You are on page 1of 1

Gunung Merapi teletak di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten merupakan salah

satu gunung api teraktif di Indonesia. Gunung Merapi telah mengalami erupsi sebanyak 68 kali, erupsi
terakhir yang terbesar terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010 (BNPB, 2011). Pada letusan terakhir Gunung
Merapi memuntahkan endapan material padat mulai yang berbentuk batu berukuran besar sampai dengan
material pasir sejumlah 140 juta m3 (BBWS Serayu Opak,2011). Untuk mengantisipasi dan mengurangi
terjadinya resiko bencana banjir lahar dingin maka perlu dilakukan tindakan pencegahan bencana yaitu,
Perencanaan Sand Pocket pada Sungai Putih Sebagai Bangunan Pengendali Aliran Sedimen.
Pada penelitian ini pengambilan data primer dilakukan dengan survei langsung berupa pengambilan
data geometri sungai dan pengambilan sample propertis tanah, sedangkan data sekunder yang berupa data
hujan didapat dari BBWS Serayu Opak. Analisis data hidrologi untuk menentukan debit banjir rancangan
dengan metode Rasional. Luas DAS dicari menggunakan software ArcGIS 10.2. Analisis hidrolika
(perencanaan sand pocket) dengan menggunakan metode RSNI3 Bangunan Pengendali Sedimen dan
kemudian dihitung stabilitas sand pocket.
Hasil dari perencanaan sand pocket di dapat debit banjir kala ulang 50 tahun sebesar
101,3361 m3/det dan debris flow sebesar 144,8903 m3/det. Pada sand pocket tinggi main dam
direncanakan 8 m dengan kedalaman pondasi 3 m, tinggi sub dam direncanakan 3,5 m dan panjang lantai
terjun adalah 23 m. Berdasarkan daya tampung sand pocket diketahui bahwa bangunan tersebut memiliki
daya tampung sebesar 293.176,0602 m3.

Kata kunci : Sand Pocket, Kali Putih, Debris, Sedimen

Mount Merapi is located in Sleman, Magelang, Boyolali and Klaten Regencies, one of the most active
volcanoes in Indonesia. Mount Merapi has erupted 68 times, the largest eruption occurred on October 26,
2010 (BNPB, 2011). In the last eruption of Mount Merapi spewed up solid material deposits ranging from
large-sized rocks to sand material totaling 140 million m3 (BBWS Serayu Opak, 2011). To anticipate and
reduce the risk of cold lava floods, disaster prevention measures need to be taken, namely, Planning a Sand
Pocket on the Kali Putih as a Sediment Flow Control Building.
In this study primary data collection was carried out by direct survey in the form of taking river geometry
data and sampling of soil properties, while secondary data in the form of rainfall data were obtained from
BBWS Serayu Opak. Hydrological data analysis to determine the design flood discharge with the Rational
method. The watershed area was searched using ArcGIS 10.2 software. Hydraulics analysis (sand pocket
planning) was carried out using the RSNI3 Sediment Control Building method and then the stability of the
sand pocket was measured.
The results of the sand pocket planning were able to obtain a 50-year return flood discharge of m3 / det and
debris flow of 144.8903 m3 / sec. At high sand pocket, the main dam is planned to be 8 m with a foundation
depth of 3 m, the sub-dam height is planned to be 3.5 m and the plunge floor length is 23 m. Based on the
sand pocket capacity, it is known that the building's capacity was 293,176,0602 m3.

Keywords: Sand Pocket, Kali Putih, Debris, Sediment

You might also like