Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NAMA : YULI
NIM : 038 SYEBID16
PRODI : D3 KEBIDANAN
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga
Tn.”S” Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Dusun Taman Desa Lando Terara
Lombok Timur”.Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. H. Zulkahfi, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram
2. dr.Hj.Wiwin Nurhasida selaku kepala desa Taman Ayu
3. Baiq Ricca Afrida, M.Keb., selaku pejabata Program Studi D.3 Kebidanan
STIKES Yarsi Mataram
4. Dian soekmawati ,R, M.Keb, selaku dosen pembimbing pendidikan.
5. Ny. “R”, selaku klien.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kekurangan dalam hal pembuatan, penyusunan, ataupun materi yang
disajikan belum lengkap. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
dapat mendorong kami untuk menyempurnakan laporan selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan......................................................................................................
1.3 Manfaat....................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Komunitas ..............................................................................................
2.2 Konsep Keluarga.....................................................................................
2.3 Konsep Dasar Kehamilan Normal...........................................................
2.4 Anemia pada Ibu Hamil
2.5 Rokok ………………………………….
2.5 Konsep Manejemen Asuhan Kebidanan Keluarga..................................
BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn.”S” Dengan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Lando,kec.Terara , Lombok
Timur
...........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan
179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Berdasarkan data tersebut, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia menurun dari 307/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007. Sedangkan target yang diharapkan berdasarkan Melenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000
kelahiranhidup. Hal ini berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di atas target
yang ditetapkan WHO atau hampir dua kali lebih besar dari target WHO
(Kementerian Kesehatan, 2011). Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok
kehamilan berisiko. Kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada
tahun 2007 sekitar 34%. Kategori dengan risiko tinggi tunggal mencapai
22,4%, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu > 34 tahun
sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang
terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4% (BKKBN, 2008).
Pada tahun 2009 AKB Provinsi NTB 176/1000 kelahiran hidup (KH) dan
pada tahun 2010 hanya sedikit mengalami penurunan menjadi 174/1000 KH,
namun pada tahun 2011 justru kembali mengalami peningkatan menjadi
196/1000 KH. Kabupaten yang berkontribusi besar terhadap peningkatan
AKB Provinsi NTB adalah Kabupaten Lombok Timur. Jumlah kasus kematian
bayi di Kabupaten Lombok Timur berturut-turut dalam kurun waktu 2009-
2011 adalah 615 kasus (tahun 2009), meningkat menjadi 779 kasus (tahun
2010), dan 794 kasus (tahun 2011).
Terdapat peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan pada tahun
2010 sebesar 164 kasus dan meningkat kembali sebesar 15 kasus pada tahun
berikutnya. Kabupaten lain yang berkontribusi cukup besar terhadap AKB di
NTB adalah Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Kabupaten
Sumbawa, dan Kabupaten Bima. Terjadi trend peningkatan angka kematian
bayi di pulau Sumbawa, khusus pada tahun 2010–2011 dari 60 kasus kematian
bayi meningkat menjadi 170 kasus.
Pada tahun 2010, AKI Provinsi NTB mengalami penurunan menjadi
113/100.000 KH dan meningkat signifikan pada tahun 2011 menjadi
130/100.000 KH. Pulau Lombok berkontribusi signifikan terhadap AKI
Provinsi NTB dalam tiga tahun tersebut. Tiga Kabupaten di Pulau Lombok
yang berkontribusi besar terhadap AKI Provinsi NTB, yaitu Kabupaten
Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Sedangkan di Pulau
sumbawa, hanya Kabupaten Sumbawa yang memiliki AKI tertinggi dan
menjadi Kabupaten dengan AKI tertinggi se-NTB setelah Kabupaten Lotim,
bahkan menalami peningkatan paling signifikan pada tahun 2011.
Kabupaten Lombok Timur memiliki AKI tertinggi di antara
Kabupaten/Kota se-NTB selama periode 2009-2011. Pada tahun 2011, AKI
Kabupaten Lotim sebesar 38/100.000 KH. Meskipun angka ini tidak
mengalami perubahan sejak tahun 2010, namun tertinggi di NTB atau hampir
menyamai total AKI di Pulau Sumbawa. Sedangkan tren AKI Kota Bima terus
mengalami penurunan, bahkan AKI Kota. Bima adalah yang terendah di
antara 10 Kabupaten/Kota di NTB.
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Menurut WHO (2008), secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika
57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian
tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini
mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3
%.Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia
pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil
selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu
hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI,2013).
Perdarahan, khususnya perdarahan post-partum, terjadi secara mendadak
dan lebih berbahaya apabila terjadi pada wanita yang menderita anemia.
Seorang ibu dengan perdarahan dapat meninggal dalam waktu kurang dari
satu jam (Kemenkes RI,2008). Kondisi kematian ibu secara keseluruhan
diperberat oleh “tiga terlambat” yaitu terlambat dalam pengambilan
keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan, terlambat dalam mendapatkan
pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan ( Dinas Propinsi NTB, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan
bahwa lebih dari lima juta orang meninggal karena penyakit yang disebabkan
rokok. Hal ini berarti setiap satu menit tidak kurang sembilan orang meninggal
akibat racun pada rokok atau dalam setiap enam detik di dunia ini akan terjadi
satu kasus kematian akibat rokok. Pada tahun 2030 diperkirakan lebih dari
80% kematian akibat rokok terjadi di negara-negara berkembang.
Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok menjadi
semakin serius, jumlah perokok dunia mencapai 1,35 milliar orang. Di
Indonesia jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pada
tahun 1995 prevalensi perokok penduduk ≥ 15 tahun adalah 26,9%. Pada
tahun 2001 meningkat menjadi 31,5% (Lensa Indonesia, 2011).
Pada tahun 2007 mencapai 34,2%, kemudian pada tahun 2010
meningkat lagi menjadi 34,7%, pada tahun 2013 prevalensi perokok penduduk
≥ 10 tahun yaitu menurut karakteristik Proporsi terbanyak perokok aktif setiap
hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, umur 35- 39 tahun 32,2%
sedangkan proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak
dibandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%). Berdasarkan jenis
pekerjaan, petani, nelayan, buruh adalah proporsi perokok aktif setiap hari
yang terbesar (44,5%) dibanding kelompok pekerjaan lainnya (Riskesdas,
2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok
terbesar di dunia, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan
ketiga setelah China dan India pada sepuluh negara perokok terbesar dunia.
Jumlah perokok indonesia mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu china
mencapai 390 juta perokok dan india 144 juta perokok .Prevalensi Perokok di
masyarakat Indonesia pada umur 20-24 tahun perokok setiap hari 27,2%,
perokok kadang-kadang 6,9% dan umur 25-29 tahun perokok setiap hari
29,8%, perokok kadang-kadang 5,0% ternyata tidak hanya dikalangan dewasa
saja, namun sudah merambat ke kalangan remaja. Pravalensi pada kalangan
remaja umur 10-14 tahun perokok setiap hari 0,5%, perokok kadang kadang
0,9%, laki-laki 47,5% perokok setiap hari, perokok kadang-kadang 9,2%
sedangkan perokok setiap hari pada perempuan 1,1% dan perokok
kadangkadang pada perempuan 0,8% (Riskesdas,2013).
Tambahkan paragraf hubungan dampak Rokok terhadap kehamilan dan
terutama anemia pada kehamilan
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah salah satu bidang studi dalam
kurikulum DIII Kebidanan dengan tujuan melaksankan praktek kebidanan
secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat dalam tatanan
di komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh
konsep, keterampilan dan sikap profesional bidan dalam asuhan di komunitas
yang meliputi strategi pelayanan kebidanan, manajerial, pengelolaan program
KIA/KB di wilayah kerja, penggerakan dan meningkatkan peran serta
masyarakat untuk hidup sehat dan sejahtera. (Meilani, 2009)
Berdasarkan hal di atas penyusun tertarik untuk mengambil kasus pada
keluarga Tn.”S” pada Praktik Kerja Lapangan di Desa Lando Lombok Timur
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn”S”dengan kekurangan energy kronik trimester III.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian data pada Keluarga Tn
“S” khususnya Ny “R” dengan Trimester II G1P0A0H0 .
2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasarpada
Keluarga Tn “S” khususnya Ny “R” dengan Trimester III
G1P0A0H0 dengan kekurangan energy kronik.
3. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan pada Keluarga Tn
“S” khususnya Ny “R” dengan Trimester III G1P0A0H0 dengan
Anemia
4. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada
Keluarga Tn “S” khususnya Ny “R” dengan Trimester III
G1P0A0H0 dengan anemia berat.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
yang telah dilaksanakan pada Keluarga Tn “S” khususnya Ny “R”
dengan Trimester III G1P0A0H0 dengan anemia pada kehamilan
dan merokok.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Kebidanan
khususnya dan pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil serta
bahaya merokok.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat selama dibangku kuliah sebagai upaya pengaplikasian
suatu ilmu.
2. Bagi mahasiswa dapat menambah pengalaman dalam memberikan
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.
3. Bagi mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien
sehingga dapat tercipta hubungan yang baik diantara keduanya
4. Bagi Dusun Taman dapat dijadikan acuan sebagai peningkatan
mutu pelayanan kesehatan sehingga kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal.
5. Bagi Institusi tercapainya kompetensi yang di targetkan bagi
institusi pendidikan kepada mahasiswa, sehingga benar-benar
melahirkan calon bidan yang berkualitas baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Bidan di Indonesia adalah seorang wanita yang mendapat pendidikan
kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan
mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktik mandiri
(Ambarwati dan Rismintari, 2010 : 1).
Kepmenkes No. 396/Menteri/SK/III/2007 menjelaskan Kebidanan
adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopouse,
BBL dan Balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan
bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
(Pudiastuti,2011: )
Komunitas berasal dari Communicans yang berarti kesamaan,
Communis artinya sama, publik, banyak dan community berarti
masyarakat setempat. Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan orang
atau sistem sosial (Saunders, 1991 dalam Pudiastuti, 2011 : 2)
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu.Kebidanan komunitas adalah konsep
dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam
keluarga dan masyarakat (Ambarwati dan Rismintari, 2010 : 2).
2. Unsur-unsur kebidanan komunitas
Unsur-unsur kebidanan komunitas menurut (Ambarwati dan
Rismintari (2010 : 3-5), di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Bidan
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas meliputi :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja, masa perkawinan.
2) Pemeliharaa kesehatan ibu hamil, nifas, masa interval (antara
dua persalinan) dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan
resiko tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
b. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah segala aktivitas yang dilakukan
oleh bidan untuk segala menyelamatkan pasien dari gangguan
kesehatan. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah
meningkatnya kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga
sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera di dalam komunitas.
Kegiatan pelayanan komunitas, meliputi :
1) Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita.
3) Pengobatan sederhana bagi ibu dan balita.
4) Perbaikan gizi keluarga.
5) Imunisasi ibu dan anak.
6) Pertolongan persalinan di rumah.
7) Pelayanan KB.
c. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Dalam komunitas terdapat kumpulan dari individu yang
membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut Undang-Undang No.
23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud keluarga adalah
suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
d. Lingkungan
Lingkungan fisik yang kurang sehat menimbulkan penyakit pada
masyarakat. Lingkungan sosial berkaitan dengan adat istiadat dalam
memberikan pelayanan yang diupayakan tidak bertentangan dengan
kebiasaan, adat, kepercayaan dan agama di masyarakat. Lingkungan
flora dan fauna berhubungan dengan penghijauan, pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman yang bergizi.
e. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Bidan dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuannya
agar tidak ketinggalan terhadap kemajuan ilmu dan teknologi di
bidang kesehatan.
2.2 Keluarga
1. Pengertian keluarga
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal
Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal
Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
d. Patrilokal
e. Hubungan Kawinan
a. Fungsi Keagamaan
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
e. Fungsi Reproduksi
f. Fungsi Sosial
g. Fungsi Ekonomi
4. Peranan Keluarga
a) Ayah
b) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan
pendidikan anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok tertentu.
c) Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. ( Leny,2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.”S”
DI DUSUN LANDO LAUQ,DESA LANDO ,KECAMATAN TERARA,
LOMBOK TIMUR
2018
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Pendapatan Per Bulan : Rp. 300.000
Alamat : Dusun Lando lauq, Rt. 02, Desa Lando, Kec.
Gerung, Kab.Lombok Timur
Telepon :-
Genogram
:
Keterangan Denogram:
Dapur
k. tidur
pintu
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi ekonomi
Ibu mengatakan ekonomi di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti membeli lauk pauk untuk makan dan sebagian ditabung
sebagai modal untuk kebutuhan rumah tangga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Ibu mengatakan tidak pernah dikucilkan
3. Fungsi pendidikan
Ibu mengatakan di dalam keluarga belum ada anak yang bersekolah
4. Fungsi sosial
Ibu mengatakan bersosialisasi baik dengan masyarakat
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Ibu mengatakan sudah bisa mengenal masalah kesehatan seperti
batuk, filek, hipertensi dan lain-lain.Dan sudah paham dan
mengerti bila anggota keluarga sakit harus segera di bawa ke
fasilitas kesehatan seperti Puskemas/pustu/Rumah sakit.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Ibu mengatakan yang mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan adalah kepala keluarga atau suami
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Ibu mengatakan sudah mampu merawat anggota keluarga yang
sakit dengan segera membawanya ke puskesmas.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
rumah yang kuat
Ibu mengatakan mampu memelihara lingkungan sekitar rumah
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Ibu mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke
Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, PUSTU atau Rumah Sakit
6. Fungsi religius
Ibu mengatakan keluarga selalu beribadah tepat waktu
7. Fungsi rekrasi
Ibu mengatakan sering jalan-jalan untuk menghilangkan setres
8. Fungsi reproduksi
Ibu mengatakan tidak ada keputihan
9. Fungsi afektif (saling asuh,keakraban dan identifikasi)
Ibu mengatakan sesama anggota keluarga sangat akrab dan saling
menyanyangi.
F. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan panjang :
- Stresor jangka pendek :
Ibu mengatakan beban pikiran yang sedang dipikirkan saat ini
adalah mengenai persalinannya.
- Stresor jangka panjang :
Ibu mengatakan beban pikiran jangka Panjang yang sedang
dipikirkan saat ini adalah mengenai pembangunan rumah.
2. Kebiasaan makan
No Nama anggota Kebiasaan makan
keluarga
3. Pola eliminasi
No Nama Pola eliminasi
anggota
keluarga
4. Kebersihan perorangan
No Nama Kebersihan Perorangan
Anggota
Keluarga
5. Kebiasaan kesehatan
Merokok : Suami
Olahraga : Kadang-kadang
Minum obat/jamu : Tidak ada
Penggunaan waktu senggang : Istirahat
Rekreasi keluarga : Kadang-kadang
Keadaan sosial ekonomi :
Penghasilan
Penghasilan 1 bulan : Rp.300.000,00
Penghasilan tambahan : Rp.100.000,00
Pengeluaran : Rp.400.000,00
Kebutuhan pokok : Rp.350.000,00
Situasi lingkungan : Cukup baik
Rumah milik sendiri : Milik orang tua ( numpang)
Jenis rumah : Permanen
Atap rumah : Genteng
Lantai rumah : Semen/ plester
Ventilasi : Ada dan dimanfaatkan
Kebersihan dan kerapian : Bersih dan rapi
Pembuangan sampah : Di buang ke sungai
Sumber air : Sumur
Saluran pembuangan air limbah : Selokan/got
Jamban : Tidak ada
Kandang ternak : Tidak ada
Pemanfaatan perkarangan : Tidak ada
Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Ibu mengatakan jika ada
keluarga yang sakit langsung dibawa ke Fasilitas kesehatan
seperti Puskesmas dan Rumah Sakit
Keluarga mempunyai asuransi kesehatan atau tidak: tidak
memiliki
H. KEADAAN KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan keluarga
2. Kebiasaan memeriksakan diri :
Waktu : bila sakit
Tempat : puskesmas, poskesdes
Alasan : .mudah di jangkau
3. Riwayat Kesehatan Psikososial dan Spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa : Tidak ada
b. Pemenuhan status sosial : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan mental keluarga : Ibu mengatakan tidak ada
keluarga yang menderita penyakit mental
d. Gangguan mental pada anggota keluarga : Tidak ada
e. Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol : Tidak
ada
4. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
No. Nama Kegiatan menjalankan ibadah Keterangan
I. HARAPAN KELUARGA
Ibu mengatakan harapan kedepannya untuk keluarga bisa memiliki
rumah, ,untuk ibu diri sendiri mengatakan supaya keluarga tetap sehat
selalu, bisa melahirkan dengan lancar, sehat dan normal saat proses
persalinan nanti.
J. DATA KESEHATAN IBU HAMIL (BILA ADA)
1. Ibu Hamil
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Teratur/tidak : Tidak
Dismenorhoe : Tidak
Flour albus : Kadang- kadang
Contact bleeding : Tidak ada
HPHT : 01-01-2019
b) Riwayat kehamilan yang lalu
No. Hamil Lahir UK Komplikasi Tempat Penolong BBL JK Keadaan Nifas
ke persalinan anak
1 Ini - - - - - - - - -
c) Riwayat kehamilan sekarang
Usia Kehamilan : 38 minggu
Gerakan Janin : masih dirasakan
ANC : 8 kali di poskesdes ,posyandu dan
puskesmas
Tanda bahaya/penyulit :Tidak ada
Keluhan umum : Pusing , mual dan sesak.
Obat /jamu yang dikonsumsi : Tidak ada
Imunisasi TT : TT1 (18-09-2018)
Perawatan payudara : Tidak pernah
Senam hamil : Tidak dilakukan
Kekhawatiran khusus : Tidak ada
Kepercayaan selama hamil : tidak ada
Keluarga brencana :-
d) Usaha sehat atau JPKM : Ada
e) Usaha pemeliharaan kesehatan : Ada
f) Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan
No. Nama Umur Jk Keadaan saat Perawatan
kunjungan
1 Tn S 28 L Sehat -
2 Ny. R 16 P Kurang sehat
f. Mata
Inspeksi : Simetris, kemampuan berkedip normal, gerakan mata
normal, pupil sama besar, konjungtiva tidak anemis, skelera
tidak ikterik.
g. Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, ada lubang telinga, tidak ada pengeluaran
sekret.
h. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada polip.
Ekstermitas bawah : Kuku kaki tidak pucat, tidak eodema pada tibia,
metakarpal dan tulang maleolus, reflek patella
kanan/kiri (+/+), tidak ada varises.
III. MASALAH
A. Analisis dan sintesis data (PES)
No Data Masalah Penyebab
1 Subjektif : Enemia pada - Tidak mengkonsumsi
ibu mengatakan sering pusing-pusing kehamilan makanan yang
Objektif : mengandung zat besi.
KU:Baik,Kesadaran:Compostmentis,
TD:120/80mmhg,S:36,60C,N:85x/Menit,
RR: 19x/Menit hb:9,1gr %
Konjungtiva ibu: pucat
2. Subjektif: Kurangnya Merasa lebih enak jika
Ibu mengatakan suaminya merokok pengetahuan merokok (kecanduan)
Objektif: keluarga tentang
KU:baik,kesadaran:composmentis bahaya merokok
TD:110/80mmhg,N:80x/menit,
R:24x/menit.
Suami: bibirnya hitam kehitaman dan
gusi hitam
Jumlah 1 10 /12
V. IMPLEMENTASI
No. Tanggal & waktu Masalah Kebidanan Implementasi
1. Tanggal : 09 desember 1. Kura 1. B
2018 ,pkl 02.00 wib ngnya kadar hemoglobin eritahu ibu hasil
( HB:9,1 gr%) atau pemeriksaan yang telah
anemia. dilakukan
2. M
enberikan KIE tentang gizi
pada ibu hamil .
3. M
enjelaskan tentang apa yang
dirasakan oleh ibu
( keluhan)
4. M
enjanjurkan kepada ibu
untuk istrahat yang cukup.
5. M
emberikan KIE tentang cara
meminum tablet penambah
darah yang benar ( FE).
6. M
enjelaskan tentang penyakit
anemia pada ibu hamil
7. M
enganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
seminggu lagi.
2.tanggal:13 desember Kebiasaan merokok 1 memberitahu hasil
2018,waktu:14.00 wib pemeriksaan
2 menjelaskan tentang
bahaya rokok bagi
perokok aktif dan perokok
pasif.
3 Menjelaskan kepaada
bapak tata cara merokok
jika ingin merokok.
VI. EVALUASI
BAB IV
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Rismintari, Y. Sriati.2010. Asuhan Kebidanan
Komunitas, plus contoh Askeb.Yogyakata : Numed
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga, Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ambarwati, Eny Retna dan Rismintari, Y. Sriati.2010. Asuhan Kebidanan
Komunitas, plus contoh Askeb.Yogyakata : Numed
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga, Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Herlina, Asuhan kebidanan patologi pada kehamilan (2007),jakarta
Depkes RI. 2008. Riskesda.(Riset Kesehatan Dasar) 2007. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2007
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Depkes RI. 2010. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang.
Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2010. Laporan Riskesda Jawa Tengah.
Jhonson dab Leny, R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta : Numed
Manuaba, I Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, edisi 2.
Jakarta : EGC
Manuaba Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, Edisi Revisi.Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Buku Ajar Kebidanan Komunitas teori dan aplikasi
dilengkapi contoh Askeb. Yogyakarta : Numed
Saifuddin Abdul Bari, dkk, 2008 Dan 210. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Setiadi.2009. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta :Graha Ilmu
Soebroto, Ikhsan. 2009. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia.Yogyakarta :
Bangkit
WHO. 2009. Anemia Testing in Population-Based Surveys. Geneva
Winkjosastro Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 3,Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“ANEMIA PADA KEHAMILAN”
VIII. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada pasien atau
keluaraga tentang :
1 pengertian dari Anemia
2 macam-macam anemia dalam kehamilan
3 klasifikasi Anemia
4 penyebab Anemia
5 etiologi dalam kehamilan
6 gejala anemia dalam kehamilan
7 pengaruh Anemia pada kehamilan.
8 cara penanggulangan anemia dalam kehamilan
BAB III
PEMBAHASAN MATERI
Anemia pada Kehamilan
a)Pengertian
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan dengan
kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar < 10,5 gr pada trimester II (Soebroto, 2009 : 12).
b) Macam-macam anemia selama kehamilan
1. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa
nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak
jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah
yang berlebihan diserta hilangnya besi hemoglobin dan
terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi
penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan
berikutnya. Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan
anemia defisiensi besi (Subroto, 2009 : 15). Pada gestasi biasa
dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh
kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg, bila tersedia, untuk
ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar
melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas
melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali
apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan
kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas
dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan
terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat
selama trimester kedua, maka kekurangan besi sering
bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi
hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan
volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap
meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut
dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena
jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal
dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak
menderita anemia defisiensi besi .
2. Anemia akibat perdarahan akut
Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering
terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola
hidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk
memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital
walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi
difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum
apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan
hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi
dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang
hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi
menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan
tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi
selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik
dibandingkan dengan transfusi darah (Sarwono, 2009 ).
c) Klasifikasi anemia berdasarkan tingkatannya, yaitu :
Pembagian anemia berdasarkan tingkatannya dapat digolongkan
sebagai berikut : Hb > 11 gr % tidak anemia, Hb 9-10,9 gr % anemia
ringan, Hb 7-8,9 gr % anemia sedang, Hb < 7 gr % anemia berat
(Manuaba, 2009 : 92)
d) Penyebab Anemia Kehamilan
Penyebab anemia kehamilan menurut Gultom (2005), adalah
sebagai berikut :
1 Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama
yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.
2 Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti
pada kehamialn
3 Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk
haid yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang
dekat.
4 Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis)
e) Etiologi Anemia dalam Kehamilan
Menurut Prawiroharjo (2009 : 435), etiologi anemia defisiensi
besi pada kehamilan, yaitu :
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan
plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbs
f) Gejala
Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia Menurut Indoglobal,
(2007) gejala-gejala yang sering muncul pada anemia :
1 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
2 makanan penurun atau anoreksia
3 Sakit kepala
4 Konsentrasi menurun
5 Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari
duduk
6 Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia :
1. Kulit pucat
2. Kuku-kuku jari pucat
3. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
g) Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan
Menurut Manuaba, (2010) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan,
adalah :
1) Bahaya selama kehamilan :
1. Abortus
2. Partus prematuritas
3. Penghambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4. Mudah terjadi infeksi
5. Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%)
6. Mola hidatidosa
7. Hiperemesis gravidarum,
8. Perdarahan antepartum
9. Ketuban pecah dini (KPD)
2) Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh
kurang baik, seperti :
1. Kematian mudigah
2. Kematian perinatal
3. Prematuritas
4. Dapat terjadi cacat bawaan
5. Cadangan besi kurang
3) Cara Pencegahan Anemia
Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah :
1. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber
hewani yang mudah diserap.
2. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil
minimal 1 tablet selama kehamilan.
3. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga
berencana (KB).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“BAHAYA MEROKOK”
III. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepadaTn.S
dengan Bahaya merokok Materi (Terlampir)
a. pengertian dari Rokok
b. kandungan dari Rokok
c. Bahaya Roko
d. pengaruh paparan Asap Rokok bagi ibu hamil
e. cara penanggulangan anemia dalam kehamilan
IV .Media
Lembaran
V. Metode
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Evaluasi
VI. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
1 Memberi salam Mendengarkan dan
2 Menjelaskan tujuan
memperhatikan
penyuluhan
3 Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2.. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara mendengarkan
berurutan dan teratur.
1 Menjelaskan Apa
Pengertian Rokok
2 Menjelaskan tentang
kandungan Rokok
3 Menjelaskan bahaya
merokok
4 Menjelaskan
pengaruh Rokok pada
ibu hamil
VII. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada pasien atau
keluaraga tentang :
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan.Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu
terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun
orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
b. Kandungan Rokok
Dalam sebatang rokok mengandung :
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker
bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin,
karbon monoksida, dan zat-zat berbahaya lainya.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat
bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan
pengiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin
tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang
dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya
daripada polusi di jalanan raya yang macet,( Ambarwati ,2010)
c. Bahaya rokok
1. Penyakit jantung
Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi pengerasan pada
pembuluh darah.Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di
arteri, lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat
penyempitan pembuluh darah.Hal ini menyebabkan penyakit jantung.
Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan ekstra dapat
menyebabkan angina atau nyeri dada.Jika satu arteri atau lebih
menjadi benar-benar terblokir, serangan jantung bisa terjadi.Semakin
banyak rokok yang dihisap dan semakin lama seseorang merokok,
semakin besar kesempatannya mengembangkan penyakit jantung atau
menderita serangan jantung atau stroke.
2. Penyakit paru
Risiko terkena pneumonia, emfisema dan bronkitis kronis
meningkat karena merokok.Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).
Penyakit paru-paru ini dapat berlangsung dan bertambah buruk dari
waktu ke waktu sampai orang tersebut akhirnya meninggal karena
kondisi tersebut. Orang-orang berumur 40 tahun bisa mendapatkan
emfisema atau bronkitis, tapi gejala biasanya akan jauh lebih buruk di
kemudian hari, menurut American Cancer Society.
3. Kanker paru dan kanker lainnya
Kanker paru-paru sudah lama dikaitkan dengan bahaya rokok,
yang juga dapat menyebabkan terhadap kanker lain seperti dari mulut,
kotak suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan. Merokok juga
dikaitkan dengan kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas, leher
rahim dan kanker darah (leukemia).
4.Cleveland Clinic.
Rokok juga bisa naik menyebabkan komplikasi dari diabetes,
seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh
darah, penyakit ginjal dan masalah kaki.
5. Impotensi
Rokok merupakan faktor resiko utama untuk penyakit pembuluh
darah perifer, yang mempersempit pembuluh darah yang membawa
darah ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh darah ke penis kemungkinan
juga akan terpengaruh karena merupakan pembuluh darah yang kecil
dan dapat mengakibatkan disfungsi ereksi atau impoten.
6. Menimbulkan kebutaan
Seorang yang merokok menimbulkan meningkatnya resiko
degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orang tua.
Dalam setudi yg diterbitkan dalam 'Archives of Ophthalmology' pada
tahun 2007 menemukan yaitu orang merokok empat kali lebih
mungkin dibanding orang yang bukan perokok untuk
mengembangkan degenerasi makula, yang merusak makula, pusat
retina, dan menghancurkan penglihatan sentral tajam.
7. Penyakit mulut
Penyakit mulut yang disebabkan oleh rokok antara lain kanker mulut,
kanker leher, penyakit gigi, penyakit pada gigi dan nafas, ,
( Ambarwati ,2010)
d. Pengaruh paparan asap rokok pada ibu hamil
Ibu hamil yang terpapar asap rokok memberi pengaruh buruk pada
kondisi janin yang dikandungnya. Asap rokok dapat menghambat
tumbuh kembang janin. Tumbuh kembang adalah proses yang terus
menerus sejak dari konsepsi sampai dengan maturitas (dewasa) yang
dipengaruhi oleh factor bawaan dan lingkungan. Tumbuh kembang
sudah terjadi sejak bayi di dalam kandungan hingga setelah
kelahirannya.Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin salah satunya adalah toksin atau zat kimia
(Sulistyawati, 2014). Oleh karena itu paparan asap rokok selama
kehamilan merupakan salah satu faktor penentu yang kuat terhadap
pertumbuhan janin dan risiko BBLR .
Nikotin yang terdapat pada asap rokok merupakan zat
vasokonstriktor yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
dan meningkatkan kontraksi jantung, sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah pada ibu hamil. Peningkatan tekanan darah ini akan
memengaruhi aliran darah umbilikal yang berupa penurunan suplai
darah ke janin sehingga akan merubah detak jantung janin. Penurunan
suplai darah ke janin dan perubahan detak jantung janin kemudian akan
menyebabkan terjadinya penurunan suplai nutrisi dan oksigen pada
janin. Penurunan suplai oksigen dapat menyebabkan suplai oksigen pada
janin menjadi inadekuat sehingga dapat menginduksi hipoksia pada janin
yang menyebabkan pertumbuhan janin terganggu. Selain itu, penurunan
suplai nutrisi akan menyebabkan janin kekurangan nutrisi sehingga hal
ini juga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin (Zulardi,
2014).
Paparan kronik Pb berkadar rendah pada asap rokok dapat
menyebabkan akumulasi Pb pada tubula renalis, paru-paru, hepatosit,
dan jaringan. Sudah banyak diketahui bahwa Pb paling banyak
terakumulasi pada tulang. Pb yang terakumulasi pada tulang ibu dapat
dilepaskan selama waktu kehamilan yang akan menyebabkan paparan Pb
pada janin. Peningkatan kadar Pb pada darah ibu hamil dapat menjadi
faktor risiko dari terjadinya hipertensi gestasional/preeklampsia, abortus
spontan, dan kelahiran prematur. Selain itu, paparan dosis rendah dari Pb
juga dapat menyebabkan efek samping pada berat lahir dan gangguan
perkembangan pada anak (Magdalena, 2013).
Radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok juga berbahaya
bagi pertumbuhan janin. Radikal hidroksi dapat menimbulkan reaksi
rantai yang dikenal dengan peroksidasi lipid dan menghasilkan senyawa
toksik. Nitrogen dioksida dapat merusak membran memulai proses
peroksidasi lipid, sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi. Hasil
akhir dari peroksidasi lipid yang lama bertahan dalam darah adalah
malonialdehide. Malonialdehid merupakan produk akhir dari peroksidasi
lipid yang menggambarkan terjadinya stress oksidatif. stress oksidatif
pada plasenta dan sistem sirkulasi akan membuat disfungsi dan
kerusakan pada sel endotel. Selain itu radikal bebas juga menyebabkan
peningkatan vasokonstriktor, dan penurunan vasodilator sehingga terjadi
PPOK yang kemudian menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
(Rufaridah, 2012).
Radikal bebas juga dapat menyebabkan defisiensi asam folat.
Dengan adanya gangguan metabolisme asam folat berarti nutrisi
pertumbuhan fetus akan terganggu. Selain nutrisi pertumbuhan fetus
yang terganggu, defisiensi asam folat juga dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil. Anemia menyebabkan kadar Hb dalam
darah ibu berkurang sehingga darah tidak mampu membawa oksigen
pada kadar yang cukup. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan
kurangnya suplai oksigen pada janin dan mengganggu pertumbuhan
janin (Surinati, 2011).