You are on page 1of 12

Medan Deli Serdang Surakarta Semarang Jember Tulung Agung

Komponen Dinas Kesehatan Kab/Kota


Dinkes membuat surat edaran kepada PPM sudah ada SA UDINUS, IDI, Tim PPM terbentuk Reward SKP IDI utk
Kepala Puskesmas/RS agar melaporkan SK Walikota sejak SEMAR 2015 SK Bupati dokter yang
terduga TB yang ditemukan dan pasien TB tahun 2014. Juni-Desember revitalisasi 2017 melaporkan TB
yang diobati. Metode Sub Dinkes kerjasama
Award, pemberian dengan IDI untuk
dana hibah dari Sosialisasi ke seluruh
USAID melalui DPM (termasuk dokter
CTB 3 paket sub spesialis) terkait
award, Faskes Rewards SKP
tingkat pertama
IAKMI, tingkat
FKRTL melali
PDPI dan CSO
melalui SEMAR
Dinkes membuat surat agar Kepala Dinas kesehatan PPM ditetapkan Ada PPM kecamatan Follow Up pengesahan
puskesmas menyediakan/turut mendukung aktif mendampingi walikota semarang PERDA TB
pengadaan logistik pengepakan sputum setiap kegiatan. tahun 2015 namun
belum aktif shg
direvitalisasi dengan
mekanisme SA
Ada PPM kecamatan
(dari tahun 2015)
Dinkes dan Kepala Puskesmas/Direktur Cara untuk o penguatan Sruktur Bekerjasama dengan
membuat kebijakan agar setiap unit di memastikan komitmen DHO, Kepengurusan : BPMPD untuk
PKM/RS melaporkan terduga TB anak yang keberlangsungan karena kegiatan ini Perpaduan mengkawal proses
ditemukan (Surat edaran dan SOP) program adalah akan membutuh pemerintah dan penyusunan DD/ADD
Perlu melibatkan IDAI agar dengan kan waktu dan swasta, organisasi agar terintegrasi
menginstruksikan ke anggotanya agar memasukkannya sumber daya yang profesi termasuk dengan program TB
melaporkan kasus TB anak ke DOTS ke dokumen tidak sedikit CSO – Paguyuan
perencanaan. o penyusunan SPO mantan pasien TB
Mengembangkan alur dan prosedur RO ( Sekawan )
pendanaan jejaring : diagnostic,
berbasis
masyarakat dan pengo -batan,
tidak hanya logistic dan kader
membebankan ke o penguatan jejaring
kemenkes. layanan TB internal
eksternal faskes (
PKM / RS / DPM /
Klinik / Apotek-Lab
swasta )
o penguatan
organisasi profesi
dalam P2-TB
o penguatan
keterlibatan
masyarakat dalam
P2-TB
o penguatan notifikasi
wajib TB
menggunakan
aplikasi yang link
dengan SITT
nasional

Melibatkan MTBS, UKS, Gizi, Posyandu, Dana BOK Informasi pemberian Dinkes perlu rutin
KIA, poli umum/anak dalam penemuan TB dikemas dalam SKP bagi DPM, melakukan advokasi ke
anak melalui minilokakarya internal DAK masuk ke sebenarnya bagi IDI lintas OPD
puskesmas dalam APBD, adanya SK dan
uang pemerintah Juklak , bagi yang
semakin ke kecil melaporkan dan
dan digeser ke penangan dapat nilai
daerah. SKP

Mapping Jejaring Layanan HIV dan PDP Dinkes advokasi BPJS: Terkait CSR, Permintaan Hasil data
antar faskes ke sektor lain, ada anggaran untuk PIS PK ke PUSDATIN
dinas lain, dan CSR SK berlaku , membutuhkan waktu
masyarakat. akan disampaikan ke
PJ terkait. Usulan yang lama dan proses
sponshorship akan berjenjang
disampaikan ke
pimpinan dengan
komunikasi intensif
dengan Dinkes

Program PTM menjadikan skrining TB pada Pelibatan Sistem pembayaran Perlu dibentuk manajer
pasien DM menjadi pelaporan rutin dari DPM/klinik di FKTL dengan kasus/ jembatan yang
program PTM Dinkes. bersama dengan menggunakan INA mengkawal proses
BPJS lebih CBgS, dengan komunikasi rujukan
memiliki power sistem paket, dengan pasien TB di WA group
prosedur dan
diganosa akan
memunculkan tarif
sesuai PMK No. 64
yang berlaku, dari Dx
muncul groufy
( grouping, akan
muncul pembiayaan.
Masing Dx tarif
berbeda, juga jenis
layanan RS (type
A,B, C )

Wasor mendorong pelaporan setiap bulan Dinkes dan Kepala


(tidak per triwulan) Puskesmas membuat
kebijakan agar setiap
unit di RS / jejaring
internal melaporkan
terduga TB yang
ditemukan (Surat
edaran dan SOP)
IDI akan sosialisasi
ulang ke anggota
tentang Tata
laksanan TB standart
dan wifi TB

Komponen Layanan Kesehatan


Mapping Jejaring TCM antara RS dengan jejaring di Pelaksanaan DPM dalam
RS TCM dengan menggunakan aplikasi puskesmas workshop TB klinis menemukan terduga
Sitrust berdampak pada bersama dnegan atau kasus TB bisa
seluruh karyawan komite medik RS ditangani sendiri atau
mulai dari dirujuk ke PKM, OAT
pengelola petugas disediakan program
parkir di depan dan terkait pencatatan
sampai cleaning dibantu oleh PP TB
servis, di PKM terdekat.
Banyuanyar ada
peningkatan kasus
TBC yang cukup
signifikant
Melibatkan puskesmas untuk aktif Penyusunan SPO Tantangan RTL tidak pandangan TB
berjejaring dengan DPM/Klinik di wilayah jejaring internal dihariri manajemen, merupakan
kerja (pencatatan dan pelaporan) dan eksternal di kadang bukan TOP tanggungjawab PP TB
PKM harus memverifikasi setiap akun WIFI PKM dan RS. manajemen setelah ada
yang masuk pertemuan : dari mulai
Melibatkan BPJS dan Yankes DKK untuk Cleaning Service s/d
menggerakkan DPM/Klinik provider BPJS pimpinan paham
dalam program TB (pemberian sanksi bila bahwa
tidak melapor). penanggulangan TB
merupakan tugas
bersama. Progres
penemuan kasus TB di
PKM ngunut baik,
meskipun masih
dibawah target, sudah
muncul komitmen.
Melalui pemberdayaan
kader, dan staff PKM
(medis non medis)
membawa sputum pot
dahak, jika
menemukan terduga
langsung diberikan
konseling dan
mendapatkan
pemeriksaan ke PKM.
Memberdayakan posyandu untuk Pembekalan Puskesmas yang sebelumnya PKM
penjaringan program PP INH anak kepada fasilitator champion menjadi belum pernah duduk
untuk MENTOR untuk bersama dengan DPM,
membawakan Bimtek dan lab, apotek dan BPM
materi penguatan supervisi ) untuk menjalin
FKTP dan FKRTL komitmen ada
komunikasi di WA dan
membantu dalam
penanggulangan TB
Kebijakan Manajemen RS bahwa skrining Komunikasi antar Penilaian madiri RS Penilaian Mandiri PKM
DM bisa dilakukan oleh petugas TB tanpa layanan dan Puskesmas , apakah akan
menunggu advice oleh DPJP  menggunakan WA untuk feedback dan dilanjutkan?
Penyusunan SOP group tindak lanjt Harapannya Monev
dikarenakan sudah akan ada, semangat
akreditasi, akan tidak hanya ada di
digunakan sebagai awal. Apabila PKM
indikator kinerja butuh support harap
Dinkes atau PPM
memberikan
pembinaan. Dan peran
Kapus untuk
memonitoring rutin bisa
dilakukan Minilok
bulanan
Dalam rangka meningkatkan angka success Promosi TB Masalah Ada komunikasi yang
rate RS  umpan balik TB 10 dari FKTP ke kepada Implementasi dari terjalin dengan baik
RS, umpan balik via WA, pelaksanaan masyarakat Workshop di antara PP TB PKM dan
validasi data rutin di PKM/RS, Menyepakati melalui stiker di Puskesmas , misal RS. Kekurangan dari
kapan waktu memulai pencatatan di TB 01 mobil ambulans di untu deteksi dini RS tidak bisa
RS : pasien rawat inap TB01 akan dibuatkan 17 puskesmas. digunakan form melaksanakan IK,
di FKTP skrining dan buku setelah pertemuan
bantu sehingga jejaring IK bs dilakukan
pelaporan ke petugas oleh PKM
tB terbantu

Pelaporan real time di PKM dan RS setiap Mobil sigap TB Pemberian masker , Harapannya DPJP
bulan diawasi oleh Manajemen RS dan yang berkeliling strategi tempo dan memiliki pemikiran atau
Kapus. pasar-pasar untuk fastreck bisa visi yang sama dengan
melakukan dilakukan program TB. KOPI TB
skrining di pasar- bisa diperluas untuk
pasar bulan scope yg lebih luas
November – (seluruh anggota
Desember 2018 profesi).
dana APBD
Jejaring dokter- Dr Shanty Setelah berproses
apoteker- Puskesmas Kalisat, selama 6 bulan, perlu
pengelola TB setelah pelaksanaan evaluasi terutama dari
puskesmas workshop internal & fasilitator. Apakah
berjalan dimotivasi Eksternal, saat programnya sudah
oleh pengelola TB pelaksanaan beberpa baik, tapi kemampuan
sasaran yang di fasilitator kurang dlm
undang tidak hadir hal menyampaikan
Pelaksanaan Internal
menyenangkan,
koordinasi program
lebih bagus
(penanggung jawab
program lainnya )
mau melakukan
penemuan kasus,
lebih intens
kerjasama dengan
petugas TB.

ISTC di RS RS untuk mengatus Di RSUD Dr Iskak,


berjalan Dok Spesialis sebagai ketua Tim
menjadi tantangan, DOTS, fokus klinisi dan
namun harus konsultan. Dokter
diupayakan dan RS spesialis susah untuk
harus ada SOP dan dibuat satu
ter akreditasi kesepakatan,
meskipun sering
melakukan jejaring
internal tapi
pelaksanaan tidak bisa
100%. Alur IGD –
triase, poli Fast tract-
terduga TB diarahkan
ke Poli TB DOTS, TB
RO. Petugas fast track
berganti2

Jejaring internal Puskesmas Dokter PJ di Poli TB


RS menyaring membentuk WAG tidak stand by karena
pasien dengan jejaring eksternal merangkap di unit lain.
keluhan batuk utk Sehingga pada saat
segera ke Poli ada pasien sering tidak
DOTS ditempat.

DPM /Klinik/Lab yang Rujukan pasien TB RO


belum ter intervensi dari kabupaten lain –
DPPM dilakukan tidak menginfokan ke
penjelasan s/ RS, shg fast tract tidak
sosialisasi dan jalan
pelaporannya 
bimtek oleh
puskesmas
Program PTM Pengisian Penilaian
menjadikan skrining Mandiri belum optimal,
TB pada pasien DM pertanyaan kualitatif
dan skrining DM belum ada utk RS
pada pasien TB
Form PMP penilaian Belum semua kapus
mandiri RS dan memiliki komitmen
Puskesmas , untuk yang sama terhadap
feedback dan tindak penanggulangan TB.
lanjt dikarenakan
sudah akreditasi,
akan digunakan
sebagai indikator
kinerja
Form PMP Materi pendampingan
digunakan sebagai DPPM (jejaring internal
alat supervise dan dan eksternal) perlu
pembinaan direview ulang terkait
konten dan metode
penyampaian

Perlu OJT atau tindak


lanjut untuk layanan
swasta yang belum ikut
jejaring eksternal dan
pemanfaatan WIFI TB
• Belum semua
faskes tahu dan
mau mengisi
• Tools PKM
terlalu banyak
tapi penting
• Belum semua
faskes
menggunakan
sebagai tools
monitoring
Perlu dirumuskan
template sederhana
yang merangkum tools
penilaian mandiri PKM
maupun RS sebagai
bahan evaluasi faskes
Komponen Organisasi Masyarakat
Meningkatkan keterlibatan kader dalam Pelatihan Kegiatan KOPI Desa sudah mulai
penemuan dan IK melalui Pertemuan rutin investigasi kontak dengan IDI, kegiatan menganggarkan
kader terlatih setiap triwulan di puskesmas bagi kader. belum ada yang DD/ADD untuk TB dan
pada pertemuan jejaring eksternal meng akomodir, mengundang narsum
puskesmas. lepas dari dinkes itu best
Mengalokasikan transport kader dari BOK practice untuk
kabupaten
Tulungagung.
KOPI ada 19 KOPI sebagai Pendampingan kader
profesi motivator, penggerak yang baik solid dan
Memulainya DPPM, evaluasi berperan aktif mencari
dengan induction bersama Dinkes, terduga TB melalui IK.
meeting jangan dipisahkan
KOPI dari DPPM

Saran CSO sekawan Sudah dijalankan IK


penambahan melakukan mentoring namun kenaikan
jumlah kader bagi kader penemuan suspek di
Puskesmas Ngunut
tidak terlalu siknifikan
karena jumlah bta +
yang dirujuk untuk
melakukan
pemeriksaan masih
sedikit. Selama ini
penemuan suspek
dibantu dengan kader
dengan biaya dari
BOK.

SEMAR audiensi Menntoring Pemanfaatan posbindu


dengan walikota menggunakan dan polindes untuk
dan dapat bantuan instrumen kartu penjaringan suspek
dana 190 juta kendali IK,oleh melalui perawat desa.
dana dari dinsos sekawan kepada
untuk operasional kader agar diperoleh
kegiatan SEMAR. kesamaan persepsi
dalam mentoring

Perlindungan bagi Kader berkomitment Beban target sudah di


kader saat dalam breakdown per desa
bertugas (APD) penanggulangan TB, untuk dilaksanakan IK
Kader bersedia dengan bantuan
melakukan KIE perawat desa, bidan
dengan mengunakan desa dan kader. Selain
leaflet  kendala fotn itu penjaringan suspek
kecil, kader sudah dilakukan di Polindes,
usia 40 tahun ke atas Posbindu.
Penguatan DPPM di Belum semua kontak
semua Puskesmas yang dirujuk datang ke
untuk meningkatkan Puskesmas juga.
komitmen internal di
PKM.
Membentuk
paguyuban TBC
Puskesmas sebagai
wadah peran aktif
masyarakat
Perekrutan Manajer
Kasus TBC di
Tingkat Kabupaten
Penambahan jumlah
kader TBC di setiap
puskesmas
Pelatihan kader
selanjutnya dengan
dana BOK PKM
Penyediaan media
KIE penyakit TBC di
setiap puskesmas
Dilakukan monitoring
dan evaluasi
mengenai
pelaksanaan
Investigasi Kontak
oleh kader di
Puskesmas
Kader : dilakukan Belum ada konsep
refreshing dengan atau rencana kegiatan
petugas, kader yang KOPI TB di Kab
bisa sharing / Tulungagung th 2019
mengajari yang Perlu peran aktif dari
belum bisa masing-masing
organisasi profesi
untuk persamaan visi
dan misi TB (perlu
peran KOPI TB)

Pendanaan IK
transport kader
dianggarkan di BOK
2019
KOPI adalah think
tank nya PPM

You might also like