Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
Disusun Oleh
Annisa Farida
K8116010
5A (PGPAUD)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNya berupa nikmat yang tak terhingga, serta ridhonya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian kualitatif dengan
judul“PENGARUH METODE BERMAIN KONSTRUKTIF PADA MUSIK
TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 5-6
TAHUN”
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan proposal ini berkat usaha
yang maksimal penulis dan bantuan berbagai pihak yang telah membantu baik
berupa dorongan semangat maupun materil. Pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dosen Novita Eka Nurjanah, S.Pd., M.Pd. Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Kuantitatif.
2. Guru TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo Yang Telah Bersedia
Memberikan Informasi Sehubungan Dengan Penelitian Ini.
3. Teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam penulisan proposal
ini.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal oleh yang
senatiasa mendapatkan ridho Allah SWT dan di berikan balasan yang berlipat
ganda kepada semuannya.Untuk itu semoga proposal penelitian ini kelak
bermanfaat di kemudian hari. Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekuranggan dalam penulisan proposal
penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sekiranya membanggun
sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi pembaca. serta dunia pendidikan anak usia dini.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otak Manusia dibagi dua bagian yaitu otak kanan dan ortak kiri.
para ahli mengungkapkan banyak hal mengenai fungsi dan peran
otak kanan dan otak kiri dalam kehidupan manusia. otak kanan
berfungsi dalam perasaan, khayalan kreatifitas, imajinasi,
pengalamnan wajah, bentu atu ruang, emosi, musik, gambar-
gambar, warna dan pengenalan pila dan peta. bisa juga diartikan
bahwa otak kanan berfungsi artistik, kreatif dan naluriah.
sementara itu, otak kiri erat kaitanya dengan logika, kata-kata,
penalaran, angka, linearitas, dan analisis. artinya otak kiri
memayungi kegiatan akademik, intelektual, dan bisnis.
3
Banyak orang memikirkan cara untuk menyeimbangkan antara
otak kanan dan otak kiri. selama ini banyak orang yang beranggapan
bahwa pengembangan otak kiri, seperti akademik dan intelektual
seseorang itu lebih penting dari pada pengembangan otak kanan yang
kurang diperhatikan, seperti artistik, kreatif, dan naluriah. banyaknya
pembahasan tentang keseimbangan otak kiri dan otak kanan melahirkan
teori sebagai pembahasan diatas, bahwa otak kanan identik dengan
Kecerdasan Emosional (EQ), sedangkan otak kiri berhubungan dengan
Intelektual (IQ). akibatnya banyak orang yang ingin mencapai kecerdasan
yang maksimal, maka IQ dan EQ-nya harus seimbang. artinya dalam
meraih kecerdasan , seseorang tidak cukup hanya dibekali IQ saja, tetapi
juga harus dibekali EQ. untuk menyeimbangkan otak kiri perlu
dimasukkan musik dan estetika untuk memeberikan umpan balik yang
positif bagi anak. oleh karena itu perlu diusahakan dalam pengembangan
bakat di bidang musik yang ada pada anak, sehingga diperoleh
kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan dasar yang optimal.
Dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pemerintah telah
merencanakan sejak dini untuk mengembangkan Kecerdasan Emosional
(EQ) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, yang mana didalam standar
PAUD terdiri atas empat kelompok, salah satunya Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak. dalam tingkat pencapaian perkembangan
mengambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan, dicapai
anak pada rentang usia tertentu. perkembangan anak yang dicapai terdapat
lima aspek perkembangan, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa dan sosial emosional.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang
berarti tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap
perkembangan diharapkan dapat meningkat baik pada perkembangan
selanjutnya. setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda
dari anak satu dengan anak yang lain. semua perkembangan anak
4
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. pengembangan emosi
merupakan bagian dari tahapan-tahapan perkembangan anak secara umum
yang bisa dikembangkan untuk dapat menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan. salah satu untuk pengembangan emosi
anak dengan mengembangkan kecerdasan emosinya.
Pengembangan kecerdasaan emosi kerap dilalaikan oleh orang tua
yang mempunyai anak-anak usia TK. orang tua banyak berharap agar
anaknya cepat pintar, pandai membaca, berhitung, dan menulis. hasil
penelitian para ahli mengungkapkan bahwa ketrampilan anak menguasai
emosi diri dapat membantu anak dalam menentukan terbentuknyaa
kepribadian anak pada masa selanjutnya. perkembangan kecerdasan emosi
berkaitan dengan bagaimana anak bisa mengontrol tempramen, perasaan,
reaksi, konsep diri, dan pengendalian diri setiap harga diri. karena emosi
dan perasaan memainkan peranan dalam segala pengalaman hidup, dalam
belajar, bermain, dan berinteraksi, antar manusia. begitu juga pihak TK,
dibeberapa lembaga pendidikan anak usia dini, anak sudah dianggap
mampu dan berkembang jika sudah pandai menulis dan membaca dan
berhitung.
Berdasarkan observasi dan wawancara bulan Februari 2018 yang
dilakukan di TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo, pengembangan
kecerdasan emosi menunjukkan perkembangan yang kurang optimal,
masih ditemukan anak yang mudah menangis jika disentuh temanya, ada
anak yang masih meluapkan kemarahanya dengan mencubit temanya jika
ada temanya yang tidak disukai, serta masih ada anak yang keliling kelas
tidak mengikuti pembelajaran dari guru. permasalahan ini perlu
diupayakan penyelesaiannya oleh guru agar tidak berlarut-larut. guru telah
mengupayakan pengembangan kecerdasaan emosi dengan menggunakan
metode ceramah, gambar yang ada dibuku kegiatan siswa. dalam masalah
ini media yang digunakan untuk pengembangan kecerdasan emosi anak
kurang bervariasi. kegiatan pembelajaran anak akan lebih menarik jika
guru bisa mengguaakan media untuk menyampaikan kegiatan bagi anak,
5
karena media pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk menarik perhatian
anak dan menumbuhkan minat anak untuk ikut berperan dalam proses
pembelajaran yang ada. sebagai seorang guru kita harus selalu memiliki
inovasi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya,
maka dicarikanlah solusi guna meningkatkan kecerdasaan emosi dengan
metode bermain musik.
Menurut Soegeng Santoso dalam Kamtini (2005: 47) menjelaskan
bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan
anak secara sendiri atau berkelompok dengan mengguakan alat atau tidak
untuk mencapai tujuan terentu . musik adalah media yang mudah diterima
oleh dunia bermain anak karena dalam pendidikan diTK sering
menggunakan bernyanyi dan musik untuk kegiatan pembelajarannya
dengan menggunakan media musik secara tidak langsung anak akan
belajar mengenai ketrampilan dalam mengekspresikan perasaanya dengan
berbagai emosi yang ada pada dirinya.
Seorang ahli psikologi musik yang bernama karlk seashore
berpendapat bahwa musik adalah pesona jiwa merupakan alat yang
dapat membuat kita gembira, sedih, bersemangat patriotik, sesal,
dan penuh pengharapan, bahkan sapat membawa kita seolah-olah
mengangkat pikiran kita serta ingatan kita melambung tinggi,
sehingga emosi kita melampaui diri kita sendiri, seolah-olah
gelombang-gelombang dilaut lepas ( Pekerti, 2005: 2.3).
6
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
7
F. Manfaat Penelitian
8
BAB II
A. Kajian Teori
1. Kecerdasaan Emosi
a. Pengertian Kecerdasaan Emosi
Menurut Davies (Casmini, 2008:17 ) menjelaskan bahwa
kecerdasaan emosi adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan emosi dari dalam dirinya sendiri dan orang lain,
membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntut proses berpikir dan berperilaku seseorang.
Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005:172) dalam bukunya
Execuitve EQ Tahun 1977, juga menjelaskan bahwa kecerdasan emosi
adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sebuah
sumber energi manusia, informasi, hubungan dan pengaruh.
Menurut Daniel Goleman (2001: 512) menjelaskan bahwa
kecerdasaan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan diri kita
sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungnya dengan orang lain.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasaan
emosi adalah jenis kecerdasaan yang fokusnya memahami, mengenali,
merasakan, mengelola dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang
lain untuk mengaplikasikanya dalam kehidupan pribadi dan sosial
kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan dan
memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk menoptimalkan
fungsi energi, informasi,dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian
tujuan yang dikehendaki dan ditetapkan.
9
b. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi
a. Kendali Diri
Kendali Diri adalah pengendalian tindakan emosi yang
berlebihan. dalam pengendalian emosi mempunyai tujuan agar
emosi tetap terkontrol dengan baik. jika emosi tidak dapat
terkendali dan terus menerus maka akan membuat seseorang
menjadi stres, depresi, dan marah yang meluap-luap. pengendalian
diri dapat dilakukan dengan mengenali perasaan suwaktu itu terjadi
atau memiliki kesadaran diri dan kemampuan untuk melepaskan
suasana hati yang tidak mengenakkan
b. Empati
Empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain,
berpikir dengan sudut pandang orang lain dan menghargai
perbedaan perasaan orang mengenai berbagai hal. dalam duania
anak sikap empati dibentuk dengan cara melihat bagaimana yang
lain bereaksi bila seseorang sedih, anak-anak meniru apa-apa yang
mereka saksikan, anak-anak mengembangkan empati melalui apa
yang diperlihatkan kepada mereka.
c. Pengaturan Diri
Pengaturan Diri adalah cara mengenai emosi kita sehingga
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata
hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu
sasaran, mampu pulih kembai dai tekanan emosi.
d.Motivasi
Motivasi adalah menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menuntun kita agar membanu untuk mengambil
10
insiatif dalam betindak sangat efektif. serta untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
e. Ketrampilan Sosial
Ketrampilan Sosial adalah mengenai emosi dengan baik
ketika berhubungan denganorang lain dan dengan cermat membaca
siusai dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,
menggunakan ketrampilan itu untuk mempengaruhi dan
memimpin,bermusyawarah serta menyelesaikan perselesihan dan
untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. orang lain yang
memiliki ketrampilan sosial yang baik akan menghargai orang lain.
11
dapat mengatasi hambatan itu, biasana anak mengalami gangguan-
gangguan emosi.
12
d. Jenis Emosi
13
adanya bahaya dan menuntut individu untuk bergerak dan
bertindak. perasaan takut dapat diekspresikan dengan perubahan
fisiologis, seperi mta melebar, berhati-hati bergerak, badan
bergetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung
dibelakang punggung orang lain.
4. Sedih
Dalam Kehidupan banyak hal yang membuat orang
bersedih, seperti mengalami kegagalan , kesulitan, kecelakaan,
kematian berpisah dengan orang lain yang dicintainya, diasingkan,
dtinggalkan ditolak atau tidak diperhatiakan dapat mebuat
seseorang menjadi sedih. Menurut Stewart (1985) dalam Nugraha
(2004: 1.10) menjelaskan emosi kesedihan dapat diekspresikan
dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan dalam, kelopak mata
ditarik keatas, ujung mulut ditari kebawah, serta dagu diangkat
pada pusat bibir bagian bawah.
Keempat Emosi Dasar diatas dapat berkembang menjadi
berbagai macam emosi, yang diklarifikasikan ke dalam klompok
emosi positif dan emosi negatif. menurut Reynold dalam Nugraha
(2004: 1.11) klarifikasi emosi positif dan emosi negatif dapat
dilihat pada tabel berikut:
14
Happiness (kebahagian) Annoyance (rasa jengkel)
Delight (kesukaan) Fear (rasa takut)
Love (rasa cinta/kasih sayang) Depression (depresi)
2. Bermain Musik
a. Pengertian Bermain konstruktif
Bermain konstuktif adalah bentuk bermain dimana anak-
anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan
untuk tujuan bermanfaat melainkan lebih ditunjukan bagi
kegembiraan yang diperolehnya dari membuatnya.
Menurut Suratno (2005: 83-84) mengemukakan permainan
konstruktif adalah kegiatan anak bermain dengan
menggunakan berbagai alat dan benda untuk menciptakan
atau menghasilkan karya tertentu melalui kegiatan bermain
konstruktif anak akan berkesempatan untuk berpikir secara
imajinatif sehingga pikiranya lebih berdaya.
15
b. Pengertian Musik
Menurut Pekerti (2005: 2.3) musik adalah bagian dari
kehidupan dan perkembangan jiwa manusia . seorang ahli
Psikologi musik yang bernama Karl Seashore dalam Pekerti
(2005: 2.3) berpendapat bahwa:
musik adalah pesona jiwa merupakan alat yang dapat
membuat kita gembira, sedih bersemangat patriotik, sesal
dan penuh pengharapan, bahkan dapat membawa kita
seolah-olah mengangkat pikiran serta ingatan kta
melambung tinggi, sehingga emosi kita melampaui diri
kita sendiri, seolah-olah gelombang-gelombang di laut
lepas.
Menurut Greenberg dalam Kamtini (2005: 99),
menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman musik dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaanya melalui musik, melalui suara sendiri
dan melalui gerak tubuhnya. pengalaman-pengalaman musik
pada usia kanak-kanak menjadi dasar bagi perkembangan
mentalnya maka dari itu perlu diberikan pengalaman musik
sesuai dengan perkembangan anak.
Berdasarkan definisi diatas musik adalah pikiran,
perasaan dan pesona jiwa manusia yang diekspresikan melalui
suara, gerak dan bisa dilakukan dengan menyembunyikan alat
yang dapat membangkitkan jiwa semangat patriotik, serta
mengungkapkan perasaanya dalam bentuk-bentuk emosi
seperti sedih, marah dan gembira.
16
menyembunyikan alat untuk menyalurkan emosi, perasaan, dan
mengembangkan daya imajinaasi anak.
d. Manfaat Bermain Musik
Berbicara musik dalam dunia pendidikan anak usia dini
tidak lepas dari bernyanyi yang digunakan untuk menidurkan
anak, membuat lelucon, menyampaikan pengetahuan, dan
menyampaikan nasihat kepada anak. nilai pendidikan musik
mempunyai arti penting dalam perkembangan anak, menrut
Pekerti (2005: 2.8) musik mempunyai bebrapa manfaat untuk
anak, yaitu :
1) Meningkatkan kemampuan gerak karena musik
mampu merangsang gerak, sebaliknya dengan gerak
dapat menghasilkan bunyi.
2) Meningkatkan kemampuan mengingat dan
kemampuan berbahasa.
3) Membantu meningkatkan berbagai kecerdasaan ,
antara lain kecerdasaan berpikir logis dan berpikir
matematis.
4) Meningkatkan kreativitas anak.
5) Meningkatkan kecerdasaan emosional dengan
mengendalikan diri padaa saat kegiatan bernyanyi dan
bermain.
6) Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan
orang lain.
7) Meningkatkan kemampuan untuk menilai diri sendiri
atau merefleksi diri.
8) Meningkatkan kemampuan spiritual dengan
menyanyikan lagu yang mengandung unsur spiritual.
9) Meningkatkan kepekaan terhadap alam sekitar atau
meningkatkan kecerdasaan naturalistik.
17
E. Cara Memainkan Permainan Musik
B. Kerangka Berpikir
18
Kelompok eksperimen dan kelompok keontrol diberikan
perlakuan yang berbeda. kelompok eksperimen diberikan
pembelajaran dengan metode bermain musik,sedangkan klompok
kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah.
Pembelajaan bermain musik adalah sarana kegiatan bagi
anak untuk berlatih, mengeksploitasi, dan mengekspresikan
perasaan atau pikiran yang ada pada diri anak dengan suara, gerak
atau menyembunyikan alat untuk menyalurkan emosi, perasaan
dan mengembangkan daya imajinasi anak. pembelajaran dengan
metode bermain musik. kegiatan tersebut memiliki puncak
kegiatan, yaitu menghasilkan sebuah produk berupa karya anak.
pembelajaran dengan metode bermain musik memberikan
pengalaman yang nyata bagi anak. kegiatan tersebut membuat anak
lebih aktif, sehingga akan memberikan pengalaman yang bermakna
dan nyata bagi anak.
Model pembelajaran metode bermain musik merupakan
pembelajaran yang fleksibel, sehingga pembelajaran metode ini
dapat diberikan kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan emosi
anak dengan metode bermain musik didalamnya.
Kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan metode
ceramah kegiatan tersebut dilakukan dengan metode ceramah
dengan gambar cetak yang sudah disediakan, kemudian anak
mendengarkan saat guru cramah didepan dan melihatkan gambar
yang sudah dibawa guru. kegiatan yang dilakukan pada kelompok
kontrol yaitu dengan mengekspresikan dan mengontrol emosinya (
misal marah, sedih, gembira, takut )
Kedua kelompok diberikan posttes untuk mengetahui hasil
akhir setelah diberikan treatment. data dari hasil pretest dan posttes
kemudian diolah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran metode
bermain musik terhadap kecerdasaan emosi anak usia 5-6 tahun.
19
Kegiatan pembelajaran dengan metode bermain musik
belum begitu banyak yang menggunakanya untuk kegiatanya
mengembangkan kecerdasaan emosi khususnya pada jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan kebanyakan menggunakan metode ceramah. oleh
karena itu peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui
Pengaruh Metode Bermain Musik Terhadap Pengembangan
Kecerdasaan Emosi Anak Usia 5-6 Tahun.
20
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berpikir dalam penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pretest Pretest
Posttest Postest
C. Hipotesis
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Desain Penelitian
22
Desain penelitian yang menggunakan penelitian ini menggunakan
Nonequivalent Control Group Design. desain penelitian Nonequivalent
Control Grup Design tersebut kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2015). Peneliti tidak
memeungkinkan mengacak kelas karena hal tersebut merupakan wewenang
dari sekolah dan akan merubah suasana yang ada pada kelas.
Desain penelitian tersebut menggunakan pretest dan post test. pre
test digunakan untuk mengetahui keadaan awal anak. post test digunakan
untuk mengetahui keadaan awal anak. post test digunakan untuk mengetahui
keadaan akhir, kemudian diketahaui pengaruh perlakuan dari treatment yang
telah dilaksanakan. desain penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
E O1 X O2
K O3 O4
KETERANGAN :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
O1 : Pre Test Kelompok Eksperimen
O3 : Pre Test Kelompok Kontrol
X : Perlakuan Pada Kelompok Eksperimen
O2 : Post Test Kelompok Eksperimen
O4 : Post Test Kelompok Kontrol
( Diadaptasi dari Sugiyono, 2015)
23
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Arikunto, 2013 ).
populasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh anak
kelompok B di TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi penelitian ( Arikunto,
2013 ). Sampel dalam penelitian ini yaitu anak kelompok B1 dengan
jumlah 20 anak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B 2 dengan
jumlah 20 anak sebagai kelompok kontrol. total sampel dalam penelitian
ini yaitu 40 anak.
24
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data berupa pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,
kecerdasaan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok ( Arikunto, 2013). Tes dalam pnelitian ini digunakan berupa tes
unjuk kerja. tes dilakukan kali yaitu tes awal (pre tes) dan tes akhir (post
test).
Soal tes berupa lembar kerja anak yang diberikan pada saat pretest
dan post test. setiap anak mengerjakan soal pre test dan post test
kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes dan diberi sekor.
Penelian terhadap hasil tes, peneliti menggunakan rentang skala 1-
4. sekor berkembang sangat baik, sekor 3 berkembang sesuai harapan,
skor 2 mulai berkembang, skor 1 belum berkembang. indikator penilaian
yang digunakan peneliti yaitu diadaptasi dari sttpa ( standar tingkat
pencapaian perkembangan anak) dalam peraturan mentri pendidikan dan
keebdayaan repubilk indonesia nomor 137 tahun 2014 yang
dikonsultasikan dengan ahli (experst jugdment).
2. Dokumentasi
Metode dekomuntesi adalah mencari data mengenai variabel yang
berupa catatan, moderen, notulen, buku , foto, surat kabar, dan lain
sebagainya (Arikunto,2013). dokumentasi dialkukan untuk mendapatkan
bukti penelitian. bukti penelitian yang dimaksud berupa foto dan vido
penelitian.
Dokumentasi dilakukan untuk mencari bukti dalam penelitian.
foto meliputi kegiatan selama penelitian, saat pemberian treatment
25
maupun ketika pre testdan post test. video meliputi kegiatan saat dilakukan
treatment.
26
berbasis proyek terhadap kecerdasaan emosi anak. penjelasan uji prasarat
dan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
Pengujian prasyarat berguna untuk memeriksa awal mengenai
prasyarat yang harus dipenuhi agar pengajuan dan analisis varian dapat
dilakukan. uji prasyarat pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data dalam
suatu penelitian data tersebut memiliki sebaran normal atau
tidak. uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Shapiro Wilks dengan taraf siignifikansi > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan
menggunakan livine test for equality variance dengan tingkat
signifikansi > 0,05 yang dibantu menggunakan Spss 15 For
Windows.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
independent sampel t test. Independent sampel t test merupakan salah
satu proseduruntuk menguji hipotesis untuk membandingkan skor t
dari dua sampel untuk melakukan perbandingan distribusi (Latan,
2014). uji ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara
kelompok perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan taraf signifikansi 0,05.
27
H. Prosedur Penelitian
28
DAFTAR PUSTAKA
29