Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak
secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan
mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin
meningkat, baik di tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus terjamin, tidak beresiko, dan dapat memberi
kepuasan, termasuk pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus
memenuhi standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan klien beserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil
professional saat memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin
kerjasama dengan berbagai fihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan
secara komprehensif agar dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan
bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang
diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kesehatan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
globalisasi sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun
2009. Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui pendidikan, registrasi, seritifikasi, akreditasi dan pelatihan
berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum Sarjana Keperawatan
dan kurikulum profesi disusun setelah mempertimbangkan bahwa Kurikulum
inti Program Pendidikan Ners (Sarjana Keperawatan dan Ners) yang disahkan
pada tahun 1998 dan diberlakukan pada tahun 1999 sudah tidak sesuai dengan
perkembangan global. Dampak globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi berfikir,
dan budaya kompetisi/persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi dunia
Page 1 of 149
pendidikan. Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan
keperawatan. Saat ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin
meningkat, masalah-masalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin canggih, dan selain itu
persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang kompeten,
sehingga dunia pendidikan keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan
yang kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun global.
Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan
perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi didalam
penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk
kepada misi Diknas untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif, mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan
(stakeholder), dan tuntutan dari organisasi profesi. Kurikulum yang disusun
lebih menitik beratkan kepada proses pembelajaran yang berorientasi kepada
mahasiswa (student center learning) dan berorientasi kepada kompetensi yang
harus dipunyai oleh lulusan, sehingga kurikulum yang disusun adalah
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang berstandar nasional maupun
internasional.
Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturan-
peraturan terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan dari organisasi profesi yang
mengharapkan lulusan berstandar internasional. Secara nasional, aturan-aturan
yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar SK
Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi
dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi; PP RI No
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 85 (3) bahwa
Pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program diploma pada pendidikan
vokasi, sarjana, magister dan doktor pada pendidikan akademik dan spesialis
dan atau profesi pada pendidikan profesi. Semua peraturan diatas menjadi
Page 2 of 149
pedoman umum penyusunan kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan materi
berdasarkan hasil analisis dan studi banding keberbagai institusi penyelenggara
pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama dengan organisasi profesi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tuntutan dari stakeholder: masyarakat,
rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/ institusi
pelayanan kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat profesional, digunakan
oleh penyusun kurikulum sebagai landasan pengembangan profil Ners di
masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan
kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003
dengan hasil tersusunnya standar kompetensi perawat profesional (ners).
Selanjutnya kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003,
menghasilkan draft tentang penyelenggaraan pendidikan ners yang berkualitas
menghasilkan ners yang kompeten. Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11
- 13 Maret menghasilkan kompetensi lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada
tanggal 23 - 24 April 2004 di Jakarta membahas Sisdiknas dan implikasinya
terhadap pendidikan tinggi keperawatan. Pada tanggal 23 - 25 Agustus 2004 di
Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas pendidikan Ners. Di Bandung pada
tanggal 20 - 23 November 2005 membahas kesiapan institusi pendidikan ners
untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global. Sebagai
puncak kegiatan, pada tanggal 4 - 6 Mei 2006 dilaksanakan lokakarya Nasional
AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan kurikulum pendidikan Ners.
Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan Tim KBK DIKTI Depdiknas
telah dilaksanakan pada 20 - 23 Pebruari 2007 di Jakarta, selanjutnya
dilaksanakan kegiatan serupa dan pelatihan-pelatihan lainnya agar tersusun
standar pendidikan utama dengan kemampuan minimal yang harus dicapai, baik
hard skills maupun soft skills oleh Ners di Indonesia.
Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills
dan soft skills. Kompetensi hard skill terkait penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan tehnis yang berhubungan dengan bidang ilmu
keperawatan, sedangkan kompetensi soft skills yang harus dimiliki oleh seorang
Page 3 of 149
Ners adalah: tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir kritis,
disiplin, leadership (kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif, komunikatif,
dapat bekerja dalam tim, antusias, bersikap asertif, dapat mengambil keputusan
dalam asuhan keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti, percaya diri, berprilaku etis,
mampu memecahkan permasalahan keperawatan, mempunyai jiwa
entrepreneurship, menghargai hasil karya orang lain, altruistik, lifelong
learning, conscience, dan mampu mengambil resiko (risk taking), dibawah
bimbingan preseptor/mentor.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai kegiatan yang telah
dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi
tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di
berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan
tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga
mampu berkompetisi secara global.
B. Tujuan
Page 4 of 149
BAB II
KERANGKA KONSEP
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
1. Falsafah Keperawatan
Bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari pandangan ini
keperawatan meyakini paradigma dengan empat konsep dasar yaitu
manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
a. Manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara
seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan
memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya
dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai
tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan
Page 5 of 149
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan
memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat
secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan
keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap
lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.
b. Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksud lingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang
berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir.
Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk
saling membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan
secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan
yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
Page 6 of 149
c. Sehat.
Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat
diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui
upaya-upaya promotif, preventif dan kuratif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi
kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan pada orang sakit dan yang
mengalami ketidak mampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut
dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi
pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi
didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Page 7 of 149
Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya
profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan:” keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/ asuhan yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan
keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional
sebagai berikut. ”The unique function of the nurse is to assist the individual,
sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its
recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art,
it is also a science”
Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ;
“Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for
maintaining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating
the sick and disable. Nursing is a learn profession that both a science and art “
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: ”Nursing is primarily
assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peacefull death that he would
perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise
Page 8 of 149
the unique contribution of nursing to help the individual to be independent of
such assistance as soon as possible”
International Council of Nurses (2007) mendefinisikan; “Nursing
encompasses autonomous and collaborative care of indivuals of all ages,
families, groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing
includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing roles “
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin
antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan
pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup
pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan
keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan yang bersifat inter
institusi pelayanan kesehatan. Berbagai sifat pelayanan/asuhan keperawatan
baik yang bersifat saling bergantung antara pelayanan/asuhan profesional
(interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat mandiri (independen)
dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.
Page 9 of 149
b. Mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang
mantap terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta
ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang
lama.
d. Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan
klien.
e. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif
klien.
f. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri,
mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.
g. Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam
profesi dan batasan kewenangan profesi.
h. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
i. Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi
atau mencari klien.
a. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai konsep
yang mendasari keperawatan.
Page 10 of 149
b. Etika Keperawatan
Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan
antara yang benar dari yang salah, antara yang baik dari yang buruk. Budaya,
teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk
penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan
meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan
reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban seorang ners terhadap klien.
c. Keberagaman Budaya
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners haruslah
memperhatikan aspek keberagaman budaya. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care diversity
mengacu pada keberagaman dan/atau perbedaan dalam gaya hidup,
kepercayaan yang dianut, serta simbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang
berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien antara
ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.
e. Caring (Pengasuhan)
Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk yang
berhubungan dengan orang lain dalam memfasilitasi perkembangan seseorang.
Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman peserta didik
selama proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang mengalami
satu atau beberapa masalah kesehatan. Sudut pandang peserta didik dilatih dan
Page 11 of 149
ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien bukan hanya
sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi individualitas
secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritualitas dan keyakinan terhadap
aspek yang lebih tinggi dan yang diyakini telah menghidupinya. Diharapkan,
melalui proses pembelajaran menghadapi klien dengan sikap dan perilaku
caring, maka lulusan nantinya dapat memberikan pelayanan yang lebih
manusiawi dengan selalu memperhitungkan harga diri dan martabat klien.
Page 12 of 149
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus
menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan.
Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang
optimal senantiasa harus di fasilitasi dan ditingkatkan.
Page 13 of 149
BAB III
KURIKULUM INTI
PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI INDONESIA
Page 14 of 149
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat
Page 15 of 149
BAB IV
KURIKULUM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN
Tabel 1
Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan Sarjana
Keperawatan
KURIKULUM KURIKULUM
ELEMEN INTI INSTITUSIONAL
KOMPETENSI Kompetensi Utama Kompetensi Kompetensi
Pendukung Lainnya
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan 40% - 80%
Keterampilan ditetapkan oleh
3. Kemampuan Berkarya kalangan perguruan
4. Sikap dan Perilaku tinggi, dengan
Dalam Berkarya memperhatikan 20% - 40% 0% - 30%
5. Pemahaman Kaidah masukan
Berkehidupan masyarakat profesi
Bermasyarakat dan pengguna
lulusan.
Page 16 of 149
A. Rumusan Kelompok Kompetensi
1. Kompetensi Utama
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang
memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama
pendidikan Sarjana Keperawatan di implementasikan dalam komposisi pengembangan
kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) yaitu 60%
disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS), sehingga seluruh institusi pendidikan
keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama.
2. Kompetensi Pendukung
Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan
ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (+ 20%).
3. Kompetensi lainnya
Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup,
dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (+
20%, sesuai issu global).
2. Community Leader a. a. a.
(Pemimpin di
komunitas) b. b.
c.
Page 17 of 149
a. a. a.
3. Educator (Pendidik)
b. b.
a. a. a.
4. Manager
(Pengelola) b. b.
5. Researcher (Peneliti a. a. a.
Pemula)
b. b.
Page 18 of 149
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik *)
e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten *)
f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
h. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya
pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
i. Mampu berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat
j. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil
keputusan untuk dirinya *)
k. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
l. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif*)
m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
n. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
o. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
p. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan *)
q. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan *)
r. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
s. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
Page 19 of 149
t. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
u. Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. *)
v. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan.
w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan.
x. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
y. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Ket *) : belum memiliki kewenangan untuk melakukan.
Page 20 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
2. Mampu menerapkan 1. Hukum dan Perundang-undangan Kesehatan
pengetahuan, kerangka etik 2. Sistem Kesehatan Nasional
dan legal dalam sistem 3. Etika dan Hukum Keperawatan
kesehatan yang berhubungan 4. Kode Etik Keperawatan
dengan keperawatan 5. Profesionalisme keperawatan
6. Kebijakan Pelayanan Kesehatan
3.Mampu membuat keputusan 7. Prinsip-prinsip etika keperawatan :
etik 8. Otonomi, beneficience, non-maleficience,
justice, moral right, nilai dan norma
masyarakat
9. Ethical issue dalam praktik keperawatan :
10. Euthanasia, transplantasi organ, supporting
devices, aborsi, dll
11. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan :
12. Malpraktik, neglected, pertanggunggugatan
(mandiri & limpahan), pertanggungjawaban,
dll
13. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
14. Pengambilan keputusan legal etis
15. Nursing advocacy
16. Telaah etis dalam keputusan manajemen
Page 21 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
13. Hak dan Kewajiban Pasien
14. Prosedur Keperawatan
15. Komunikasi Terapeutik
16. Patient Safety
17. Infection Control
18. Psikologi Perkembangan
19. Konsep Perubahan
20. Konsep Kehilangan
Page 22 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
Kardiovaskuler
20. Askep klien dg Gawat Darurat pada Shock
dan Trauma Multisistem
21. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
22. Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan
Jiwa
23. Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam
Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa
24. Konsep Dasar Keluarga
25. Konsep keluarga, Trend dan Issue Kesehatan
keluarga
26. Teori Model Keperawatan di keluarga
27. Managemen Sumber daya Keluarga
28. Konsep Home Health of Nursing (Home
Care)
29. Proses Asuhan Keperawatan pada Keluarga
30. Jenis-jenis Tindakan Keperawatan pada
Berbagai Kasus Resiko Tinggi di Keluarga
31. Konsep Keperawatan Komunitas
32. Masalah Kesehatan di Indonesia
33. Aspek Keterkinian dalam Praktek
Keperawatan Komunitas
34. Puskesmas
35. Konsep PHBS
36. Konsep MTBS
37. Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan
Komunitas
38. Proses Keperawatan Komunitas
39. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesja, UKS)
40. Transisi pola penyakit
41. Epidemiologi dan Kependudukan
42. Manajemen mutu dan manajemen resiko
dalam asuhan keperawatan klien
43. Aplikasi Teori Model dalam Berbagai Situasi
Pelayanan
44. Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer
45. Manajemen asuhan : Pendekatan holistik,
preventif, promotif, karatif, restoratif,
rehabilitatif, consolation of the dying
Page 23 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
sekunder dan tertier. 5. Aspek sosial budaya serta hubungannya dengan
ekologi
6. Rancangan penyuluhan kesehatan
7. Metode evaluasi
9. Mampu berkontribusi untuk 1. Metoda pembelajaran
meningkatkan kemampuan 2. Teori berubah
sejawat 3. Team Building
4. Supervisi
5. Metoda Evaluasi
10. Mampu menjalankan fungsi 1. Pendekatan moral right dalam pengambilan
advokasi untuk keputusan
mempertahankan hak klien 2. Pendekatan etik dalam pengambilan keputusan
agar dapat mengambil 3. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
keputusan untuk dirinya *) kesehatan
11. Mampu menggunakan Self management of learning
prinsip-prinsip peningkatan 1. Proud to be nurse : confident, committed to,
kualitas berkesinambungan doing the best to keep nursing respected
dalam praktik 2. Domain profesi
3. Kompetensi
4. Otonomi dan kontrol profesi
5. Etika profesi
6. Standar profesi
7. Kesiapan perawat dan tatanan pelayanan
12. Mampu mendemonstrasikan 1. Fisika Keperawatan
keterampilan teknis 2. Anatromi dan fisiologi Keperawatan
keperawatan sesuai standar 3. Keterampilan-keterampilan teknis keperawatan
yang berlaku atau secara (keterampilan dasar dan keterampilan khusus
kreatif dan inovatif sehingga sesuai dengan tingkat usia di setiap tatanan
pelayanan yang diberikan pelayanan kesehatan.
efisien dan efektif*)
13.Mampu mengkolaborasikan 1. Konsep Collaborative
berbagai aspek dalam 2. Team work building
pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
14.Mampu melaksanakan terapi Terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
modalitas sesuai dengan kondisi termasuk terapi komplementer
kebutuhan *)
Page 24 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
Page 25 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
*) 6. Asertifitas
7. Pengelolaan konflik
8. Konsep dan proses berubah
9. Manajemen keperawatan sebagai sistem dan
proses
10. Konsep dasar kajian situasi
11. Kajian situasi dalam proses manajemen
12. Perencanaan: konsep perencanaan strategis
dan operasional
13. Perencanaan ketenagaan dan finansial
14. Pengelolaan waktu
15. Proses pengambilan keputusan
16. Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur
organisasi keperawatan serta model
pengorganisasian, pelayanan keperawatan dan
model penugasan)
17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan
penapakan karier)
Page 26 of 149
UNIT KOMPETENSI BAHAN KAJIAN
pola pikir kritis, logis dan 2. Open minded
etis dalam mengembang kan 3. Maturity
asuhan keperawatan
Page 27 of 149
menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah
kesehatan yang dihadapi.
Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar
mandiri. Dalam kurikulum terintergrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi
satuan mata kuliah untuk mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit
kompetensi mempunyai bobot satu (1) satuan kredit semester (SKS).
Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan
berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar
manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara seri ,
paralel atau kombinasi.
Page 28 of 149
IKD 1 (3SKS)
IKD II (3SKS)
(2SKS)
(2 SKS)
Semester I
B. Indonesia
Agama (2 SKS)
IDK I (4SKS)
Kewarganegaraan
sampai dengan lansia
IDK II (4SKS)
Inggris
Bahasa
(2 SKS)
Semester 2
ISD ( 2SKS)
Sist. Kardiovaskular (4SKS)
Inggris
Bahasa
(2 SKS)
Semester 3
Sist. Pencernaan(3SKS)
Semester 4
Manajemen (2SKS)
7
(2SKS)
(4SKS)
B. Inggris
Riset Kep
Semester
8
Page 29 of 149
CONTOH PENDEKATAN BERDASARKAN SISTEM
SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 3 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 3 2 1 -
6. Ilmu Dasar Keperawatan I 4 3 1
Jumlah jam/mg = 13 + 6 = 19 jam 16 13 3
SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Ilmu Sosial Dasar 2 2 - -
2 B. Inggris 2 1 1 -
3 Ilmu Dasar Keperawatan II 4 3 1 -
4 Ilmu Keperawatan Dasar III 3 2 1 -
5 Sistem Kardiovaskuler 4 3 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 11 + 7 + 2= 20 jam 15 11 3.5 0.5
SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Respirasi 4 3 0.5 0.5
2 Sistem Imun dan Hematologi 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Neurobehaviour 4 3 0.5 0.5
4 Bahasa Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 9+5+6 = 20 jam 13 9 2.5 1.5
Page 30 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Sensori Persepsi 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Endokrin 3 2 0.5 0.5
3 Sistem Pencernaan 3 2 0.5 0.5
4 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 7 + 3 +6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Muskuloskeletal 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Integumen 2 1 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 1 -
Jumlah jam/mg =4+4+4= 12 jam 7 4 2 1
SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Sistem Perkemihan 2 1 0.5 0.5
2 Sistem Reproduksi 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 1 -
4 Manajemen Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 7+ 6+4= 17 jam 11 7 3 1
SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kegawatdaruratan system I 3 2 0.5 0.5
2 Riset Keperawatan 4 3 1 -
3 B. Inggris 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 6 + 5+2 = 13 jam 9 6 2.5 0.5
Page 31 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Kegawatdaruratan system II 2 1 0.5 0.5
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 + 1+18= 20 jam 6 1 0.5 4.5
Page 32 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester I
Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Page 33 of 149
keperawatan : Euthanasia, aborsi
3. transplantasi organ, supporting
4. devices
5. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan : Malpraktik,
neglected,
6. pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban,
dll
7. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
8. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan legal etis
5 Memanfaatkan teknologi Aplikasi komputer (membuat blog, Demontrasi, PjBL
informasi dalam mengirim tugas melalui email,
pembelajaran keperawatan mencari bahan untuk tugas
pembelajaran melalui internet )
Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu :
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
Page 34 of 149
No Kompetensi blok 2 Bahan kajian Metoda
3 Menerapkan prinsip komunikasi 1. Teori Komunikasi Mini lecture, Case
sesuai dengan konsep tumbuh 2. Komunikasi Terapeutik study, Small Group
kembang 3. Penggunaan Komunikasi Discussion (SGD)
4. Terapeutik pada berbagai Discovery Learning
tingkat usia dengan berbagai (DL)
kondisi
5. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan
6. Trend dan Issue komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan /
Keperawatan
7. Komunikasi dalam konteks
sosial dan keanekaragaman
budaya serta keyakinan
4 Menerapkan prinsip pendidikan 1. Konsep belajar sepanjang Mini lecture, Case
dalam keperawatan sesuai hayat study, Small Group
dengan tumbuh kembang 2. Antropologi dan sosiologi Discussion (SGD)
kesehatan Discovery Learning
3. Teori pendekatan sosial (DL)
dalam kesehatan
PjBL
4. Konsep dasar kesehatan
5. Aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
6. Rancangan penyuluhan
Kesehatan
7. Metode evaluasi
Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2. Mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator pemenuhan
kebutuhan oksigenasi sesuai tumbuh kembang
Page 35 of 149
3. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit didalam sel dan
indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisi didalam sel dan indicator
pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta
indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
1 Mengidentifikasi kehidupan 1. Introduksi sel Mini Lecture,Case studi,
sel sebagai unit fungsional 2. Ultra struktur sel SGD, Project Based
terkecil dari organisme 3. Jenis-jenis sel learning (PjBL)
4. Fungsi spesifik sel
5. Transport trans membrane
6. Reproduksi sel
7. Genetika
8. Homeostasis
2. Mampu mengenali proses 1. Proses oksigenasi Mini Lecture,Case studi,
pemenuhan oksigenasi 2. Anatomi sistem SGD, Project Based
didalam sel dan indikator kardiovaskuler learning (PjBL)
pemenuhan kebutuhan 3. Fisiologi sistem
oksigenasi sesuai tumbuh kardiovaskuler
kembang 4. Anatomi sistem pernafasan
5. Fisiologi sistem pernafasan
6. Listrik dan magnet dalam
sistem tubuh
7. Benda cair, cairan dan gas
dalam tubuh manusia
8. Tanda dan gejala kecukupan
oksigen
3 Mampu mengenali proses 1. Benda cair, cairan dan gas Mini Lecture,Case studi,
pemenuhan kebutuhan dalam tubuh manusia SGD, Project Based
cairan dan elektrolit 2. Keseimbangan cairan dan learning (PjBL),
didalam sel dan indikator elektrolit laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 3. Hormon-hormon terkait
cairan dan elektrolit sesuai dengan keseimbangan cairan
tumbuh kembang dan elektrolit
4. Keseimbangan asam basa
5. Tanda dan gejala kecukupan
cairan dan elektrolit
4 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem pencernaan Mini Lecture, Case
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi sistempencernaan study, SGD, Project
nutrisi didalam sel dan 3. Proses pemenuhan Based learning (PjBL),
indikator pemenuhan 4. Kebutuhan nutrisi sel laboratorium activities
kebutuhan nutrisi sesuai 5. Hormon-hormon terkait
tumbuh kembang dengan kebutuhan nutrisi
makro dan mikro nutrien
6. Metabolisme karbo hidrat,
lemak dan protein
7. Metabolisme purin,
pirimidin,porfirin
8. Pembentukan urea
Page 36 of 149
No Kompetensi blok 3 Bahan kajian Metoda
9. Keadaan kenyang dan puasa
10. Tanda dan gejala kecukupan
Nutrisi
5 Mampu mengenali proses 1. Anatomi sistem urinari Mini Lecture,Case
pemenuhan kebutuhan 2. Fisiologi ginjal study, SGD, Project
eliminasi tingkat sel dan 3. Anatomi sistem Based learning (PjBL),
organ serta indikator kardiovaskuler laboratorium activity
pemenuhan kebutuhan 4. Fisiologi sistem
eliminasi sesuai tumbuh kardiovaskuler
kembang 5. Anatomi sistem pernafasan
6. Fisiologi sistem pernafasan
7. Anatomi fisiologi kulit
8. Proses eliminasi sisa
metabolisme
9. Proses eliminasi sisa
pencernaan
10. Hormon-hormon terkait
dengan eliminasi
11. Tanda dan gejala masalah
eliminasi sisa metabolisme
dan sisa pencernaan
Page 37 of 149
Bahan Kajian :
1. Konsep agama dan kehidupan beragama
2. Nilai dan keyakinan beragama
3. Dimensi beragama
4. Dimensi sosial keagamaan
5. Spiritual Care
Bahan Kajian :
1. Demokrasi
2. Kebijakan publik
3. Otonomi daerah
4. Hubungan antar manusia
5. Wawasan nusantara
6. Identitas nasional
7. Good governance
8. Geostrategi
9. Politik strategi nasional
10. Negara dan konstitusi
Page 38 of 149
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-
Bahan Kajian :
1. Tata bahasa Indonesia
2. Keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia
3. Cara membuat resume berbahasa Indonesia
Page 39 of 149
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu :
1. Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi,
antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2. Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3. Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain
Bahan Kajian :
1. Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2. Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3. Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa.
4. Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5. Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6. Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan
Kompetensi blok 4
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan sesuai
dengan tumbuh kembang
2. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman sesuai
dengan tumbuh kembang
3. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sesuai
dengan tumbuh kembang
Page 40 of 149
4. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan seksual sesuai dengan
tumbuh kembang
Page 41 of 149
Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar III
Beban Studi : 3 Sks (2-1)
Prasyarat :-
Page 42 of 149
No Kompetensi blok 5 Bahan kajian Metoda
kesehatan aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan
kesehatan
6. Metode evaluasi
Page 43 of 149
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
Page 44 of 149
4. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll
5. Pelindungan hukum dalam praktik
keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus Otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
sistem kardiovaskuler norma masyarakat
pada berbagai tingkat 2. Nursing advocacy
usia
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada system
pada kasus dengan kardiovaskuler
gangguan sistem 2. Pemasangan infus
kardiovaskuler pada 3. EKG
berbagai tingkat usia 4. Terapi melalui intra vena
sesuai dengan standar 5. Punksi vena
yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan
pelayanan yang efisien
dan efektif
Page 45 of 149
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.
Page 46 of 149
keperawatan
8. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem respirasi
(rujukan, PMO, Gakin,
Jamkesmas)
Page 47 of 149
Mata Kuliah : Sistem Imun dan hematologi
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :-
Page 48 of 149
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
Page 49 of 149
gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus dengan otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
gangguan sistem imun dan maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
hematologi pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg masalah
kasus dengan gangguan sistem imun dan hematologi
sistem imun dan hematologi 2. AGD/Analisa Gas Darah
pada berbagai tingkat usia 3. Tourniket test
sesuai dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Page 50 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
neurobehaviour dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
neurobehaviour
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem neurobehaviour
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
Page 51 of 149
pendidikan kesehatan tertier pada masalah sistem Case study,
dengan kasus gangguan neurobehaviour SGD, Project
sistem neurobehaviour Based learning
pada berbagai tingkat usia (PjBL), Lab
dengan memperhatikan skills
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang neurobehaviour Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
imun dan hematologi dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah sistem
neurobehaviour
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study,
pengelolaan asuhan neurobehaviour (klasifikasi kasus dan SGD
keperawatan pada prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan neurobehaviour)
gangguan sistem
neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non SGD, Problem
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan Based learning
neurobehaviour pada norma masyarakat (PBL)
berbagai tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pemeriksaan fisik sistem neurologi
pada kasus dengan saraf kranial.
gangguan sistem 2. Pemeriksaan tingkat kesadaran.
neurobehaviour pada 3. Pemeriksaan status mental.
4. Pemeriksaan fisik khusus untuk
berbagai tingkat usia sesuai
dementia alzeimer, epilepsi.
dengan standar yang 5. Pemeriksaan EEG
berlaku, dengan berfikir 6. Persiapan pemeriksaan lumbal
kreatif dan inovatif punksi
sehingga menghasilkan 7. Persiapan pemeriksaan CT Scan,
pelayanan yang efisien dan kepala dan MRI
efektif 8. Persiapan pemeriksaan laboratorium
khusus kasus neurobehaviour.
9. Persiapan pemeriksaan ECT
10. Persiapan pemeriksaan Brain
mapping
11. Pengukuran tekanan intrakranial
(TIC)
12. Penangan kejang pada anak dan
dewasa.
13. Manajemen amuk / perilaku
kekerasan.
14. Managemen halusinasi/waham
Page 52 of 149
15. Manajemen krisis
16. Penatalaksanaan Terapi perilaku
17. Penatalaksanaan Terapi kognitif
18. Penatalaksanaan Terapi aktifitas
kelompok.
19. Penatalaksanaan pemberian
psikofarmaka
20. Penatalaksanaan Terapi bermain
Page 53 of 149
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
persepsi sensori dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
persepsi sensori
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
persepsi sensori pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku
dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.
Page 54 of 149
memperhatikan aspek legal
dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang persepsi sensori Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
sistem persepsi sensori dan study, SGD
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah persepsi sensori
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan persepsi sensori (klasifikasi kasus
keperawatan pada dan prioritas masalah sistem
sekelompok klien dengan persepsi sensori )
gangguan sistem sistem
persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
5 Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
persepsi sensori pada norma masyarakat
berbagai tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem persepsi sensori
sistem persepsi sensori 2. Irigasi mata
pada berbagai tingkat usia 3. Tetes mata
sesuai dengan standar yang 4. Irigasi telinga
berlaku, dengan berfikir 5. Tetes telinga
kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Page 55 of 149
mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui
proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Page 56 of 149
internasional)
3. Pengkajian sistem endokrin
4. Diagnosa keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
5. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan sistem endokrin
6. Dokumentasi asuhan
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem endokrin
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan dengan tertier pada masalah sistem Case study,
kasus gangguan sistem endokrin SGD, Project
endokrin pada berbagai Based learning
tingkat usia dengan (PjBL), Lab
memperhatikan aspek legal skills, mapping
dan etis. based learning
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait sistem Telaah jurnal,
masalah penelitian yang endokrin Discovery
berhubungan dengan sistem Learning, Case
endokrin dan menggunakan study, SGD
hasil-hasil penelitian dalam
mengatasi masalah
pencernaan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada sistem Case study,
pengelolaan asuhan endokrin (klasifikasi dan prioritas SGD
keperawatan pada masalah kasus sistem endokrin)
sekelompok klien dengan
gangguan sistem endokrin
pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Case study,
advokasi pada kasus dengan : otonomi, beneficience, justice, SGD, Problem
gangguan sistem endokrin non maleficience, moral right, Based learning
pada berbagai tingkat usia nilai dan norma masyarakat (PBL)
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem endokrin
sistem endokrin pada 2. KH
berbagai tingkat usia sesuai 3. GDS
dengan standar yang berlaku, 4. Injeksi sub kutan
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
Page 57 of 149
Mata Kuliah : Sistem Pencernaan (blok 12)
Beban Studi : 2 SKS
Prasyarat :-
Page 58 of 149
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
Page 59 of 149
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan Case study, SGD,
advokasi pada kasus dengan : otonomi, beneficience, justice, Problem Based
gangguan sistem pencernaan non maleficience, moral right, learning (PBL)
pada berbagai tingkat usia nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan pada 1. Pengkajian pada klien dg
kasus dengan gangguan masalah sistem pencernaan
sistem pencernaan pada 2. Pemasangan Nasogastric Tube
berbagai tingkat usia sesuai (NGT)
dengan standar yang berlaku, 3. Bilas lambung (gastric
dengan berfikir kreatif dan Lavage)
inovatif sehingga 4. Menentukan jenis dan jumlah
menghasilkan pelayanan yang kalori dalam diet
efisien dan efektif 5. Wash-out / Enema
6. Colostomy care
Page 60 of 149
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk merumuskan
masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan keperawatan keluarga.
No Kompetensi blok 13 Bahan kajian Metoda
1 Mampu menjelaskan konsep 1. Konsep keluarga Mini Lecture,Case
tersebut penerapannya pada 2. Konsep keluarga sejahtera studi, SGD, Project
asuhan keperawatan 3. Konsep keperawatan keluarga Based learning
keluarga 4. Ruang lingkup keperawatan (PjBL), Lab skills
keluarga
5. Trend dan isu keperawatan
keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga
sesuai kebutuhan tumbuh
kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga
dengan masalah kesehatan yang
lazim di Indonesia
2 Apabila diberi data kasus 1. Konsep asuhan keperawatan Mini Lecture,Case
keluarga, mahasiswa mampu keluarga study, SGD,
melakukan asuhan 2. Pengkajian keluarga Project Based
keperawatan keluarga 3. Perumusan masalah learning (PjBL),
keperawatan keluarga Lab skills
4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan
keluarga
6. Perencanaan kep. keluarga
7. Evaluasi kep. Keluarga
3
4
5
6
7
8
9
Page 61 of 149
Deskripsi Mata kuliah semester V
Page 63 of 149
berbagai tingkat usia limpahan), pertanggungjawaban, dll
dengan memperhatikan 4. Pelindungan hukum dalam praktik
aspek legal dan etis 5. Keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis
Page 64 of 149
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
2. Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
3. Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan
gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4. Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia
di institusi
Page 65 of 149
diperhatikan untuk atau
selama lansia menggunakan
12. Program nasional kesehatan
lansia
13. Isu-isu, strategi dan kegiatan
untuk promosi kesehatan dan
kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang
yang terlibat merawat lansia
2 Bila diberi data kasus lansia 1. Konsep asuhan keperawatan Mini Lecture,Case
di kelompok, peserta didik kelompok study, SGD,
mampu menyusun rencana 2. Pengkajian kelompok Project Based
asuhan keperawatan lansia 3. Perumusan masalah learning (PjBL),
dengan menggunakan keperawatan kelompok Lab skills
konsep-konsep dasar 4. Diagnosis keperawatan kelg
keperawatan gerontik dan 5. Prioritas diagnosis
sesuai dengan langkah- keperawatan kelompok
langkah proses keperawatan 6. Perencanaan kep. Kelompok
7. Evaluasi kep. kelompok
Page 66 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
No Kompetensi blok 17 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi 1. Patofisiologi pada Sistem Mini Lecture, Case
asuhan keperawatan Perkemihan (kasus-kasus study, SGD, Project
dengan kasus gangguan Sistem Perkemihan yang Based learning
Sistem Perkemihan pada sering terjadi pada berbagai (PjBL), Lab skills
berbagai tingkat usia tingkat usia di daerah,
dengan memperhatikan nasional, regional dan
aspek legal dan etis. internasional)
2. Pengkajian Sistem Perkemihan
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
4. Perencanaan/implementasi/eva
luasi keperawatan pada
gangguan Sistem Perkemihan
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
sistem perkemihan (rujukan,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer,sekunder, dan Mini Lecture, Case
pendidikan kesehatan tersier pada masalah Sistem study, SGD, Project
dengan kasus gangguan Perkemihan Based learning
Sistem Perkemihan pada (PjBL), Lab skills
Page 67 of 149
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal, Case
masalah penelitian yang 2. Hasil-hasil penelitian terkait study, SGD
berhubungan dengan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan Perkemihan (klasifikasi kasus
keperawatan pada Sistem Perkemihan dan prioritas
sekelompok klien dengan masalah Sistem Perkemihan )
gangguan Sistem
perkemihan pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
perkemihan pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pengkajian pada sistem
pada kasus dengan perkemihan
gangguan sistem 2. Kateterisasi urin
perkemihan pada berbagai 3. Peritonial dialisa
tingkat usia sesuai dengan 4. Irigassi blas
standar yang berlaku,
dengan berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan
yang efisien dan efektif
Page 68 of 149
dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan reproduksi,
anatomi fisiologi sistem reproduksi, perkembangan seksualitas dan reproduksi, respon
seksualitas dan reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem
Reproduksi dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Page 69 of 149
gangguan Sistem Reproduksi
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan sistem
Reproduksi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan tersier pada masalah Sistem Case study, SGD,
dengan kasus gangguan Reproduksi Project Based
Sistem Reproduksi pada learning (PjBL),
berbagai tingkat usia Lab skills
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
3 Mengidentifikasi masalah- 1. Pengertian masalah penelitian Telaah jurnal,
masalah penelitian yang 2. Hasil-hasil penelitian terkait Case study, SGD
berhubungan dengan Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam
mengatasi masalah
Perkemihan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Case study, SGD
pengelolaan asuhan Reproduksi (klasifikasi kasus Sistem
keperawatan pada Reproduksi dan prioritas masalah
sekelompok klien dengan Sistem Reproduksi )
gangguan Sistem
Reproduksi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi 1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : Case study, SGD,
advokasi pada kasus otonomi, beneficience, justice, non Problem Based
dengan gangguan sistem maleficience, moral right, nilai dan learning (PBL)
reproduksi n pada berbagai norma masyarakat
tingkat usia 2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan tentang : Lab skills
intervensi keperawatan 1. Pemeriksaan ibu hamil
pada kasus dengan 2. PP test
gangguan sistem 3. Prosedur menolong persalinan
reproduksi pada berbagai 4. Resusitasi bayi baru lahir
tingkat usia sesuai dengan 5. Pemeriksaan fisik pasca prersalinan :
lochea, mamae, fundus uteri
standar yang berlaku, 6. Senam hamil
dengan berfikir kreatif dan 7. Senam psot partum
inovatif sehingga 8. Senam Kegel Exercise
menghasilkan pelayanan 9. Pemeriksaan payu dara (Sadari)
yang efisien dan efektif
Page 70 of 149
Mata Kuliah : Komunitas III
Beban Studi :
Prasyarat :-
Page 71 of 149
No Kompetensi blok 19 Bahan kajian Metoda
1 Pada akhir pembelajaran, A. Pengantar kesehatan Mini Lecture, Case
mahasiswa mampu komunitas dan konsep dasar study, SGD,
merencanakan asuhan keperawatan komunitas Project Based
keperawatan komunitas 1. Pengertian kesehatan, Learning (PjBL),
dalam rentang sehat-sakit. indicator sehat, Lab skills
karakteristik dan perilaku
sehat
2. Kesehatan komunitas
3. Konsep dasar
keperawatan komunitas
B. Asuhan keperawatan
komunitas
1. Peran dan fungsi
keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan
komunitas
3. Program evaluasi :
definisi, tujuan, manfaat,
tahapan, metode/alat
4. Proses belajar mengajar di
komunitas
C. Program-program
kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah
kesehatan utama di Indonesia
1. Pemberantasan penyakit
menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman
2. Program pembinaan
kesehatan komunitas
Page 72 of 149
masyarakat
12. Asuhan keperawatan jiwa
masyarakat
13. Program kesehatan jiwa
masyarakat
14. Isu kecenderungan pada
empat area/setting praktek
keperawatan komunitas
Page 73 of 149
No Kompetensi blok 20 Bahan kajian Metoda
1 Melakukan simulasi pada 1. Konsep kepemimipinan: Mini Lecture,
penerapan gaya 2. Teori kepemimpinan Case Study, SGD
kepemimpinan yang efektif 3. Karakterisitik
saat memberikan pelayanan Kepemimpinan
keperawatan maupun asuhan 4. Gaya kepemimpinan
keperawatan.
2 Melakukan simulasi 1. Konsep perencanaan Mini
pembuatan perencanaan 2. Teori manajemen Lecture,Case
pelayanan keperawatan 3. Visi, misi, filosofi, tujuan, study, SGD
maupun asuhan keperawatan. sasaran
4. Analisa SWOT
5. Budgeting
6. Standar keperawatan
3 Melakukan simulasi Konsep pengorganisasian: Mini
pengorganisasian pelayanan 1. Struktur organisasi Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan 2. Job description, job analisis, study, SGD
job evaluasi
3. Staffing
4. Prinsip staffing
5. Pengembangan staf
4 Melakukan simulasi Konsep pengarahan Mini
pengarahan pelayanan 1. Pengarahan Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan 2. Pendelegasian study, SGD
keperawatan 3. Komunikasi
4. Supervisi
5. Kepemimpinan
5 Melakukan simulasi pada Konsep pengendalian Mini
pendelegasian pelayanan 1. Tehnik, fungsi Lecture,Case
keperawatan maupun asuhan pengendalian study, SGD
keperawatan 2. Quality improvement
3. Performance Appraisal
Page 74 of 149
sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi sampai dengan sampai
lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Page 75 of 149
berbagai tingkat usia dengan internasional skills, mapping
memperhatikan aspek legal dan 2. Pengkajian sistem pada kasus based learning
etis. syok, multi trauma dan over
dosis dan keracunan obat
3. Diagnosa keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
4. Perencanaan implementasi/
evaluasi keperawatan pada
gangguan pada kasus syok,
multi trauma dan over dosis
dan keracunan obat
5. Dokumentasi asuhan
keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan gangguan
pada kasus syok, multi trauma
dan over dosis dan keracunan
obat (rujukan,Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan dengan tersier pada masalah pada kasus Case study,
kasus kegawatan, kedaruratan syok, multi trauma dan over dosis SGD, Project
dan kegawat daruratan terkait dan keracunan obat Based Learning
multi sistem pada individu (PjBL), Lab
dengan berbagai tingkat usia skills
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
3 Mengidentifikasi masalah- Hasil-hasil penelitian terkait pada Telaah jurnal,
masalah penelitian yang kasus syok, multi trauma dan over Case study,
berhubungan dengan dosis dan keracunan obat SGD
kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan terkait multi
sistem pada individu dengan
berbagai tingkat usia dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah kegawatan,
kedaruratan dan kegawat
daruratan
Page 76 of 149
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi advokasi 1. Prinsip-prinsip etika Case study,
pada kasus dengan gangguan keperawatan : otonomi, SGD, Problem
sistem kegawatan, kedaruratan beneficience, justice, non Based learning
dan kegawat daruratan pada maleficience, moral right, nilai (PBL)
berbagai tingkat usia dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan pada Lab skills
keperawatan pada kasus kegawatan, kedaruratan dan
dengan gangguan sistem kegawat daruratan
kegawatan, kedaruratan dan 1. Pengkajian kegawatan,
kegawat daruratan pada kedaruratan dan kegawat
berbagai tingkat usia sesuai daruratan
dengan standar yang berlaku, 2. Triase
dengan berfikir kreatif dan 3. BCLS
inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif
Page 77 of 149
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat dengan
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan
masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan
kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat daruratan II pada berbagai tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.
Page 78 of 149
dan etis.
Page 79 of 149
Mata Kuliah : Skripsi
Beban Studi : 4 sks
Prasyarat : -
Bahan Kajian :
1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif
2. Metoda Penelitian Kesehatan
3. Statistik
4. Sumber-sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku
teks ataupun jurnal dan webbsite sesuai topik penelitian
Daftar Pustaka
Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul
Gunakan website sesuai dengan topik bahasan :
http://en.wikipedia.org
http://yahoo.co.id
http://google.com
Proquest
Page 80 of 149
IKD 1 (4SKS)
(2SKS)
(2 SKS)
ISD ( 2SKS)
B. Indonesia
Semester I
IKD II (4SKS)
Agama (2 SKS)
Kewarganegaraan
Kebut. Oksigenasi (4 sks)
2
Inggris
Bahasa
(2 SKS)
Semester
SKS)
Kebut. Istirahat dan Tidur (3 sks)
Semester 3
Bahasa Inggris (2
Kebut. Aktivitas dan Mobilisasi (3 sks)
(2SKS)
Inggris
Bahasa
Komprehensif I (3 sks)
Riset
(2SKS)
Semester
Keperawatan
8
Komprehensif II (3 sks)
SKS)
Semester
Skripsi (4
Page 81 of 149
CONTOH STRUKTUR KURIKULUM PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR
SEMESTER I
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Agama 2 2 - -
2 Kewarganegaraan 2 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Ilmu Keperawatan Dasar I 4 2 1 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar II 4 2 1 -
6. Ilmu Sosial Dasar 2 2 -
Jumlah jam/mg = 14 + 4 = 18 jam 16 14 2
SEMESTER II
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Oksigenasi 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Nutrisi 4 3 0.5 0.5
3 Bahasa Inggris 2 2 -
5 Ilmu Keperawatan Dasar III 4 3 1 -
Jumlah jam/mg = 11 + 4+4= 19 jam 14 11 2 1
SEMESTER III
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Cairan & Elektrolit 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Eliminasi 3 2 0.5 0.5
3 Kebutuhan Istirahat&Tidur 3 2 0.5 0.5
4 Kebutuhan Aktivitas & Mobilisasi 3 2 0.5 0.5
5 Bahasa Inggris 2 2 -
Jumlah jam/mg = 11 +4+8 = 23 jam 15 11 2 2
Page 82 of 149
SEMESTER IV
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Aman & Nyaman 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Konsep Diri 4 3 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas I 2 2 - -
Jumlah jam/mg = 8 + 2+4 = 14 jam 10 8 1 1
SEMESTER V
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Seksualitas 4 3 0.5 0.5
2 Kebutuhan Komunikasi 3 2 0.5 0.5
3 Keperawatan Komunitas II 3 2 0.5 0.5
Jumlah jam/mg =7+3+6 = 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER VI
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Kebutuhan Mekanisme Koping 3 2 0.5 0.5
2 Bahasa Inggris 2 2 - -
3 Keperawatan Komunitas III 3 2 0.5 0.5
4 Manajemen Keperawatan 2 1 0.5 0.5
Jumlah jam/mg = 7+ 3+6= 16 jam 10 7 1.5 1.5
SEMESTER VII
No. Mata Ajar SKS T Lab K Ket
1 Praktik Komprehensif I 3 1 1 1
2 Riset Keperawatan 2 1 1 -
Jumlah jam/mg = 2 + 4+4= 10 jam 5 2 2 1
Page 83 of 149
SEMESTER VIII
No. Mata Ajar SKS T Lab K/R Ket
1 Praktik Komprehensif II 3 1 1 1
2 Skripsi 4 - - 4
Jumlah jam/mg = 1 +2 +20 = 23 7 1 1 5
jam
Page 84 of 149
Deskripsi mata kuliah pendekatan berdasarkan pendekatan kebutuhan
Kompetensi blok 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa akan mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks
Keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam konteks
keperawatan
5. Memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Page 85 of 149
pengambilan beneficience, non Discussion (SGD)
keputusan maleficience, justice, moral Discovery Learning
dalam konsteks right, nilai dan norma (DL)
keperawatan masyarakat
2. Isue etik dalam praktik
keperawatan : Euthanasia,
transplantasi organ,
supporting devices, aborsi.
3. Prinsip-prinsip legal dalam
praktik keperawatan :
Malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan),
pertanggung jawaban, dll
4. Pelindungan hukum dalam
praktik keperawatan
5. Nursing advocacy
6. Pengambilan keputusan
legal etis
5 Memanfaatkan Aplikasi komputer ( membuat Demontrasi, PjBL
teknologi informasi blog, mengirim tugas melalui
dalam pembelajaran email, mencari bahan untuk
keperawatan tugas pembelajaran melalui
internet )
Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa akan mampu:
1. Menerapkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang
Page 86 of 149
No Kompetensi blok Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan model Model konseptual keperawatan Mini Lecture ,Case
konseptual keperawatan (Virginia Henderson, Orem, Roy , Betty studi, SGD
dalam berbagai situasi Neuman, dll )
2. Menerapkan hal-hal yang Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas Discovery learning
terkait dengan pertumbuhan perkembangan (DL), Project Based
dan perkembangan manusia learning (PjBL)
3 Menerapkan prinsip 1. Teori komunikasi Mini lecture, Case
komunikasi sesuai dengan 2. Komunikasi terapeutik study, Small Group
konsep tumbuh kembang 3. Penggunaan komunikasi Discussion (SGD)
terapeutik pada berbagai tingkat usia Discovery Learning
dengan berbagai kondisi (DL)
4. Penerapan komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan.
5. Trend dan Issue komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan / Keperawatan
6. Komunikasi dalam konteks sosial
dan keanekaragaman budaya serta
keyakinan
4 Menerapkan prinsip 1. Konsep belajar sepanjang hayat Mini lecture, Case
pendidikan dalam 2. Antropologi dan sosiologi kesehatan study, Small Group
keperawatan sesuai dengan 3. Teori pendekatan sosial dalam Discussion (SGD)
tumbuh kembang kesehatan Discovery Learning
4. Konsep dasar kesehatan aspek (DL)
sosial budaya serta hubungannya
PjBL
dengan ekologi
5. Rancangan penyuluhan Kesehatan
6. Metode evaluasi
Kompetensi blok 3
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa akan mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa,
jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan.
Page 87 of 149
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan
Page 88 of 149
komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 6
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan oksigenasi mahasiswa akan
mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan kebutuhan
oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
oksigenasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai peran diatas dengan memperhatikan
etika dan norma profesi
Page 89 of 149
keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan kebutuhan
oksigenasi (rujukan, PMO,
Gakin, Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi 1. Pencegahan primer dan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan sekunder pada masalah Case study, SGD,
dengan kasus gangguan kebutuhan oksigenasi Project Based
kebutuhan oksigenasi pada 2. Pencegahan tertier pada learning (PjBL),
berbagai tingkat usia masalah kebutuhan Lab skills
dengan memperhatikan oksigenasi
aspek legal dan etis.
Catatan :
Untuk deskripsi kebutuhan yang lain perlu dilengkapi oleh masing-masing institusi
Page 90 of 149
BAB V
KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI
Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 – 3 semester dengan
perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 4 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam,
maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304 : 48 jam).
Page 91 of 149
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi
Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai :
1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care Provider)
2. Manajer
3. Community Leader
Page 92 of 149
h. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan
j. Mampu memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten
k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
r. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan
t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif
v. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan
kebutuhan klien
w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara berkelompok
y. Mampu mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok
Page 93 of 149
z. Mampu mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
aa. Mampu memberikan pengarahan kepada anggota timnya
bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi ruangan
4. Mampu mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien
5. Mampu mendemonstrasikan
keterampilan teknis keperawatan
yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
Page 95 of 149
asuhan keperawatan
3 Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses Di area keperawatan
keperawatan keperawatan dalam menyelesaikan gerontik, keluarga, dan
professional di tatanan masalah klien di tatanan komunitas komunitas.
komunitas
2. Mampu bekerjasama dengan unsur
terkait di masyarakat dalam
menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
2. Mampu mengorganisasikan
manajemen ruangan keperawatan
secara berkelompok
Page 96 of 149
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan kelanjutan dari program sarjana keperawatan yang akan
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pendidikan sarjana, maka
pelaksanaan pendidikan profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip di bawah ini :
1. Calon peserta pendidikan profesi:
- Lulus pendidikan sarjana keperawatan
- Lulus uji kompetensi ( 12 core competencies )
2. Tersedianya lahan praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk menumbuh
kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi.
4. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelengaraan pendidikan profesi.
5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran
sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, ketrampilan dan
sikap untuk mencapai kompetensi seorang ners.
Keterangan:
Penatalaksanaan : Stase 1 – VIII dapat dilaksanakan secara paralel
Page 97 of 149
E. Deskripsi mata kuliah
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
orang dewasa
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa
ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia, Dekompensasio cordis,
Ca paru
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF, Pankreatitis
akut, Kolelitiasis akut
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid
- Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS
Page 98 of 149
- Mobilitas fisik: fraktur
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dewasa
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
Page 99 of 149
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak
dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New
Jersey : Prentice Hall
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their
families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut :
Appleton dan Lange.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families.
Redwood City : Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book
Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th
edition), St. Louis: Mosby.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan serta yang mengalami masalah pada
sistem reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska
melahirkan serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan pengaturan
kehamilan
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal :
merencanakan program keluarga berencana
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu
hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah pada system reproduksi dan
pengaturan kehamilan
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan maternitas
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing Care
Plans Guidelines for Individualizing Client Care Across The life Span. 7th
Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing Diagnosis and
Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis,
hipertensi
- Eliminasi : BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare
- Nutrisi: KEP
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien usia lanjut yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
usia lanjut
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
Daftar pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol art all Fundamentals of Nursing, Philadelphia : JB Lippincott Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders
company.
Wold, G.H. (1999) Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby
Kompetensi
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Pustaka
Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998). Psychiatric Care
Plans Guidelines for individualizing Care. Ed.3. Philadelphia : F.A Davis
Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan . St.Louis :
Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health Nursing. Addison-
Wesley,California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth
Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice, Fouth
Edition, Mosby. St. Louis.
Page 110 of 149
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric Nursing. St.
Louis; Mosby.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th
edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care.
Philadelpia. Lippincott.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
Page 112 of 149
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktek profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus ( laporan tulis, tes lisan)
4. Critical insidence report
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to Work.
WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby
Daftar Pustaka :
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health
nursing. Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Fredman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice
for promoting health. St. Louis: Mosby years books
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preseptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7.Problem solving for better health (PSBH)
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Daftar Referensi:
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini
(Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Evaluasi Proses
j. Evaluasi Pelaksanaan
k. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
l. Evaluasi Dosen oleh Dosen
Prerequisite :
1. Laporan pendahuluan:
C1 – C6
Penguasaan tentang kasus yang akan
dikelola
2. Kemampuan berkomunikasi terapeutik A1 - A4
a. Mampu memperlihatkan sikap
empati
b. Mampu mendengarkan secara aktif
c. Mampu memberikan respon verbal
dan non verbal (sentuhan, bahasa
tubuh) berdasarkan kebutuhan klien
3. Mampu mempersiapkan Ruang, Alat S1 - S4
dan Tempat
Komponen Kemampuan Klinik
2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan
sesuai dengan hasil pengkajian
a. Mengenal masalah
b. Menganalisa data
c. Merumuskan masalah dan faktor
penyebab dan faktor resiko
3. Perencanaan
Menyusun perencanaan keperawatan
4. Implementasi
a. Melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai prosedur
(SOP) dengan memperhatikan
prioritas dan patient safety pada
klien dengan berbagai tingkat usia
dalam mengatasi masalah
kebutuhan dasar manusia
(Henderson/Gordon/Maslow, dsb).
b. Menyampaikan pesan dengan tepat
dan jelas
c. Melakukan kolaborasi dg tim kes.
d. Melakukan tindakan melalui
kegiatan observasi, dan mandiri,
e. Memberikan pendidikan kesehatan
sesuai maalah klien
5. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi keperawatan
1) Menilai perkembangan kondisi
klien
2) Memodifikasi, merubah
intervensi keperawatan sesuai
kebutuhan klien
b. Mendokumentasikan asuhan
keperawatan
Komponen Kemampuan
Manajerial/Management Ruangan
1. Pengkajian
a. Melakukan Kajian situasi
2. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan,
1) Perencanaan sumber daya
2) Merencanakan sarana dan
prasarana
3) Merencanakan pembiayaan
3. Implementasi
a. Pengorganisasian,
1) Pembagian deskripsi tugas .
2) Terbentuk Struktural
b.Pengarahan
1) Melakukan negosiasi, motivasi,
c. Pengendalian
1) Mampu melakukan supervisi
4.Evaluasi
a. Melakukan Evaluasi
1) Menilai proses
2) Memberikan umpan balik
1. Pengkajian
a. Melakukan pengkajian kes. pada
keluarga, kelompok, dan
masyarakat
1) Menyusun instrumen dan
mengidentifikasi perilaku kes pada
keluarga kelompok tertentu, dan
masyarakat
2) Mengkaji sumber-sumber yang
tersedia pada keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat
2. Diagnosa Keperawatan
a. Merumuskan
diagnosa keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
Page 126 of 149
1) Mengenali masalah
kesehatan/keperawatan pada
keluarga, kelompok, kelompok
khusus dan masyarakat
2) Merumuskan masalah, faktor
penyebab dan faktor resiko
3. Perencanaan
Menyusun perencanaan
keperawatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan indikator
keberhasilan
c. Menentukan strategi intervensi
d. Menentukan intervensi sesuai
dengan sumber-sumber kekuatan
yang ada pada keluarga,
kelompok, kelompok khusus dan
masyarakat dengan pertimbangan
aspek budaya, etik dan legal
4. Implementasi
Melakukan implementasi dengan
mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus dan masyarakat
(patient safety).
5. Evaluasi
Page 127 of 149
Melakukan evaluasi
a. Menilai perkembangan perilaku
keluarga, kelompok, kelompok
khusus, dan masyarakat
b. Memodifikasi, merubah intervensi
keperawatan sesuai kebutuhan
keluarga, kelompok , kelompok
khusus, dan masyarakat
S.Kep
Praktik 30 %
Teori 70 %
Ners
Program Profesi
Uji Kompetensi RN
(OP)
S.Kep
Program Sarjana
Keperawatan
Pengantar
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi
berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi
merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program
akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan
kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada
kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi
peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan
dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para
peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang
telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship
dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai
PRESEPTOR / MENTOR.
Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam
menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan
peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan
tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan
untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin
bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan
secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu
saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama
pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program
profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998).
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari
wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap
persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai
pada kegiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan proses
bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan
keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya
agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program
profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan
kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A. FASE PERSIAPAN
Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program
profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan. Tahap
persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan praktik;
profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai
selama program profesi; mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi;
penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan
pencapaian kompetensi.
A. 5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi
Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan kerjasama yang
bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk
Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua pihak
dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi
kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi kesehatan /
keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak pendidikan dan
peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera
dicari solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian atau proyek dengan
melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis
oleh kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan oleh pihak
pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-program pelatihan
untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan pada pasien yang kemudian
diterapkan secara terrencana dan sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian
masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.
B. FASE PELAKSANAAN
B. 1 Komposisi stase:
1, 1.
2. 4.
3 5.
dst 8.
. dst
B. 2 Model bimbingan
Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah
preseptor karean durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili
peserta didik.
Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi
yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai
praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan
sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan
memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.
1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih
tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan
seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman
klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005
tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja
dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing
peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap,
perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan
dan cara mengevaluasinya.
Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/
mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan post conference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran......)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.
Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus
menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:
- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman
preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik
untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.
- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk
Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar
peserta didik.
Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan
peserta didik.
Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik.
Menyepakati kontrak belajar
- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis
ketergantungan yang sama. Preseptor/mentor harus memahami dan
meyakini kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan. Apabila
peserta didik dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan
pada tingkat yang lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima
pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu untuk menerima
kewenangan pada tingkat berikutnya.
B. 3 Evaluasi kompetensi
Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui
pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang
harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi
praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan
orang lain (klien), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat, aman
dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas,
ekualitas dan perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
NMC (2002) Supporting nurses and midwives through lifelong learning, London, NMC.
Buku Yanti.......
Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari proses
belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk
menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian kewenangan yang
sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana peserta didik yang di anggap belum mampu
untuk mendapatkan tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan untuk
menerima pendelegasian tersebut.
Waktu
/mggu Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien pada setiap stase
Tindakan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
prosedural mandiri minimal sedang tinggi
1-2 v
2-3