You are on page 1of 5

Pria berusia 58 tahun memiliki gejala infeksi saluran pernapasan bagian

atas akut, termasuk batuk, nafsu makan yang buruk, dan diare berair, yang telah
berlangsung selama 1 minggu sebelum dirawat di rumah sakit. Ia mengalami nyeri
dada parah sekitar 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Ia mengeluh nyeri dada
intermiten dan dyspnea yang semakin memburuk saat melakukan aktivitas.
Elektrokardiogram (EKG) yang dilakukan di ruang gawat darurat menunjukkan
elevasi gelombang Q dan elevasi ST pada inferior lead. Rontgen dada
menunjukkan kardiomegali dan kongesti paru. Data laboratorium menunjukkan
adanya peningkatan konsentrasi enzim jantung (troponin I: 6,63 ng / ml; kisaran
normal : < 0,11 ng / ml). Pasien dirawat di unit perawatan kardiovaskular.
Ekokardiografi trans-toraks menunjukkan hipokinesis yang menyebar, terutama di
dinding inferior, dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri terganggu sebesar 47%. Ia
menerima pemindaian thallium-201, yang mengindikasikan adanya defek perfusi
campuran dengan iskemia dan infark pada dinding inferior ventrikel kiri. Setelah
dilakukan diagnosis tentatif dari infark miokard ST-elevasi yang justru diperparah
dengan adanya gagal jantung kongestif, maka angiografi koroner dilakukan.
Namun, angiografi koroner menunjukkan bahwa arteri korener normal.

Analisis Data
Pengkajian
- Usia : 58 tahun

- Tanda dan gejala satu minggu sebelum masuk rumah sakit:


• Infeksi akut saluran napas bagian atas
• Batuk
• Tidak selera makan
• Diare cair
- Nyeri dada satu episode pada empat hari sebelum masuk rumah sakit
- Pasien mengeluhkan nyeri dada hilang timbul
- Usaha napas berat (dyspnea)

- Pemeriksaan Penunjang
1. ECG : gelombang Q dan segmen ST mengalami peningkatan
2. X-ray dada : menunjukkan adanya kardiomegali dan kongesti paru
3. Pemeriksaan laboratorium : menunjukkan peningkatan onsentrasi enzim
jantung (troponin I: 6.63 ng/ml; rentan normal: < 0.11 ng/ml)
4. Trans-thoracic echocardiography: menunjukkan hipokinesis yang menyebar,
terutama di dinding inferior, dengan lemahnya fraksi ejeksi ventrikel kiri jantung
sebesar 47%
5. Thallium-201 scan: tipe campuran kerusakan perfusi dengan iskemia dan
infarksi di dinding inferior ventrikel kiri
DATA MASALAH ETIOLOGI
DO:
- Dyspnea
- Melemahnya fraksi ejeksi ventrikel kiri jantung sebesar 47%
- Batuk

DS: - Penurunan Curah Jantung Perubahan kontraktilitas dan afterload jantung

DO :
- Infeksi akut saluran napas bagian atas
- Usaha napas berat
- Iskemia
DS :
- Pasien mengatakan mengalami nyeri dada berat yang hilang timbul sekitar 4 hari
SMRS
- Pasien mengatakan selera makannya berkurang Intoleransi Aktivitas Masalah
sirkulasi dan respirasi

3.3. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan NANDA


Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmonary
Diagnosa : Penurunan Curah Jantung (Decrease Cardiac Output)
Definisi : ketidakadekuatan memompa darah oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolic tubuh.
Batasan karakteristik:
- Dyspnea
- Penurunan fraksi ejeksi
- Batuk

Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmonary
Diagnosa : Intoleransi aktivitas (Activity Intolerance)
Definisi : Ketidakcukupan energi fisik dan psikologis untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari.
Batasan karakteristik :
- Heart rate yang abnormal ketika beraktivitas
- Perubahan EKG (pasien iskemia)
- Dyspnea

3.4. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) serta Intervensi Keperawatan (NIC)
No NANDA NOC NIC
1 Penurunan Curah Jantung (Decrease Cardiac Output)
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas dan afterload
1. Keefektifan Pompa Jantung
Kecukupan volume darah yang dipompakan dari ventrikel kiri untuk mendukung
tekanan perfusi sistemik meningkat, dengan indikator:
- Fraksi ejeksi (deviasi ringan menjadi tidak ada deviasi dari kisaran normal)
- Edema paru (dari ringan menjadi tidak ada)
- Dyspnea pada saat istirahat (dari ringan menjadi tidak ada)
- Dyspnea pada saat aktivitas ringan (dari ringan menjadi tidak ada)

Perawatan Jantung Akut


- Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, faktor pemicu dan yang
mengurangi)
- Monitor EKG sebagaimana mestinya, apakah terdapat perbuahan segmen ST
- Lakukan penilaian secara komprehensif terhadap status jantung termasuk di
dalamnya adalah sirkulasi perifer
- Auskultasi paru-paru, adakah ronkhi atau suara tambahan lain
- Monitor penentu pengantaran oksigen (misalnya., PaO2, SaO2, level
hemoglobin, dan kardiak output), sebagaimana mestinya
- Monitor cairan masuk dan keluar, urin output, timbang berat badan harian,
sebagaimana mestinya
- Pilih lead EKG yang terbaik dalam rangka untuk memonitor secara terus
menerus, sebagaimana mestinya

Pengaturan Hemodinamik
- Identifikasi adanya tanda dan gejala perigatan dini sistem hemodinamik yang di
kompromikan (misalnya, dyspnea, edema)
- Monitor curah jantung, indeks kardiak adan indeks kerja stroke ventrikuler yang
sesuai

Manajemen Syok: Jantung


- Monitor tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Monitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri koroner (perubahan segmen ST
dalam EKG, peningkatan enzim jantung, angina) sesuai kebutuhan
- Pertahankan preload optimal dengan pemberian cairan IV atau diuretik, sesuai
kebuutuhan
- Berikan inotropik positif/medikasi untuk kontraktilitas, sesuai kebutuhan
- Tingkatkan perfusi jaringan yang adekuat (dengan resusitasi cairan dan/atau
vasopresor untuk mempertahankan tekanan rata-rata arteri (MAP)≥60 mmHg),
sesuai kebutuhan
2. Status Kardiopulmonal
Kecukupan volume darah yang dipompakan dari ventrikel dan pertukaran antara
karbondioksida dan oksigen pada level alveolus, dengan indikator:

- Kedalaman nafas (dari ringan menjadi tidak ada)


- Laju pernafasan (dari ringan menjadi tidak ada)
- Irama jantung (dari ringan menjadi tidak ada) Monitor Pernafasan
- Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot bantu
nafas, dan retraksi pada otot supraklavikulas dan interkosta.
- Monitor pola nafas (misalnya; bradipneu, takipneu, hiperventilasi, pernafasan
kusmaul, pernafasan satu banding satu, apneustik, respirasi biot, dan pola ataksix)
- Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidakadanya
ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan
- Auskultasi suara nafas setelah tindakan, untuk dicatat.
- Monitor kemampuan batuk efektif pasien.
- Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk

Manajemen Syok: Jantung


- Monitor tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Monitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri koroner (perubahan segmen ST
dalam EKG, peningkatan enzim jantung, angina) sesuai kebutuhan

NIC kedua
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan masalah sirkulasi dan respirasi

Toleransi terhadap aktivitas


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan kondisi
pasien membaik pada indikator :
- Laju pernapasan dengan aktivitas, dari skala 2 ke 4
- Saturasi oksigen dengan aktivitas, dari skala 2 ke 4
- Menurunkan aktivitas sehari-hari, dari skala 2 ke 4

Energi psikomotor
- Nafsu makan normal, dari skala 2 ke 4
- Level energi yang stabil, dari skala 2 ke 3
- Melakukan aktivitas sesuai kemampuan, dari skala 2 ke 3
Manajemen energi
- Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks
usia dan perkembangan
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
- Monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan emosional sesuai yang dialami
pasien
- Monitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan (misalnya; takikardia,
dyspnea, frekuensi pernapasan)
- Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/nyeri yang dialami pasien selama
aktivitas
- Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi (misalnya; kebutuhan
untuk membatasi aktivitas dan tirah baring)
- Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan

Perawatan jantung : rehabilitatif


- Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas
- Instruksikan kepada pasien dan keluarga mengenai modifikasi faktor risiko
jantung (misalnya; menghentikan kebiasaan merokok, diet, dan olahraga)
sebagaimana mestinya
- Instrusikan pasien mengenai perawatan diri pada saat mengalami nyeri dada
(minum nitrogliserin sublingual setiap 5 menit selama 3 kali, jika nyeri dada
belum hilang, cari perawatan medis gawat darurat)
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk membatasi mengangkat atau mendorong
barang (benda berat) dengan cara yang tepat

3.5. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi pada klien, didapatkan hasil :
1. Pompa jantung lebih efektif (dengan fraksi ejeksi 60-70%)
2. Volume darah yang dipompakan dari ventrikel dan pertukaran antara
karbondioksida dan oksigen pada level alveolus sudah terpenuhi
3. Pasien dan keluarga sudah dapat melakukan manajemen energi
4. Nafsu makan membaik

You might also like