Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur yang terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, Atas
Berkah, Rahmat, Karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda
kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester 3. Adapun judul yang penulis buat
didalam makalah ini adalah konsep asuhan keperawatan pada anak dengan Asfiksia..
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan,
serta doa dari berbagai pihak oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati
kepada :
3. Teman-teman & semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
D3 Keperawatan
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................3
2.3. Tanda Gejala Serta Diagnosa Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia............................5
2.4. Patofisiologi......................................................................................................................7
2.5. Komplikasi.....................................................................................................................10
2.6. Prognosis.........................................................................................................................11
2.7. Penatalaksanaan..............................................................................................................11
2.8 Lab..................................................................................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................................17
3.1 Pengkajian.......................................................................................................................17
3.2 Intervensi.........................................................................................................................22
BAB IV..........................................................................................................................................29
PENUTUP.....................................................................................................................................29
ii
4.1. Kesimpulan........................................................................................................................28
4.2 Saran....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................29
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi
lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal.
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi
penyebab utama kematian bayi baru lahir, meliputi pelayanan antenatal yang
berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal oleh
tenaga professional. Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena
asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir, kemampuan
dan keterampilan ini harus digunakan setiap kali menolong persalinan.
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apakah definisi asfiksia neonatorum?
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana cara menilai asfiksia pada bayi baru
lahir
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro,
2007)
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan
dan teratur, sehingga dapat menurunkan oksigen dan makin meningkatkan
karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelangsungan
pernapasan bayi yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan. (Manuaba, 1998)
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan karbondioksida dan
asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak
atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.
(Saifuddin, 2006)
3
2.2. Penyebab Asfiksia Neonatorum
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang.
Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut
menjadi asfiksia bayi baru lahir.
1. Faktor ibu
3. Faktor Bayi
4
c. Kelainan bawaan (kongenital)
2.3. Tanda Gejala Serta Diagnosa Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia
2.3.1. Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
b. Pernafasan cepat
c. Sianosis
d. Nadi cepat
5
kuat/melawan
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
Apabila nilai apgar:
7 – 10 : Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan
normal
4 – 6 : Bayi mengalami asfiksia sedang
0 – 3 : Bayi mengalami asfiksia berat (Rahayu, 2009)
2.3.2 Diagnosis
6
Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda
bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia. (Wiknjosastro, 2007)
2.4. Patofisiologi
Sebagaian besar pengetahuan mengenai respon terhadap afiksia akut pada janin
yang baru lahir berasa dari penelitian pada hewan. Dengan pembatasan tertentu, hal
ini diberi gambaran yang jelas tentang proses afiksia pada manusia dan juga dasar
logis untuk resusitasi neunatus. Gangguan suplai darah teroksigenasi melaluivena
umbilical dapat terjadi pada saat antepartum, intrapartum, dan tentunya pascapartum
saat tali pusar dipotong. Hal ini diikuti oleh serangkaian kejadian berikut yang dapat
diperkirakan ketika aksfisia bertambah berat.
7
basa semakin memburuk, metabolisme selular gagal, dan jantung pun
berhenti. Keadaan ini akan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
4) Selama apnea primer, tekanan darah meningkat bersama dengan pelepasan
katekolamin dan zat kimia stres lainnya. Walaupun demikian, tekanan darah
yang terkait erat dengan frekuensi jantung, mengalami penurunan tajam
selama apnea terminal. Volume sekuncup pada neonatus tetap dan curah
jantung ditentukan hampir sepenuhnya oleh frekuensi jantung.
5) Terjadi penurunan pH yang hampir linear sejak awitan asfiksia. Hal ini
disebakan penumpukan asam laktat dan asam lainnya yang diproduksi oleh
glikolisis anaerob pada jaringan yang mengalami hipoksia. Meskipun
demikian terdapat hubungan yang buruk antara pH arteri umbilikal, keadaan
klinis bayi saat itu, dan prognosis jangka panjang. (Drew, 2008)
8
Persalinan lama, lilitan tali pusat Paralisis pusat pernafasan factor lain :
anestesi,
Presentasi janin abnormal obat-obatan
narkotik
ASFIKSIA Infeksi
Nosokomial
Nafas cepat
Ketidak
efektifan
pola nafas
Apneu suplai O2 ↓ suplai O2 ↓
Ke paru dlm darah
Kerusakan otak,perdarahan
Kejang,
Gangguan
metabolisme
& perubahan
asam
basa
DJJ & TD
Hipovolemia Asidosi
respiratorik
Resiko
ketidakefektifan
9 otak
perfusi jaringan
Intoleransi
Gangguan
Aktifitas
Pertukaran gas
2.5. Komplikasi
Komplikasi Paru
Komplikasi Ginjal
Kerusakan ginjal bervariasi dari pembengkakan dan nekrosis tubuler akut
sampai infark seluruh nefron dan nekrosis kortikomeduler.
Komplikasi Kardiovaskuler
Bayi asfiksia dapat mengalami renjatan kardiogenic, atau gagal jantung
dengan regurgitasi katub artrio-ventrikular, yang pada beberapa kasus disebabkan
karena nekrosis muskulus papilaris
Komplikasi Metabolik
Gangguan keseimbangan cairan terjadi karena gangguan fungsi ginjal dan
sebagai sindrom kekurangan sekresi hormon anti deuretik yang menyebabkan
retensi cairan atau diabetes insipidus neurogenic yang mengakibatkan kehilangan
cairan
Komplikasi Hematologi
Koagulasi Intravaskuler diseminata (KID) dicetuskan oleh hipoksia,
asidosis dan hipotensi. Konsumsi trombosit dan faktor-faktor pembekuan
terutama fibrinogen dan faktor V mengakibatkan timbulnya pendarahan yang
luas.
2.6. Prognosis
Prognosis bayi diprediksi melalui pemulihan motorik dan kemampuan
menghisap. Bila satu minggu sesudah kelahiran masih lemas atau spastik, tidak
10
responsif dan tidak dapat menghisap, mungkin mengalami cedera berat otak dan
mempunyai prognosis buruk.
2.7. Penatalaksanaan
A. Persiapan Alat Resusitasi
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang,
handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur
posisi kepala bayi.
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai
ABC resusitasi, yaitu :
a. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
11
c. Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran
pernafasan terbuka.
2. Memulai pernafasan
b. Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan balon atau
mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
b. Kompresi dada.
C. Langkah-Langkah Resusitasi
Setiap melakukan tindakan atau langkah harus didahului dengan persetujuan
tindakan medic sebagai langkah klinik awal. Langkah klinik awal ini meliputi :
a. Siapa ayah atau wali pasien, sebutkan bahwa ada petugas yang diberi
wewenang untuk menjelaskan tindakan pada bayi.
12
Langkah awal diselesaikan dalam 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5
langkah awal dibawah ini cukup untuk merangsang bayi bernafas spontan dan teratur.
Langkah tersebut meliputi :
b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong tali pusat.
3. Isap
c. Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, tidak pada waktu
memasukkan.
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya.dengan
sedikit tekanan. Rangsang ini dapat membantu bayi mulai bernafas.
13
b. Lakukan rangsang taktil dengan cara menepuk atau menyentil telapak kaki
atau menggosok punggung, perut,dada,tungkaibayi dan telapak tangan.
b. Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka,dan dada
agar 14ias memantau pernafasan bayi.
a. Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-
megap.
a. Pasang sunkup
b. Pasang dan pegang sunkup agar menutupi mulut, hidung dan dagu bayi.
c. Ventilasi 2 kali
14
e. Tiupan awal tabung dan sunkup atau pemompaan awal balon sunkup sangat
penting untuk membuka alveoli paru agar bayi 15ias mulai bernafas dan
menguji apakah jalan nafas bayi terbuka.
b. Lakukan tiupan dengan tabung dan sunkup sebanyak 20 kali dalam 30 detik
dengan tekanan 20cm air
a. Jika bayi mulai bernafas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan
asuhan pasca resusitasi.
c. Jika bayi sudah mulai bernafas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan
asuhan pasca resusitasi.
15
d. Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30
detik kemudian lakukan penilaian ulang nafas setiap 30 detik.
E. Bila dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar lanjitkan ventilasi selama
10 menit.
F. Hentikan resusitasi bila denyut jantung tetap tidak terdengar, jelaskan kepada
ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan.
a. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus
rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.
b. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang
harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien
e. Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan
siap pakai
16
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Nama perawat
Tempat praktek
Tanggal
I. Identitas
Nama pasien
Tanggal lahir
Nama ayah/ibu
Pekerjaan ayah/ibu
Pendidikan ayah/ibu
Alamat
Agama
Suku
b. Natal
Ibu mengatakan ketuban sudah pecah sejak 15 jam, pada jam 06.00 pagi ibu
sudah pembukaan 7 tapi pembukaan tidak bertambah sehingga dilakukan
vakum ekstraks jam 12.30 siang, tidak ada komplikasi persalinan. Cara
melahirkan dengan spontan di RS Rejosari.
c. Post natal
Usaha nafas bayi spontan, apgar lahir 4/5/6, obat yang diberikan pada Bn. P
setelah masuk ke ruang perinatologi adalah infuse D 10 %*ml/jam, ampisilin
80 gr/12jam, O2 headbox 5 lpm, belum ada reaksi antara bayi dan orang tua,
tidak ada trauma lahir.Bn. P Sudah Meconium tapi belum BAK.
17
IV. Riwayat keluarga
Genoogram
Keterangan :
Perempuan Serumah
Pasien X Meninggal
V. Riwayat social
Hubungan orang tua dengan bayi belum terjalin karena Bn. P segera di rujuk ke
RSPA Boyolali karena Bn. P mengalami Asfiksia.
Anak yang lain : ibu mengatakan Bn P sekarang adalah anak pertama mereka.
Lingkungan rumah dipedesaan yang padat penduduknya.
18
d. Memberikan terapi O2 headbox
e. Melakukan suction
f. Memasang NGT dan infuse
g. Memberikan terapi cairan infuse D 10% 10cc/jam
h. Megobservasi respirasi
i. Menilai Apgar skore
j. Mengobservasi tanda kejang dan sianosis
k. Mengganti baju dan popok bayi
19
c. Kognitif dan bahasa : bayi menangis jika merasa tidak nyaman
d. Motorik kasar : bayi menggerakkan kaki dan tangan jika ada respon dari
sekitar.
e. Kesimpulan : bayi menangis saat merasa tidak nyaman dan mengeluarkan
suara saat menangis ( merintih ).
20
3.2 Intervensi
No NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Auskultasi suara nafas
2. Berikan O2 HB 5lpm
diharapkan jalan nafas efektif ditandai dengan :
3. Monitor status O2 dan respirasi
Respirasi dalam batas normal ( 40-60x/menit)
4. Posisikan pasien
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Lakukan suction
Vital sign dalam batas normal
6. Kalaborasi dengan tim medis pemberian terapi obat
II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor vital sign
2. Hangatkan bayi
diharapkan tidak terjadi hipotermi ditandai dengan :
3. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi
Vital sign dalam batas normal (khususnya suhu 36,5-37,5 C)
4. Monitor adanya bradikardi
5. Monitor pernafasn
6. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis
III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
2. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep
diharapkan tidak terjadi infeksi ditandai dengan :
3. Lakukan perawatan tali pusat
Tidak ada tanda gejala infeksi
4. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
Suhu dalam batas normal
5. Observasi tanda infeksi
Tidak terjadi kejang
6. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit
7. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic
24
06/02/2015 I 1. Mengauskultasi suara nafas 1. DS : - S -
Jam 20.45 2. Memberikan O2 DO : tidak ada suara tambahan
3. Mengkalaborasi dengan tim medis RR : 44x/menit O tidak ada suara tambahan
pemberian terapi obat HR : 136x/menit
RR : 44x/menit
2. DS : -
DO : O2 dilepas A HR : 136x/menit
3. DS : -
Masalah teratasi
DO : gentamicin 1x18mg/ 24 jm P
Hentikan intervensi
26
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada
saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan
tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan.Penanganannya adalah dengan tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
2. Memulai pernafasan
3. Mempertahankan sirkulasi
Langkah-langkah resusitasi, meliputi 2 tahap. Tahap pertama adalah langkah awal, dan tahap
kedua adalah ventilasi.
4.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kristiyanasari, W. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Manuaba, I. B. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Rahayu, D. S. (2009). Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Y.H.Yu, V. (1997). beberapa masalah perawatan intensif neonatus. jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
28