Professional Documents
Culture Documents
Ket :
: laki-laki
: perempuan
& : meninggal
: keturunan
: serumah
k. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : pemeriksaan glukosa sewaktu pada tanggal 28 November
2018
Nama Test Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi
Darah lengkap :
Hemoglobin 14 g/dL 17-21
Lekosit 19.600 /mm3 13.000-38.000
Hematokrit 38,2 % 40-50
Trombosit 239.000 /mm3 150.000-400.000
Eritrosit 3,97 Juta/uL 4,3-6,3
Index eritrosit:
MCV 96,3 fI 75-100
MCH 35,2 pg 25-35
MCHC 36,5 g/dL 31-38
RDW 16,3 % 11-16
MPV 8,3 fL 8-11
PDW 11 fL 0,1-99,9
Hitung jenis (diff):
Limfosit (LYM%) 17 % 15-50
MID% 4,6 % 2-15
Granulosit (GRA%) 78,4 % 35-80
Golongan Darah O
Kimia klinik:
Glukosa sewaktu 45 mg/dL 70-120
l. Terapi saat ini
- O2 Nasal Kanul 2 lpm
- Infus umbilikal D5% 6 tpm
- Injeksi cefotaxim 2x175 mg IV
- Injeksi aminopilin 3x6 mg IV
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1 DS : - Ketidakefektifan Pengembangan
DO : pola nafas dada tidak
- Terpasang O2 Nasal optimal
Kanul 2 lpm
- Irama nafas tidak teratur
- Keadaan umum lemah
- SpO2 99%
- Terlihat retraksi dada
ringan
- RR 48x/mnt
- HR 104x/mnt
2 DS : - Resiko hipotermi Transfer panas
DO : dengan
- Akral dingin lingkungan luar
- Suhu 36,6 oC
- RR 48 x/mnt
- Tampak lemah
- Glukosa sewaktu 77
mg/dL
3 DS : - Resiko infeksi Pertahanan
DO : imunitas yang
- Tali pusat belum lepas, kurang
belum kering
- Terpasang infus
umbilikal D5% 6 tpm
- Terpasang NGT
- Suhu 36,6 oC
C. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan - Kaji pola nafas
nafas b.d tindakan keperawatan bayi
pengembangan dada selama 1x24 jam pola - Monitor TTV
tidak optimal di nafas pasien membaik (RR, HR)
tandai dengan: dengan kriteria hasil: - Monitor SpO2
- Terapasang O2 1. Status pernafasan - Catat adanya
nasal kanul 2 Lpm - Irama nafas retraksi dada
- Irama nafas tidak teratur - Posisikan bayi
teratur - retraksi dada terlentang
- Keadaan umum berkurang dengan leher
lemah - SpO2 dalam sedikit ekstensi
- Terdapat retraksi rentang 95-99% - Kolaborasi
dada pemberian terapi
- SpO2 99% O2 Nasal kanul
2 Lpm
2 Risiko hipotermia b.d Setelah dilakukan - Kaji penyebab
transfer panas dengan tindakan keperawatan hipotermia
lingkungan luar selama 6 jam klien - Monitor TTV
ditandai dengan: mampu menunjukkan (suhu)
- akral dingin peningkatan suhu - Monitor suhu
- tampak lemah tubuh dengan kriteria kulit
- S : 36,6 oC hasil: - Berikan selimut
- Glukosa sewaktu 45 1. Termoregulasi : dan lampu
mg/dL baru lahir radiasi
- Suhu badan - Hindarkan
berkisar 36,5 – pasien dari AC
37,5 oC
- Bayi lebih aktif
- Glukosa sewaktu
berkisar 70-120
mg/dL
3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan - Kaji tanda
pertahanan imunitas tindakan keperawatan infeksi
yang kurang ditandai selama 3x24 jam klien - Monitor tanda
dengan: mampu menunjukkan infeksi
- leukosit penurunan resiko - Batasi jumlah
19.600/mm3 infeksi dengan kriteria pengunjung
- tali pusat belum hasil: - Lakukan teknik
lepas, belum kering - Suhu bayi aseptik dalam
- terpasang infus di meningkat berkisar pemberian askep
umbilikal D5% 6 tpm 36,5 – 37,5 oC - Cuci tangan
o
- S = 36,6 C - Umbilikus tidak sebelum dan
ada infeksi sesudah kontak
- Jumlah leukosit dengan bayi’
berkisar antara - Menjaga
13.000 – 38.000 kebersihan
/mm3 badan dan
lingkungan bayi
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik
cefotaxim 2x175
mg
D. Implementasi
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon TTD
Sabtu 1 Mengukur tanda-tanda Ds: -
1 Des 2018 vital Do:
08.00 RR : 48 x/mnt
N : 104 x/mnt
S : 36,6 oC
E. Evaluasi
Hari 1
Tgl/Jam No.Dx Kep Catatan Perkembangan TTD
Selasa 1 S: -
27-11-18 O: kondisi umum lemah, irama nafas tidak
14.00 teratur, SpO2 99%, RR 48x/mnt, HR 104
x/mnt, S 36,6 oC, terdapat retraksi dada ringan,
terpasang O2 Nasal 2 Lpm
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV & KU
- Kaji pola nafas
- Kolaborasi terapi O2 Nasal Kanul 2Lpm
- Catat adanya retraksi dada
2 S: -
O: bayi menangis kuat, RR 48 x/mnt, HR 104
x/mnt, S 36,6 oC, akral teraba hangat, suhu
kulit menghangat
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Beri selimut dan lampu radian
- Hindarkan dari AC
3 S: -
O: tidak ada tanda- tanda infeksi
S: 359oC, inj Cefotaxime 2 x 175 mg lewat
Bolus
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Monitor tanda infeksi
- Kolaborasi pemberian cefotaxime 2x 175
mg
Hari kedua
Hari/tgl/ja No. Dx Catatan perkembangan Ttd
m
Rabu 1 S: -
28/ 12/18 O: bayi menangis kuat, RR 46x/ mnt, HR
Jam 14.00 136x/mnt, S: 362oC, Irama napas teratur, SPO2
99%, terpasang O2 nasal khanul 2 Ltm, tidak
ada retraksi dada,
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Kolaborasi terapi O2 nasal kanul 2 Lpm
2 S: -
O: KU baik, bayi menangis kuat, HR 136x/mnt,
RR 46x mnt, S: 362oC , akral teraba hangat,
kulit teraba hangat, terpasang selimut dan
lampu radians
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Jaga hangat dengan Berikan selimut dan
lampu radian
3 S: -
O: Tidak ada tanda infeksi, inj Cefotaxime 2x 175
mg per bolus
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Monitor tanda infeksi
- Kolaborasi terapi antibiotik Cefotaxime 2x
175 mg per bolus
Hari ketiga
Hari/ tgl/ No. Dx Catatan perkembangan Ttd
jam
Jum’at 1 S: -
30/ 11/18 O: KU baik, bayi menangis kuat, gerak aktif, RR
Jam 08:00 40 x/mnt, S: 37,4oC, irama nafas teratur, SPO2
99%, terapi O2 nasal kanul sudah dilepas,
retraksi dinding dada(-)
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
2 S: -
O: KU baik, gerak aktif, bayi menangis kua, HR
150x/mnt, RR 40x/mnt, S 37,4oC, terpasang
selimut dan lampu radian, akral dan tubuh
teraba hangat
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Jaga hangat dengan memberikan selimut dan
lampu radian
3 S: -
O: Tidak ada tanda infeksi, inj Cefotaxime 2x 175
mg dihentikan,
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
- Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan bayi