Professional Documents
Culture Documents
S
DENGAN SUSPEK TB
DISUSUN OLEH
SITTI HARDIANTI HAMIDU
G3A017214
DO:
- KU : pasien tampak lemah
- Makan ½ porsi / hari
- Bb 22 kg dari 24 kg
- Mukosa bibir kering
3. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana
Hasil
1. Hipertermia b/d Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
proses inflamasi tindakan asuhan minimal tiap 2 jam
keperawatan selama 2. Kompres pasien pada
2X7 jam, diharapkan lipatan paha dan aksila
tidak terjadi hipertermi 3. Kolaborasikan
dengan kriteria hasil : pemberian antipiretik
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal 36
c- 37 c
2. Nadi dan rr dalam
rentang nomal
3. Tidak ada
perubahan warna
kulit dan tidak ada
pusing
2 pemenuhan Setelah dilakukan 1. Berikan informasi tentang
kebutuhan tindakan asuhan kebutuhan nutrisi
nutrisi kurang keperawatan selama
2. Monitor intake nutrisi
dari kebutuhan 2X7 jam, diharapkan
tubuh kebutuhan nutrisi 3. Anjurkan makan sedikit tapi
berhubungan pasien terpenuhi sering
dengan intake dengan kriteria hasil :
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
yang tidak 1. Nafsu makan
adekuat meningkat
2. Asupan nutrisi
tercukupi
4. Implementasi
No
Tindakan Respon pasien
Dx
1 1. Monitor vital sign S:-
14/ O:
minimal tiap 2 jam
no S = 39,9 derajat celcius
v/2 Terpasang inf.pam rl 60 cc /jam
01
8
2. Kompres pasien S : pasien mengatakan masih panas
O : keluarga pasien tampak mengikuti
pada lipatan paha
anjuran
dan aksila
3. Kolaborasikan S : klien mengatakan masih panas dan
pemberian terasa lemas
antipiretik O : pct syr / 6 jam
2 1. Berikan informasi S : keluarga pasien mengatakan mengerti
dengan anjuran perawat
tentang kebutuhan nutrisi
O : keluarga pasien tampak mengerti
dengan anjuran perawat
2. Monitor intake nutrisi S : pasien mengatakan masih kurang
nafsu makan
O : pasien tampak sudah menghabiskan
1/2 porsi per hari
3. Anjurkan makan S : pasien mengatakan akan mencobanya
O : pasien tampak mencoba makan tapi
sedikit tapi sering
sering
4. Kolaborasi dengan ahli S : -.
O : pasien tampak mau makan
gizi
No
Tindakan Respon pasien
Dx
1 1.Monitor vital sign S:-
15/ O:
minimal tiap 2 jam
no S = 39 derajat celcius
v/2
01
8
2. Kompres pasien pada S : pasien mengatakan masih panas
O : keluarga pasien tampak mengikuti
lipatan paha dan
anjuran
aksila
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S : pasien semenjak kemarin demam, muntah (+) setiap kali mau
makan, berat badan berkurang. klien terpasang infus pam RL
60 cc / jam
B : nama An. V , umur 10 tahun. DPJP yaitu dr. Lilia
dewiyanti, spA diagnose medis febris, masuk pada tanggal 14
november 2018 jam 14.40 WIB. Kondisi klien panas dan
muntah. s : 39,9 c
A : diagnosa medis febris
Diagnosa keperawatan hipertermi dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
R : - Monitor tanda-tanda vital
- ajarkan kompes hangat
- kolaborasi pemberian antipiretik
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
S mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah infus pam RL
60 cc/jam, inj. Dexa 3 x 500 mg, inj. Ranitidine 25 mg/12 jam,curvit
1x1 cth , pamol sup 250 mg, pct syr 2 cth / 6 jam
Pada An.V tidak mendapatkan obat yang tergolong dalam sound
A like, Look A Like dan High alert.
d. Safety surgery
Pada AN.v tidak dilakukan tindakan pembedahan
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada An.
V:
Total 1.221400
UGD/Poliklinik 540.351,05
14/November 865.708,70
15/November 1.082.044,06
T
o
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Arimbi ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien febris, klien pertama pengkajian mengeluh
panas, lemah dan tidak nafsu makan,dan muntah.. Masalah
keperawatan yang muncul adalah hipertermi dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah hipertermi dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada An. V yaitu:
- inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- inj. Dexa 3 x 500 mg
- pct syr 2 cth / 6 jam
- Ceftriaxone 1000 mg
- curvit 1x1 cth
- pamol sup 250 mg
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
rumah sakit untuk diperiksa dan ditangani.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah pulang
nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung jawab
klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan kompes air hangat ketika demam
muncul.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada pantangan makanan apapun dan tidak alergi
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana implementasi dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat .
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
LAMPIRAN
1. Hak Pasien
2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wongsonegoro:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.