You are on page 1of 27

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

KEPENDIDIKAN

DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

SEMESTER GENAP TAHUN 2017/2018

Oleh:

Anti Haryanti
1404176
Jurusan Pendidikan Fisika

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN


DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izin dan karunia-Nya lah penulis dapat melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) Kependidikan tanpa mengalami hambatan yang berarti baik dari
faktor teknis, materi maupun lainnya selama penyelenggaraan.
Laporan individual ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan praktik kependidikan yang dilaksanakan di SMPN 15 Bandung.
Laporan ini berisi kegiatan orientasi terhadap sekolah dari berbagai kendala yang
dihadapi selama proses pelaksanaan Program Pengalam Lapangan (PPL) di
SMPN 15 Bandung, baik dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
silabus, proses kegiatan belajar mengajar, serta partisipasi dalam kegiatan
kehidupan sekolah dan lingkungannya. Penulis dengan sepenuh hati senantiasa
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu selama
kegiatan Program Pengalam Lapangan ini berlangsung, diantaranya sebagai
berikut:
1. Kedua orangtua dan seluruh keluarga penulis yang telah memberikan
dukungan dan motivasi sehingga kegiatan Program Pengalam Lapangan
(PPL) ini dapat berjalan sesuai rencana.
2. Ibu Elin Karlina, S.Pd., M.M.Pd., selaku Kepala SMPN 15 Bandung yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 15 Bandung.
3. Bapak Dr. Muslim, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing PPL yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama kegiatan ini berlangsung.
4. Ibu Titi Latifah, S.Pd, selaku Guru Pamong PPL yang telah membantu dan
membimbing penulis selama kegiatan ini berlangsung.
5. Bapak Patah, M.Pd selaku wakil kepala sekolah bagian kurikulum di SMP
Negeri 15 Bandung yang telah memberikan bimbingan, saran, kritik dan
motivasi kepada penulis selama pelaksanakan program PPL
6. Seluruh Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Tata Usaha SMPN 15 Bandung
yang telah membantu penulis selama kegiatan ini berlangsung.
7. Seluruh siswa-siswi SMP Negeri 15 Bandung.
8. Seluruh rekan-rekan PPL UPI 2018 di SMP Negeri 15 Bandung yang selalu
memberikan dukungan, motivasi dan kebersamaan selama kegiatan PPL.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan


laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan proses penyusunan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi seluruh
pembaca agar segala pengalaman yang tertuang dalam laporan ini dapat menjadi
masukan untuk memperbaiki pelaksanan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
yang akan datang.

Bandung, Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan merupakan satu


program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para
mahasiswa (calon guru) menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan
terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya diharapkan
mahasiswa siap untuk mengemban tugas sebagai guru. Program Pengalaman
Lapangan (PPL) ini juga dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman mengajar
kepada mahasiswa jurusan kependidikan dalam situasi nyata di lapangan sebagai
upaya mencapai kompetensi secara utuh. Pengalaman tersebut meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam profesi pendidik, serta mampu
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah
dengan penuh rasa tanggung jawab. PPL kependidikan UPI merupakan salah satu
mata kuliah lapangan yang wajib diikuti oleh mahasiswa jurusan kependidikan
Universitas Pendidikan Indonesia sebagai wujud pembentukan profesionalisme
seorang pendidik.
Pelaksanaan PPL Kependidikan UPI semester genap tahun ajaran
2017/2018 dilaksanakan awal bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2018.
Lokasi PPL ini tersebar di berbagai jenjang pendidikan yang terdapat di Kota
Bandung dan Cimahi, salah satunya adalah di SMP Negeri 15 Bandung yang
terletak di jalan Dr. Setiabudhi No.89 Bandung.
Pada pelaksanaan kegiatan PPL tahun ini, praktikan bersama dua puluh satu
praktikan lain dengan rincian dua orang dari Pendidikan Matematika, dua orang
dari Pendidikan Bahasa Inggris, empat orang dari PJKR, dua orang dari
Pendidikan Seni Rupa, dua orang dari Pendidikan Seni Musik, tiga orang dari BK,
tiga orang dari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan tiga orang dari (termasuk
penulis) Pendidikan Fisika memiliki kesempatan untuk bergabung dengan SMP
Negeri 15 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
Praktikan merupakan salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika yang
melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 15 yang dipercaya untuk mengajar di
kelas VIII A, VIII G dan VIII I, dan VII F. Dengan jumlah jam pelajaran setiap
minggunya lima belas jam pelajaran. Jadwal mengajar praktikan selama PPL di
SMP Negeri 15 Bandung adalah sebagai berikut.
Table 1. Kegiatan Mengajar

No. Hari Waktu Kegiatan Keterangan


08.20 – 10.40 WIB Mengajar di kelas VIII A (3 x 40 Menit)
1. Selasa
12.40 – 14.00 WIB Mengajar di kelas VIIA G (2 x 40 Menit)
10.40 – 12.00 WIB Mengajar di kelas VIII A (2 x 40 Menit)
2. Rabu
12.40 – 14.35 WIB Mengajar di kelas VII F (3 x 35 menit)
10.00 – 12.00 WIB Mengajar di kelas VIII G (3 x 40 Menit)
3 Kamis
12.40 – 14.00 WIB Mengajar di kelas VIII I (2 x 40 menit)
07.00 – 09.00 WIB Mengajar di kelas VIII I (3 x 40 menit)
4 Jumat
12.40 – 14.00 WIB Mengajar di kelas VII F (2 x 40 Menit)

Dalam melaksanakan PPL ini banyak pengalaman, pengetahuan serta


masukan berharga yang diperoleh khususnya dari hasil mengajar di kelas VIII A,
VIII G dan VIII I, dan VII F serta umumnya dari SMP Negeri 15 Bandung.
Kesenjangan antara kondisi nyata di sekolah dengan teori yang telah didapat pada
perkuliahan kependidikan terkadang menjadi kendala tersendiri bagi praktikan
sehingga dapat menimbulkan masalah, mulai dari masalah penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), proses belajar mengajar didalam kelas,
bimbingan belajar atau pembinaan ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan
sekolah, sampai proses bimbingan. Masalah-masalah tersebut dijelaskan pada
bahasan berikut:

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dalam melaksanakan kegiatan pengajaran membutuhkan suatu instrumen
sebagai pedoman yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam
standar isi (standar kurikulum). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
RPP merupakan komponen yang penting. Dalam hal ini guru merupakan
salah satu yang memegang peranan paling penting dalam merancang suatu
RPP oleh karena itu dituntut adanya suatu sikap profesional dari seorang
guru. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Rencana pelaksanaan
pembelajaran, unsur-unsur utamanya yang minimal harus ada dalam setiap
RPP yaitu jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa
yang harus dilakukan, apa yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta
bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik menguasai kompetensi
tertentu. RPP yang disusun dengan baik dapat memudahkan guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran dengan efektif serta dapat menciptakan
suasana belajar yang kondusif di dalam kelas.

Tabel 1.1 RPP yang Disusun Selama Kegiatan PPL


No Kelas Materi Kurikulum
1. Pencemaran
Lingkungan
1. VII-F 2. Pemanasan Global 2013 Revisi
3. Lapisan Bumi
4. Tata Surya
1. Tekanan Zat dan
VIII-A Penerapannya dalam
2. VIII-G Kehidupan Sehari-hari 2013 Revisi
VIII-I 2. Cahaya dan Alat
Optik

Selama pelaksanaan kegiatan PPL ini, praktikan diwajibkan untuk


menyusun RPP yang sesuai dengan Kurikulum 2013 versi Revisi. Namun,
dalam penyusunan rencana pembelajaran praktikan mengalami beberapa
hambatan, diantaranya:
1. Menentukan alat evaluasi dan bentuk tes yang tepat bagi seluruh siswa.
Hal ini dikarenakan kemampuan siswa yang beranekaragam.
2. Penerapan berbagai model dengan pendekatan scientific yang praktikan
pilih sebagai pendekatan pembelajaran dirasa kurang terdukung oleh
ketersediaan waku.
3. Media, alat dan bahan yang tercantum pada RPP terkadang tidak
tertunjang oleh ketersediaan media, alat dan bahan disekolah sehingga
format harus mengalami revisi kembali.
4. Proses belajar mengajar (PBM) sebagai aplikasi dari Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat terkadang tidak
sesuai di lapangan. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di kelas.
5. Komponen penilaian yang praktikan buat di RPP jarang terlaksana di
lapangan, apalagi untuk kompetensi sikap jarang praktikan
implementasikan di lapangan dikarenakan ketidak sesuaian prakiraan
waktu antara di RPP dengan pelaksanaan dilapang.
6. Metode atau model pembelajaran yang sama belum tentu dapat
diterapkan dikelas yang berbeda sehingga harus membuat skenario lain
untuk bisa mengatasi pelaksanaan dengan kondisi kelas yang dinamis.

B. Proses Penampilan Mengajar

Pada kegiatan PPL ini, praktikan diberi kesempatan untuk mengajar


mata pelajaran Fisika ditiga kelas VIII untuk materi Tekanan dan Cahaya
dan Optik. Serta di kelas VII mengajar materi Pencemaran Lingkungan,
Pemanasan Global, Lapisan Bumi dan Tata Surya. Pada penampilan
pertama, praktikan merasa sedikit khawatir bahwa siswa akan merasa
kurang nyaman dengan pembelajaran ataupun cara mengajar yang diberikan
praktikan sehingga tidak tercapainya ketuntasan materi. Selain itu, pada
pertemuan pertama praktikan belum begitu mengetahui kondisi kondisi
kelas serta belum mengenal karakter siswa sehingga menjadi sebuah
kekhawatiran tersendiri. Akan tetapi setelah proses pembelajaran
berlangsung ternyata siswa sangat terbuka dan mau menerima pembelajaran
yang diberikan sehingga perasaan khawatir tersebut berangsur-angsur hilang
seiring bertambahnya pengalaman mengajar.
Pada saat penampilan mengajar, idealnya praktikan mengajar sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada
kenyataannya terkadang penampilan mengajar tidak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Apabila RPP dan cara penyampaian guru sudah baik
namun tidak melakukan manajemen kelas dengan baik tetap saja peserta
didik belum dapat belajar dengan baik. Walaupun demikian, praktikan pada
akhirnya secara perlahan-lahan mulai dapat beradaptasi seiring
bertambahnya pengalaman mengajar. Adapun beberapa hambatan yang
dialami praktikan saat proses penampilan mengajar di kelas adalah sebagai
berikut:
Sebagai seorang guru amatir di dalam kelas, praktikan merasakan
gugup dan khawatir dalam mengajar. Khawatir apa yang disampaikan
kepada siswa tidak jelas dan tidak dapat mengelola dan menguasai kelas
dengan baik. Namun, hal tersebut berangsur berkurang seiring banyaknya
penampilan dan mengajar di kelas yang dilakukan praktikan, guru pamong
dan praktikan fisika lainnya yang selalu mendampingi dan me-monitoring
penampilan praktikan di kelas sangat membantu untuk mengevaluasi
kesalahan – kesalahan ketika proses belajar mengajar di dalam kelas yang
kemudian diperbaiki untuk pembelajaran kelas berikutnya. Sehingga,
praktikan terus berusaha untuk memerbaiki dan meningkatkan lagi
penampilan mengajar berikutnya.
Penampilan mengajar didepan kelas merupakan kegiatan pokok PPL
dimana kegiatan di kelas merupakan kegiatan utama dalam proses belajar
mengajar. Kegiatan pengajaran inilah yang biasanya menimbulkan
permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut disebabkan karena dalam
proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dengan siswa sehingga
mengharuskan praktikan untuk menguasai materi pembelajaran dan
pengelolaan kelas, baik terhadap materi yang sedang disampaikan ataupun
materi lain yang memiliki relevansi dengan materi dikelas. Adapun
permasalahan yang dihadapi praktikan saat proses penampilan di kelas
antara lain:
1. Pada beberapa pertemuan, urutan penyampaian materi belum sesuai
dengan syntax model pembelajaran yang sudah direncanakan dalam
RPP.
2. Sulitnya menerapkan penilaian sikap selama kegiatan pembelajaran.
3. Kesulitan untuk menyeimbangkan pembelajaran di kelas antara siswa
yang memiliki antusias belajar tinggi dan siswa yang kurang antusias.
4. Sering kali pada pembelajaran yang berlangsung pada jam mendekati
istirahat siang (10.40 – 12.00) konsentrasi siswa terganggu karena ingin
segera keluar kelas untuk melaksanakan ishoma sehingga waktu sedikit
menjadi tidak efektif.
5. Dukungan alat peraga atau percobaan yang tersedia di sekolah menjadi
salah satu kendala tercapainya rencana pembelajaran yang sudah dibuat
sehingga proses eksperimen sangat minim dilakukan.
6. Pengelolaan kelas mendekati jam pulang atau ketika ada kegiatan lain
di sekolah menjadi sedikit terkendala akibat konsentrasi siswa yang
terbagi.
7. Pada beberapa kelas tertentu, proses belajar mengajar terhambat oleh
hari libur sehingga PBM di kelas tersebut tertinggal dari rencana yang
awal ditentukan.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Guru merupakan seorang tenaga pendidik di sekolah. Tugas guru di sekolah


tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas, namun
guru juga mendidik siswa menjadi seorang manusia menjadi pribadi yang
lebih baik. Salah satu cara untuk seorang guru mendidik siswanya adalah
dengan melakukan bimbingan kepada siswa. Dengan melakukan bimbingan,
guru dapat mengetahui berbagai masalah siswa baik di sekolah ataupun di
luar sekolah yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah.

Dengan demikian, selain mengajar di kelas praktikan dituntut untuk


dapat memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif di dalam kegiatan
tersebut. Adapun kegiatan ektrakurikuler yang terdapat di SMP Negeri 15
Bandung diantaranya pramuka, PMR, pajarpara, siswa duta lingkungan,
futsal, basket, angklung, voli, paduan suara, STEM dll.
Pada kesempatan kali ini praktikan mengikuti ekstrakurikuler yang
ada di SMP Negeri 15 Bandung yaitu ekstrakurikuler STEM (Sains,
Technology, Engineering and Math). Bimbingan ekstrakurikuler adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. STEM
sendiri dilaksanakan pada hari Sabtu diluar jam KBM, yakni pukul 08.00 –
10.00 untuk kelas VIII dan pukul 11.00 – 13.30 untuk kelas VII.
Ekstrakurikuler ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa untuk
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu,
ekstrakurikuler ini ditujukan agar praktikan mempunyai pengalaman
tambahan di luar kegiatan belajar mengajar.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Selain mengajar di dalam kelas praktikan juga diharuskan untuk dapat


berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah selama pelaksanaan PPL di
SMP Negeri 15 Bandung, misalnya piket dan juga turut aktif terhadap
acara-acara yang diselenggarakan oleh sekolah. Tujuan dari keterlibatan
PPL dalam piket adalah agar praktikan memiliki pengalaman tambahan
dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan – kegiatan ada di sekolah.
Piket yang dilaksanakan praktikan di SMP Negeri 15 Bandung adalah piket
KBM, piket perpustakaan, piket upacara dan piket shalat duha bagi
praktikan laki-laki. Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Negeri 15 Bandung
dimulai pada pukul 07.00 sampai pukul 14.00 untuk sesi pagi (kelas VIII
dan kelas IX) dilanjutkan sesi siang (kelas VII) mulai pukul 12.40 sampai
pukul 17.25. Kemudian hari sabtu yang melaksanakan KBM hanya kelas
VII yakni pukul 07.00 s.d 10.50 WIB. Sebelum memulai KBM (jam
pertama masuk kelas), biasanya dilakukan kegiatan membaca ayat suci Al-
Quran untuk siswa yang beragama islam shalat duha dan berdoa yang
dipimpin oleh guru di lapang dalam sekolah. Kegiatan tersebut dilaksanakan
pada pukul 06.30 sampai dengan pukul 07.00 setiap harinya. Selain itu, pada
jam pertama kelas biasanya dilakukan dahulu proses literasi yang dibimbing
oleh guru mata pelajaran pertama kecuali pada hari Jumat.

Adapun partisipasi yang dilakukan oleh praktikan yaitu :


1. Upacara Bendera setiap hari Senin pagi.
Upacara bendera di SMP Negeri 15 Bandung dilaksanakan pada hari
Senin dari pukul 06.30 sampai 07.00. Dalam upacara bendera, semua
praktikan diwajibkan untuk mengikuti upacara. Upacara bendera di
SMP Negeri 15 Bandung diadakan setiap seminggu sekali yang diikuti
siswa kelas VIII dan IX saja dikarenakan siswa kelas VII masuk siang.

2. Piket Kegiatan Belajar Mengajar KBM


Piket KBM dibagi menjadi dua sesi yang dilaksanakan dari jam 06.30
– 12.00 untuk sesi pagi dan 12.00-17.25 untuk sesi siang. Dalam hal
ini, praktikan mendapat jadwal piket pada hari Rabu siang yakni pukul
12.00-17.25. Setiap praktikan melaksanakan tugas piket diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Berkeliling ke setiap kelas untuk mengecek kehadiran guru,
b. Merekap kehadiran guru setiap harinya,
c. Merekap kehadiran siswa ditiap kelas setiap harinya,
d. Mendata siswa yang terlambat masuk sekolah,
e. Menerima tamu dari luar dan mengantarkan tamu tersebut ke
tujuannya
f. Memberikan tugas ke kelas apabila guru yang bersangkutan
berhalangan hadir.
g. Memberikan siswa izin masuk atau keluar sekolah.
h. Memberikan siswa izin untuk dispensasi ataupun dirawat di
ruang UKS.
Dalam menjalani piket sekolah ini praktikan mengalami
beberapa kesulitan yaitu:
a. Pada saat ada beberapa kelas yang kosong dan tidak ada tugas
yang diberikan oleh guru yang bersangkutan, terkadang
praktikan mengalami kebingungan.
b. Perijinan tamu yang hadir ke sekolah untuk alasan tertentu
c. Kewalahan jika sedang ada tamu yang datang dan praktikan
harus memberi tugas atau mengecek kehadiran ke kelas.

3. Piket perpustakaan
Piket perpustakaan dibagi menjadi dua sesi yang dilaksanakan dari
jam 07.00 – 12.00 untuk sesi pagi dan 12.00-17.00 untuk sesi siang.
Dalam hal ini, praktikan mendapat jadwal piket pada hari Kamis pagi
yakni pukul 07.00 – 12.00. Tugas yang dilakukan saat piket
perpustakaan diantaranya adalah membantu pustakawan dalam
merapihkan perpustakaan, pendataan peminjaman buku setiap piket,
serta pendataan kunjungan siswa ke perpustakaan.
4. Mengawas PTS/Try Out
Keikutsertaan pada saat berlangsungnya PTS dan Try Out (TO).
Adapun saat berlangsungya PTS atau TO, praktikan membantu
mengawasi jalannya PTS atau TO serta mengatur distribusi soal dan
pegumpulan lembar jawaban siswa. Pada saat menjadi pengawas
praktikan tidak mengalami kesulitan berarti karena diberikan briefing
dan pembahasan pelaksanaan teknisnya terlebih dahulu.

E. Proses Bimbingan

1. Bimbingan dengan Guru Pamong PPL


Selama kegitan PPL di SMPN 15 Bandung berlangsung, guru
pamong sering melakukan bimbingan dengan praktikan baik secara
personal maupun secara berkelompok. Guru pamong sesantiasa
membimbing dan melakukan evaluasi kepadapraktikan. Praktikan
tidak mengalami masalah yang berarti untuk melakukan bimbingan
dengan guru pamong. Pada saat proses bimbingan praktikan sering
menanyakan kesulitan serta permasalahan yang dialami di lapangan
yaitu mengenai bahan pengajaran, media dan alat penunjang, meminta
saran dan pengalaman pamong serta mengenai karakter siswa yang
berbeda-beda dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini amat penting
agar KBM mendapat perhatian besar dari siswa, sehingga penguasaan
kelas menuju ke arah yang sempurna. Adapun bimbingan yang
praktikan terima dari guru pamong antara lain:
a. Langkah-langkah penyusunan RPP.
b. Penyesuaian materi pembelajaran.
c. Apersepsi yang harus dilakukan sebelum kegiatan inti
pembelajaran.
d. Alokasi waktu yang harus digunakan dengan efektif.
e. Media, alat dan bahan yang sesuai untk menunjang
pembelajaran
f. Strategi penguasaan kelas.
g. Cara yang tepat untuk menghadapi perilaku siswa, baik di dalam
maupun di luar kelas.
h. Persiapan dalam menghadapi ujian PPL.

Selama berada dalam bimbingan Guru pamong PPL, praktikan tidak


menemui kesulitan. Guru pamong sangat membantu dengan
membimbing praktikan sehingga praktikan dapat mengkonsultasikan
masalah – masalah yang dihadapi, terutama yang menyangkut
pelaksanaan penampilan di lapangan.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL


Kegiatan bimbingan dilakukan juga dengan Dosen
pembimbing PPL yang sudah ditentukan sebelumnya oleh P2JK
yaitu Dosen dari Jurusan/Prodi Pendidikan Fisika. Bimbingan
dengan dosen dilakukan tidak terlalu sering dilakukan seperti dengan
guru pamong namun proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing
PPL ini tidak mengalami kesulitan yang berarti karena Dosen
Pembimbing PPL memberikan waktu bimbingan kepada praktikan
secara fleksibel. Dosen Pembimbing PPL memberikan banyak saran
dan masukan untuk perbaikan praktikan. Adapun hal-hal yang
didiskusikan selama kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing
adalah sebagai berikut:
a. Masalah yang dihadapi di sekolah.
b. Langkah penyusunan RPP.
c. Menentukan kegiatan pembelajaran yang dapat menarik minat
siswa.
d. Cara agar siswa fokus memperhatikan sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan efektif dan sesuai perencanaan yang
sudah disusun.
e. Persiapan dalam menghadapi ujian PPL.
BAB II

FAKTOR PENYEBAB MASALAH YANG DIALAMI

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada bab I sudah dipaparkan beberapa hambatan yang dihadapi oleh


praktikan selama melaksanakan kegiatan PPL, faktor yang menyebabkan
timbulnya hambatan dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
a. Dalam menyusun RPP praktikan belum dapat menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah.
b. Kondisi dan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda sehingga
mengalami sedikit kendala dalam memilih strategi dan model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter peserta didik dalam
kelas tersebut.
c. Kesulitan dalam mengalokasikan waktu pada saat mengajar dengan materi
yang disampaikan. Praktikan kurang baik dalam mengatur waktu karena
kondisi peserta didik yang sulit diprediksi, terkadang untuk
mengkondisikan kelas diperlukan waktu yang lebih dari waktu yang ada
pada RPP.
d. Kurangnya pengalaman dan masih perlu banyak belajar dalam menyusun
rencana pembelajaran dengan metode yang sesuai dan efektif sesuai
dengan kompetensi yang diajarkan.
e. Rasa gugup dan khawatir saat mengajar ketika pamong dan guru lainnya
mengobservasi praktikan mengajar di kelas. Sehingga materi yang
diajarkan kurang tepat dan tidak sesuai dengan waktu yang tertera pada
RPP.
f. Sulitnya memilih metode pembelajaran karena karakter dikelas sangat
beragam sehingga satu metode mungkin sesuai bagi beberapa siswa
namun tidak sama hal nya terhadap sebagian siswa lainnya.
g. Adanya ketidak sesuaian waktu pertemuan yang tersedia di sekolah
dengan jumlah ideal pertemuan dalam silabus akibat terpotong jadwal TO,
libur dan lain-lain sehingga harus dilakukan manipulasi terhadap jumlah
pertemuan yang dirancang.

B. Proses Penampilan Mengajar

Faktor penyebab hambatan – hambatan yang dialami oleh praktikan dalam


penampilan mengajar di kelas antara lain:
1. Pada pertemuan pertama praktikan masih merasakan gugup karena hal ini
merupakan pengalaman pertamanya mengajar di kelas
2. Terkadang, rencana pembelajaran yang telah disusun tidak sesuai dengan
pelaksanaan KBM di lapangan. Hal ini terjadi karena kurangnya
kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pembelajaran saat
kegiatan pembuka, inti dan penutup yang sudah dirancang dalam RPP.
3. Belum bisa mengondisikan peserta didik agar tidak mengobrol dan berisik
di kelas, masih terdapat juga peserta didik yang memainkan handphone.
4. Keterbatasan alat percobaan di sekolah sehingga banyak eksperimen yang
tidak dapat dilakukan.
5. Ketersediaan jam pertemuan yang sedikit akibat terpotong libur dan jadwal
TO membuat materi harus dipadatkan pada pertemuan tertentu

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Penyebab munculnya masalah praktikan dalam memberikan


bimbingan/ekstrakulikuler kepada siswa ialah:
1. STEM adalah kegiatan berbasis proyek yang menuntun pada pembuatan
produk, sehingga untuk membimbing siswa mencapai pembuatan produk
diperlukan alat dan bahan yang sesuai yang belum tentu mudah didapat
diluar.
2. Proyek STEM terkadang memerlukan pemahaman materi yang belum
diberikan dikelas sehingga ada tahapan siswa harus menerima materi
tambahan terlebih dahulu dan tidak semua siswa dapat menangkap dengan
cepat

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Setelah ikut berpartisipasi dalam sekolah, terdapat kendala yang dialami oleh
praktikan, diantaranya:
1. Perbedaan jadwal mengajar tiap-tiap praktikan PPL, sehingga sulitnya
berkoordinasi dengan para praktikan lain disaat sekolah memerlukan bantuan
tenaga para praktikan.
2. Adaptasi koordinasi dengan pihak sekolah yang kurang begitu lancar ketika
awal-awal pelaksanaan karena belum mengenal selruh staf sekolah.
Pada dasarnya permasalahan yang dihadapi oleh praktikan tidak terlalu
mengalami kesulitan yang berarti karena pengaturan jadwal yang tepat untuk
setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kewajibannya
dengan baik.

E. Proses Bimbingan

Proses bimbingan antara praktikan dengan guru pamong dan dosen


pembimbing PPL tidak mengalami masalah, karena praktikan mudah untuk
bertemu dan berkomunikasi mengenai masalah – masalah praktikan. Guru
pamong senantiasa memberi bimbingan dan masukan untuk setiap penampilan
yang dilakukan di kelas. Dosen pembimbing pun memberikan bimbingan yang
baik meski tidak frekuentif seperti dengan guru pamong dikarenakan
penyesuaian jadwal antara jadwal mengajar praktikan di sekolah dengan jadwal
dosen.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada bab sebelumnya, telah dipaparkan beberapa hambatan yang dihadapi


dan beberapa faktor penyebabnya. Dalam mengatasi permasalahan yang telah
dipaparkan tersebut secara umumnya yaitu praktikan melakukan konsultasi
dengan guru pamong maupun dengan dosen pembimbing PPL untuk
menemukan solusinya sehingga praktikan dapat memilih tujuan pembelajaran
khusus yang mempunyai fleksibilitas yang lebih baik. Hal lain yang dilakukan
yaitu dengan cara menyesuaikan alokasi waktu yang sesuai dengan kalender
akademik sekolah.
Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
penyusunan RPP.
1. Berdiskusi terkait keadaan peserta didik kepada guru pamong yang
dilakukan secara bersama dengan observasi kondisi kelas.
2. Praktikan harus bisa memprediksi setiap langkah pembelajaran yang akan
dilakukan membutuhkan waktu berapa lama.
3. Praktikan mulai terbiasa dengan atmosfer kelas dan mampu mengendalikan
peserta didik.
4. Banyaknya materi yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan alokasi
waktu yang disediakan oleh sekolah dan kondisi peserta didik.
5. Membuat kalender rencana, untuk memastikan materi yang disampaikan
tepat dengan waktu efektif yang tersedia.
6. Mengkonsultasikan RPP yang telah dibuat dengan guru pamong terlebih
dahulu.
7. Pada saat menggunakan alat dan bahan untuk eksperimen sebaiknya terlebih
dahulu dicoba sebelum digunakan.
8. Menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana saat pembelajaran
untuk menunjukkan fenomena
B. Proses Penampilan Mengajar

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya terdapat beberapa


masalah yang dialami praktikan dalam setiap penampilan. Masalah-masalah yang
sama pada umumnya dialami praktikan selama penampilan mengajar. Dalam
proses penampilan di dalam kelas, praktikan mendapat bimbingan langsung dari
guru pamong yaitu pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan mengajar.
Guru pamong selalu memberikan masukan dan arahan untuk perbaikan pada
proses penampilan selanjutnya. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan proses penampilan, diantaranya sebagai berikut.
1. Melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
jauh sebelum tampil dan menguasai materi pelajaran dengan baik.
2. Merefleksi dan memperbaiki diri dari kesalahan dan kekurangan dari
pertemuan sebelumnya dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan guru
pamong sehingga kekurangan yang terjadi pada saat proses penampilan
yang telah dilakukan diusahakan tidak terulang pada saat proses
penampilan yang akan datang.
3. Melakukan pendekatan secara personal seperti ketika peserta didik sedang
mengerjakan latihan, praktikan berkeliling ke setiap peserta didik dan
menanyakan masalah yang dihadapi.
4. Melakukan pendekatan dengan peserta didik, terutama peserta didik yang
sering membuat keributan di kelas dan peserta didik yang pendiam di
kelas. Sehingga perlahan-lahan, peserta didik yang pasif akan lebih aktif
dan terbuka terhadap pembelajaran fisika.
5. Praktikan mencoba untuk sering menyapa peserta didik dan menghapal
nama-nama peserta didik. Sehingga ketika mengajar di kelas, praktikan
dapat menyebut nama peserta didik sembari bergurau dan senyum sapa
yang dapat membuat kelas terasa lebih nyaman.
6. Mendahulukan menjawab pertanyaan yang dianggap penting dan sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari.
7. Memperlihatkan fenomena sehari-hari yang membuat peserta didik
tertarik.
8. Membiasakan kegiatan percobaan atau pengamatan fenomena secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat lebih
memahami materi atau konsep yang diajarkan kepada mereka.
9. Memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik agar selalu
semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
10. Ketika dalam pembelajaran, peserta didik sudah merasa bosan maka diberi
selingan salah satunya yaitu dengan bercerita atau bermain sejenak.
11. Setiap alat, bahan, atau media yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran harus dicobakan terlebih dahulu oleh praktikan sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan agar fenomena yang ingin
dimunculkan dapat ditunjukkan kepada peserta didik.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Untuk mengatasi masalah pada bimbingan belajar, praktikan berusaha


untuk terus menjalin komunikasi dengan guru pembimbing serta siswa secara
intensif. Selain itu pemberian bimbingan belajar diluar kelas diharapkan dapat
memberi kesempatan mengembangkan pengetahuan baik untuk pembelajaran
dikelas ataupun materi yang mendasari pelaksanaan diekstrakuler STEM.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah


Selama melaksanakan PPL di SMP Negeri 15 Bandung, praktikan selalu ikut
berpartisipasi walaupun tidak terlalu intens tapi kegiatan di luar kegiatan belajar
mengajar (KBM) berjalan dengan baik. Praktikan berupaya untuk ikut aktif
dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah baik itu kegiatan formal
maupun non formal. Agar dapat berpartisipasi dan bersosialisasi dengan seluruh
komponen sekolah, praktikan berupaya untuk menanggulangi berbagai
permasalahan yang sekaligus menjadi kesulitan bagi praktikan. Adapun upaya-
upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut :

1. Berkoordinasi dengan praktikan lain mengenai acara dan kegiatan yang


diadakan oleh sekolah sehingga bisa mengatur jadwal antara kepentingan
praktikan dengan amanat dari sekolah.
2. Menjalankan tugas yang sudah diberikan sebaik mungkin. Jika ada yang
tidak dipahami, segera ditanyakan kepada pihak yang bertanggung jawab
dengan masalah tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.
3. Terlibat dalam setiap kegiatan sekolah, baik kegiatan formal maupun non
formal untuk menjalin silahturahmi dengan pihak sekolah.
4. Datang tepat pada waktunya atau bahkan lebih awal agar bisa memberi
contoh positif kepada siswa dan mengikuti upacara dan berbagai kegiatan
lainnya dengan khidmat.
5. Berusaha mentaati segala peraturan yang berlaku dan ditetapkan oleh
pihak sekolah.

E. Proses Bimbingan

Dalam proses bimbingan, praktikan selalu berusaha menghubungi guru


pamong dan dosen pembimbing apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh praktikan terutama masalah RPP, penampilan
mengajar dan tindakan yang praktikan ambil pada saat pembelajaran di kelas.
selain itu juga, praktikan melakukan bimbingan dengan pihaklain khususnya
guru Fisika yang ada di SMPN 15 Bandung. Untuk bimbingan dengan guru
pamong, tidak terdapat kesulitan karna seringnya praktikan bertatap muka
dengan guru pamong. Sedangkan untuk bimbingan dengan dosen pembimbing
praktikan menghubungi dosen dan menjadwalkan waktu bimbingan bersama
dengan dosen.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan pengalaman yang baik bagi


praktikan sebagai calon tenaga pendidik. Kegiatan ini memberikan manfaat
yang nyata bagi praktikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran langsung di
lapangan. Disamping itu, kegiatan PPL ini sangat berguna sebagai sarana
pembelajaran sebelum menekuni profesi sebagai seorang guru. Melalui
kegiatan ini, praktikan dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar
kependidikan secara utuh dan terpadu dengan situasi yang sebenarnya. Selain
itu, praktikan dapat belajar untuk berinteraksi, menyesuaikan diri dan
berkomunikasi dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Pada kesempatan yang diberikan pihak Universitas praktikan mencoba
menerapkan kemampuan aplikatif dan terpadu dengan segala ilmu yang
diperoleh dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya di bangku perkuliahan
ke dalam program pelatihan di sekolah. Melalui PPL ini, diharapkan mahasiswa
mampu mengaplikasikan teori selama melakukan proses perkuliahan.
Mahasiswa akan memperoleh ilmu dan pengetahuan yaitu berupa pengalaman
yang sekaligus menjadi bekal untuk masa depan seperti penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), dan menyelesaikan administrasi pendidikan.
Beberapa hal yang dapat praktikan simpulkan setelah melaksanakan
kegiatan PPL di SMP Negeri 15 Bandung yang telah banyak memberikan
pengalaman dan ilmu yang berharga, di antaranya :
1. Untuk menjadi seorang guru yang baik dan profesional diperlukan adanya
pengalaman konkrit dalam mengajar untuk mengaplikasikan keterampilan
serta ilmu yang telah didapat pada saat perkuliahan.
2. Mengenal lebih jauh lingkungan sekolah, situasi dan kondisi kelas sebagai
bentuk upaya mempersiapkan diri menjadi guru yang professional.
3. Tugas guru tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan akhlak siswa.
4. Kesiapan menjadi pendidik atau guru tidak hanya pada kemampuan
kognitif, tapi juga dalam mengelola kelas dan kesiapan mental juga harus
diperhatikan..

B. Saran

Saat mengikuti program PPL, praktikan sebaiknya dapat cepat beradaptasi


dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah. Praktikan juga sebaiknya
cepat tanggap dengan kondisi sekolah, supaya proses belajar mengajar di sekolah
senantiasa terkendali. Praktikan juga hendaknya aktif dalam kegiatan sekolah dan
ikut berpartisipasi. Kedisiplinan perlu dijunjung tinggi oleh para praktikan PPL
karena saat kita terjun di sekolah bukan nama pribadi yang kita bawa melainkan
kita memikul nama instansi pendidikan yang sedang mendidik kita, yaitu UPI.
Sehingga nama dan citra baik UPI ada ditangan para praktikan PPL. Praktikan
juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing PPL, guru
pamong, pihak kampus, dan juga pihak sekolah praktik.
Semoga fasilitas dan kualitas pengajaran di SMPN 15 Bandung bisa terus
meningkat dan sarana-prasarana yang ada hendaknya dijaga dan dimanfaatkan
secara baik oleh seluruh warga sekolah. Divisi P2JK UPI sebaiknya mengadakan
monitoring terhadap keberadaan dan aktivitas praktikan di sekolah sehingga
komunikasi antara pihak kampus dan sekolah bisa terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat akademik UPI. (2017). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Universitas Pendidikan Indonesia
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A
1. Silabus
2. Program Tahunan
3. Program Semester
4. Kalender Akademik

LAMPIRAN B
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

LAMPIRAN C
1. Daftar Nilai Peserta Didik
2. Daftar Hadir Peserta Didik
3. Dokumentasi
4. Jurnal Harian
5. Jadwal Harian Program Pengalaman Lapangan (PPL)
6. Agenda Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
7. Surat Keterangan Pelaksanaan Upacara Bendera
8. Surat Keterangan Pelaksanaan Piket KBM
9. Surat Keterangan Pelaksanaan Piket Perpustakaan
10. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler
11. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah
Remaja

You might also like