You are on page 1of 24

MANAJEMEN PENGELOLAAN PASIEN PADA TN.

S
DENGAN SUSPEK TB

DISUSUN OLEH
SITTI HARDIANTI HAMIDU
G3A017214

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2018/2019
MANAJEMEN PENGELOLAAN KLIEN PADA TN S DENGAN SUSPEK
TB DI RUANG ISMAIL 2 R.S ROEMANI MUHAMMDIYAH SEMARANG

A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : Rabu, 14 November 2018 (14.40 WIB)
Tanggal pengkajian : Rabu, 14 November 2018 (21.00 WIB)
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 10 tahun
No. RM : 104502
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status Perkawinan :-
Alamat : bumi wanamukti
Diagnosa Medis : Suspek TB
Kelas Ruangan :I
DPJP : dr. lilia dewiyanti, spA.
Jaminan : BPJS
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Bumi wana mukti
Hubungan dengan Klien : Ayah klien

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Riwayat penyakit sekarang
AN. V semenjak kemarin demam, muntah (+) setiap kali mau makan,
berat badan berkurang.
2. Data fokus
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS: Proses inflamasi Hipertermia
- Klien mengatakan panas yang
tidak turun – turun
DO:
- KU : klien tampak lemah
- Kesadaran : CM
- Akral hangat
- TTV:
 S :39,9 0C

2 DS: Intake yang Pemenuhan


- Pasien mengatakan tidak nafsu tidak adekuat kebutuhan
makan nutrisi kurang
- Keluarga Pasien mengatakan dari
setiap mau makan tetap kebutuhan
muntah tubuh

DO:
- KU : pasien tampak lemah
- Makan ½ porsi / hari
- Bb 22 kg dari 24 kg
- Mukosa bibir kering

3. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana
Hasil
1. Hipertermia b/d Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
proses inflamasi tindakan asuhan minimal tiap 2 jam
keperawatan selama 2. Kompres pasien pada
2X7 jam, diharapkan lipatan paha dan aksila
tidak terjadi hipertermi 3. Kolaborasikan
dengan kriteria hasil : pemberian antipiretik
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal 36
c- 37 c
2. Nadi dan rr dalam
rentang nomal
3. Tidak ada
perubahan warna
kulit dan tidak ada
pusing
2 pemenuhan Setelah dilakukan 1. Berikan informasi tentang
kebutuhan tindakan asuhan kebutuhan nutrisi
nutrisi kurang keperawatan selama
2. Monitor intake nutrisi
dari kebutuhan 2X7 jam, diharapkan
tubuh kebutuhan nutrisi 3. Anjurkan makan sedikit tapi
berhubungan pasien terpenuhi sering
dengan intake dengan kriteria hasil :
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
yang tidak 1. Nafsu makan
adekuat meningkat
2. Asupan nutrisi
tercukupi

4. Implementasi
No
Tindakan Respon pasien
Dx
1 1. Monitor vital sign S:-
14/ O:
minimal tiap 2 jam
no S = 39,9 derajat celcius
v/2 Terpasang inf.pam rl 60 cc /jam
01
8
2. Kompres pasien S : pasien mengatakan masih panas
O : keluarga pasien tampak mengikuti
pada lipatan paha
anjuran
dan aksila
3. Kolaborasikan S : klien mengatakan masih panas dan
pemberian terasa lemas
antipiretik O : pct syr / 6 jam
2 1. Berikan informasi S : keluarga pasien mengatakan mengerti
dengan anjuran perawat
tentang kebutuhan nutrisi
O : keluarga pasien tampak mengerti
dengan anjuran perawat
2. Monitor intake nutrisi S : pasien mengatakan masih kurang
nafsu makan
O : pasien tampak sudah menghabiskan
1/2 porsi per hari
3. Anjurkan makan S : pasien mengatakan akan mencobanya
O : pasien tampak mencoba makan tapi
sedikit tapi sering
sering
4. Kolaborasi dengan ahli S : -.
O : pasien tampak mau makan
gizi

No
Tindakan Respon pasien
Dx
1 1.Monitor vital sign S:-
15/ O:
minimal tiap 2 jam
no S = 39 derajat celcius
v/2
01
8
2. Kompres pasien pada S : pasien mengatakan masih panas
O : keluarga pasien tampak mengikuti
lipatan paha dan
anjuran
aksila

3. Kolaborasikan S : klien mengatakan masih panas dan


pemberian antipiretik terasa lemas
O : paracetamol 3 x 500 mg
2 1. Berikan informasi S : keluarga pasien mengatakan mengerti
dengan anjuran perawat
tentang kebutuhan nutrisi
O : keluarga pasien tampak mengerti
dengan anjuran perawat
2. Monitor intake nutrisi S : pasien mengatakan masih kurang
nafsu makan
O : pasien tampak sudah menghabiskan
1/2 porsi per hari
3. Anjurkan makan S : pasien mengatakan akan mencobanya
O : pasien tampak mencoba makan tapi
sedikit tapi sering sering
4. Kolaborasi dengan ahli S : -.
O : pasien tampak mau makan
gizi

C. PENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 13 november 2018
pukul 08.40. WIB melalui UGD untuk menjalani perawatan. Setelah
menandatangani formulir persetujuan rawat inap dan terpasang gelang
identitas, klien dan keluarga lalu diantar oleh petugas kurir ke ruang
Arimbi pukul 14.40 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab.
Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien tampak lemah dengan kesadaran
composmentis dengan skor GCS (E4V5M6).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas UGD kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang, dimana dalam formulir tersebut terdapar poin- poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari UGD, ruang rawat
tujuan yaitu ruang Arimbi kelas 1.
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S : pasien semenjak kemarin demam, muntah (+) setiap kali mau makan,
berat badan berkurang. klien terpasang infus pam RL 60 cc/jam 20
tpm
B : nama An. V , umur 10 tahun. DPJP yaitu dr. Lilia dewiyanti, spA
diagnose medis febris, masuk pada tanggal 14 november 2018 jam
14.40 WIB. Kondisi klien panas dan muntah. s : 39,9 c
A : diagnosa medis febris
Diagnosa keperawatan hipertermi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
R : - Monitor tanda-tanda vital
- ajarkan kompes hangat
- kolaborasi pemberian antipiretik

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


PPJP melakukan orientasi kepada An. V dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Arimbi. Perawat menunjukan pada keluarga
tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan,pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib RS Wongsonegoro, cara cuci tangan yang benar
dengan menggunakan handwash dan handscrub kemudian di jelaskan
tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Hari Hari Keterangan
1 2 3 4
2 0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 2 2
Minum 2 : Mandiri

1 0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 1 1 1 : Mandiri
Perawatan 0 1 1 1 0 : Tergantung orang lain
diri 1 : Mandiri
2 0 : Tidak mampu
Berpakaian 1 2 2 1 : Dibantu
2 : Mandiri
2 0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAB 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (1 x
seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
2 0 : Inkontinensia (pakai
kateter/terkontrol)
BAK 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks
1x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
3 0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Transfer 2 2 3
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
3 0 : Imobilisasi
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 3 3 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
2 0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 2 2
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
1 0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total skor 12 19 20 20 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, An. V dari hari


pertama sampai keempat didapatkan skor 12, 19, 20 yang termasuk
dalam kategori ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut
Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan
kebutuhan perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per
shift-nya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1
= = 0,14 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan.
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas UGD.
An.v telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, Tanggal lahir dan No.
Rekam Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan
seperti pemberian obat (oral/ IV), perawat selalu mengidentifikasi
identitas pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no.
Rekam medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.

b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S : pasien semenjak kemarin demam, muntah (+) setiap kali mau
makan, berat badan berkurang. klien terpasang infus pam RL
60 cc / jam
B : nama An. V , umur 10 tahun. DPJP yaitu dr. Lilia
dewiyanti, spA diagnose medis febris, masuk pada tanggal 14
november 2018 jam 14.40 WIB. Kondisi klien panas dan
muntah. s : 39,9 c
A : diagnosa medis febris
Diagnosa keperawatan hipertermi dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
R : - Monitor tanda-tanda vital
- ajarkan kompes hangat
- kolaborasi pemberian antipiretik
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
S mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah infus pam RL
60 cc/jam, inj. Dexa 3 x 500 mg, inj. Ranitidine 25 mg/12 jam,curvit
1x1 cth , pamol sup 250 mg, pct syr 2 cth / 6 jam
Pada An.V tidak mendapatkan obat yang tergolong dalam sound
A like, Look A Like dan High alert.
d. Safety surgery
Pada AN.v tidak dilakukan tindakan pembedahan
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada An.
V:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

NO PENGKAJIAN SKALA SKOR HARI HARI HARI HARI


1 2 3 4
1 Riwayat jatuh: Jatuh satu 0 0 0 0
Tidak termasuk kali atau
kecelakaan kerja lebih dalam
25
atau kurun
rekreasional waktu 6
bulan
2 Status mental Agitasi/ 15 0 0 0 0
konvulsi
Demensia 15 0 0 0 0
3 Gaya berjalan Terganggu 20 0 0 0 0
Lemah 10 10 10 0 0
Normal 0 0 0 0 0
4 Alat bantu jalan Benda 30 0 0 0 0
sekitar,
kursi,
dinding dll
Kruk, 15 0 0 0 0
tongkat,
tripot dll
5 Kondisi medis Diagnosa 15 0 0 0 0
sekunder
K Pasien 20 20 20 20 20
etera terpasang
infus
ngan SKOR TOTAL 30 30 20 20
:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan
jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan
hasil skor 30 (resiko sedang) hari ketiga dan keempat 20 (tidak
beresiko), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko
jatuh pada An. V yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman
sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu
pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang
resiko jatuh pada pasien.
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Tindakan Jenis tindakan keperawatan
Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
jaga
Orientasi pasien
5 menit
baru
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
6 langkah dan 5
14
moment cuci tangan
novem
Melakukan
ber 5 menit
pemeriksaan TTV
2018
Memantau suhu
klien dan 5 menit
management nyeri
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Mendorong masukan
5 menit
oral
Edukasi terapi obat
5 menit
rawat inap
15 Melakukan
5 menit
novem pemeriksaan TTV
ber Kolaborasi
2018 pemberian cairan IV
5 menit
dan melakukan
kompres
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
10 menit
jaga
Menanyakan
keluhan dan 5 menit
16 melakukan kompres
novem Melakukan
5 menit
ber pemeriksaan TTV
2018 Kolaborasi cairan iv 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan 5 menit
Total 40 menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :


Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Pagi 50 menit
2 Pagi 50 menit
3 Pagi 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien


yaitu shift pagi 3 kali dan shift malam 1 kali masing-masing memiliki
waktu rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
Sore Sore Pagi
1 0,14 0,16 0,25

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.
7. Kebutuhan Logistik pada Pasien
Jumlah pembiayaan:
Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan
1. Laboratorium Dispo 3 cc 4 1065,336 4261,334
Alkohol swab 10 240,9 2409
Reagen chol 1 9024 9024
Reagen TG 1 4312,723 4312,723
Reagen ldl 1 19776 19776
chol
2. Visit dokter Dr. lilia 3 35000 140000
dewiyanti
3. Biaya tindakan Perawatan 1 10.000 10.000
infus
Asuhan 3 35000 105000
keperawatan
Injeksi per hari 1 10000 10000

4. Obat- obatan RL 500 ml 2 8580 17160

inj. 2 1668 3336


Ranitidine 25
mg/12 jam
inj. Dexa 3 x 3 1284 11556
500 mg
pct syr 2 cth / 25 5881 1.470,30
6 jam
Ceftriaxone 4 12.602 1260,24
1000 mg
Abbocath no 2 10.026 20.052
19
curvit 1x1 cth 3 2574 7722,00

pamol sup 4 1740 1.392,0


250 mg
Dispo 10 cc 8 1548 12384
5. Pelayanan gizi Konsultasi ahli 1 7500 7500
gizi (rawat
inap)
6. Biaya kamar Kelas 1 4 25000 1000.000

7. Biaya 1 15500 15500


administrasi
6. Materai 1 6000 6000

Total 1.221400

Tanggal review Tarif RS (Rp)

UGD/Poliklinik 540.351,05

14/November 865.708,70

15/November 1.082.044,06
T
o

total pembiayaan klien selama 4 hari di rawat di ruang Arimbi


adalah Rp 2.072.316.

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada An. V dan keluarga
mengenai penyakit yang diderita oleh An. V yaitu Febris termasuk
pencegahan, penanganan serta tanda dan gejalanya. Dan untuk
pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6 langkah
menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di dekat
washtafel, mengedukasi cara mengatasi demam dengan cara
mengkompresi air hangat ke pembuluh darah vena yang besar ketika
demam timbul.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Arimbi ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien febris, klien pertama pengkajian mengeluh
panas, lemah dan tidak nafsu makan,dan muntah.. Masalah
keperawatan yang muncul adalah hipertermi dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah hipertermi dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada An. V yaitu:
- inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- inj. Dexa 3 x 500 mg
- pct syr 2 cth / 6 jam
- Ceftriaxone 1000 mg
- curvit 1x1 cth
- pamol sup 250 mg
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
rumah sakit untuk diperiksa dan ditangani.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah pulang
nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung jawab
klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan kompes air hangat ketika demam
muncul.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada pantangan makanan apapun dan tidak alergi

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana implementasi dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat .
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Arimbi dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Arimbi. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan kuesioner
tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Puas Tidak


puas
A. Dokter
1. Kesopanan dan keramahan √
2. Kecepatan menangani pasien √
3. Kejelasan informasi oleh dokter √
4. Kepastian jadwal √
B. Perawat
5. Kesopanan dan keramahan √
6. Kemampuan dan kecepatan dalam melayani √
7. Keadilan dalam memberikan pelayanan √
8. Kejelasan informasi yang akan dilakukan √
C Makanan (gizi)
9. Kesopanan dan keramahan petugas √
10. Tampilan menu yang dihidangkan √
11. Ketetapan waktu penyajian √
12. Penjelasan tentang diet pasien √
D. Farmasi dan Penunjang medis
13. Kesopanan dan keramahan petugas √
14. Ketersediaan obat √
15. Kejelasan informasi obat √
16. Kelengkapan peralatan medis √
E. Administrasi
17. Kesopanan dan keramahan petugas √
18. Kepastian dan kewajaran biaya √
19. Kemudahan administrasi √
F. Lingkungan
20. Kenyamanan (bersih,indah,rapi) √
21. Keamanan √

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan


selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Arimbi.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi pasien An. V
dengan dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
Semua tindakan dilakukan sudah sesuai dengan SOP

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Tidak ada hambatan
b. Pendukung
Pasien dan keluarga sangat kooperatif
Keluarga bisa diajak kerjasama
c. Solusi
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit febris dan
melibatkan keluarga dalam mensuport pasien.

LAMPIRAN
1. Hak Pasien

Hak-hak pasien selama perawatan di RSUD Wongsonegoro adalah


sebagai berikut.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wongsonegoro:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

You might also like