You are on page 1of 30

PENGARUH METODE BERMAIN KONSTRUKTIF PADA MUSIK

TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 5-6


TAHUN

PROPOSAL

Disusun Oleh
Annisa Farida
K8116010
5A (PGPAUD)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNya berupa nikmat yang tak terhingga, serta ridhonya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian kualitatif dengan
judul“PENGARUH METODE BERMAIN KONSTRUKTIF PADA MUSIK
TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 5-6
TAHUN”
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan proposal ini berkat usaha
yang maksimal penulis dan bantuan berbagai pihak yang telah membantu baik
berupa dorongan semangat maupun materil. Pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dosen Novita Eka Nurjanah, S.Pd., M.Pd. Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Kuantitatif.
2. Guru TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo Yang Telah Bersedia
Memberikan Informasi Sehubungan Dengan Penelitian Ini.
3. Teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam penulisan proposal
ini.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal oleh yang
senatiasa mendapatkan ridho Allah SWT dan di berikan balasan yang berlipat
ganda kepada semuannya.Untuk itu semoga proposal penelitian ini kelak
bermanfaat di kemudian hari. Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekuranggan dalam penulisan proposal
penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sekiranya membanggun
sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi pembaca. serta dunia pendidikan anak usia dini.

Surakarta, Desember 2018


Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................. 9
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ................... 9
A. Kajian Teori .............................................................................................. 9
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 18
C. Hipotesis ................................................................................................. 21
BAB III.............................................................................................................. 22
METODE PENELITIAN ................................................................................... 22
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................. 22
B. Desain Penelitian ..................................................................................... 22
C. Populasi Dan Sampel............................................................................... 24
D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 25
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrmen ........................................ 26
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 26
H. Prosedur Penelitian .................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembagkan potensi dirinya untuk memeiliki kekuatan
sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat dengan PAUD menurut


Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 Angka 14 Menyatakan Bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yamg ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam
tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya.

Dalam Kehidupan sehari-hari semua manusia menggunakan


otaknya untuk berpikir baik saat bekerja, bermain atau sedang beristirahat.
menurut Rismawati ( 2012: 2-3 ) menjelaskan bahwa:

Otak Manusia dibagi dua bagian yaitu otak kanan dan ortak kiri.
para ahli mengungkapkan banyak hal mengenai fungsi dan peran
otak kanan dan otak kiri dalam kehidupan manusia. otak kanan
berfungsi dalam perasaan, khayalan kreatifitas, imajinasi,
pengalamnan wajah, bentu atu ruang, emosi, musik, gambar-
gambar, warna dan pengenalan pila dan peta. bisa juga diartikan
bahwa otak kanan berfungsi artistik, kreatif dan naluriah.
sementara itu, otak kiri erat kaitanya dengan logika, kata-kata,
penalaran, angka, linearitas, dan analisis. artinya otak kiri
memayungi kegiatan akademik, intelektual, dan bisnis.

3
Banyak orang memikirkan cara untuk menyeimbangkan antara
otak kanan dan otak kiri. selama ini banyak orang yang beranggapan
bahwa pengembangan otak kiri, seperti akademik dan intelektual
seseorang itu lebih penting dari pada pengembangan otak kanan yang
kurang diperhatikan, seperti artistik, kreatif, dan naluriah. banyaknya
pembahasan tentang keseimbangan otak kiri dan otak kanan melahirkan
teori sebagai pembahasan diatas, bahwa otak kanan identik dengan
Kecerdasan Emosional (EQ), sedangkan otak kiri berhubungan dengan
Intelektual (IQ). akibatnya banyak orang yang ingin mencapai kecerdasan
yang maksimal, maka IQ dan EQ-nya harus seimbang. artinya dalam
meraih kecerdasan , seseorang tidak cukup hanya dibekali IQ saja, tetapi
juga harus dibekali EQ. untuk menyeimbangkan otak kiri perlu
dimasukkan musik dan estetika untuk memeberikan umpan balik yang
positif bagi anak. oleh karena itu perlu diusahakan dalam pengembangan
bakat di bidang musik yang ada pada anak, sehingga diperoleh
kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan dasar yang optimal.
Dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pemerintah telah
merencanakan sejak dini untuk mengembangkan Kecerdasan Emosional
(EQ) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, yang mana didalam standar
PAUD terdiri atas empat kelompok, salah satunya Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak. dalam tingkat pencapaian perkembangan
mengambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan, dicapai
anak pada rentang usia tertentu. perkembangan anak yang dicapai terdapat
lima aspek perkembangan, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa dan sosial emosional.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang
berarti tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap
perkembangan diharapkan dapat meningkat baik pada perkembangan
selanjutnya. setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda
dari anak satu dengan anak yang lain. semua perkembangan anak

4
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. pengembangan emosi
merupakan bagian dari tahapan-tahapan perkembangan anak secara umum
yang bisa dikembangkan untuk dapat menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan. salah satu untuk pengembangan emosi
anak dengan mengembangkan kecerdasan emosinya.
Pengembangan kecerdasaan emosi kerap dilalaikan oleh orang tua
yang mempunyai anak-anak usia TK. orang tua banyak berharap agar
anaknya cepat pintar, pandai membaca, berhitung, dan menulis. hasil
penelitian para ahli mengungkapkan bahwa ketrampilan anak menguasai
emosi diri dapat membantu anak dalam menentukan terbentuknyaa
kepribadian anak pada masa selanjutnya. perkembangan kecerdasan emosi
berkaitan dengan bagaimana anak bisa mengontrol tempramen, perasaan,
reaksi, konsep diri, dan pengendalian diri setiap harga diri. karena emosi
dan perasaan memainkan peranan dalam segala pengalaman hidup, dalam
belajar, bermain, dan berinteraksi, antar manusia. begitu juga pihak TK,
dibeberapa lembaga pendidikan anak usia dini, anak sudah dianggap
mampu dan berkembang jika sudah pandai menulis dan membaca dan
berhitung.
Berdasarkan observasi dan wawancara bulan Februari 2018 yang
dilakukan di TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo, pengembangan
kecerdasan emosi menunjukkan perkembangan yang kurang optimal,
masih ditemukan anak yang mudah menangis jika disentuh temanya, ada
anak yang masih meluapkan kemarahanya dengan mencubit temanya jika
ada temanya yang tidak disukai, serta masih ada anak yang keliling kelas
tidak mengikuti pembelajaran dari guru. permasalahan ini perlu
diupayakan penyelesaiannya oleh guru agar tidak berlarut-larut. guru telah
mengupayakan pengembangan kecerdasaan emosi dengan menggunakan
metode ceramah, gambar yang ada dibuku kegiatan siswa. dalam masalah
ini media yang digunakan untuk pengembangan kecerdasan emosi anak
kurang bervariasi. kegiatan pembelajaran anak akan lebih menarik jika
guru bisa mengguaakan media untuk menyampaikan kegiatan bagi anak,

5
karena media pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk menarik perhatian
anak dan menumbuhkan minat anak untuk ikut berperan dalam proses
pembelajaran yang ada. sebagai seorang guru kita harus selalu memiliki
inovasi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya,
maka dicarikanlah solusi guna meningkatkan kecerdasaan emosi dengan
metode bermain musik.
Menurut Soegeng Santoso dalam Kamtini (2005: 47) menjelaskan
bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan
anak secara sendiri atau berkelompok dengan mengguakan alat atau tidak
untuk mencapai tujuan terentu . musik adalah media yang mudah diterima
oleh dunia bermain anak karena dalam pendidikan diTK sering
menggunakan bernyanyi dan musik untuk kegiatan pembelajarannya
dengan menggunakan media musik secara tidak langsung anak akan
belajar mengenai ketrampilan dalam mengekspresikan perasaanya dengan
berbagai emosi yang ada pada dirinya.
Seorang ahli psikologi musik yang bernama karlk seashore
berpendapat bahwa musik adalah pesona jiwa merupakan alat yang
dapat membuat kita gembira, sedih, bersemangat patriotik, sesal,
dan penuh pengharapan, bahkan sapat membawa kita seolah-olah
mengangkat pikiran kita serta ingatan kita melambung tinggi,
sehingga emosi kita melampaui diri kita sendiri, seolah-olah
gelombang-gelombang dilaut lepas ( Pekerti, 2005: 2.3).

Bermulai dari latar belakang diatas, maka pada penelitian ini


penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul
“PENGARUH METODE BERMAIN KONSTRUKTIF PADA
MUSIK TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI
PADA ANAK USIA DINI”

6
B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Kecerdasan emosi anak usia 5-6 tahun pada kegiatan pembelajaran
belum dapat dikendalikan. perkembangan emosi anak kurang optimal
2. kecerdasan emosi anak usia 5-6 tahn pada kegiatan pembelajaran
belum dapat dikendalikan. perekmbangan emosi anak belum
berkembang dengan baik.

C. Pembatasan Masalah

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan


variabel yaitu penggunaan metode bermain konstruktif pada musik
terhadap pengembangan kecedasaan emosi anak usia 5-6 tahun.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran metode
bermain kostruktif pada musik sedangkan kelompok kontrol diberikan
pembelajaran metode ceramah dengan gambar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan


penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah
terdapat pengaruh metode bermain konstruktif pada musik terhadap
pengembangan kecedasan emosi pada analk usia 5-6 tahun?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini


adalah : untuk mengetahui Pengaruh Metode Bermain Konstruktif Pada
Musik Terhadap Pengembangan Kecerdasaan Emosi Anak Usia 5-6
Tahun.

7
F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut, maka manfaat yang


diharapkan yakni sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis, Penelitian ini bermanfaat Pada Anak Usia Dini untuk
memberikan pengetahuan dan informasi tentang perencanaan metode
bermain musik untuk kecedasaan emosi anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Taman Kanak-Kanak dapat digunakan sebagai salah satu cara
untuk mengembangkan kecerdasna emosi anak.
b. Bagi Guru bermanfat untuk dijadikan dalam menentukan metode
dan pemilihan media guna meningkatkan dan mengembangkan
kecerdasan emosi anak, serta memberikan stimulasi yang sesuai
dengan tahapan perkembangan anak.
c. Bagi Orang Tua dapat dijadikanya motivasi untuk membantu
dalam proses belajar anak dirumah dalam hal pemberian
pemahaman bahwa perkembangan emosi anak sangatlah pentig.
d. Bagi anak, dapat membantu meningkatkan perkembangan emosi
selanjutnya yang dapat mempengaruhi kehidupanya yang akan
datang.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Kecerdasaan Emosi
a. Pengertian Kecerdasaan Emosi
Menurut Davies (Casmini, 2008:17 ) menjelaskan bahwa
kecerdasaan emosi adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan emosi dari dalam dirinya sendiri dan orang lain,
membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntut proses berpikir dan berperilaku seseorang.
Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005:172) dalam bukunya
Execuitve EQ Tahun 1977, juga menjelaskan bahwa kecerdasan emosi
adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sebuah
sumber energi manusia, informasi, hubungan dan pengaruh.
Menurut Daniel Goleman (2001: 512) menjelaskan bahwa
kecerdasaan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan diri kita
sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungnya dengan orang lain.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasaan
emosi adalah jenis kecerdasaan yang fokusnya memahami, mengenali,
merasakan, mengelola dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang
lain untuk mengaplikasikanya dalam kehidupan pribadi dan sosial
kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan dan
memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk menoptimalkan
fungsi energi, informasi,dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian
tujuan yang dikehendaki dan ditetapkan.

9
b. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi

Menurut Mustofa ( 2007: 42-48 ) menjelaskan bahwa kecerdasan


emosi memiliki lima ciri pokok, yaitu:

a. Kendali Diri
Kendali Diri adalah pengendalian tindakan emosi yang
berlebihan. dalam pengendalian emosi mempunyai tujuan agar
emosi tetap terkontrol dengan baik. jika emosi tidak dapat
terkendali dan terus menerus maka akan membuat seseorang
menjadi stres, depresi, dan marah yang meluap-luap. pengendalian
diri dapat dilakukan dengan mengenali perasaan suwaktu itu terjadi
atau memiliki kesadaran diri dan kemampuan untuk melepaskan
suasana hati yang tidak mengenakkan
b. Empati
Empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain,
berpikir dengan sudut pandang orang lain dan menghargai
perbedaan perasaan orang mengenai berbagai hal. dalam duania
anak sikap empati dibentuk dengan cara melihat bagaimana yang
lain bereaksi bila seseorang sedih, anak-anak meniru apa-apa yang
mereka saksikan, anak-anak mengembangkan empati melalui apa
yang diperlihatkan kepada mereka.
c. Pengaturan Diri
Pengaturan Diri adalah cara mengenai emosi kita sehingga
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata
hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu
sasaran, mampu pulih kembai dai tekanan emosi.
d.Motivasi
Motivasi adalah menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menuntun kita agar membanu untuk mengambil

10
insiatif dalam betindak sangat efektif. serta untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
e. Ketrampilan Sosial
Ketrampilan Sosial adalah mengenai emosi dengan baik
ketika berhubungan denganorang lain dan dengan cermat membaca
siusai dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,
menggunakan ketrampilan itu untuk mempengaruhi dan
memimpin,bermusyawarah serta menyelesaikan perselesihan dan
untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. orang lain yang
memiliki ketrampilan sosial yang baik akan menghargai orang lain.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kecedasan Sosial

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi anak prasekolah


atau TK, yang mana dapat menggangu perkembangan emosi anak
Menurut Nugraha (2004: 4.5-4.15) yaitu meliputi:
a. Pengaruh Keadaan Individu Sendiri
Efek yang muncul pada anak akibat dirinya, diamna anak
beranggapan hal tersebut hal dapat membahayakan dirinya, dan
anak menggangap hal itu dapat merendahkan dirinya didalam
ligkungannya. kesadaran diri perlu dibangun agar dapat
menurunkan reaksi-reaksi negatif yang sering muncul pada anak-
anak, peran orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak
sebaiknya memberikan semangat bagi anak untuk diarahkan agar
anak dapat berperestasi dan berkompetisi sesuai dengan
kemampuan dan keberadaan dirinya.
b. Konflik-Konflik Dalam Proses Perkembangan
Fase-Fase perkembangan akan dilalui setiap anak melalui
beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui oleh
anak dengan sukses, akan tetapi ada juga anak yang mengalami
hambatan dalam menghadapi konflik itu. pada saat anak tidak

11
dapat mengatasi hambatan itu, biasana anak mengalami gangguan-
gangguan emosi.

d. Sebab- Sebab Lingkungan


1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
perkembangan anak usia prasekolah. Keluarga brefungsi dalam
menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi. pola asuh yang
diperoleh anak dari keluarganya akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan emosi anak. jika emosi anak tumbuh dengan baik
melalui pembelajaran yang baik dalam keluarganya maka di
lingkungan berikutnya anak akan tumbuh dengan baik pula dengan
cara-cara yang dapat diterima oleh lingkungan barunya.
2. Lingkungan Sekitar
Frekuensi dan intenitas ekspresi anak akan sangat ditentukan
oleh kadar stimulus yang bersumber dari lingkungan sekitarnya
serta diterimanya. kondisi lingkungan yang mungkin menggangu
perkembangan emosi anak, seperti darerah yang padat penduduk,
daerah yang angka kejahatanya tinggi, kurangnya fasilitas rekreasi
dan kurangnya kegiatan-kegiatan yang dikelola untuk anak.
3. Lingkungan Sekolah
Fungsi serta tugas sekolah membantu anak-anak pada
perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan,
tetapi juga terdapat hal yang menjadi penyebab ganguan emosi
anak, seperti hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak
dan anak dan hubungan yang kurang harmonis dengan teman-
temannya.

12
d. Jenis Emosi

Menurut Lazarus dalam Mashar (2011: 29) menjelaskan bahwa


emosi dibagi menjadi dua kategori yaitu emosi primer atau emosi dasar
(basic) dan emosi sekunder (derived). emosi primer merupakan emosi
yang ada pada sepesies mamalia, sedangkan emosi sekunder meupakan
kombinasi dari beberapa emosi primer.
Menurut Stewart at all dalam Nugraha (2004: 1.9.10) menjelaskan
bahwa perasaan senang, marah, takut dan sedih sebagai besic emotions
(emosi dasar).
1. Senang
Emosi senang atau gembira umumnya diartikan sebagai
segala sesuatu yang membuat kesenangan dalam hidup. pada
umumnya perasaan gembira dan sennag diekspresikan dengan raut
muka yang berseri-seri, tersenyum, dan tertawa. dengan perasaan
senang seseorang dapat merasakan cinta dan kepercayaan diri.
2. Marah
Emosi marah terjadi saat individu merasa dirinya dihambat,
frustasi karena apa yang diinginkannya tidak tercapai, dicerca
orang lain, diganggu atau dihadapkan pada sesuatu tuntutan yang
berlawanan dengan keinginannya. Menurut Barle dan Izart dalam
Stewart (1985) dalam Nugraha (2004: 1.9) mengatakan bahwa
emosi marah dapat diekspresikan dengan dahi berkerut, tatapan
tajam pada objek pencetus kemarahan, memebesarkan cuping
hidung, bibir ditarik kebelakang, memperlihatkan gigi yang
menekram dan sering kali ada rona merah dikulit.
3. Takut
Perasaan Takut adalah suat perasaan emosi yang sangat
penting dalam kehudupan manusia, karean berperan penting dalam
mempertahankan diri dari bahaa atau persoalan yang mengancam
kehidupanya. Menurut Stewart (1985) dalam Nugraha (2004: 1.9)
mengatakan bahwa perasaan takut mengembangkan sinyal-sinyal

13
adanya bahaya dan menuntut individu untuk bergerak dan
bertindak. perasaan takut dapat diekspresikan dengan perubahan
fisiologis, seperi mta melebar, berhati-hati bergerak, badan
bergetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung
dibelakang punggung orang lain.

4. Sedih
Dalam Kehidupan banyak hal yang membuat orang
bersedih, seperti mengalami kegagalan , kesulitan, kecelakaan,
kematian berpisah dengan orang lain yang dicintainya, diasingkan,
dtinggalkan ditolak atau tidak diperhatiakan dapat mebuat
seseorang menjadi sedih. Menurut Stewart (1985) dalam Nugraha
(2004: 1.10) menjelaskan emosi kesedihan dapat diekspresikan
dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan dalam, kelopak mata
ditarik keatas, ujung mulut ditari kebawah, serta dagu diangkat
pada pusat bibir bagian bawah.
Keempat Emosi Dasar diatas dapat berkembang menjadi
berbagai macam emosi, yang diklarifikasikan ke dalam klompok
emosi positif dan emosi negatif. menurut Reynold dalam Nugraha
(2004: 1.11) klarifikasi emosi positif dan emosi negatif dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Jenis Emosi

Emosi Positif Emosi Negatif


Eagerness (rela) Imatience (tidak sabaran)
Humor (lucu) Uncertainty (kebimbangan)
Joy (kegembiraan/keceriaan) Anger (rasa marah)
Pleasure Suspicion (kecurigaan)
(kesenangan/kenyamanan) Anxiety (rasa cemas)
Coriosity (rasa ingin tahu) Jealousy (rasa cemburu)

14
Happiness (kebahagian) Annoyance (rasa jengkel)
Delight (kesukaan) Fear (rasa takut)
Love (rasa cinta/kasih sayang) Depression (depresi)

2. Bermain Musik
a. Pengertian Bermain konstruktif
Bermain konstuktif adalah bentuk bermain dimana anak-
anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan
untuk tujuan bermanfaat melainkan lebih ditunjukan bagi
kegembiraan yang diperolehnya dari membuatnya.
Menurut Suratno (2005: 83-84) mengemukakan permainan
konstruktif adalah kegiatan anak bermain dengan
menggunakan berbagai alat dan benda untuk menciptakan
atau menghasilkan karya tertentu melalui kegiatan bermain
konstruktif anak akan berkesempatan untuk berpikir secara
imajinatif sehingga pikiranya lebih berdaya.

Sedangkan menurut pendapat Tedjasaputra (2001:50)


permainan konstruktif adalah kegiatan yang menggunakan
berbagai benda untuk menciptakan suau hasil karya
tertentu. dalam penelitian ini permainan konstruktif yang
dimaksud adalah suatu aktivitas dimana anak dapat
membentuk atau menciptakan sebuah hasil karya tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, bermain konstruktif adalah


sarana kegiatan anak untuk berlatih, mengeksploitasi, dan
merekayasa yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat untuk memperoleh
informasi, kesenangan, tujuan tertentu dan mengembangkan daya
imajinasi anak.

15
b. Pengertian Musik
Menurut Pekerti (2005: 2.3) musik adalah bagian dari
kehidupan dan perkembangan jiwa manusia . seorang ahli
Psikologi musik yang bernama Karl Seashore dalam Pekerti
(2005: 2.3) berpendapat bahwa:
musik adalah pesona jiwa merupakan alat yang dapat
membuat kita gembira, sedih bersemangat patriotik, sesal
dan penuh pengharapan, bahkan dapat membawa kita
seolah-olah mengangkat pikiran serta ingatan kta
melambung tinggi, sehingga emosi kita melampaui diri
kita sendiri, seolah-olah gelombang-gelombang di laut
lepas.
Menurut Greenberg dalam Kamtini (2005: 99),
menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman musik dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaanya melalui musik, melalui suara sendiri
dan melalui gerak tubuhnya. pengalaman-pengalaman musik
pada usia kanak-kanak menjadi dasar bagi perkembangan
mentalnya maka dari itu perlu diberikan pengalaman musik
sesuai dengan perkembangan anak.
Berdasarkan definisi diatas musik adalah pikiran,
perasaan dan pesona jiwa manusia yang diekspresikan melalui
suara, gerak dan bisa dilakukan dengan menyembunyikan alat
yang dapat membangkitkan jiwa semangat patriotik, serta
mengungkapkan perasaanya dalam bentuk-bentuk emosi
seperti sedih, marah dan gembira.

c. Pengertian Bermain Musik

Berdasarkan teori-teori diatas maka didapat pengertian


bermain musikadalah sarana kegiatan bagi anak untuk berlatih,
mengeksploiasi, dan mengekspresikan perasaan atau pikiran
yang ada pada diri anak dengan suara, gerak atau

16
menyembunyikan alat untuk menyalurkan emosi, perasaan, dan
mengembangkan daya imajinaasi anak.
d. Manfaat Bermain Musik
Berbicara musik dalam dunia pendidikan anak usia dini
tidak lepas dari bernyanyi yang digunakan untuk menidurkan
anak, membuat lelucon, menyampaikan pengetahuan, dan
menyampaikan nasihat kepada anak. nilai pendidikan musik
mempunyai arti penting dalam perkembangan anak, menrut
Pekerti (2005: 2.8) musik mempunyai bebrapa manfaat untuk
anak, yaitu :
1) Meningkatkan kemampuan gerak karena musik
mampu merangsang gerak, sebaliknya dengan gerak
dapat menghasilkan bunyi.
2) Meningkatkan kemampuan mengingat dan
kemampuan berbahasa.
3) Membantu meningkatkan berbagai kecerdasaan ,
antara lain kecerdasaan berpikir logis dan berpikir
matematis.
4) Meningkatkan kreativitas anak.
5) Meningkatkan kecerdasaan emosional dengan
mengendalikan diri padaa saat kegiatan bernyanyi dan
bermain.
6) Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan
orang lain.
7) Meningkatkan kemampuan untuk menilai diri sendiri
atau merefleksi diri.
8) Meningkatkan kemampuan spiritual dengan
menyanyikan lagu yang mengandung unsur spiritual.
9) Meningkatkan kepekaan terhadap alam sekitar atau
meningkatkan kecerdasaan naturalistik.

17
E. Cara Memainkan Permainan Musik

Permainan musik ini guru sebagai konduktor. Guru


dapat memint anak untuk membunyikan alat musiknya dengan
ekspresi marah, sedih, takut, gembira dan lain sebagainya.
Dalam hal ini anak-anak diminta untuk memahami perasaanya
terlebih dahulu sebelum memainkan alat musik yang
dipegangnya. Setelah anak bisa memahami perasaanya, anak
diminta untuk memainkan alat musik yang dipegangnya.
Setelah anak bisa memainkan alat tersebut, anak diminta untuk
mengekspresikan emosi yang dirasakan dengan memukul alat
musik perkusi sederhana yang dipegangnya.

B. Kerangka Berpikir

Pengembangan kecerdasan emosi memiliki peran penting


untuk perkembangan anak kecerdasan emosi anak berguna untuk
pembentukan kepribadian anak pada masa selanjutnya,
perkembangan kecerdasaan emosi berkembang bagaimana anak
bisa mengontrol tempramen, perasaan, reaksi, konsep diri, dan
pengendalian diri seperti harga diri karena emosi dan persiapan
memainkan peranan dalam segala pengalaman hidup dalam
bekerja, bermain belajar dan interaksi antar manusia. Kecerdasaan
emosi anak usia 5-6 tahun pada kegiatan pembelajaran belum dapat
dikendalikan perkembangannya masih belum optimal.
Terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dalam penelitian ini. kelompok eksperimen merupakan kelompok
yang diberikan treatment, sedangkan kelompok kontrol merupakan
kelompok pembanding terhadap kelompok eksperiment. kedua
kelompok tersebut diberikan pretest dengan kegiatan yang sama.
pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal kecerdasan
emosi anak.

18
Kelompok eksperimen dan kelompok keontrol diberikan
perlakuan yang berbeda. kelompok eksperimen diberikan
pembelajaran dengan metode bermain musik,sedangkan klompok
kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah.
Pembelajaan bermain musik adalah sarana kegiatan bagi
anak untuk berlatih, mengeksploitasi, dan mengekspresikan
perasaan atau pikiran yang ada pada diri anak dengan suara, gerak
atau menyembunyikan alat untuk menyalurkan emosi, perasaan
dan mengembangkan daya imajinasi anak. pembelajaran dengan
metode bermain musik. kegiatan tersebut memiliki puncak
kegiatan, yaitu menghasilkan sebuah produk berupa karya anak.
pembelajaran dengan metode bermain musik memberikan
pengalaman yang nyata bagi anak. kegiatan tersebut membuat anak
lebih aktif, sehingga akan memberikan pengalaman yang bermakna
dan nyata bagi anak.
Model pembelajaran metode bermain musik merupakan
pembelajaran yang fleksibel, sehingga pembelajaran metode ini
dapat diberikan kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan emosi
anak dengan metode bermain musik didalamnya.
Kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan metode
ceramah kegiatan tersebut dilakukan dengan metode ceramah
dengan gambar cetak yang sudah disediakan, kemudian anak
mendengarkan saat guru cramah didepan dan melihatkan gambar
yang sudah dibawa guru. kegiatan yang dilakukan pada kelompok
kontrol yaitu dengan mengekspresikan dan mengontrol emosinya (
misal marah, sedih, gembira, takut )
Kedua kelompok diberikan posttes untuk mengetahui hasil
akhir setelah diberikan treatment. data dari hasil pretest dan posttes
kemudian diolah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran metode
bermain musik terhadap kecerdasaan emosi anak usia 5-6 tahun.

19
Kegiatan pembelajaran dengan metode bermain musik
belum begitu banyak yang menggunakanya untuk kegiatanya
mengembangkan kecerdasaan emosi khususnya pada jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan kebanyakan menggunakan metode ceramah. oleh
karena itu peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui
Pengaruh Metode Bermain Musik Terhadap Pengembangan
Kecerdasaan Emosi Anak Usia 5-6 Tahun.

20
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berpikir dalam penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:

Kecerdasan Emosi Anak Usia 5-6


Tahun

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pretest

Pembelajaran Metode Bermain Pembelajaran Metode Ceramah


Musik

Posttest Postest

Kecerdasan Emosi Anak Usia Kecerdasan Emosi Anak Usia


Dini Dini

Pengaruh Metode Bermain Konstruktif Pada Musik Terhadap Pengembangan


Kecerdasaan Emosi Anak Usia 5-6 Tahun

Gambar 2.1 Bagan Krangka Berpikir

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak adapengaruh pembelajaran metode bermain musik terhadap


kecerdasan emosi anak usia 5-6 tahun
H1 : Ada pengaruh metode bermain musik terhadap pengembangan
kecerdasan emosi anak usia 5-6 tahun

21
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Aisyiyah Pabelan,


Kartasura, Sukoharjo. pada kelompok B1 dan B2. Alasan memilih TK
tersebut karena adanya keterbukaan dari pihak TK dalam memberikan
informasi yang akan dapat membantu peneliti dan TK tersebut memiliki
beberapa kelas sehingga dapat mempermudah peneliti dalam penelitian.
TK tersebut memiliki dua kelas yang sama jumlah anaknya sehingga
mempermudah untuk penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, dimulai bulan


januari hingga bulan oktober 2018. Penelitian tersebut terdapat beberapa
tahap, yang terdiri atas pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar
proposal, pengurusan surat izin, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
data, analisis data, penyusunan laporan, dan yang terakhir ujian skripsi dan
revisi.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan menggunakan quasi eksperiment.


Quasi Eksperiment merupakan penelitian yang memiliki kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2015). Alasan
peneliti menggunakan penelitian tersebut karena untuk mremperoleh
informasi melalui eksperimen tidak memngkinkan peneliti untuk mengontrol
atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

22
Desain penelitian yang menggunakan penelitian ini menggunakan
Nonequivalent Control Group Design. desain penelitian Nonequivalent
Control Grup Design tersebut kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2015). Peneliti tidak
memeungkinkan mengacak kelas karena hal tersebut merupakan wewenang
dari sekolah dan akan merubah suasana yang ada pada kelas.
Desain penelitian tersebut menggunakan pretest dan post test. pre
test digunakan untuk mengetahui keadaan awal anak. post test digunakan
untuk mengetahui keadaan awal anak. post test digunakan untuk mengetahui
keadaan akhir, kemudian diketahaui pengaruh perlakuan dari treatment yang
telah dilaksanakan. desain penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

E O1 X O2

K O3 O4

KETERANGAN :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
O1 : Pre Test Kelompok Eksperimen
O3 : Pre Test Kelompok Kontrol
X : Perlakuan Pada Kelompok Eksperimen
O2 : Post Test Kelompok Eksperimen
O4 : Post Test Kelompok Kontrol
( Diadaptasi dari Sugiyono, 2015)

23
C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Arikunto, 2013 ).
populasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh anak
kelompok B di TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi penelitian ( Arikunto,
2013 ). Sampel dalam penelitian ini yaitu anak kelompok B1 dengan
jumlah 20 anak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B 2 dengan
jumlah 20 anak sebagai kelompok kontrol. total sampel dalam penelitian
ini yaitu 40 anak.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan


nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang/ keempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel (Sugiyono, 2015).
Pengambilan menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh yaitu teknik
pengambilan yang semua anggotanya populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2015). Alasan menggunakan teknik pengambilan sampel tersebut
yaitu karena setiap anak memiliki keunikan masing-masing dan kecerdasaan
emosi dimiliki oleh setiap anak. Selain itu, jumlah populasi yang kecil
sehingga semua populasi dijadikan sampel penelitian.

24
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes


dan dokumentasi. penjelasan lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1. Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data berupa pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,
kecerdasaan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok ( Arikunto, 2013). Tes dalam pnelitian ini digunakan berupa tes
unjuk kerja. tes dilakukan kali yaitu tes awal (pre tes) dan tes akhir (post
test).
Soal tes berupa lembar kerja anak yang diberikan pada saat pretest
dan post test. setiap anak mengerjakan soal pre test dan post test
kemudian peneliti mengumpulkan hasil tes dan diberi sekor.
Penelian terhadap hasil tes, peneliti menggunakan rentang skala 1-
4. sekor berkembang sangat baik, sekor 3 berkembang sesuai harapan,
skor 2 mulai berkembang, skor 1 belum berkembang. indikator penilaian
yang digunakan peneliti yaitu diadaptasi dari sttpa ( standar tingkat
pencapaian perkembangan anak) dalam peraturan mentri pendidikan dan
keebdayaan repubilk indonesia nomor 137 tahun 2014 yang
dikonsultasikan dengan ahli (experst jugdment).

2. Dokumentasi
Metode dekomuntesi adalah mencari data mengenai variabel yang
berupa catatan, moderen, notulen, buku , foto, surat kabar, dan lain
sebagainya (Arikunto,2013). dokumentasi dialkukan untuk mendapatkan
bukti penelitian. bukti penelitian yang dimaksud berupa foto dan vido
penelitian.
Dokumentasi dilakukan untuk mencari bukti dalam penelitian.
foto meliputi kegiatan selama penelitian, saat pemberian treatment

25
maupun ketika pre testdan post test. video meliputi kegiatan saat dilakukan
treatment.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrmen

1. Uji Validatsi Instrumen


Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015). Validitas yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. instrumen
disesuaikan dengn STTPA (Sandar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak). dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayan repubilk
indonesia nomor 137 tahun 2014 yang kemudian dikonsultasikan oleh
dosen ahli. langkah selanjutnya dilakukan uji coba instrumen. uji coba
instrumen dilakukan di tk angkasa lanud adi soemarmo dengan jumlah
subjek uji yaitu 32 anak.

2. Uji Reabilitas Instrumen


Instrumen dikatakan rileabel yaitu ketika instrumen digunakan
berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015)
reabilitas instrumen diuji menggunakan rumus alpha yang dibantu dengan
aplikasi SPSS 15 for windows.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu


menggunakan statistik parametrik. penelitian ini menggunakan uji
prasyaratan untuk mengetahui kenormalan dan homogen suatu sebaran.
Dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t ( t tes ) untuk
mengetahui perbedaan dari perlakuan menggunakan model pembelajaran

26
berbasis proyek terhadap kecerdasaan emosi anak. penjelasan uji prasarat
dan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
Pengujian prasyarat berguna untuk memeriksa awal mengenai
prasyarat yang harus dipenuhi agar pengajuan dan analisis varian dapat
dilakukan. uji prasyarat pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data dalam
suatu penelitian data tersebut memiliki sebaran normal atau
tidak. uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Shapiro Wilks dengan taraf siignifikansi > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan
menggunakan livine test for equality variance dengan tingkat
signifikansi > 0,05 yang dibantu menggunakan Spss 15 For
Windows.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
independent sampel t test. Independent sampel t test merupakan salah
satu proseduruntuk menguji hipotesis untuk membandingkan skor t
dari dua sampel untuk melakukan perbandingan distribusi (Latan,
2014). uji ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara
kelompok perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan taraf signifikansi 0,05.

27
H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian ini melalui beberapa tahap,


dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan
penyelesaian penelitinan. prosedur penelitian lebih jelasnya adalah sebaagi
berikut :
1. Persiapan Penelitian
persiapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengajuan judul
b. Observasi
c. Menyusun proposal
d. Seminar proposal
e. Mengurus surat izin penelitian
f. Uji coba instrumen
g. Menganalisis hasil uji coba instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian
a. melakukan pre test
b. melakukan treatment
c. melakukan post test
d. pengumpulan data penelitian
3. Penyelesaian Penelitian
a. menganalisis data
b. menguji hipotesis
.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


digilib.unila.ac.id/24432/3/SKRIPSI%TANPA%20BAB%20%PEMBAHASAN.p
df Diakses Pada Hari Rabu Tanggal 26 Desember 2018 Pukul 17:00
Effendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
https://eprints.uny.ac.id/9683/3/bab%202.pdf Diakses Pada Hari Selasa Tanggal
25 Desember 2018 Pukul 18:00
Kamtini. dan Husni Eardi Tanjung 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu Di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Naional.
Latan, H. (2014). Aplikasi Analisis Data Statistik Untuk Ilmu Sosial SAINS Denan
IMB SPSS. Bandung: Alfabeta.
Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Prenada Media Group.
Musthofa, Yasin. 2007. EQ Untuk Anak Usia Dini Dalam Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Sketsa.
Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati. 2004. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pekerti, Widia,Dkk. 2005. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rismawati. 20012. Menstimulasi Perkembangan Otak Dengan Permainan.
Yogyakarta: Pedagogia.
Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sundayana, R. (2015). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang No 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

29

You might also like