Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
SRI HARTONO
i
ii
SKRIPSI
Oleh :
SRI HARTONO
ii
ii
ii
iii
“Apapun yang bisa kamu lakukan, atau kamu bayangkan kamu bisa,
keajaiaban”. (Goethe)
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya ; hidup di tepi jalan
dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah (Abu
Bakar Sibli).
Jatuh itu biasa tetapi bangkit itu luar biasa, tidak masalah berapa kali
anda jatuh yang penting berapa kali anda bangkit setelah anda terjatuh,
sukses itu penting tapi bersyukur jauh lebih sukses (Spiritual Sinergi
Semesta)
Allah SWT, yang telah memberi jalan petunjuk dan kemudahan untuk
menjalani hidup.
iii
iv
Kedua orang tuaku yang tercinta (Sunarman dan Liti Luhida) yang
sudah memberikan dorongan dan do`a yang tak pernah putus. Betapa
merasa bangga atas semua perjuangan untuk hidup dan masa depanku.
telah memberikan dukungan hingga aku bisa meraih apa yang aku
inginkan.
Pembimbingku (Ns. Murwati S.Kep M.Kes dan Ns. Fitriana S.Kep) dan
Pengujiku (Ns. Tita Septi Handayani M.Kes dan Ns. Hengki Tranado
tercinta.
iv
v
v
vi
Sri Hartono
Peran Kader Siaga Bencana dalam Mitigasi Bencana Masyarakat Pesisir
Kelurahan Lempuing Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2017
(dibimbing oleh Murwati, Fitriani)
XIV+ 61 halaman + 4 bagan + 3 tabel + 9 Lampiran
vi
vii
ABSTRACT
Sri Hartono
The Role of Disaster Prone Cadres in Coastal Disaster Mitigation of Lempuing
Village, Ratu Agung Sub-district of Bengkulu City 2017
(Supervised by Murwati, Fitriani)
XIV + 61 pages + 4 charts + 3 tables + 9 Attachments
Disaster Prone Cadres are communities that function to prevent emergency and
disaster emergency, including community preparedness, prevention and mitigation or
taming of emergency and disaster events, and also functions for quick reaction
handling in the field of health.
Based on the results of the previous study in Lempuing conducted on December
25, 2016, through interviews obtained from 7 people, 5 people said they did not know
how to reduce the impact of the disaster, whether natural disaster, human disaster or
combination of both.
While two others can explain how to reduce the impact of disasters, both
natural disasters, human-caused disasters or a combination of both.
The purpose of this research was to know the role of disaster alert cadres in
disaster mitigation coastal communities in Lempuing of Ratu Agung in Bengkulu Year
2017.
The research method used in this research was descriptive research. The
subjects of the research were 36 people with Non-Probability sampling technique by
using secondary data and primary data which were processed using univariate. This
research was conducted on 18 - 22 July in Lempuing Village of Bengkulu.
The result of this research shows that almost 26 cadres (72.2%) have good role,
while a small number of respondents have less good role in disaster mitigation that is
10 cadres (27.8%)
vii
viii
KATA PENGANTAR
panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul : “Peran Kader Siaga
Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
studi Ners STIKES Dehasen Bengkulu penulis menyadari tanpa bantuan dari
berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan Skripsi ini, untuk itu
penulis menyampaikan hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan
1. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes selaku Ketua STIKes Dehasen Bengkulu.
2. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kp, M.Kes, selaku pembantu Ketua I STIKes
Dehasen Bengkulu.
3. Ibu Ns. Murwati, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ners Sekolah
saya, Pada kesempatan ini secara khusus saya sampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga, dimana ditengah kesibukan beliau, beliau masih bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing saya dengan penuh
4. Ibu Ns. Fitriana, S.Kep, selaku pembimbing II saya yang telah membimbing saya
dengan baik dan di tengah kesibukan beliau, beliau masih meluangkan waktu dan,
viii
ix
tenaga untuk membimbing saya dengan penuh kesabaran sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Bapak ibu Dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu.
6. Tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sangat tulus kepada kedua orang tua
saya yang telah memberikan dukungan, doa, motivasi, dan memberikan hampir
sebagai tanda ucapan terimah kasih atas apa yang telah kalian berikan, meskipun
nilai apa yang kalian berikan belum senilai apa yang saya berikan saat ini.
yang banyak memberikan bantuan dan dorongan moril maupun materil kepada
saya, saya ucapkan terima kasih khususnya kepada sahabat-sahabat Yogi Saputra,
Hidayat, Sevin Hidayat, Rozi Efrianto, Ewan Akoni dan Hendri Pardian Kusuma.
Skripsi ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesian Skripsi ini semoga
Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan membalas kebaikan yang
telah diberikan dengan pahala yang setimpal. Akhirnya semoga Skripsi ini
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.............................................. v
ABSTRAK................................................................................................ vi
ABSTRACT.............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1. Tujuan umum ............................................................................. 8
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 8
2. Manfaat praktisi.......................................................................... 8
x
xi
3. Fase-fase Bencana.................................................................................. 14
4. Macam – macam Bencana Alam .......................................................... 15
B. Konsep Mitigasi........................................................................................... 20
1. Pengertian.............................................................................................. 20
xi
xii
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
DAFTAR BAGAN
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam antara lain berupa gempa
psikologis. Kerugian yang disebabkan oleh bencana alam sangat besar, sehingga
Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang mencoba, untuk terus
berbenah diri guna menyambut persaingan pasar bebas. Namun, dalam usahanya
berbenah diri tersebut Indonesia yang letak geografisnya diapit oleh dua benua
dan dua samudra ini sering kali terhambat, bahkan kembali mengalami
penurunan akibat dampak langsung dari pasar bebas ataupun bencana yang
1
2
Dari dunia bencana alam antara tahun 2004 dan 2013 yang dilaporkan 41,2
AsiaPasifik, Asia Tenggara terutama Indonesia dan Filipina yang paling terpukul
oleh bencana alam yang menewaskan lebih dari 350.000 yang akibat dari 500
yang rentan terhadap potensi bencana alam geologi, seperti: gempa bumi, tanah
longsor, banjir, angin topan, dan sebagainya. Hal ini dipertegas dengan bencana-
bencana alam yang sering kita temui sehari-hari. Banjir bandang di Lamongan
dan di bandung atau di banyak daerah saat musim hujan, Gempa bumi di Padang
Fokus kajian pada penelitian ini adalah masyarakat pesisir. Wilayah pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan yang sangat berpotensi terjadinya
bencana. Bencana yang paling banyak kita temui adalah kerusakan akibat gempa
pengaruh ikutan yang terjadi akibat bencana alam seperti ledakan gunung berapi.
Beberapa bencana alam yang terjadi seluruh dunia dan memakan banyak
china ini berkuaatan 7,9 SR dan telah menewaskan 69,195 orang serta 18,392
orang hilang. Gempa darat atau gempa sesar ini diikuti oleh beberapa kali gempa
susulan atau aftershock. Bencana Alam Gempa bumi Haiti, 12 Januari 2010;
kekuatan gempa ini sebesar 7 SR dengan kedalaman 10 Km. Gempa Haiti 2010
lebih 200.000 rakyat Haiti, 1,3 juta orang harus mengungsi, dan merusak ribuan
rumah. (Sumber:www.ibnurusydy.com)
berkuatan 8,8 SR ini berpusat di 35.909° LS, 72.733°BB. Gempa bumi Chili ini
Kerusakan bangunan berupa rumah sebanyak 370,000 unit, sekolah 4,013 unit,
dan rumah sakti 79 unit. Sampai dengan 16 April 2010, telah terjadi 21 gempa
Bencana Alam Gempa Bumi juga terjadi di Nepal, pada 25 April 2015; gempa
bumi dahsyat melanda negara Nepal dengan magnitudo 7,8 SR pada kedalaman
15 km. Gempa bumi ini menewaskan ribuan warga nepal dan meratakan
Sementara itu beberapa bencana alam juga terjadi di di indonsia Pada tahun
2 September 2009 tercatat bencana yang terjadi adalah gempa Tasikmalaya yang
berkuatan 7,7 SR, gempa ini menimbulkan tsunami setinggi 3 meter, merupakan
membunuuh 668 orang dan 65 orang hilang. Tsunami akibat gempa tersebut
4
(Sumber:www.ibnurusydy.com)
7,6 SR, bencana alam gempa bumi ini telah menewaskan 1,115 orang dan
melukai 1,115 orang serta merusak sejumlah rumah dan bangunan publik.
Gempa ini juga memicu tanah longsor yang luar biasa sehingga ada desa yang
menyebabkan 286 orang dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan
hilang. (Sumber:www.ibnurusydy.com)
Secara geografis Provinsi Bengkulu terletak pada posisi 101° 1′ - 103° 46′
BT dan 2° 16′ - 5° 13′ LS, membujur sejajar dengan Bukit Barisan dan
berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dengan panjang garis pantai ± 525
Januari 2017 5.2 SR, 02 Februari 2017 5.3 SR, 26 Februari 2017 5.2 SR, dan 02
jiwa dan di wilayah hulu sejumlah 262.427 orang. Nampak ada kecenderungan
Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, baik yang berskala besar
maupun berskala kecil, yang dapat diakibatkan oleh alam maupun manusia yang
dapat terjadi ecara cepat maupun perlahan yang akan mengakibatkan kerugian
korban jiwa mati maupun cacat serta kerugian material lain, seperti rusaknya
penanganan lapangan yang cepat, tepat serta akurat. Untuk itu perlu diwaspadai
Salah satu komponen yang diharapkan adalah peran siaga ners yang dapat
yang tergabung dalam Kader Siaga Bencana (KSB), yang diharapkan dapat
memberikan unsur pelayanan kesehatan pra rumah sakit maupun unsur pelayanan
6
rumah sakit secara cepat yang bertujuan mengurangi angka kematian dan angka
mitigasi atau penjinakan kejadian gawat darurat dan bencana, serta berfungsi
pula untuk reaksi cepat penanganannya di bidang kesehatan. Latar belakang dari
dibentuknya KSB antara lain adalah kenyataaan bahwa selama ini aktivitas
yang sudah ada sebagai salah satu dari sekian banyak tugas yang lain, sehhingga
aman dan sehat yang tercipata oleh peran aktif masyarakat termasuk swasta,
dan bencana. Hakekat Safe Community adalah upaya oleh masyarakat, dari
Agung, Kota Bengkulu, tercatat Jumlah penduduk sebanyak 5.030 orang dengan
tsunami karena geografi terletak dekat dengan pantai, sehingga wilayah ini
merupakan wilayah yang rawan bencana alam terutama gempa bumi, tsunami
di dapatkan data dari 7 orang Masyarakat 5 orang mengatakan tidak tahu cara
mengurangi dampak dari bencana, baik bencana alam, bencana ulah manusia
maupun gabungan dari keduanya. Sedangkan dua orang lainnya bisa menjelaskan
cara mengurangi dampak dari bencana, baik bencana alam, bencana ulah
penelitian di lapangan dengan judul “Peran kader siaga bencana dalam mitigasi
B. Rumusn Masalah
dapat adalah “Bagaimana Peran kader siaga bencana dalam mitigasi bencana
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2017
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktisi
1. Bidang Akademik.
selanjutnya.
kurangnya menolong diri sendiri atau keluarga jika terjadi penyakit bencana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Konsep Bencana
faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
korban jiwa serta kerugian yang meluas pada kehidupan manusia baik dari
dikatagorikan menjadi tiga, yaitu bencana alam, bencana sosial dan bencana
campuran.
kejadian alamiah, seperti gempa bumi, tsunami, gunung berapi, dan angin
topan. (IDEP, 2007) Menurut UU No. 24 Tahun 2007, bencana alam adalah
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
10
11
Tahun 2007).
tanah; api : kebakaran, letusan gunung api). Bencana alam juga didefenisikan
sebagai peristiwa yang terjadi akibat kerusakan atau ancaman ekosistem dan
skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah
yang terkena.
dan nyawa. Sekarang, pengertian bencana alam tidak selalu seperti itu. Ada
definisi tambahan untuk bencana alam, yaitu „bencana yang disebabkan oleh
kerusakan ekosistem alam. Derita yang dialami oleh alam kemudian, pada
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana
manusia.
13
tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis
sebagainya).
3. Fase-fase Bencana
terjadinya suatu bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase
postimpact.
pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga,
b. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-
(survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan
fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada
15
fungsi komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para
a. Abrasi
a) Pengertian Abrasi
daerah pantai yang terjadi karena gelombang dan arus laut destruktif.
mulai dari yang paling dekat dengan air laut karena menjadi sasaran
b) Penyebab Abrasi
1) Arrasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor alam
b. Gempa Bumi
1) Keracunan makanan
3) Gangguan pernapasan
c. Tsunami
a) Defenisi Tsunami
b) Penyebab Tsunami
1) Gangguan pernapasan
2) Keracunan makanan
a) Pengertian
badai tropis, taifun, atau angin ribut tergantung pada daerah dan
bisa bersifat sangat merusak atau destruktif tinggi, siklon tropis adalah
panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.
19
b) Penyebab
dari daerah katulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi. Angin
Ia bisa tumbuh ketika suhu muka laut berada di atas 27 oC dan bisa
F. Konsep Mitigasi
4. Pengertian
mengurangi dampak dari bencana baik bencana alam. bencana ulah manusia
bencana, menjadi salah satu tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam rangka pemberian rasa aman dan perlindungan dari ancaman bencana
yang mungkin dapat terjadi. Ada empat hal penting dalam rnitigasi bencana,
yaitu :
1) tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana;
3) mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
ancarnan bencana.
mitigasi non struktural antara lain meliputi perencanaan tata guna lahan
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah gempabumi, tsunami, banjir, letusan gunung api,
tanah Iongsor, angin ribut, kebakaran hutan dan lahan, letusan gunung api.
kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi
potency) ini dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana gempa di
zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi
bencana letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi
memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency) yang tinggi. Hal ini
ikutan (collateral hazard potency) yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat
bahaya ikutan (collateral hazard potency) ini sangat tinggi terutama di daerah
a) Mitigasi Struktural
bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang
b) Mitigasi Non-Struktural
selain dari upaya tersebut diatas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan
rawan bencana.
ditimbulkannya.
yang didukung oleh rencana tata ruang yang sesuai. Sering terjadinya
peristiwa banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan
melindungi diri mereka sejauh mungkin. Tujuan utama (ultimate goal) dari
2) Fokus bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan,
membangun sendiri.
membangun rumah.
daerah yang rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi,
a. Sikap
dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb adalah salah seorang ahli
Dalam kata lain uji sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
reaksi tertutup.
28
b. Pengetahuan
c. Kepercayaan
d. Budaya
Adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, prakasa, pakaian, bangunan dan karya seni.
e. Tokoh masyarakat
Pengaruh itu berupa dipatuhinya perintah atau anjuran mereka oleh orang-
f. Leluhur
orang tua maupun orang tua leluhur (seperti kakek nenek, canggah, dan
g. Kearifan lokal
e. Abrasi
yang aman.
mengurangi energi ombak jika terjadi badai atau tsunami untuk daerah
pantai.
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gempa Bumi antara lain :
getaran/gempa.
bangunan.
lahan.
31
bumi.
9) Selalu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi goncangan gempa
bumi.
g. Bencana Tsunami
bahaya tsunami.
beresiko.
pemukiman.
7) Tempat/ bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk
Indonesia.
sekitarnya.
tsunami.
1. Pengertian
pencegahan dan mitigasi atau penjinakan kejadian gawat darurat dan bencana,
Latar belakang dari dibentuknya KSB antara lain adalah kenyataaan bahwa
dilakukan oleh unit kerja yang sudah ada sebagai salah satu dari sekian
banyak tugas yang lain, sehhingga tidak tertangani secara optimal. KSB
mandiri.
keadaan aman dan sehat yang tercipata oleh peran aktif masyarakat termasuk
cepat penanganan di bidang bencana, Kader Siaga Bencana sebagai tim siaga
35
bencana yang dibentuk oleh STIkes Dehasen melalui pelatihan itensif oleh
2. Tujuan
berikut :
darurat dan bencana melalui peran KSB dan sosialisasi KSB yang harus
lapisan
3. Manfaat
4. Visi misi
a. Visi
bantuan darurat.
b. Misi
jaringan kerelawanan
kesiapsiagaan bencana
bencana
37
5. Tugas
tepat, cermat
bencana
6. Janji
a. Melaksanakan segala hak dan kewajiban saya sebagai anggota Kader Siaga
Bencana.
7. Manajemen Bencana
Rekonstruksi dan
Penataan Kembali
Rehabilitasi
Keterangan:
1. Mitigasi adalah proses pengumpulan dan analisa data bencana sebagai upaya
alam yang terjadi, guna persiapan tanda bahaya, berkaitan dengan sistem
dapat menghubungi: bidan desa, petugas LKMD, RT, RW, kepala desa
(lurah), tokoh masyarakat, tim penggerak PKK (Depkes RI, 1999) dalam
Mahdaniar (2014).
40
D. Kerangka Teori
hubungan antar varibel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel luar
(Notoadmojo, 2010)
Mitigasi
Peran Kader Mitigasi Struktural
Siaga Bencana Bencana
Mitigasi Non
Struktural
variabel yang akan diteliti, kerangka konsep setidaknya berisi tentang faktor
penyebab atau resiko timbulnya masalah yang akan diteliti (Sulityaningsih, 2011).
41
42
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari masing-
Rancangan Penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan 4.1 dibawah
ini:
Baik
Peran Kader Siaga Mitigasi Bencana
Bencana masyarakat pesisir
Kurang Baik
B.
Variabel Independen Variabel Dependen
44
45
1. Populasi
pasien adalah data primer yang diambil bulan Januari 2017 sebanyak 5.030
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi yang
a. Kriteria inklusi
penelitian pada populasi target atau populasi aktual, sehingga subjek dapat
Kota Bengkulu.
b. Kriteria Eksklusi
tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab antara
lain :
3. Sulit ditemui
tekhnik Total sampling dengan tekhnik qouta sampling, yaitu tekhnik untuk
dalam penelitian ini berjumlah 36 responden yang di ambil per 2 orang dari
18 RT.
47
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
bagian terdiri dari 2 soal/pertanyaan (soal a dan b), bentuk pertanyaan tertutup
dengan menyediakan dua alternatif jawaban dan responden harus mengisi dua
jawaban ketentuan benar atau salah yang sesuai dengan pendapatnya, bobot nilai
telah diisi oleh responden kemudian hasil data dikumpulkan dan diolah melalui
komputerisasi.
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada atau data yang
berjumlah 2.477 orang. Ada 3 RW dan 18 RT yang terdiri dari 1.152 KK.
Cara pengumpulan data terdiri dari dua yaitu tahap persiapan dan
konsul judul, studi pustaka dan melakukan survei awal atau pra penelitian.
melaksanakan penelitian.
tahap :
untuk di analisis.
4. Analisis Data
a. Analisis univariat
F
P = x 100 %
n
Keterangan :
N = Jumlah responden.
5. Etika Penelitian
a. Alur Penelitian
c. Confidently (Kerahasiaan)
peneliti.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2. Jalannya Penelitian
dari Tanggal 18 Juli sampai dengan 29 Juli 2017. Objek dalam penelitian ini
53
54
pada tanggal 17 Juli 2017 mengambil surat rekomendasi dari KP2T Kota
responden, lembar informed concent dan kuesioner dan setelah itu sampel
dimulai dari proses Editing yaitu melihat apakah isi jawaban atau data yang
diolah tersebut sudah tersedia lengkap dan apakah sudah relevan dengan
tujuan penelitian. Coding yaitu kode pada setiap jawaban. Tabulating yaitu
master tabel. Entry yaitu memasukan data yang sudah dilakukan editing dan
data siap dianalisis. Cleaning yaitu untuk memastikan apakah semua data
Lempuing. Berdasarkan hasil univariat pada penelitian ini dapat dilihat data
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Peran Kader Siaga Bencana Dalam Mitigasi Bencana di
Masyarakat Pesisir Kelurahan Lempuig Kecamatan Ratu Agung Kota
Bengkulu Tahun 2017
B. Pembahasan
Mitigasi bencana. Semakin Baik peran seorang kader maka semakin baik pula
mitigasi bencananya.
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem
yang di pengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil pada situasi sosial tertentu sehingga dapat memberikan motivasi
Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa Sebagian besar dari kader
10 orang kader (27.8%). Dengan kata lain kader yang tinggal diwilayah
kelurahan lempuing sebagian besar memiliki peran yang baik dalam mitigasi
bencana.
Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Menurut Hurlock (1998) yang dikutip oleh Yolanda (2014)
bahwa semakin cukup umur seseorang maka perilaku seseorang lebih matang
dalam bekerja. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
57
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya,
masih muda dan baru menginjak dewasa memiliki tingkat kinerja yang baik dan
Kelemahan umur yang masih muda diantaranya masih labil dalam membuat
suatu keputusan, lebih tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tingkat emosi
yang tinggi dan tidak sabar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, Kader Siaga
sebanyak 35 orang. Hal ini yang menyebabkan Peran Kader Siaga Bencana Baik,
menurut teori Green, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
perilaku atau yang member referensi dalam pengalaman belajar seseorang. Hal
ini juga didukung oleh perubahan perilaku individu dalam kehidupan nyata
pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses tunggal yang meliputi latihan, akal
58
akal budi dianalisa menjadi kemampuan yang terpisah dan efektivitas pendidikan
perubahan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan pada dasarnya adalah
perubahan pola tingkah laku yang diinginkan. Makin tinggi tingkat pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan kader makin banyak pula yang diketahui kader
orang, Menengah 26 orang, dan dasar 1 orang, hal ini yang menyebabkan Peran
Ontonhie (2014) yang meneliti dengan judul “Hubungan Peran Serta Kader
sebagian besar kader (86,9%) sudah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai
kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak
aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya
status gizi bayi dan balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini
dengan jelas (Isaura, 2011). Begitu juga dengan peran kader dalam mitigasi
bencana, peran kader sangat pemting karena kader adalah ujung tombak dalam
dan mitigasi bencana. Bila peran kader siaga kurang baik maka pelaksanaan
mitigasi bencana juga akan menjadi kurang baik dan akibatnya masyarakat
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari kader sebanyak 26 orng kader (72.2%) memiliki peran baik sedangkan
sebagian kecil responden memiliki peran kurang baik dalam mitigasi bencana
B. Saran
a. Bidang Akademik.
selanjutnya.
60
61
kurangnya menolong diri sendiri atau keluarga jika terjadi penyakit bencana
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Latief 2015 Peran Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Alam Di Kota Palopo
Amin Fatah. 2014. Mitigasi Dampak Abrasi Air Laut Pada Masyarakat Petani
Tambak Di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang
63
http://www.ibnurusydy.com/bencana-alam-gempa-bumi-terdahsyat-di-abad-ke-
21/#ixzz2vpd6quOY
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum
Mitigasi Bencana
63
Lampiran
63
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Bengkulu, ...............2017
Yang membuat pernyataan
( )
63
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DEHASEN BENGKULU
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2017
( Sri Hartono )
63
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Petunjuk pengisian
Jawablah sesuai dengan pertanyaan yang ada, dimana setiap 1 bagian
terdiri dari 2 soal/pertanyaan, Checklist (√) jawaban yang anda anggap benar.
Kriteria:
1. Mampu melakukan tindakan
2. Mampu menjelaskan tindakan
Keterangan pilihan jawaban setiap 1 bagian
Baik (B) : Dapat menjawab 2 soal/pertanyaan
Tidak Baik (TB) : tidak dapat menjawab < 2 soal/pertanyaan
Peran Kader Siaga Bencana (Kader) Dalam mitigasi Bencana
1 a. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan pemetaan daerah Pernah
d
rawan bencana diwilayah anda bertempat tinggal?
TidakPernah d
b. Apakah pemetaan yang dilakukan disemua wilayah RW Iya d
dan RT kelurahan Lempuing?
Tidak d
2 a. Apakah di lingkungan atau kelurahan dimana bapak/ Ibu Iya d
bertempat tinggal ini telah tersedia Sarana Komunikasi
Tidak d
pendukung system peringatan dini (Handphone, Radio,
Kentongan, Speaker, dll) sederhana, untuk
mengantisipasi risiko bencana secara lengkap?
63
3 a. Apakah anda terlibat aktif dalam pembangunan sarana Iya d
mitigasi struktural dalam rangka pengurangan risiko
bencana yang ada di kelurahan lempuing? Tidak d
b. a. Apakah anda ikut serta dalam penanaman hutan Iya d
mangrove? Tidak d
b. Apakah anda ikut serta dalam pembangunan Iya
d
pemecah gelombang? Tidak d
c. Apakah anda Memperkuat desain bangunan rumah Iya
d
anda? Tidak d
d. Apakah anda ikut serta dalam perlindungan Iya
d
terumbukarang? Tidak d
63
b. a. Apakah Bapak/ibu memiliki pelampung untuk Iya
mengantisipasi risiko bencana? Tidak d
b. Apakah Bapak/ibu memiliki rakit sederhana untuk Iya d
mengantisipasi risiko bencana? Tidak d
63
b. Apakah di wilayah bapak/ Ibu bertempat tinggal Iya
telah menyediakan Perahu Penyelamat sebagai Tidak d
d
Sarana Evakuasi apabila terjadi bencana ?
Iya d
c. Apakah di wilayah bapak/ Ibu bertempat tinggal
Tidak d
telah menyediakan truk sebagai Sarana Evakuasi
apabila terjadi bencana ?
11 a. Apakah Bapak/ibu telah mempersiapkan : tabungan, Iya d
asuransi jiwa/harta/benda, tanah/rumah di tempat lain,
dll, untuk kewaspadaan keluarga terhadap kemungkinan Tidak d
terjadinya bencana
b. a. Apakah Bapak/ibu telah mempersiapkan Iya d
tanah/rumah di temat lain untuk kewaspadaan Tidak d
keluarga terhadap kemungkinan terjadinya bencana
b. Apakah Bapak/ibu telah mempersiapkan asuransi Iya d
jiwa kewaspadaan keluarga terhadap kemungkinan Tidak d
terjadinya bencana
c. Apakah Bapak/ibu telah mempersiapkan Tabungan Iya
d
untuk kewaspadaan keluarga terhadap kemungkinan Tidak d
terjadinya bencana
12 a. Apakah bapak/ Ibu atau salah satu dari anggota keluarga Iya d
ini pernah mengikuti kegiatan simulasi tanggap darurat
Tidak d
bencana?
b. a. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti kegiatan Iya d
simulasi tanggap darurat bencana? Tidak d
b. Apakah istri/suami bapak/ibu pernah mengikuti Iya
d
kegiatan simulasi tanggap darurat bencana Bapak Tidak d
c. Apakah anak bapak/ibu pernah mengikuti Iya
d
kegiatan simulasi tanggap darurat bencana? Tidak
d
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63