You are on page 1of 25

ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN EKG

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn. R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Penumpukan cairan di paru-paru
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF)

1. Masalah Keperawatan
Penurunan curah jantung
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan pemeriksaan EKG 12 Lead
3. Rasional Tindakan
Untuk mengetahui adanya gangguan listrik jantung dan sumbatan pada jantung
4. Prinsip Tindakan
a. Persiapan alat EKG
b. Persiapan klien: menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien, klien harus
berbaring terlentang
c. Jaga privasi klien
d. Pemasangan elektroda sesuai prosedur
e. Perekaman
Pada saat perekaman, klien diharap tenang dan perawat maupun orang-orang yang
berada di sekitar tempat tidur sebaiknya menjauh dari tempat tidur agar tidak
mempengaharui hasil perekaman.
f. Setekah selesai merekam, tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin,
jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang
yang merekam
g. Lepaskan elektroda, kemudian bersihkan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Pemasangan elektroda yang tidak tepat dapat menghasilkan gambaran EKG yang
tidak terbaca atau tidak sesuai kondisi klien. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan
interpretasi EKG sehingga menghasilkan diagnosa yang keliru. Untuk mengatasinya,
pastikan tidak ada kesalahan sebelum perekaman jantung dengan melakukan pengecekan
ulang pada elektroda-elektroda yang terpasang.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik
7. Evaluasi diri
Diperlukan keterampilan khusus untuk bisa melakukan pemasangan EKG dan
pembelajaran lebih lanjut untuk dapat menginterpretasikan hasil EKG.
ANALISA SINTESA TINDAKAN PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.R


Keluhan utama : Penurunan kesadaran
Faktor penyebab : Berkurangnya (ketidakadekuatan) suplai darah ke
suatu jaringan atau bagian tubuh.
Diagnosa medis : Acute Lung Oedema (ALO)

1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan pengisapan lendir (suction)
3. Rasional Tindakan
Pasien dapat terbebas dari penyumbatan jalan nafas
4. Prinsip Tindakan
Prinsip dari tindakan suction adalah steril karena orofaring dan trakea dianggap
steril. Adapun mulut dianggap bersih, maka tindakan suction pada mulut dilakukan
setelah orofaring dan trakea dengan menggunakan kateter suction yang berbeda.
Keseluruhan prosedur dari memasukkan kateter suction sampai mengeluarkannnya tidak
boleh lebih dari lima belas detik karena oksigen tidak dapat mencapai paru-paru selama
pengisapan. Sebelum melakukan suction, kebutuhan oksigenasi klien ditingkatkan
menjadi 100% pada ventilator atau dinaikkan 3 tingkat lebih tinggi pada penggunaan O2
nasal kanul/masker non breathing. Kecuali pada distres pernpasan, klien harus dibiarkan
istirahat di antara pemasukan kateter suction. Apabila klien menggunakan kanul atau
masker oksigen, maka harus dipasang kembali selama istirahat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Komplikasi yang dapat terjadi akibat penghisapan sekret endotrakeal
sebagai berikut (Setianto, 2007):
a. Hipoksia / Hipoksemia
b. Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
c. Cardiac arest
d. Aritmia
e. Atelektasis
f. Bronkokonstriksi / bronkospasme
g. Infeksi (pasien / petugas)
h. Pendarahan dari paru
i. Peningkatan tekanan intra kranial
j. Hipotensi
k. Hipertensi
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mandiri
1) Memonitor vital sign dan kepatenan jalan napas klien
2) Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Kolaborasi
Medis :
1) Memberikan O2 sesuai kebutuhan
2) Memberikan terapi untuk mengurangi atau mengencerkan sekret
3) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui timbulnya komplikasi lain akibat
suction
7. Evaluasi diri
Mahasiswa melakukan tindakan suction secara mandiri setelah mendapatkan persetujuan
dari tim medis maupun perawat yang jaga.
ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn.J


Keluhan utama : Nyeri dada
Faktor penyebab : Tidak mendapatkan supply darah dimana membawa oksigen
dan
nutrisi yang penting untuk kelangsungan hidupnya, otot-otot
jantung dapat mengalami kematian dan kerusakan sehingga
menyebabkan nyeri pada dada
Diagnosa medis : STEMI (ST Elevasi Miocard Infark)

1. Masalah Keperawatan
Penurunan curah jantung
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan pemasangan infus
3. Rasional Tindakan
a. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
b. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
c. Memonitor tekan Vena Central (CVP)
4. Prinsip Tindakan
Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kester lan
mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui
infuse dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena
lengan (vena safalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada
vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).
Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat
dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah,
sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Efek samping dari tindakan ini adalah timbulnya emboli udara. Infuse juga
merupakan jalan untuk memasukkan obat intravena dan seringnya injeksi dilakukan
kurang hati-hati sehingga sering ada gelembung udara yang ikut masuk ke pembuluh
darah ketika injeksi maupun infuse yang keblongan. Kerugian dari tindakan ini adalah:
a. Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko
toksisitas dan sensitivitas tinggi
b. Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speeed Shock”
c. Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:
1) Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu
2) Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
3) Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Evaluasi diri
Pemasangan infus merupakan tindakan invasif sehingga harus selalu dalam pengawasan
pembimbing lahan
ANALISA SINTESA TINDAKAN NEBULIZER

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Peningkatan produksi sputum
Diagnosa medis : CAP (Community Acquired Pneumoni)

1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan nebulizer
3. Rasional Tindakan
Mengencerkan dahak dan memperlancar jalan napas
4. Prinsip Tindakan
a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan, terutama pada klien yang
menggunakan bronchodilator.
b. Observasi pengembangan paru dan pasang oksigen setelah pemberian obat apabila
diperlukan.
c. Prinsip nebulizer adalah mengubah obat (larutan) menjadi aerosol, sehingga dapat
dihirup pasien dengan menggunakan masker atau mouthpiece
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Terapi nebulizer memiliki resiko seperti infeksi, airway reactivity, pulmonary dan
efek sistemik, serta drug reconsentration. Perlu ada perawat yang mendampingi untuk
memantau perkembangan atau perubahan yang terjadi pada pasien.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
Mandiri :
a. Pantau frekuensi dan kedalaman pernapasan
b. Pertahankan jalan napas paten. Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman.
c. Pertahankan pemberian O2.
d. Lakukan postural drainase untuk mengeluarkan secret yang tertahan di lobus-lobus
paru.
7. Evaluasi diri
Perlu lebih memperhatikan kesesuaian tindakan dengan kondisi klien. Pada tindakan
pemberian obat dengan nebulizer, perlu lebih hati-hati dalam menentukan tekanan
nebulizer. Tindakan yang dilakukan dengan tidak hati-hati dapat menimbulkan masalah
baru pada klien. Selain itu, perlengkapan alat proteksi diri pun harus diperhatikan untuk
melindungi diri sendiri dari penularan atau penyebaran mikroorganisme yang pathogen.
ANALISA SINTESA TINDAKAN NASOGASTRIC TUBES (NGT)

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.R


Keluhan utama : Penurunan kesadaran
Faktor penyebab : Berkurangnya (ketidakadekuatan) suplai darah ke
suatu jaringan atau bagian tubuh.
Diagnosa medis : Acute Lung Oedema (ALO)

1. Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan pemasangan NGT
3. Rasional Tindakan
Memberikan nutrisi dan obat-obatan bagi yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral.
4. Prinsip Tindakan
a. Steril dan bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Komplikasi mekanis
1) Selang tersumbat
2) Dislokasi selang
b. Komplikasi Pulmonal
1) Aspirasi
c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak tepat kedudukan selang
d. Komplikasi yang disebabkan oleh efek zat nutrisi
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Monitor KU dan TTV
b. Kolaborasi pemberian cairan Intravena
c. Monitor folley chateter dan NGT
7. Evaluasi diri
Perlu lebih memperhatikan kesesuaian tindakan dengan kondisi klien. Pada tindakan
perlu kehatian-hatian karna pasien dalam kondisi penurunan kesadaran. Perlu
pendampingan dari pembimbing dalam proses tindakan dan pengecekan secara tepat
setelah NGT terpasang.
ANALISA SINTESA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn.S


Keluhan utama : Nafas pendek dan cepat
Faktor penyebab : Aliran darah melalui arteri yang mensuplai otot-otot jantung
menjadi tersumbat sebagian atau sepenuhnya
Diagnosa medis : Syok Kardiogenik

1. Masalah Keperawatan
Gangguan pertukaran gas
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan pengambilan darah vena
3. Rasional Tindakan
Salah satu cara mendapatkan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium dan bahan
penegangan diagnosa
4. Prinsip Tindakan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang
digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta kondisi yang
mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan
mengeleminasi karbondioksida dari darah
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan benar. Namun
dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar pada area tusukan
jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar area tusukan.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Pengambilan darah arteri
7. Evaluasi diri
Dalam pemberian intervensi, ada baiknya perawat melakukan intervensi sesuai
dengan standar operasional prosedur. Perawat hendaknya menggunakan peralatan sesuai
dengan ketentuan untuk menjaga kenyamanan pasien. Pada saat melakukan tindakan,
lakukan sesuai prosedur untuk menghindari cedera pada pasien.
ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMBERIAN OBAT MELALUI SC

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn.S


Keluhan utama : Nafas pendek dan cepat
Faktor penyebab : Aliran darah melalui arteri yang mensuplai otot-otot jantung
menjadi tersumbat sebagian atau sepenuhnya
Diagnosa medis : Syok Kardiogenik + DM tipe II

1. Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat melalui SC : Obat Neporaped 6-6-6
3. Rasional Tindakan
Agar obat diabsrorbsi tubuh dengan cepat
4. Prinsip Tindakan
a. Mempertahankan sterilisasi alat terutama jarum suntik
b. Prinsip 7B (Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara, benar
dokumentasi, benar informasi)
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Untuk klien berukuran rata-rata, regangkan kulit secara keras pada tempat injeksi
atau cubit dengan tangan dominan anda pencubitan kulit meninggikan jaringan
subkutan, jarum menembus kulit tegang lebih mudah dari kulit kendur.

b. Untuk klien gemuk, cubit kulit pada tempat Injeksi dan injeksikan jarum dibawah
lipatan kulit, klien gemuk memiliki lapisan lemak tambahan diatas jaringan subkutan
Insersi cepat dan tepat
c. Injeksikan jarum dengan cepat dan tepat Pada sudut 90 derajat (kemudian lepaskan-
kulit bila dicubit) meminimalkan ansietas dan ketidaknyamanan klien
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Pemeriksaan fisik
c. Monitor vital signs
7. Evaluasi diri
Dalam pemberian intervensi, ada baiknya perawat melakukan intervensi sesuai
dengan standar operasional prosedur. Perawat hendaknya menggunakan peralatan sesuai
dengan ketentuan untuk menjaga kenyamanan pasien. Pada saat melakukan tindakan,
lakukan sesuai prosedur untuk menghindari cedera pada pasien. Pantau gula darah pasien
sebelum pemberian.
ANALISA SINTESA TINDAKAN MEMANDIKAN PASIEN

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn. R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Penumpukan cairan di paru-paru
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF)

1. Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas
2. Tindakan Keperawatan
Memandikan pasien
3. Rasional Tindakan
Memberi rasa nyaman dan aman pada pasien
4. Prinsip Tindakan
Prinsip bersih dan menjaga privasi klien. Dengan menggunakan tehnik bersih dapat
mengurangi bakteri pada tubuh klien dan merasa nyaman dan klien tidak merasa malu
sehingga harus menjaga privasi klien.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Bahaya yang dapat terjadi adalah resiko jatuh dan cedera jika perawat tidak
memperhatikan kondisi dan keadaan pasien saat dimandikan diatas tempat tidur.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Posisi fowler / semi fowler
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Pemasangan alat monitor
7. Evaluasi diri
Perawat harus tetap mempertahankan privasi pasien dalam melakukan tindakan
keperawatan.
ANALISA SINTESA PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn. R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Penumpukan cairan di paru-paru
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF)

1. Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas
2. Tindakan Keperawatan
Memeriksa tanda-tanda vital pasien : tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
3. Rasional Tindakan
Tanda vital merupakan acuhan untuk mengetahui keadaan umum pasien
4. Prinsip Tindakan
Tindakan pemeriksaan tanda – tanda vital ini dilakukan dengan bersih akan tetapi
demi keselamatan pasien dan perawat tetap i mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan, Memeberikan rasa nyaman pada saat pemeriksaan.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Pemasangan Manset yang terlalu kencang dapat membuat klien tidak nyaman dan
tangan menjadi keram.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
Posisi fowler / semi fowler
7. Evaluasi diri
Pemeriksaan Tanda – tanda Vital sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur yang telah di tetapkan, kmunikasi terapeutik lebih di tingkatkan lagi saat
melakukan pemeriksaan Vital Sign Pada pasien, , Evaluasi diri sebelum melakukan
tindakan
ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMBERIAN OKSIGEN

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Peningkatan produksi sputum
Diagnosa medis : CAP (Community Acquired Pneumoni)

1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan pemberian oksigen nasal kanul 3L/menit
3. Rasional Tindakan
a. Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Menurunkan kerja jantung
d. Menurunkan kerja paru –paru pada klien dengan dyspnea
4. Prinsip Tindakan
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah, biasanya
hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran.
Pencegahan : klien dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok,
membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik
tanpa “Ground”.
b. Depresi Ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat
pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.
Pencegahan : pada saat pemberian O2 harus dipantau dan menanyakan respon klien
pada saat pemberian O2
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam
waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti
atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.
Pencegahan : pada saat pemberian O2 harus dipantau dan menanyakan respon klien
pada saat pemberian O2.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Monitor TTV
b. Perekaman EKG
7. Evaluasi diri
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul tanpa bantuan.
ANALISA SINTESA TINDAKAN PERAWATAN LUKA

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.T


Keluhan utama : Bengkak seluruh badan
Faktor penyebab : Ventrikel kiri tidak kosong dengan benar, masih banyak darah
yang tidak terpompa keluar, sedangkan darah terus mengalir ke
arah jantung. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di
atrium (ruang atas) dan pembuluh darah di dekatnya. Darah
yang menuju jantung menjadi tertahan dan memicu retensi atau
penumpukan cairan (edema) di paru-paru, organ perut dan
kaki. Hal ini juga mempengaruhi ginjal, mengganggu fungsi
ginjal dan menyebabkan retensi garam dan air, menyebabkan
edema.
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF) + DM tipe II

1. Masalah Keperawatan
Kerusakan integritas kulit
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan perawatan luka
3. Rasional Tindakan
Mencegah terjadinya infeksi, ,mempercepat proses penyembuhan luka dan
meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
4. Prinsip Tindakan
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka.
a. Prinsip pertama menyangkut pembersihan/ pencucian luka.
1) Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing,
yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih
yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.
2) Luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu
disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau
NaCl 0,9 %. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat
infeksi, karena dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses
penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit
sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah feracrylum 1%
karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi
alergi.
b. Prinsip kedua menyangkut pemilihan balutan. Pembalut luka merupakan sarana vital
untuk mengatur kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebih, mencegah infeksi,
dan membuang jaringan mati.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Pengakatan balutan dan pemasangan kembali dapat menyebabkan pasien merasa
nyeri.
b. Tidak bisa menjaga ke sterilan alat yang digunakan.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Pemberian posisi semi fowler/fowler
b. Monitor TTV
7. Evaluasi diri
a. Harus lebih hati – hati dalam melakukan tindakan, apabila balutan terasa lengket
pada luka, usahakan olesi larutan NaCl terlebih dahulu, agar luka mudah di angkat.
b. Lebih cermat dan tepat dalam penggunaan alat – alat steril.
ANALISA SINTESA TINDAKAN ORAL HYGIENE

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Ny.R


Keluhan utama : Penurunan kesadaran
Faktor penyebab : Berkurangnya (ketidakadekuatan) suplai darah ke
suatu jaringan atau bagian tubuh.
Diagnosa medis : Acute Lung Oedema (ALO)

1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pemenuhan ADL
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan oral hygiene
3. Rasional Tindakan
a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut
4. Prinsip Tindakan
Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan
bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan
gigi secara mandiri harus dipantau sepenuhnya oleh perawat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Pasien dapat mengalami tersedak
b. Dapat mengalami perdarahan gusi jika tidak berhati-hati
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Pemberian posisi semi fowler/fowler
b. Memandikan pasien
c. Monitor TTV
7. Evaluasi diri
Tetap menjaga privasi pasien dan standar prosedur yang sudah tersedia.
ANALISA SINTESA TINDAKAN TRANSFUSI DARAH

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn.S


Keluhan utama : Bengkak seluruh badan
Faktor penyebab : Ventrikel kiri tidak kosong dengan benar, masih banyak darah
yang tidak terpompa keluar, sedangkan darah terus mengalir ke
arah jantung. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di
atrium (ruang atas) dan pembuluh darah di dekatnya. Darah
yang menuju jantung menjadi tertahan dan memicu retensi atau
penumpukan cairan (edema) di paru-paru, organ perut dan
kaki. Hal ini juga mempengaruhi ginjal, mengganggu fungsi
ginjal dan menyebabkan retensi garam dan air, menyebabkan
edema.
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF) + DM tipe II + HIV/AIDS

1. Masalah Keperawatan
Resiko infeksi
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan tindakan transfusi darah : 2 bag : nilai Hb : 6
3. Rasional Tindakan
a. Agar pada saat ditransfusi darah yang dialirkan ke tubuh klien tidak tersumbat
b. Agar pemberian transfusi tepat pada pasien dengan menggunakan prinsip 7B
4. Prinsip Tindakan
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
membutuhkan darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
transfusi. Dianjurkan untuk transfusi darah agar sirkulasi volume darahnya meningkat.
Darah yang ditransfusikan adalah darah A+ sebanyak 2 kantong darah yang isinya 250ml.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu lama di tancapkan. Maka berhati-
hati dan cermat dalam memasang IV cateter sesuai dengan prosedur karena juga bisa
mengakibatkan hal-hal seperti hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak (inflasi pada
pembuluh vena), emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
c. Mempertahankan posisi semifowler/fowler
d. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Evaluasi diri
Tindakan transfusi darah merupakan tindakan invasif sehingga harus selalu dalam
pengawasan pembimbing lahan
ANALISA SINTESA PEMBERIAN OBAT SETTING INFUS PUMP

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn. R


Keluhan utama : Sesak nafas
Faktor penyebab : Penumpukan cairan di paru-paru
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF)

1. Masalah Keperawatan
Penurunan curah jantung
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat dengan setting infus pump
3. Rasional Tindakan
a. Untuk menghindari penusukan yang berulang
b. Untuk mengatur kecepatan tetesan infus secara akurat (tetes per menit/target habis
dalam jam atau menit)
4. Prinsip Tindakan
a. Kaji adanya riwayat alergi atau alergi terhadap obat
b. Kaji hemodinamik
c. Perhatikan gambaran ekg pasien
d. Timbang pasien untuk mengetahui bb jika dosis obat diberikan berdasarkan berat
badan
e. Kaji kembali kepatenan akses intravena, adakah sumbatan atau bekuan darah
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Flebitis
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Pemberian obat IV bolus
7. Evaluasi diri
Dapat melakukan pemberian obat setting infus pump.
ANALISA SINTESA BLEDDING TRAINING

DI RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Inisial pasien : Tn.S


Keluhan utama : Nyeri dada
Faktor penyebab : Tidak mendapatkan supply darah dimana membawa oksigen
dan
nutrisi yang penting untuk kelangsungan hidupnya, otot-otot
jantung dapat mengalami kematian dan kerusakan sehingga
menyebabkan nyeri pada dada
Diagnosa medis : STEMI (ST Elevasi Miocard Infark)

1. Masalah Keperawatan
Penurunan curah jantung
2. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan bledding training
3. Rasional Tindakan
a. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.
b. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada
karena pemasangan kateter.
4. Prinsip Tindakan
a. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
b. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
c. Klien yang mengalami inkontensia retentio urinea
d. Klien post operasi.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Tidak ada bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Up kateter
7. Evaluasi diri
Dapat melakukan pemberian obat setting infus pump.

You might also like