You are on page 1of 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini akan dibahas suatu permasalahan yang ditemuan dan
pemecahan masalah kesenjangan yang ditemukan sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut oleh tenaga kesehatan dalam penanganan Asuhan kebidanan setelah penulis melaksanakan
Asuhan kebidanan pada Ny”J” umur 28 tahun dengan APB di RSUD kota Mataram ,maka
penulis akana menjelaskan kesenjangan menggunakan tujuh langkah varney sebagai berikut:

A.pengkajian Awal

1.pengkajian Data

setelah dilakukan pengkajian maka didapatkan hasil data subjektif ibu merasa
cemas karena merasa tand-tanda keluar darah. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
ke tiga dari pernikahan yang pertama dan kedua, melahirkan dua kali , belum pernah
mengalami keguguran dan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki meninggal.
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya 05 Juli 2018. Ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit apapun selama hamil dan keluarganya tidak memiliki penyakit
menular .

Berdasarkan pengumpulan data Objektif yang dilakukan didapatkan hasil bahwa


tanda-tanda vital ibu dalam keadaan normal yaitu : TD:110/80 mmhg, N 90x/m , Rr
20x/m, S:36,5 c. Pemeriksaan Leopold dalam batas normal yaitu : TFU:26 cm,teraba
bokong difundus dan puka ( teraba bagian kecil janin dibagian kanan perut ibu). Hasil
USG adalah adanya brakhton his dan APB. Setelah didapatkan data subjektif dan objektif
maka dilakukan kolaborasi dengan dokter spOG yaitu diberikan terapi injeksi dan terapi
oral seta konseling informasi tentang kondisi ibu dan memberikan support psikologis
pada ibu.

Pengkajian data pada ibu hamil yang harus dikumpulkan, meliputi biodata atau
identitas ibu maupun suami, data subjektif dan objektif yang terdiri atas pemeriksaan
fisik , pemeriksaan panggul dan pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya. Biodata
yang dikumpulkan dari ibu hamil dan suaminya, meliputi :
nama,umur,agama,suku/bangsa,pendidikan,pekerjaan dan alamat lengkap. Data subjektif
dari ibu hamil yang harus dikumpulkan, meliputi: riwayat perkawinan, riwayat
menstruasi,riwayat kehamilan sekarang,riwayat obstetric, riwayat KB , riwayat
kesehatan/penyakit ibu dan keluarga,riwayat alergi obat/makanan, pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan riwayat psikososial. Pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi:
keadaan umum,tanda-tanda vital,kepala dan
leher,payudara,abdomen,ekstermitas,genetalia,inspekulo,pemeriksaan bimanual,punggu
dan kebersihan kulit ( Muslihatun,2009).

Pada pengkajian tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek karena
dalam praktek dan lahat sudah sesuai dengan teori.

2.interprestasi Data

Setelah dilakukan pengkajian data baik dari data subjekstif maupun data objektif
maka data disimpulkan diagnosa kebidanan adalah sebagai berikut : Ny J G3P2A0H1
umur kehamilan 25-26 minggu dengan Ante partum bleeding (APB), janin hidup tunggal
intrauteri dan puka.

Pada langkah ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik karena
dalam menegakkan diagnosa sudah sesuai dengan teori.

3. diagnosa potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atauu diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencengahan,sambil mengamati
klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap apabila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi (Mufdilah,2012).

Pada kasus Ny J ini tidak terdapat diagnosa potensial

4. pengananan kebutuhan segera

Pada kasus ini tidak dilakukan antisipasi apapun


5. perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah
sebelumnya,langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang diindentifikasi atau antisipasi ( mufdilah,2012).

Perencanaan asuahan kebidanan yang diberikan pada Ny J G3P2A0H1 umur 28


tahun hamil 25-26 minggu janin hidup tunggal intrauteri dan puka. Adalah sebagai
berikut :

1 Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga


2 Lakukan observasi tanda-tanda vital.
3 Lakukan observasi His dan DJJ.
4 Lakukan observasi pengeluaran pervaginam/perdarahan.
5 Motivasi ibu untuk melakukan personal hygen dan vulva hygen.
6 Lakukan KIE tentang pola istrahat.
7 Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan USG
8 Anjurkan ibu untuk makan dengan TKTP.
9 Berikan dukungan moral bagi pasien dan keluargannya.

6.pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah,dilaksanakan secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagainya dilakukan oleh bidan dan sebagaian oleh
klien,atau anggota tim lainnya. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter
dan keterlibatannya dalam manajemen asuahan bagi pasien yang mengalami komplikasi
,bidan juga bertanggung jawab terhadap terlaksanakannya rencana asuhan bersama yang
menyeluruh tersebut. Managemen yang efisien akan menyingkat waktu , biaya dan
meningkatkan mutu asuhan ( mufdilah,2012).

Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada Ny J addalah :

1 melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan memberikan komunikasi


terapeuntik.
2 Melakukan observasi Tanda-tanda vital
3 Melakukan observasi HIS dan DJJ.
4 Melakukan observasi pengeluaran pervaginam/perdarahan.
5 Menjelaskan dan memotivasi ibu untuk melakukan personal hygiene dan vulva hygiene.
6 Menganjurkan ibu untuk istrahat.
7 Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pememberian terapi.
- Injeksi cefoperazone 2x1 gr/IV
- Injeksi kalnex 3x500 mg/IV.
- Oral histolan 3x1 tablet.
- Oral paracetamol 3x500 mg
- Oral kaltropen supp 3x1.
Melkaukan kolaborasi dalam pelaksanaan USG

8 Memberikan makanan dan memotisivasi ibu untuk makan dengan TKTP.

9 Mememberikan dukungan moral pada pasien dan bagi keluargannya .

Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktik
karena pelaksanaan asuhan yang diberikan telah sesuai dengan perencanaan asuhan yang
direncanakan sebelumnya.

7.Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan ,ulangi kembali proses menajemen
dengan benar terhadap setaip aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau
merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana ( Dewi,2013).

Ada kemungkinan bahwa sevagian besar rencana terlaksana dengan efektif dan mungkin
sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
bersinambungan maka perlu evaluasi, kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Langkah-
langkah manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses berfikir yang
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,karena proses manajemen tersebut
berlangsung didalam situasi ( Muslihatun,2009).
Evaluasi yang didapatkan dari pelaksanaan sebelumnya pada asuhan kebidanan Ny J adalah
sebagai berikut :.

1 Ibu dan keluarga menerima asuhan yang diberikan dengan baik.


2 Ibu sudah mulai melakukan makan dengan TKTP
3 Ibu sudah mulai melakukan mobilisasi ( aktivitas).
4 Ibu mulai beradaptasi dan tidak khawatir dengan keadaanya lagi.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan.tenaga kesehatan khususnya bidan
telah melakukan evaluasi terhadapt asuhan yang sudah diberikan. Hasil dari evaluasi pasien dan
janin baik serta tidak memperlihatkan kegawatan.

You might also like