You are on page 1of 6

Siti Aisyah r.a. istri Nabi Saw. pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw.

apabila hendak bepergian terlebih


dahulu melakukan undian di antara para istrinya. Maka siapa pun di antara mereka yang keluar namanya dalam
undian itu, Rasulullah Saw. membawanya pergi.
Aisyah r.a. menceritakan bahwa lalu Rasul Saw. melakukan undian di antara kami untuk menentukan siapa yang
akan menemaninya di antara kami dalam peperangan yang akan dilakukannya. Maka keluarlah bagianku, lalu aku
berangkat bersama Rasulullah Saw. Demikian itu terjadi sesudah diturunkan ayat hijab; dan aku dibawa di atas
sekedupku dan beristirahat di dalamnya. Maka kami berangkat, dan manakala Rasulullah Saw. telah me-
nyelesaikan tugasnya dalam perang itu, dan kamipun kembali serta berada di dekat Madinah,

Maka di suatu malam beliau menyerukan kepada rombongan untuk berangkat. Ketika seruan berangkat telah
dikumandangkan aku bangkit dan berjalan sampai melewati barisan pasukan, setelah kupenuhi hajatku, maka aku
kembali ke sekedupku dan aku memegang dadaku, ternyata kalung manik-manikku telah terputus dan terjatuh,
maka aku kembali ke tempat aku buang hajat dalam rangka mencari kalung itu, sehingga aku terlambat karena
mencarinya.Lalu datanglah rombongan yang membawaku dan mereka langsung mengangkat sekedupku lalu
menaikkannya ke punggung unta yang menjadi kendaraanku, sedang mereka mengira bahwa aku berada di
dalamnya.
Aisyah mengatakan, bahwa kaum wanita pada saat itu bertubuh kurus-kurus, tidak berat dan tidak gemuk karena
daging, mereka hanya makan sedikit. Maka kaum yang mengangkat sekedupku tidak merasa aneh dengan
keringanan sekedupku ketika mereka mengangkatnya dan menaikkannya ke punggung unta. Sedang aku adalah
seorang wanita yang berusia sangat muda. Mereka langsung memberangkatkan untaku dan melanjutkan
perjalanannya.
Aku baru menemukan kalungku setelah pasukan melanjutkan perjalanannya, dan aku mendatangi tempat
mereka, yang ternyata sudah kosong tiada seorangpun yang tertinggal. Maka aku menuju ke tempat aku
beristirahat dengan harapan bahwa kaum akan merasa kehilanganku lalu akan kembali menjemputku.

Ketika aku sedang duduk di tempat peristirahatanku itu tiba-tiba mataku mengantuk akhirnya aku tertidur. Dan
tersebutlah bahwa Safwan ibnul Mu'attal Az-Zakwani beristirahat di belakang pasukan, maka nabi tempataka
seseorang unt pungut apa yang jatuh.. dan dia melanjutkan perjalanannya di malam hari, lalu ia sampai ke tempat
aku berada, dan dia melihat sosok manusia yang sedang tidur dalam kegelapan malam.
Ia mendatangiku dan mengenalku ketika dia melihatku, karena dia pernah melihatku sebelum diturunkan ayat
yang memerintahkan berhijab, dan aku terbangun ketika mendengar ucapan istirja'-nya (kalimat Inna Lillahi
wainna ilaihi raji'un) begitu ia mengenalku.

Maka dengan segera aku tutupi wajahku dengan kain jilbabku; demi Allah dia tidak berkata kepadaku barang
sepatah katapun dan aku tidak pernah mendengar ucapan yang keluar darinya selain dari bacaan istirja'-nya tadi
saat dia merundukkan unta kendaraannya, dan unta kendaraannya merundukkan kaki depannya lalu aku
menaikinya.
Safwan berangkat seraya menuntun unta kendaraannya hingga kami sampai ke tempat pasukan berada sesudah
mereka turun untuk istirahat di waktu tengah hari, maka binasalah orang yang binasa berkenaan dengan
peristiwa yang kualami itu. Dan orang yang menjadi sumber berita bohong itu adalah Abdullah ibnu Ubay ibnu
Salul, dialah yang berperan bagi tersiarnya berita tersebut. k tengah kaum muslimin. Lalu sebagain sahabat
menerima kabar ini, sahabat yg sebelumnya diketahui mrk orang yg shaleh. Spt hassan bin tsabit syair nabi,
hamnah bintu jahsyi saudari zainab, misthah albadry yg hijrah, kelompok islam yg lainnya dan byk lagi orang nifak.
Mereka menyebarkan berita ini, mereka kumpulkan, ucapkan dan sebarkan.

Aisyah katakan, bahwa namun Allah menakdirkan aku sakit setiba di medinah, aku menetap dirumahku tanpa
tahu kabar yang terjadi, kecuali memang rasakan ada perubahan sikap dari rasulullah, Kami tiba di Madinah dan
saya sakit selama kurang lebih satu bulan sejak kedatangan saya itu, sedangkan orang-orang ramai membicarakan
tentang isu yang disebarkan oleh para penyiar berita bohong, dan saya sendiri tidak merasakan adanya berita
bohong itu.

Dalam sakit itu saya merasakan bahwa Rasulullah Saw. berbeda dengan kebiasaannya. Saya tidak melihat lagi
kelembutan kasih sayang beliau saat saya sedang sakit. Melainkan beliau hanya masuk dan bersalam serta
mengucapkan, 'Bagaimanakah keadaanmu sekarang?'Sikap tersebut membuat saya curiga dan saya tidak
merasakan adanya berita buruk yang ditujukan terhadap diri saya.

1
Mungkin ini adalah satu dari rahmat Allah kepada beliau tidak mendengar ucapan2 yang menghancurka hatinya.
Rasululah adalah seorang nabi, yang mereka diuji, bahkan ujian yang paling berat adalah ujiannya para nabi lalu
yang serupa dgn mereka. Maka ini menjadi sesuatu yang sangat membebani dan berat bagi Rasulullah. Berita ini
semakin memanas. Dimana berita ini muncul dan tersebar dari kaum islam, bukan dari org yahudi atau nashara.
Allah katakan, bhw kabar yang tidak benar ini bisa tersebar ditengah orang2 baik. Dan semakin pelik masalah ini
karena wahyu tidak turun kepada rasulullah. Maka saat wahyu tidak turun orang2 munafik ambil iti sbg jalan unt
semakin memperburuk keadaan dgn katakan. Wahyu terputus disebabkan karena rt nabi ternoda. Bertambalah
keburukan mereka kejahatan. Wahyu terputus slam 1bulan atau lebih. Ini kesempatan bagi mereka unt semakin
memperkuat perkataan mereka.

Dan ketika saya telah sembuh dari sakit, saya keluar bersama Ummu Mistah menuju ke arah Manasi tempat kami
biasa membuang hajat. Kami tidak keluar ke tempat itu melainkan hanya malam hari. Demikian itu terjadi
sebelum kami membuat kakus di dekat rumah-rumah kami. Saat itu keadaan kami sama dengan keadaan orang-
orang Arab dahulu dalam hal membuang hajat, yaitu di tempat yang jauh dari keramaian manusia, karena kami
merasa terganggu dengan adanya kakus di dekat rumah kami.

Saya berangkat bersama Ummu Mistah. Dia adalah binti Abu Rahm ibnul Muttalib ibnu Abdu Manaf, sedangkan
ibunya adalah anak perempuan Sakhr ibnu Amir, bibi Abu Bakar As-Siddiq. Ia mempunyai seorang anak laki-laki
yang bernama Mistah ibnu Asasah ibnu Abbad ibnu Abdul Muttalib.
Ketika aku bersama dengan anak perempuan Abu Rahm alias Ummu Mistah kembali menuju ke rumahku setelah
kami selesai dari urusan kami, tiba-tiba dalam perjalanan kembali itu Ummu Mistah kain kerudungnya tersangkut.
Maka ia berkata, 'Celakalah Mistah.' Saya berkata kepadanya, 'Alangkah buruknya ucapanmu itu, kamu berani
mencaci seorang lelaki yang ikut dalam Perang Badar.'

Ummu Mistah menjawab, 'Wahai saudariku, tidakkah engkau mendengar apa yang telah dikatakannya?' Aku
bertanya, 'Apakah yang telah dikatakan oleh Mistah?' Maka Ummu Mistah menceritakan kepada saya isu yang
disebarkan oleh para penyiar berita bohong itu, sehingga sakit saya kambuh lagi dan bertambah parah.

Ketika saya sampai di rumah, Rasulullah Saw. masuk menemui saya dan mengucapkan salam serta
bersabda, 'Bagaimanakah keadaanmu?' Maka saya berkata kepadanya, 'Izinkanlah saya menemui kedua orang tua
saya.' Saya bermaksud mengecek berita tersebut dari kedua orang tua saya, dan Rasulullah Saw. mengizinkan
saya menemui mereka.

Ketika sampai di rumah kedua orang tua saya, saya bertanya kepada ibu saya, "Wahai ibuku, mengapa orang-
orang ramai membicarakan perihal berita bohong itu?' Ibu saya berkata, 'Wahai anakku, tenangkanlah dirimu.
Demi Allah, tidak sekali-kali ada seorang wanita yang cantik menjadi istri seorang lelaki yang sangat mencintainya,
sedangkan lelaki itu mempunyai istri-istri yang lainnya, melainkan istri-istrinya yang lain pasti banyak
mempergunjingkan tentangnya.'
meskipun tidak demikian yang terjadi sbgmn yg diketahui, tp begitulah persangkaan wanita.

nabi pun ajak musyawarah beberapa sahabat menyarankan unt meninggalkan aisyah. Sahabat yang py hub dg
nabi at dengan aisyah. Ali berkata Allah tidak akan mempersulit anda, wanita selain aisyah itu banyak,
bertanyanya kepada budak aisyah niscaya dia akan jujur padamu, karena sssungguhnya dia bayak tahu ttg
keadaan aisyah. Barirah ia adalah maula aisyah,

Maka Rasulullah Saw. memanggil Barirah dan bersabda kepadanya, 'Hai Barirah, apakah kamu melihat sesuatu
yang mencurigakan pada diri Aisyah?' Barirah menjawab, 'Demi Tuhan yang mengutusmu dengan hak, saya tidak
mempunyai pendapat lain tentangnya yang saya sembunyi-sembunyikan, melainkan dia adalah seorang wanita
muda yang masih berusia remaja, dia tertidur lelap melupakan adonan roti suaminya, lalu datanglah seseorang
yang lapar dan langsung memakannya.' Masih kecil dan berpikir pada hal demikian.

Maka rasululah lalu mendatangi usamah bin zaid, bertanya kpdnya Usamah ibnu Zaid hanya mengisyaratkan
kepada Rasulullah Saw. menurut apa yang diketahuinya, bahwa istri beliau adalah wanita yang bersih dari apa
yang dituduhkan oleh mereka. Dia adalah orang yang menyukai keluarga Rasulullah Saw. Usamah mengatakan,
'Wahai Rasulullah, mengenai istrimu, sepanjang pengetahuanku baik-baik saja'

2
itu Rasulullah Saw. pernah bertanya kepada Zainab binti Jahsy —yang juga istri beliau— tentang perihal diriku.
Rasulullah Saw. bersabda, 'Hai Zainab, apakah yang kamu ketahui dan yang kamu lihat (dari Aisyah)?' Zainab
menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku memelihara pendengaran dan penglihatanku. Demi Allah, aku tidak
mengetahui kecuali hanya kebaikan saja'." Siti Aisyah r.a. melanjutkan kisahnya, "Zainablah di antara istri Nabi
Saw. yang setara denganku, maka Allah memeliharanya dengan sifat wara'."

Lalu rasulullah ingin langsung bertanya kepada aisyah tanpa perantara.. setelah duduk Rasulullah Saw. membaca
syahadat dan bersabda, "Amma ba'du. Hai Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku berita tentang dirimu
yang menyatakan anu dan anu. Maka jika engkau bersih, tentulah Allah akan membersihkanmu. Dan jika engkau
merasa berbuat dosa, maka mohonlah ampun kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya. Karena sesungguhnya
seorang hamba itu apabila mengakui dosanya dan bertobat, niscaya Allah akan menerima tobatnya."

Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, "Setelah Rasulullah Saw. menyelesaikan sabdanya, barulah air mataku
mengering sehingga aku tidak merasakan setetes air mata pun yang keluar. Lalu aku berkata kepada ayahku,
'Jawablah Rasulullah sebagai ganti dariku.' Ayahku berkata, 'Demi Allah, aku tidak mengetahui apa yang harus
kukatakan kepada Rasulullah.' Aku berkata kepada ibuku, 'Jawablah Rasulullah sabagai ganti dariku.' Ibuku
menjawab, 'Demi Allah, saya tidak mengetahui apa yang harus saya katakan kepada Rasulullah."

Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa ia mengatakan. Jika aku katakan kepada kalian bahwa sesungguhnya
diriku bersih dari berita bohong itu, dan Allah mengetahui bahwa diriku bersih, tentulah kalian tidak
mempercayaiku. Dan seandainya aku mengakui sesuatu hal yang Allah mengetahui bahwa diriku bersih dari
perbuatan tersebut, tentulah kalian akan mempercayainya. Demi Allah, aku tidak menemukan perumpamaan
bagi diriku dan kalian kecuali seperti apa yang dikatakan oleh ayah Nabi Yusuf, yang disitir oleh firman-Nya:

{ َ‫َصفُون‬ َ ُ‫َّللاُ ْال ُم ْستَعَان‬


ِ ‫علَى َما ت‬ َ ‫ } َف‬maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang
‫صب ٌْر َجمِ ي ٌل َو ه‬
dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan' (Yusuf: 18)

Lalu tiba2 turunlah wahyu kepada nabi, dimana seperti jika turun ayat pada beliau maka terjadi perubahan pada
dirinya spt wajah yang memerah karena beratnya wahyu yang beliau terima. Maka sebagaimana biasanya bila
sedang menerima wahyu, beliau kelihatan payah, hingga tubuhnya mengucurkan keringat seperti mutiara yang
berjatuhan, padahal saat itu sedang musim dingin. Hal itu terjadi karena beratnya wahyu yang sedang diturunkan
kepadanya.Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa setelah wahyu selesai diturunkan kepada Rasulullah Saw.,
beliau tersenyum. Kalimat yang mula-mula diucapkannya ialah:

‫ أ َ هما ه‬،ُ‫شة‬
"‫َّللاُ فَقَ ْد َبرأك‬ َ ‫أ َ ْبش ِِري َيا‬
َ ِ‫عائ‬
Bergembiralah, hai Aisyah, sesungguhnya Allah telah membersihkan dirimu.
Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ibunya berkata kepada-nya, "Mendekatlah kamu kepadanya." Aku
menjawab, "Demi Allah, aku tidak mau mendekat kepadanya dan aku tidak mau memuji kecuali hanya kepada
Allah Swt. yang telah menurunkan pembersihan diriku." Allah menurunkan firman-Nya yang berbunyi:

{‫ص َبة ٌ مِ ْن ُك ْم‬ ُ ِ‫ } ِإ هن ا هلذِينَ َجا ُءوا ِباإل ْفك‬Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
ْ ‫ع‬
kalian juga. (An-Nur: 11), hingga akhir ayat 21.

Setelah Allah Swt. menurunkan ayat yang membersihkan namaku ini, maka Abu Bakar r.a. yang tadinya biasa
memberikan nafkah kepada Mistah ibnu Asasah —karena masih kerabatnya dan termasuk orang miskin—
mengatakan, "Demi Allah, aku tidak akan memberinya lagi nafkah barang sedikit pun selama-lamanya sesudah
apa yang ia katakan terhadap Aisyah." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:

{‫سعَ ِة‬ ْ َ‫}وال َيأْت َ ِل أُولُو ْالف‬


‫ض ِل مِ ْن ُك ْم َوال ه‬ َ Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara
kalian bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya). (An-Nur: 22)
sampai dengan firman Allah Swt.:

‫ }أَال تُحِ بُّونَ أ َ ْن يَ ْغف َِر ه‬Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah mengampuni kalian? Dan Allah adalah Maha
{‫َّللاُ لَ ُك ْم‬
Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nur: 22)
Maka Abu Bakar berkata, "Tidak, demi Allah, sesungguhnya kini aku suka bila diampuni oleh Allah." Maka ia

3
kembali memberikan nafkahnya kepada Mistah sebagaimana biasanya. Dan Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku
tidak akan mencabut nafkahku (kepadanya) untuk selama-lamanya."

Inilah ayat-ayat yang Allah turunkan, 10 ayat dari surah annur, Allah menyebutkan ttg orang 2 yang datang dgn
kebohongan dan kedudtaan yg besar thdp aisyah siddiqah bint siddiq salah satu isteri rasulullah.. aisyah yg Allah
bersihkan dari tuduhan2, namun orang2 munafik tidak takut unt menuduh beliau.

{ٌ‫صبَة‬
ْ ‫ع‬
ُ } bukan dr yahudi dan nashra , musyrukin tp dari kalian wahai ahlul islam, tersebar di tengan kaum muslimin
yang perpindah dari muslim yg satu kpd yang lain. Ini adalah abad.

‫سبُوهُ ش ًَّرا لَ ُك ْم‬


َ ْ‫} َب ْل ه َُو َخي ٌْر لَ ُك ْم ََ ا تَح‬..

Meskipun ini sangat menyakitkan dab sangat berat, namun kata Allah ‘asaa an takrahu.. apa kebaikannya?

- Aisyah dimuliakan dgn kmuliaan yg tidak akan didapat sekiranya ujian ini tidak ada. Dimna beliau disebut
dlm alquran dan dibaca smp kiamat, ayat2 yang menyebutkan ttg berlepas dirinya beliau dr tuduhan. Ini
pujian yg datang dari Allah dan bantahan pada tuduhan orang syiah yang msih mencela aisyah.
- Peristiwa ini jg mengungkap siapa teman dan lawan. Ayat ini mengungkap nifaknya orang2 nifak, dan
kecintaan orang2 yang cinta kepada nabi dan keluarganya. Orang2 yang membela aisyah mereka itulah
otrang yg cinta. Orang2 yang benci nampaklah apa yang ada dlm hati mereka
- Ujian ini jg mendatangkan pahala bagi nabi, yang terus mengalir, Imam Al-Bukhari meriwayatkan
- ‫ َو َال‬، ‫ َو َال أَذًى‬، ‫ َو َال ُح ْز ٍن‬، ‫ َو َال ه ٍَم‬، ‫ب‬ٍ ‫ص‬ َ ‫ َو َال َو‬، ‫ب‬ َ َ‫ُصيبُ ْال ُم ْسل َِم مِ ْن ن‬
ٍ ‫ص‬ ِ ‫ ” َما ي‬: ‫ قَا َل‬، ‫سله َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ، َ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة‬
َ ِ ‫ع ِن النهبِي‬ َ
َ
ُ‫َّللاُ بِ َها مِ ْن َخطايَاه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ُ ‫ه‬
‫ َحتى ال ه‬، ‫“ غ ٍَم‬
‫ إِال َكف َر ه‬، ‫ش ْو َك ِة يُشَاك َها‬
dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim
tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan
kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.”.
Peristiwa ini mengangkat derajat nabi krn kesabaran beliau, abu bakr, istrinya dan putrinya.
- Dan juga faidah yang kita petik, pelajaran yang Allah ajarkan jika sekiranya ada seorang yang fadil yang
dituduh, bgmn seharusnya yg kita lakukan..
- Keyakinan bahwa seseorang yang terdzalimi akan senantiasa diselamatkan oleh Allah, di dunia maupun di
akhirat. Meskipun dihakimi oleh hakim, namun kelak Allah akan mengadili dgn adil

Mereka yang terlibat dalam berita bohong ini adalah sekelompok orang, setiap orang itu mendapat ganjaran dosa
dari keterlibatannya, dan yg paling besar perannya dlm memunculkan lalu menyebarkan baginya azab yang besar,
yaitu abdullah bin ubay bin salul, dan termasuk jg hassan bin tsabit, meskipun kemudian mengakui kesalahnnya..
dia pernah berkata

‫صبح غ َْرثَى مِ ْن لُحوم الغ ََوافل‬


ْ ُ ‫ وت‬... ‫ان َما تُزَ ن بِ ِريبَ ٍة‬
ٌ َ‫صان َرز‬
َ ‫َح‬

Wanita yang terjaga kehormatannya, wanita yang berakal, tidak ada keraguan padanya. Dia menjadi lapar, krn
aisyah tidak manggibah seorang mukmin atau mukminah. Makan daging bangkai.Aisyah berkata , "Tetapi engkau
tidaklah demikian."

Menurut riwayat lain dikatakan kepada Aisyah, urwah "Apakah engkau mengizinkan orang ini (Hassan) masuk
menemuimu? Padahal Allah Swt. telah berfirman: 'Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.' (An-Nur: 11) Siti Aisyah menjawab, "Azab
apa lagi yang lebih berat daripada kebutaan?" Sedangkan saat itu kedua mata Hassan ibnu Sabit telah buta,
barangkali hal itulah yang dijadikan azab yang hebat baginya oleh Allah Swt. Kemudian Siti Aisyah berkata,"
Sesungguhnya dia pernah membela Rasulullah Saw. melalui syairnya."

Faidah yang bisa kita ambil bwh, mungkin seseuatu yang kita lihat baik, namu pada hakikatnya banyak keburukan
yang terdapat padanya. Dan sebaliknya mungkin sesuatu yang kita lihat buruk tetapi dia membawa kebaikan yang
banyak. Ilmu kita pendek sedikit, sedangkan Allah maha tahu, kita tidak tahu..

Kemudian Allah jelaskan kewajiban kita pada saat seseorang diantar kita dituduh dengan keburukan. Jika ada
berita yang tersebar bahwa fulan yang selam ini kita tahu dia orang yang baik melakukan ini apa yang wajib untuk
kita lakukan? Langkah pertama adalah Maka wajib bagiku untuk menyebut saudaraku dengan kebaikan, dan
mendustakan kabar buruk ini dan tidak boleh menyebarkannya ditengah manusia.

4
{‫ظ هن ْال ُمؤْ مِ نُونَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتُ بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم َخي ًْرا‬ َ ‫}لَ ْوال إِ ْذ‬
َ ُ‫سمِ ْعت ُ ُموه‬
Mengapa di waktu kalian mendengar berita bohong itu (yakni tuduhan yang dilontarkan terhadap diri Siti Aisyah
r.a.) orang-orang mukmin dan mu’minat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri. (An-Nur: 12)

Karena seorang muslim itu asalnya adalah dia selamat. Krn itu diriwatkan , bahwa Abu Ayub Khalid ibnu Zaid Al-
Ansari ditanya oleh istrinya (yaitu Ummu Ayub), "Hai Abu Ayub, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan
oleh orang-orang tentang Aisyah r.a." Abu Ayub menjawab, "Ya, berita tersebut adalah dusta. Apakah engkau
berani melakukan hal tersebut (seperti yang dituduhkan oleh mereka), hai Ummu Ayub?" Ummu Ayub menjawab,
"Tidak, demi Allah, aku benar-benar tidak akan melakukan hal tersebut." Maka Abu Ayub menjawab, "Aisyah,
demi Allah, lebih baik daripada kamu."jika kami tidak rela dengan perbuatan keji itu bagi diri kami sedang kita ini
lebih rendah dari mereka, maka bagaiman kita mengira bahwa perbuatan buruk itu ada pada mereka?

Ini adalah langkah awal adalah berprasangka baik, karena sesungguhnya kita ini semua tidak ada yng selamat dari
celaan manusia.

ُ‫ورا َولَ ْو شَا َء َربُّكَ َما فَعَلُوه‬ ُ ‫ف ْالقَ ْو ِل‬


ً ‫غ ُر‬ ٍ ‫ض ُه ْم ِإلَى بَ ْع‬
َ ‫ض ُز ْخ ُر‬ ِ ‫اإل ْن ِس َو ْال ِج ِن ي‬
ُ ‫ُوحي بَ ْع‬ ِ ْ َ‫اطين‬ َ ‫َو َكذَلِكَ َجعَ ْلنَا ِل ُك ِل نَ ِبي ٍ َعد ًُّوا‬
ِ َ ‫شي‬
َ‫( فَذَ ْر ُه ْم َو َما يَ ْفت َُرون‬112)
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari
jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk
menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Karena muslim itu adalah orang yang selamat. Semakin bertamabh keshalehan seseorang maka semakin banyak
pula yang memusuhinya. Bukankah Allah katakan. Sebagaiman jg Nabi musa, maryam, nabi isa, dan semua nabi
mereka diolok dengan tuduhan tukang sihir, org gila dst.. Kemudian mendustakannya sebagaimana Allah katakan

ٌ ِ‫ } َوقَالُوا َهذَا إِ ْفكٌ ُمب‬Dan (mengapa tidak) berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (An-Nur: 12)
{‫ين‬

Langkah yang kedua Allah katakan ( َ‫َّللا ُه ُم ْالكَا ِذبُون‬ ُّ ‫ش َه َدا َء فَإ ِ ْذ لَ ْم يَأْتُوا ِبال‬
ِ ‫ش َهدَاءِ فَأُولَئِكَ ِع ْن َد ه‬ ُ ‫علَ ْي ِه ِبأ َ ْربَ َع ِة‬
َ ‫لَ ْوال َجا ُءوا‬

Dan jika kabar itu semakin menjadi2, seseorang janga ikut melibatkan dirinya, tapi meminta bukti, dan jika tak ada
bukti maka had harus ditegakkan. Ini adalah langkah2nya. Krn jika tidak orang akan seenaknya mencemari
kehormatan orang lain.

Dan jika tidak ada saksi Menurut hukum Allah, mereka adalah orang-orang yang dusta lagi durhaka. Dan mereka
ditegakkan had pada mereka, dinamakan fasik dan tidak diterima syahadahnya.

{ِ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُه ُ فِي ال ُّد ْنيَا َواآلخِ َرة‬ ْ َ‫}ولَ ْوال ف‬
ِ ‫ض ُل ه‬
َ ‫َّللا‬ َ

Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua di dunia dan di akhirat. (An-Nur: 14)
Hai orang-orang yang mempergunjingkan perihal Siti Aisyah, para sahabt yang karena itu tobat kalian dan
permohonan ampun kalian kepada-Nya diterima di dunia ini dan Dia memaaf kalian berkat iman kalian bila kalian
telah berada di kampung akhirat nanti.
َ ٌ‫عذَاب‬
{‫عظِ ي ٌم‬ ْ َ‫س ُك ْم فِي َما أَف‬
َ ‫ضت ُ ْم فِي ِه‬ ‫}لَ َم ه‬

niscaya kalian ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kalian tentang berita bohong itu. (An-Nur: 14)
Hal ini berkenaan dengan orang yang memiliki iman. Berkat keimanannya itu Allah menerima tobatnya, seperti
Mistah, Hassan ibnu Sabit, dan Hamnah binti Jahsy (saudara perempuan Zainab binti Jahsy). Adapun orang-orang
yang mempergunjingkan berita ini dari kalangan orang-orang munafik, seperti Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul dan
teman-temannya; maka mereka bukanlah termasuk orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini karena mereka
tidak memiliki iman dan amal saleh yang dapat mengimbangi kesalahan mereka dan tidak pula sesuatu yang
dapat menghapusnya.
Demikianlah perihal nas yang menyangkut ancaman (larangan) melakukan perbuatan tertentu, ia bersifat mutlak
dan bersyarat. Konsekuensinya ialah tobat pelakunya tidak diterima, atau tobatnya diterima bila ia mempunyai
amal saleh yang seimbang dengannya atau lebih berat daripada kesalahannya.

5
6

You might also like