Professional Documents
Culture Documents
atas akut, termasuk batuk, nafsu makan yang buruk, dan diare berair, yang telah
berlangsung selama 1 minggu sebelum dirawat di rumah sakit. Ia mengalami nyeri
dada parah sekitar 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Ia mengeluh nyeri dada
intermiten dan dyspnea yang semakin memburuk saat melakukan aktivitas.
Elektrokardiogram (EKG) yang dilakukan di ruang gawat darurat menunjukkan
elevasi gelombang Q dan elevasi ST pada inferior lead. Rontgen dada
menunjukkan kardiomegali dan kongesti paru. Data laboratorium menunjukkan
adanya peningkatan konsentrasi enzim jantung (troponin I: 6,63 ng / ml; kisaran
normal : < 0,11 ng / ml). Pasien dirawat di unit perawatan kardiovaskular.
Ekokardiografi trans-toraks menunjukkan hipokinesis yang menyebar, terutama di
dinding inferior, dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri terganggu sebesar 47%. Ia
menerima pemindaian thallium-201, yang mengindikasikan adanya defek perfusi
campuran dengan iskemia dan infark pada dinding inferior ventrikel kiri. Setelah
dilakukan diagnosis tentatif dari infark miokard ST-elevasi yang justru diperparah
dengan adanya gagal jantung kongestif, maka angiografi koroner dilakukan.
Namun, angiografi koroner menunjukkan bahwa arteri korener normal.
Analisis Data
Pengkajian
- Usia : 58 tahun
- Pemeriksaan Penunjang
1. ECG : gelombang Q dan segmen ST mengalami peningkatan
2. X-ray dada : menunjukkan adanya kardiomegali dan kongesti paru
3. Pemeriksaan laboratorium : menunjukkan peningkatan onsentrasi enzim
jantung (troponin I: 6.63 ng/ml; rentan normal: < 0.11 ng/ml)
4. Trans-thoracic echocardiography: menunjukkan hipokinesis yang menyebar,
terutama di dinding inferior, dengan lemahnya fraksi ejeksi ventrikel kiri jantung
sebesar 47%
5. Thallium-201 scan: tipe campuran kerusakan perfusi dengan iskemia dan
infarksi di dinding inferior ventrikel kiri
DATA MASALAH ETIOLOGI
DO:
- Dyspnea
- Melemahnya fraksi ejeksi ventrikel kiri jantung sebesar 47%
- Batuk
DO :
- Infeksi akut saluran napas bagian atas
- Usaha napas berat
- Iskemia
DS :
- Pasien mengatakan mengalami nyeri dada berat yang hilang timbul sekitar 4 hari
SMRS
- Pasien mengatakan selera makannya berkurang Intoleransi Aktivitas Masalah
sirkulasi dan respirasi
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmonary
Diagnosa : Intoleransi aktivitas (Activity Intolerance)
Definisi : Ketidakcukupan energi fisik dan psikologis untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari.
Batasan karakteristik :
- Heart rate yang abnormal ketika beraktivitas
- Perubahan EKG (pasien iskemia)
- Dyspnea
3.4. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) serta Intervensi Keperawatan (NIC)
No NANDA NOC NIC
1 Penurunan Curah Jantung (Decrease Cardiac Output)
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas dan afterload
1. Keefektifan Pompa Jantung
Kecukupan volume darah yang dipompakan dari ventrikel kiri untuk mendukung
tekanan perfusi sistemik meningkat, dengan indikator:
- Fraksi ejeksi (deviasi ringan menjadi tidak ada deviasi dari kisaran normal)
- Edema paru (dari ringan menjadi tidak ada)
- Dyspnea pada saat istirahat (dari ringan menjadi tidak ada)
- Dyspnea pada saat aktivitas ringan (dari ringan menjadi tidak ada)
Pengaturan Hemodinamik
- Identifikasi adanya tanda dan gejala perigatan dini sistem hemodinamik yang di
kompromikan (misalnya, dyspnea, edema)
- Monitor curah jantung, indeks kardiak adan indeks kerja stroke ventrikuler yang
sesuai
NIC kedua
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan masalah sirkulasi dan respirasi
Energi psikomotor
- Nafsu makan normal, dari skala 2 ke 4
- Level energi yang stabil, dari skala 2 ke 3
- Melakukan aktivitas sesuai kemampuan, dari skala 2 ke 3
Manajemen energi
- Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks
usia dan perkembangan
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
- Monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan emosional sesuai yang dialami
pasien
- Monitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan (misalnya; takikardia,
dyspnea, frekuensi pernapasan)
- Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/nyeri yang dialami pasien selama
aktivitas
- Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi (misalnya; kebutuhan
untuk membatasi aktivitas dan tirah baring)
- Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan
3.5. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi pada klien, didapatkan hasil :
1. Pompa jantung lebih efektif (dengan fraksi ejeksi 60-70%)
2. Volume darah yang dipompakan dari ventrikel dan pertukaran antara
karbondioksida dan oksigen pada level alveolus sudah terpenuhi
3. Pasien dan keluarga sudah dapat melakukan manajemen energi
4. Nafsu makan membaik