Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Perubahan dan dinamika masyarakat yang makin cepat memerlukan kualitas
informasi tentang sumberdaya hutan berkaitan dengan akurasi, kesempurnaan, ketepatan
waktu, relevansi dan kemudahan dalam mendapatkan data dan informasi. Implementasi
penerapan UU No 24 tahun 1999 berakibat pula kebutuhan akan informasi sumberdaya
hutan oleh instansi –instansi di daerah untuk keperluan perencanaan pembangunan wilayah
sangat besar. Propinsi Sulawesi Utara yang mempunyai luas kawasan hutan 788.692 Ha (±
50% luas wilayah) tentunya merupakan sebuah potensi yang memerlukan perencanaan
pembangunan kehutanan yang didukung dengan data sumberdaya hutan yang akurat dan
terkini. Sistem informasi pembangunan kehutanan merupakan sistem terintegrasinya data
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam proses perencanaan
pembangunan kehutanan oleh daerah maupun pusat .
Tulisan ini bertujuan memperkenalkan pengalaman-pengalamn empiris tentang
pemanfaatan sistem informasi dalam proses perencanaan pembangunan kehutanan.
Pengalaman tentang pengembangan sistem, analisis tentang permasalahan dan kendala
serta bagaimana strategi pengembangannya. Pengembangan sistem informasi meliputi
perancangan SDM, basisdata, perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastruktur teknologi
informasi. Implementasi sistem informasi juga memerlukan tahapan yaitu tahap konseptual,
tahap perancangan, tahap pengembangan, tahap operasional dan tahap evaluasi.
Kesimpulannya adalah pembangunan sistem informasi kehutanan merupakan
proses yang panjang dan kompleks dalam mendukung proses perencanaan pembangunan
kehutanan di daerah.
1
Staf BPKH Wilayah VI Manado UPT Badan Planologi Kehutanan
Departemen Kehutanan
1
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Undang-Undang No. 41 tahun 1999 pasal 13 ayat 4 : Hasil inventarisasi hutan
sebagaimana dimaksud ayat 1, 2, dan 3 antara lain dipergunakan sebagai dasar
pengukuhan kawasan hutan, penyusunan neraca sumberdaya hutan, penyusunan
rencana kehutanan dan sistem informasi kehutanan.
2. Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002 pasal 2 : Balai pemantapan
Kawasan Hutan mempunyai tugas melaksanakan pemantapan kawasan hutan,
penilaian perubahan status dan fungsi hutan serta penyajian data dan informasi
sumberdaya hutan.
3. Implementasi penerapan UU No 24 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang
masih terjadi tumpang tindih antara pemerintah daerah dengan pusat.
4. Kebutuhan akan informasi sumberdaya hutan oleh instansi –instansi di daerah
untuk keperluan pembangunan wilayah.
5. Konflik kepentingan antar stakeholder berkait dengan sektor kehutanan dewasa ini
semakin tajam.
6. Perubahan dan dinamika masyarakat yang makin cepat memerlukan kualitas
informasi tentang sumberdaya hutan berkaitan dengan akurasi, kesempurnaan,
ketepatan waktu, relevansi dan kemudahan dalam mendapatkan data dan
informasi.
C. MANFAAT
Manfaat dari pemanfaatan sistem informasi dalam proses perencanaan
pembangunan kehutanan adalah:
1. Terintegrasinya data digital spasial dan non spasial untuk tercapainya kelengkapan
data dan informasi di pusat dan daerah serta terjaganya konsistensi data antar
institusi di lingkup Departemen Kehutanan.
2. Terwujudnya efisiensi dan fleksibilitas dalam mengkases data oleh instansi di
pemerintah daerah, lingkungan sumberdaya hutan di lingkup Departemen
Kehutanan, sektor swasta dan masyarakat.
3. Dapat dijadikan sebagai suatu sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk
mendukung akuntabilitas publik bagi pelaksanaan pembangunan di bidang
kehutanan.
2
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
3
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
yang sangat rumit dan lambat. Diharapkan dengan sistem informasi maka akses
data dan informasi antar instansi/upt dan pusat dapat berjalan dengan cepat.
2. Analisis basisdata
Definisi basisdata adalah kumpulan data terpisah yang dapat digunakan bersama
oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Dengan kata lain basisdata adalah
kumpulan data-data yang terpisah dan saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan
oleh atribut dan struktur datanya serta relasinya) dalam membentuk sebuah informasi
(Prahasta, 2001).
a. Sistem Pengorganisasian Basisdata
BPKH masih pada tahap peralihan antara sistem pengorganisasian tradisional
dengan sistem kontemporer. Sistem komputerisasi di BPKH telah memanfaatkan
jaringan Lokal Areal Network (LAN) dengan topologi star bersistem peer to peer
atau masing-masing komputer masih bertindak sebagai pengorganisasi basisdata.
Arsitektur basisdatanya juga masih bersifat basisdata tunggal. Diharapkan dengan
sistem informasi nantinya sistem pengorganisasian basisdata menggunakan sistem
yang lebih kontemporer yaitu dengan menempatkan satu buah sistem pengolahan
basisdata sebagai pengorganisasi.
Akibat sistem pengorganisasi yang masih dalam tahap peralihan tersebut adalah
sebagai berikut:
- Masih terjadi duplikasi data yang dapat mengacaukan sistem pengorganisasin.
Contoh suatu file sudah diperbarui , sementara duplikatnya belum.
- Keterpisahan basis data satu dengan yang lain berakibat tingkat keamanaan
data menjadi sangat lemah.
- Penggunaan data secara bersama-sama masih kurang sehingga basisdata
yang ada kurang dapat dieksplorasi untuk menghasilkan laporan untuk
mendukung kegiatan di bidang kehutanan.
b. Teknologi Basisdata
Teknologi basisdata yang ada sekarang terus berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi. Tekonologi basisdata yang kita kenal adalah
seperti hierarchical database, network database, relational database, object oriented
dan multimedia database, web database dan data-warehouse.
BPKH sendiri sekarang ini masih belum menggunakan teknologi basisdata yang
terpadu. Masing-masing basisdata masih digunakan secara terpisah. Basisdata
untuk Sistem informasi Geografis (SIG) telah terstruktur dengan baik dengan
menggunakan teknologi basisdata relasional walaupun masih pada tahap awal.
c. SIG adalah salah satu sistem informasi yang telah diterapkan dalam lingkungan
BPKH Wilayah VI. Melalui SIG diharapkan nantinya secara keseluruhan kegiatan
perpetaan beserta atribut-atribut informasi yang ada di dalamnya dapat seluruhnya
ditampung dan dapat disajikan dengan cepat sesuai kebutuhan. Kendala yang
4
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
dihadapi dalam penyajian secara cepat adalah belum tersedianya aplikasi untuk file-
file peta yang telah disusun sehingga para user diluar operator GIS yang ada dapat
melihat peta-peta yang telah tersusun.
3. Analisis perangkat lunak
Perangkat lunak sering disebut dengan software. Tanpa software sebuah komputer
tidak akan berguna. Dalam lingkup BPKH Wilayah VI software sistem/sistem operasi
yang gunakan adalah Windows dengan software aplikasinya yang juga berbasis
Windows. Untuk software aplikasi dalam GIS digunakan ArcView dan Arcinfo yang
masih berbasis single user.
4. Analisis perangkat keras
Secara umum perangkat keras yang ada dalam lingkup BPKH Wilayah VI untuk
mendukung terwujudnya SISTEM INFORMASI di Propinsi Sulawesi Utara dan
Gorontalo khususnya untuk SIG cukup memadai namun masih perlu ditingkatkan lagi
kemampuannya/spesifikasinya maupun jumlahnya untuk tugas-tugas dimasa
mendatang. .
5. Analisis ketersediaan infrastruktur teknologi informasi
Sebagian besar peralatan komputer yang ada pada BPKH Wilayah VI telah
mendukung teknologi komputasi multimedia yang memiliki kemampuan tidak hanya
untuk mengolah data, tetapi juga teks, gambar, grafik suara animasi dan video yang
sangat bermanfaat untuk menciptakan SI yang lengkap, integral dan terpadu. Hal ini
juga telah didukung dengan tersedianya Jaringan LAN dengan topologi Star dengan
sistem peer to peer yang dapat diubah menjadi multi client server untuk mendukung
SISTEM INFORMASI yang akan dibangun.
5
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya tahapan dalam pembangunan
sistem informasi dimaksud meliputi
1. Membangun sistem pemrosesan melalui pembangunan kantor elektronik seoptimal
mungkin dimana hal ini harus mampu mendorong terciptanya otomatisasi dan
komputerisasi, khususnya prosedur prosedur rutin.
2. Membangun SIM berbasis jaringan komputer, dimana SIM ini akan dapat
menyehatkan aliran informasi dalam organisasi bagi semua lini secara langsung dan
otomatis.
3. Membangun sistem pendukung keputusan untuk mengolah database yang ada yang
bertujuan membantu pimpinan dalam mengambil alternatif keputusan manajerial.
4. Mengembangkan sistem informasi yang bersifat lintas platform, dimana sistem
tersebut akan menjembatani perbedaan antar platform sistem informasi antara lain
perbedaan sistem operasi dan lain-lain.
Untuk mencapai harapan agar BPKH Wilayah VI dapat menjadi pusat data bagi sisem
informasi diperlukan strategi yang tepat dalam hal perancangan, pengelolaan dan
pengembangannya yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1. SDM dan manajemen (prosedur)
a. Perencanaan, SDM dirancang untuk menjawab kebutuhan staf dalam
organisasi. Perencanaan tersebut meliputi analisis kebutuhan SDM yang terkait
untuk penggantian staf apabila ada yang mengalami pensiun, mutasi,
ketersediaan tenaga ahli untuk implementasi teknologi baru dll.
b. Sosialisasi, merupakan tahap untuk memperkenalkan lingkungan organisasi
kepada staf terpilih agar dapat mengenal dan memahami lingkungan kerjanya.
c. Pelatihan dan pengembangan, dilakukan terhadap staf baru atau lama agar
dapat beradaptasi dengan pola kerja dan peralatan yang baru. Pelatihan terhadap
teknologi informasi dipriotiaskan untuk mendukung efektivitas sistem informasi
dengan mengacu pada trend teknologi informasi yang berkembang.
d. Penilaian, dilakukan untuk mengontrol prestasi kerja seseorang dengan standar
yang telah ditetapkan atau tujuan yang dirumuskan untuk posisi tersebut.
e. Apresiasi/Penghargaan, dilakukan untuk memberikan tanggapan terhadap
prestasi seseorang, Apresiasi ini dapat berupa insentif/tunjangan khusus bagi staf
yang terlibat didalamnya.
f. Mekanisme dan prosedur aliran informasi, perlu disusun suatu mekanisme dan
prosedur aliran informasi yang baku baik secara vertikal (UPT-Pusat) maupun
horisontal (UPT-UPT-Instansi Daerah) untuk menjaga terjaminnya data yang
masuk maupun keluar. Hal ini sangat penting untuk mencegah pemanfaatan data
oleh orang-orang yang tidak berkompeten serta keamanan data.
6
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
2. Basisdata
Sistem pengorganisasian basisdata pada BPKH Wilayah VI saat ini adalah
sistem basisdata tunggal, untuk mendukung pembangunan sistem informasi maka
sistem basis data tersebut harus dirubah menjadi sistem basisdata terpusat dimana
seluruh komputer dapat memasukkan atau mengakses data tetapi proses
pengolahan hanya pada satu komputer pusat atau sistem basis data terdistribusi
dimana sebagian atau secara keseluruhan database terdistribusi dibeberapa lokasi,
namun perlu dijaga konsistensi data yang tersebar tersebut.
Perancangan basisdata diharapkan bersifat efisien dan efektif, bebas
redudansi (dalam batas tertentu), fleksibel serta sistem basisdata yang dapat diakses
secara bersama dalam lingkungan jaringan. Demikian pula halnya dengan basisdata
pada SIG perlu dilakukan proses yang sering disebut dengan three schema
architecture dalam 3 tahapan yaitu tahap eksternal berupa identifikasi semua
kebutuhan pengguna (termasuk semua tujuan yang hendak dicapai) yang
berhubungan dengan basis datanya, tahap konseptual yaitu tahap dimana dilakukan
pemahaman, studi dan diskusi mengenai data-data atau masukan yang berasal dari
pengguna pada tahap eksternal dan tahap terakhir adalah tahap internal yaitu
dimana model data yang telah dibuat pada tahap konseptual diterjemahkan dalam
model basis data yang berbasiskan record, yang selanjutnya dikonversikan kedalam
bentuk tabel-tabel basisdata relasional.
3. Perangkat lunak
Saat ini banyak sekali jenis software yang ditawarkan, baik untuk sistem
operasi maupun untuk software aplikasi. Untuk mendukung SISTEM INFORMASI
sebaiknya sistem operasi yang dipergunakan tidak hanya merujuk pada satu
platform sistem namun dapat lebih dari itu dan menggabungkan platform tersebut,
karena masing-masing sistem operasi memiliki kelebihan masing-masing. Contoh
platform sistem operasi yang dapat digunakan antara lain seperti Windows, Linux dll.
Demikian pula halnya dengan software-software aplikasi baik pengolah kata,
spreadsheet maupun database. Aplikasi-aplikasi yang dibuat untuk mendukung
SISTEM INFORMASI sebaiknya berbasis jaringan dan multi user yang dapat dibuat
dari bahasa pemrograman seperti visual basic, visual foxpro dll.
Untuk mendukung keamanan data harus tersedia program Firewall dan
Antivirus yang tangguh, disertai sistem yang dapat langsung melakukan backup
terhadap seluruh data yang diproses dan disimpan didalam server. Demikian pula
halnya dalam SIG diperlukan software aplikasi yang dapat merujuk langsung pada
software pemetaan yang ada agar peta-peta yang sudah tersusun dapat dengan
mudah dicari dan temukan oleh para user yang bukan operator GIS, serta perlu
dipikirkan selain mempergunakan ArcView alternatif lainnya juga perlu seperti
MapInfo untuk menambah wawasan dan keterampilan para operator GIS, lebih lanjut
7
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
juga perlu dipikirkan untuk pengembangan sistim SIG berbasis Web untuk
menjangkau segmen stakeholder dan masyarakat luas dimasa mendatang.
Disamping itu untuk mendukung SIG perlu pengadaan software untuk pengolahan
untuk tentu saja dengan konsekuensi peningkatan biaya operasional.
4. Perangkat keras
Perangkat keras yang perlu diadakan untuk mendukung BPKH Wilayah VI
sebagai pusat informsdi terutama adalah tersedianya Komputer Server yang akan
bertugas sebagai organisator sekaligus pusat pengolahan dan penyimpanan data
serta komputer client yang akan mendukung fungsi-fungsi dari komputer server.
Komputer server harus mempunyai performa kinerja yang tinggi disertai dengan
media penyimpan (harddisk) yang mempunyai kapasitas yang besar. Disamping itu
perlu disediakan harddisk lain dalam server yang sama yang berfungsi sebagai
backup dari seluruh data yang diproses dan disimpan untuk mencegah hilangnya
data apabila terjadi kerusakan pada harddisk utama dalam server. Untuk lebih
mengoptimalkan sistem informasi maka peralatan komputer yang lama dapat
dilakukan upgrade dan kemudian diintegrasikan ke dalam sistem informasi.
Demikian pula halnya dengan SIG perlu dilakukan peningkatan performa komputer
yang ada yang dapat dilakukan melalui penambahan sarana ataupun upgrade
sehingga spesifikasi komputer yang ada lebih optimal untuk fungsi grafis.
8
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
2. Tahap Perancangan
Jika studi kelayakan telah selesai maka tahap selanjutnya adalah tahap perancangan
dimana pada tingkat ini dipersiapkan rencana detil pengimplementasiannya yang meliputi
:
a. Perancangan implementasi, dimana memuat informasi mengenai peranan dan
tanggung jawab serta pendistribusian setiap individu yang terlibat berikut relasi-relasi
yang terdapat diantara tugas-tugas yang bersangkutan, pengalokasian sumberdaya
yang ada serta penentuan jadwal implementasi
9
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
3. Tahap Pengembangan
Pada masa pengembangan, maka BPKH Wilayah VI akan mengumpulkan perangkat
keras, perangkat lunak serta melakukan konversi data dan mengembangkan prosedur-
prosedur yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Tahap ini dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
a. Akuisisi sistem (system acquisition) dan akuisisi basisdata (database
acquisition), dalam hal ini akusisi perangkat keras dan perangkat lunak menjadi
fokus utama dibandingkan hal lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan perangkat
keras dan perangkat lunak yang paling efektif dengan biaya yang serendah mungkin.
Langkah akuisisi basisdata dilakukan secara bersamaan dengan aktivitas akuisisi
sistem. Dalam hal ini penyediaan sarana prasarana maupun sumber dana
operasional masih sangat tergantung pada anggaran dari Pusat karena biaya untuk
hal tersebut tidaklah kecil.
b. Manajemen organisasi, staf dan pelatihan, hal yang sering tidak mendapat
perhatian dalam membangun sistem informasi adalah pengorganisasian yang
dilakukan untuk implementasi dan operasi sistem. Jika sistem informasi di-manage
baik maka potensi keberhasilan cukup tinggi. Hal yang cukup dominan untuk
mendukung keberhasilan sistem informasi antara lain adalah penempatan personil
yang tepat (staffing). Hambatan paling dominan dalam staffing ini umumnya adalah
ketidaktersediaan/ ketidaksesuaian personil dalam bidanng keakhlian yang
dibutuhkan. Hal ini dapat dijembatani dengan mengikutsertakan personil/staf yang
mempunyai minat, bakat dan kemampuan dalam pelatihan-pelatihan yang
diperlukan, baik yang dilaksanakan di Pusat maupun di daerah, magang, workshop,
kursus, penataran/seminar/presentasi maupun pengadaan buku-buku yang
mengulas suatu teknologi secara rinci. Hal ini (diluar pelatihan yang dilaksanakan
oleh Pusat) dapat diupayakan melalui pengaalokasian anggaran baik melalui sumber
dana APBN maupun sumber dana lainnya.
10
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
4. Tahap Operasional
Dalam tahap operasional ini maka urutan kegiatan yang perlu dilakukan yaitu :\
a. Instalasi sistem, dimana mencakup penyerahan sistem yang dibeli (dari Pusat
kepada UPT atau dari vendor kepada pemiliknya, pemasangan sistem dan
konfigurasi awal perangkat keras dan lunak. Setelah itu instalasi dilakukan oleh
personil BPKH Wilayah VI yang telah ditunjuk dibantu oleh vendor yang terkait.
Apabila semua komponen sistem telah terpasang kemudian dilakukan pengujian
fungsionalitas komponen baik secara terpisah maupun terintegrasi dalam sistem.
Pengujian umumnya dilakukan oleh pihak vendor yang disaksikan oleh personil
BPKH yang telah ditunjuk.
b. Proyek percontohan (pilot project), proyek percontohan misalnya dalam SIG
bertujuan untuk membangun prototype basis data yang dapat membantu BPKH
Wilayah VI dalam mengidentifikasi masalah dan pemecahannya, verifikasi prosedur
pengembangan basisdata, inhouse trainning bagi staf lingkup BPKH WilayahVI dll.
c. Konversi data, merupakan langkah dimana seluruh data-data yang telah
dikumpulkan untuk diproses melalui sistem yang menjadi data digital dimana data-
data ini kemudian di load kedalam sistem informasi yang dibarengi dengan uji kontrol
kualitas. Sebelum data diproses menjadi basisdata yang permanen, terlebih dahulu
dilakukan verifikasi. Setelah itu direktori basisdata dan mekanisme pengendaliannya
dapat dilakukan update dengan tujuan untuk penyediaan informasi-informasi yang
aktual yang disertai dengan pemeliharaan basisdatanya.
d. Pengembangan aplikasi (application development), dalam langkah ini hal yang
dilakukan adalah dengan membuat program aplikasi yang bertujuan untuk
mendukung dan meningkatkan berbagai aktivitas baik bersifat formal maupun
informal. Sebagai contoh adalah pembuatan perintah makro dalam SIG yang dapat
11
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
dilakukan oleh para operator GIS, sedangkan jika bersifat kompleks maka dapat
diupayakan pengalokasian anggaran untuk pembuatan program aplikasi dimaksud,
sehingga sistem informasi yang ada dapat lebih interaktif dengan user-nya, demikian
juga fungsi-fungsi lainnya.
5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini terbagi dalam 2 bagian yaitu :
a. Review sistem, yaitu dimana setiap periode tertentu atau sesuai dengan perubahan
waktu maka sistem akan ditinjau kembali dengan tujuan untuk melihat apakah sistem
berjalan sesuai dengan yang dinginkan dan tetap dipertahankan ataukah diperlukan
perbaikan bahkan perluasan sistem. Biasanya hal ini menyangkut personil,
perangkat keras, perangkat lunak dan pengembangan aplikasi.
b. Perluasan sistem, merupakan konsekuensi dari review sistem sebagai contoh,
unjuk kerja sistem sangat rendah bila dibandingkan sasarannya, sementara di
pasaran telah terdapat perangkat keras maupaun lunak yang baru yang dapat
meningkatkan unjuk kerja sistem, maka sebaiknya sistem tersebut segera diperluas
dengan memasukkan perangkat yang baru kedalam konfigurasi sistem yang sudah
ada.
12
Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004
A. KESIMPULAN
Pembangunan sistem informasi pada suatu organisasi adalah proses yang panjang
dan kompleks. Sistem informasi yang dibangun harus berorientasi pada sasaran yang
hendak dicapai serta berbasis perspektif pemakai. Sistem yang dibuat harus user friendly
memberikan rasa nyaman dan interkatif dan memperhatikan kaidah cognitive psychology
serta prosedur yang tidak kaku.
Sedangkan pelaksanaannya tergantung pada strategi prioritas serta kondisi lingkungan
dan pendanaan yang ada.
B. SARAN
Salah satu hal yang menjadi perhatian guna menunjang keberhasilan dalam
membangun sistem informasi adalah pengorganisasian dalam menangani implementasi
dan operasi system yaitu dengan penempatan personil yang tepat (the right man in the
right place) dengan mengikutsertakan staf yang mempunyai minat, bakat, dan
kemampuan dalam pelatihan-pelatihan tentang system informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy, 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem informasi Geografi, Penerbit
Informatika Bandung.
Sholten J.H. and Stillwell. H.J, 1990, Geographic Information System and Regional Planning,
Kluwer Academic, Publisher, Netherland.
Sutedjo. B, D.O, 2002, Perencanaan dan Pembangunan Sistem informasi, Penerbit Andi
Yogyakarta.
13