You are on page 1of 11

A.

Pengertian motivasi menurut para ahli


Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak
dalam perilaku individu dalam perilaku individu baik yang akan menentukan arah
maupun daya tahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung
pula unsur-unsur emosional insan yang bersangkutan.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi secara etimologi adalah
dorongan atau daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan.

secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian
motivasi diantaranya adalah:

Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau
perangsang.

Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh
keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or
Endsof Such Behavior).
Menurut Fredrick J. Mc Donal, motivasi adalah perubahan energi pada diri
seseorang yang ditandai dengan perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah
tujuan.

B. Teori tentang motivasi


 TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori hierarki kebutuhan Abraham
Maslow. Maslow adalah seorang psikolog yang menyatakan bahwa dalam setiap
orang terdapat sebuah hierarki yang terdiri atas lima kebutuhan, yaitu:
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
1. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
2. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
3. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
4. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
5. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi
kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk
menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat
dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur
dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman.

• TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)

TEORI DUA FAKTOR HERZBERGTelah dua ahli yang membahas dari hasil
studinya tentang permasalahan “motivasi” yaitu Maslow dan Gregor, maka dalam
membicarakan tentang motivasi perlu juga membahas teori 2 faktor Herzberg.
Teori mengemukakan bahwa didalam setiap pekerjaan terdapat dua kelompok
faktor yang menentukan.

Kedua faktor tersebut adalah “Maintenance Factors” dan “Motivator Factors”.


Pendekatan dua faktor tersebut didasarkan pada prinsip teori ini, bahwa pada diri
individu ada faktor-faktor yang menyebabkan mereka sangat menyenangi
pekerjaan dan faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak menyenangi
pekerjaan.Maintenance Factors yang sering disebut istilah lain yaitu Hygiene
Factor. Faktor ini menguraikan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
usaha Pemeliharaan hidup individu. Faktor hygiene ini mencakup kebutuhan
pokok individu yang diharapkan dapat diperoleh dari suatu pekerjaan. Faktor-
faktor tersebut seperti: adanya gaji yang layak, kondisi kerja yang sesuai dan
memadai, rasa keamanan kerja dan adanya tunjangan tambahan, hubungan antar
pribadi dan lain sebagainya. Menurut hasil penelitian Herzberg terdapat 10 faktor
pemeliharaan (hygiene) yaitu:
1) Kebijakan dan administrasi.
2) Supervisi teknisi.
3) Hubungan pribadi dengan supervisor.
4) Hubungan pribadi dengan teman sejawat.
5) Hubungan pribadi dengan bawahan.
6) Gaji.
7) Keamanan kerja.
8) Kehidupan pribadi.
9) Kondisi kerja.
10) Status.

Menurut teoriHerzberg ini pula, dinyatakan bahwa faktor-faktor hygiene tcrsebut


merupakan faktor-faktor yang sangat vital dan harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
mereka dimotivisir. Dengan adanya faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka akan didarat
situasi yang menyenangkan maupun dapat memberikan kepuasan pada setiap individu yang
bekerja. Dari rasa puas dan senang tersebut, maka individu akan mudah dimotivasi.Motivator
factors adalah factor-faktor yang dapat memberikan motivasi pada individu melakukan
pekerjaan, sehingga pada dasarnya faktor motivasi ini akan memberikan jawaban atas
pertanyaan faktor-faktor apakah yang benar-benar dapat memotivasi seseorang (individu).
Herzberg mengajukan 6 faktor yang dapat memotivikasi seseorang sehingga mereka bersedia
melakukan suatu pekerjaan. Faktor -faktor tersebut adalah :

1. Hasit yang membahagiakan


2. Penghargaan
3. Kemajuan
4. Pekerjaan itu sendiri
5. Kemimgkinan berkemhang
6. Tanggung jawab
• TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR

Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yaitu Teori X dan Teori Y


yang jelas berbeda mengenai kodrat manusia secara dasar, yang mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan yaitu sebagai berikut:
1. Dasar sifat buruk (negatif ) diciptakan teori X
2. Dasar sifat baik (positif) diciptakan teori Y
Teori X mengidentifikasi sifat buruk sebagai berikut:
a. Kebanyakan orang menentang kerja dan bersifat malas.
b. Tujuan kebanyakan orang bertentangan dengan tujuan organisasi.
c. Kebanyakan orang didorong oleh perangsang-perangsang bersifat ekonomis.
d. Kebanyakan orang mencari keamanan dan menghindarkan tanggung jawab.
e. Perilaku didasarkan perasaan adalah irasional.
Teori Y mengidentifikasi sifat baik sebagai berikut :
a. Kebanyakan orang senang dengan berbagai macam pekerjaan.
b. Kebanyakan orang ingin, mencari, dan merasakan persahabatan, perhubungan
saling membantu dengan orang lain.
c. Kebanyakan orang lebih mampu menunjukkan kemampuan kreativitasnya dan
kecerdasannya
d. Kebanyakan orang mampu mengarahkan dan mengkontrol pekerjaan mereka.
e. Kebanyakan orang bersedia menerima dan berusaha mencari tanggung jawab.

• TEORI MOTIVASI VROOM (1964)


Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
1. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan
outcome tertentu).
3. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral,
atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang
melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari
yang diharapkan.
C. JENIS DAN BENTUK MOTIVASI
Motivasi yang diberikan pada individu dapat terbagi menjadi 2 jenis motivasi yaitu motivasi
positif dan motivasi negatif.

1. Motivasi Positif
Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar mereka
dapat melakukan sesuatu pekerjaan seperti yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan “hadiah”. Contohnya : pemimpin
memberi penghargaan atau kenaikan gaji.
2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif merupakan proses mempegaruhi orang lain untuk melaksanakan
suatu tugas pekerjaan sesuai dengan yang kita harapkan dengan menggunakan
pendekatan kekuatan kektiasaan, artinya bahwa agar bawahan mau dan rnelaksanakan
pekeijaan dengan baik, seorang pemimpin menggunakan kedudukan dan
kekuasaannya untuk “menakuti” bawahan, sehingga dengan kekuatan ketakutan
tersebut akan dapat mendorong bawahan melaksanakan pekerjaannya. Contohnya :
sebuah ancaman dari pimpinan apabila tidak melakukan sesuatu hal.

Dari tinjauan bentuk-bentuk motivasi, maka bentuk motivasi yang positif dapat berupa :

1. Penghargaan atas pekeijaan yang baik


2. Pengarahan, pernbinaan dan pengendalian dari atasan yang “sehat” atau
“menyenangkan”
3. Diberikannya pola kerja yang terarah dan efektif bagi bawahan untuk melaksakan
pekerjaan
4. Pemberian perhatian yang sepadan dari atasan kepada bawahannya sebagai seorang
individu
5. Adanya informasi dan komnnikasi yang lancar baik dari atasan ke bawahan dan
sebaliknya maupun antar sesama bawahan
6. Penciptaan suasana persaingan yang “sehat” dan partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan
7. Pemberian kompensasi dan incentive baik berupa uang maupun barang dengan
pendekatan kelayakan dan keadilan
Sedangkan motivasi yang negatif misalnya:adanya peraturan yang ketat, pengawasan
yang ketat, adanya ancaman keamanan baik terhadap aspek ekomnomis maupun sosial
kepada bawahan, kebijakan yang outhoriter dan “kaku” dan lain sebagainya.

D. Teori Prestasi (Achievement) dari McClelland


Teori ini mengklasifikasi motivasi berdasarkan akibat suatu kegiatan berupa prrstasi yang
dicapai, termasuk juga dalam brkerja. Dengan kata lain kebutuhan berprestasi merupakan
motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungannya dengan Teori Maslow, berarti
motivasi ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi, terutama kebutuhan
aktualisasi diri dan kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kebutuhan ini memerlukan dan
mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan belajar, agar menguasai
ketrampilan/keahlian yang memungkinkan seorang pekerja mencapai suatu prestasi.
Berikutnya jika dihubungkan dengan teori dua faktor, jelas bahwa prestasi termasuk
klasifikasi faktor sesuatu yang memotivasi (motivasi dalam melaksanakan
pekerjaan.Implementasinya di lingkungan sebuah perusahaan, antara lain sebagai berikut :

a. Para pekerja terutama manajer dan tenaga kerja kunci produk lini, menyukai memikul
tanggung jawab dalam bekerja, karena kemampuan melaksanakannya merupakan
prestasi bagi yang bersangkutan.
b. Dalam bekerja yang memiliki resiko kerja, para pekerja menyukai pekerjaan yang
berisiko lunak (moderat). Pekerjaan yang beresiko tinggi dapat mengecewakannya,
karena jika gagal berarti tidak atau kurang berprestasi. Sebaliknya juga kurang
menyukai pekerjaan yang beresiko rendah atau tanpa resiko, yang dapat
mengakibatkan pekerjaan tersebut diklasifikasikan tidak/kurang berprestasi, baik
berhasil maupun gagal melaksanakannya.
c. Pekerja yang berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena
selalu terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam bekerja.
Dengan demikian peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja akan lebih besar.
d. Kelemahan yang dapat merugikan adalah pekerja yang berprestasi lebih menyukai
bekerja mandiri, sehingga kurang positif sebagai manajer. Kemandirian itu
dimaksudkan untuk menunjukkan prestasinya. mungkin lebih baik dari pekerja yang
lain.
E. Cara Memotivasi Orang Lain

1. Langkah pertama sebelum Anda memotivasi orang lain, Anda harus menjadi orang
yang termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih dahulu. Bagaimana
kita bisa memberikan semangat kepada orang lain jika kita tidak memiliki semangat?
Tingkatkan motivasi diri Anda terlebih dahulu, baru kemudian berikan motivasi
kepada orang lain, anak, maupun bawahan Anda. Jika Anda semangat, bisa jadi tanpa
berkata-kata pun Anda akan dikuti oleh orang-orang di sekitar Anda. Ada yang
mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan antusias.

2. Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Saya menemukan banyak orang yang
mencoba memotivasi orang lain, anak, atau bawahan dengan cara yang salah. Bukan
semangat yang Anda berikan, malah yang banyak terjadi justru kontradiktif. Sebagai
contoh, banyak yang mencoba memotivasi dengan cara menekan dan mengancam.
Jika dilakukan pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi malah
kabur, balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam
memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan kepada
siapa. Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak menggunakan tekanan
dan ancaman justru jauh lebih berhasil.

3. Pahami orang yang akan Anda semangati. Lihat apa yang akan memotivasi dia.
Mana yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar. Bagaimana
cara berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, Anda akan lebih mudah
memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa memahami.
F. GANJARAN SEBAGAI MOTIVASI

Pemberian ganjaran merupakan salah satu bentuk dari kompensasi tidak langsung,
yang banyak jenisnya. Ganjaran yang diberikan dalam bentuk uang, terutama berupa
insentif, pada dasarnya merupakan tambahan penghasilan di luar upah/gaji dasar
bulanan atau mingguan. Oleh karena itu nilainya sangat penting bagi para pekerja,
karena akan berpengaruh langsung bagi peningkatan kesejahteraan atau perbaikan
kondisi sosial ekonomisnya.Ganjaran berupa uang atau barang yang disebut insentif
biasanya diberikan pada pekerja secara individual, di antaranya berbentuk komisi
penjualan, pemberian bonus dan lain-lain. Ganjaran seperti itu hanya akan efektif
sebagai motivasi, apabila layak/wajar dilihat dari prestasi dalam pelak sanaan
pekerjaan.
Ganjaran yang efektif sebagai motivasi kerja, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Ganjaran berharga bagi pekerja.
2. Ganjaran diberikan dalam jumlah yang memadai.
3. Ganjaran diberikan pada waktu yang tepat.
4. Ganjaran diberikan dalam berbagai jenis yang disukai.
5. Ganjaran harus diberikan secara adil/wajar dan fair
Daftar Pustaka

1. Priyono, Pengantar Manajemen, 2007


2. Herry,S.E.,M.Si.,CRP.,RSA.,CFRM, Pengantar Manajemen, 2018
3. https://www.motivasi-islami.com/cara-memotivasi-orang-lain/
Makalah Motivasi

Disusun oleh :
Dwi Indah Safitri (180505011257)

Ellan Rifki Illyasin (180505011108)

Indah Wahyuningsih (180505011262)

Muhammad Albiq (180505011070)

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

You might also like