Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
MUHAMMAD FATONI
0117014B
BAB I
PENDAHULUAN
dari 9 juta perawat dan bidan di 141 negara hal inimenjelaskan juga bahwa dari
harus dilakukan dan banyaknya pasien yangharus dilayani sedangkan tenaga kerja
Dengan kondisi seperti itu perawat mudah mengalami keadaan stress seperti
penelitian yang dilakukan oleh Pines dan Kanner dari University of California
Barkeley dengan menggunakan 325 sampel yang diambil dari seluruh rumah sakit
2
di California, menemukan dari tiap-tiap sampel pernah mengalami stres pada saat
menjalani tugas, bahkan 70% dari sample mengalami dengan apa yang disebut
burnout.
Teori di atas dapat kita jelaskan bahwa burnout sebagai suatu gejalayang
yaitu banyaknyabeban kerja, siklus kerja yang tidak pasti karena memakai system
sebagai berikut :
Porong Sidoarjo.
sebagai bahan informasi untuk mengetahui dan melihat kapasitas beban kerja di
ruang kamar operasi, isntalasi gawat darurat dan intensif care unit dan motivasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerja menjadi renggang, dan timbul perasaan negatif terhadap pasien, pekerjaan,
dan tempat kerja perawat. Salah satu hal yangditengarai dapat mempengaruhi
Setiap manusia mempunyai alas antertentu bersedia melakukan jenis kegiatan atau
pekerjaan tertentu, mengapaindividu yang satu bekerja lebih giat, sedangkan yang
lainya bekerja denganbiasa saja, hal ini sangat tergantung pada motivasi yang
2.1.1 Pengertianburnout
stres. Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Bradleypada tahun 1969,
namun tokoh yang dianggap sebagai penemu danpenggagas istilah burnout adalah
psikiater di salah satu klinikkecanduan obat di New York melihat bahwa banyak
penurunanmotivasi dan komitmen kerja yang disertai dengan gejala keletihan fisik
5
dan mental.
Menurut Pines & Aronson (1989) burnout adalah suatu bentukketegangan atau
tekanan psikis yang berhubungan dengan stres kronik,dialami seseorang dari hari
ke hari, yang ditandai dengan kelelahan fisik,mental & emosional. Hal ini
dijelaskan pula oleh Leatz & Stolar bahwapermasalahan akan muncul bilamana
stres terjadi dalam jangka waktuyang lama dengan intensitas yang cukup tinggi.
Keadaan ini disebutdengan burnout, yaitu kelelahan fisik, mental, dan emosional
yang terjadikarena stres yang diderita dalam jangka waktu yang cukup lama, pada
Kejenuhan kerja (Burnout) adalah suatu kondisi fisik, emosi danmental yang
sangat drop yang diakibatkan oleh situasi kerja yang sangatmenuntut dalam
mengatakan bahwa kejenuhan kerja merupakanakibat stres kerja dan beban kerja
yang paling umum, gejala khusus padakejenuhan kerja ini antara lain kebosanan,
Keadaan jenuh seringkali pikiran kita menjadi terasa penuh danmulai kehilangan
aman dan efektif serta bekerja pada lingkungan yangmemiliki standar klinik yang
pada akhirnya merekakehabisan energi dan perasaan tentang dirinya dan orang-
orangdisekitarnya.
Akibat dari kejenuhan kerja itu sendiri dapat muncul dalam bentukberkurangnya
maupun organisasi. Adanya beban kerja dankejenuhan kerja pada diri perawat
7
maka tidak hanya pasienyang dirugikan tetapi yang pertama pekerja itu sendiri,
Institusi dan yangpaling penting adalah dapat memperburuk kondisi pasien yang
lain dan pasien, merasa lelah sepanjang waktu, merasatidak mampu melakukan
pekerjaan dengan benar dan mulai engganbekerja. Pada kondisi yang sudah parah
akan muncul keinginan untukberalih ke profesi lain. Padahal profesi perawat yang
burnout, tentu saja akan menghambat kinerja perawat dan menjadi tidakselaras
dengan visi dan misi rumah sakit dalam meningkatkan motivasi kerja
rasa kasih, empati dan perhatian yang pada akhirnyamemunculkan perasaan tidak
b. Depersonalisasi (Depersonalization)
bersikap sinis kepada klien, kasar dantidak manusiawi dalam berhubungan dengan
denganorang lain.
tidak adekuat, kurang puas denganapa yang telah dicapai dalam pekerjaan bahkan
pelayanan.
fisik.
b. Kelelahan mental yang ditunjukkan oleh adanya sikap sinis terhadaporang lain,
mudah curiga terhadap orang lain, menunjukkansikap sinis terhadap orang lain,
tidak mampu menunaikan tugas dengan baik dimasalalu dan beranggapan sama
a. Desain Organisasi.
yaitu:
dibuat oleh individu itu sendiri,individu bersama orang lain dalam kelompok
atau pimpinan.
4. Struktur normatif, hal yang tercakup dalam struktur normatif antaralain tujuan
burnout.
11
b. Kepemimpinan
terima.
derajat keterasingan pada perawat Rumah Sakit dengan carayang digunakan oleh
sewenang-wenang.
terjadinya interaksiantara pemberi dan penerima pelayanan, selain itu analisis juga
perluuntuk mengkaji faktor individu yang ada pada pemberi pelayanan yangturut
a) Karakteristik Individu
burnout dapat digolongkan atas dua faktor, yaitu factor demografik dan faktor
kepribadian.
1. Faktor Demografik
kelamin antara pria dan wanita, Farbermenemukan bahwa pria lebih rentan
depersonalisasi.
Wanita yang lebih banyak terlibat secara emosional dengan oranglain akan
bahwa dari sisi usia, pekerja dibawah usia empat puluh tahun paling berisiko
yang berusia muda. Hal ini wajar sebab para pekerjapemberi pelayanan di usia
konflik emosional, dan kasih sayang dan dukungansosial dari keluarga dapat
14
2. Faktor Kepribadian
terjadi pada nilai dan usahasebagian besar orang untuk memenuhi cita-cita
Karakteristik individu yang memiliki konsep diri rendahyaitu tidak percaya diri
menghadapi konflik, karenamereka cenderung menarik diri dari kerja, dan hal
b) Lingkungan Kerja
16
Masalah beban kerja yang berlebihan adalah salah satu factor dari pekerjaan yang
jam kerja, jumlah individu yang harusdilayani, tanggung jawab yang harus
dipikul, pekerjaan rutin dan yangbukan rutin dan pekerjaan administrasi lainnya
dapat mencakup segi kuantitatifyang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu
pelayanan untuk menarik diri secarapsikologis dan menghindari diri untuk terlibat
dengan klien.
yang baik dengan rekan kerja yaitumereka merupakan sumber emosional bagi
oleh orang lain.Sisi negatif dari rekan kerja yang dapat menimbulkan
burnoutadalah terjadinya hubungan antar rekan kerja yang buruk, hal tersebutbisa
terjadi apabila hubungan mereka diwarnai dengan konflik, salingtidak percaya dan
saling bermusuhan.
pribadidalam berkompetisi.
17
c) Keterlibatan emosioal
pada permasalahan yang secara terus menerus dan dalam jangka waktuyang lama
bidang sosial sering menerima umpan balik yangnegatif. Hal ini disebabkan oleh
d) Aspek-aspek Burnout
yakni:
depersonalisasi.
bekerjatetapi bekerja sekedar untuk hidup, dengan kata lain burnoutmerujuk pada
literatur, makna konsep burnout meluaslebih jauh, karenanya, tanda dan gejala
adalahsebagai berikut:
Istilah motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau
2006:
hidupnya. Dorongan keinginan pada diri seseorang dengan orang yang lain
berbeda
Menurut Vroom dalam Ngalim Purwanto (2006: 72), motivasi mengacu kepada
laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah
tersebut
2) Kerja itu memberikanstatus, dan mengikat seseorang kepada individu lain dan
3) Moral pekerja dan pegawai itu banyak tidak mempunyai kaitan langsung
Motivasi kerja merupakan motivasi yang terjadi pada situasi dan lingkungan kerja
yang terdapat pada suatu organisasi atau lembaga. Pada dasarnya manusia selalu
menginginkan hal yang baik-baik saja, sehingga daya pendorong atau penggerak
yang memotivasi semangat kerjanya tergantung dari harapan yang akan diperoleh
mendatang jika harapan itu menjadi kenyataan maka seseorang akan cenderung
terhadap sesuatu.
motivasi merupakan daya dorong atau daya gerak yang membangkitkan dan
positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
rendah).
Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek
tersebutharuslah diterapkan kepada siapa dan kapan agar dapat berjalan efektif
Tingkah laku bawahan dalam suatu organisasi seperti sekolah pada dasarnya
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan harus selalu diamati, diawasi, dan
yang telah ditetapkan. Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakan
Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari
oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan
1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor
sehingga motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
Menurut Malayu S. P Hasibuan (2006: 149), ada dua metode motivasi, yaitu:
sebagainya.
a. Teori Kebutuhan
menjadi motivator.
aktualisasi diri.
24
b) Teori ERG
pribadi).
d) Teori keadilan
e) Teori Harapan
2) Valensi
f) Teori penguatan
2011).
keperawatan, yaitu :
a. Kepuasan Kerja
26
pekerjaan.
b. Pengembangan Profesional
Yang dimaksud kondisi kerja tidak terbatas hanya pada kondisikerja di tempat
hal yang sejenis,tetapi juga salah satunya tempat kerja yang dikaitkan dengan
sarana dan prasarana kerja yang memadai dengan sifattugas yang harus
diselesaikan.
d. Tingkat Penggajian
Upah atau gaji adalah imbalan yang diterima oleh seseorang dariorganisasi atas
umumnya adalah jenis program gaji dan upah yang palingbaik, dimanapun
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Untuk memperjelas alur pemikiran secara jelas, maka dapat dibuat suatu
2.5 Hipotesis
BAB III
Bhayangkara Porong.
Lebih jelasnya kerangka kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
sebagai berikut ;
POPULASI
Seluruh perawat Kamar Operasi di RS. Bhayangkara Porong
SAMPEL
Seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi
SAMPLING
Menggunakan total sampling
PENGUMPULAN DATA
Kuesionerdengan skala Maslach Burnout Inventor (MBI)
ANALISA DATA
Menggunakan analisa univariat
3.3.1 Populasi
(Setiadi, 2007). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 9 perawat yang
3.3.2 Sampel
Penentuan jumlah sampel ditentukan bahwa apabila subyeknya kurang 100 lebih
Arikunto, 2006).
Kriteria sampel :
A. Kriteria Inklusi :
- Minimal berpendidikan D3
B. Kriteria Eksklusi :
- Kepala ruangan
C. Besar sampel
Jumlah perawat yang kamar operasi yang memenuhi kriteria inklusi yakni 12
perawat.
33
sampel dimana jumlah samperl sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan
mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Untuk
kriteria inklusi
Jumlah = 9 perawat
kecemasan kerja.
34
Menurut Arikunto (2010), instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data adalah
Porong.
Alat yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian inimengacu pada Maslach
Semakin tinggi nilai yangdiperoleh maka semakin tinggi pula burnout yang
burnout yangdialami.
perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan danbahkan kehidupan, serta
Dua puluh dua pernyataan dalam Maslach Burnout Inventory tersebut adalah sebagai
berikut:
2) Saya merasakan kelelahan fisik yang amat sangat di akhir hari kerja (PE)
3) Saya merasa lesu ketika bangun pagi karena harus menjalani hari di tempat kerja untuk
menghadapi klien (PE)
4) Saya dengan mudah dapat memahami bagaimana perasaan klien tentang hal-
hal ingin mereka penuhi dan mereka peroleh dari layanan yang saya berikan (PA)
5) Saya merasa bahwa saya memperlakukan beberapa klien seolah mereka objek
impersonal (EE/D)
6) Menghadapi orang/klien dan bekerja untuk mereka seharian penuh membuat saya
“tertekan”
7) Saya bisa menjawab dan melayani klien saya dengan efektif. (PA)
9) Saya menjadi semakin “kaku” terhadap orang lain sejak saya bekerja sebagai pemberi
jasa.(EE/D)
10) Saya khawatir pekerjaan ini membuat saya “dingin” secara emosional (EE/D)
11) Saya merasa sangat bersemangat dalam melakukan pekerjaan saya dan dalam
menghadapi para klien saya (PA)
13) Pekerjaan sebagai pemberi jasa membuat saya merasa frustasi (EE/D)
14) Saya merasa bekerja terlampau keras dalam pekerjaan saya (PE)
39
15) Saya benar-benar tidak peduli pada apa yang terjadi terhadap klien saya
(EE/D)
16) Menghadapi dan bekerja secara langsung dengan orang menyebabkan saya stress
(EE/D)
17) Saya dengan mudah bisa menciptakan suasana yang santai/relaks dengan
para klien (PA)
18) Saya merasa gembira setelah melakukan tugas saya untuk para klien secara
langsung (PA)
19) Saya telah mendapatkan dan mengalami banyak hal yang berharga dalam
pekerjaan ini (PA)
20) Saya merasa seakan akan hidup dan karir saya tidak akan berubah (EE/D)
22) Saya merasa para pengguna menyalahkan saya atas masalah-masalah yang mereka
alami
40
Bhayangkara Porong.
1. Editing
2. Coding
3. Scoring
Pengukuran tingkat burnout dibagi menjadi empat (4) kategori berdasarkan jumlah
angka yang dihasilkan dari jawaban pertanyaan-pertanyaan diatas, sebagai
berikut:
41
0–2
Tingkatan ini menunjukkan bahwa seseorang merasa cukup bahagia. Skor yang
rendah adalah skor yang bagus – yang menunjukkan seseorang dapat mengatasi
stres dengan baik. Walaupun seseorang mengalami stres, tetapi ia dapat
mengelola stres dengan baik dan dapat membuat hidupnya berimbang. Orang –
orang pada tingkatan skor ini tidak akan mudah naik pitam, dan dapat menerima
stress yang dialami dalam perjalanan hidup.
3–5
Tingkatan ini menunjukkan perlunya memonitor situasi yang dihadapi dan
pengambilan tindakan jika keadaan yang dihadapi menjadi lebih buruk. Walaupun
tidak perlu diberi peringatan, namun orang pada tingkatan ini perlu meluangkan
waktu untuk merefleksi tindakan yang telah diambil untuk mempertimbangkan
penyebab stres yang dihadapi, apakah semakin mudah atau semakin sukar untuk
ditangani.
6 – 8 -- Sinyal Kuning
Orang-orang pada tingkatan ini cenderung mudah terkena burnout. Ritme
kehidupannya cenderung “panas”. Ia sebaiknya berhenti sejenak dari kegiatan-
kegiatannya untuk menentukan prioritas kegiatan dan menghilangkan beberapa
penyebab stres. Orang pada tingkatan ini perlu pula memeriksakan kesehatan,
meninjau kembali tujuan hidup, keseimbangan antara kerja dan hiburan, dan
sistem dukungan sosial yang dimilikinya (keluarga, teman dan jaringan sosial
lainnya).
9 – 10 -- Sinyal Merah
Mereka yang mendapatkan skor pada tingkatan ini sebaiknya segera berhenti
untuk beristirahat sebelum muncul tanda-tanda wake-up call yang lebih serius.
Mereka membutuhkan konsultansi dan nasihat, baik medis maupun psikologis
agar terhindar dari kondisi kehilangan kendali. Ia memerlukan istirahat serta
menilai kembali hidup dan pekerjaannya. Perolehan skor di tingkatan ini
menunjukkan bahwa ia sedang dalam tekanan stres berlebihan dalam waktu yang
42
menerus dan sudah cukup lama. Perlu diwaspadai bahwa manusia mempunyai
batas toleransi fisik dan mental. Diperlukan langkah-langkah konkrit untuk
menanggulangi sinyal-sinyal bahaya yang timbul, misalnya dengan berkonsultasi
intensif dengan profesional dan mendapatkan dukungan penuh berkesinambungan
dari keluarga dan jaringan sosial yang dimilikinya untuk mendapatkan masukan
dan kemudian menentukan arahan masa depan hidup selanjutnya.
4. Tabulating
sifat - sifat yang dimiliki dengan tujuan penelitian. Tabelyang digunakan dapat
5. Analisa Data
dengan etnik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hakresponden harus di
dan tujuan penelitian, serta dampak yang akanterjadi selama dalam pengumpulan
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
tahapan berikut :
44
No Kegiatan BULAN
A. Perencanaan :
1.Menentukan √
sampel
2. Merancang √
kuesioner
3. Memilih √
pewawancara
4. Melatih √
pewawancara
5. Pre-test √
kuesioner
6. Memperbaiki √
kuesioner
7. Post Test √
kuesioner
B. Pelaksanaan :
1. Melaksanakan √
wawancara
2. Menkoding & √
mengedit data √
3. Memasukkan
data √
4. Tabulasi data
C. Analisis: √
1. Analisis data
D. Pelaporan
1. Penulisan √
laporan
2. Pencetakan √
laporan
3. Penyebarluasan √
laporan
4. Presentasi hasil √
45
BAB V
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang “Analisis Burnout
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2013 di RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 34 sampel yaitu 14
sampel di ruang rawat inap dengan kunjungan intensif dan 20 sampel di ruang
perawatan interna.
Data yang diperoleh akan disajiakan dalam bentuk tabel dan narasi. Pada
responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja, jabatan,
status pekerjaan, dan status pernikahan. 2)variable yang diukur meliputi kelelahan
44
A. HASIL
Tabel 5.1
No
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
1. Umur
20 – 29 tahun
30 – 39 tahun
40 – 49 tahun
57.1
28.6
14.3
10
50,0
49
35,0
15,0
2. Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
11
21,4
78,6
17
15,0
85,0
3. Pen. Terakhir
D3
S1
42,9
57,1
12
40,0
60,0
50
Tersebut
1 – 4 tahun
5 – 9 tahun
57,1
42,9
11
45,0
55,0
5. Jabatan
Ketua TIM
Perawat pelaksana
12
14,3
85,7
18
10,0
90,0
6. Status pekerjaan
51
Honorer
PNS
57,1
42,9
11
55,0
45,0
7. Status pernikahan
Belum menikah
Menikah
42,9
57,1
16
20,0
80,0
8. Kelelahan emosional
Terjadi kelelahan
0
52
5,0
45
9. Depersonalisasi
Positif
Negatif
13
7,1
92,9
16
20,0
80,0
prestasi diri
Menurun
Menetap
13
7,1
92,1
53
20
100,0
2. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Terjadi kelelahan
emosional
1 2,9
emosional
33 97,1
Total 34 100,0
Tabel 5.3
46
Positif 5 14,7
Negatif 29 85,3
Total 34 100,0
Diri
Tabel 5.4
Penurunana
pencapaian prestasi
diri
Menurun 1 2,9
Menetap 33 97,1
Total 34 100,0
B. PEMBAHASAN
Kejenuhan kerja (Burnout) adalah suatu kondisi fisik, emosi dan mental
yang sangat drop yang diakibatkan oleh situasi kerja yang sangat menuntut
47
kelelahan fisik dan emosional yang diperkirakan dapat terjadi akibat faktorfaktor
Dalam 6 bulan terakhir jumlah pasien yang telah dirawat di ruang inap
interna sebanyak 960 orang. Pada bagian ini akan dibahas mengenai kelelahan
monoton atau tidak bervariasi, tugas kerja yang tidak jelas, kontrol kerja yang
maka akan semakin besar beban kerja yang harus ditanggung oleh perawat
tersebut, dan apabila semakin besar beban mereka akan dapat menyebabkan
48
a. Kelelahan emosional
emosional yang berlebihan dapat menguras sumber energi yang dimiliki oleh
putus asa, sedih, tidak berdaya, dan tertekan dan kurangnya minat untuk
energinya seperti dikuras habis dan perasan kosong yang tidak dapat diatasi
(Maslach, 1993).
Manusia memang harus selalu bekerja keras dan tekun. Kedua sifat ini
akan lebih bagus lagi jika ditambah dengan sifat ulet. Ulet adalah sikap tekad
57
hati yang tidak mudah putus asa. manusia dilarang untuk putus asa sebab
putus asa adalah sikap orang kafir. Sebagaimana firmam Allah dalam surat
Terjemahnya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"
49
asa. Apabila manusia belajar menjauhi sifat tersebut maka akan menjadikan
diri manusia menjadi orang yang terampil dalam bidang yang ditekuni. Orang
dan keterampilan akan merasa sulit dalam pekerjaanya dan akan mudah
Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan perawat di ruang rawat inap
ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang lebih banyak menyatakan
tidak mudah tersinggung bila ditegur pimpinan Rumah Sakit, pengetahuan dan
lebih mudah melakukan tindakan, dan tindakannya tidak dikritik oleh perawat
Rata-rata jumlah pasien dalam 6 bulan terakhir yaitu pada bulan januari
april sebanyak 90 orang, mei sebanyak 60 0rang, dan juni sebanyak 90 orang.
Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap dengan kunjungan intensif sebanyak
5 buah. Jadi, dapat kita ketahui penggunaan tempat tidur dalam 6 bulan
Intensif Unit Care (ICU) merupakan kamar operasi yang sangat penting
50
yang lebih lama, kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi
tahun dibandingkan yang berumur 30-39 tahun dan 40-49 tahun. Hal ini
lingkungan pekerjaan serta dimana pada masa ini individu sering kali
59
memiliki harapan yang tidak realistis, apa yang mereka harapkan, pikirkan
pada tingkatan yang sama dengan perempuan. Hal ini tidak sejalan dengan
hasil ini bisa disebabkan karena perbedaan profesi pada penelitian ini yang
melekat pada diri individu walaupun dalam satu bidang pelayanan sosial
pada penelitian ini dimana mulai dari pendidikan diploma dan sederajat
51
pada awal-awal masa kerja, terhitung 1-5 tahun pertama masa kerjanya,
perawat yang masa kerjanya 1-8 tahun. Hal ini disebabkan karena masih
orang perawat yang mengalami kelelahan sebesar (5,0%). Dapat kita lihat
cukup waktu dalam melakukan pekerjaanya dan mudah marah tanpa sebab
dikritik oleh perawat lain sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik
52
kepada pasien dan tidak ada tuntutan yang harus dilakukan yang dapat
lebih rentang mengalami kelelahan emosional. Hal ini tidak jauh berbeda
masih kurangnya pengalaman kerja. Dari segi usia, pada penelitian ini
diciptakan dengan pribadi yang keras dan tegas. Menurut Macionis, pria
terlihat bahwa dari uraian diatas profesi perawat lebih banyak ditemui
53
Dari aspek lama kerja, perawat yang memiliki masa kerja 5-9
Hal tersebut terjadi karena pekerjaan yang dilakukan setiap hari monoton,
tidak bervariasi serta pekerjaan rutin dan yang bukan rutin yang harus
sehingga mereka akan mudah sekali tersinggung. Sehingga dapat kita lihat
dikaitkan dengan masalah yang ada pada diri seseorang ataupun dari luar
orang tersebut.
54
kelelahan karena jumlah pasien yang kurang sebab pasien sering dirujuk
b. Depersonalisasi
memperlakukan klien.
63
terganggu dengan peralatan yang telah usang di ruang rawat inap serta
peralatan yang ada di ruang rawat inap, adanya sirkulasi udara yang sehat
55
hubungan kerja sama sesama perawat dan tim kesehatan yang lain sangat
dalam mengambil sikap dan tingkat kedewasaan yang belum matang. Pada
sikap serta kesiapan yang baik karena kesiapan kemampuan dan kinerja
Pada aspek lama bekerja yaitu, perawat yang masa kerjanya 5-9
tahun pada penelitian ini lebih mudah mengalami depersonalisasi. Hal ini
56
cenderung berusia lebih tua dibandingkan yang berusia muda dan belum
dalam merawat pasien, mampu bekerja sama dengan perawat dan tim
57
rawat inap dengan kunjungan intensif yaitu 20-29 tahun, hal ini terjadi
karena umur yang masih muda dimana pada usia ini seseorang belum
pengalaman kerja akan lebih tinggi pada karyawan dengan umur lebih tua.
rasional.
Dilihat dari jenis kelamin, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
perempuan.
58
dan keluarga pasien. Dari segi lama bekerja, pada penelitian ini perawat
atau delapan tahun dan meningkat kembali setelah masa lebih dari delapan
mereka untuk tertarik lagi pada kegiatan yang selama ini mereka tekuni.
Mereka akan mulai bosan, tidak nyaman dan bersikap sinis terhadap apa
59
pasien dan merasa sulit bekerja sama dengan perawat yang lain.
kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah
Artinya:
saudaranya.” ( HR.Muslim).
60
Artinya :
Maksud dari hadis tersebut yaitu sebagai seorang muslim manusia tidak
pilihan, hal ini tentu saja akan sangat membantu seseorang untuk
hidupnya.
pekerjaanya dengan tidak nyaman. Hal tersebut terjadi karena adanya rasa
61
berbunyi :
Terjemahnya :
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20.
70
Maksud dari ayat di atas adalah dengan keluh kesah yang selalu itu
bagi dirinya. Hari-hari dilalui tanpa semangat dan keceriaan, dan bahkan
berubah menjadi orang yang bekualitas buruk dan dingin terhadap klien,
prestasi diri yang terjadi di ruang rawat inap dengan kunjungan intensif
62
prestasi diri sebesar (7,1%). Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner
pasien dan hubungan dengan perawat lain sangat baik sehingga pelayanan
yang diberikan sudah berkualitas. Pada aspek usia, dalam penelitian ini
berumur 21-29 tahun, hal tersebut terjadi karena pada usia muda seseorang
emosi. Dilihat dari karakteristik jenis kelamin, diamana pada penelitian ini
63
memiliki tanggung jawab yang besar. Lama kerja perawat pada penelitian
ini yang mengalami penurunan pencapaian prestasi diri yaitu perawat yang
lama kerjanya 1-4 tahun, karena pada masa ini perawat belum memiliki
(Anggraini L. 2009).
diri. Sehingga dapat kita lihat motivasi kerja di ruangan interna sangat baik
penurunan pencapaian prestasi diri merasa usaha atau hasil tindakan yang
64
burnout merasa tidak berharga dan tidak dihargai oleh orang lain.
Pada aspek usia, punurunan prestasi diri terjadi di usia 20-29 tahun
dimana tidak jauh beda dengan di ruang rawat inapa dengan kunjungan
signifikan dan pada pendidikan perawat berada dalam tingkatan yang sama
65
Dilihat dari aspek lama bekerja seorang perawat yang masa kerjanya 1-2
perawat yang masa kerjanya 1-4 tahun. Hal ini disebabkan karena
perawat.
66
dimensi burnout, pada aspek jabatan dikedua ruangan tersebut, yaitu ketua
tidak jauh berbeda dengan kamar operasi interna dimana perawat yang
67
karena pada status honorer belum ada kejelasan atau keterikatan pekerjaan,
dimana pekerjaan yang dia lakukan sama berat dengan pekerjaan yang
tenang akan jaminan hari tuanya, sebaliknya hal ini tidak akan dialami
76
oleh para karyawan yang berstatus Non PNS (Makara, 2005). Hal inilah
burnout.
seksualitas feminine.
68
BAB VI
A. Kesimpulan
diri perawat di ruang rawat inap dengan kunjungan intensif dan di ruang
emosional di ruang rawat inap dengan kunjungan intensif yatu (100%) tidak
RSUD. Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yaitu dari 20 responden hanya terdapat
B. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdulnasir.2008.Belajarburnout.http://jamalabdulnasir.webs.com/belajarburnout.
htm
Rineka
Cipta.
Chinn PL, Jacobs MK,. 1995. Theory and nursing: A systematic approach,
(4th,ed).
St Louis, Mosby.
konsep
Cicilia P & Windayanti. 2009. Modul 12.Burnout pada perawat rumah sakit
Dangstar. 2011. Kerja keras, Tekun, Ulet, dan Teliti. http://dangstars. com. Up
date
25 Juni 2013.
Bandung. J-ART.
America.
79
BPFE,
Yogyakarta.
Up
Ibnu Soim. 2013. Tujuan pendidikan tafsir surat. Html. Up Date 25 Juni 2013
RumahSakit
internasional Surabaya.
2013.
80
Nawawi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Niken, Fransiska R. 2001. ”Tingkat Burnout pada Perawat Jiwa Ditinjau dari
Persepsi
Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan
Rita. 2004. “Burnout Pada Perawat Putri RS St. Elizabeth Semarang Ditinjau
2013
Siagian, Azwar. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rhineka Cipta. Jakarta.
dimasa
yang akan datang. Penulis berharap apa yang didapatkan berupa ilmu pengetahuan
dapat penulis amalkan di dunia dan mendapat balasan rahmat dari Allah SWT