Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka
kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat
badan lahir yang rendah. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan
pertumbuhan, baik fisik maupun mental.
Bertahun – tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500
gram disebut bayi prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak
memuaskan. Lama – kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatas tidak
hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.
Gruenwald mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama, 30% – 40% dari bayi
perempuan sebenarnya telah mempunyai masa gestasi 37-38 minggu. Selain itu di negeri
yang masih berkembang batas 2.500 gram sebagai bayi prematur mungkin terlalu tinggi,
karena berat badan lahir rata – rata yang lebih rendah.
Pada sebagian masyarakat, mereka tidak terlalu mengetahui mengenai BBLR yang
merupakan masalah serius pada bayi. Sebaiknya bagi para tenaga kesehatan agar
mengupayakan pemberitahuan mengenai tanda bahaya pada bayi agar masyarakat tahu dan
segera membawa kepada tenaga kesehatan bila mendapati bayi baru lahir dengan BBLR.
Setelah membaca Asuhan Kebidanan ini semua pembaca diharapkan memahami mengenai
apa itu bayi BBLR dan mengetahui tanda – tandanya agar dapat bertindak secara tepat dan
diharapkan kepada mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif
pada bayi Ny”H” dengan BBLR (SMK).
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada bayi BBLR (SMK).
2. Mahasiswa mampu menetapkan interpretasi data dasar pada bayi BBLR (SMK).
3. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa / masalah potensial pada bayi BBLR
(SMK).
4. Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi kebutuhan segera pada bayi BBLR
(SMK).
5. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi pada bayi BBLR (SMK).
6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi pada bayi BBLR (SMK).
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi yang baik pada bayi BBLR (SMK).
1. Anamnesa
Semua bahan yang digunakan dalam pembahasan disini diambil dalam berdasarkan tanya
jawab.
2 Pengamatan
Semua bahan yang dalam pembahasan disini telah dilakukan pengamatan secara langsung.
3 Studi kasus
Semua bahan yang dalam pembahasan disini berdasarkan kasus yang benar-benar ada dan
benar-benar terjadi.
4 Studi pustaka
Semua bahan yang digunakan dalam pembahasan diambil dari beberapa referensi / buku yang
berhubungan dengan kasus dalam makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Bayi BBLR adalah berat badan kurang dari 2.500 gram yaitu karena umur hamil kurang dari
37 minggu atau berat badan lahir rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau karena
kombinasi keduanya.(Manuaba, 1998 : 326)
BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai
dengan 2.499 gram).(Sarwono, 2006 : 376)
BBLR yaitu keadaan yang disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan yang sesuai atau bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa
kehamilannya.(Sarwono, 2007 : 771)
BBLR adalah kelahiran bayi kurang dari 37 minggu, bayi yang beratnya kurang dari
seharusnya umur kehamilan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan tuanya kehamilan.(Rustam Mochtar, 1998 : 448)
Untuk menentukan apakah bayi lahir itu premature SMK, matur normal dan KMK. WHO
(1979) membagi umur kahamilan dalam 3 kelompok :
1. Prematuvitas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi itu atau biasa disebut neonates kurang bulan. Sesuai mada kehamilan (NKB-
SMK)
1. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.
Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya (KMK).
2.5 ETIOLOGI
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan dengan berat badan lahir
rendah adalah :
1. Faktor Ibu
1. Penyakit
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada
Multigravida yang jarak antara kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada
usia ibu antara 26 – 35 tahun.
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat
pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi kurang baik
dan pengawasan antenatal yang kurang teratur.
1. Faktor Kehamilan
1. Hamil dengan hidramnion.
2. Hamil ganda.
3. Perdarahan Antepartum (plasenta previa).
4. Komplikasi hamil ( pre-eklamsia/eklamsia dan ketuban pecah dini )
1. Faktor Janin
1. Cacat bawaan.
2. Infeksi dalam rahim (Toxoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, Herpes,Sifilis
atau disebut dengan TORCH)
2.6 PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu ibu hamil yang
kemudian secara otomatis juga menyebabkan kurangnya asupan gizi untuk janin sehingga
menyebabkan berat badan lahir rendah.
Apabila dilihat dari faktor kehamilan, salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana
pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu, maka nutrisi atau gizi yang
mereka peroleh pun dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal, yang mana pada hamil
ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus berbagai sehingga kadang salah satu dari
janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin, salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang
mana dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa
mengakibatkan BBLR pada bayi.
1. Asfiksia
2. Hiperbillirubinemia karena immatur hati
3. Mudah terjadi infeksi karena gangguan imunologik
4. Pneumonia Aspirasi, terjadi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna
5. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh
6. Sindroma gangguan pernafasan
7. Hipotermi
8. Hipoglikemi
9. Gangguan cairan dan elektrolit
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan BBLR antara lain :
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Gangguan penglihatan (Retinopati).
4. Gangguan pendengaran.
5. Penyakit paru kronis
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi pendidikan orangtua dan
perawatan pada saat kehamilan, persalina dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan,
pencegahan infeksi, pengawasan nutrisi, penimbangan ketat).
1. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan konsultasi dan
merujuk penderita bila terdapat kelainan.
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan
berat badan lahir rendah.
3. Tingkatkan penerimaan keluarga berencana.
4. Anjurkan lebih banyak istrahat, bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat baring
bila terjadi keadaan yang menyimpang dari keadaan normal kehamilan.
5. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan
masyarakat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian
makanan, menghindari infeksi, penimbangan secara ketat dan personal hygiene, dan siap
sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi premature makin pendek pada masa kehamilan,
makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan ini akan menyebabkan tingginya
angka kematian perinatal.biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi
cacat bawaan dan trauma pada otak.
Suhu incubator diturunkan 10C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu
lingkungan sekitar 24 – 270C
Umumnya bayi prematur belum sempurna reflek mengisap dan batuknya. Kapasitas lambung
masih kecil dan daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Maka makanan yang
diberikan dengan pipet sedikit demi sedikit namun sering. Pemberian minuman bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung. ASI merupakan makanan
yang paling utama sehingga ASI lah yang lebih dahulu diberikan. Bila faktor mengisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan – lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 – 60
cc / kg BB / hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgh BB/hari, agar bayi
tidak mendeita hipoglikemia dan hiperbillirubinemia. Bila Air Susu Ibu tidak ada, susunya
dapat diganti dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna bayi dan
mengandung 20 kalori / 30 ml air atau sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kalori / kg
berat badan per hari.
1. Menghindari Infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Infeksi yang
sering terjadi ialah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan dan petugas lain yang
berubungan dengan bayi.
Untuk mencegah ini para petugas perlu disadarkan akan bahaya infeksi bayi, selanjutnya
tindakan yang perlu dilakukan aalah :
1. Diadakan pemisahan bayi yang kena infeksi dengan bayi yang tidak kena
infeksi.
1. Melakukan Resusitasi
Melakukan resusitasi atau menghisap lender dengan menggunakan saction sampai bersih
sehingga bayi dapat bernafas secara baik.
1. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan berat kaitanya dengan
daya tahan tubuh. Oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
1. Personal Hygiene
Pentingnya menjaga personal hygiene bayi, agar bayi merasa nyaman dan tidak gelisah.
Apalagi pada bayi BBLR karena masih sangat rentan.
1. I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal :
Jam :
No. RMK :
1. A. DATA SUBJEKTIF
2. Identitas
1. Identitas bayi
Nama :
Jenis kelamin :
Agama :… :…
Suku/ bangsa :… :…
Pendidikan :… :…
Pekerjaan :… :…
Alamat :…
Ibu mengatakan bahwa didalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit menular
(TBC, Hepatitis, HIV, dll), menahun (malaria, jantung, dll), dan penyakit menurun
(hipertensi, asma, diabetes mellitus, dll)
– HPHT :
– TP :
– UK :
– Indikasi SC :
1. B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU :
Kesadaran :
AS :
Suhu :
HR :
RR :
Gerakan :
1. Pemeriksaan Khusus
1. Penilaian APGAR score
No Kriteria 0 1 2 1′ 5′ 10′
1 Appearance Biru pucat Badan merah Seluruh tubuh … … …
ekstremitas biru kemerahan
(warna kulit)
2 Pulse (denyut Tidak ada < 100 > 100 … … …
jantung)
3 Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerak Batuk/bersin … … …
rangsang) mimic membrontak
4 Activity (tonus Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif … … …
otot) sedikit fleksi
5 Respiration Tidak ada Lemah / tidak Baik / menangis … … …
(pernapasan) teratur kuat
Jumlah … … …
1. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Kepala
1. Rambut : Kotor/tidak
2. Bentuk : Normal/tidak
3. UUB : Sudah/belum menutup
4. Caput Suksedenum : Ada/tidak ada
5. Chepal Hematoma : Ada/tidak ada
6. Perdarahan Intracranial : Ada/tidak ada
7. Lain-lain : Ada/tidak ada
b) Mata
c) Mulut
1. Bentuk : Normal
2. Palatum Mola : Ada/tidak, terbelah/tidak
3. Palatum Durum : Ada/tidak, terbelah/tidak
4. Saliva : Hipersaliva/tidak
5. Gusi : Berdarah/tidak
6. Bibir : Sianosis/tidak
7. Lidah : Ada bercak darah/tidak
d) Hidung
1. Bentuk : Normal/tidak
2. Mukosa : Ada/tidak ada
3. Gerakan cuping hidung : Ada/tidak ada
4. Sekret : Ada/tidak ada
e) Muka
1. Bentuk : Normal/tidak
2. Paralis Safaf Fasial : Ada/tidak
3. Down Syndrome : Ada/tidak
f) Telinga
1. Bentuk : Simetris/tidak
2. Daun telinga : Lunak/tidak
3. Sekret : Ada/tidak
g) Leher
1. Ukuran : Normal/tidak
2. Gerakan : Baik/tidak
i) Dada
1. Bentuk : Normal/tidak
2. Pernafasan : Baik/tidak
3. Denyut jantung : Teratur/tidak
j) Perut
1. Kelainan : Ada/tidak
l) Tali pusat
1. Kelainan : Ada/tidak
2. Perdarahan : Ada/tidak
m) Kulit
1. Warna : Kemerahan/tidak
2. Lanugo : Tebal/tidak
3. Turgor : Baik/tidak
4. Verniks Kaseosa : Ada/tidak
5. Dedena : Ada/tidak ada
6. Kelainan : Ada/tidak ada
n) Punggung
Ada kelainan/tidak
o) Ekstremitas
– Ekstremitas atas
1. Bentuk : Simetris/tidak
2. Gerakan : Aktif/tidak
3. Kelainan : Ada/tidak
4. Jumlah jari : Lengkap/tidak
5. Warna : Kemerahan/tidak
– Ekstremitas bawah
1. Bentuk : Simetris/tidak
2. Gerakan : Aktif/tidak
3. Kelainan : Ada/tidak ada
4. Jumlah jari : Lengkap/tidak
5. Warna : Kemerahan/tidak
p) Genetalia
1. Skrotum : Ada/tidak
2. Testis : Sudah turun/tidak
3. Penis : Ada/tidak
q) Anus : Berlubang/tidak
1. Antropometri
Tanggal :
1. Reflek
1. Moro reflek : Ada/tidak
2. Tonik neck reflek : Ada/tidak
3. Rooting reflek : Ada/tidak
4. Sucking reflek : Ada/tidak
5. Swallowing reflek : Ada/tidak
6. Palmos gape reflek : Ada/tidak
1. V. INTERVENSI
Tanggal :
Jam :
Kriteria Hasil
KU :
Kesadaran :
AS :
Suhu :
HR :
Pernafasan:
Bayi bergerak spontan, warna kulit kemerahan dan bayi menangis dengan kuat
Intervensi:
1. VI. IMPLAMENTASI
Tanggal :
Jam :
Implamentasi
1. VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam :
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “N” USIA 1 JAM POST PARTUM
DENGAN BBLR (SMK) DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD BANJARBARU
Pengkajian Data
1. PENGKAJIAN
2. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Umur : 0 hari
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : –
Alamat : Desa Sei. Pitung Kec. Alalak Batola
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC, HIV/AIDS),
menahun seperti (Jantung, Hipertensi), menurun seperti (Asma).
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti (TBC, HIV/AIDS), menahun
seperti (Jantung, Hipertensi), menurun (Asma).
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak menderita penyakit menular seperti (TBC, HIV/AIDS),
menahun seperti (Jantung, Hipertensi), menurun (Asma).
1. Anamnesa ( Ibu )
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
Pemeriksaan Antenatal
ANC TM I
BB sebelum hamil : 39 kg
BB saat hamil TM I : 40 kg
Lila : 22 cm
ANC TM II
BB sebelum hamil : 39 kg
BB saat hamil TM II : 42 kg
Lila : 22 cm
ANC TM III
BB sebelum hamil : 39 kg
Lila : 22 cm
sayur dan nasi, hanya suka makan cemilan yang dibeli di warung. Kadang – kadang dalam
sehari ibu hanya makan sekali dengan porsi kecil (1 piring kecil) bahkan dalam sehari tidak
ada makan nasi sama sekali.
Minuman : Ibu mengatakan saat hamil hanya suka minum air teh kadang-kadang air
putih dan ibu tidak suka minum susu. Setiap hari ibu selalu minum air teh 2-3 gelas.
Obat – obatan : Ibu mengatakan saat hamil pernah minum tablet tambah darah, vitamin,
kalk dan obat batuk yang dikasih sama dokter.
Merokok : Ibu mengatakan tidak pernah merokok baik saat hamil maupun sebelum
hamil
1. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum Bayi
1. Data Bayi Baru Lahir
Tindakan :
1. Meletakkan bayi diatas tempat yang keras dan datar kemudian diberikan penerangan
dengan lampu dan didekatkan dengan bayi, kepala bayi diletakkan dengan sedikit
ekstensi.
2. Melakukan rangsangan taktik dengan mengelus punggung bayi dan menyentil telapak
kaki bayi sambil mengisap lendir pada mulut dan hidung bayi.
3. Melakukan resusitasi pada bayi untuk melancarkan jalan nafas pada bayi tersebut
hingga bayi bisa menangis.
4. Setelah bayi dapat menangis kemudian bayi dimasukkan kedalam incubator dengan
suhu yang disesuaikan, karena bayi tersebut mempunyai berat bada 2000 gram. Maka
suhu yang diberikan pada incubator yaitu 340C.
1. Data Bayi
Panjang badan : 40 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 27 cm
Pernafasan : 70 x/menit
Apgar Socer
Usaha bernafas 1 2
Tonus otot 1 1
Reflek 1 1
Warna kulit 1 1
Jumlah 5 6
Bentuk : Lonjong
1. Mata
Kotoran : Ada
1. Hidung
1. Mulut
OGT
1. Muka
1. Telinga
1. Dada
1. Tali pusat
Kondisi : Layu
1. Perut
1. Kulit
1. Punggung
1. Ekstrimitas Bawah
1. Genetalia
Labia mayor/minor : Sudah terbentuk, dan labia mayor menutupi labia minor
1. Anus
Berlubang : Positif ( + )
1. Palpasi
1. Kepala
1. Dada
1. Perut
1. Auskultasi
1. Dada
1. Perut
1. Perkusi
Tidak dilakukan
1. Reflek
1. Moro Reflect : (+) Reflek terkejut sudah ada, tetapi masih lemah
2. Tonic Neck Reflect : (+) Reflek seolah berlawanan arah antara kepala
dengan tubuh.
1. Sucking Reflect : (-) Reflek mengisap belum ada karena belum dicoba dan bayi
masih dipasang OGT.
2. Swallowing Reflect : (-) Reflek menelan pada bayi masih belum ada
1. Eliminasi
1. Urine : Sudah BAK setelah 1 hari sesudah bayi lahir dalam
sehari + 8 x/hari
sehari + 3 x/hari
1. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
1. Golongan Darah : – 0 –
2. Billirubin Total : 2,0 mg Normal 0,2 – 0,1 mg / 100 ml
3. Direct : 0,6 mg Normal 0 – 0,2 mg / 100 ml
4. Indirect : 1,4 mg Normal 0,1 – 0,8 mg / 100 ml
1. ANALISA DATA
– Ibu mengatakan bayinya lahir pada usia 7 bulan Bayi Ny. “N” usia 1 jam post
partum dengan BBLR
– Ibu mengatakan pada saat hamil tidak suka makan nasi
dab sayur, dan ibu mengatakan hanya suka minum saja
kecuali minum susu
DO :
– KU : Lemah
– Kesadaran : Composmentis
– Pernafasan : 70 x/m
– Lingkar kepala : 30 cm
– Lingkar dada : 27 cm
– Asfiksia Neonatorum
– Hiperbillirubinemia
– Hipoglikemia
– Pneumonia Aspirasi
– Infeksi
1. KEBUTUHAN SEGERA
– Selalu mencuci tangan hingga bersih sebelum memegang bayi baik bagi keluarga bayi
maupun tenaga kesehatan yang menangani
– Memasang NGT agar ASI tetap bisa diberikan pada bayi BBLR
VI. INTERVENSI
– Suhu : 36 – 37,50 C
Pernapasan : 45 – 50 x/m
Intervensi :
1. IMPLEMENTASI
Suhu : 37,30C
Pernafasan : 70 x/m
Nadi : 148 x/m
1. EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN
dengan BBLR
O :
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
T : 36,9 0C
RR : 60x/m
Nadi : 145x/m
BAK : 4x
BAB : 1x
Apgar Score : 6
Reflek isap belum ada, muntah tidak ada,
gumoh ada, Cyanosis tidak ada, apnoe
tidak ada, retraksi tidak ada, ASI/PASI
diberikan Via OGT 2 cc per 3 jam.
dengan BBLR
O :
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
T : 37,3 0C
RR : 50x/m
Nadi : 140x/m
BAK : 6x
BAB : 2x
Apgar Score : 7
dengan BBLR
O :
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
T : 370C
RR : 54x/m
Nadi : 140x/m
BAK : 7x
BAB :–
Apgar Score : 7
dengan BBLR
O :
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
T : 36,90C
RR : 58x/m
Nadi : 139x/m
BAK : 7x
BAB : 1x
Apgar Score : 7
O :
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
T : 370C
RR : 54x/m
Nadi : 140x/m
BAK : 6x
BAB : 1x
Apgar Score : 8
BAB 4
PEMBAHASAN
Bayi BBLR adalah berat badan kurang dari 2.500 gram yaitu karena umur hamil kurang dari
37 minggu atau berat badan lahir rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau karena
kombinasi keduanya.(Manuaba, 1998 : 326)
Pada Asuhan Kebidanan yang saya buat, antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak
terjadi kesenjangan. Bayi Ny.”N” usia 0hari mengalami berat badan lahir rendah yaitu 2000
gr yang mana pada tinjauan teori kategori BBLR salah satunya yaitu berat badan yang belum
mencapai 2.500 gram atau lebih.
Bayi Ny. “N” lahir pada usia kehamilan 34 minggu, dimana pada saat hamil Ny. “N”
mengatakan tidak suka makan , kemudian berat badan ibu selama hamil 34 minggu hanya
bertambah 4 kg. Sebelum hamil 39 kg dan selama hamil 43 kg serta lingkar lengan ibu tidak
mencapai batasan normal 23,5 cm. Lingkar lengan ibu hanya 22 cm. Dimana salah satu
etiologi terjadinya BBLR yaitu kurangnya gizi dan nutrisi pada saat hamil.
Penatalaksanaan sudah sesuai dilakukan dengan apa yang dibutuhkan oleh bayi Ny. “N” dan
tidak didapatkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus keadaan bayi dapat
membaik dalam waktu 8 hari, tetapi bayi masih dirawat dalam incubator dan ASI/PASI sudah
diberikan lewat Dot karena reflek isap bayi sudah normal.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gr yaitu karena
umur hamil kurang dari 37 minggu (259 hari) atau bayi yang beratnya kurang dari seharusnya
umur kehamilan. Macam – macam BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Prematuritas Murni
2. Dismaturitas
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah adalah
:
Gambaran Klinis pada BBLR diantaranya yaitu berat badan, panjang badan, lingkaran dada,
lingkaran kepala, dan usia kehamilan yang kurang dan biasanya reflek pada BBLR belum
sempurna atau masih lemah. Kemudian penyakit atau penyulit pada BBLR diantaranya yaitu
asfiksia Hiperbillirubin, mudah terjadi infeksi, pneumonia aspirasi, perdarahan, suhu tubuh
yang tidaka stabil dan masih banyak lagi penyakit yang dapat menyerang.
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat menambah wawasan dalam upaya preventif
(pencegahan) pada kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Diharapkan pada para pembaca agar menjadikan sebagai salah satu cara untuk dapat
memberikan asuhan yang benar pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat membantu penerapan atau penatalaksanaan
bayi dengan BBLR dan menurunkan Angka Kematian Perinatal.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Manuaba, Ida Bagus Gde, SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Prof. Dr. Mochtar, Rustam, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : ECG.
Share this: