You are on page 1of 9

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F3. Upaya Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana

Disusun oleh :

dr. Ari Hidriansyah

Pendamping :

dr. Andri Suharyono, M.KP

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA

PUSKESMAS BARENG KABUPATEN JOMBANG


JAWA TIMUR
2019
Laporan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
F3. Upaya Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana

Pelayanan Antenatal

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar. Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri

bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani

secara memadai.

Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah minimal sebanyak 4 kali.

Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2 pada saat

trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.

Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan antenatal care dilakukan setiap empat

minggu. Untuk usia kehamilan 28-36 minggu, kunjungan untuk antenal care dilakukan

setiap dua minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care

dilakukan setiap minggu sekali

Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu

hamil yang tidak melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan

abnormal 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care.

Antenatal care yang baik, merujuk dengan segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi
yang akan menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal. Oleh

karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal care yang teratur dan

bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan perubahan

fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,

antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan

lingkungan.

Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di

Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas

bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental

menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,

diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu

hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat

menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal. Dengan mengetahui

faktor-faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko

tinggi. Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama

masa kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

B. PERMASALAHAN di MASYARAKAT

Alasan yang sering dijumpai mengapa ibu hamil tidak melakukan antenatal care

adalah masalah ekonomi, takut atau kurang percaya diri dengan petugas kesehatan,

keterlambatan dalam menduga kehamilan, serta perbedaan persepsi individu maupun

budaya setempat dalam pentingnya antenatal care.


C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

Pelayanan antenatal dilakukan di Puskesmas Bareng pada tanggal 20

Desember 2018. Telah dilakukan pemeriksaan kepada beberapa orang pasien gravid

yang melakukan kunjungan ANC ke Puskesmas Bareng. Salah satu pasien adalah

Ny.Y dengan diagnosis G2P1A0 minggu.

 Identitas

Nama : Ny. Y

Umur : 29 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Banjarsari

 Keluhan Utama : tidak ada

 Riwayat Penyakit Sekarang : pasien ingin memeriksakan kehamilannya

 Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), pre eklamsia

(-)

 Riwayat Haid

HPHT : 26 - 06 - 2018

TTP :3 - 04 - 2019

ANC : Bidan 4X, SpOG 1X

 Riwayat Kehamilan / Persalinan

1. persalinan normal 3 tahun yang lalu

2. Hamil ini
 Pemeriksaan Fisik

BB saat hamil : 65.5 kg

TB : 155 cm

BB sebelum hamil : 55 kg

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 92 x/i

Frekuensi nafas : 28 x/i

Temperatur : 36,9 ºC

 Status Generalisata

Kepala - Mata :

Reflek cahaya +/+, pupil isokor, anemis -/-, ikterik-/- -

Telinga : Dalam batas normal

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Dalam batas normal

Leher :

Pembesaran KGB (-) Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)

 Thoraks :

S1S2 tunggal reguler

Suara Pernafasan : vesikuler

Suara Tambahan : wheezing (-), rhonki (-)

 Ekstremitas :
 Superior : Akral hangat, edema (-), pitting edema (-)

 Inferior : Akral hangat, edema (-), pitting edema (-)

 Status Obstetri

Abdomen :

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus

sesuai dengan umur kehamilan

Palpasi :

TFU : 24 cm

LI : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat, tidak melenting

LII : Disebelah kiri ibu teraba bagian – bagian kecil dan disebelah kanan ibu

teraba bagian besar lurus memanjang

LIII dan IV: Bagian terbawah janin kepala, belum masuk PAP

Gerak : (+)

His : (-)

Denyut jantung janin : 148x/i, regular

 Penatalaksanaan

1. Memberikan tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu

untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat

2. Menganjurkan ibu untuk lebih sering berjalan – jalan disekitar

rumah saat pagi dan sore hari

3. Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan

sebelum waktunya, ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan

lain – lain
4. Menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan seperti mules –

mules yang sering dan teratur dan keluar darah bercampur lendir –

lender

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi 2

minggu mendatang

6. Menganjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan proses persalinan

dan perlengkapannya

D. MONITORING DAN EVALUASI


Pada pasien ini dilakukan pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas

ataupun bidan praktek swasta. Dengan melakukan antenatal care yang baik dan teratur maka

kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.


Komentar/ Umpan Balik

Jombang, 15 Januari 2019


Dokter Pendamping
Dokter Interensip

dr. Andri Suharyono, M. KP


dr. Ari Hidriansyah
NIP. 1966. 1205. 2001. 12.1. 001
E. DOKUMENTASI

You might also like