Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran
masing–masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1989). Perawatan kesehatan keluarga (Family
Health Nursing) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan kepada keluarga sebagai unit atau satu-kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarananya.
Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Menurut Friedman (2002)
mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama
yang lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu
daerah yang berekatan.
Menurut BKKBN (1992) mendefinisikan keluarga adalah unit terkcil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan
anaknya, atau ibu dengan anaknya. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek ( Reisner, 1980). Menurut UU No. 10 tahun 1992
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
1
B. Fungsi Keluarga
Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga silang mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : Saling
mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka,
kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar
keluarga/masyarakat. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberdasan dan hak setiap angota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif maka fungsi afektif akan tercapai. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga
dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidudpan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkat laku yang positif dari kedua orang
tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena
fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan social (Fiedmann
1986) Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi
anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara
suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
f. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
g. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Melindungi keamanan dan kesehatan dari seluruh anggota keluarga.
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual
dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga.
3) Mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama sebagaimana suami istri
(marital partners).
f. Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu.
g. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu
sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara di dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005), tipe
keluarga, yaitu :
1. Keluarga berantai (sereal family), yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
2. Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama-sama.
3. Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
D. Ciri Keluarga
1. Ciri-ciri umum keluarga
Menurut Mac Iver dan Page dalam Khairuddin (1997:6) ciri-ciri umum keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
c. Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok keluarga.
2. Ciri-ciri khusus keluarga
Menurut Khairuddin (1997:7) cirri-ciri khusus keluarga adalah:
a. Kebersamaan
b. Dasar-dasar emosional
c. Pengaruh perkembangan
d. Ukuran yang terbatas
e. Posisi inti dalam struktur sosial
f. Tanggung jawab para anggota
g. Aturan kemasyarakatan
E. Struktur Keluarga
Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :
1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri (Nasrul Effendy, 1998).
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
3. Struktur kekuatan dan struktur nilai
Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan actual) dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain kearah positif. Ada beberapa macam
tipe stuktur kekuatan :
a. Legitimate power (power).
b. Referent power (ditiru).
c. Reward power (hadiah).
d. Coercive power (paksa).
e. Affective power.
f. Expert power (keahlian).
4. Struktur Norma dan nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.
F. Tugas Keluarga
Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Memberikan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga
mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu
dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
H. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari beberapa tahap meliputi:
1. Pengumpulan data, yaitu:
a. Data umum:
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama atau inisial kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluaga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, umur, hubungan dengan kepala keluarga, agama,
pendidikan, status imunisasi, dan genogram dalam tiga generasi.
2) Tipe Keluarga
Menjelaskan jenis tipe keluarga (tipe keluarga tradisional atau tipe keluarga non
tradisional).
3) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
atau kebiasaan-kebiasaan terkait dengan kesehatan.
4) Agama
Mengkaji agama dan kepercayaan yang dianut oleh keluarga yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
5) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan seliuruh anggota
keluarga baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu,
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
6) Aktivitas Rekreasi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, tetapi juga penggunaan waktu luang atau senggang
keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahap
perkembangan.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota pada keluarga inti, upaya
pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit, serta pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menjelaskan kesehatan keluarga asal kedua oragtua.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik dan Denah Rumah
Menjelaskan gambaran tipe rumah, luas bangunan, pembagian dan pemanfaatan
ruangan, ventilasi, kondisi rumah, tata perabotan, kebersihan dan sanitasi
lingkungan, ada atau tidak sarana air bersih dan sistem pembuangan limbah.
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya
Menjelaskan tipe dan kondisi lingkungan tempat tinggal, nilai dan norma atau
aturan penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Keluarga
Ditentukan dengan apakah keluarga hidup menetap dalam satu tempat atau
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul atau berinteraksi
dengan masyarakat lingkungan tempat tinggal.
5) Fungsi Ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan
penghasilan keluarga.
Skor tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor tertinggi sama dengan jumlah bobot yaitu 5).
Standar mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu kepada 3 hal,
yaitu:
a. Pengetahuan (kognitif)
Intervensi ini ditunjukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran
kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
b. Sikap (afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c. Tindakan (psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku
yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan.
E. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
F. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi
tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan yaitu:
1. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk
menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
sistem penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau
menggunakan sistem SOAP.
2. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem penulisan
evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan ringkasan.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF
A. Pengertian
CHF (Congestive Heart Failure) sering disebut gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan
kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan (Brunner dan Suddarth, 2002).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007).
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat mempertahankan
sirkulasi atau tidak mampu memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebtuhan
jaringan tubuh (Muttaqim, 2009)
B. Penyebab
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakit degeneratif atau
inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitaas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload )
Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload ) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
C. Patofisiologi
Pada gagal jantung kontraktilitas jantung berkurang dan ventrikel tidak mampu
memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastol. Hal ini menyebabkan volume
diastolik akhir ventrikel secara progresif bertambah.
Volume sekuncup ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :
1. Kontraktilitas intrinsik otot jantung
Kontraksi dapat meningkat akibat katekolamin, aktivitas saraf simpatis. Kontraktilitas
berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
2. Preload
Merupakan sinonim dari Hukum Starling, yaitu jumlah darah yang mengisi jantung
berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut
jantung.
3. After load
Besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan
perbedaan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriola.
Volume diastolik akhir meningkat secara progresif sehingga serat otot ventrikel
mengalami peregangan melebihi panjang optimalnya. Tegangan yang dihasilkan menjadi
berkurang karena ventrikel teregang oleh darah. Semakin ventrikel terisi berlebihan,
semakin sedikit darah yang optimal dipompa keluar sehingga akumulasi darah dan
peregangan otot semakin bertambah. Sisa darah yang tertinggal dan ditambah dengan
venous return di ventrikel kiri akan menyebabkan peningkatan volume darah sehingga akan
menyebabkan peningkatan pengisian ventrikel (preload) atau menurunkan SV dengan
meningkatkan after load yang harus dilawan oleh kerja pompa ventrikel. Peningkatan
preload dan after load menyebabkan peningkatan beban kerja dan kebutuhan O2 jantung.
Jika kebutuhan O2 tidak terpenuhi maka serat otot semakin hipoksik sehingga kontraktilitas
berkurang. Akibat buruknya, kontraktilitas terjadi akumulasi volume di ventrikel.
Pada hipertensi sistemik menyebabkan ventrikel kiri hipertropi paru, ventrikel kanan
dan atrium kanan. Gagal ventrikel kiri (edema paru akut) sering mendahului gagal ventrikel
kanan sehingga curah ventrikel berpasangan dan terjadi gagal salah satu ventrikel yang
menyebabkan penurunan perfusi jaringan.
PATHWAY GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Kontraktilitas
Hambatan Pengosongan
Ventrikel
COP
CHF
27
CHF
Suplai darah jar. Suplai O2 otak Renal flow Tek. Vena pulmonalis Bendungan atrium kanan
Reflek Batuk
Mendesak diafragma
Pola Nafas
Tidak efektif
D. Manifestasi Klinis
Tanda dominan : Meningkatnya volume intravaskuler
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah jantung.
Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
1. Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu
memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
a. Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat
mengalami ortopnoe pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal
Dispnea (PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya
pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan
batuk
d. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak
berfungsi dengan baik
29
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san kerusakan pola
mungkin terlihat. Disritmia mis : takikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T
persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurime
ventricular
3. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang
rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl,
Ureum, gula darah
4. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.
5. Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
6. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji
potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran
abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
7. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal,
terapi diuretic.
8. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk
PPOM.
9. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
10. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark
miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH,
isoenzim LDH)
F. Penatalaksanaan Medis
1. Memperbaiki daya pompa jantung.
a. Therapi Digitalis : Ianoxin
b. Obat Inotropik : Amrinone (Inocor), Dopamine (Intropin)
2. Pengendalian retensi garam dan cairan
a. Diet rendah garam
b. Diuretik : chlorothiazide (Diuril), Furosemide (Lasix), Sprionolactone (aldactone).
c. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor : captropil, enalopril, lisinopril
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dan gagal jantung adalah :
Dukungan istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung. Meningkatkan kekuatan dan
efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan farmakologis. Menghilangkan penimbunan
cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretic, diet dan istirahat.
1. Terapi Farmakologis
Glukosida jantung, diuretic dan vasodilator merupakan dasar terapi farmakologis gagal
jantung. Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.
2. Terapi Diuretik
Diberikan untuk memacu ekresi natrium dan air melalui ginjal, obat ini tidak diperlukan
bila pasien bersedia merespon. Pembatasan aktivitas digitalis dan diet rendah natrium,
jadwal pemberian obat ditentukan oleh berat badan, furosemid (Lasix) terutama sangat
penting dalam terapi gagal jantung karena dapat mendilatasi renula, sehingga
meningkatkan kapasitas urea yang pada gilirannya mengurangi preload (darah vena yang
kembali ke jantung). Terapi diuretic jangka panjang dapat menyebabkan hiponatremia
yang mengakibatkan lemah, letih, malaise, kram otot dan denyut nadi yang kecil dan
cepat. Pemberian diuretic dalam dosis besar dan berulang juga bisa mengakibatkan
hipokalemia ditandai dengan denyut nadi lemah, suara jantung menjauh, hipertensi, otot
kendor, penurunan refleks tendon dan kelemahan umum.
3. Terapi Vasodilator
Obat-obatan vasoaktif merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal
jantung. Natrium nitraprosida secara intravena melalui infuse yang dipantau tepat
dosisnya harus dibatasi agar tekanan systole arteriole tetap dalam batas yang diinginkan.
4. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
5. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume
darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema. Pada saat pemberian ini pasien
harus dipantau terhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema
perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun
itu gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel
premature, bigemini (denyut normal dan premature saling berganti ), dan takikardia atria
proksimal.
6. Pemberian Diuretic, yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Bila
sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak mengganggu istirahat pasien
pada malam hari, intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat
mengalami kehilangan cairan setelah pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang
badannya setiap hari turgor kulit untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi.
7. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati depresi
pernapasan.
8. Pemberian oksigen.
9. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif merupakan
pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk mengurangi impedansi
(tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.
G. Komplikasi
1. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan
gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan
dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan
oleh infark miokardium akut adalah hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada
ventrikel kiri dan nekrosis vocal di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan supply oksigen miokardium.
2. Edema
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja didalam tubuh.
Factor apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru meningkat dari batas negative
menjadi batas positif.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SECARA TEORITIS
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah untuk 2
diubah
Skala : Mudah
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
Skala : Tinggi
3. 3 1
Cukup
2
Rendah
1
Menonjolnya masalah
Skala:
4. diatasi 1
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor tertinggi sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)
(Salvitri, 2013)
C. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Rencana keperawatan keluaraga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang sering
muncul.
Prinsip dalam menetapkan rencana keperawatan keluarga adalah:
1. Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan masalah
2. Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga
3. Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan
4. Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
5. Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus menerus oleh keluarga.
(Salvitri, 2013)
Activity Therapy
1. Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social.
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
5. Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek.
6. Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai.
7. Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang.
8. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas.
9. Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas.
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan.
11. Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
5 Pola napas tidak efektifNOC : NIC :
b/d napas pendek, mucus,Respiratory status: Ventilation Airway Management
bronkokontriksi dan iritanRespiratory status: Airway1. Buka jalan nafas, guanakan teknik
jalan napas. patency chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk
Vital sign Status
memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil :
3. Identifikasi pasien perlunya
1. Mendemonstrasikan batuk
pemasangan alat jalan nafas
efektif dan suara nafas yang
buatan
bersih, tidak ada sianosis dan4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dyspneu (mampu
6. Keluarkan sekret dengan batuk
mengeluarkan sputum, mampu
atau suction
bernafas dengan mudah, tidak7. Auskultasi suara nafas, catat
ada pursed lips) adanya suara tambahan
2. Menunjukkan jalan nafas yang8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
paten(klien tidak merasa
10. Atur intake untuk cairan
tercekik, irama nafas, frekuensi
mengoptimalkan keseimbangan.
pernafasan dalam rentang11. Monitor respirasi dan status O2
normal, tidak ada suara nafasTerapi Oksigen
abnormal) 1. Bersihkan mulut, hidung dan
3. Tanda Tanda vital dalam
secret trakea
rentang normal (tekanan darah, 2. Pertahankan jalan nafas yang
nadi, pernafasan) paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan
pasienterhadap oksigenasi
6 Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :
keterbatasan pengetahuan Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
penyakitnya, tindakan Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat
yang dilakukan, obat Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang proses
obatan yang diberikan, 1. Pasien dan keluarga penyakit yang spesifik.
komplikasi yang mungkin menyatakan pemahaman2. Jelaskan patofisiologi dari
muncul dan perubahan tentang penyakit, kondisi, penyakit dan bagaimana hal ini
gaya hidup prognosis dan program berhubungan dengan anatomi dan
pengobatan. fisiologi, dengan cara yang tepat.
2. Pasien dan keluarga mampu3. Gambarkan tanda dan gejala yang
melaksanakan prosedur yang biasa muncul pada penyakit,
dijelaskan secara benar. dengan cara yang tepat.
3. Pasien dan keluarga mampu4. Gambarkan proses penyakit,
menjelaskan kembali apa dengan cara yang tepat .
yang dijelaskan perawat/tim5. Identifikasi kemungkinan
kesehatan lainnya. penyebab, dengna cara yang tepat.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi
tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru. (Salvitri, 2013)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BP. DD KHUSUSNYA NY.
PT DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI BANJAR BIAS,
DESA KUSAMBA, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG
TANGGAL 21 SEPTEMBER – 11 OKTOBER 2015
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bp. DD
b. Umur : 70 th
c. Alamat : Br. Bias, Desa Kusamba, Dawan, Klungkung.
d. Telpon :-
e. Pekerjaan : Buruh
f. Pendidikan : SD
g. Komposisi :
Tabel 1 : Komposisi Keluarga “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Bp.
DD Khususnya Ny. PT Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Banjar Bias,
Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Tanggal 21 September – 11 Oktober
2015”
Keterangan : :
: Laki-laki : Serumah
: Pasien
Bagan 1 : Genogram “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Bp. DD Khususnya Ny. PT
Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Banjar Bias, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan,
Klungkung, Tanggal 21 September – 11 Oktober 2015”
Penjelasan Genogram :
Pada keluarga Bp. DD tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan atau
menular. Orang tua Bp. DD sudah lama meninggal dan meninggal sakit karena sudah tua.
Pasien Ny. PT menderita penyakit gagal jantung kongesti, orang tua dan kakek nenek dari
Ny. PT sudah lama meninggal dan bukan karena penyakit jantung. Selain Ny. PT, tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit gagal jantung kongesti atau CHF.
3. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bp. DD adalah keluarga besar, yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek dan
nenek.
4. Suku Bangsa
Suku bangsa Bp. DD adalah Bali, Indonesia.
5. Agama
Keyakinan yang dianut keluarga Bp. DD adalah Hindu. Tidak ada perbedaan diantara
anggota keluarga.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Bp. DD bekerja sebagai buruh. An. PS, An. NS, An. KS juga bekerja sebagai buruh di
laut. Penghasilan sebulan ± Rp. 500.000,-. Penghasilan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, keluarga memanfaatkan jaminan kesehatan JKBM, keluarga tidak
memiliki jaminan pendidikan. Keluarga Bp. DD termasuk Keluarga Sejahtera II (KS II)
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Jika ada waktu luang, keluarga Bp. DD berkumpul bersama dengan keluarga yang lain.
Ny. PT juga mengatakan dirinya sering pergi ke pantai dan mengambil batu agar tidak
bosan sering dirumah.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Bp. DD berukuran 100 m2. Terdiri dari 4 kamar tidur. 1 ruang dapur, 1
padmasana serta 1 sanggah (tempat ibadah), dan 1 kamar mandi. Rumah permanen,
lantai dari keramik dan beberapa, 4 ventilasi dan 4 jendela kaca. Di dalam rumah
pencahayaan dari luar cukup. Air yang digunakan untuk minum adalah air pam yang
dimasak dan untuk memasak dan mandi menggunakan air pam.
a. R. Depan : Tampak rapi, bersih.
b. Teras : Tampak rapi, bersih.
c. Kamar Tidur Px : Tidak rapi, kamar berdebu dan
kasur Ny. PT tanpa sprai.
d. Dapur : Bangunan masih menggunakan gubug (bedeg),
penyajian makanan tertutup
e. Kamar mandi : Kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan
1 wc, keadaan air dalam bak mandi tampak bersih, kamar
mandi tampak tidak bersih dan lantai tampak jarang
dikuras
f. Jendela : Jendela di rumah Bp. DD ada 4, ventilasi
cukup tetapi jarang dibuka.
g. Sistem penyajian makanan : Tertutup
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bp. DD berada pada lingkungan yang bermata pencaharian buruh dan
perikanan, dan hidup saling menghormati
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bp. DD tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bp. DD setiap hari berkumpul dirumah dan dengan tetangga dan selalu
mengikuti kegiatan yang ada di Banjar seperti ngayah banjar, perkumpulan STT.
5. Sistem pendukung keluarga
Jika ada keluarga yang sakit, keluarga Bp. DD langsung membawa ke puskesmas, dan
keluarga Bp. DD menggunakan asuransi kesehatan berupa JKBM. Jarak tempuh rumah
keluarga Bp. DD ke fasilitas Pelayanan Kesehatan kira-kira 100 meter yaitu Puskesmas
Pembantu I Kusamba.
Denah Rumah
6
6
6
2
4
5
6
2
1
3
B T
S
Ket.
4 = Taman 8 = Teras
Bagan 2 : Denah Rumah “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Bp. DD Khususnya Ny.
PT Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Banjar Bias, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan,
Klungkung, Tanggal 21 September – 11 Oktober 2015”
D. Struktur keluarga
1. Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga Bp. DD adalah terbuka, dimana semua dibicarakan dan
diselesaikan bersama.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan pengambilan keputusan
berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur Peran
a. Bp. DD berperan sebagai kepala keluarga, sebagai kakek, suami, mencari nafkah,
melindungi, dan menjaga keamanan keluarga.
b. Ny.WM berperan sebagai ibu rumah tangga dan nenek dari cucu-cucunya.
c. An.PS berperan sebagai anak, kepala keluarga, mencari nafkah.
d. An.NS berperan sebagai anak, kepala keluarga, mencari nafkah.
e. An.KS berperan sebagai anak.
4. Norma keluarga
Keluarga Bp. DD menerapkan nilai dan norma yang berlaku menurut ajaran agama dan
aturan yang ada di masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Bp. DD saling menyayangi dan saat ini keluarga Bp. DD sangat
memperhatikan keadaan Ny. PT yang sedang mengalami penyakit gagal jantung.
2. Fungsi sosialisasi
Antar keluarga dan tetangga tidak ada masalah dalam bersosialisasi.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Dari pengkajian, keluarga Bp. DD belum mengenal tentang penyakit yang sekarang
sedang diderita oleh Ny. PT, saat ditanya tentang penyakit Ny. PT, keluarga hanya
menjawab bahwa Ny. PT menderita penyakit jantung dan sudah sejak lama. Keluarga
juga belum mengetahui jenis-jenis makanan untuk diet jantung Ny. PT. Keluarga Bp.
DD mengatakan mencari pelayanan kesehatan saat penyakit Ny. PT kambuh atau
saat obat Ny. PT akan habis. Keluarga Bp. DD memiliki hasil foto thorax Ny. PT. Ny.
PT dan keluarga mengatakan bahwa Ny. PT pernah ke rontgen di rumah sakit dan
dinyatakan menderita penyakit jantung oleh dokter.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Pada keluarga Bp. DD, apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Bp.
DD akan membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat
atau puskesmas. Dan apabila penyakit Ny. PT kambuh, keluarga langsung membawa
Ny. PT ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan pertolongan.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara memberikan pertolongan pertama saat
penyakit Ny. PT kambuh dan merawat Ny. PT dengan penyakit jantung. Keluarga
Bp. DD hanya membawa Ny. PT ke puskesmas atau langsung ke rumah sakit saat
penyakitnya kambuh atau saat obat Ny. PT akan habis. Ny. PT juga mengatakan
biasa makan makanan dengan menu yang sama dengan keluarga atau makan
makanan dengan menu seadanya. Itu terbukti dengan keluarga Bp. DD tampak
bingung dan Ny. PT biasa makan makanan dengan menu yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
d. Memelihara lingkungan
Kondisi lingkungan rumah tampak bersih, sudah dilengkapi septic tank, namun
kamar mandi tidak bersih dan jarang dikuras, kamar pasien berdebu dan kasur tidak
di sprai, jendela jarang dibuka. Keluarga Bp. DD mampu belum memelihara
lingkungan keluarga dengan baik.
e. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Keluarga Bp. DD mampu memanfaatkan fasilitas/pelayanan kesehatan dan jarak
pelayanan kesehatan dapat dijangkau. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka di
bawa ke puskesmas, mantri atau bidan praktik.
4. Fungsi reproduksi
Bp. DD sudah tidak merencanakan punya anak lagi karena sudah lanjut usia dan sudah
menopause.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Bp. DD menggunakan penghasilan yang diperoleh dan penghasilan dari anak-
anak Bp. DD untuk membiayai kebutuhan sehari – hari keluarga.
G. Pemeriksaan Fisik
Tabel 2 : Pemeriksaan Fisik “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Bp. DD
Khususnya Ny. PT Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Banjar Bias, Desa
Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Tanggal 21 September – 11 Oktober 2015”
Pemeriksaan
- Foto Thorax - - -
Penunjang
Kesimpulan Sehat Sakit Sehat Sehat Sehat
Harapan Keluarga
Keluarga Bp. DD mengharapkan agar kesehatan Ny. PT selalu terjaga dan semua anggota
keluarganya selalu dalam kondisi yang sehat.
Percobaan: .......................................
Perhatian dan Kalkulasi
5 0 Sen 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran. Berhenti
setelah 5 jawaban. Bergantian mengeja “kata” ke
belakang.
Mengingat
3 3 Minta klien untuk mengulang ketiga objek di atas.
Berikan 1 poin untuk setiap jawaban benar.
Bahasa
9 8 Nama pensil dan melihat (2 poin). Mengulang hal
berikut: “tak ada jika, dan, atau tetapi” (1 poin).
19 Nilai Total
Pasien memperoleh skor 19, sehingga pasien masuk dalam kategori kemungkinan
mengalami penurunan kognitif
3. Indeks Katz
Pasien memperoleh nilai A, sehingga klien memiliki kemandirian dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
Klien memperoleh skor 4, sehingga klien masuk dalam kategori tidak depresi.
DATA OBJEKTIF :
Keluarga Bp. DD tampak
bingung dan Ny. PT biasa
makan makanan dengan menu
yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
2. DATA SUBJEKTIF : Kerusakan Ketidakmampuan keluarga
Bp. DD mengatakan penatalaksanaan rumah memelihara /
rumahnya berukuran 100 m2. (hygiene lingkungan memodifikasi lingkungan
Terdiri dari 4 kamar tidur. 1 rumah) rumah yang sehat.
ruang dapur, 1 padmasana
serta 1 sanggah (tempat
ibadah), dan 1 kamar mandi.
Rumah permanen, lantai dari
keramik dan beberapa, 4
ventilasi dan 4 jendela kaca.
Di dalam rumah pencahayaan
dari luar cukup. Air yang
digunakan untuk minum
adalah air pam yang dimasak
dan untuk memasak dan
mandi menggunakan air pam
DATA OBJEKTIF :
Kamar Tidur pasien tampak
belum rapi, kamar agak
berdebu dan kasur Ny.PT
tampak tanpa sprai.
Bangunan dapur masih
menggunakan gubug (bedeg),
penyajian makanan tertutup
Kamar mandi terdiri dari 1
bak mandi dan 1 wc, keadaan
air dalam bak mandi tampak
bersih, kamar mandi tampak
tidak bersih dan lantai tampak
jarang dikuras
Jendela di rumah Bp. DD ada
4, ventilasi cukup tetapi
jarang dibuka.
3. DATA SUBJEKTIF : Perilaku mencari Kemampuan keluarga
Keluarga Bp. DD mengatakan pertolongan kesehatan. mengenal penyakit dan
mencari pelayanan kesehatan dampak penyakit.
saat penyakit Ny. PT kambuh
atau saat obat Ny. PT akan
habis.
DATA OBJEKTIF :
Keluarga sudah sering ke
rumah sakit untuk mencari
obat saat obat Ny. PT akan
habis.
3. Perilaku mencari pertolongan kesehatan b/d Kemampuan keluarga mengenal penyakit dan
dampak penyakit.
3 TUK 1
1. Kaji ulang tingkat 1. Keluarga sudah paham dan
kemampuan keluarga dalam keluarga mengatakan akan
menjangkau pelayanan menggunakan sepeda motor
kesehatan menuju pelayanan kesehatan
terdekat
Evaluasi Formatif
Tanggal/Jam No.DP Evaluasi
Kamis, 8 Oktober 2015 1 S : Keluarga Bp. DD mengatakan sudah mengerti
Jam : 17.00 WITA tentang gagal jantung kongestif, pertolongan
pertama dan diet pada penyakit jantung.
O : Keluarga kooperatif saat diskusi, keluarga
memerhatikan dan tidak meninggalkan tempat
saat penyuluhan. Keluarga dapat
memperagakan cara pertolongan pertama
pada penyakit gagal jantung kongestif.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk selalu memerhatikan
kesehatan keluarga khususnya Ny. PT dengan
penyakit gagal jantungnya..
Kamis, 8 Oktober 2015 2 S : Keluarga Bp. DD mengatakan sudah paham
Jam : 17.00 WITA mengenai hygiene rumah, seperti kamar harus
bebas debu, jendela sudah sering dibuka.
O : Kamar Ny. PT masih belum di sprai karena
tidak punya sprai. Keluarga tampak bersih-
bersih setiap hari.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi dan ingatkan keluarga untuk selalu
memerhatikan lingkungan sekitar rumah.
Kamis, 8 Oktober 2015 3 S : Keluarga Bp. DD mengatakan sudah paham dan
Jam : 17.00 WITA siap mengantar Ny. PT menuju pelayanan
kesehatan terdekat saat penyakit gagal jantung
Ny. PT kambuh.
O : Keluarga memiliki sepeda motor dan tinggal
bersama dengan tetangga dalam satu kawasan
rumah.
A : Masalah teratasi
P : Motivasi dan ingatkan keluarga untuk selalu
memerhatikan kesehatan Ny. PT menjaga
komunikasi antara anggota keluarga dan
tetangga.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian, dalam asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bp.
DD, muncul tiga masalah yaitu kurang pengetahuan mengenai pertolongan pertama dan diet
pada CHF, kerusakan penatalaksanaan rumah (hygiene lingkungan rumah), dan perilaku
mencari pertolongan kesehatan. Dari permasalahan tersebut telah dilakukan proses skoring
untuk menentukan prioritas masalah dan masalah yang menjadi prioritas pertama adalah
kurang pengetahuan mengenai pertolongan pertama dan diet pada CHF, yang kedua adalah
kerusakan penatalaksanaan rumah (hygiene lingkungan rumah), dan yang ketiga adalah
perilaku mencari pertolongan kesehatan.
Setelah melakukan proses skoring, dilakukan perencanaan dan pelaksanaan
keperawatan untuk ketiga masalah tersebut. Untuk pelaksanaan keperawatan ini saya lakukan
selama empat kali kunjungan rumah dengan memberikan penyuluhan serta tindak lanjut
kegawatdaruratan seperti pertolongan pertama yang sudah direncanakan. Setelah melakukan
pelaksanaan keperawatan, dilanjutkan dengan proses evaluasi. Dari proses evaluasi tersebut
dilakukan untuk mengetahui perkembangan keluarga setelah diberikan asuhan keperawatan
dan didapatkan masalah pertama teratasi sebagian, masalah kedua juga teratasi sebagian, dan
masalah ketiga sudah teratasi.
B. SARAN
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang optimal dan meningkatkan derajat
kesehatan keluarga sebaiknya memerlukan waktu secara bertahap dan waktu yang panjang.
Dan sebagai perawat tentunya harus menerapkan teori konsep keluarga ke dalam praktik
keperawatan keluarga yang dilakukan.
Lampiran I
Lampiran II
OLEH:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
A. LATAR BELAKANG
Saat ini berbagai masalah kesehatan yang serius di Indonesia dapat disebabkan
oleh berbagai faktor. Misalnya pola hidup yang tidak sehat, cara pemeliharaan kesehatan
yang tidak baik, pola makan yang tidak baik dan juga faktor sosial ekonomi.
Masalah kesehatan yang banyak menimbulkan kematian adalah Congestive Heart
Failure / Gagal Jantung Kongestif. Penyakit CHF umumnya diderita oleh orang dewasa
pria daripada wanita. Jumlah presentasinya 3% pada orang berusia 45-60 tahun, 75%
pada orang yang berusia di atas 60 tahun. (Jensen and Miller, 1995).
Penyebab dari CHF adalah myocardial infark, hipertensi sistemik, dan stenosis
pulmoner. Pada pasien dengan CHF dianjurkan untuk berolah raga secara teratur yang
diselingi dengan istirahat yang cukup (tidak bekerja berlebihan) dan sebaiknya
menghindari kemarahan emosional.
Dengan adanya makalah ini penulis berusaha menggambarkan tentang penyakit
CHF sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan secara dini bila didapatkan gejala-
gejala CHF seperti jantung berdebar-debar, cepat lelah, sesak napas dan keinginan
berkemih pada malam hari.
Peran perawat yang dilakukan untuk menurunkan angka kejadian dengan
memberikan penyuluhan CHF kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan
masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan atau mengurangi resiko timbulnya
CHF
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, pasien diharapkan mengetahui dan
memahami tentang pertolongan pertama dan diet jantung.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, pasien diharapkan dapat:
1) Menjelaskan pengertian gagal jantung.
2) Menyebutkan penyebab gagal jantung.
3) Menyebutkan tanda dan gejala gagal jantung.
4) Pertolongan pertama pada gagal jantung.
5) Menyebutkan penanggulangan gagal jantung.
6) Menyebutkan diet untuk gagal jantung.
C. MATERI
Adapun materi yang akan disajikan meliputi:
a. Pengertian gagal jantung kongesti atau CHF
b. Penyebab gagal jantung
c. Tanda dan gejala gagal jantung
d. Pertolongan pertama pada gagal jantung
e. Penanggulangan gagal jantung
f. Diet untuk gagal jantung
D. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang gizi seimbang ini adalah:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. ALAT/MEDIA/SUMBER
a. Alat:-
b. Media: leaflet
c. Sumber:
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Depkes. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan System
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.
Dinoti, Triana. 2014. SAP Gagal Jantung Kongesti. Available on :
(https://trianadinotiblog.wordpress.com/2014/11/11/sap-gagal-jantung-
kongestif/). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.
Kumpulan SAP dan Leaflet. 2013. Available on :
(http://kumpulansapdanleaflet.blogspot.com/2014/07/askep-chf-congensif-
heart-failure.html). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015
Pritayani, Septia. 2013. SAP CHF. Available on :
(http://charmingraspberry.blogspot.co.id/2013/07/sap-chf.html). Diakses pada
tanggal 1 Oktober 2015.
F. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini adalah keluarga Bp. DD.
G. WAKTU
Pelaksanaan penyuluhan ini diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 5 Oktober 2015
Pukul : 09.30 – 10.05 WITA
Durasi : 35 menit
H. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di rumah Keuarga Bp. DD, Br. Bias, Desa Kusamba,
Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali.
Setting tempat:
Penyuluh
Media
Audien
I. PROSES KEGIATAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN RESPON TTD
1. 5 Menit Pre interaksi
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
Mendengarkan
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
d. Menanyakan kesiapan pasien
e. Memilih media yang sesuai (sudah
dipersiapkan)
B. Proses Penyuluhan
1. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
2. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Minimal peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, peserta:
a. Dapat menjelaskan pengertian gagal jantung.
b. Dapat menyebutkan penyebab gagal jantung.
c. Dapat menyebutkan tanda dan gejala gagal jantung.
d. Dapat pertolongan pertama pada gagal jantung.
e. Dapat menyebutkan penanggulangan gagal jantung.
f. Dapat menyebutkan diet untuk gagal jantung..
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan keluarga Bp. DD mengenai pertolongan pertama dan
diet jantung untuk Ny. PT.
A. DEFINISI CHF
CHF (Congestive Heart Failure) sering disebut gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan
kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan (Brunner dan Suddarth, 2002).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007).
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat mempertahankan
sirkulasi atau tidak mampu memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebtuhan
jaringan tubuh (Muttaqim, 2009)
B. PENYEBAB CHF
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakit degeneratif atau
inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitaas menurun.
EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apa itu gagal jantung atau CHF?
2. Apa saja penyebab gagal jantung?
3. Bagaimana tanda dan gejala gagal jantung?
4. Bagaimana pertolongan pertama untuk pasien gagal jantung?
5. Bagaimana penanggulangan gagal jantung?
6. Bagaimana syarat makanan untuk pasien gagal jantung?
7. Apa saja larangan untuk pasien gagal jantung?
B. Kunci Jawaban
1. Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat mempertahankan
sirkulasi atau tidak mampu memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebtuhan
jaringan tubuh (Muttaqim, 2009)
2. Penyebab CHF :
b. Kelainan otot jantung
c. Aterosklerosis coroner
d. Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan
afterload )
e. Peradangan dan penyakit myocardium
degenerative
f. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
ssecara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak
mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif
konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak afteer load.
g. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme(mis : demam, tirotoksikosis ,
hipoksia dan anemia peperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai
oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalita elekttronik
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda
NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing.
Depkes. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan System Kardiovaskuler.
Jakarta : EGC.
Gusti ADP, Salvari. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Nanda.2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan definisi keperawatan dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Pribadi, Rizky. 2014. Asuhan Keperawatan Gagal Jantung Kongestif (CHF). Available on :
(http://kalangkangmencrang.blogspot.com/2014/01/asuhan-keperawatan-gagal-
jantung.html). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.