Professional Documents
Culture Documents
Analisa Kasus
Kasus Teori
Etiologi Orang tua pasien tidak memiliki riwayat Thalassemia merupakan penyakit
keluhan yang sama. anemia hemolitik herediter yang
diturunkan dari kedua orang tua kepada
anak-anaknya secara resesif, menurut
hukum Mendel.
Manifestasi Anemia berulang α-Thalassemia silent carrier
Klinis Lemas umumnya tidak memiliki gejala.
Pusing Orang yang telah menderita
Pingsan Thalassemia-α atau β dapat
mimisan mengalami anemia ringan. Anemia
ringan dapat membuat penderita
merasa lelah dan hal ini sering
disalahartikan menjadi anemia
yang kekurangan zat besi.
Orang dengan thalasemia β
intermedia, dapat mengalami
anemia ringan sampai sedang.
gejalanya seperti pertumbuhan dan
pubertas terlambat, masalah pada
tulang, pembesaran limpa.
Orang dengan penyakit hemoglobin
H atau Thalassemia-β mayor akan
mengalami Thalassemia
berat. Tanda dan gejala-gejala
muncul dalam 2 tahun pertama
kehidupannya. Mereka mungkin
akan mengalami anemia parah dan
masalah kesehatan serius lainnya.
Diagnosis Anamnesis Anamnesis
pasien mempunyai keluhan lemas, Gejala umum pada pasien dengan
pusing, mimisan hingga pingsan, dan anemia dapat berupa badan lemah, lesu,
pasien sudah 3 kali dirawat karena cepat lelah, mata berkunang-kunang
masalah anemia. serta telinga mendenging.
Terapi - IVFD RL 1350 ml/24jam (14 tpm - Berikan infus larutan isotonik
MACRO) sesuai kebutuhan cairan
- Paracetamol Syrup 3 x 1 ½ cth parenteral (BB < 15kg
- Ambroxol Syrup 3 x ¾ cth 7ml/kgBB/jam, BB 15-40kg 5
ml/kgBB/jam, BB >40 kg 3
- Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp
ml/kgBB/jam)
- Awasi Tanda-tanda Vital/ 4 Jam
- Beri antipiretik seperti
- Check Darah Perifer Lengkap/ 24
paracetamol, jangan berikan
jam
asetosal atau ibuprofen karena
- Check Serologi/Imunologi
dapat merangsang perdarahan
Dengue Serum
- Pantau TTV dan diuresis setiap
jam
- Periksa laboratorium tiap 6 jam
- Apabila terjadi penurunan Ht
dan keadaan membaik,
turunkan jumlah cairan secara
bertahap
- Apabila terjadi perburukan
klinis berikan tatalaksana sesuai
dengan tatalaksana syok
terkompensasi