kerja tersebut kesehatan kerja
dengan menggunakan 9. Asuhan keperawatan
langkah proses kesehatan kerja
keperawatan komunitas. 10. Program kesehatan kerja
11. Konsep kesehatan jiwa

Page 72 of 149
masyarakat
12. Asuhan keperawatan jiwa
masyarakat
13. Program kesehatan jiwa
masyarakat
14. Isu kecenderungan pada
empat area/setting praktek
keperawatan komunitas

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini membahas manajemen keperawatan yang meliputi manajemen pelayanan
keperawatan, manajemen asuhan keperawatan. Fokusnya pada penggunaan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan
keperawatan.

Kompetensi blok 20 (Manajemen Keperawatan)


Setelah menyelesaikan Mata Kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat
memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
2. Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan.
3. Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4. Melakukan simulasi pengarahan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
5. Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
6. Melakukan simulasi penyelesaian konflik pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
7. Melakukan simulasi penerapan teori perubahan pada pelayanan keperawatan

Page 73 of 149
No Kompetensi blok 20 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi pada 1. Konsep kepemimipinan: Mini Lecture,
penerapan gaya 2. Teori kepemimpinan Case Study, SGD
kepemimpinan yang efektif 3. Karakterisitik
saat memberikan pelayanan Kepemimpinan
keperawatan maupun asuhan 4. Gaya kepemimpinan
keperawatan.
2 Melakukan simulasi 1. Konsep perencanaan Mini
pembuatan perencanaan 2. Teori manajemen Lecture,Case
pelayanan keperawatan 3. Visi, misi, filosofi, tujuan, study, SGD
maupun asuhan keperawatan. sasaran
4. Analisa SWOT
5. Budgeting
6. Standar keperawatan
3 Melakukan simulasi Konsep pengorganisasian: Mini
pengorganisasian pelayanan 1. Struktur organisasi Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan 2. Job description, job analisis, study, SGD
job evaluasi
3. Staffing
4. Prinsip staffing
5. Pengembangan staf
4 Melakukan simulasi Konsep pengarahan Mini
pengarahan pelayanan 1. Pengarahan Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan 2. Pendelegasian study, SGD
keperawatan 3. Komunikasi
4. Supervisi
5. Kepemimpinan
5 Melakukan simulasi pada Konsep pengendalian Mini
pendelegasian pelayanan 1. Tehnik, fungsi Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan pengendalian study, SGD
keperawatan 2. Quality improvement
3. Performance Appraisal

Deskripsi Mata kuliah semester VII

Mata Kuliah : Keperawatan kegawatdaruratan sistem


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai

Page 74 of 149
sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai
lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan )
mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan,
kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem dan menggunakan hasil-
hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan I
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan,
kedaruratan I pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kegawat daruratan I pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Patofisiologi pada kasus syok, Mini Lecture,
keperawatan dengan kasus multi trauma dan over dosis Case study,
kegawatan, kedaruratan dan dan keracunan obat pada SGD, Project
kegawat daruratan terkait multi berbagai tingkat usia di daerah, Based Learning
sistem pada individu dengan nasional, regional dan (PjBL), Lab

Page 75 of 149
berbagai tingkat usia dengan internasional skills, mapping
memperhatikan aspek legal dan 2. Pengkajian sistem pada kasus based learning
etis. syok, multi trauma dan over
dosis dan keracunan obat
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
4. Perencanaan implementasi/
evaluasi keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
pada kasus syok, multi trauma
dan over dosis dan keracunan
obat (rujukan,Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan dengan tersier pada masalah pada kasus Case study,
kasus kegawatan, kedaruratan syok, multi trauma dan over dosis SGD, Project
dan kegawat daruratan terkait dan keracunan obat Based Learning
multi sistem pada individu (PjBL), Lab
dengan berbagai tingkat usia skills
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait pada Telaah jurnal,
masalah penelitian yang kasus syok, multi trauma dan over Case study,
berhubungan dengan dosis dan keracunan obat SGD
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait multi
sistem pada individu dengan
berbagai tingkat usia dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan

4 Melakukan simulasi Manajemen pada kasus syok, Case study,


pengelolaan asuhan multi trauma dan over dosis dan SGD
keperawatan pada sekelompok keracunan obat (klasifikasi pada
klien dengan kegawatan, kasus syok, multi trauma dan over
kedaruratan dan kegawat dosis dan keracunan obat dan
daruratan terkait multi sistem prioritas masalah pada kasus syok,
pada berbagai tingkat usia multi trauma dan over dosis dan
dengan memperhatikan aspek keracunan obat )

Page 76 of 149
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi 1. Prinsip-prinsip etika Case study,
pada kasus dengan gangguan keperawatan : otonomi, SGD, Problem
sistem kegawatan, kedaruratan beneficience, justice, non Based learning
dan kegawat daruratan pada maleficience, moral right, nilai (PBL)
berbagai tingkat usia dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan pada Lab skills
keperawatan pada kasus kegawatan, kedaruratan dan
dengan gangguan sistem kegawat daruratan
kegawatan, kedaruratan dan 1. Pengkajian kegawatan,
kegawat daruratan pada kedaruratan dan kegawat
berbagai tingkat usia sesuai daruratan
dengan standar yang berlaku, 2. Triase
dengan berfikir kreatif dan 3. BCLS
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif

Deskripsi Mata kuliah semester VIII

Mata Kuliah : Keperawatan kegawatdaruratan II


Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
sistem pada kelompok dan masyarakat sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai
dengan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi
pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 22 (Keperawatan kegawatdaruratan II)


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawadaruratan II)
mahasiswa akan mampu :

Page 77 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan
masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.

No Kompetensi blok 21 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan Patofisiologi pada kasus Mini Lecture,
keperawatan dengan kasus asidosis metabolik (DM, Luka Case study,
kegawatan, kedaruratan dan bakar), stroke pada periode SGD, Project
kegawat daruratan terkait akut, Head injury Based learning
multi sistem pada kelompok (PjBL), Lab
dan masyarakat dengan skills, mapping
berbagai tingkat usia dengan based learning
memperhatikan aspek legal
dan etis.

2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, Mini Lecture,


pendidikan kesehatan dengan dan tersier pada kasus Case study,
kasus kegawatan, kedaruratan asidosis metabolik (DM, Luka SGD, Project
dan kegawat daruratan terkait bakar), asidosis respiratorik Based learning
multi sistem pada kelompok (respiratory failure, henti (PjBL), Lab
dan masyarakat dengan nafas) stroke pada periode skills
berbagai tingkat usia dengan akut, Head injury
memperhatikan aspek legal

Page 78 of 149
dan etis.

3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal,


masalah penelitian yang kasus asidosis metabolik (DM, Case study, SGD
berhubungan dengan Luka bakar), asidosis
kegawatan, kedaruratan dan respiratorik (respiratory failure,
kegawat daruratan terkait henti nafas)stroke pada periode
multi sistem pada kelompok akut, Head injury
dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus asidosis Case study, SGD
pengelolaan asuhan metabolik (DM, Luka bakar),
keperawatan pada sekelompok asidosis respiratorik
klien dengan kegawatan, (respiratory failure, henti
kedaruratan dan kegawat nafas)stroke pada periode akut,
daruratan terkait multi sistem Head injury
pada kelompok dan
masyarakat dengan berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika Case study,
advokasi pada kasus dengan keperawatan : otonomi, SGD, Problem
gangguan sistem kegawatan, beneficience, justice, non Based learning
kedaruratan dan kegawat maleficience, moral right, nilai (PBL)
daruratan pada berbagai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi 1. Pengkajian pada kasus Lab skills
keperawatan pada kasus asidosis metabolik (DM,
dengan gangguan sistem Luka bakar), asidosis
kegawatan, kedaruratan dan respiratorik (respiratory
kegawat daruratan pada failure, henti nafas) stroke
berbagai tingkat usia sesuai pada periode akut, Head
dengan standar yang berlaku, injury
dengan berfikir kreatif dan 2. Managemen klien dengan
inovatif sehingga terpasang ventilator
menghasilkan pelayanan yang 3. Monitoring CVP
efisien dan efektif

Page 79 of 149
Mata Kuliah : Skripsi
Beban Studi : 4 sks
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari riset keperawatan yang
mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang harus
diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan penelitian dan
membuat laporan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian.

Tujuan Mata Kuliah:


Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi

Bahan Kajian :
1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif
2. Metoda Penelitian Kesehatan
3. Statistik
4. Sumber-sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku
teks ataupun jurnal dan webbsite sesuai topik penelitian

Daftar Pustaka
Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul
Gunakan website sesuai dengan topik bahasan :
 http://en.wikipedia.org
 http://yahoo.co.id
 http://google.com
 Proquest

Page 80 of 149
IKD 1 (4SKS)

(2SKS)

(2 SKS)

ISD ( 2SKS)
B. Indonesia
Semester I

IKD II (4SKS)

Agama (2 SKS)

Kewarganegaraan
Kebut. Oksigenasi (4 sks)
2

Kebut. Nutrisi (4 sks)

Inggris
Bahasa

(2 SKS)
Semester

IKD III (4 sks)

Kebut. Cairan dan Elektrolit (4 sks)

Kebut. Eliminasi (3 sks)

SKS)
Kebut. Istirahat dan Tidur (3 sks)
Semester 3

Bahasa Inggris (2
Kebut. Aktivitas dan Mobilisasi (3 sks)

Kebut. Aman dan Nyaman (4 sks)


Pendekatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia

Kebut. Konsep diri (4 sks)


Semester

Keperawatan Komunitas I (2 sks)

Kebut. Seksualitas (4 sks)


5

Kebutuhan Komunikasi (3 sks)


Semester

Kep. Komunitas II (3 SKS)

Kebut. Mekanisme Koping (3 sks)


6

(2SKS)
Inggris
Bahasa

Manajemen Keperawatan (2 sks)


DENGAN PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Semester

Kep. Komunitas III (3 SKS)


MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA

Komprehensif I (3 sks)
Riset

(2SKS)
Semester

Keperawatan
8

Komprehensif II (3 sks)
SKS)
Semester

Skripsi (4

Page 81 of 149
CONTOH STRUKTUR KURIKULUM PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR

SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 4 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 4 2 1 -
6. Ilmu Sosial Dasar 2 2 -
Jumlah jam/mg = 14 + 4 = 18 jam 16 14 2

SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Oksigenasi 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Nutrisi 4 3 0.5 0.5
3 Bahasa Inggris 2 2 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar III 4 3 1 -
Jumlah jam/mg = 11 + 4+4= 19 jam 14 11 2 1

SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Cairan & Elektrolit 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Eliminasi 3 2 0.5 0.5
3 Kebutuhan Istirahat&Tidur 3 2 0.5 0.5
4 Kebutuhan Aktivitas & Mobilisasi 3 2 0.5 0.5
5 Bahasa Inggris 2 2 -
Jumlah jam/mg = 11 +4+8 = 23 jam 15 11 2 2

Page 82 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Aman & Nyaman 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Konsep Diri 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 8 + 2+4 = 14 jam 10 8 1 1

SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Seksualitas 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Komunikasi 3 2 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 0.5 0.5
Jumlah jam/mg =7+3+6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5

SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Mekanisme Koping 3 2 0.5 0.5
2 Bahasa Inggris 2 2 - -
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 0.5 0.5
4 Manajemen Keperawatan 2 1 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 7+ 3+6= 16 jam 10 7 1.5 1.5

SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Praktik Komprehensif I 3 1 1 1
2 Riset Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 2 + 4+4= 10 jam 5 2 2 1

Page 83 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Praktik Komprehensif II 3 1 1 1
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 +2 +20 = 23 7 1 1 5
jam

Page 84 of 149
Deskripsi mata kuliah pendekatan berdasarkan pendekatan kebutuhan

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care ( konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing ); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical
issue); Nursing advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran
keperawatan

Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa akan mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks
Keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan

No Kompetensi blok 1 Bahan kajian Metoda


1 Menerapkan konsep Konsep berpikir kritis dalam Discovery learning
berpikir kritis dalam keperawatan (DL), Project Based
keperawatan learning (PjBL)
2 Menganalisis Sejarah keperawatan Discovery learning
perkembangan sejarah nasional dan internasional (DL), Project Based
keperawatan learning (PjBL)
3 Menganalisis prinsip- 1. Teori sistem Mini lecture, Case
prinsip pendekatan 2. Konsep berubah study, Small Group
secara holistik dalam 3. Konsep holistic care : Discussion (SGD)
konteks keperawatan caring, holisme, humanisme
dan
4. Transcultural nursing/
(Keperawatan lintas
budaya)
4 Menerapkan prinsip- 1. Prinsip-prinsip etika Mini lecture, Case
prinsip legal etis pada keperawatan : Otonomi, study, Small Group

Page 85 of 149
pengambilan beneficience, non Discussion (SGD)
keputusan maleficience, justice, moral Discovery Learning
dalam konsteks right, nilai dan norma (DL)
keperawatan masyarakat
2. Isue etik dalam praktik
keperawatan : Euthanasia,
transplantasi organ,
supporting devices, aborsi.
3. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan),
pertanggung jawaban, dll
4. Pelindungan hukum dalam
praktik keperawatan
5. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan
legal etis
5 Memanfaatkan Aplikasi komputer ( membuat Demontrasi, PjBL
teknologi informasi blog, mengirim tugas melalui
dalam pembelajaran email, mencari bahan untuk
keperawatan tugas pembelajaran melalui
internet )

Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II


Beban Studi : 4 Sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.

Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa akan mampu:
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang

Page 86 of 149
No Kompetensi blok Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan model Model konseptual keperawatan Mini Lecture ,Case
konseptual keperawatan (Virginia Henderson, Orem, Roy , Betty studi, SGD
dalam berbagai situasi Neuman, dll )
2. Menerapkan hal-hal yang Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas Discovery learning
terkait dengan pertumbuhan perkembangan (DL), Project Based
dan perkembangan manusia learning (PjBL)
3 Menerapkan prinsip 1. Teori komunikasi Mini lecture, Case
komunikasi sesuai dengan 2. Komunikasi terapeutik study, Small Group
konsep tumbuh kembang 3. Penggunaan komunikasi Discussion (SGD)
terapeutik pada berbagai tingkat usia Discovery Learning
dengan berbagai kondisi (DL)
4. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan.
5. Trend dan Issue komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
6. Komunikasi dalam konteks sosial
dan keanekaragaman budaya serta
keyakinan
4 Menerapkan prinsip 1. Konsep belajar sepanjang hayat Mini lecture, Case
pendidikan dalam 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan study, Small Group
keperawatan sesuai dengan 3. Teori pendekatan sosial dalam Discussion (SGD)
tumbuh kembang kesehatan Discovery Learning
4. Konsep dasar kesehatan aspek (DL)
sosial budaya serta hubungannya
PjBL
dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan Kesehatan
6. Metode evaluasi

Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III


Beban Studi : 3 Sks (2-1)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif keperawatan :
maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.

Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa akan mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa,
jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.

Page 87 of 149
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan

No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda


1 Merancang asuhan Kasus dengan keluhan klien Mini Lecture,Case
keperawatan pada Konsep proses keperawatan: studi, SGD,
kasus sederhana a. Pengkajian Project Based
dengan pendekatan b. Diagnose keperawatan learning (PjBL),
proses keperawatan c. Perencanaan Lab skills
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
f. Pendokumentasian
2 Menjelaskan tentang a.Perspektif dan falsafah Mini Lecture,Case
ruang lingkup keperawatan study, SGD,
keperawatan b. Ruang lingkup keperawatan Project Based
maternitas, anak, orang c. Tren keperawatan learning (PjBL),
dewasa, jiwa dan d. Isu keperawatan: Lab skills
komunitas dalam (Konsep bermain pada anak,
sistem pelayanan reaksi hospitalisasi, dll)
kesehatan.
3 Mengaplikasikan a. Konsep belajar sepanjang Case studi, SGD,
prinsip pendidikan hayat Project Based
dalam keperawatan b. Antropologi dan sosiologi learning (PjBL),
sesuai dengan tumbuh kesehatan Demonstrasi
kembang manusia c. Teori pendekatan sosial
dalam sistem pelayanan dalam kesehatan
kesehatan d. Konsep dasar kesehatan
aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
e. Rancangan penyuluhan
kesehatan
f. Metode evaluasi

Mata Kuliah : Kebutuhan Oksigenasi


Beban Studi : 5 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kebutuhan oksigenasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,

Page 88 of 149
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.

Kompetensi blok 6
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan oksigenasi mahasiswa akan
mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan
oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
oksigenasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi

No Kompetensi blok 6 Bahan kajian Metoda


1 Melakukan simulasi asuhan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, Mini Lecture,
keperawatan dengan kasus fisika dan biokimia Case study, SGD,
gangguan kebutuhan oksigenasi. Project Based
oksigenasi pada berbagai 2. Patofisiologi pada kebutuhan learning (PjBL),
tingkat usia dengan oksigenasi (kasus-kasus Lab skills ,
memperhatikan aspek legal oksigenasi yang sering terjadi mapping based
dan etis. pada berbagai tingkat usia di learning
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3. Pengkajian kebutuhan
oksigenasi
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan oksigenasi
5. Perencanaan/implementasi/ev
aluasi keperawatan pada
gangguan kebutuhan
oksigenasi
6. Dokumentasi asuhan

Page 89 of 149
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan kebutuhan
oksigenasi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi 1. Pencegahan primer dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan sekunder pada masalah Case study, SGD,
dengan kasus gangguan kebutuhan oksigenasi Project Based
kebutuhan oksigenasi pada 2. Pencegahan tertier pada learning (PjBL),
berbagai tingkat usia masalah kebutuhan Lab skills
dengan memperhatikan oksigenasi
aspek legal dan etis.

3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait Telaah jurnal,


masalah penelitian yang kebutuhan oksigenasi Case study, SGD
berhubungan dengan
kebutuhan oksigenasi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah oksigenasi
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Case study, SGD
pengelolaan asuhan kebutuhan oksigenasi
keperawatan pada (klasifikasi kasus kebutuhan
sekelompok klien dengan oksigenasi dan prioritas
gangguan kebutuhan masalah sistem respirasi)
oksigenasi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika Case study, SGD,
advokasi pada kasus keperawatan : otonomi, Problem Based
dengan oksigenasi pada beneficience, justice, non learning (PBL)
berbagai tingkat usia maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan 1. Pengkajian pada oksigenasi Lab skills
intervensi keperawatan 2. Fisioterapi dada/ postural
pada kasus dengan drainage
gangguan oksigenasi pada 3. Terapi O 2
berbagai tingkat usia sesuai 4. Suctioning
5. Perawatan WSD
dengan standar yang
6. Nebulisasi
berlaku, dengan berfikir 7. Trakheostomi
kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan
efektif

Catatan :
Untuk deskripsi kebutuhan yang lain perlu dilengkapi oleh masing-masing institusi

Page 90 of 149
BAB V
KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI

Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk


mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan
keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000
pasal 2 ayat 2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.

Program pendidikan profesi dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana


keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS atau setara magister ( SK.
Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2).
Pendidikan profesi keperawatan merupakan program adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secarabertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.

Pengembangan kurikulum pendidikan profesi terdiri dari kurikulum inti dan


kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi
keperawatan yang menyelenggarakan program Pendidikan Profesi. Kurikulum
institusi pendidikan profesi terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan 40%
kurikulum yang mencirikan institusi, sehingga seluruh institusi pendidikan
profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.

Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 – 3 semester dengan
perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 4 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam,
maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304 : 48 jam).

Page 91 of 149
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi
Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai :
1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care Provider)
2. Manajer
3. Community Leader

B. Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi


Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan
patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang ners di berbagai
institusi penyelenggara pendidikan ners di seluruh Indonesia. Kompetensi ini dijabarkan
kedalam unit kompetensi.
1. Kompetensi Pendidikan Profesi
a. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal
b. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di tatanan klinik dan komunitas
dengan menggunakan hasil penelitian , serta menerapkan aspek etik dan legal
dalam praktik keperawatan
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
d. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
2. Unit Kompetensi Pendidikan Profesi
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan
b. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab
d. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
ditatanan klinik dan komunitas
e. Mampu menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien yang unik
g. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien

Page 92 of 149
h. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan
j. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten
k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
r. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan
t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif
v. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan
kebutuhan klien
w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara berkelompok
y. Mampu mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok
Page 93 of 149
z. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
aa. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota timnya
bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan

C. Kaitan Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian

NO KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI AREA PENCAPAIAN


1. Berkomunikasi secara 1. Mampu melakukan komunikasi Diseluruh area praktik
efektif dalam menjalin yang efektif dalam pemberian keperawatan
hubungan inter personal asuhan keperawatan

2. Mampu menggunakan keterampilan


interpersonal yang efektif dalam
kerja tim

3. Mampu menggunakan teknologi


dan informasi kesehatan secara
efektif dan bertanggung jawab

2. Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses Di area keperawatan


keperawatan keperawatan dalam menyelesaikan medikal bedah, anak,
professional di tatanan masalah klien maternitas, dan jiwa.
klinik dengan
menerapkan aspek etik 2. Mampu menggunakan langkah- Diseluruh area praktik
dan legal langkah pengambilan keputusan etis keperawatan
dan legal

3. Mampu memberikan asuhan peka


budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap
klien yang unik

4. Mampu mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien

5. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis keperawatan
yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif

6. Mampu mengembangkan pola pikir


kritis, logis dan etis dalam
Page 94 of 149
mengembangkan asuhan Di area keperawatan
keperawatan jiwa, gerontik, keluarga,
dan komunitas.
7. Mampu memberikan asuhan yang
berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten

8. Mampu menggunakan teknologi Di area manajemen


dan informasi kesehatan secara keperawatan
efektif

9. Mampu menjalankan fungsi


advokasi untuk mempertahankan
hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya

10. Mampu menggunakan prinsip-


prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam praktik

11. Mampu mempertahankan


lingkungan yang aman secara
konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan
manajemen resiko

12. Mampu melaksanakan pelayanan


kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang
kesehatan

13. Mampu memberikan dukungan


kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan

14. Mampu mewujudkan lingkungan


bekerja yang kondusif

15. Mampu mengembangkan potensi


diri untuk meningkatkan
kemampuan professional

16. Mampu berkontribusi dalam


mengembangkan profesi
keperawatan
17. Menggunakan hasil penelitian
untuk diterapkan dalam pemberian

Page 95 of 149
asuhan keperawatan
3 Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses Di area keperawatan
keperawatan keperawatan dalam menyelesaikan gerontik, keluarga, dan
professional di tatanan masalah klien di tatanan komunitas komunitas.
komunitas
2. Mampu bekerjasama dengan unsur
terkait di masyarakat dalam
menerapkan asuhan keperawatan
komunitas

3. Mampu mengembangkan program


yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif
preventif, kuratif dan rehabilitatif

4. Mampu melaksanakan terapi


modalitas/ Komplementari sesuai
dengan kebutuhan klien

4. Mengaplikasikan 1. Mampu merencanakan kebutuhan Keperawatan Medikal


kepemimpinan dan ruangan keperawatan secara Bedah, Anak, Jiwa dan
manajemen keperawatan berkelompok Komunitas

2. Mampu mengorganisasikan
manajemen ruangan keperawatan
secara berkelompok

3. Mampu mencegah dan


menyelesaikan konflik di dalam tim

4. Mampu memberikan pengarahan


kepada anggota tim nya

5. Mampu melakukan evaluasi


terhadap anggota timnya

6. Mampu menerapkan gaya


kepemimpinan yang sesuai dengan
kondisi ruangan

Page 96 of 149
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan kelanjutan dari program sarjana keperawatan yang akan
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pendidikan sarjana, maka
pelaksanaan pendidikan profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip di bawah ini :
1. Calon peserta pendidikan profesi:
- Lulus pendidikan sarjana keperawatan
- Lulus uji kompetensi ( 12 core competencies )
2. Tersedianya lahan praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk menumbuh
kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi.
4. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelengaraan pendidikan profesi.
5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran
sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, ketrampilan dan
sikap untuk mencapai kompetensi seorang ners.

Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi

Stase Mata Kuliah Jumlah SKS

Kurikulum inti Kurikulum institusi

I Keperawatan Medikal Bedah 5


II Keperawatan Anak 2
III Keperawatan Maternitas 3
IV Keperawatan Jiwa 2
V Manajemen keperawatan 2
VI Keperawatan Gadar 2
VII Keperawatan Gerontik 2
VIII Keperawatan Keluarga dan 4
Komunitas
Jumlah 22 36

Keterangan:
Penatalaksanaan : Stase 1 – VIII dapat dilaksanakan secara paralel

Page 97 of 149
E. Deskripsi mata kuliah

1. Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Beban Studi : 5 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan pada orang dewasa.
Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien
dewasa dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan
dasarnya akibat gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya.

Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
orang dewasa
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa
ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis,
Ca paru
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis
akut, Kolelitiasis akut
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid
- Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS

Page 98 of 149
- Mobilitas fisik: fraktur
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dewasa
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
Page 99 of 149
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

2. Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif,
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan
keluarganya, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia (
neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja ) dalam konteks keluarga yang
bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak
sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah pediatrik sosial
dan manajemen terpadu balita sakit, dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan ditatanan klinik.

Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak
dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim

Page 100 of 149


c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada
berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid,
Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pneumonia, Asma,
Anemia, Thalasemia
- Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital :
Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :,
Diare, DHF, NS
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi, Juvenile DM,
Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik : Leukemia, ITP,
Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
anak dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
anak dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien anak dalam konteks
keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Page 101 of 149


l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen
Terpadu Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New
Jersey : Prentice Hall

Page 102 of 149


Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric Surgical Patient.
Maryland : Aspen Publication

Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their
families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut :
Appleton dan Lange.

Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wong’s Nursing Care of Infants and


Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry, Wilson. (2008). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St.
Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian :
Lippincott.

Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families.
Redwood City : Addison Wesley

Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book

Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th
edition), St. Louis: Mosby.

3. Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas


Beban : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan

Page 103 of 149


kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan
maternitas dalam konteks keluarga.
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari
prenatal, intranatal dan post natal serta yang mengalami masalah pada system
reproduksi dan pengaturan kehamilan.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada
sistem reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska
melahirkan serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan pengaturan
kehamilan
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal :
merencanakan program keluarga berencana
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu
hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah pada system reproduksi dan
pengaturan kehamilan
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan maternitas
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya

Page 104 of 149


l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan maternitas

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Bahan Kajian/ Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care
Plans Guidelines for Individualizing Client Care Across The life Span. 7th
Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and
Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.

Page 105 of 149


Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology Care
The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby Company. St. Louis. Toronto.
Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004. Fundamentals of
Nursing Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Pearson Education, Inc.
Upper Saddle River. New Jersey. United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999. Maternity
Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London, Philadelphia, Sydney,
Toronto.
May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990. Comprehensive Maternity
Nursing Nursing Process and Childbearing Family. . J.B. Lippincott
Company Philadelphia. Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco,
London, Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing Nursing
Process and Childbearing Family. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
London Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second
Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science International,
Ltd, Tokyo.

4. Mata ajar : Keperawatan Gerontik


Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat : Telah melalui praktek

Deskripsi Mata Ajar :


Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif,
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan
dengan keperawatan gerontik.

Page 106 of 149


Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah
kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial serta untuk meningkatkan kualitas
hidup klien .

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis,
hipertensi
- Eliminasi : BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare
- Nutrisi: KEP
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien usia lanjut yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
usia lanjut
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko

Page 107 of 149


m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Daftar pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol art all Fundamentals of Nursing, Philadelphia : JB Lippincott Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders
company.
Wold, G.H. (1999) Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby

5. Mata ajar : Keperawatan Jiwa


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Ajar


Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif serta memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada
klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.

Page 108 of 149


Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan masyarakat melalui
penerapan terapi modalitas keperawatan.

Kompetensi

Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mampu:


a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan jiwa
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga yang mengalami
masalah adaptasi bio-psiko-sosio-spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core
problem; Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh Diri, Perilaku
Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta pratik melakukan proses keperawatan jiwa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan jiwa
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Page 109 of 149
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Daftar Pustaka

Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care
Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3. Philadelphia : F.A Davis
Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St.Louis :
Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing. Addison-
Wesley,California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth
Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth
Edition, Mosby. St. Louis.
Page 110 of 149
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St.
Louis; Mosby.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th
edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care.
Philadelpia. Lippincott.

6. Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara
bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan dengan
keperawatan gawat darurat.
Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan dalam
konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami masalah
pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ) ataupun
beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.

Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks

Page 111 of 149


- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis , krisis
tiroid
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
(Triage)
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
p. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
Page 112 of 149
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

7. Mata ajar : Manajemen Keperawatan


Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata kuliah:


Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang
berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan keadaan saat ini.
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai gaya kepimpinan yang
efektif. Selama praktek mahasiswa memprakarsai perubahan yang efektif dan inovatif
dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.

Kompetensi :
Setelah mengikuti praktek profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab

Page 113 of 149


c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara
berkelompok
e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok
f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
g. Memberikan pengarahan kepada anggota tim nya
h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya
i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan
k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Page 114 of 149


Daftar Pustaka

Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing . New


Jersey: Prentice- Hall

Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role

Gilliies, D.A. (1994). Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B


Saunders.

Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work.
WB Saunders

Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby

Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing.


Philadelphia: Lippincott.

Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory management and


Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher.

Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing management and


leadership .Sudbury: Jones and Bartlett Publishers

8.Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas


Beban Studi : 4 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan
primer, sekunder dan tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial, menjalankan
fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi
keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program

Page 115 of 149


pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat
melalui kerjasama dengan lintas program dan sektoral

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan keluarga dan komunitas mahasiswa
mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap individu, keluarga, kelompok dan komunitas klien yang unik
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara
individu, keluarga, masyarakat dan komunitas
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam
aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui pemberdayaan masyarakat
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan keluarga dan komunitas
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu, keluarga,
masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan
n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
Page 116 of 149
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan
klien

Daftar Pustaka :
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health
nursing. Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Fredman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice
for promoting health. St. Louis: Mosby years books

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Page 117 of 149


Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report

Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

Page 118 of 149


BAB VI
METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada pendidikan ners dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi


menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa / Student
Centered Learning (SCL). Metoda pembelajaran pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan dan program pendidikan profesi.

A. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program pendidikan Sarjana


Keperawatan
1. Metoda pembelajaran pada pendidikan Sarjana Keperawatan di antaranya :
a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer)
yang telah disiapkan
b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer)
yang telah disiapkan
c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus
tersebut
d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi
yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan
e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan,
dan menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang
diberikan dosen secara berkelompok
g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya
dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian
berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual Instruction (CI) : Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi
nyata dan melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari
kesesuaian teori
i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa proyek) yang telah
dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan mempertanggung
jawabkan hasil kerjanya di forum
Page 119 of 149
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/ mencari
informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan
masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen

2. Evaluasi Pembelajaran pada Program Sarjana Keperawatan

Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini
(Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

2.1. Tujuan Evaluasi.


Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :
a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b. Sebagai unpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d. Untuk memotivasi peserta didik
e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik

2.2. Metode Penilaian


a. Evaluasi Kompetensi
Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya
dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik (Miller’s Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan
(Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik konsep,
teori, prinsip, maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan
(Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
melihat demonstrasinya).
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
(memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervisi.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan ini dan memiliki pengalaman untuk
menggunakan dan menerapkan keterampilan ini secara mandiri.

Page 120 of 149


b. Strategi Evaluasi Penilaian
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
a. OSCE (Objective Stuctur Clinical Examination)
b. Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question)
c. Permasalahan (Case Study)
d. Reflective Learning
e. Obsevasi
f. Oral Test
g. Presentasi
h. Project
i. Laporan

c. Evaluasi Proses
j. Evaluasi Pelaksanaan
k. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
l. Evaluasi Dosen oleh Dosen

B. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi Keperawatan


1. Metoda Pembelajaran pada pendidikan program profesi

2. Evaluasi Pendidikan Program Profesi


1. SOCA

Page 121 of 149


EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEGIATAN PROFESI NERS
PADA TIAP AREA KEPERAWATAN

PENGETAHUA KETRAMPILAN SIKAP


ITEM PENILAIAN LEVEL N KETERANGAN
KEMAMPUAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Prerequisite :
1. Laporan pendahuluan:
C1 – C6
Penguasaan tentang kasus yang akan
dikelola
2. Kemampuan berkomunikasi terapeutik A1 - A4
a. Mampu memperlihatkan sikap
empati
b. Mampu mendengarkan secara aktif
c. Mampu memberikan respon verbal
dan non verbal (sentuhan, bahasa
tubuh) berdasarkan kebutuhan klien
3. Mampu mempersiapkan Ruang, Alat S1 - S4
dan Tempat
Komponen Kemampuan Klinik

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di


klinik:
1. Pengkajian :
a. Melakukan pengkajian secara
Page 122 of 149
holistik, tepat dan akurat pada klien
pada berbagai tingkat usia melalui
pendekatan sistematik;
b. Melakukan anamnesa untuk
mendapatkan riwayat kesehatan
c. Melakukan pemeriksaan fisik
dengan tepat
d. Mengenali abnormalitas hasil
pemeriksaan penunjang untuk
mendukung menetapkan masalah
keperawatan sebagai landasan
dalam merumuskan diagnosa
keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan
sesuai dengan hasil pengkajian
a. Mengenal masalah
b. Menganalisa data
c. Merumuskan masalah dan faktor
penyebab dan faktor resiko

3. Perencanaan
Menyusun perencanaan keperawatan

a. Menentukan prioritas masalah


b. Menentukan tujuan
c. Menentukan kriteria keberhasilan
d. Menetapkan tindakan
keperawatan yang dapat
mengatasi masalah baik bersifat
Page 123 of 149
mandiri maupun kolaboratif
dengan mempertimbangkan aspek
budaya etik, dan legal

4. Implementasi
a. Melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai prosedur
(SOP) dengan memperhatikan
prioritas dan patient safety pada
klien dengan berbagai tingkat usia
dalam mengatasi masalah
kebutuhan dasar manusia
(Henderson/Gordon/Maslow, dsb).
b. Menyampaikan pesan dengan tepat
dan jelas
c. Melakukan kolaborasi dg tim kes.
d. Melakukan tindakan melalui
kegiatan observasi, dan mandiri,
e. Memberikan pendidikan kesehatan
sesuai maalah klien

5. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi keperawatan
1) Menilai perkembangan kondisi
klien
2) Memodifikasi, merubah
intervensi keperawatan sesuai
kebutuhan klien
b. Mendokumentasikan asuhan
keperawatan

Page 124 of 149


1) Menuliskan data secara
sistematis dan jelas yang
menggambarkan kondisi
pasien yang sesungguhnya
2) Mendokumentasikan dengan
menggunakan IT
3) Membuat catatan tentang
perkembangan keadaan pasien
dan menuliskan rencana
tindak lanjut utk pasien

Komponen Kemampuan
Manajerial/Management Ruangan
1. Pengkajian
a. Melakukan Kajian situasi

2. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan,
1) Perencanaan sumber daya
2) Merencanakan sarana dan
prasarana
3) Merencanakan pembiayaan

3. Implementasi
a. Pengorganisasian,
1) Pembagian deskripsi tugas .
2) Terbentuk Struktural

b.Pengarahan
1) Melakukan negosiasi, motivasi,

Page 125 of 149


kolaborasi, konsultasi dan
delegasi

c. Pengendalian
1) Mampu melakukan supervisi

4.Evaluasi
a. Melakukan Evaluasi
1) Menilai proses
2) Memberikan umpan balik

Komponen Kemampuan Asuhan


Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian
a. Melakukan pengkajian kes. pada
keluarga, kelompok, dan
masyarakat
1) Menyusun instrumen dan
mengidentifikasi perilaku kes pada
keluarga kelompok tertentu, dan
masyarakat
2) Mengkaji sumber-sumber yang
tersedia pada keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat

2. Diagnosa Keperawatan
a. Merumuskan
diagnosa keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
Page 126 of 149
1) Mengenali masalah
kesehatan/keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
2) Merumuskan masalah, faktor
penyebab dan faktor resiko

3. Perencanaan
Menyusun perencanaan
keperawatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan indikator
keberhasilan
c. Menentukan strategi intervensi
d. Menentukan intervensi sesuai
dengan sumber-sumber kekuatan
yang ada pada keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat dengan pertimbangan
aspek budaya, etik dan legal

4. Implementasi
Melakukan implementasi dengan
mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus dan masyarakat
(patient safety).

5. Evaluasi
Page 127 of 149
Melakukan evaluasi
a. Menilai perkembangan perilaku
keluarga, kelompok, kelompok
khusus, dan masyarakat
b. Memodifikasi, merubah intervensi
keperawatan sesuai kebutuhan
keluarga, kelompok , kelompok
khusus, dan masyarakat

Proses Bimbingan diawali dengan:


1 : Bimbingan penuh dan supervise ketat
2 : Supervisi ketat
3: Bimbingan minimal
4 : Mandiri

Page 128 of 149


Model Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Keperawatan

S.Kep
Praktik 30 %

Program Sarjana Keperawatan


144 -160 SKS

Teori 70 %

Pola Pendidikan Ners dan Sistem Uji Kompetensi

Ners
Program Profesi
Uji Kompetensi RN
(OP)

S.Kep
Program Sarjana
Keperawatan

Gelar yang disandang :


1. Setelah menyelesaikan Program Sarjana lulusan akan mendapatkan gelar Sarjana
Keperawatan “S.Kep”

Page 129 of 149


PEDOMAN
IMPLEMENTASI KBK PROFESI
PENDIDIKAN NERS

TIM KBK AIPNI

Page 130 of 149


IMPLEMENTASI KBK PROFESI

Pengantar

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi
berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi
merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program
akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan
kompetensi tersebut.

Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada
kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi
peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan
dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para
peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang
telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship
dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai
PRESEPTOR / MENTOR.

Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam
menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan
peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan
tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan
untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin
bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan
secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu
saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama
pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program
profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998).

Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari
wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan

Page 131 of 149


tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan
keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan
fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan memenuhi
syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelum peserta didik di
proses dalam yudisium kelulusan sebagai ners.

Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap
persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai
pada kegiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan proses
bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan
keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya
agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program
profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan
kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.

A. FASE PERSIAPAN

Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program
profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan. Tahap
persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan praktik;
profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai
selama program profesi; mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi;
penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan
pencapaian kompetensi.

A. 1 Ketentuan pelaksanaan praktik


- Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
- Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan, pasal 1 ayat 1
& 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
- Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks = 22 sks untuk
kompetensi utama dan 20% kompetensi global serta 20% untuk kompetensi
pendukung (penciri institusi).
- Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1), Flu Burung (H1N5), asuhan

Page 132 of 149


keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan
menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris dengan lancar, serta
memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukkan pada MK tertenu
seperti KMB, ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/ EMERGENSI
dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi
seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada.
- Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester
8 program akademik).
- Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan misi
institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.
- Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan
oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS terkait.
- Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah:
i. Pemeriksaan fisik.
ii. Prosedur pemberian obat secara 12 benar.
iii. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural drainage.
iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral.
v. Prosedur pemasangan kateter urin.
vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).
vii. Prosedur pencegahan cedera.
viii. Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).
ix. Perawatan luka
x. Pemberian transfusi darah dan produknya.
xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.
xii. Pendokumentasian dan pelaporan.
- Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan
setempat yang spesifik. Sebagai contoh: jika akan menempatkan peserta didik di
RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi
uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik,
sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka beberapa
kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas Kelompok
(TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.

Page 133 of 149


- Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan sedangkan
kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan
layanan kesehatan lain yang sesuai.
- Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis
diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan
langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi
kasus.

A. 2 Persyaratan pelaksanaan praktik

- Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.


- Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki
sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preseptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau
perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR .
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor /Mentor (lampiran.....).
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase (lampiran.........).
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan (lampiran.....)
- Tersedia buku log untuk mahasiswa (lampiran......).
- Setiap mahasiswa memiliki ”nursing kit” (lihat lampiran.......)

A. 3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi

a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)


b. Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas)
c. Educator (Pendidik kesehatan kepada sistem klien)
d. Manager (Pengelola asuhan)
e. Researcher (Peneliti Pemula)
f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.

A. 4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi

a. Melakukan berkomunikasi efektif.


b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
Page 134 of 149
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di
komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik,
agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.

Sub-kompetensi / unit kompetensi

1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan


2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)

Page 135 of 149


13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta
memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dan
kesehatan.
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi
(deskriptif)
Keterangan:
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan
program mentoring dan preseptoring.

A. 5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


1. Mampu melakukan komunikasi 1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam Komunikasi
yang efektif dalam memberi Terapeutik
asuhan 2. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik
3. Teknik Komunikasi Terapeutik

Page 136 of 149


4. Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada berbagai
tingkat usia dengan berbagai kondisi
5. Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
6. Komunikasi Sosial, Budaya dan Keyakinan
7. Komunikasi Profesional dalam Pelayanan
Kesehatan / Keperawatan
8. Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan
dan verbal formal (presentasi)

2. Mampu menerapkan 1. Penerapan etika RS, etika layanan keperawatan,


pengetahuan, kerangka etik dan etika profesi
legal dalam sistem kesehatan 2. Penerapan kode etik keperawatan
yang berhubungan dengan 3. Mempertahankan hak pasien
keperawatan. 4. Profesionalisme keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik 5. Hukum kesehatan.
6. Pengambilan keputusan etik terkait pasien
7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll
8. Fungsi advokasi

Page 137 of 149


UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
4. Mampu memberikan asuhan 1. Mempertimbangkan latar belakang pasien dan
peka budaya dengan menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan.
menghargai sumber-sumber 2. Menerapkan holistic care pada klien
etnik, agama atau faktor lain 3. Menerapkan transcultural nursing
dari setiap pasien yang unik. *) 4. Menggunakan pendekatan agama, kepercayaan,dan
spiritual dalam praktik keperawatan
5. Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif
atau pelengkap (complementary nursing)

5. Mampu menjamin kualitas 1. Menerapkan proses keperawatan


asuhan holistik secara kontinyu 2. Menerapkan konsep Caring, Holism dan Humanism
dan konsisten *) 3. Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya
4. Mempertahankan spiritualitas/Religiositas
5. Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik &
Komunitas
6. Menggunakan Teknologi Informasi dalam
keperawatan
7. Mempertahankan kualitas
8. Melakukan pendidikan kesehatan
9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien
10. Melakukan Prosedur Keperawatan dengan handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.

6. Mampu menggunakan teknologi 1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan


dan informasi kesehatan secara dalam mengakses teknologi terkini dalam
efektif keperawatan dan kesehatan.
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)

7. Mampu menggunakan proses 1. Penerapan Keperawatan Maternitas dalam Konteks


keperawatan dalam Keluarga.
menyelesaikan masalah klien *) 2. Penerapan Keperawatan Medikal Bedah
3. Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga
4. Penerapan Keperawatan pada lansia
5. Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat
6. Askep klien dg Gawat Darurat pada Sistem
Kardiovaskuler
7. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock dan
Trauma Multisistem
8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
dan Bencana
9. Penerapan keperawatan Kesehatan Jiwa
10. Penerapan keperawatan Keluarga
11. Penerapan keperawatan Home Care
12. Penerapan keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesehatan kerja, UKS)
14. Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada

Page 138 of 149


berbagai kondisi termasuk terapi komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan
holistik, preventif, promotif, kuratif, restorative,
rehabilitatif, consolation of the dying.

8. Mampu menjalankan fungsi 1. Menggunakan hak moral dalam pengambilan


advokasi untuk keputusan
mempertahankan hak klien 2. Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan
agar dapat mengambil keputusan
keputusan untuk dirinya *) 3. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga dalam
pelayanan kesehatan

9. Mampu menggunakan prinsip- Self management of learning


prinsip peningkatan kualitas 1. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
berkesinambungan dalam 2. Aktif dalam kegiatan ilmiah
praktik 3. Membaca artikel ilmiah keperawatan.
4. Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan
keperawatan.
10. Mampu mendemonstrasikan Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis
keterampilan teknis keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan
keperawatan yang sesuai khusus) sesuai dengan tingkat usia di setiap
dengan SOP *) tatanan pelayanan kesehatan.

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


11.Mampu mengkolaborasikan 1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien
berbagai aspek dalam dengan profesi lain.
pemenuhan kebutuhan 2. Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain
kesehatan klien *) terkait kondisi pasien.

12.Mampu melaksanakan terapi 1. Menerapkan terapi komplementer seperti massage,


modalitas sesuai dengan terapi sentuhan, pernapasan efektif, herbal.
kebutuhan *) 2. Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti
yoga pranayama, meditasi.

13.Mampu mempertahankan 1. Mengkaji situasi pelayanan / asuhan keperawatan.


lingkungan yang aman secara 2. Mengikuti alur penanganan pasien
konsisten melalui penggunaan 3. Mengorganisasikan kegiatan layanan
strategi menjamin kualitas dan 4. Menerapkan pengelolaan kasus.
manajemen resiko 5. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan

14.Mampu melaksanakan 1. Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan kerja


pelayanan kesehatan sesuai (K3)
dengan kebijakan yang berlaku 2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP
dalam bidang kesehatan *) 3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar dalam
asuhan keperawatan.
4. Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan
dalam mempertahankan K3

15.Mampu berkolaborasikan 1. Membahas tentang terapi klien dengan tim medik.


pelayanan keperawatan *) 2. Mempertahankan kepentingan klien jika terdapat
dilema tentang terapi.

Page 139 of 149


3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab yang relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak,
klien dewasa, ibu hamil, dan masyarakat.

16.Mampu memberikan dukungan 1. Menerapkan dinamika kelompok (team building)


kepada tim asuhan dengan 2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau
mempertahankan akontabilitas anggota tim.
asuhan keperawatan yang 3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai
diberikan *) untuk klien, keluarga, sejawat, dan masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam
mengelola konflik, memperkenalkan perubahan.

17.Mampu mewujudkan 1. Berkomunikasi Profesional dan kaitannya dengan


lingkungan bekerja yang aman Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keaneka
ragaman Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan K3.
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior, atau profesi
lain.
5.

UNIT KOMPETENSI FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK


18.Mampu menggunakan 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk
keterampilan interpersonal yang kepentingan kepuasan pelanggan, dalam
efektif dalam kerja tim dan berkolaborasi dan kerja tim.
pemberian asuhan keperawatan 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak
dengan mempertahankan lain yang terkait.
hubungan kolaboratif *)

19.Mampu merancang, 1. Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan


melaksanakan proses penelitian 2. Menyusun rumsan masalah dan tujuan penelitian.
sederhana serta memanfaatkan 3. Mengembangkan instrumen penelitian
hasil penelitian dalam upaya 4. Melakukan pengumpulan data
peningkatan kualitas asuhan 5. Menganalisis data
keperawatan. 6. Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.

20.Mampu mengembangkan pola 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan


pikir kritis, logis dan etis dalam efisien serta sistematis.
mengembang kan asuhan 2. Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah
keperawatan klien.

21.Mampu mengikuti 1. Menggunakan perangkat komputer dan


perkembangan ilmu dan jaringan dalam mengakses teknologi
teknologi di bidang keperawatan terkini dalam keperawatan dan kesehatan
dan kesehatan. 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan (NIC NOC atau lainnya)

22.Mampu mengembangkan 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah


potensi diri untuk meningkatkan keperawatan.
kemampuan professional 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan
dan keperawatan.
23.Mampu berkontribusi dalam

Page 140 of 149


mengembangkan profesi
keperawatan

24.Mampu mengembangkan 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat


potensi diri untuk 2. Mewujdkan perubahan yang positif untuk
mempertahankan kompetensi kepentingan klien, layanan, dan profesi.
(deskriptif)

A. 6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi.

- Melakukan berkomunikasi efektif Dilakukan untuk kegiatan: (24 sks-


kurikulum inti)
- Membantu melaksanakan pendidikan
kesehatan - Keperawatan Medikal Bedah (5 sks).
- Keperawatan Anak (2 sks).
- Mengelola administrasi keperawatan - Keperawatan Jiwa (2 sks).
- Keperawatan Maternitas (3 sks).
- Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim. - Keperawatan Kedarurat-gawatan (2
sks).
- Mampu menerapkan aspek etik dan legal - Keperawatan Komunitas / kelg (4
dalam praktek keperawatan. sks).
- Keperawatan Gerontik (2 sks)
- Mampu melaksanakan asuhan keperawatan - Penerapan manajemen kepr (2 sks).
professional di klinik dan di komunitas.
Beban studi yang dimuat dalam
- Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan kurikulum ini adalah 60% (inti),
manajemen keperawatan. sedangkan sisanya 20% materi isu
global (dapat dimasukkan dalam
- Mampu menjalin hubungan interpersonal. beban studi MK KMB, Anak, atau
lainnya) serta 20% penciri institusi
- Mampu melakukan penelitian sederhana dapat dimasukan kedalam MK yang
sebagai peneliti pemula. ada atau membuat MK baru yang
sesuai).
- Mampu mengembangkan profesionalisme
secara terus menerus atau belajar sepanjang
hayat.

A. 7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi

Kompetensi Wahana praktik


Utama RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di komunitas.
Pendukung / isu global RS tipe A, B. B pendidikan, C
Lain2 (penciri institusi) Sesuai kebutuhan

Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan kerjasama yang
bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk

Page 141 of 149


meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga diharapkan dapat
mewujudkan peningkatan layanan yang berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta
didik, pembimbing akademik, dan para preseptor/ mentor.

Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua pihak
dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi
kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi kesehatan /
keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak pendidikan dan
peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera
dicari solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian atau proyek dengan
melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis
oleh kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.

Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan oleh pihak
pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-program pelatihan
untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan pada pasien yang kemudian
diterapkan secara terrencana dan sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian
masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.

B. FASE PELAKSANAAN

B. 1 Komposisi stase:

I II III IV V VI VII VIII IX X XI


U U
K K

1, 1.
2. 4.
3 5.
dst 8.
. dst

Semester 1 Semester 2 Semester 3


Stase I sd VIII merupakan kegiatan praktik mentoring/preseptoring untuk kurikulum inti
program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan
stase untuk mengakomodasi kompetensi pendukung dan lain2 apabila tidak dapat
diintegrasikan kedalam 8 stase.

Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya,


semester pertama program profesi dapat diintegrasikan kedalam semester VIII program
pendidikan sarjana keperawatan.

B. 2 Model bimbingan

B.2.1 Preceptoring / mentoring

Page 142 of 149


Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir
sama (interchangeably). Perbedaannya adalah; pada program mentoring, proses
pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek
dan pembimbingan diberikan secara intens.

Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan kewenangan


secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang
dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor /
mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam
profesionalisme keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi profesional
sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik suatu program
“ANTARA” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya
menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja
dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi.

Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah
preseptor karean durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili
peserta didik.

B.2.2 Preseptee (peserta didik)

Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi
yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai
praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan
sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan
memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.

Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan


pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang
didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga
gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang
mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang
belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga
untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta
didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara
kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi
pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang
lebih kompleks.

Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi


sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan
pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan
subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan
seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya
memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.

Page 143 of 149


B.2.3. Definisi tentang Preseptor:

- Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan


klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan
sebagai preseptor.
- Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan
pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat praktisi
yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang
mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan
bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu pemula dalam periode tereantu dengan tujuan tertentu
mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional”

B.2.4. Kriteria preseptor / mentor

1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih
tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan
seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman
klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005
tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja
dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing
peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap,
perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan
dan cara mengevaluasinya.

B.2.5. Kemampuan preseptor / mentor

 Berkomunikasi secara baik dan benar.


 Model peran profesional.
 Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.
 Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
 Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.
 Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.
 Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.

B.2.6. Tugas pokok preseptor / mentor

 Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik


melalui silabus / Course Study Guide / modul praktik dari institusi pendidikan.
 Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik
menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik.
 Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama
proses belajar klinik berlangsung.

Page 144 of 149


 Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik
menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.
 Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani
masalah transisional tersebut diatas.
 Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan
akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.
 Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners
peserta didik.
 Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik
terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
 Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan
profesional kepada peserta didik.
 Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat
pencapaian kompetensi klinik peserta didik.

B.2.7. Metoda pembelajaran peserta didik

Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/
mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan post conference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran......)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.

Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama


waktu program preseptoring sudah berlangsung.

B.2.8. Pelaksanaan kegiatan program mentoring/ preseptoring

a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.

Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus
menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:

- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman
preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik
untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.

- Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan


RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait
berbagai hal, seperti berikut:

1. kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik


ditempatkan.
2. sifat layanan yang diberikan.
3. jenis dan kriteria pasien yang dirawat.

Page 145 of 149


4. aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti
klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll.
5. kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk
 Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
 Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
 berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar
peserta didik.
 Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan
peserta didik.
 Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik.
 Menyepakati kontrak belajar

b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.

Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan


memberikan kepada setiap preseptor/mentor beberapa kasus klien dengan
berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda.
Lazimnya, setiap preseptor/mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung
jawabnya.

Setiap preseptor/mentor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang


menjadi tanggung jawabnya. Preseptor/mentor harus memahami karakteristik
setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya tidak menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi
dari masing2 peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap
peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang
ners dan telah lulus uji masuk klinik.

Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan,


mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar
ruang rawat.

Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan


dimana peserta didik ditempatkan.

Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan


diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan
ceramah atau pencerahan bagi perawat.

c. Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui:

- Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta didik telah


memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat
kemahiran ketrampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan
prosedural dapat diberikan selama minggu pertama dan maksimal sampai
minggu kedua.

Page 146 of 149


- Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik
dimulai dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling
rendah (misal: mandiri). Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan
dengan tingkat ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan
selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga. Kemudian secara
bertahap diberikan klien dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.

- Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik


diminta untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan,
respon klien, dan hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor
/mentor. Pelimpahan kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan
dari awal sejak peserta didik menjalani program internship. Kewenangan
melaporkan lisan kemudian secara bertahap dilanjutkan dengan melaporkan
tertulis dalam bentuk menulis laporan di kartu pasien / kardex dan selalu
ditanda tangani oleh preseptor / mentor berdampingan dengan tanda tangan
peserta didik.

- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis
ketergantungan yang sama. Preseptor/mentor harus memahami dan
meyakini kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan. Apabila
peserta didik dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan
pada tingkat yang lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima
pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima
kewenangan pada tingkat berikutnya.

- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing2


sehingga setiap peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau
bertanya, melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal2 tentang
kliennya.

- Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar


kecil diruangan masing2 sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang
harus diperolehnya melalui klien masing2.

d. Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring /mentoring.

- Setiap preseptor/mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran


peserta didik, format penilaian proses belajar, dan critical incidence report
book untuk mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau
jelek, kesalahan yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang
mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau orang lain.

- Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang


asuhan klien kepada peserta didik, maka tanggung jawab dan tanggung
gugat tentang klien tetap berada pada mentor / preseptor. Namun, apabila
peserta didik sudah memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh
terkait klien yang telah didelegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung
gugat secara internal ruangan telah dimiliki oleh peserta didik.

Page 147 of 149


- Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris dilakukan dengan
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi berbahasa Inggris
baik ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.

- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap pertengahan


proses belajar dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.

- Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan penilaian /


umpan balik tentang peran preseptor oleh peserta didik.

B. 3 Evaluasi kompetensi

Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu:


- log book
- laporan pada preseptor / mentor
- proses pelaporan pada dinas berikut
- format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational procedure skills test;
case test/ uji kasus).
- Critical incidence report.

Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui
pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang
harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi
praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan
orang lain (klien), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman
dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas,
ekualitas dan perbedaan.

Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan


dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta didik program profesi
dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk
mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak
lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan
remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in Kramer, M. (1993).


Preceptorship ploicy: a tool for success, Journal of Continuing Education in
Nursing, 24 (6), 274-276.

NMC (2002) Supporting nurses and midwives through lifelong learning, London, NMC.

Rideout & Rideout.......

Buku Yanti.......

Page 148 of 149


Lampiran......

TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN


DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK

Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari proses
belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk
menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian kewenangan yang
sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana peserta didik yang di anggap belum mampu
untuk mendapatkan tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk
menerima pendelegasian tersebut.

Waktu
/mggu Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien pada setiap stase
Tindakan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
prosedural mandiri minimal sedang tinggi
1-2 v
2-3

Page 149 of 149

You might also like