Professional Documents
Culture Documents
Kumpulan Materi Referensi Keperawatan Anak, Jiwa, Medikal Bedah, Maternitas, Komuniitas
tersebut.
B. Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua
buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di
leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk
pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan
dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia
lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki
banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang
mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia minus kuat
berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa
ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam
darah;
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar
yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu
oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan
menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat
terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin
benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim
iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi
(jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika
dua unsur I menjadi diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika
monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi
triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi
tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid
tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah wajib dibungkus
oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering
disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma
dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama
keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas
karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)
E. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-
sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih berkembang/berubah
naik beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali
lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan
reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan
tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun,
sedangkan konsentrasi TSI berkembang/berubah naik. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang dikarenakan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh
kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon
tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi
inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, hasilnya bola mata terdesak keluar.
Pathway
Pathway Hipertiroid
F. Gejala-gejala
G. Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2. Bebas T4 (tiroksin)
3. Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh dibuat memanfaatkan ultrabunyi untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia
H. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi
pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Hasilnya adalah pelepasan HT
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas
HIPERTIROID
I. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah
sebagai berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti
tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan,
pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-
6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3
dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya
dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di
nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pada klien yang wajib diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,= alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan
konsistensi cair.
b. Riwayat penyakit saat ini
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
hipertiroid.
3. Pengkajian pola fungsional (Gordon)
4. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
a. Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan
meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru.
b. Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia,
splenomegali, leher membesar
c. Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,
seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,
psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan,
beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam
(RTD).
d. Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
e. Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan
berkembang/berubah naik, makan banyak, makannya sering, kehausan,
mual dan muntah.
f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan
5. Data Laboratorium
a. Tes ambilan RAI : Berkembang/berubah naik pd penyakit graves & toksik
goiter noduler,menurun pada tiroiditis
b. T4 dan T3 serum : berkembang/berubah naik (normal : T3 = 26-39 mg,
T4 = 80-100 mg)
c. T4 dan T3 bebas serum : berkembang/berubah naik
d. TSH : tertekan dan tidak bereson pd TRH
e. Tiroglobulin : berkembang/berubah naik
f. Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai
berkembang/berubah naik setelah pemberian TRH
g. ikatan protei iodiun : berkembang/berubah naik
h. gula darah : berkembang/berubah naik (sehubungan dengan kerusakan
andrenal)
i. kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
j. pemeriksaan fungsi heper : abnormal
k. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal
atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan
sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
l. katekolamin serum : menurun
m. kreatinin urine : berkembang/berubah naik
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
B. Diagnosa
1. Resiko tinggi teradap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energy.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolism (eningkatan nafsu makan atau pemasukan
dengan penurunan berat badan ).
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
5. Minus pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhanpengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
keperawatan Hasil
Fluid Management
· Timbang popok/pembalut
diperlukan
· Berikan cairan
Fluid Monitoring
Nutrition Monitoring
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Tri Martiana Rahayu,
dkk. Hipertiroid. http://tiaraaskep.blogspot.com/2008/11/hipertiroid.html.
Diakses tanggal 21 Januari 2014.
Doenges, M.E dan Moorhouse, M.F. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, ed 3.
Jakarta: EGC.
Greenspan, Francis S. dan Baxter, John D. 2000. Endokrinologi Dasar &
Hermawan, Andreas. Solusi Alami Hipertiroid Tanpa
Operasi. http://healindonesia.wordpress.com. Diakses tanggal 7 April 2010.
Irhamsyah, Muhammad. Hipertiroid. http://andardunker.blogspot.com. Diakses tanggal
21 Januari 2014.
Ismail. Askep Klien Hipertiroidisme.
Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi, vol 2. Jakarta: EGC.
Price, S.A dan Wilson, LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,
vol 2. Jakarta: EGC.
Semiardji, Gatut. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Thamrin, Zulkifli Ukki
.Hipertiroidisme. http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.htm
l. Diakses tanggal 21 Januari 2014.
Guyton, Arthur C. & John E. Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Editor:
Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.
Daftar pencarian:
lp hipertiroid, laporan pendahuluan hipertiroid, woc hipertiroid, pathway hipertiroid, woc
hipertiroid pdf, pathway tiroiditis, askep hipertiroid pdf, lp impetigo beserta pathway,
laporan pendahuluan hipe tyroid, contoh laporan pendahuluan hipertiroid, asam LP
teacher select proses, pendahuluan hipertiroid, makalah askep hipertiroid pdf, pathway
kanker tiroid, Lp kelenjar tiroid, laporan pendahuluan hipertermi pdf, pathway hipertiroid
b1 - b6, 11 fungsional gordon pada myeloma multiple, NCP nic noc laporan
pendahuluan hipertiroid, sap hormon pertumbuhan pdf, pengertian postpartum tiroiditis,
Pathway hipotiroid, Laporan pendahuluan kdm tentang penyakit kelenjar tiroid, lp dan
askep teori hipertiroid, patway tiroiditis, laporan pendahuluan hipertiroid pdf, laporan
pendahuluan tiroid, laporan pendahuluan hiperteroid, pengkajian hipertiroid ncp, woc
tiroiditis, woc penyakit jantung bawaan, pathway hipotiroid pdf, asuhan keperawatan
hipertiroid pdf, askep hypertiroid nanda nic noc, pathway lemas pada hipertiroid, kasus
ncp hipertiroid, pathway impetigo pada anak, pathway kelenjar hipotiroid, pathway
kanker tiroid pdf, pathway askep hipertiroid, pathway kelbihan hormon, pathway
penyimpangan fungsi tiroid, pathway penyakit hipertiroid, pathway hemoroid b1 sampai
b6, woc kdm tiroid, pathway peningkatan laju metabolisme, pathway hemoroid nanda
nicnoc, pathway impetigo, pathway hipertiroid dan penjelasannya, pathway tiroid,
pathway/tiroiditis, SAP kesehatan latihan pasien graves disease, SAP kesehatan
tentang latihan pasien hipertiroid pdf, sap pada penyakit hipertiroid, sap penyakit
hipertiroid, SAP tentang latihan pasien hipertiroid, teori askep hipertiroid, woc goiter,
woc hypertiroid b6, woc kelenjar tiroid, woc penyakit tof, patofisiologi dan pathway
hipotiroid, sap hipertiroid pdf, patofisiologi pada penyakit grave dan pathway, patway
hipertiroid, patway hipotiroid berdasarkan B1-B6, patway hipotiroidisme, patway struma
atau gondok, pengkajian 11 pola gordon pada pasien GBS, patway terioditis, pdf LP
penyakit gondok, penyebab subacute thyroiditis, penyimpangan KDM hipertiroid, woc
tyroid, 11 pola Gordon Hiperthiroid, jurnal askep hipertiroid, jurnal laporan pendahuluan
hypertiroid, jurnal lp tyroid, kdm hipertiroid, kelenjar pada tiroid, klasifikasi graves
disease, kumpulan jurnal terbaru keperawatan bedah struma, laporan fisiologi hormon
tiroid, laporan hipertiroid, laporan kasus hipertiroid, laporan pendahuluan graves,
hipotiroid patway, hipertiroid pdf menurut ahli, hipertiroid pdf, askep 11 pola Gordon
multiple mieloma, askep hypeetiroid pdf, askep hypertyroid pdf, Askep Lengkap
hipopoteroid pdf, askep pasien dengan hipertiroid nanda nic noc, asuhan keperawatan
grave disease adalah, asuhan keperawatan nic noc pembesaran kelenjar tiroid, catatan
perkembangan pasien hypertiroid, contoh soal kasus hipertiroid, gambar lucu tentang
kriris tiroid, gambar pathway gondok
ARTIKEL TERAKHIR:
ARCHIVES
Archives
KUNJUNGAN:
PENCARIAN TERAKHIR:
gambar kdm diabetes tipe 2, resume operatif pada kanker telinga, askep gerontik
dengan osteoartritis, wallpaper kata kata perawat yang lucu, Contoh sp pemasangan
oksigen, laporan pendahuluan penyakit OMSKpdf, rentang sehat sakit, patofisiologi dan
pathway cva infark, leaflet anemia pada ibu hamil, woc morbili pada anak, lp peritonitis
lengkap, jurnal hidrokel pdf, skema interaksi dan aksi antara perawat dan pasien
menurut teori imogene m king, pathway kepala pusing disertai mual muntah, Ask
krawatan miokar
WordPress Theme | Viral by Hash Themes