Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun. Usia lanjut ini memiliki suatu proses menghilangnya secara
dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
luas dan bervariasi terutama gangguan kebutuhan tidur (sleep disorder) (Bustan,
2007).
Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat pada
terhadap ruang, waktu dan tempat. Kemunduran yang lain adalah kemunduran
fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban gigi mulai
lamban dan lain-lain. Seiring perubahan usia lanjut usia akan mengalami
berupa tidur REM. Tidur tahap IV menurun dengan mencolok dan pada beberapa
keadaan, tidak terjadi tidur tahap IV. Periode tidur REM pertama berlangsung
lebih lama. Banyak lansia terbangun lebih sering di malam hari dan sering kali
mereka memerlukan waktu yang lama untuk dapat kembali tidur. Karena
perubahan dalam tidur tahap IV, lansia mengalami tidur pemulihan yang lebih
tidur, kebutuhan tidur akan berkurang dari usia bayi sampai lanjut usia. Bayi yang
baru lahir tidur rata-rata 18 jam sehari, anak usia 6 tahun rata-rata 10 jam, anak
umur 12 tahun rata-rata 8,5 jam sehari. Orang dewasa 7–8 jam sehari sedangkan
umur 60 tahun ke atas rata-rata 6 jam sehari. Orang yang berusia lebih dari 60
tidur (Asmadi, 2008). Menurut National Sleep Foundation sekitar 67% dari 1.508
untuk pemenuhan kebutuhan tidur ialah rendam kaki menggunakan air hangat.
(Utami,2015).
Rendam air hangat pada kaki merupakan teknik stimulasi tidur yang
dilakukan dengan cara merendam kaki pada air hangat bersuhu 37°C-39ºC
(Utami, 2015).Hal ini sesuai berdasarkan fisiologi bahwa pada daerah kaki
terdapat syaraf-syaraf kulit yaitu flexusvenosus dari rangkaian syaraf ini stimulasi
diterukan ke lamina I, II, III radiks dorsalis, selanjutnya ke ventro basal thalamus
dan masuk ke batang otak yang tepatnya didaerah raafe bagian bawah pons dan
medulla disinilah terjadi efek sofarifik (ingin tidur) (Guyton 2007 dalam Ningtyas,
2014).
Penelitian ini didukung oleh penelitian dari Charolena (2013), menyatakan ada
hubungan antara pemberian terapi back massage dengan kualitas tidur. Pada uji pengaruh
mendapatkan hasil bahwa pemberian back massage kelompok durasi 20 menit lebih
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur, intervensi lain yang dapat dilakukan
selain terapi pijat yaitu dengan rendam air hangat. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Ririn (2012), menyatakan rendam air hangat dengan suhu 380C dapat digunakan
untuk mengatasi kualitas tidur lansia. Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2014),
menyatakan ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat dengan suhu 31-370 C selama
15 menit.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2014 persentase lansia dari
5 Provinsi tertinggi di Indonesia yaitu Sulawesi utara 9,7 %, Bali 10,3%, Jawa
timur 11,5%, Jawa tengah 11,8%, dan Yogyakarta 13,4%. Pemerintah Yogyakarta
mencatat merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk lanjut usia (lansia)
mencapai 13,4% pada tahun 2015, dan meningkat 14,7% (2020), dan 19,5%
(2030) (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut data dari BPS Kabupaten
Mojokerto dengan jumlah lansia sebesar 108,166 jiwa dengan pravelensi jumlah
2015, keseluruhan ada 80 lansia dengan jumlah lansia laki-laki 24 orang atau
30%, dan jumlah lansia perempuan 56 atau 70%, yang mengalami gangguan
denganjudul “Pengaruh Rendam Kaki dengan Air Hangat Terhadap kualitas tidur
rendam kaki air hangat terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Werdha
Kabupaten Mojokerto”.
1.3 Tujuan Penelitian
tepat dan praktis dalam mengontrol kualitas tidur pada lansia yaitu dengan