You are on page 1of 30

MAKALAH

ANALISIS DATA KUALITATIF DAN


DATA KUANTITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Metodologi Penelitian Administrasi/Manajemen
Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Hermawan

Disusun Oleh:
Mochamad Santoso
186030302111003

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat
serta hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif” dengan baik. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pemimpin segala
sumber ilmu bagi seluruh umat manusia.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Bapak Dr. Hermawan,
sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian
Administrasi/Manajemen Pendidikan, yang telah membimbing kami. Dan kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membant menyusun
makalah ini dari awal sampai akhir.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Administrasi/Manajemen Pendidikan. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Malang, 12 Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penelitian terbagi menjadi dua macam, yakni penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Dimana masing-masing jenis penelitian memiliki ciri tersendiri, baik
dari segi tujuan, isi, data, sumber maupuan analisis datanya. Karena masing-
masing penelitian memiliki tujuan (purpose) yang berbeda-beda. Sehingga dari
setiap penelitian memiliki cara atau teknik analisis data yang berbeda-beda.
Melakukan sebuah penelitian pastinya tidak luput dari yang namanya analisis
data. Yaitu kegiatana menelaah, menjelaskan data hasil yang didapatkan ke
dalam sebuah narasi melalui proses tertentu. Dimana nantinya akan didapatkan
tujuan dari sebuah penelitian itu sendiri. Yaitu membuktikan sebuah teori baru
atau mengungkapkan sebuah teori baru untuk dapat dimanfaatkan di halayak
umum. Tidak hanya bermanfaat untuk peneliti sendiri tetapi dengan tujuan utama
adalah untuk kepentingan dan kemanfaatan masyarakat pada umumnya.
Menurut sifatnya, data sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Dimana keduanya memiliki ciri khas tesendiri. Sehingga
dari masing-masing tersebut membutuhkan teknik atau langkah untuk melakukan
analisis yang berbeda-beda. Sehingga dibuatlah makalah ini untuk menjelaskan
bagaimana teknik analisis data penelitian, baik itu penelitian yang bersifat
kualitatif maupaun penelitian kuantitatif.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
a) Apakah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif?
b) Bagaimana teknik analisis data kualitatif?
c) Bagaimana teknik analisis data kuantitatif?

1.3. TUJUAN MAKALAH


Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a) Mahasiswa mampu membedakan data kualitatif dan data kuantitatif
b) Mahasiswa mampu memahami teknik analisis data kualitatif
c) Mahasiswa mampu memahami teknik analisis data kuantitatif
1.4. MANFAAT MAKALAH
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
a) Diharapkan mengetahui perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
b) Diharapkan mengetahui teknik analisis data kualitatif
c) Diharapkan mengetahui teknik analisis data kuantitatif

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Penulisan makalah ini terdiri dari berbagai bagian yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. HALAMAN JUDUL
Judul diketik dengan menggunakan huruf besar (kapital) dan ekspresif,
sesuai dan tepat dengan masalah yang ditulis serta tidak membuka peluang
untuk penafsiran ganda.
2. PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan dalam
pembuatan makalah ini.
3. TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang perbedaan data kualitatif dan
data kuantitatif, teknik untuk menganalisis data. Baik data kualitatif maupun data
kuantitatif sesuai dengan referensi yang terpercaya.
4. PENUTUP
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang kesimpulan dari isi makalah dan
kata penutup. Serta beberapa kritik dan saran.
5. DAFTAR PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang referensi-referensi yang digunakan dalam
pembuatan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan Data Kualitatif Dan Data Kuantitatif


Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu penelitian kualitatif,
penelitian kuantitatif dan penelitian kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif.
Masing-masing dari jenis penelitian tersebut memiliki ciri yang berbeda-beda.
Baik dari segi tujuan, cara pengumpulan data, teknik analisis data dan jenis
datanya itu sendiri. Karena masing-masing jenis penelitian memiliki tujuan yang
berbeda-beda.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam
dua jenis, yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan kuantitatif
(yang berbentuk angka).1

Data penelitian kualitatif, data didapatkan dalam bentuk verbal atau gambar
(tidak disimbolkan dengan angka atau huruf). Data ini berupa deskripsi tentang
orang, tempat, atau transkip percakapan yang tidak bisa direpresentasikan
dengan huruf atau angka. Yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian itu
sendiri.
Sedangkan data kuantitatif, dipresentasikan dalam bentuk symbol, bisa
dengan huruf (seperti A,B,C,D,dst) atau dengan symbol angka. Untuk
kemampuan, misalnya symbol huruf A digunakan sebagai symbol untuk

1
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal 280
merekam kemampuan yang sempurna, huruf B berarti sangat bagus, symbol
huruf C berarti bagus, D berarti kurang dan huruf E berarti jelek. Pengkategorian
ini disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain dengan
symbol huruf, dapat digunakan symbol angka seperti untuk jenis kelamin,
digunakan symbol 1 untuk pria dan 2 untuk wanita. Angka-angka dan huruf-huruf
itulah yang nantinya akan dianalisis secara statistik.2
Kualitatif Kuantitatif
Simbol Bentuk kata-kata Bentuk angka atau huruf
Penjelas dari Karakteristik atau sifat Hasil perhitungan dan
pengukuran
Terdiri dari Data nominal dan ordinal Data interval dan rasio
Contoh Kondisi Barang (jelek, sedang, Tinggi Badan, Umur, Jumlah
bagus), Tingkat Kepuasan benda, dll.
(Tidak puas, Puas, Sangat
puas),dll.

2.2. TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF


2.2.1. Pengertian Analisis Data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana”
dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of resolving data
into its constituent components to reveal its characteristic elements and
structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalisis maka data tersebut
harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau
struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh
pemahaman yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam
sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah
data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai
dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan
kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan.
Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah
terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak
berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu,

2
Robert Bogdan C. dan Sari Biklen K,, Qualitative Research in Education, an
Introduction to Theory and Methods, (Boston: Allyn and Bacon, 1998), hal. 200
analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang
terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis
data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,
akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan
data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan
analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai (1987 :
231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasi. Dalam penelitian strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-
kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis secara statistikan
bertujuan untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat
sebagai temuan berupa verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan
dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data
yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan
tidak menguji hipotesis/teori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang
dilakukan oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru.
Pengertian Analisis data kualitatif menurut (Bogdan & Biklen, 1982) adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskanya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memetuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif menurut (Seiddel, 1998), proses perjalanan sebagai
berikut:
(a) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

(b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,


membuat ikstisar, dan membuat indeksnya.
(c) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
Bogdan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak sebelum peneliti
memasuki lapangan. Kemudian analisis data dilanjutkan pada saat peneliti
berada di lapangan samai peneliti menyelesaikan kegiatan di lapangan. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti di lapangan.

2.2.2. Model Analisis Data


Ada beberapa model dalam analisis data pada penelitian kualitatif.
Berdasarkan referensi yang di dapat oleh penulis bahwa ada tiga model, yaitu :

2.2.2.1. Metode Perbandingan Tetap (Constant Comparative


Method)
Metode ini dikemukan oleh Glaser & Strauss dalam buku mereka The
Discovery Of Grouded Research. Dinamakan metode perbandingan tetap atau
Constant Comparative Method karena dalam analisis data, secara tetap
membandingkan satu datum dengan yang lain, kemudian secara tetap
membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Secara umum proses analisis
datanya mencakup :
(a) Reduksi Data dengan urutan langkah
(1). Identifikasi satuan (unit).
(2). Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat
koding.
Gbr.1 Reduksi Data
(b) Kategorisasi Data dengan urutan langkah
(1). Menyususun kategori
(2). Setiap kategori diberi nama yang disebut „label‟.
(c) Sintesisasi dengan urutan langkah
(1). Mensintesis berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan
kategori lainya.
(2). Kaitan satu kategori dengan kategori lainya diberi nama/label lagi
(d) Menyususun Hipotesis Kerja
Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang
proposional. Hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substantive. Yaitu
teori yang berasal dan masih terkait dengan data. Hipotesis kerja itu
hendaknya terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian.

2.2.2.2. Analisis Data Model Spradley


Analisis data menurut model Spradley ini tidak terlepas dari keseluruhan
proses penelitian. Analisis data menurut model ini memanfaatkan adanya apa
yang dinamakan Hubungan Semantik. Maksud dari hubungan semantik yaitu
sewaktu mengadakan analisis data, analisis perlu menggunakan acuan
hubungan semantic. Hubungan semantic ini dikaitkan dengan masalah
penelitian. Sewaktu menyelenggarakan pengamatan deskriptif seluruh hubungan
biasanya teridentifikasi. Untuk seterusnya analisis hendaknya memperhatikan
hubungan semantic yang relevan.
Menurut Spradley (1980) penelitian kualitatif dilakukan dengan dua belas
langkah:

(a) Menentukan Situasi Sosial


(b) Melakukan Observasi Partisipasi
(c) Membuat Catatan Lapangan
Semua catatan lapangan dibuat dengan menggunakan prinsip pencatatan
sebagaimana dianjurkan oleh Spradley (1980: 65-68), yaitu:
(1). prinsip identifikasi bahasa, yaitu mengidentifikasikan benuk bahasa
yang digunakan,
(2). prinsip verbatim, yaitu mencatat ucapan atau perkataan sebagaimana
yang dikatakan oleh pelakunya,
(3). prinsip konkrit, yaitu menggunakan bahasa yang konkrit, yaitu bukan
hanya memberikan nama pada suatu tindakan
(d) Melakukan Observasi Deskriptif
Dalam observasi deskriptif ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu:
(1). Grand Tour, observasi yang dilakukan sebelum penelitian, mengamati
gambaran pokok dari situasi sosial yang telah ditentukan misalnya
tempat, proses kejadian, orang kelompok dan lain sebagainya,
(2). Mini tour observasi yang dilakukan dalam waktu penelitian. Hasil
observasi deskriptif ini ditulis dalam catatan lapangan yang memuat
tentang apa yang diamati, dilihat, didengar, dan dipikirkan peneliti.
(e) Melakukan Analisis Kawasan
Analisis kawasan merupakan suatu cara berfikir yang sistematis memberikan
atau menguji sesuatu untuk menentukan hubungan antar bagian, serta
hubungan bagian-bagian dengan keseluruhan, contohnya bagaimana
hubungan majikan dan buruh dalam pengelolaan penangkapan ikan.
Menurut Spradley (1980) analisis kawasan ini merupakan jenis alat berfikir.
Dalam penelitian ini analisis kawasan mengidentifikasikan beberapa
kawasan, di antaranya:
(1). jenis aktor yang terlibat dalam pengelolaan penangkapan ikan
(2). jenis objek fisik yang tercakup dalam pengelolaannya penangkapan
ikan,
(3). jenis-jenis tindakan yang dilakukan oleh aktor dalam pengelolaan
penangkapan ikan,
(4). jenis-jenis alat yang digunakan dalam pengelolaan penangkapan
ikan,
(5). jenis-jenis periode waktu yang digunakan untuk menangkap ikan di
laut.
(f) Melakukan Observasi Terfokus
Pada tahap observasi dilakukan secara lebih terfokus kepada rincian-rincian
dari suatu kawasan. Oleh sebab itu, observasi terfokus atas dasar-dasar
kawasan-kawasan yang telah diidentifikasi dalam usaha mencari situasi
budaya dan situasi
(g) Melakukan Analisis Taksonomi
Adapun analisis taksonomi ini ditujukan untuk mencari struktur internal
antara komponen dari masing-masing kawasan dengan berpedoman kepada
langkah-langkah seperti yang diajukan Spradley (1997). Diantaranya jenis-
jenis aktor yang terlibat dalam pengelolaan penangkapan ikan yang meliputi:
majikan, buruh dan masyarakat setempat yang terlibat aktif dalam
pengelolaan pengakapan ikan.
(h) Melakukan Observasi Terseleksi
Hubungan dari bagian-bagian pada tiap kawasan yang ditetapkan dalam
observasi terfokus perlu diamati lebih rinci melalui observasi terseleksi.
Observasi terseleksi dimaksudkan untuk menemukan makna budaya dari
situasi sosial yang diteliti, seperti yang dikatakan spradley (1997: 125)
“makna dari masing-masing wilayah kebudayaan muncul dari perbedaan-
perbedaan dan persamaan-persamaan di antara istilah tersebut”.
Pemahaman ini menuntut pelaksanaan observasi terseleksi, melalui
pertanyaan-pertanyaan kontras (contrast questions). Ada dua macam
pertanyaan kontras, yaitu: pertanyaan kontras berpasangan ganda dua, dan
pertanyaan kontras berpasangan ganda tiga. Pertanyaan-pertanyaan
kontras tersebut diajukan kepada kawasan-kawasan yang ditetapkan dalam
observasi terfokus dan tahap analisis taksonomi.
(i) Melakukan Analisis Komponensial
Analisis komponensial dilakukan untuk menentukan komponen-komponen
yang mengandung arti sistematik, yang berhubungan dengan kategori
budaya. Agar dimensi-dimensi kontras dapat diidentifikasikan, diajukan
sejumlah pertanyaan kontras. Dimensi kontras dari dari suatu kategori
budaya dapat ditelusuri dengan memasukkan atribut-atribut yang ditemukan
kedalam lembar analisis, sambil melakukan pengujian ke absahan data
melalui observasi dan wawancara.
Langkah-langkah yang di tempuh saat melakukan analisis komponensial
sebagaimana yang dijelaskan oleh Spradley (1997) ialah :
(1). menetapkan kawasan-kawasan yang dianalisis seperti jenis-jenis
aktor yang terlibat yang terlibat dalam pengelolaan penangkapan
ikan,
(2). menginventarisasi seluruh kontras yang ditemukan, yakni
mengidentifikasikan dimensi kontras yang bernilai dan berkategori,
misalnya: dalam hal apa saja majikan dan bururh berhubungan dalam
menanggulangi kemiskinan,
(3). mengkombinasikan yang mempunyai nilai jamak (multiple values)
seperti: bagaiamana hubungan majikan dan buruh dengan
pengelolaan penangkapan ikan.
(j) Menemukan Tema-Tema Budaya
Analisis tema merupakan suatu analisis yang dilakukan dan upaya untuk
memperoleh pandangan atau kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di kelurahan
Pasar Bengkulu Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Analisis ini
dilakukan atas dasar analisis komponen yang telah dilakukan guna mencari
kesamaan-kesamaan
(k) Mendata Temuan-Temuan Budaya
Pada tahap ini dipersiapkan untuk pembuatan laporan akhir/ penulisan
etnografi. Mendata temuan-temuan budaya bertujuan untuk:
(1). mengidentifikasi jenis-jenis informasi yang telah ditemukan selama
penelitian.
(2). mengidentifikasi kekurangan dari informasi yang telah dikemukakan
(3). mulai mengatur data-data yang dimiliki untuk persiapan penulisan
etnografi.
(l) Penulisan Laporan Hasil Penelitian
Hasil temuan penelitian selama observasi dan wawancara di lapangan ditulis
dalam bentuk tulisan etnografis dan dilakukan secara bertahap.
(1). bersamaan dengan pengambilan data di lapangan, dibuat catatan
lapangan yang kemudian dilakukan analisis data seperti yang telah
diuraikan sebelumnya,
(2). setelah ditemukan gambaran tentang permasalahan peneliti,
disusunlah outline yang dikonfirmasikan dengan pembimbing,
(3). membuat kerangka pokok tentang isi (materi) yang akan disajikan
dalam laporan berdasarkan kawasan-kawasan yang telah dianalisis,
(4). menetapkan judul dan sub judul,
(5). menyelesaikan laporan akhir, yakni pengetikan seluruh laporan dan
koreksi dari dosen pembimbing.

Gambar 2. Ilustrasi teknik analisis data menurut spradley

2.2.2.3. Model Bogdan dan Biklen


Bogdan dan biklen mengemukakan saran-saran untuk melakukan analisis
sebagai suatu bagian berkesinambungan dari pengumpulan data yang
bermanfaat untuk melakukan analisis final setelah meninggalkan lapangan
sebagai berikut :
(a) Membuat keputusan yang mempersempit studi.
Studi pengumpulan data adalah seperti corong. Pertama, anada
mengumpulkan data secara luas, mencari subjek-subjek yang berbeda,
menjelajahi ruang fisik untuk mendapatkan pemahamn yang luas. Kedua,
anda mengembangkan suatu focus penelitian yang berdasarkan apa yang
mungkin dilakukan dan apa yang menjadi perhatian anda, persempit ruang
lingkup pengumpulan data. Lakukan hal itu setelah tiga atau empat kali
kunjungan atau wawancara awal. Semakin banyak data yang anda ilki untuk
topic, latar belakang atau subjek tertentu, semakin mudah anda
memikirkanya secara mendalam, dan semakin prokduktif anda ketika
malakukan analisis akhir.
(b) Memutuskan jenis studi yang ingin dilakukan.
Terdapat banyak jenis studi kualitatif: studi kasus organisasi, studi observasi,
studi sejarah kehdupan dan sebagainya. Sebagian peneliti berpengalaman
condong kesalah satu jenis penelitian ini dan mereka secara otomatis
mencari data yang diarahkan pada salah satu jenis tersebut. Peneliti
berpengalaman yang lain mengunakan elektif. Tetapi dengan sadar mereka
dapat memutuskan apa jenis studi yang ingin mereka lakukan.
(c) Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitis.
Dalam rancangan penelitian, peneliti pada umumnya telah merumuskan
pertanyaan yang bersifat umum untuk suatu studi. Pertanyaan-pertanyaan
ini penting karena dapat memberikan focus pada pengumpulan data dan
membantu dalam penyusunannya ketika diproses.
(d) Rencanakan sesi pengumpulan data berdasarkan apa yang ditemukan
dalam observasi pendahuluan.
Secara regular tinjau catatan lapangan anda dan rencanakan untuk
mengejar arah-arah yang spesifik dalam sesi pengumpulan data anda
berikutnya. Tanya diri anda sendiri apa yang masih belum anda ketahui dan
apa bentuk studi anda. Putuskan dengn segera.
(e) Tulis “Komentar Pengamat” tentang ide-ide yang dihasilkan.
Catatan lapangan diangap berisi komentar pengamat. Komentar pengamat
adalah bagian-bagian dari catatan lapangan tempat peneliti mencatat
pendapat dan perasaanya sendiri. Catat pengertian-pengertian penting yan
muncul pada anda selama pengumpulan data sebelum anda kehilangan.
(f) Menulis memo tentang apa yang dipelajari.
Setelah anda berada dilapangan lima atau enam kali dorong diri anda
melihat keseluruhan data anda dan tulis satu atau dua halaman ringkasan
dari apa yang menurut anda muncul dari pikiran. Kembangkan hubungan-
hubungan ringkasan tersebut antara komentar-komentar pengamatan.
Teruskan menulis memo atau angkuman secara teratur. Memo ini dapat
memberikan kesempatan untuk merefleksikan isu-isu yang muncul dalam
latar dan bagaiman kaitanya dengan isu-isu teoritis, metodologis, dan
substantif yang lebih luas.
(g) Menguji cobakan ide-ide dan tema-tema pada informan.
Informan kunci adalah subjek yang pandangannya dan tuturannya jelas.
Mereka dapat digunakan sebagai sumber analisis pendahuluan. Selama
observasi pendahuluan dalam suatu studi misalnya sering kali terjadi
pertentangan dari suatu masalah. Meskipun anda dapat mengunakan
informan sebagai sumber, perlu diperhatikan bahwa anda tidak boleh
menyerahkan sepenuhnya segala sesuatu kepada mereka.
(h) Mulai menjajagi kepustakaan sementara masih dilapangan.
Ada perdebatan tentang kapan seseorang yang melakukan penelitian
kualitatif harus mulai melakukan tinjauan kepustakaan. Kita menemukan
bahwa sangat bermanfaat bagi peneliti untuk membaca studi kualitatif
tentang bidang-bidang yang tidak berhubungan karena ini dapat membeut
mereka lebh familiar terhadap orang-orang ang diteliti.
(i) Bermainlah dengan metafora, analogi dan konsep-konsep.
Kepicikan merusak kebanyakn penelitian. Kita terlibat dalam pengumpulan
data pada tempat tertentu dan menjadi begitu tertarik terhadap hal-hal
khusus, sehingga kita tidak dapat menguhubungkanya dengan latar yang
lain atau dengan hasil pengalaman kita secara luas. Cara lain untuk
memperluas cakrawala adalah berusaha meningkatkan hubungan dan
kejadian konkret yang diamati dari latar tertentu kedalam tingkata abstraksi
yang lebih tinggi
(j) Menggunakan perangkat visual
Suatu proses analisis yang memperoleh peningkatan perhatian adalah
pengunaan perangkat visual. Gerafik dan bagan seperti diagram, table,
grafik dan matrik dapat digunakan dalam setiap tahap analisis dari
perencanaan sampai keproduk akhir.
2.2.3.3.1. Model Strous dan corbin (grounded theory)
Menurut strous dan corbin analisis data kualitatif khususnya dalam penelitian
grounded theory terdiri dari tiga jenis penkodean utama :
(a) Pengodean terbuka (open coding)
Pengodean terbuka (open coding) adalah bagian analisis yang
berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian
fenomena melalui pengujian data secara teliti. Tanpa tahap analisis tahap
pertama ini, sisa analisis dan komunikasi yang mengikuti tidak dapat
mengambil tempat. Selama pengodean terbuka data dipecah didalam
bagian-bagian terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk
persamaan dan perbedaannya dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sesuai fenomena yang tercermin dalam data. Melalui proses ini asumsi
seseorang tentang fenomena yang dipertanyakan pengarah pada
temuan-temuan baru.
(b) Pengodean berporos (axial coding)
Pengodean terbuka memecahkan data dan membolehkan seseorang
mengidentifikasi beberapa katagori, property dan lokasi. Sementara
pengodean berporos meletakan data tersebut kembali kebelakang
bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat sebuah hubungan
antara katagori dan sub kategorinya. Disini kita berbicara tentang
hubungan beberapa kategori utama untuk membuat rumusan teoritis
yang lebih luas, tetapi mengembangan apa yang menjadi salah satu dari
beberapa kategori utama. Dengan kata lain kita masih berurusan dengan
pengembangan sebuah kategori
(c) Pengodean selektif.
Setelah beberapa waktu, pengumpulan dan analisis data. Anda
dihadapkan dalam tugas mengintegrasikan katagori-katagori tersebut
untuk membentuk teori dasar. Pengintegrasian material merupakan
sebuah tugas yang sulit. Dimana implikasinya adalah suatu proses
kompleks tetapi tentu saja dapat dilakukan. Ada beberapa langkah untuk
melakukan semua ini yaitu:
(1). menguraikan alur cerita .
(2). menghubungkan kategori-kategori tambahan disekitar katagori inti
dengan mengunakan paradigma.
(3). menghubungkan kategori-kategori pada level dimensionall.
(4). menyertakan validasi hubungan-hubungan ini dengan data. Langkah
terakhir memasukan kategori yang memerlukan pengembangan lebih
lanjut.

Gambar. 3 flowchart grounded theory

2.3. TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF


Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik
semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang
kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari
data tersebut.
Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah dimengerti
dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang dikenal
dengan istilah notasi, variasi, dan koefisien. Seperti rata-rata ( ͫ = miu), jumlah (Ʃ
= sigma), taraf signifikansi (α = alpha), koefisien korelasi (ƥ = rho), dan
sebagainya.
Dalam menganalisa data penelitian strukturalistik (kuantitatif) hendaknya
konsisten dengan paradigma, teori dan metode yang dipakai dalam penelitian.
Ada perbedaan analisa data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, analisa data yang dilakukan secara kronologis setelah data
selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan secara
computerized berdasarkan metode analisis data yang telah ditetapkan dalam
desain penelitian.
Dalam proses menganalisa data seringkali menggunakan statistika
karena memang salah satu fungsi statistika adalah menyederhanakan data.
Proses analisa data tidak hanya sampai disini. Analisa data belum dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisa dan
diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil analisa terus harus diinterpetasi
untuk mencari makna yang lebih luas dan impilkasi hasil-hasil analisa.
Data penelitian kuantitatif yang telah dikumpulkan melalui kegiatan
lapangan pada dasarnya masih berupa data mentah (raw data). Untuk dapat
menggunakan data sebagai landasan empiris dalam menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis penelitian, maka perlu dilakukan rangkaian
proses pengolahan serta analisis data. Kegiatan analisis data dalam penelitian
kuantitatif meliputi pengolahan dan penyajian data, melakukan berbagai
perhitungan untuk mendeskripsikan data, dan melakukan analisis untuk menguji
hipotesis. Perhitungan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik.3
. Terdapat dua macam Statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dalam penelitian, yaitu: Statistik deskriptif dan Statistik inferensial. Statistik
inferensial meliputi Statistik parametris dan non parametris.

2.3.1. Statistik deskriptif


Statistik deskriptif adalah Statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi
(tanpa diambil smapelnya) jelas akan menggunakan Statistik deskriptif dalam
analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya
dapat menggunakan Statistik despkriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel
dambil. Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan
terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian
data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif

3
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.297
(mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode,
median dan mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363).
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu
gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan
fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk
angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap
maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan
gejala tersebut
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel
berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum teratur dan mudah
diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi tentang
keadaan variabel tersebut. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan
informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat
dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan.
Analisis Statistik deskriptif dapat dibedakan menjadi :
(a) analisis potret data (frekuansi dan presentasi),
Potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel.
Nilai dapat disajikan sebagai jumlah absolute atau presentase dari
keseluruhan.
(b) analisis kecenderungan sentral data (nilai rata-rata, median, dan modus)
(1). Nilai rata-rata atau mean biasa diberi symbol X, merupakan nilai rata-
rata secara aritmatika dari semua nilai dari variabel yang diukur.
(2). Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel yang
telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tetinggi.
(3). Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu
distribusi nilai variabel.
(c) analisis variasi nilai (kisaran dan simpangan baku atau varian)
Analisis ini dilakukan untuk melihat sebaran nilai dalam distribusi
keseluruhan nilai suatu variabel dari nilai tengahnya. Analisis ini untuk
melihat seberapa besar nilai-nilai suatu variabel berbeda dari nilainya.
Pengukuran variasi nilai biasanya dilakukan dengan melihat kisaran data
(range) atau simpangan baku (standar devinatioan).
2.3.2. Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial dilakukan jika peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi.4 Di sini seorang peneliti akan selalu
berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji
secara empirik dengan statistik inferensial. Jenis statistik inferensial cukup
banyak ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-bebasnya untuk memilih
teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis
data yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi menjadi dua
bagian. Pertama untuk jenis penelitian korelasional dan kedua untuk komparasi
dan/atau eksperimen. teknik analisis dengan Statistik inferensial adalah teknik
pengolahan data yang memungkinkan peneliti untuk menerik kesimpulan,
berdasarkan hasil penelitiannya pada sejumlah sampel, terhadap suatu populasi
yang lebih besar. Kesimpulan yang diharapkan dapat dibuat biasanya
dinayatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu, analisis statistik inferensial
juga bisa disebut analisis uji hipotesis. Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti
pendidikan dan ilmu social pada umunya berhubungan dengan upaya untuk
melihat perbedaan (beda nilai tengah) dan korelasi, baik anatara dua variabel
independent maupun anatara beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai tengah
ataupun nilai koefisien (correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji
secara Statistik.
Statistik inferensial, sering juga disebut Statistik induktif atau Statistik
probabilitas, adalah teknik Statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambil dari popualsi yang jelas, dan teknik pengambilan
sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik inferensial fungsinya
lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar
menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian,
melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah
populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang
ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa
diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana

4
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm.147
dimiliki populasinya. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis
inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
Statistik inferensial meliputi Statistik parametris dan non parametris.
Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
Statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi
itu meliputi : rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan
varians σ2. Dalam Statistik pengujian parameter melalui Statistik (data sampel)
tersebut dinamakan uji hipotesis Statistik. Oleh karena itu penelitian yang
berhipotesis Statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Sebagai
contoh nilai suatu pelajaran 1000 mahasiswa rata-ratanya 7,5. Selanjutnya misal
dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari sampel 50
mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data
populasi) dan Statistik (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter
jarang diketahui. Statistik non parameter tidak menguji parameter populasi,
tetapi menguji distribusi.
Penggunaan Statistik parametris dan non parameter tergantung pada
asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan
terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu
tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen,
dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.statistik non parametris tidak
menuntut terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak
harus berdistribusi normal. Oleh karena itu Statistik parametris mempunyai
kekuatan yang lebih dari Statistik non parametris, bila asumsi yang melandasi
dapat terpenuhi.
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil
pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data
hasil pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu
dengan lainnya Penggunaan kedua Statistik tersebut juga tergantung pada jenis
data yang dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, sedangkan Statistik non parametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Jadi untuk
menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan Statistik, ada
dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk hipotesi
yang diajukan.
Dalam statistik parametris menggunakan analisis data yang berupa,
(a) Data Interval
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang
lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai
tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak
antara data yang satu dengan yang lainnya.
Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan,
hasil pengukuran tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu
diperhatikan bahwa data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak.
Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0.
Angka nol ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-
benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia memiliki
suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang
bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya
merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang
diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.
(b) Data Rasio
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga
tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat
interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval. Namun
demikian, skala rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio
memiliki harga nol mutlak, artinya titik nol benar-benar menunjukkan
tidak adanya suatu ciri atau sifat. Misalnya titik nol pada skala sentimeter
menunjukkan tidakadanya panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka
skala rasio memiliki kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan
matematis.
Contohnya : berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg.
Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat
badan Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan
Rudi. Berbeda dengan data interval misalnya Rudi ujian dapat 70
sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini tidak dapat diartikan bahwa
kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian Saifullah.
Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir
tidak pernah dipergunakan. Lapangan penggunaan data berskala rasio ini
lebih banyak berada dalam bidang ilmu-ilmu eksakta terutama fisika.

Sedangkan dalam statistik non parametris analisis data dibagi menjadi:


a) Data Nominal
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut
diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya,
baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam
pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing
kategori memiliki sifat tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan
kategori lainnya. Sebagai misal data hasil penelitian dikategorikan
kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja.
Contohnya :
(1). laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan wanita adalah
“tidak laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda, dan lainnya.
(2). Jenis pekerjaan dapat digolongkan secara terpisah menjadi
pegawai negri, pedagang, dokter, petani, buruh dsb.
(3). Nomor punggung pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat
mobil dan lainnya. Nomor-nomor tersebut semata-semata hanya
menunjukkan simbol, tanda, atau atribut saja.
(4). Suku, golongan darah, jenis penyakit, bentuk atau konstruksi
tubuh
b) Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau
penjenjangan pada sesuatu keadaan. Berbeda dengan data nominal
yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga
memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan.
Namun dalam perbedaan tersebut terdapat suatu kedudukan yang
dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih
tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang
yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau
kedudukan suatu kelompok.
Contoh dari data ini misalnya:
(1). prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”,
“cukup”, dan “kurang”, atau ukuran tinggi seseorang dengan
“tinggi”, “sedang”, dan “pendek”
(2). Hasil ujian mahasiswa peserta kuliah Statistik Pendidikan
Budiman memperoleh skor 90, Rahmat 85, Musyafak 75, dan
Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor tersebut dibuatlah suatu
jenjang (rangking), sehingga terjadilah urutan jenjang ke 1 (90),
ke 2 (85), ke 3 (75), dan ke 4 (65).Data ordinal memiliki harga
mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih perbedaan antara
urut-urutan yang berdekatan bisa tidak sama.

2.3.3. Statistik Deskripsi dan Inferensial (Gabungan)


Tentunya penggabungan dua jenis teknik analisis data ini sesuai dengan
tujuan penelitian yang ingin dicapai.

2.3.4. Langkah-langkah Analisis Data Kuantitatif Ditinjau Dari Data


Variabelnya
Ditinjau menurut variabelnya analisis data dapat dibagi menjadi tiga yakni,
univariat, bivariat dan multivariat.
2.3.4.1. Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis
ini dilakukan terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik
deskriptif. Hasil penghitungan statistik tersebut nantinya merupakan dasar
dari penghitungan selanjutnya.
2.3.4.2. Analisis Bivariat
Jenis analisis ini terdiri atas metode-metode statistik inferensial
yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian.
Penelitian terhadap dua variabel biasanya mempunyai tujuan untuk
mendiskripsikan distribusi data, meguji perbedaan dan mengukur
hubungan antara dua variabel yang diteliti
2.3.4.3. Analisis Multivariat
Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang
dianalisis variabelnya lebih dari dua. Tetap mempunyai dua variabel
pokok (bebas dan tidak bebas), variabel bebasnya memliki sub-sub
variabel.

2.3.5. Langkah-langkah Analisis Data Kuantitatif


Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera
digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data. Di dalam
buku-buku lain sering disebut pengolahan data, ada yang menyebut data
preparation, ada pula data analisis.
Secara garis besar, pekerjaan analisis meliputi 3 langkah, yaitu:
a) Persiapan.
(1). Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
(2). Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
(3). Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen
pengumpulan data.
(4). Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat
sebuah atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain
bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan
tersebut merupakan variabel pokok, maka item tersebut perlu
didrop.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau
menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja
yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih,
rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
Contoh : Sebagian dari peneliti kita dimaksudkan untuk melihat hubungan
antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid. Setelah
angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu
pendidikan orang tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagian
lagi dikosongkan. Dalam keadaan ini maka maksud mencari hubungan
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja,
dalam arti itemnya didrop dan dihilangkan dari analisis.
b) Tabulasi.
Tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada dua jenis tabel yang
bisa dipakai dalam penelitian sosial, yaitu tabel data dan tabel kerja.
Tabel data adalah tabel yang dipakai untuk mendeskripsikan data
sehingga memudahkan peneliti untuk memahami struktur dari sebuah
data. Sedangkan tabel kerja adalah tabel yang dipakai untuk
menganalisis data yang tertuang dalam tabel data.5 Dari tabulasi, analisis
data dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan menggunakan
prinsip analisis deskriptif, yaitu mencari jumlah skor, nilai rata-rata,
standar penyimpangan, dan variasi penyebarannya.
Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain :
(1). Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi
skor. Misalnya tes, angket berbentuk pilihan ganda, rating scale,
dan sebagainya.
(2). Memberikan kode-kode terhadap item-item yang perlu diberi skor
(3). Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik
analisis yang akan digunakan. Misalnya :
 Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat
tingkatan.
 Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
(4). Memberikan kode (coding) dalam hubungan dalam pengolahan
data jika akan menggunakan komputer.
(5). Memasukkan data-data tersebut untuk diolah pada table

c) Penyajian Data
Teknik penyajian dan analisis kuntitatif dilakukan dengan
menggunkan teknik statistik. Hasil kuesioner yang telah didapatkan dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun diagram, yang tujuannya supaya

5
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.168
peneliti dapat dengan mudah menyimpulkan apa arti semua fenomena
yang terjadi di lapangan.6 Ada 2 bentuk penyajian data:
(1). Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Suatu tabel minimal memuat judul tabel, kolom, baris, nilai pada
setiap baris, dan sumber dari mana data itu diperolehb. Penyajian
Data dalam Bentuk Diagram/Grafik
(2). Penyajian data dalam Bentuk Grafik atau Diagram.
Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik
merupkan visualisasi data pada tabel yang bersangkutan. Berikut
contoh grafik atau diagram dalam penyajian data penelitian
kuantitatif.

(d) Deskripsi dan Ukuran Data


Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada untuk
memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti
peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Jika
data tersebut berbentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara
mendeskripsikan data dapat dilakukan menggunkan statistika deskriptif.7
Dalam penggunaan statistika, teknik analisis data yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan data antara lain:
(1) Ukuran Pemusatan Data
Proses memperlihatkan suatu ukuran kecenderungan skor dalam
suatu kelompok data. Modus, median, dan rata-rata merupakan
jenis ukuran yang sering digunakan dalam mendeskripsikan data
kuantitatif. Modus dapat digunakan pada data yang berskala
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Median dapat digunakan pada
data berskala ordinal, tetapi jika datanya juga berbentuk interval
atau rasio sebaiknya juga digunakan ukuran rata-rata.
(2) Ukuran Penyebaran Data
Sebaran data menunjukkan variasi datasecara keseluruhan dilihat
dari nilai tengahnya. Ukuran penyebaran data biasanya dilakukan

6
Sukardi, Metodologi penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm.87
7
Sukardi, Metodologi penelitian Pendidikan…, hlm.86
dengan melihat rentang skor (kisaran data), varians, dan simpangan
baku (standart deviation).8
(e) Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinytakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah
penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan penelitian kualitatif
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis yang selanjutnya diuji oleh
peneliti dengan pendekatan kuantitatif.9
Berdasarkan sifat masalahnya dapat dibedakan menjadi dua jenis
hipotesis yaitu, hipotesis komparatif dan hipotesis asosiatif.

Gbr.4 Analisa Data Kuantitatif

8
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan…, hlm.307
9
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif…, hlm.64
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
(a) Data penelitian kualitatif, data didapatkan dalam bentuk verbal atau
gambar (tidak disimbolkan dengan angka atau huruf). Sedangkan data
kuantitatif, dipresentasikan dalam bentuk symbol, bisa dengan huruf
(seperti A,B,C,D,dst) atau dengan symbol angka
(b) Analisis data Kualitatif dilakukan dengan tahap: Reduksi data,
Penyajian data dan Kesimpulan/Verifikasi
(c) Analisis data Kuantitatif dilakukan dengan tahap: Pengolahan Data,
Penyajian Data, Deskripsi dan Ukuran Data, serta Penyajian Hipotesis.

4.2. PENUTUP
Demikian makalah ysng dapat penulis sampaikan, penulis mengharapkan
agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para
pembacanya, khususnya para mahasiswa mampu memahami mengenai teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah berharap
kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like