Professional Documents
Culture Documents
Kontinyu
Batch
60
50
40
30
20
10
0
1,330 1,335 1,340 1,345 1,350 1,355 1,360 1,365
indeks Bias
Kontinyu
Batch
Xf awal = 14%
5.1 Pembahasan
Praktikum distilasi ini dilakukan untuk memisahkan campuran ethanol-air dengan
menggunakan peralatan destilasi berskala pilot yang ada di Laboratorium Pilot Plant
Politeknik Negeri Bandung, yang dilakukan secara kontinyu dan batch. Selama operasi
berlangsung, variable variable yang dipaerhatikan merupakan suhu yang terukur pada suhu
steam masuk dan steam keluar, suhu cairan … , dan juga nilai indeks bias yang diukur ketika
sampling untuk menentukan komposisi. Prinsip distilasi ini berdasarkan adanya perbedaan
tekanan uap.
Pada praktikum kali ini dilakukan proses pemisahan antara ethanol dan air dengan
proses destilasi dengan tujuan untuk memahami prinsip distilasi dan alat distilasi yang
dilakukan secara kontinyu, membaca diagram alir perpipaan dan instrumentasi (P&ID) dan
memahami cara kerja alat dan instrumentasinya, mengamati dan mencata beberapa variable
operasi diantaranya yaitu suhu masuk dan keluar steam, suhu cairan umpan pada reboiler,
aliran steam dan umpan pada reboiler, dan melakukan pengambilan sampel dan menentukan
konsentrasi pada umpan, produk bawah, dan produk atas dengan cara mengukur indeks bias.
Pada praktikum ini dilakukan dua kali percobaan yaitu secara batch dan kontinyu.
Pada saat kontinyu, umpan dialirkan ke alat preheater menggunakan pompa sentrifugal
dengan laju alir 80 L/h. Di alat preheater dilakukan pemanasan awal dengan menggunakan
steam. Umpan kemudian dimasukkan kedalam kolom destilasi bagian tengah. Umpan
tersebut mengalir ke sump tank yang selanjutnya dipompa menggunakan P3 agar dapat
dipanaskan dalam alat reboiler. Uap hasil pemanasan yang berisi zat volatil lebih banyak
akan menuju puncak menara yang akan dikondensasi sebagai produk atas. Sedangkan zat cair
yang mengandung zat non-volatil akan kembali ke sump tank sebagai produk bawah. Pada
percobaan ini dilakukan reflux total dengan laju alir reflux 40 L/h.
Untuk mengatur komposisi ethanol – air yang diinginkan pada distilat maka dapat
dilakukan dengan cara mengatur laju steam yang masuk ke dalam reboiler pada control valve
automatic. Control valve bekerja berdasarkan adanya perbedaan tekanan uap di distilat dan
sump tank yang dihubungkan oleh alat instrumen berupa pressure indicator control (∆PIC
12).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah dicatat beberapa variabel operasi
pada saat distilasi kontinyu beroperasi hingga kondisi steady-state. Pada proses kontinyu,
Laju alir volumetrik cairan ethanol-air (umpan) sebesar 80 L/h yang terlihat pada indikator FI
28, lajua alir reflux 40 L/h suhu masuk (TI 22) dan suhu keluar (TR 26) rata-rata umpan
berturut-turut, yaitu 76,6 OC dan 90,6 OC. Untuk laju alir volumetrik steam rata-rata, yaitu
sebesar 16,2 L/h yang terlihat pada indikator FI24, suhu masuk (TR 23) dan suhu keluar (TI
25) rata-rata steam berturut-turut, yaitu 110 OC dan 93OC.
Sedangkan pada proses batch, suhu masuk (TI 22) dan suhu keluar (TR 26) rata-rata
umpan berturut-turut, yaitu 76,6 OC dan 90,3 OC. Untuk laju alir volumetrik steam rata-rata,
yaitu sebesar 17,8 L/h yang terlihat pada indikator FI 24, suhu masuk (TR 23) dan suhu
keluar (TI 25) rata-rata steam berturut-turut, yaitu 108,6OC dan 93,6OC. Data-data ini diambil
setiap 10 menit sekali dan dilakukan sebanyak tiga kali. Selain pengambilan daata pada
beberapa parameter tersebut, dilakukan pula pengambilan sampel di feed, produk atas
(distilat) dan produk bawah (bottom) untuk mengetahui konsentrasi larutan tersebut dengan
menggunakan kurva kalibrasi indeks bias larutan ethanol – air Vs Konsentrasi etanol. dari
data yang didapat terlihat bahwa konsentrasi etanol awal sebesar 12% untuk uap ethanol
proses kontinyu dan 9% untuk proses batch. Semakin lama waktu proses maka konsentrasi
etanol di distilat semakin besar sedangkan konsentrasi etanol di bottom semakin kecil.
Konsentrasi etanol di distilat pada akhir proses kontinyu sebesar 27% dan pada proses batch
sebesar 15% Sedangkan etanol dibottom pada akhir proses kontinyu maupun batch sebesar
≤7,7%.
Hal ini sesuai dengan teori dimana komposisi ethanol pada distilat akan terus
meningkat sedangkan komposisi ethanol pada umpan dan produk bawah akan terus menurun.
Hal ini terjadi karena tekanan lebih besar daripada tekanan uap air
5.2 Kesimpulan
1. Prinsip operasi distilasi yaitu berdasarkan perbedaan titik didih atau perbedaan
tekanan uap.
2. Dari diagram alir perpipaan dan instrumentasi (P&ID) dapat diketahui alat-alat yang
digunakan seperti tangki, pompa, vent, preheater, kolom destilasi, reboiler, kondensor,
dll. diketahui pula aliran proses yang terjadi serta indikator yang ada pada unit
distilasi seperti Indikator suhu, tekanan dan aliran (laju alir)
3. Variabel proses pada distilasi, yaitu:
a. Laju alir volumetrik, suhu masuk, dan suhu keluar umpan.
b. Laju alir volumetrik, suhu masuk, dan suhu keluar steam.
4. Konsentrasi etanol di distilat pada akhir proses sebesar 27% pada proses kontinyu dan
15% pada proses batch, sedangkan Konsentrasi etanol di bottom produk pada akhir
proses sebesar ≤7,7% baik pada proses kontinyu maupun batch.