Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Nur Awaliya Fatimah
Pendamping:
dr. Hj. Dahlia Abbas
Laporan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah telah
disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2015 Indonesia membentuk Visi Indonesia Sehat 2015,
yang telah dirumuskan oleh Depkes (2010) menyatakan bahwa, gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh
wilayah Republik Indonesia.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Dari hasil riskesdas 2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang
telah mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 38,7 %.
B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak
juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit serta munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10),
misalnya diare, kecacingan dan anemia.
Berdasarkan data WHO (2007) menyebut bahwa setiap tahun 100.000
anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai
angka 40-60%, anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies dan
periodontal 74,4%.
Tingginya angka kejadian penyakit sangat ditentukan oleh peran
masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Masih
rendahnya kesadaran sebagian generasi muda untuk menerapkan PHBS
dalam lingkungan sekolah merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh
C. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah”. Adapun materi yang disampaikan pada
soasialisasi ini sesuai dengan yang tertuang dalam pedoman PHBS.
D. PELAKSANAAN
Penyuluhan mengenai PHBS ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
01 Agustus 2018. Penyuluhan ini bertempat di ruang kelas IV SDN
Bawakaraeng I Makassar. Kegiatan sosialisasi ini dirangkaikan dengan
Pelaksanaan Vaksin MR di sekolah.
Penyuluhan ini dibawakan dengan penjelasan secara lisan. Kemudian
di akhir sesi, pemateri memberi kesempatan kepada para siswa dan siswi
untuk bertanya mengenai materi PHBS.
E. EVALUASI
1. Kesimpulan
Penyuluhan tentang PHBS pada masyarakat khususnya pada anak
sekolah sangat penting diadakan guna meningkatkan kesadaran anak untuk
hidup bersih dan sehat serta menurunkan angka kesakitan dan kematian
dalam masyarakat.
2. Saran
a. Kegiatan sosialisasi / penyuluhan mengenai PHBS harus dilaksanakan
secara kontinyu agar dapat meningkatkan pemahaman, kemauan, dan
kemampuan anak - anak tentang cara hidup bersih dan sehat
khususnya dalam lingkungan sekolah.
All
Makassar, 01 Agustus 2018
Peserta Pendamping