You are on page 1of 21

PENUGASAN I

Kasus Pendahuluan: Memahami Profil KAP


JAWABAN DISKUSI
1. Tugas utama tim perikatan audit:
a. Partner in charge:
 Menyetujui perikatan audit
 Mengepalai tim yang melakukan perikatan audit
 Pengambilan keputusan selama audit berlangsung
 Menandatangani surat penugasan audit.
 Me-review program audit, draft laporan audit independen, draft laporan keuangan.
 Melakukan diskusi dan pembahasan dengan klien mengenai draft laporan
keuangan.
 Menandatangani laporan auditor independen.
 Me-review dan menandatangani management letter.
b. Manajer
 Membuat draft penugasan audit dan program audit.
 Me-review dan melakukan supervisi pekerjaan lapangan: senior dan junior auditor.
 Me-review kecukupan kertas kerja audit dan kumpulan koreksi-koreksi audit.
 Melakukan diskusi dan pembahasan mengenai temuan audit dengan klien.
 Menyusun draft laporan keuangan, laporan auditor independen dan management
letter.
c. Senior Auditor
 Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor.
 Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor.
 Melakukan diskusi dengan staf auditor mengenai temuan-temuan audit dan
alternative prosedur.
 Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager.
d. Staf Auditor
 Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.
 Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai dengan program
audit.
 Menyusun kelengkapan kertas kerja.
 Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager.
 Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit.
2. Tujuan dimilikinya:
a. Partner in charge: mengepalai tim yang melakukan perikatan audit
b. Consulting partner: memberikan nasihat dan review terhadap hasil akhir
Tujuan keduanya adalah menyetujui pelaksanaan perikatan audit secara bersama dan
terlaksananya check and balance sehingga tercipta pengawasan yang memadai dan tetap
terjaganya kompetensi dalam setiap aktivitas audit.
Ya, rotasi partner untuk setiap klien yang berbeda secara periodik adalah penting.
Alasannya adalah sebagai berikut:
1. Mengacu pada seksi 203 dari Sarbanes Oxley yang menyatakan bahwa: “It should be
unlawful for a registered public accounting to provide audit services to an issuer if
the lead (or coordinating) audit partner, or the audit partner responsible for
reviewing the audit, has performed audit services for that issuer in each of the 5
previous years of that issuer”. Dengan demikian, sebuah kantor akuntan publik hanya
boleh menugaskan satu orang partner untuk memimpin audit di satu klien yang sama
selama lima tahun berturut-turut. Aturan ini muncul sebagai bentuk reaksi atas
terjadinya kasus Enron dengan KAP besar yaitu Andersen. Aturan pergantiannya ini
juga diberlakukan di Indonesia sejak tahun 2003.
2. Auditor baru pasti akan melakukan pemahaman baru atas aspek bisnis klien, yang
membuat auditor tersebut menjadi tidak langsung percaya atas reputasi bisnis klien di
masa lalu terkait pelaporan keuangan sehingga auditor baru tersebut menjadi dapat
lebih bersikap skeptis terhadap klien barunya daripada auditor yang sama. Jika auditor
tidak mengetahui bisnis klien dan reputasi klien di masa lalu, maka ia akan lebih
berhati-hati dalam mengaudit klien yang baru.
3. Auditor harus mempertahankan independensi dalam penugasan. Akan wajar jika
independensi auditor diragukan jika ia memiliki tenure yang makin panjang pada satu
klien. Walaupun ia bertugas atas nama pemegang saham, auditor bagaimanapun juga
dipilih dan digaji oleh manajemen klien. Ketika hubungan tersebut makin panjang,
maka dependensi finansial auditor terhadap klien akan makin besar juga. Semakin
tinggi dependensi finansial ini, maka dikhawatirkan independensi auditor akan makin
turun.

3. Melakukan kegiatan marketing untuk menambah akuisisi klien baru tentu tidak
bertentangan dengan prinsip independensi. Alasannya adalah selama kegiatan marketing
tersebut tidak menciptakan harapan yang berlebihan dan tidak menggambarkan seolah-
olah dapat mempengaruhi keputusan pejabat pengadilan, badan pengatur atau
badan/instansi lain yang serupa maka kegiatan marketing tersebut tidak akan
mempengaruhi independensi auditor (Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik 502).
Independensi adalah sikap yang bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain, terdapat 3
jenis independensi auditor yaitu independence in appearance, in fact, in profesionalism;
yang mana ketika KAP beriklan tentu tidak akan mempengaruhi independensinya terhadap
klien karena auditor tahu bahwa bagaimanapun laporan keuangan tetap akan menjadi
tanggungjawab klien dan tanggungjawab auditor terbatas pada pemberian opini atas
laporan keuangan klien.
Ya memang harus, jika tidak ada divisi pemasaran dalam KAP Adi Susilo dan Rekan
maka bagaimana mungkin KAP tersebut dapat dikenal oleh klien dan bagaimana mungkin
klien dapat mengetahui jenis-jenis jasa atestasi, konsultasi, akuntansi, pembukuan dan
jasa-jasa lainnya yang disediakan oleh KAP tersebut.

4. Banyak KAP besar mengakuisisi KAP kecil seperti KAP Adi Susilo dan Rekan dengan
tujuan agar dapat memperluas jaringan kerjanya dan mempercayai bahwa bekerjasama
dengan KAP kecil akan membuat KAPnya lebih mampu bekerja secara berkualitas,
fleksibel dan menjangkau segala ukuran, jenis dan wilayah bisnis klien. Semakin besar
reputasi dan nama suatu KAP yang sering melakukan akuisisi tersebut maka publik akan
semakin percaya terhadap kualitas audit suatu KAP tersebut. Keuntungan yang bisa
diperoleh KAP menengah kebawah jika mau diakuisisi oleh KAP besar adalah nama dari
KAP menengah kebawah tersebut akan ikut terangkat dan terpromosikan secara tidak
langsung. KAP tersebut juga menjadi dapat memperoleh klien dengan ukuran bisnis yang
lebih besar sebagaimana biasa dilayani oleh KAP besar induknya tersebut.
Bentuk penggabungan usaha ini adalah baik untuk profesi audit. Alasannya adalah
berdasarkan penelitian Firth dan Liau Tan (1998) mengatakan bahwa kualitas audit sangat
sering dikaitkan dengan skala auditor yang mencakup empat faktor, yaitu:
1. Jumlah dan ragam klien yang ditangani oleh suatu klien,
2. Ragam jasa yang ditawarkan,
3. Luas cakupan geografis pelayanan jasa yang disediakan, termasuk afiliasi
internasional,
4. Jumlah staf audit.
5. Tentu akan muncul permasalahan akibat aktivitas individu yang sama yang berpindah ke
area yang berbeda dalam perusahaan yang sama. Sebagai contoh bagaimana mungkin
individu yang bertindak sebagai jasa konsultasi atas permasalahan di perusahaan tersebut
bertindak sebagai pengaudit hasil jasa konsultasinya kepada klien. Permasalahan yang
mungkin timbul dari kasus tersebut adalah permasalahan terkait pelanggaran standar
umum auditing yang kedua yaitu standar yang mengharuskan auditor untuk menjaga sikap
mental independennya. Kompetensi seorang auditor saja tidak cukup dalam proses audit,
auditor harus benar-benar jelas dan tegas terhadap perannya sebagai apa dalam proses
audit.

JAWABAN LATIHAN:

1. Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, praktik
pemekerjaan KAP mempengaruhi kebijakan pelatihannya. Praktik pelatihan
mempengaruhi kebijakan promosinya. Praktik kedua kategori tersebut mempengaruhi
kebijakan supervisi. Praktik supervisi mempengaruhi kebijakan pelatihan dan promosi.
KAP wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai:
a. Independensi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa, pada setiap lapis
organisasi, semua staf profesional mempertahankan independensi sebagaimana diatur
dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.
KAP Adi Susilo dan Rekan telah mewajibkan setiap karyawan untuk tidak memiliki
perikatan secara pribadi dengan klien KAP yang sedang diaudit.
b. Penugasan personel, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan akan
dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup
supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan
semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap personel
tersebut, semakin tidak diperlukan.
KAP Adi Susilo dan Rekan, dapat diyakini bahwa SPM terkait kemampuan
profesional teknis tidak diragukan karena banyaknya program dan fasilitas terkait
pelatihan dan peningkatan mutu SDMnya seperti wajib ujian CPA, ikut pendidikan
profesi berkelanjutan, evaluasi kinerja semua tingkatan, dll.
c. Konsultasi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel akan memperoleh
informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement) yang memadai. Sifat konsultasi
akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain ukuran KAP dan tingkat
pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana
perikatan.
KAP Adi Susilo dan Rekan memang telah membentuk consulting partner diluar tim
perikatan audit sehingga consulting partner ini dapat memberikan nasihat dan review
terhadap hasil akhir secara lebih objektif. Selain itu tim perikatan juga dapat
berkonsultasi terkait permasalahan dalam jalannya pelaksanaan perikatan audit.
d. Supervisi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan perikatan
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review
yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain
kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang
tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk menetapkan prosedur
mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk
merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tertentu.
KAP Adi Susilo dan Rekan telah menetapkan bahwa dalam setiap tim perikatan audit
harus terdiri dari partner in charge, manajer, auditor dan beberapa staf, hal ini
bertujuan agar terciptanya supervisi dari atasan ke bawahan dan seterusnya. Yang
kurang adalah peranan partner in charge seharusnya bisa mensupervisi bawahannya
karena dia adalah pihak yang paling bertanggungjawab.
e. Pemekerjaan, yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf
profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka
melakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan KAP tergantung
kepada integritas, kompetensi dan motivasi personel yang melaksanakan dan
melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu, program pemekerjaan KAP
menjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP
Dalam KAP Adi Susilo dan Rekan, Iman Awaluddin selalu menunjuk personil untuk
setiap penugasan audit yang memang sesuai dengan pengalaman profesional dan
pelatihan teknisnya.
f. Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel
memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan
wahana bagi KAP untuk memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai
untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP.
Pengendalian mutu untuk unsur ini juga sudah dilaksanakan di KAP Adi Susilo dan
Rekan, terbukti adanya pelathan awal selama 1 minggu bagi karyawan baru, partner
selalu diwajibkan ikut PPL, telah memiliki gelar CPA, bahkan untuk kedua terakhir
ini KAP sudah menyisihkan dana untuk mendukung tercapainya.
g. Promosi (advancement) , yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua
personel terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk
lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat
terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel terseleksi untuk promosi harus
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, karakter, intelegensi, pertimbangan (judgement),
dan motivasi.
Promosi di KAP Adi Susilo sudah memiliki pengendalian mutu yang baik pula yaitu
berdasarkan pada pengalaman waktu dan prestasi kerja contoh untuk jadi manajer
harus sudah 4 tahun kerja, gelar CPA, konsisten ikut PPL. Lalu unruk senior auditor
harus sudah 2 tahun kerja dan konsisten ikut PPL.
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien, memberikan keyakinan memadai bahwa
perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungan
dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Menetapkan prosedur
dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk menentukan
integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa KAP berkewajiban
kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau
mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan
hati-hati (prudence), KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan
profesionalnya.
Dalam KAP Adi Susilo dan Rekan sudah benar pengendalian terkait hal ini yaitu
dalam menerima perikatan harus disetujui oleh tidak hanya partner in charge namun
juga oleh consulting partner.
i. Inspeksi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang berhubungan
dengan unsur-unsur pengendalian mutu, seperti tersebut pada butir 1 sampai dengan
butir 8, telah diterapkan secara efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan
dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen KAP.
Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada pengendalian yang
ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab di KAP untuk melaksanakan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.
Inilah yang dilakukan oleh Imam Awalludin dalam proses pengendalian mutu secara
keseluruhan di KAP Adi Susilo dan Rekan. Hampir semua area dari perekrutan
karyawan sampai penerimaan dan keberlanjutan klien serta hal-hal lainnya ikut
menjadi tanggungjawab dan perhatiannya sebagai partner yang secara khusus ditugasi
menjadi pengontrol mutu KAP.
Kualitas sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP Adi Susilo dan Rekan:
Berdasarkan uraian dalam soal, saya kira sistem pengendalian mutu di KAP Adi Susilo dan
Rekan sudah cukup baik dan hampir semua unsur diatas telah dilaksanakan
Informasi yang dibutuhkan untuk membuat penilaian tersebut:
 independensi – ada atau tidak surat independensi yang wajib ditandatangani masing-
masing individu sebelum melakukan tugas perikatan audit
 penugasan personel – ada atau tidak sertifikat dan ijazah yang mendukung keahlian
profesinya
 konsultasi – ada atau tidak laporan konsultasi dari orang yang ditunjuk dan bekerja
sebagai consulting partner
 supervisi – ada atau tidak laporan pengecekan berkala dari atasan ke bawahan dalam
hirarki di KAP Adi Susilo dan Rekan, ada atau tidak review atas working paper
bawahan
 pemekerjaan (hiring) – benar atau tidak orang dikerjakan punya keahlian itu,
dibuktikan dengan ujian teknis
 pengembangan profesional – ada atau tidak ijazah dari pendidikan profesional
berkelanjutan dan pelatihan serta perjanjian mengenai tanggung jawab dan kemajuan
karier karyawan di KAP
 promosi (advancement) – benar atau tidak jabatan yang diduduki individu tersebut
sesuai kualifikasi seperti yang disyaratkan
 penerimaan dan keberlanjutan klien – bagaimana bentuk prosedur, diagram alir,
flowchart dan surat perikatan klien dari KAP Adi Susilo dan Rekan
 inspeksi – bagaimana laporan dari Imam Awaluddin atas semua unsur mutu KAP saat
ini
Rekomendasi perbaikan kebijakan sistem pengendalian mutu KAP:
Seharusnya sistem pengendalian mutu digambarkan dalam flow chart yang jelas, didukung
bukti-bukti yang nyata bahwa telah dilakukan dan tanggungjawab tidak hanya diserahkan
kepada perwakilan satu individu saja (Imam Awaluddin) untuk melakukan inspeksi atas
keseluruhan unsur mutu di KAP Adi Susilo dan Rekan.

2. Langkah-langkah yang harus diambil oleh KAP Adi Susilo dan Rekan atas pertimbangan
penerimaan klien yang berstatus perusahaan publik berdasarkan ketentuan Sarbanes-
Oxley Act yaitu:
1. KAP Adi Susilo dan Rekan harus terlebih dahulu mendaftarkan KAPnya sebagai
KAP yang akan mengaudit perusahaan publik pada otoritas bursa terkait dalam hal
ini di Indonesia adalah OJK
2. KAP Adi Susilo dan Rekan harus dapat menjaga independensinya dalam hal ini yaitu
terkait:
a. Tidak melayani jasa tambahan seperti (Section 201):
1. Jasa pembukuan
2. Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
3. Apraisal atau jasa penilaian lain
4. Jasa aktuaria
5. Outsourcing audit intern
6. Fungsi manajemen atau personalia
7. Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi investasi perbankan
8. Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait dengan audit.
9. Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB (atau OJK di Indonesia)
b. Persetujuan Komite Audit.
Sebelum melaksanakan penugasan audit, sebuah kantor akuntan publik harus
mendapatkan persetujuan dari Komite Audit terlebih dahulu.
c. Rotasi partner.
Sarbox menetapkan rotasi partner tiap 5 tahun sekali untuk satu klien yang sama
dimulai dari tahun fiscal 6 Mei 2003 kecuali ssebelumnya telah menjadi partner
audit klien tersebut selama 7 tahun berturut-turut.
d. Pelaporan ke Komite Audit
Auditor harus melaporkan kebijakan dan praktek akuntansi yang penting
(critical), alternatif pencatatan sesuai PSAK terkait dengan isu penting dalam
audit, dan komunikasi tertulis antara auditor dan manajemen.
e. Pengungkapan dalam laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan fee untuk auditor baik untuk jasa
pemeriksaan, jasa lain yang terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang lainnya.
f. Perekrutan mantan auditor
Seorang auditor tidak boleh menjabat sebagai anggota dewan direktur, CEO,
CFO, COO, CAO, controller, direktur audit intern dan jabatan-jabatan lainnya
tanpa ada tenggang waktu karir.
g. Kompensasi partner kantor akuntan publik
Partner kantor akuntan publik tidak boleh menerima kompensasi dari klien selain
jasa audit, perpajakan dan jasa atestasi lainnya.
3. SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan laporan
keuangan yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para investor. Beberapa
ketentuan baru ada terlihat seperti dibawah ini
a. Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan
keuangan.
b. Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-pengungkapan yang tidak
disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan (PSAK). Informasi-informasi
tersebut antara lain, core earnings, free cash flow, EBITDA, dan pre-FAS 133
income. Pengungkapan informasi tambahan tersebut bisa dicantumkan di
laporan tahunan, laporan tertulis lainnya atau dalam website perusahaan.
c. SEC menambahkan pengungkapan transaksi diluar neraca (off balance sheet)
yang harus disertakan dalam penjelasan dan analisis manajemen (management’s
discussion and analysis – MD&A) yaitu pengungkapan tentang pengaturan
transaksi diluar neraca dan tabel yang menjelaskan informasi tentang kewajiban
kontraktual yang pasti akan terjadi. Misalnya standby LC, performance
guarantee dll.

4. KAP Adi Susilo dan Rekan juga harus mengetahui bahwa audit atas laporan
keuangan perusahaan publik merupakan audit yang bersifat integral. Artinya apabila
dalam pengujian tersebut auditor menemukan bahwa pengendalian internal klien
tidak dapat diandalkan maka temuan bisa menjadi kelemahan mendasar (material
weaknesses) dalam pengendalian internal. Kelemahan mendasar akan menyebabkan
pendapat tidak wajar (adverse opinion) dalam pengendalian internal. Penugasan
pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan yang
integral dan tidak dapat dipisahkan. Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section
404) yaitu auditor harus menyatakan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
sekaligus menyatakan pendapat atas atestasi manajemen terhadap pengendalian
internal; Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk menyatakan kewajaran atas laporan
keuangan maupun pemeriksaan terhadap pengendalian internal harus saling terkait;
Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan standar yang integral, mencakup
pekerjaan yang diperlukan dalam audit laporan keuangan dan audit pengendalian
internal. Sehingga auditor sekarang juga memiliki tanggungjawab tambahan untuk
mengevalusi pengendalian internal yang secara khusus dapat menekan resiko
terjadinya penyelewengan keuangan (fraud) yang kemungkinan secara signifikan bisa
mempengaruhi sebuah laporan keuangan.

5. Ketentuan langkah-langkah diatas tersebut ditetapkan dalam SOX, dimana di


Indonesia hampir sama yaitu untuk menjadi KAP dari perusahaan publik setidaknya
harus mematuhi empat beraturan yang ditetapkan oleh OJK (dulu BAPEPAM) yaitu
mencakup Peraturan Profesi Penunjang Pasar Modal :
a. VIII.A.1 : Pendaftaran akuntan yang melakukan kegiatan di pasar modal
b. VIII.A.2 : Independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal
c. X.J.1 : Laporan kepada bapepam (sekarang OJK) oleh akuntan
d. X.J.2 : Laporan berkala kegiatan akuntan
Hirarki auditor dalam Organisasi Kantor Akuntan Publik

cara mendirikan organisasi akuntan public

Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha
perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
§ Memiliki izin akuntan publik.
§ Menjadi anggota IAPI.
§ Mempunyai paling sedikit 2 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal
bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit
1 orang diantaranya berijazah sarjana.
§ Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
§ Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang mencakup aspek kebijakan
atas seluruh unsur pengendalian mutu.
§ Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
§ Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah ruang kantor yang
menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
§ Membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang mencantumkan alamat Akuntan
Publik, nama dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendirian kantor (hanya
untuk KAP berbentuk badan usaha perseorangan).
§ Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor
Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan
di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
§ Memiliki NPWP KAP.
§ Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.
§ Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan
publik.
§ Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan
Rekan yang akuntan publik.
§ Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu
Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
§ Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh
wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan publik


yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, menggunakan
nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada penambahan kata “&
Rekan” di belakangnya apabila jumlah akuntan publik pada KAP tersebut lebih
banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya tercantum sebagai nama KAP.
Nama KAP dilarang menggunakan singkatan atau penggalan nama.

KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP
dapat mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada nama
kantor, kepala surat, dokumen dan media lainnya setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan. Penulisan huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh
melebihi besarnya huruf nama KAP.
Kerjasama KAP dengan KAPA (Kantor Akuntan Publik Asing) dan OAA (Organisasi
Audit Asing) diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 35:
1. KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA.
2. KAP yang melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA
bersama-sama dengan nama KAP setelah mendapat persetujuan
Menteri.
3. Kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang dibuat oleh
dan di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia yang paling sedikit
memuat:
· bidang jasa audit atas informasi keuangan historis
· penggunaan metodologi yang disepakati bersama antara KAPA atau
OAA dengan KAP
· bagian tanggung jawab perdata KAPA atau OAA; dan
· kerja sama bersifat berkelanjutan.
4. Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan setelah KAP
mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan syarat:
· KAPA atau OAA telah terdaftar pada Menteri; dan
· KAPA atau OAA tidak sedang melakukan kerja sama dengan KAP lain.
5. Pencantuman nama oleh KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan dengan 1 (satu) nama KAPA atau OAA.
6. KAPA atau OAA yang namanya sudah dicantumkan oleh KAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) tidak dapat digunakan lagi oleh KAP lain.

Organisasi dan Hirarki Kantor Akuntan Publik

Menurut Mulyadi (2002:33), umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit

dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini :

“1. Partner (rekan)


2. Manajer
3. Auditor Senior
4. Auditor Yunior”.

Adapun uraiannya sebagai berikut :


Ø Partner (rekan)

Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung jawab atas

hubungan dalam klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing.

Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung

jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.

Ø Manajer

Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor senior

dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan

audit, dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap

pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien,

melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang

dilaksanakan para auditor senior.

Ø Auditor senior

Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk

mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk

mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan

menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor

senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.

Ø Auditor junior

Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk

mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini

biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya

di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang

auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia

melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit


di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman dalam

berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut asisten auditor.

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Akuntan Public

Fungsi akuntan public : Melakukan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan

tugas dilikungan Badan SAR Nasinal.

Tanggung jawab akuntan public: adalah menyelesaikan tuga sesuai dengan norma

atau standar audit pemerintahan yang berlaku.

Wewenang akuntan Public : adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh

setiap orang, instansi pemerintah, badan usaha swasta sepanjang tidak

bertentangandengan perundang-undangan yang berlaku


Tahap Auditing Untuk KAP, Akuntan Publik.
AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK
1. Definisi Auditing
Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan
mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien.
Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concept), definisi
auditing adalah: sistem sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-
bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian dan tindakan
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Beberapa ahli juga mengemukakan beberapa definisi auditing, antara lain:
Menurut Sukrisno Agoes, auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen,besertacatatan-catatanpembukuandanbukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”

Menurut Boynton dkk, 2005, auditing adalah:


“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

Menurut Arens dan Loebbecke, 1991, auditing adalah:


”Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seorang
yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan”

2. Tipe-Tipe Auditing
Secara umum, tipe auditing tebagi atas tiga kelompok, antara lain:
a. Audit Atas Laporan Keuangan
Audit ini bertujuan menentukan apakah laporan keuangan yang meliputi
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan arus kas yang merupakan
informasi kuantitaif akan diverifikasi (periksa) yang telah disajikan sesuai
dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tertentu ini apakah
penyajian laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan atau akuntansi yang berterima umum.

b. Audit Ketaatan
Audit ini bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Audit ini dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan
di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan. Hasil audit ini tidak dilaporkan kepada pihak luar namun
kepada pihak tertentu dalam organisasi.
c. Audit Operasional
Audit ini merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan
metode operasi dari suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektivitasnya. Pada umumnya hasil audit menyarankan kepada
manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.

3. Tipe Auditor
Tipe auditor terbagi tiga, antara lain:

a.Auditor Independen

Auditor Independen bertugas mengaudit suatu atau beberapa perusahaan


yang menggunakan jasanya. Auditor ini mempunyai sikap independen
karena tidak terikat dengan suatu entitas dalam melakukan jasa audit
maupun jasa konsultasi.

b.Auditor Pemerintah

Di Indonesia yang bertindak sebagai auditor internal pemerintah adalah


Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan (BPKP), sedangkan yang
bertindak sebagai auditot eksternal pemerintah adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK-RI).
c. Auditor Internal

Auditor ini bertugas pada suatu perusahaan yang melakukan audit untuk
kepentingan manajemen agar kegiatan operasional berjalan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) atau kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

4. Profesi Akuntan Publik

Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus dipimpin


oleh seorang yang bergelar akuntan dan mempunyai izin praktek sebagai
akuntan publik dari Menteri Keuangan. Akuntan tersebut harus berpendidikan,
berpengalaman dan ahli dibidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan
pemeriksaan akuntansi.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus
merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan
membuat rencana yang memuat kapan pemeriksaan akan dimulai, berapa lama
dan kapan laporan harus selesai, berapa orang staf yang ditugaskan, dan
masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi.

(*)
5. Hirarki Kantor Akuntan Publik

Organisasi utama Kantor Akuntan Publik terdiri dari:

A. MANAGING PARTNER DAN PARTNER, tugasnya:


• Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas KAP.
• Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.
• Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan audit dan konsultansi.

B. EXPERT ADVISORY TEAM (Tim Penasihat Ahli), terdiri dari:

DATABASE ADMINISTRATOR

• Membuat dan me-maintenance database kantor.


• Melakukan perawatan hardware maupun software.
• Mengatur distribusi email yang keluar dan masuk.
• Men-support seluruh kebutuhan database tim auditor maupun tim
konsultan.

OFFICE PERSONEL DIVISION

• Melaksanakan penerimaan, penempatan, dan administrasi pegawai.


• Membantu manajemen kantor dalam menyelesaikan masalah di
bidang kepegawaian.
C. OFFICE SECRETARY, membantu kelancaran tugas pekerjaan Kantor
Akuntan Publik, dalam penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan, antara
lain :

• Mengurus surat menyurat dan pengirimannya.


• Menerima dan mengirim telpon / faksimili.
• Membantu manajemen dalam menyelesaikanmasalahdibidang
kesekretariatan dan rumah-tangga kantor.

Untuk menunjang kinerja terdapat organisasi pendukung fungsional. Organisasi


pendukung fungsional terbagi menjadi dua divisi, yaitu audit division dan
consultant division.

1. AUDIT DIVISION, terdiri dari:

A. AUDIT DIRECTOR, tugasnya:

• Membantu Managing Partner / Partner melaksanakan kegiatan manajemen


operasional di Divisi Audit – Kantor Akuntan Publik, misalnya melakukan
pembahasan pra-kontrak / kontrak penugasan jasa audit.
• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan audit Kantor
Akuntan Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan manajer dan
supervisor, di bidang jasa audit.
• Membahas permasalahan yang timbul di lapangan dan menyelesaikannya;
bilamana perlu masalah tersebut dibahas dengan rekan pimpinan / rekan.

B. AUDIT MANAGER, tugasnya:


• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan audit Kantor
Akuntan Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan supervisor dan tim di
bidang audit.
• Me-review konsep laporan laporan auditor independen dan/atau sejenisnya,
serta membahasnya dengan Managing Partner / Partner dan Supervisor
sebelum konsep laporan tersebut dibahas dengan pihak klien untuk
difinalkan.
• Membahas laporan auditor independen dengan pihak klien dan kemudian
memonitor penyelesaian laporan tersebut sampai dengan laporan
ditandatangani Managing Partner / Partner untuk dikirimkan kepada klien.

C. AUDIT SUPERVISOR, tugasnya:

• Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.


• Merencanakan dan menyusun program audit. Tugas ini meliputi: Menetapkan
penugasan auditor dan menyiapkan surat tugas, menyusun rancangan
program audit dan mempersiapkan perlengkapan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
• Mengawasi dan melaksanakan proses audit.
• Membagi tugas pekerjaan harian dan formulir pekerjaan.
• Mengawasi pelaksanaan tugas oleh para auditor.
• Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit yang disiapkan
oleh Chief Auditor (Ketua Tim).
• Menyelenggarakan administrasi audit.
• Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan
permasalahan yang ditemukan.

D. TIM AUDITOR, yang terdiri dari chief auditor, senior auditor, dan junior
auditor

2. CONSULTANT DIVISION, terdiri dari:

A. EXECUTIVE DIRECTOR, tugasnya:

• Membantu Managing Partner / Partner melaksanakan kegiatan manajemen


operasional di Divisi Konsultan – Kantor Akuntan Publik, misalnya melakukan
pembahasan pra-kontrak / kontrak penugasan jasa konsultansi.
• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan konsultansi Kantor
Akuntan Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan manajer dan
supervisor, baik di bidang jasa konsultansi.
• Membahas permasalahan yang timbul di lapangan dan menyelesaikannya;
bilamana perlu masalah tersebut dibahas dengan rekan pimpinan / rekan.

B. CONSULTANT MANAGER, tugasnya:

Membantu Executive Director melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis


jasa konsultansi di Divisi Konsultan – Kantor Akuntan Publik, misalnya
melakukan pembahasan lingkup pekerjaan dalam kontrak penugasan jasa
konsultansi, dan laporan konsultansi (draft / final).

• Mereview laporan dan laporan konsultansi (draft / final) dan membahasnya


dengan Executive Director (atau jika perlu, Managing Partner / Partner) dan
Supervisor sebelum konsep laporan tersebut dibahas dengan pihak klien
untuk di-”final”-kan.
• Membahas laporan final dengan pihak klien dan kemudian memonitor
penyelesaian laporan jasa konsultansi sampai dengan laporan ditandatangani
Managing Partner / Partner, selanjutnya agar dikirimkan kepada klien.

C. CONSULTANT SUPERVISOR, tugasnya:

• Menyiapkan kontrak kerjasama konsultansi.


• Merencanakan dan menyusun program konsultansi. Tugas ini meliputi:
menetapkan penugasan konsultan dan menyiapkan surat tugas serta
menyusun rancangan program konsultasi dan mempersiapkan perlengkapan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan konsultan (Ketua &
Anggota Tim) di lapangan, membagi tugas pekerjaan harian dan formulir
pekerjaan, mengawasi pelaksanaan tugas oleh para konsultan.
• Mereview konsep laporan konsultasi dan kertas kerja pemeriksaaan yang
disiapkan oleh Ketua Tim.
• Menyelenggarakan administrasi konsultasi.
• Membuat laporan kepada manajer sebagai atasannya, mengenai hasil
pekerjaan konsultasi dan permasalahan yang ditemukan.

D. TIM CONSULTANT, yang terdiri dari chief consultant, senior consultant, dan
junior consultant.

(*)
Sumber: kap-chaeroni-rekan.com

6. Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik


Akuntan merupakan salah satu jenis profesi yang menghasilkan berbagai
macam jasa bagi masyarakat yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu jasa
atestasi dan jasa non atestasi. Sebelum membahas kedua golongan jasa
tersebut alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan atestasi (attestation) dan asersi. Atestasi adalah suatu pernyataan
pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi mengenai suatu entitas sesuai dalam semua hal yang signifikan,
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dan yang dimaksud dengan asersi itu
sendiri adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk dipergunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).(Mulyadi dan
Kanaka, 1998) Jasa atestasi dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

Auditing. Jasa profesi ini mencakup perolehan dan penilaian bukti yang
mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang diuat
oleh manajemen. Akuntan publik yang melakukan jasa audit ini di sebut dengan
auditor. Dalam pelaksanaan tugas ini auditor memberikan keyakinan positif
(positif assurance) atas asersi yang di buat manajemen dalam laporan keuangan historis.
Auditing ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling di kenal masyarakat dan
jasa profesi ini seringkali disebut dengan jasa tradisional profesi akuntan publik.
Pemeriksaan (examination). Jasa profesi ini menghasilkan pernyataan
suatu pendapat mengenai kesesuaian asersi yang di buat oleh pihak lain dengan kriteria
yang telah ditetapkan organisasi. Contoh jasa profesi ini adalah pemeriksaan terhadap
informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan menentukan kesesuaian pengendalian intern
suatu entitas.
Review. Jasa profesi ini bisa berupa permintaan keterangan dan prosedur
analitis terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan memberikan keyakinan
negatif atas esersi yang terkandung dalam laporankeuangan suatu entitas.
Prosedur yang disepakati. Jasa profesi ini ruang kerjanya leih sempit bila
dibandingkan dengan revie dan pemeriksaan, contoh dari jasa profesi ini klien dan akuntan
publik ersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur atau akun dalam
laporan keuangan.
Jasa non atestasi merupakan jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan
publik yang didalamnya memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Bentuk jasa non atestasi ini meliputi: jasa
perpajakan, jasa konsultasi manajemen dan jasa kompilasi. Dalam jasa perpajakan, profesi
akuntan publik ini dapat memberikan jasanya berupa pengisian surat pemberitahuan pajak
tahunan(SPT)pajakpenghasilan,
perencanaan pajak dan mewakili klien dalam menghadapi masalah perpajakan. Jasa
kompilasi, akuntan publik memberikan jasanya berupa penyusunan laporan
keuangan.

7. GambaranUmumStandarPemeriksaanAkuntansiPublik
(SPAP)(**)

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan tindakan
yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran mutu
kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan pada page berikutnya.

You might also like